Anda di halaman 1dari 8

Teknologi enfleurasi

Metode enfleurasi (enfleurage) adalah salah satu metode konvensional isolasi minyak
atsiri yang dilakukan dengan menggunakan lemak padat dalam kondisi dingin. Metode enfleurasi
biasanya digunakan untuk mengisolasi minyak atsiri yang berasal dari tanaman berbunga
(minyak atsiri bunga) dari lemak sebagai absorben yang telah jenuh dengan aroma wangi bunga,
dimana proses penyerapan aroma oleh lemak terjadi dalam keadaan tanpa pemanasan.

Metode penyulingan memiliki banyak kelemahan yang berpengaruh terhadap kualitas


minyak atsiri yang dihasilkan, karena adanya panas dan uap air. Dilaporkan bahwa, komponen
fenil etil alkohol tidak terdapat dalam minyak mawar yang di ekstraksi dengan cara penyulingan,
karena komponen ini larut dalam air destilat. Untuk meningkatkan mutu dan rendemen minyak
bunga, Moates dan Reynolds (1991) menyarankan penggunaan teknik solvent extraction atau
enfleurasi (Ketaren, 1985).
Teknik enfleurasi dingin merupakan salah satu cara pengambilan minyak atsiri bunga
dari lemak sebagai absorben yang telah jenuh dengan aroma wangi, di mana proses penyerapan
aroma oleh lemak terjadi dalam keadaan tanpa pemanasan. Penggunaan teknik enfleurasi pada
pembuatan minyak melati dilaporkan dapat meningkatkan rendemen minyak hingga 4-5 kali
lebih besar bila dibandingkan dengan cara penyulingan (Yulianingsih,dkk., 2007).
Dalam proses enfleurasi minyak bunga, faktor absorben berpengaruh terhadap kualitas
dan rendemen absolut. Lemak yang digunakan sebagai absorben harus bebas dari kotoran atau
zat lain, warna dan bau spesifik, yang akan mempengaruhi proses absorbsi minyak bunga serta
aroma absolut bunga yang dihasilkan (Yulianingsih, dkk., 2007).
Kandungan asam lemak bebas yang tinggi akan menyebabkan lemak mudah rusak dan
tidak tahan lama. Adanya warna dan bau yang tidak diinginkan dari lemak yang akan digunakan
sebagai absorben mempengaruhi warna dan aroma absolut dari bunga (Ketaren, 1985).
Dalam menggunakan teknik enfleurasi untuk produksi minyak bunga, jenis lemak yang
berperan sebagai absorben sangat menentukan rendemen dan kualitas minyak bunga yang
diperoleh. Adapun campuran lemak sapi dan lemak babi dengan perbandingan 1:2 mempunyai
konsistensi yang baik apabila digunakan sebagai absorben dalam proses enfleurasi bunga sedap
malam (Tjiptadi dan Wahyu, 1986).
Minyak dari bungan-bungan sangat cocok diekstrak dengan metode enfluerasi karena
sifat bunga yang masih melanjutkan kegiatan fisiologisnya dan menghasilkan minyak yang
menguap dengan waktu singkat walaupun sudah dipetik. Selain itu, kegiatan bunga akan terhenti
dan mati bila terkena panas atau terendam dalam pelarut organik, sehingga metode ekstraksi
pada suhu tinggi atau yang menggunakan pelarut akan menghasilkan rendemen yang rendah bila
diterapkan sebagai metode ektraksi minyak dari bunga-bungaan. Syarat-syatat lemak yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan jenis lemak untuk metode ini diantaranya adalah :
1. Lemak tidak berbau, karena bila berbau akan mencemari bau minyak atsiri yang
dihasilkan. Bila yang ada hanya lemak yang berbau maka terlebih dahulu harus dilakukan
proses deodorisasi terhadap lemak tersebut.
2. Konsistensi lemak yang sesuai, karena lemak yang terlalu keras akan memiliki daya
absorbsi yang rendah, sedangkan bila terlalu lunak, maka lemak akan banyak melekat
pada bunga dan susah untuk dipisahkan. Pengaturan konsistensi lemak ini bisa dilakukan
dengan mencampur beberapa jenis lemak bisa lemak nabati maupun hewani.
3. Lemak harus halal karena dibeberapa negara masalah kehalalan sangat diperhatikan
4. Harga lemak yang akan digunakan, bila minyak yang dihasilkan terletak pada kelas mutu
yang sama maka tentunya harga lemak yang murah tentu jadi pilihan (Ketaren, 1985)
Prinsip kerja
Teknik enfleurage disebut teknik olesan. Prinsip kerja ekstraksi bunga melati dengan
teknik olesan adalah sebagai berikut:
1. Oleskan lemak muri pada permukaan kaca tipis.
2. Letakan bunga (melati) yang masih segar (baru petik) diatas permukaan kaca.
3. Simpan kaca tipis bersama bunga melati dalam rak-rak penyimpanan yang terbuat dari
plastik, kayu/logam tahan karat.
4. Biarkan bunga melati selama 3-4 hari sampai bunga tersebut layu.
5. Bunga melati yang telah layu segera dibuang untuk diganti dengan bunga-bunga
baru/masih segar.
6. Lakukan cara tadi secara berulang-ulang selama 2-3 bulan hingga lemak dipenuhi minyak
wangi bunga melati (Rukmana, 1997).
Cara Kerja
a. Penyarian minyak atsiri Jasminum sambac
Lemak ditimbang
nabati Timbangan

diambil

250 gram lemak

dimasukkan

cawan

dilelehkan

Water bad

hingga

Lemak mencair

dimasukkan
Simplisia segar bunga melati
Cawan petri
dibagi

ditimbang

Bagian bawah Bagian atas

Timbangan didiamkan hingga

Lemak membeku

ditaburkan

ditutup dengan
Lemak bagian Lemak bagian atas
bawah
Setelah 24 jam
Bunga melati dalam cawan Bunga diambil
petri

Bunga melati yang diganti setiap hari


baru selama 1 minggu

didiamkan, hingga
diperoleh
Lemak jenuh

dikerok, dimasukkan

dilelehkan
Beaker glass, ditutup Water bad
aluminium foil

diperoleh
dimasukkan
Etanol 96% Lelehan

didinginkan

diambil

Diperoleh 2
Lapisan etanol
lapisan

dipekatkan
diperoleh

Rotary Minyak atsiri


evaporator
Teknologi enfleurasi adalah suatau teknologi atau metode isolasi minyak atsiri bunga
dengan menggunakan lemak sebagai absorben. Lemak mempunyai daya absorbsi yang tinggi
dan jika melakukan kontak dengan bunga yang berbau wangi, maka lemak akan mengabsorbsi
minyak yang dikeluarkan oleh bunga tersebut. Cara ini memanfaatkan aktivitas enzim atau
aktivitas fisiologi yang masih terus aktif selama sekitar 15 hari setelah bunga penghasil minyak
atsiri dipanen. Metode ini telah digunakan untuk menghasilkan parfum dari ekstrak bunga.

Alat-alat dan Bahan yang digunakan

1. Bingkai kaca/chasis. Dengan ketebalan kaca 5 mm, panjang 30 cm, lebar 21 cm,
digunakan untuk tempat meletakkan lemak. Lemak digunakan untuk mengadsorbsi aroma
wangi yang dihasilkan bunga yang akan diisolasi.
2. Rotary vacuum evaporator. Digunakan untuk memisahkan antara pelarut dan minyak
pada keadaan vakum.

 Hot plate : berfungsi untuk mengatur suhu pada waterbath dengan temperatur yang
diinginkan (tergantung titik didih dari pelarut)
 Waterbath : sebagai wadah air yang dipanaskan oleh hot plate untuk labu alas yang berisi
 Ujung rotor Penampung : berfungsi sebagai tempat labu alas bulat sampel bergantung.
 Lubang kondensor : berfungsi pintu masuk bagi air kedalam kondensor yang airnya
disedot oleh pompa vakum.
 Kondensor : serfungsi sebagai pendingin yang mempercepat proses perubahan fasa, dari
fasa gas ke fasa cair.
 Lubang kondensor : berfungsi pintu keluar bagi air dari dalam kondensor.
 Labu alas bulat penampung : berfungsi sebagai wadah bagi penampung pelarut.
 Ujung rotor Penampung : berfungsi sebagai tempat labu alas bulat penampung
bergantung.

Bahan yang digunakan adalah bunga melati (Jasminum sambac). Bunga melati yang
digunakan adalah bunga yang setengah mekar, karena dalam kondisi inilah minyak atsiri yang
terkandung paling besar. Teknik enfluerasi dingin dipakai karena bunga melati hanya memiliki
sedikit kandungan minyak atsiri sehingga jika menggunakan proses panas akan menyebabkan
rusaknya petal bunga. Dan minyak atsiri yang dihasilkan nantinya juga akan sedikit (tidak
maksimal).

Untuk mengekstrak minyak atsiri dengan cara enfluerasi dingin pertama-tama


ditimbang 250 g lemak, kemudian lemak dilelehkan di atas waterbath menggunakan gelas beker
hingga meleleh . kemudian lemak dibagi dua sama banyak. Dan dituang ke dalam cawan petri,
satu untuk wadah bagian atas dan satu untuk wadah bagian bawah. Untuk percobaan ini
digunakan lemak nabati yang tidak berbau. Hal ini dilakukan karena lemak nabati dapat
melakukan proses absorbsi untuk menarik minyak atsiri yang terkandung pada bunga. Lemak ini
harus tidak berbau karena bila berbau akan mencemari bau minyak atsiri yang dihasilkan.
Setelah itu ditimbang kelopak melati sebanyak 100 gram. Kemudian ditaburkan di atas lemak
yang telah membeku, masing-masing di bagian atas dan bagian bawah cawan. Kemudian cawan
bagian atas ditutupkan pada cawan bagian bawah. Hal ini dilakukan agar lemak dapat melakukan
kontak dengan bunga dan mengabsorbsi sempurna seluruh bagian bunga yang digunakan.
Setelah itu dilakukan penyimpanan selama 24 jam. Setelah 24 jam, kelopak bunga melati yang
telah jenuh diganti dengan kelopak bunga melati yang baru, nantinya proses absorbsi akan terjadi
kembali. Penggantian bunga dilakukan sebanyak 7 kali (selama 1 minggu) sehingga akan
menghasilkan pomade. Selama 1 minggu tersebut dilakukan penyimpanan di dalam lemari
pendingin. Jumlah bahan yang digunakan selama proses enfleurasi dingin ini adalah sebanyak
120 gram bunga melati.
Prinsip kerja dari metode enfleurasi dingin ini adalah minyak atsiri yang terkandung
pada bunga akan din absorbsi oleh lemak dingin. Bunga melati setelah dipetik masih
melanjutkan aktivitas fisiologinya, atau masih memproduksi minyak dan mengeluarkan aroma
wangi. Minyak atsiri pada bunga mengandung persenyawaan bertitik didih tinggi dan tidak
segera dibebaskan oleh bunga. Zat ini adalah hasil proses fisiologi yang kompleks. Lemak
mempunyai daya absorbsi yang tinggi dan jika dicampur dan melakukan kontak dengan bunga
yang mengandung minyak atsiri, maka lemak akan mengabsorbsi minyak atsiri yang terkandung
pada bunga tersebut. Lemak dapat menembus jaringan, menyerap, melarutkan dan mengikat
minyak atsiri yang tersimpan pada kelenjar tanaman penghasil minyak atsiri. Penyarian ini
dilakukan hingga lemak terjenuhi oleh minyak atsiri.

Setelah dilakukan 7 kali penggantian bunga, pomade yang dihasilkan dikerok dan
dilelehkan di atas waterbath dalam wadah tertutup menggunakan gelas beker yang telah ditutup
dengan alumunium foil. Penutupan ini bertujuan agar minyak atsiri tidak menguap. Karena
minyak atsiri memiliki sifat yang mudah menguap. Pada pemanasan ini suhu nya tidak boleh
terlalu panas, karena minyak atsiri itu sendiri tidak taha pemanasan jika suhunya terlalu panas
nantinya minyak yang dihasilkan akan berwarna coklat dan bau yang dihasilkan tidak sesuai
yang diharapkan karena baunya memudar.

Hasil lelehan minyak di ekstraksi dengan etanol 96 % dan didinginkan pada suhu
rendah. Hal ini bertujuan untuk memisahkan minyak atsiri dengan lemak. Setelah sari minyak
atsiri terpisah dari lemaknya ditandai dengan adanya lapisan atas dan lapisan bawah. Lapisan
atas merupakan minyak atsiri. Minyak tersebut kemudian di ambil menggunakan pipet, minyak
atsiri yang diperoleh ditempatkan dalam flacon.

Selanjutnya sari yang diperoleh dipekatkan menggunakan rotary evaporator. Pada


proses ini bertujuan untuk memisahkan minyak atsiri dengan etanol. Etanol dimasukkan dalam
labu als bulat kemudian dilakukan pemanasan dengan suhu 700 C. suhu tersebut dipilih agar
etanol dapat menguap terlebih dahulu dan minyak atsiri tidak ikut menguap. Etanol akan menuju
kondensor yang kemudian akan didinginkan menjadi embun dan menuju labu destilat sebagai
penampung cairan penyari. Hingga akhirnya hanya minyak atsiri saja yang masih tinggal dalam
labu alas bulat. Diperolehlah minyak atsiri murni, pada praktikum ini diperoleh minyak atsiri
sebanyak 5,2 mL dengan berat 5,7 gram.

Anda mungkin juga menyukai