Secara etimologis filsafat berasal dari kata Yunani, philosophia. Dalam bahasa Yunani kata
philosophia merupakan kata majemuk yang terjadi dari philos (cinta, suka ) dan sophia
(kebijaksanaan). Dengan demikian secara sederhana filsafat dapat diartikan sebagai cinta atau
suka akan kebijaksanaan. Bijaksana berarti pandai (tahu dengan mendalam ) atau “ingin tahu
dengan lebih mendalam”.
Jadi filsafat adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan menggunakan akal budi (rasio)
tentang sebab-sebab, asas-asas, hukum-hukum dan sebagainya,dari segala sesuatu yang ada di
alam semesta tentang kebenaran dan arti dari keberadaan itu. Dengan kata lain, filsafat adalah
usaha untuk mengerti dunia dalam makna dan nilai-nilainya. Filsafat merupakan disiplin ilmu
terkait dengan kebijaksanaan. Kebijaksanaan merupakan titik ideal dalam kehidupan, karena
dapat menjadikan manusia untuk bersikap dan bertindak atas dasar pertimbangan kemanusiaan
yang tinggi (actus humanis), bukan asal bertindak sebagaimana yang biasa dilakukan manusia
(actus homini) (E. Saefullah Wiradipradja, 2009).
Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara
spesifik mengkaji hakekat ilmu ( pengetahuan ilmiah ). Berdasarkan pendapat –pendapat
mengenai filsafat ilmu maka ruang lingkup filsafat ilmu itu meliputi : komparasi kritis sejarah
perkembangan ilmu, sifat dasar ilmu pengetahuan, metode ilmiah, pra anggapan-pra anggapan,
dan sikap etis dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Metode ilmiah merupakan ekspresi mengenai cara bekerja pikiran,dimana dengan cara ini
pengetahuan yang dihasilkan diharapkan mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu yang
diminta oleh pengetahuan ilmiah, yaitu rasional dan teruji. Maka metode ilmiah mencoba
menggabungkan cara berpikir deduktif dan cara berpikir induktif dalam membangun tubuh
pengetahuannya(Suriasumantri, 1990). Berpikir deduktif dan induktif disatu padukan dalam
penelitian,dan kedua-duanya saling menunjang. Berpikir deduktif adalah dimulai secara umum
dan berakhir secara khusus, sedangkan berpikir induktif adalah dimulai secara khusus dan
berakhir secara umum (Herman Soewardi, 1997).
a. Metode Induktif
Metode induktif merupakan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata menjadi
kesimpulan yang bersifat umum. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan
pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam
menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan bersifat umum
b. Metode Deduktif
Metode deduktif merupakan kegiatan berpikir sebaliknya. Deduktif adalah cara berpikir
dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.
Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya menggunakan silogisme. Silogisme adalah
metode berpikir untuk mencapai kebenaran atau kesimpulan baru berdasarkan dua keputusan
yang ada. Silogisme dapat terdiri dari dua buah pernyataan disebut premis. Premis adalah
pernyataan tentang esensi penelitian dari pakar terdahulu yang telah teruji kebenaran ilmiahnya
dan belum dibantah oleh piihak lain, dan sebuah kesimpulan.
2. Ruang Lingkup Penelitian Kesehatan
Penelitian kesehatan secara keilmuan telah berkembang sesuai bidang kajian ilmu masing-
masing yang berumpun pada bidang imu kesehatan. Tentunya ini berdampak kepada ruang
lingkup penelitian kesehatan. Secara garis besar ruang lingkup penelitian kesehatan adalah
sebagai berikut:
Muladi, Etika Keilmuan, HAM, Demokrasi, dan Peradaban, Kuliah Perdana Program
Pasca Sarjana UNPAD, 24 Agustus 2009
Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu. Sebuah Pengantar Populer, Jakarta, Gelora Aksara
Pratama, 1990
E. Saefullah Wiradipradja, Filsafat Ilmu, Bahan Kuliah, Program Doktor Ilmu Hukum,
Program Pascasarjana, UNPAD, Bandung, 2009