Anda di halaman 1dari 7

A.

Sastra
1. Apa itu sastra?
 Danziger dan Johnson (1961) melihat sastra sebagai suatu “seni bahasa”, yakni
cabang seni yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
 Daiches (1964) mengacu pada Aristoteles yang melihat sastra sebagai suatu
karya yang menyampaikan suatu jenis pengetahuan yang tidak bias disampaikan
dengan cara yang lain, yakni suatu cara yang memberikan kenikmatan yang unik
dan pengetahuan yang memperkaya wawasan pembacanya.

2. Perbedaan teks sastra dan nonsastra

Teks Sastra Teks Nonsastra


Menggambarkan kehidupan manusia Bersifat teknis
(nuansa perasaan dan pikiran) (teknis, seperti , fakta, sumber, bukti,
contoh)
Bahasa yang digunakan memiliki nilai Diksi bersifat baku dan terbatas
estetika
Menyentuh perasaan pembacanya Menyentuh pikiran pembacanya
Bersifat menghibur Bersifat factual
Bermakna konotatif Bermakna denotatif
Konotatif : memberikan nuansa khusus
Denotatif : memberikan arti dasar suatu kata

3. Karya Sastra Konvensi dan Inovasi


 Karya sastra konvensi adalah karya sastra yang mengikuti suatu kaidah tertentu
(yang menentukan suatu karya adalah karya sastra atau non-sastra) yang
disepakati dan diterapkan oleh orang-orang secara terus-menerus dari waktu ke
waktu. Karya sastra konvensi yang paling dasar adalah puisi, prosa, dan drama.
 Karya sastra inovasi merupakan pembaharuan dari karya sastra konvensi yang
dapat ditemukan melalui gaya penulisan, teknik, dan format karya sastra.
Pembaharuan itu terjadi karena sastrawan yang kreatif selalu mencari hal-hal
baru yang mengubah konvensi atau aturan yang ada.
 Siklus perubahan sastra konvensi ke inovasi terjadi seiring perkembangan zaman
dan konteks budaya pada masanya.
 Dinamika sastra konvensi dan inovasi:
(a) Abad Pertengahan (500-1500)
(b) Adab XVI (Renaissance)
(c) Abad XVII (Siècle de Lumiere)
(d) Abad XIX (Romantisme)
(e) Abad XX (Realisme, Naturalisme, Simbolisme)
(f) Sastra kontemporer

4. Fungsi Sastra
 Horatius, pemikir Romawi, dalam tulisannya “Arts Poetica” mengungkapkan
istilah dulce et utile.

Dulce → menghibur

 Sastra menghibur dengan cara menyajikan keindahan, memberikan makna


terhadap kehidupan (kematian, kesengsaraan, kegembiraan), atau
memberikan pelepasan ke dunia informasi.

Utile → bermanfaat bagi pembaca

 Menjadi sarana untuk menyampaikan pesan tentang kebenaran (kebaikan


dan keburukan)
 Sebagai sarana kritik sosial. Contohnya penggunaan puisi dalam
demonstrasi.
 Sebagai media komunikasi, disebut juga sebagai fungsi poetik.
Pengarang (pengirim pesan) → Karya sastra (pesan) → Pembaca (penerima
pesan)
Terdapat timbal balik, pembaca mempertanyakan, menginterpretasi, dll.
 Aristoteles dalam La Poetique, sastra berfungsi sebagai katarsis. → emosi yang
dirasakan oleh pembaca karya sastra. Ketika emosi mereka sudah diberi fokus
dalam karya sastra dan lepas pada akhir pengalaman estetis, mereka mengalami
ketenangan pikiran.
Dengan bermimesis, penyair menciptakan kembali kenyataan → sastra tidak lagi
dipandang sebagai suatu jiplakan melainkan suatu kebenaran universal, yang
berlaku di mana-mana dan di segala zaman.
 Sastra seringkali menggamarkan kehidupan, namun di dalamnya seringkali
terdapat pandangan dan pendapat penulisnya.
 Fungsi sastra berubah dari zaman ke zaman sesuai kondisi dan kepentingan
masyarakat.
 Sastra lisan memiliki fungsi sosial terutama pada masyarakat tradisional sebagai
bagian dari ritual.

5. Pendekatan Sastra
Menurut M.H. Abrams (1971)

Semesta
(mimetik)

Teks
Sastra

Pengarang Pembaca
(pragmatis &
(ekspresif) reseptif)

 Pendekatan ekspresif : berfokus pada diri penulis, imajinasinya,


pandangannya, dan spontanitasnya
 Pendekatan mimetik : menghubungkan suatu relasi antara pengarang dan
lingkungan sekitarnya
 Pendekatan pragmatis : menekankan pada tujuan seniman dan
karakter yang sifat dasarnya untuk memenuhi kebutuhan dan kesenangan
penikmatnya
 Pendekatan objektif : pendekatan yang mengamati berdasarkan strukturnya
(intrinsic & ekstrinsik)

6. Produksi dan Reproduksi Sastra

Penciptaan dan penggandaan karya sastra.

 Pencipta karya sastra → pengarang yang berdasarkan kreativitas, imajinasi, dan


kerjanya menulis atau menciptakan suatu karya.
 Penerbit → perantara bagi pengarang untuk memasarkan karyanya bagi
masyarakat pembaca.
 Lembaga pendidikan → menyiapkan pembaca untuk menikmati karya sastra.
 Kritikus → memiliki kemampuan untuk menilai karya sastra secara kritis
sehingga berperan untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap karya
sastra.
 Pemerintah → mereproduksi karya sastra dan mengayomi kegiatan sastra.
 Komunitas sastra

7. Sastra dan Ilmu Sastra

Sastra Ilmu Sastra


Mencakup karya-karya yang diciptakan
Mencakup upaya seorang penelaah
untuk mengungkapkan pengalaman
untuk memahami gejala sastra, dan
pengarang (fungsi ekspresif), mengikuti
terdiri dari teori sastra; kritik sastra;
kaidah dan konvensi zamannya (aspek
sejarah sastra.
estetik).

Kritik sastra : seni menilai kelebihan atau kekurangan hasil karya

8. Penelitian Sastra
 Strukturalisme
Alur & tema
 Sejarah sastra
Latar belakang penulis, kebudayaan karya tersebut, tema dari karya yang
dianalisis.
 Sosiologi sastra
a. Segi Produksi → pengarang, penerbit, dan yang berkaitan dengan
penciptaan
b. Segi Karya → kaitan bentuk dan isi karya dengan konteks sosial zaman
c. Segi Pembaca → reaksi pembaca terhadap karya sastra

B. Puisi
1. Perkembangan Sejarah
a. Abad Pertengahan → puisi epic (chanson de geste), puisi lirik (romans de la
rose)
b. Abad ke-16 (Renaissance) → ode, ballade, sonnet
c. Abad ke-17 → fable
d. Abad ke-19 dst. → puisi bebas (vers libre), poémes en prose, calligramme
2. Genres (penjelasan yang di atas)
a. Ballade → sangat terstruktur, biasanya diciptakan untuk dinyanyikan
b. Épopée → naratif mengkisahkan cerita kepahlawanan, bisa mythical
maupun historical
c. Fable → cerita hewan
d. Pastourelle
e. Poémes autobiographiques
3. Elemen Puisi
a. Le vers (larik)
b. La strophe (bait)
c. Le mètre (suku kata)
d. La rime (rima) → couplée (AA), émbrassée (ABBA), croisée (abab)
e. Les temps
4. Bentuk Puisi
a. Tercet, Quatrain, Quantil
b. Sonnet
c. Alexandrin
5. Unsur Intrinsik
a. Alur & Pengaluran
 Eksposisi
 Komplikasi
 Klimaks
 Resolusi
b. Tema
c. Penokohan
d. Latar (spasial & temporal)
e. Sudut Pandang
 Sudut pandang dalam cerita → orang pertama, orang ketiga, cmpuran
 Sifat sudut pandang dalam cerita → omniscient (mahatahu), objektif (sama
tahu), terbatas (kurang tahu)
f. Naratologi
 Narator tokoh
 Narator bukan tokoh → penulis/implisit
 Fokalisator eksternal
 Fokalisator internal
6. Unsur Ekstrinsik
a. Biografi penulis
b. L’histoire
c. Genre
C. Prosa
1. Genres
a. Roman → cerita naratif dan deskriptif
b. Nouvelle → Petit roman → karakter sedikit, alur sempit, latar waktu dan
tempat terbatas, happy ending
c. Conte
d. Essai
e. Biographie
2. Sous-genres de Roman/de Nouvelle
a. D’aventure
b. Policier
c. Fantastique
d. Épistolaire
e. D’amour
3. Le Movement Litéraire (aliran prosa)
a. Romantisme
b. Realisme/Naturalisme
c. Simbolisme
d. Surréalisme
e. Nouveau roman
f. La négritude
4. Pengaluran
 Urutan satuan isi cerita (USIC) → Sekuen
 Ketentuan USIC/Sekuen:
a. Diurutkan sesuai kemunculannya
b. Yang diutamakan adalah makna → urutan sekuen = rangkaian satuan
makna
c. Harus terpusat pada satu fokus → peristiwa, tokoh, gagasan, bidang
pemikiran yang sama
d. Sekuen harus mengurung satu kurun waktu dan ruang yang koheren

Anda mungkin juga menyukai