1.Modul-1-Hakikat IPA Dan Pembelajaran IPA PDF
1.Modul-1-Hakikat IPA Dan Pembelajaran IPA PDF
Wasih Djojosoediro
PENDAHULUAN
Selamat berjumpa saudara mahasiswa. Pembahasan materi kuliah
Pengembangan Pembelajaran IPA SD ini akan diawali dengan pembahasan
konsep dasar pembelajaran IPA. Pada Unit 1 ini anda akan diajak untuk
mempelajari Hakikat IPA dan Hakikat Pembelajaran IPA SD.
K ompetensi yang hendaknya dicapai setelah mempelajari unit ini, adalah
anda dapat 1) menjelaskan karakteristik IPA, 2) menjelaskan kedudukan IPA
sebagai produk,proses, dan sikap, 3) membedakan pengertian belajar dan
pembelajaran IPA menurut teori behavioristik dan konstruktivistik, dan 4)
menjelaskan dampak pengertian belajar dan pembelajaran IPA teori behavioristik
dan konstruktivistik terhadap pelaksanaan pembelajaran IPA SD.
Materi kajian dalam Unit 1 ini terkait erat dengan materi kajian pada unit-
unit berikutnya. Kompetensi yang kita capai dari Unit 1 ini digunakan untuk
menelaah Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam
Kurikulum IPA SD/MI. Misal, jika kita hendak mengidentifikasi fakta, konsep
atau prinsip dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar, maka kita
memerlukan pengetahuan tentang karakteristik IPA sebagai proses, produk, dan
sikap.
Pencapaian kompetensi yang dijabarkan dalam Unit 1 ini bermanfaat bagi
calon guru maupun guru sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas sebagai
perancang dan pelaksana kegiatan pembelajaran IPA di kelas. Tanpa adanya
pemahaman yang mendalam terhadap materi kajian Unit 1 ini, niscaya guru tidak
dapat membelajarkan IPA kepada siswanya secara profesional. Oleh karena itu,
pelajarilah baik-baik materi Unit 1 ini, karena pemahaman anda pada Hakikat IPA
HAKIKAT IPA
A. PENGANTAR
Sub-Unit 1.1 ini akan mengajak kita untuk mengkaji hakikat IPA, baik
melalui membaca, mengamati simulasi fenomena IPA, maupun kegiatan diskusi.
Bahan kajian ini terkait erat dengan bahan kajian berikutnya, utamanya terkait
dengan bahan kajian model-model pembelajaran IPA SD/MI, karena model-
model pembelajaran IPA SD/MI selalu menitik beratkan pada pengalaman
langsung melalui penggunaan berbagai keterampilan proses IPA. Tanpa
pemahaman yang mendalam terhadap karakteristik IPA, sulit kiranya untuk dapat
mengembangkan model-model pembelajaran yang berfilosofi konstruktivistik.
Bahan pendukung yang dapat anda gunakan dalam mengkaji bahan ini
antara lain buku-buku teks Pendidikan IPA, Teori-teori Belajar, artikel-artikel
dalam jurnal ilmiah pendidikan. yang relevan
B. URAIAN
1. Karakteristik IPA
Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah sains.
Kata sains ini berasal dari bahasa Latin yaitu scientia yang berarti ”saya tahu”.
Dalam bahasa Inggris, kata sains berasal dari kata science yang berarti
pengetahuan. Science kemudian berkembang menjadi social science yang dalam
Bahasa Indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan sosial (IPS) dan natural
science yang dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan alam
(IPA).
Dalam kamus Fowler (1951), natural science didefinisikan sebagai
systematic and formulated knowledge dealing with material phenomena and
based mainly on observation and induction yang diartikan bahwa “ilmu
pengetahuan alam didefinisikan sebagai pengetahuan yang sistematis dan disusun
C. LATIHAN
Lakukan kegiatan berikut.
1. Siapkan sebatang lilin, mistar plastik 30 cm, dan sebuah korek api! Ukurlah
panjang lilin, catatlah hasil pengukuran ini!
2. Bakarlah lilin selama 15 menit, amati bagaimana keadaan lilin selama
menyala! Setelah 15 menit menyala, matikan lilin lalu ukurlah panjang lilin
sekarang!
D. RANGKUMAN
IPA memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan
bidang ilmu lain. Karakteristik IP tersebut yaitu; 1) IPA mempunyai nilai ilmiah,
artinya kebenaran-kebenaran IPA dapat dibuktikan kembali oleh semua orang
dengan melakukan prosedur yang sama seperti yang dilakukan penemunya; 2)
IPA merupakan kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis tentang
yang berkaitan dengan gejala-gejala alam; 3) IPA merupakan pengetahuan teoritis
yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus yaitu denga
melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori,
eksperimen, observasi demikian seterusnya sehingga saling terkait satu sama lain;
4) IPA meliputi 4 unsur yaitu proses, produk, aplikasi, dan sikap. Karakteristik
belajar IPA meliputi 1) melibatkan hampir semua indera, seluruh proses berpikir,
dan berbagai gerakan otot; 2) Belajar IPA memerlukan berbagai teknik (cara),
E. TES FORMATIF
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberikan uraian secara
runtut dan jelas!
1. Jelaskan secara runtut mengapa IPA dikatakan mempunyai nilai ilmiah?
Menurut Anda mengapa belajar IPA dituntut untuk melalui proses bekerja
dan berbuat?
2. Jelaskan mengapa alat ukur disebut sebagai alat bantu pengamatan?
3. Apa yang seharusnya dilakukan oleh seseorang agar temuannya di bidang
IPA mempunyai nilai obyektivitas yang tinggi?.Jelaskan!
4. Mengapa pengukuran panjang benda dengan menggunakan alat ukur
jengkal tidak obyektif? Jelaskan!
E. UMPAN BALIK
Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban sub-Unit 1.1 yang
terdapat pada bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar.
Gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda
terhadap materi sub-Unit 1.1.
Rumus:
Skor jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = X 100%
Skor total (25)
Pertanyaan
1. Ketika anda melihat tayangan proses ”pemuaian atau gelombang”, aktivitas-
aktivitas mental dan fisik apa yang anda alami?. Sebutkan!
2. Cobalah anda cari alternatif lain untuk dapat menunjukkan perubahan panjang
batang logam yang dipanaskan seperti pada fenomena yang ditampilkan pada
website? Mengapa anda memilih alternatif demikian?, Jelaskan!
3. Berdasarkan pemahaman anda terhadap karakteristik IPA, apakah materi
tayangan tersebut menunjukkan karakteristik IPA? Jika ya, apa alasan anda?
A. PENGANTAR
Sudah siapkah Anda? Marilah kita mulai untuk mengikuti pembelajaran
dalam sub-unit 2 ini. Materi dalam sub-Unit 2 ini akan mengajak Anda untuk
mengkaji kedudukan IPA sebagai proses, produk, dan sikap ilmiah. Setelah Anda
menyelesaikan belajar materi kajian dalam sub-Unit 2 ini, ada sejumlah
kompetensi yang hendaknya akan Anda capai, yaitu Anda dapat 1) menjelaskan
kedudukan IPA sebagai proses; 2) menunjukkan 9 macam keterampilan proses
dasar dalam IPA; 3) memberi contoh keterampilan proses dasar; 4)
menunjukkan 10 macam keterampilan proses terintegrasi; 5) memberi contoh
keterampilan proses terintegrasi; 6) menjelaskan kedudukan IPA sebagai produk;
memberi contoh produk-produk IPA; 7) mengidentifikasi fakta-fakta pada konsep
yang dicontohkan; 8) mengidentifikasi konsep-konsep pada prinsip atau teori
yang dicontohkan; 9) menjelaskan sikap ilmiah; 10) memberi contoh sikap-sikap
ilmiah; dan 11) menghubungkan sikap ilmiah dengan sikap mengagungkan
kebesaran Tuhan YME.
B. URAIAN
3) Mengukur
Mengukur adalah kegiatan membandingkan benda yang diukur dengan
satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk kegiatan
mengukur diperlukan bantuan alat-alat ukur yang sesuai dengan benda yang
diukur. Contoh kegiatan mengukur adalah mengukur panjang, lebar, tinggi almari
dengan menggunakan alat ukur panjang yang sesuai yaitu meteran gulung (roll
meter), bukan menggunakan penggaris plastik. Hal penting yang perlu
diperhatikan ketika akan menggunakan alat ukur adalah cara menggunakan alat
ukur, kapasitas maksimal alat ukur, dan nilai skala alat ukur. Kesalahan dalam
cara menggunakan alat ukur tertentu dapat menimbulkan kecelakaan kerja.
4) Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan adalah kegiatan menyampaikan perolehan fakta,
konsep dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk audio, visual, dan/atau audio
5) Menginterpretasi Data
Menginterpretasi adalah memberi makna pada data yang diperoleh dari
pengamatan karena data tidak berarti apa-apa sebelum diartikan. Menginterpretasi
berarti memberi arti/makna, misal: mengartikan tabel data, mengartikan grafik
data. Menginterpretasi juga diartikan menduga dengan pasti sesuatu yang
tersembunyi dibalik fakta yang teramati. Contoh: Berikut ini tabel data
pengukuran suhu pada pemanasan 500 cc (500 ml) air selama 15 menit, dengan
frekuensi pengukuran setiap 3 menit.
6) Memprediksi
Memprediksi ialah menduga sesuatu yang akan terjadi berdasarkan pola-
pola peristiwa atau fakta yang sudah terjadi. Prediksi biasanya dibuat dengan cara
mengenal kesamaan dari hasil berdasarkan pada pengetahuan yang sudah ada,
mengenal bagaimana kebiasaan terjadinya suatu peristiwa berdasarkan pola
kecenderungan. Prediksi berkaitan erat dengan observasi, klasifikasi, dan
penarikan kesimpulan. Prediksi didasarkan pada observasi yang seksama dan
penarikan kesimpulan yang sahih mengenai hubungan antara peristiwa-peristiwa
yang diobservasi. Sejumlah kemampuan yang tercakup dan mendukung
keterampilan memprediksi yaitu mengantisipasi berdasarkan kecenderungan,
mengantisipasi berdasarkan pola, dan mengantisipasi berdasarkan hubungan
antara data atau informasi.
7) Menggunakan Alat
Menggunakan alat adalah kegiatan merangkai dan menggunakan alat-alat
untuk kegiatan pengujian atau kegiatan percobaan/eksperimen.
8) Melakukan Percobaan
Melakukan percobaan adalah keterampilan untuk mengadakan pengujian
terhadap ide-ide yang bersumber dari fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan
sehingga dapat diperoleh informasi yang menerima atau menolak ide-ide itu.
9) Menyimpulkan
Menyimpulkan adalah keterampilan memutuskan keadaan suatu objek
berdasarkan fakta, konsep, prinsip yang diketahui. Contoh: Data peranan air
terhadap pertumbuhan tanaman kacang tanah pada tabel di atas memberikan
informasi tanaman kacang tanah pada pot V (tidak diberi air) tidak dapat tumbuh
baik seperti pada empat pot lainnya. Diprediksikan pada hari ke-8 tanaman mati
karena tanda-tanda pertumbuhan tidak berlanjut seperti pada empat tanaman
2) Mengidentifikasi Variabel
Mengidentifikasi variabel merupakan suatu kegiatan menentukan jenis
variabel dalam suatu penelitian. Arikunto, (1993: 91) mengartikan variabel adalah
obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
4) Mengendalikan Variabel
Mengendalikan variabel merupakan kegiatan menentukan atau mengatur
variasi/macam-macam suatu variabel bebas penelitian. Contoh dari suatu rumusan
masalah penelitian yang menyatakan: bagaimanakah peranan jumlah tetes
yodium terhadap perubahan warna pada uji amilum tepung terigu? Dari rumusan
masalah tersebut, dapat diinformasikan bahwa dalam penelitian ini variabel
bebasnya adalah jumlah tetes yodium yang diberikan pada tepung terigu Cakra.
Jumlah tetes jodium tersebut dikendalikan dengan cara mengatur pemberian
jumlah tetes jodium yang berbeda-beda pada tepung untuk diketahui apakah
perubahan warnanya juga berbeda?. Untuk menguatkan kebenaran pengaruh
perubahan warna yang berbeda-beda pada tepung diakibatkan oleh variasi jumlah
tetesan yodium yang diberikan, diperlukan pengontrol. Kontrol yang digunakan
adalah pemberian tetes yodium sama banyak pada tepung terigu yang sama
Tabel 2.5 Data Peranan Ketinggian Benda Terhadap Waktu Jatuh Benda
No Tinggi tempat (h) dalam meter Waktu jatuh (t) dalam detik
1 1 …….
2 2 …….
3 3 …….
4 1 (kontrol) …….
7) Menganalisis Data
Data percobaan yang telah dikumpulkan dan disajikan dalam bentuk
sajian data yang sesuai dengan jenisnya, selanjutnya perlu dianalisis dulu
sebelum ditarik kesimpulannya. Kegiatan menganalisis data diartikan sebagai
menginterpretasi data, selanjutnya hasil interpretasi data dibandingkan dan
diintegrasikan dengan teori yang relevan dengan masalah penyelidikan, dan/atau
dibandingkan dan diintegrasikan dengan temuan penelitian lain yang relevan
8) Merumuskan Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara dari peneliti
terhadap permasalahan penelitian yang telah dirumuskan. Hipotesis dirumuskan
berdasarkan hasil kajian teori yang relevan. Contoh:, jika masalahnya dirumuskan
9) Merancang Penelitian
Merancang penelitian merupakan keterampilan proses yang terdri dari
urutan berbagai keterampilan proses. Keterampilan proses merancang penelitian
dapat dikembangkan di SD/MI diawali di kelas tinggi (IV, V, dan VI). Secara
berurutan kegiatan merancang penelitian minimal terdiri atas proses-proses IPA:
(1) membuat pertanyaan-pertanyaan (merumuskan masalah) dari sebuah topik
pembelajaran yang sesuai untuk didekati melalui penyelidikan, (2) merumuskan
hipotesis, (3) memilih alat dan bahan dan merancang cara kerja percobaaan untuk
menguji hipotesis yang difasilitasi oleh guru, (4) memperkirakan hasil yang
diharapkan dari masalah yang akan dipecahkan, dan (5) membuat format pencatat
data untuk mengumpulkan data.
C. LATIHAN
1. Kumpulkan daun sebanyak-banyaknya, amati dan catat datanya ke dalam tabel
di bawah ini!
Tabel Hasil Pengamatan Bentuk-bentuk Tulang Daun
No Nama Bentuk tulang daun
tumbuhan menyirip sejajar Menjari Melengkung
1 Lombok - - -
2 Dst
3
Dst
2. Amati Tabel data di bawah ini, prediksikan apa yang mungkin akan terjadi
selanjutnya pada tanaman kacang tanah pada pot nomor V pada hari ke-8?
jelaskan mengapa terjadi seperti itu?
3. Apakah sifat hidung mancung itu disebut fakta?. Jika setuju atau tidak
setuju, kemukakan dengan alasan yang logis!
D. RANGKUMAN
Kedudukan IPA pada dimensi proses ditunjukkan oleh sejumlah
keterampilan proses IPA dasar dan terintegrasi. Keterampilan proses IPA
diartikan sebagai keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuwan. Dalam proses
IPA terkandung cara kerja dan cara berpikir untuk kemajuan IPA itu sendiri.
Proses-proses IPA yang termasuk ke dalam keterampilan proses IPA dasar adalah
mengamati, mengukur, mengklasifikasi, menginterpretasi, memprediksi,
mengkomunikasikan hasil, menggunakan alat, menarik kesimpulan. Proses-proses
IPA yang termasuk ke dalam keterampilan proses IPA terintegrasi adalah
merumuskan masalah penelitian/percobaan, mengidentifikasi dan
mendeskripsikan variabel, mendeskripsikan hubungaan antar variabel,
mengendalikan dan kemungkinan mengontrol variabel, mendefinisikan variabel
secara operasional, memperoleh dan menyajikan data, mengolah data, menyusun
hipotesis, merancang penelitian/penyelidikan, melakukan penelitian/penyelidikan.
Pada tataran penerapan, keterampilan proses dasar lebih sederhana
dibanding dengan penerapan keterampilan proses terintegrasi yang lebih
kompleks. Penerapan keterampilan proses terintegrasi lebih rumit karena
memerlukan penggunaan keterampilan proses yang lain. Keterampilan proses
dasar merupakan modal dasar untuk dapat mengembangkan keterampilan proses
terintegrasi.
Kedudukan IPA pada dimensi produk mengkaji produk-produk IPA yang
diperoleh dari kegiatan serangkaian proses-proses IPA. Produk-produk IPA
meliputi istilah, fakta, konsep, prinsip, dan prosedur (urutan proses dari suatu
kejadian/fenomena alam).
Kedudukan IPA pada dimensi sikap: dipahami sebagai sikap-sikap yang
diperlukan oleh para ilmuwan dalam melakukan proses-proses ilmiah. Sikap-sikap
D. TES FORMATIF
Bacalah dengan seksama pertanyaan-pertanyaan yang akan Anda kerjakan!,
pahami maksudnya! Jawablah pertanyaan dengan memberikan uraian secara jelas
dan runtut!
1. Apa yang dimaksud dengan keterampilan proses dasar?
2. Sebutkan pula jenis-jenis keterampilan proses dasar tersebut! Apa yang
dimaksud dengan keterampilan proses terintegrasi?
3. Sebutkan jenis-jenis keterampilan proses terintegrasi!
5. Identifikasikan keterampilan proses IPA terintegrasi dari sebuah judul
percobaan sederhana berbunyi “Pertumbuhan Tanaman Jagung Ditinjau Dari
Jenis Tekstur Tanah”. Berdasarkan judul tersebut jawablah pertanyaan-
pertanyaan berikut ini!
a. Buatlah tiga rumusan masalahnya!
b. Identifikasikan jenis variabel bebas, variabel terikat, dan variabel
kontrolnya!, dan deskripsikan masing-masing variabel dengan jelas!
c. Definisikan secara operasional masing-masing variabel hasil identifikasi
Anda!
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan IPA sebagai produk!
7. Sebutkan 5 macam produk IPA!
8. Identifikasikan fakta-fakta dari sebuah konsep: pemuaian pada benda padat!
9. Identifikasikan konsep-konsep pada prinsip yang berbunyi: besarnya gaya
mempengaruhi kecepatan gerakan suatu benda!
10. Jelaskan apa sikap ilmiah itu?
11. Identifikasikan contoh sikap ilmiah apa saja yang terkembangkan pada
pembelajaran IPA kelas IV Semester II tentang KD 7.1: Menyimpulkan
hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak
suatu benda.
E. UMPAN BALIK
Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban sub-Unit 1.2 yang
terdapat pada bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar.
Gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda
terhadap materi sub-Unit 1.2.
Rumus:
Skor jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = X 100%
Skor total (75)
Penentuan Skor : Setiap butir soal yang dijawab dengan benar (100%) diberi
skor berbeda. Jika jawaban benar, setiap butir nomor diberi
skor 5, kecuali butir soal nomor 5 diberi skor 20 jika
jawabannya benar.
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :
90 – 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan
dengan Unit selanjutnya. Selamat untuk Anda ! Tetapi apabila tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mempelajari kembali materi
sub-Unit 1.2 terutama bagian yang belum Anda kuasai.
A. PENGANTAR
Sub-Unit 1.3 ini akan mengajak Anda untuk mengkaji secara cermat dan
seksama hal-hal yang berkenaan dengan hakikat pembelajaran IPA SD/MI. Untuk
itu marilah kita baca secara seksama paparan bahan ajar pada bagian ini. Setelah
pengkajian secara mendalam tentang materi sub-Unit 3 ini diharapkan Anda dapat
1) menjelaskan pengertian belajar dan pembelajaran IPA menurut teori belajar
behavioristik; 2) menjelaskan pengertian belajar dan pembelajaran IPA menurut
teori konstruktivistik; 3) menjelaskan dampak pengertian belajar dan
pembelajaran IPA menurut teori behavioristik terhadap pembelajaran IPA SD/MI;
dan 4) menjelaskan dampak pengertian belajar dan pembelajaran IPA menurut
teori konstruktivistik terhadap pembelajaran IPA SD/MI
B. URAIAN
Sudah kenalkah Anda dengan teori-teori belajar? Bagi anda yang sudah
mengenal marilah disegarkan kembali memori terhadap teori-teori tersebut,
sedangkan bagi anda yang belum kenal marilah mengkaji teori-teori belajar
tersebut agar memahami apa sebenarnya belajar itu.
b. Pembelajaran Behavioristik
Apa dan bagaimanakah pembelajaran behavioristik itu? Pembelajaran
behavioristik merupakan bentuk pembelajaran yang menggunakan teori
behaviourisme. Artinya bahwa dalam pembelajaran tersebut menekankan pada
pemberian stimuli, pujian atau hukuman untuk memperoleh respons siswa sebagai
bentuk hasil belajarnya, dan menggunakan lingkungan belajar sebagai bagian
penting dari pembelajaran. Sutrisno & Kresnadi, (2007: 2-3) menyatakan bahwa
ciptakan lingkungan yang sesuai, maka anda akan dapat membangun suatu
’habitat’ yang anda kehendaki”. Dengan demikian ada dua hal penting dalam
pembelajaran behavioristik yaitu (i) materi bahan ajar disusun secara hirarkis
2) Berpikir irreversibel
Berpikir irreversibel artinya anak tidak mampu memecahkan masalah
yang memerlukan berpikir reversibel. Contohnya sebagai berikut; “Apakah kamu
mempunyai saudara?” “Ya” “Siapa namanya?” “Hasan” “Apakah Hasan
3) Sifat egosentris
Anak bersifat egosentris. Fenomena berpikir egosentris ditunjukkan oleh
anak kesulitan untuk menerima pendapat orang lain. Sifat egosentris yang
dimaksud memasuki kawasan bahasa dan komunikasi, bukan personalitas
(individu) anak. Contoh: pada waktu anak pra-operasional bermain bersama-sama.
Pembicaraan egosentris mereka adalah bahwa anak-anak itu ”saling berbicara”
tetapi sebetulnya tanpa mengharapkan saling berbicara atau saling menjawab.
4) Berpikir Statis.
Bila kepada anak yang berkemampuan berpikir statis tersebut ditunjukkan
dua bola dari plastisin yang sama besarnya. Selanjutnya salah satu bola tersebut
diubah bentuknya seperti sosis. Kemudian kepada anak tersebut ditanyakan
”masih sama banyakkah zat pada kedua lilin ini?, anak akan menjawab ”yang
berbentuk sosis lebih besar”.
3. Belajar Konstruktivistik
Belajar kontruktivistik mengedepankan dan mengakui bahwa anak
memiliki pengetahuan sebelum mengikuti pembelajaran. Pengetahuan yang
dimiliki anak sebelum mengikuti pembelajaran inilah yang disebut sebagai
pengetahuan awal. Pengetahuan awal anak dapat diperoleh dari sumber-sumber
belajar yang tersedia di luar sekolah atau dari pembelajaran sebelumnya. Hal ini
berlawanan dengan belajar absolutime yang menganggap anak sebagai botol
kosong yang dapat diisi pengetahuan dari guru.
Pengetahuan awal siswa mengarahkan perhatiannya pada satu atau dua hal
tertentu dari seluruh materi yang sedang dipelajari. Dengan demikian pengetahuan
Rambu-rambu jawaban
1. Jawaban Anda benar jika belajar dan pembelajaran behavioristik dicirikan oleh
4 hal yaitu: (a) lingkungan belajar sebagai bagian penting dari pembelajaran,
(umumnya berupa penguatan/reinforsemen); (b) pemberian stimuli dalam
belajar dan pembelajaran; (c) terbentuk respon sebagai manifestasi hasil
belajar; dan (d) materi ajar disusun secara berurutan (hirarkis).
2. Dampak pengertian belajar dan pembelajaran behavioristik terhadap
pembelajaran IPA SD/MI. Kata kuncinya adalah: pembelajaran IPA yang
mengikuti ciri-ciri pembelajaran behavioristik (a-d).
3. Empat (4) ciri utama belajar dan pembeljaran konstruktiivistik adalah: (a)
pengetahuan awal siswa menjadi bagian penting dalam pembelajaran; (b) siswa
aktif belajar dan menghubungkan pengetahuan awal yang dimiliki dengan
pengetahuan yang sedang dipelajari; (c) siswa membangun pengetahuan sendiri
sehingga pengetahuan tersebut bermakna bagi dirinya; dan (d) selalu
beriteraksi multi arah (gurusiswa, siswasiswa)
4. Dampak pengertian belajar dan pembelajaran konstruktivistik terhadap
pembelajaran IPA SD/MI adalah seperti bagan alur pembelajaran berikut ini.
Menggali pengetahuan awal siswa yang terkait dengan materi baru yang akan
dipelajari Melakukan investigasi/penyelidikan Memberi
kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk mengumpulkan bukti-
bukti/fakta-fakta sebagai bahan untuk mengkonstruksi pengetahuannya atas
bantuan guru (atau melalui kerja sama dengan teman). Terjadi interaksi yang
D. RANGKUMAN
Belajar dan pembelajaran menurut paradigma behavioristik adalah
merupakan perubahan tingkah laku yang sifatnya permanen. Pembelajaran
behavioristik ditekankan pada penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar
(biasanya berupa pemberian penguatan), adanya stimuli, respons siswa merupakan
bentuk hasil belajar, materi ajar disusun secara hirarkis.
Belajar dan pembelajaran menurut paradigma kontruktivistik adalah
merupakan proses membangun pengetahuan yang bermakna melalui pencarian
hubungan antara pengetahuan awal siswa dengan pengetahuan yang sedang
dipelajari, siswa berinteraksi multi arah dengan memanipulasi alat dan bahan di
lingkungan sekitar sebagai wahana proses belajarnya yang dalam pelaksanaannya
difasilitasi oleh guru.
E. TES FORMATIF
1. Temukan perbedaan yang mendasar antara pengertian belajar dan
pembelajaran behavioristik dengan pengertian belajar dan pembelajaran
konstruktivistik!
2. Jelaskan dampak pengertian belajar dan pembelajaran behavioristik terhadap
pembelajaran IPA SD/MI.
3. Jelaskan secara runtut pengertian Anda terhadap kemampuan anak berpikir
konkret.
4. Jelaskan dampak pengertian belajar dan pembelajaran konstruktivistik
terhadap pembelajaran IPA SD/MI!
5. Temukan perbedaan penting antara assesment pada pembelajaran
behavioristik dengan assesment pada pembelajaran konstruktivistik! .
Rumus:
Skor jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = X 100%
Skor total (25)
Penentuan Skor : Setiap butir soal yang dijawab dengan benar (100%) diberi
skor skor 5
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :
90 – 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan
dengan Unit selanjutnya. Selamat untuk Anda ! Tetapi apabila tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mempelajari kembali materi
sub-Unit 1.23 terutama bagian yang belum Anda kuasai.