NIM : 18086372
PENDIDIKAN OLAHRAGA
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah evaluasi pembelajaran
ini. makalah ini dibuat sebagai Media untuk menambah wawasan pengetahuan demi
tercapainya tujuan pembelajaran.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan agar kedepannya kita tidak mengalami kesulitan
dalam melakukan perkuliahan mata kuliah evaluasi pembelajaran ini. Oleh karena itu,
saya berharap dengan adanya makalah ini, kita dapat mengetahui bagaimana itu yang
dimaksud dengan evaluasi pembelajaran yang meliputi pengukuran, penilaian dan
evaluasi dari proses pembelajaran tersebut.
Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari bahwa makalah yang saya buat ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, demi penempurnaan makalah ini saya
mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak.
Akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih kepada para dosen yang telah membimbing
dan mengarahkan saya, serta rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu saya
dalam menyelesaikan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. tingkat kesukaran dan daya pembeda butir soal
2. kepraktisan
BAB II
PEMBAHASAN
Tingkat kesukaran yakni, ukuran yang menunjukkan derajat kesulitan soal untuk
diselesaikan oleh siswa. Secara sederhana dapat kita katakan bahwa sebuah soal
dikatakan sukar jika sebagian besar testi gagal menyelesaikannya: sebaliknya soal
dikatakan mudah jika sebagian besar testi mau menyelesaikannya.
Salah satu cara yang sederhana untuk mengetahui indeks tingkat kesukaran (TK) soal
adalah dengan menghitung presentase jawaban bear yang diberikan oleh para siswa
dalam menyelesaikan soal-soal. Agar anda dapat memahaminya secara benar.
Daya pembeda butir soal menunjukkan kepada kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara testi yang mampu dnegan testi yang tidak mampu, secara empiris hal
ini akan ditunjukkan dengan lebih banyaknya jumlah testi dari kelompok unggul yang
menjawab dengan tepat suatu soal dari pada jumlah testi dari kelompok asor. Untuk
mengetahui daya pembeda butir soal dapat digunakan rumus berikut:
0.21-0,29 : cukup
0,30-0,39 : baik
B. kepraktisan
kepraktisan bisa dilihat dari segi-segi berikut: pelaksanaan, perlengkapan, waktu yang
dibutuhkan, cara pengelolaan, biaya yang digunakan, dan cara penafsiran. dari segi
pelaksanaan, kita bisa mempertimbangkan apakah tes itu bisa dilakukan oleh kebanyakan
orang atau hanya dapat dilaksanakan oleh orang-orang tertentu. Jika tes yang di buat
hanya dapat dilakukan oleh orang-orang tertentu, maka perlu dipertimbangkan apakah
orang-orang yang diperlukan tersedia atau tidak. Dari segi perlengkapan kita bisa
mengidentifikasi perlengkapan-perlengkapan apa saja yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tes, apakah perlengkapan tersedia atau tidak. Kalau tidak tersedia, kita
tidak akan melaksanakan tes tersebut dengan baik. Dalam kaitan dengan waktu yang
diperlukan, kita perlu mempertimbangkan apakah waktu yang diperlukan untuk tes
tersebut lama atau tidak, disini kita perlu membandingkan antara waktu yang dibutuhkan
degan waktu yang tersedia. Segi lain yang perlu juga di pertimbangkan adalah cara
penyekoran dan pengelolaan data hasil tes, jika tidak ada petunjuk dan kriteria yang jelas
tentang cara penyekoran dan cara penafsirannya. Disamping hal-hal yang disebutkan,
faktor biaya pun merupakan suatu hal yang perlu dipertimbangkan. Dalam kaitan dengan
faktor ini perlu dipertimbangkan antara kepentingan hasil yang didapat dengan
banyaknya pengeluaran biaya. Namun, hal ini pada dasarnya bersifat relatif, tergantung
pada kondisi dan kemampuan lembaga atau sekolah yang bersangkutan.
Dalam bukunya, Amran Halim (1982:36-37) membahas sejumlah cara kepraktisan tes
tanpa mengorbankan kesahihan dan keterandalannya. Pembahasan tersebut telah dikemas
ulang dan disajikan di bawah ini. Kita mengetahui bahwa untuk melaksanakan ujian
diperlukan biaya yang besar. Jika kita menggunakan tes baku, harus diperhitungkan biaya
yang dibutuhkan (biaya per buku tes dan lembaran jawaban,dan sebagainya). Harus pula
diperhitungkan, apakah bahan ujian itu dapat digunakan kembali untuk ujian-ujian
berikutnya atau tidak. Selain itu, juga harus diperhitungkan, berapa orang penilai atau
pengawas yang diperlukan. Faktor-faktor tersebut harus dipertimbangkan dengan cermat,
karena semakin banyak pelaksana dan pemeriksa yang dilibatkan, akan semakin besar
biaya yang harus dikeluarkan.
Faktor lain erat hubungannya dengan penghematan biaya adalah penghematan waktu
unutk melaksanakan ujian itu. Dalam menyusun atau memilih ujian harus
dipertimbangkan benar-benar berapa lama waktu diperlukan untuk pelaksanaan dna
pemeriksaan ujian itu. Sungguhpun ujian singkat lebih praktis dari ujian panjang, namun
dalam memilihnya kita harus berhati-hati. Seperti telah dikemukakan ciri-ciri diatas, ciri-
ciri tes yang baik. baik keterandalan dan kesahihan suatu ujian sebagian akan sangat
tergantung pada tepat atau tidaknya uji coba yang dilakukan, selain juga pada luas dan
cermatnya perkiraan-perkiraan yang dilakukan terhadap hasil tes. Oleh sebab itu, dalam
memilih ujian yang akan kita pakai, tegas Halim , tugas kita ialah memilih suatu ujian
yang cukup panjang agar dapat diperoleh hasil yang terpercaya dan berguna, namun
pihak lain juga harus cukup singfkat agar dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang
tersedia. masalah ini sangat penting apalagi jika ujian itu digunakan dalam kelas dan
pemeriksaannya dilakukan oleh guru kelas sendiri.
Pertimbangan lain dalam rangka kepraktisan suatu ujian, seperti telah dikemukakan di
atas, adalah kemudahan pelaksanaan dan pemeriksaan pekerjaan ujian itu. Apakah dalam
ujian itu disertakan petunjuk-petunjuk yang lengkap dan jelas untuk orang yang
melaksanakannya dan untuk mereka yang diuji. Apakah untuk pelaksanaan ujian itu
diperlukan alat-alat mekanis yang rumit dan sukar diperoleh (seperti alat-alat audio-
visual; tape recorder. slide, dll), serta sukarkah pemasangannya didalam kelas yang akan
digunakan sebagai ruangan ujian itu? Apakah uiian itu dilaksanakan secara terpisah
sehingga pelaksanaannya menjadi rumit? terutama jika jumlah peserta ujian cukup besar.
selain pertimbangan-pertimbangan di atas, perlu juga diketahui apakah cara
pemeriksaannya sebjektif atau objektif? Bila ujian itu objektif haruslah diketahui pula,
apakah akan dipakai lembaran jawaban yang dibakukan, sehingga pemeriksaanya dapat
dilakukan dengan mesin? tentu saja lembaran yang terpisah dari lembaran buku (ujian),
memudahkan pemeriksaan dengan tangan dengan menggunakan “kunci pemeriksaan”
(jadi tidak dengan mesin ), sebab jawaban yang langsung dalam lembaran ujian atau
lembaran soal akan merepotkan pemeriksa.
Anda juga perlu mengenal sejumlah faktor dan tatacara penggunaan tes-tes baku dan
aspek-aspek lain dari program evaluasi secara umum.pokok-pokok dan ketentuan-
ketentuan apa yang lazim dimuat dalam suatu program evaluasi seringkali bersifat terlalu
umum sehingga memerlukan kerja tambahan pada pihak guru. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan tujuan khusus tiap jenis seekolah dan keadaan sekolah masing-masing.
namun demikian, untuk memberi gambaran secara umum, beberapa poko dan ketentuan
yang perlu anda ketahui telah dirangkumkan bdan disajikan dibawah ini:
2. Rumusan tujuan tiap mata pelajaran (tujuan kurikuler) sesuai dengan tujuan sekolah
masing-masing juga harus meudah diperoleh. Kedua rumusan tujuan tersebut kalau
diintegrasikan akan memberikan gambarab yang cukup jelas mengenai hasil sosok anak
didik yang diharapkan dicapai oleh tujuan sekolah tersebut.
5. ketentuan tentang pemilihan alat-alat evaluasi yang sesuai dan dapat dipergunakan
untuk mengevaluasi setiap aspek pertumbuhan yang dikehendaki. Misalnya: observasi,
catatan harian,beberapa jenis kepribadian, dsb.
6. ketentuan dan petunjuk-petunjuk cara-cara menskor dan cara pengolahannya.
8. ketentuan tentang jadwal kegiatan evaluasi, yang memuat antara lain: bilamana
evaluasi harus dilakukan, berapa kali dalam setiap semester/ caturwulan/bulan, aspek-
aspek mana yang perlu dievaluasi, alat evaluasi yang mana dipergunakan.
ketentuan-ketentuan tersebut diatas dapat dibuat utnuk setiap mata pelajaran atau
kelompok mata pelajaran yang berlaku di sekolah yang bersangkutan.
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
tingkat kesukaran soal tergantung dari berapa banyak soal yang mapu terselesaikan, dan
soal mana saja yang tidak terselesaikan, daya pembeda butir soal adalah berapa banyak
skor yang diberikan tiap satu soal sebanding dnegan tingkat kesukarannya, kepraktisan
soal dilihat dari apakah soal tersebut efektif dna efisien dimana soal tersebut tidak
memakan biaya yang banyak namun, hasilnya maksimal hingga tujuan pembelajaran
tercapai.
B. saran
semoga makalah yang kami buat ini bermanfaat bagi teman-teman sebagai sumber
referensi, adapun kekurangannya di mohon memberikan saran dan kritikannya.