Anda di halaman 1dari 6

PROFIL KABUPATEN PATI

Profil Kabupaten PATI
Januari 13, 2009 oleh priyops

<!–[if gte mso 9]> Normal 0 false false false MicrosoftInternetExplorer4 <![endif]–><!–[if
gte mso 9]> <![endif]–> <!–[endif]–>

Kabupaten Pati merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah secara geografis
terletak di 644′56,80″ LS 11102′06,96″ BT dengan luas wilayah keseluruhan 1.419,07 km
yang terbagi menjadi 21 Kecamatan dan 405 Desa yang berbatasan langsung dengan
Kabupaten Jepara dan Laut Jawa di sebelah utara, Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Blora
di sebelah selatan, Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara di sebelah barat, serta Kabupaten
Rembang dan Laut Jawa di sebelah timur.

Potensi sumber daya alam Kabupaten Pati bisa diandalkan, Kabupaten yang berada di sebelah
timur bagian utara Provinsi Jateng ini secara topografi, wilayahnya dibedakan menjadi
dataran rendah, pegunungan, dan lereng gunung. Sektor pertanian memang masih menjadi
tulang punggung ekonomi Pati terutama bahan tanaman pangan dan buah-buahan. Usaha
agroindustri juga turut dikembangkan, tanaman sayur-sayuran juga tidak kalah dalam
produksi, seperti bawang merah, jagung, kacang tanah, kacang hijau, hingga cabai banyak
dibudidayakan di beberapa kecamatan.

Kacang tanah lebih untuk memenuhi kebutuhan pabrik-pabrik makanan dari kacang tanah
seperti pabrik Garuda dan kacang Dua kelinci yang berada di Kabupaten ini. Tanaman
perkebuan juga tumbuh subur, potensi hasil perkebunan yang cukup mencolok adalah
produksi kelapa, juga perkebuan kopi yang berada di enam kecamatan yakni Gembong,
Sukokilo, Tlogowungu, Margoyoso, Gunungwungkal, dan Cluwaak yang hasilnya antara lain
dipasarkan ke beberapa industri pengolahan kpi di Kabupaten ini.

Wilayah Pati yang berbatasan dengan laut, sudah tentu mengandalkan perikanan, Kabupaten
ini menjadi salah satu penghasil ikan di Jateng, terdapat jiga hasil tambak, produksi ikan
terbesar dihasilkan dari budi daya tambak dengan lahan tambak terutama banyak tersebar di
Kecamatan Juwana berupa petak-petak yang letaknya mendekati bibir pantai. Jenis ikan
bandeng dan udang banyak dibudidayakan disini.

Selain ikan segar, banyak pula diusahakan ikan olahan dengan cara pengawetan atau
pengeringan ikan menjadi ikan asin, ikan pindang, atau pun ikan asap.
Letak Pati memang strategis, berada di jalur padat laulintas antara Semarang-Surabaya ini
membawa dampak yang cukup bagus bagi sektor perdagangan. Pemasaran komoditas
pertanian, perikanan, dan hasil industri selain lewat pelabuhan yakni perdagangan antar pulau
dan ekspor mancanegara juga melalui jalur darat untuk perdagangan antar kabupaten maupun
antar provinsi.

sumber: http://regionalinvestment.
Profil kota pati
Kota Pati terletak di daerah Pantura (Pantai Utara) dekat dengan laut
utara pulau jawa. kota ini terdiri lebih dari 20 kecamatan, diantaranya
adalah kecamatan Gabus, Tambakromo, Winong, dan lainnya.
Kota Pati termasuk dalam eks karisidenan yang meliputi wilayah kudus,
jepara, blora. kota ini masih berada di wilayah propinsi Jawa Tengah.
kegiatan yang di lakukan masyarakat kota pati beragam, ada yang berprofesi
sebagai petani, nelayan, pns, buruh, ada juga masyarakat yang berprofesi
sebagai paranormal, bahhkan untuk profesi tersebut sudah di akui oleh
masyarakat indonesia, ataupun masyarakat dunia khususnya di asia.
Situs-situs peninggalan masyarakat terdahulu masih menyimpan misteri untuk
dapat di ungkapkan. hal ini terjadi karena dulunya wilayah pati merupakan
daerah kerajan majapahit dan mataram.

Sejarah kota Pati


Kota Pati pada zaman dahulu merupakan sebuah kerajaan sendiri, yang pada
waktu ini menjadi daerah kekuasaan majapahit, dan kemudian di ambil alih
oleh mataram.
Di kota Pati terdapat situs-situs peninggalan zaman kerajaan, diantaranya
Pintu Gerbang Majapahit
konon gerbang ini terjatuh ketika akan di bawa ke wilayah jawa timur yang
pada waktu itu menjadi pusat wilayah kerajaan majapahit.
Genuk Kemiri
Lokasi yang ditengarai bekas pusat pemerintahan Kadipaten Pati, sebelum
dipindahkan ke Kampung Kaborongan, Kelurahan Pati Lor hingga sekarang,
semula berupa tanah kosong yang banyak ditumbuhi pohon besar dan rumpun
bambu. Bagian depan masuk lokasi tersebut terdapat pohon beringin tua.
Kawasan itu mulai ditata dan diperindah, ketika masa Pemkab Pati dijabat
Bupati Sunardji. Selain dipasang tembok pembatas keliling, bekas bangunan
pendapa kabupaten juga dipindahkan ke lokasi tersebut, sehingga pada
setiap peringatan HUT Pati yang tiap tahun jatuh pada 7 Agustus, pendapa
berfungsi sebagai tempat malam tirakatan.
Di belakang sisi utara pendapa terdapat cungkup mirip sebuah makam. Di
dalam bangunan itulah terdapat sebuah genuk (tempayan) yang dikenal
sebagai Genuk Kemiri yang kondisinya sudah tidak utuh lagi karena pecah.
Di lokasi genuk itu, biasanya dijadikan tempat orang untuk ngalap berkah.
Pada sisi belakang pendapa terdapat makam tua yang diyakini warga sebagai
makam sesepuh Kemiri. Sejak dipindahkan bekas bangunan pendapa kabupaten,
tempat tersebut bila malam tidak gulita karena diberi penerangan listrik.
Selain itu, Balai Desa Serirejo juga sudah dipindahkan ke lokasi tersebut.

Pariwisata
Pariwisata di kota pati kebanyakan berupa keindahan yang di buat oleh alam
(dalam hal ini berupa goa) dan makam-makam yang di anggap keramat oleh
masyarakat sekitar. kekeramatan yang di padukan dengan unsur keindahan terktur dapat
menarik minat wisatawan dari daerah pati sendiri atau bahkan dari luar kabupaten pati.

Obyek wisata yang sering di kunjungi oleh wisatawan ada tiga tempat,
diantaranya : Goa pancur yang berada di wilayah kecamatan Kayen, Goa Cerawang yang
berada di desa Todanan wilayah kecamatan Puncak Wangi, dan
Goa Lowo yang berada di wilayah kecamatan TambakRomo.

dahulu Goa-goa tersebut masih rapi dan di kunjungi banyak wisatawan


sekarang jumlah wisatawan yang datang kesana hanya beberapa, dan
kebanyakan yang datang ke tempat tersebut mempunyai maksud dan tujuan yang lain dari
pada hanya menikmati pemandangan alam dan bentuk-bentuk staklakmit saja. Goa-goa
tersebut sekarang menjadi ajang untuk mendapatkan pencerahan (masyarakat sekitar
menyebutnya “wangsit”).
Tempat wisata yang sekarang masih menarik minat wisatawan yaitu di pulau kecil di daerah
kecamatan juwana, nama pulau tersebut adalah “Pulau Seperempat”. Pulau itu dinamakan
tersebut karena bentuknya yang unik hanya berbentuk seperempat saja. Di pulau seperempat
setiap tahunnya di adakan upacara ucapan syukur kepada Yang Berkuasa atas alam, upacara
itu oleh masyarakat sekitar dinamakan “Sedekah Bumi”.

Makanan
GETUK RUNTING
Walaupun getuk bukan termasuk jajanan khas pati, namun cukup banyak
peminatnya. Di jalan Pati Tayu, kira kira 4 km dari kota Pati, tepatnya
Desa Runting, kita akan menemukan warung yang menjual getuk. Usaha
pembuatan getuk ini sudah ada sejak tahun 1960 yang lalu. Pelopornya Bpk.
Jaeman. Sekarang usahanya diteruskan oleh anaknya, Bpk. Suri. Ia dibantu
oleh istri dan kedua anaknya.
Sehari ia bisa menghabiskan sekitar 50 kg singkong matang yang ditumbuk
ampai halus. Getuk kemudian disajikan dengan taburan kelapa dan serundeng
atau kinca (sirup gula merah). Anda dipersilakan memilih salah satunya.
Kudapan ini pun tidak membuat Anda miskin karena per getuk, Anda cukup
mengeluarkan Rp 500
PUTU BUMBUNG
Sepanjang jalan Panglima Sudirman berjajar tukang-tukang putu bumbung.
Salah satunya mangkal di depan apotek Eka. Bpk. Sugiman sudah berjualan
putu bumbung sejak tahun 1976. Awalnya ia berkeliling kota menjajakan
dagangannya. Tetapi setahun kemudian, ia memutuskan mangkal di depan
apotek Eka. Apotek ini mengizinkan saya jualan di sini karena kata mereka,
kue putu bumbung buatan saya enak, kisahnya.
Putu bumbung Sugiman mulai dijual sejak pukul 17.00 sampai pukul 21.00.
Dalam sehari ia bisa menjual sekitar 250 buah kue putu. Untuk itu ia harus
menyediakan 6 kilogram beras yang ditumbuk jadi menir (tepung beras yang
kasar). Harga sebuah kue putu bumbung cuma Rp 200. Ukurannya cukup mini.
Karena Sugiman memakai bambu jenis tali (bagian pucuk). Ukuran bambu
berdiameter 3 cm.
Kabupaten Pati
Alamat Website http://patikab.go.id/

Dari asal katanya saja, bisa menujukkan bahwa Kabupaten Pati merupakan daerah penghasil
tepung pati sekaligus menjadi indikasi daerah yang memiliki potensi di bidang pertanian.
Daerah yang memiliki slogan Pati Bumi MinaTtani ini tak hanya dikenal sebagai penghasil
tepung pati, bahkan kelapa kopyor asal Pati juga cukup dikenal di Tanah Air. Wilayah
Kabupaten Pati juga tergolong strategis, karena berada di wilayah Jalur Pantura yang menjadi
perlintasan antar provinsi Jateng dengan Jawa timur (Jakarta-Surabaya). Kepadatan arus lalu
lintasnya hampir terjadi setiap saat, maklum kendaraan bersumbu sering kali melintas dari
arah Jakarta-Semarang maupun Surabaya. Untuk mengurai kemacetan di dalam kota, saat ini
tersedia Jalur Lingkar Pati yang disediakan untuk truk bersumbu agar tidak memadati arus
lalu lintas di dalam Kota Pati.

Dari sisi ekonomi, Kabupaten Pati tidak hanya digerakkan oleh sektor pertanian skala mikro
dan kecil, karena keberadaan industri besar di bidang pengolahan makanan juga turut
berperan dalam menggerakkan roda perekonomian di sektor pertanian, khususnya tanaman
kacang tanah. Kedua industri yang turut mengangkat nama Kabupaten Pati tersebut, yakni PT
Kacang Garuda dan PT Kacang Dua Kelinci yang sama-sama bergerak di bidang industri
pengolahan makanan dengan produk utamanya kacang kering.

Luas areal tanaman kacang di Kabupaten Pati sekitar 4.400 hektar dengan produktivitas 11,51
kuintal per hektar, sedangkan total produksinya mencapai 5.266 ton kacang kering. Sentra
tanaman kacang tanah, tersebar di delapan kecamatan, yakni Kecamatan Gunungwungkal,
Kecamatan Tayu, Kecamatan Tlogowungu, Kecamatan Gembong, Kecamatan Cluwak,
Kecamatan Margorejo, Kecamatan Tambakromo, dan Kecamatan Pati. Untuk komoditas
kacang tanah ini, Kecamatan Gunungwungkal merupakan penghasil terbanyak sekitar 995
ton. Meski demikian, suplai kacang yang ada di kabupaten ini belum mampu memenuhi
kebutuhan dua perusahaan pengolah kacang tanah tersebut, mengingat insutri pengolahan
kacang tanah skala kecil juga cukup banyak.

Selain kacang tanah, Kabupaten Pati juga memiliki hasil pertanian yang layak
diperhitungkan, yakni ketela pohon karena menjadi pemasok ratusan industri tepung tapioka
di kabupaten ini. Sentra industri tepung terbesar di kabupaten ini, yakni di Kecamatan
Margoyoso. Luas lahan yang biasa ditanami ketela pohon sekitar 18.259 hektar dengan
tingkat produktivitas 217,70 kuintal per hektar, dengan total produksi basah dengan kulitnya
397.498 ton. Daerah terbanyak yang menanam tanaman ketela pohon, yakni Kecamatan
Margoyoso, Kecamatan Cluwak, Kecamatan Gembong, Kecamatan Tlogowungu, Kecamatan
Sukolilo, Kecamatan Margorejo, dan Kecamatan Tayu.

Kabupaten Pati juga memiliki komoditas kelapa kopyor yang mengangkat Kabupaten Pati
cukup dikenal di Tanah Air sebagai penghasil kelapa kopyor terbesar. Tercatat, luas areal
yang ditanami kelapa kopyor mencapai 222,50 hektar dengan total produksi mencapai
298.279 butir. Luas areal tanaman kelapa biasa mencapai 6.453 hektar dengan total produksi
mencapai 21,26 juta butir. Daerah penghasil kelapa kopyor tersebut, tersebar di semua
wilayah kecamatan di Kabupaten Pati. Jumlah terbesar, yakni Kecamatan Dukuhseti,
Kecamatan Gembong, Kecamatan Tayu, Kecamatan Cluwak, Kecamatan Sukolilo,
Kecamatan Margoyoso, Kecamatan Tlogowungu, dan Kecamatan Winong.
Banyak daerah di Tanah Air yang mencoba mengembangkan komoditas kelapa kopyor
tersebut sehingga persaingan kelapa kopyor di pasaran juga semakin ketat.

Kopi juga tumbuh dengan baik di kabupaten ini, mengingat luas lahan tanaman kopi milik
rakyat saja mencapai 1.652,95 hektar dengan tingkat produksi mencapai 478.058 kilogram
biji kopi kering, sedangkan milik PTP IX seluas 440 hektar dengan total produksi sekitar
127.160 kilogram biji kopi kering. Industri lain yang juga mendukung roda perekonomian
Kota Mina Tani ini, yakni hadirnya Pabrik Gula Trangkil dan PG Pakis sebagai indikasi
daerah ini juga penghasil tanaman tebu.

Dari 21 kecamatan di Kabupaten Pati hanya dua kecamatan yang tidak termasuk sebagai
penghasil tebu, yakni Kecamatan Cluwak, dan Kecamatan Gunungwungkal, sedangkan 19
kecamatan lainnya memiliki tanaman tebu.

Sektor laut juga turut mendukung roda perkonomian karena Kabupaten Pati, karena di daerah
ini juga tersedia tempat pelelangan ikan dan pemilik kapal berukuran besar juga cukup
banyak serta terdapat sejumlah perusahaan berskala menengah dan kecil di bidang
pengolahan ikan pindang.

Selain dikenal dengan potensi alamnya yang cukup melimpah, Pati juga memiliki potensi di
bidang wisata religi maupun alamnya yang cukup eksotik dan menantang. Jika anda ingin
merasakan nuansa wisata religi bisa berkunjung langsung ke Makam Syeh Akhmad
Muttamakkin yang terletak di Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso yang terkenal sebagai
kampung pesantren. Anda akan mendengarkan alunan nada ayat Al Quran maupun doa yang
dipanjatkan para peziarah dengan kidmatnya. Belum puas dengan wisata religi di satu tempat,
anda masih bisa merasakan nuansa keagamaan lainnya ketika mengunjungi Makam Saridin
(Syeh Jangkung) di Desa Landoh, Kecamatan Kayen yang berjarak sekitar 17 kilometer dari
Kota Pati menuju Kabupaten Purwodadi.

Untuk mencapai lokasi, pengunjung harus melewati jalan perkampungan yang sudah
beraspal. Setiap hari Jumat, makam tersebut dipadati pengunjung dari sejumlah daerah di
Tanah Air, seperti dari Jateng, Jatim, Jabar, dan Sumatera. Bahkan, ada pengunjung yang
berasal dari Malaysia dan Sungapura. Upacara khaul (hari lahir) dilaksanakan setiap tanggal
14 dan 15 bulan Rajab yang dimulai dengan upacara ganti kelambu, pengajian, dan pasar
malam.

Tak jauh dari objek wisata religi tersebut, anda juga bisa menikmati pemandangan alam
berupa Gua Pancur yang terletak di Desa Jimbaran, Kecamatan Kayen, jarak tempuh dari
Kota Pati sekitar 20 kilometer dengan kondisi jalan sudah beraspal hingga ke tujuan,
sedangkan jarak dari makam tidak terlalu jauh.

Gua ini memiliki panjang lubang 736 meter, dengan panorama yang menarik karena dipenuhi
stalaktit dan stalakmit yang sangat indah. Di dalam gua terdapat sumber air yang memiliki
debit air sekitar 40 liter per detik dan biasa digunakan untuk mandi. Untuk memberikan
kenyamanan kepada para pengunjung, Pemkab Pati berencana menambah fasilitas lain,
seperti tempat santai, warung makan, dan aneka permainan dengan parkir yang cukup luas.

Belum puas dengan panorama gua, masih ada beberapa objek wisata seperti Sendang Tirta ,
Pintu Gerbang , Gunungrowo Indah yang merupakan pemandangan alam berupa rawa serta
gunung dan lembah yang hijau yang ditanami tanaman kopi, cengkih, buah-buahan, dan
tanaman pertanian lainnya. Selain itu, pehobi mancing juga bisa memanfaatkan objek wisata
Waduk Seloromo yang terletak di Desa Gembong atau Desa Wisata Perikanan air tawar yang
ada di Desa Talun dengan luas areal tambak saat ini mencapai 276 hektare, serta panorama
pegunungan Kebun Jollong yang terletak di sisi timur Pegunungan Muria pada ketinggian
800 meter dari permukaan air laut, tepatnya di Desa Jollong, Kecamatan Gembong.

Jika anda bersedia menerima tantangan, masih ada objek wisata Air Tterjun Sewu dan Air
Terjun Sepletus yang jarak tempuhnya dari Kota Pati mencapai 27 kilometer yang terletak di
Desa Jrahi, Kecamatan Gunungwungkal.

Anda yang berkeinginan menikmati pemandangan laut, bisa berkunjung ke Pantai


Banyutowo di Desa Banyutowo, Kecamatan Dukuhseti dengan jarak tempuh dari Kota Pati
sekitar 36 kilometer atau cukup datang ke Pantai Juwana yang akan disuguhi pemandangan
kapal berbagai ukuran dan aktivitas para nelayan.

Setelah lelah berkunjung ke sejumlah objek wisata, anda bisa menikmati sajian kelapa kopyor
khas Pati yang dijajakan di berbagai rumah makan maupun kedai khusus untuk menjual
kelapa kopyor di tepi jalan. Anda juga bisa menikmati kuliner khas Pati, seperti nasi gandul
yang memiliki cita rasa kuat, yang terletak pada kuah jeroan daging sapinya, sedangkan lauk
kikil ataupun lidah hanya sebagai pelengkap dan pemanis saja. Kuah jeroan daging sapi ini
dibuat dari sejumlah rempah-rempah dan segala macam bumbu dengan komposisi tertentu
akan menghasilkan cita rasa yang nikmat.

Pengunjung juga bisa menikmati sajian khas kuliner pati lainnya, seperti soto kemiri yang
memiliki keistimewaan dibanding soto pada umumnya, yakni terletak pada bumbu yang
diberikan. Untuk memberikan rasa yang khas, soto kemiri disajikan dengan daging ayam
muda, sedangkan penyaajiannya dilakukan dengan cara dikocok antara kuah soto dicampur
dengan nasi, kemudian dikocok lalu di tambah sedikit nasi dan diberi kuah lagi hingga empat
kali secara berturut-turut.

Anda mungkin juga menyukai