Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM VII

UJI INDOL

KELOMPOK B3-1

OLEH :

FARAH NUR HANDAYANI ( 191610101129 )

MARIA FRANSISCA UTHA ( 191610101130 )

HELMY AFFAN F ( 191610101131 )

AFIFAH GRANDIS DELLASMEDSA C ( 191610101132 )

RACHEL MURWANENDA ( 191610101133 )

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2020
TUJUAN
1. Mengidentifikasi bakteri berdasarkan sifat biokimiawinya.
2. Menginterpretasikan hasil uji indol

PRINSIP
Uji indol digunakan untuk menentukan kemampuan suatu organisme dalam memecah
asam amino triptofan untuk membentuk senyawa indol. Triptofan dihidrolisis oleh enzim
tryptophanase untuk menghasilkan 3 produk akhir yaitu indol, piruvat dan amonium (Gambar
1). Salah satu produk akhirnya adalah indol. Produksi indol terdeteksi oleh reagen Kovac atau
Ehrlich yang mengandung 4 (p)-dimethylamino benzaldehyde. Reagen ini bereaksi dengan
indol untuk menghasilkan senyawa berwarna merah (Gambar 2)

Gambar 1. Reaksi Uji Indol

Dekomposisi
bakterial
Tryptophan Indol --- menjadi berwarna merah dengan Kovac’s
reagen

Gambar 2. Mekanisme reagen kovac bereaksi dengan indol menjadi berwarna merah.

Perbenihan indol digunakan untuk melihat kemampuan bakteri mendegradasi asam


amino triptofan secara enzimatik. Hasil uji positif menunjukkan cincin berwarna merah. Hasil
uji negatif menunjukkan cincin berwarna kuning. Hasil uji indol negatif tidak terbentuk
lapisan cincin berwarna merah pada permukaan biakan, artinya bakteri ini tidak membentuk
indol dari triptofan. Asam amino triptofan merupakan komponen asam amino yang lazim
terdapat pada protein, sehingga asam amino ini dengan mudah dapat digunakan oleh
mikroorganisme akibat penguraian protein.

ALAT

1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Kawat ose
4. Pipet tetes
5. Lampu Bunsen
6. Masker dan sarung tangan.

BAHAN
1. Kultur isolat bakteri Escherichia coli dan Klebsiella pneumonia pada media cair
2. Media tryptophan broth
3. Kovac’s reagent atau Ehrlich’s reagent
4. Alkohol 70%

PROSEDUR :

1. Inokulasikan suspensi bakteri pada tabung reaksi yang mengandung tryptophan broth
secara aseptik.
2. Inkubasikan pada suhu 37 ºC selama 24 jam.
3. Setelah inkubasi, tiap-tiap tabung ditambah sedikit tetesan kovac’s reagent.
4. Terbentuknya cicin warna merah pada lapisan larutan reagen menunjukkan adanya indol.

INTERPRETASI HASIL :

Positif (+) : Terbentuk lapisan cincin berwarna merah pada permukaan biakan, artinya
bakteri ini membentuk indol dari tryptophan.

Negatif (-) : Tidak terbentuk lapisan cincin berwarna merah pada permukaan biakan,
artinya bakteri ini tidak membentuk indol dari tryptophan.
PEMBAHASAN

1. HASIL PENGAMATAN UJI INDOL PADA BAKTERI Escherichia


coli  DAN Klebsiella pneumoniae :
Escherichia coli Klebsiella pneumoniae

Interpretasi hasil uji indol :


1. Escherichia coli : pada tabung reaksi pertama terbentuk lapisan cincin berwarna merah
pada permukaan biakan. Artinya bakteri escherichia coli ini mampu membentuk indol dari
tryphtopan.

2. Klebsiella pneumoniae : sedangkan pada tabung reaksi kedua tidak terbentuk


Lapisan cincin berwarna merah pada permukaan biakan. Artinya bakteri Klebsiella
Pneumoniae ini tidak membentuk indol dari tryphtopan.

2. Kegunaan Uji Indol

Uji indol merupakan uji biokimia yang digunakan untuk membedakan


Enterobacteriaceae dan genera lainnya. Kegunaan uji indol yaitu untuk mengetahui
keampuan bakteri memecah triptofan asam amino membentuk senyawa indol. Media
yang dipakai adalah 1%. Uji indol digunakan untuk mengetahui apakah bakteri
mempunyai enzim triptophanase sehingga bakteri tersebut mampu mengoksidasi asam
amino triptohan membentuk indol. Adanya indol dapat dketahui dengan penambahan
ragen Ehrlich atau Kovac’s yang berisi paradimetil amino bensaldehid. Adapun
interprestasi hasil jika negatif tidak terbentuk lapisan cincin berwarna merah pada
permukaan biakan, artinya bakteri tidak membentuk indol dari triptophan sebagai
sumber karbon. Jika hasil positif akan terbentuk lapisan cincin berwarna merah pada
permukaan biakan, artinya bakteri ini membentuk indol dari triptophan sebagai
sumber karbon

3. Prinsip Uji Indol

Prinsip dari uji indol adalah menentukan kemampuan mikroorganisme untuk


menghasilkan indol dari triptofan. Asam amino triptofan merupakan komponen asam
amino yang lazim terdapat pada protein, sehingga asam amino ini dengan mudah dapat
digunakan oleh mikroorganisme akibat penguraian protein. Bakteri tertentu seperti E. coli
mampu menggunakan triptofan sebagai sumber karbon. E. coli menghasilkan enzim
triptofanase yang mengkatalisasikan penguraian gugus indol dari triptofan. Dalam media
biakan, indol menumpuk sebagai produk buangan, sedangkan bagian lainnya dari molekul
triptofan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan zat hara mikroorganisme.

Pembentukan indol dari triptofan oleh mikroorganisme dapat diketahui dengan


menumbuhknnya dalam media biakan yang kaya dengan triptofan. Triptofan biasaya
diberikan dalam bentuk tripton, suatu polipeptida yang kaya dengan residu triptofan.
Penumpukan indol dalam media biakan dapat diketahui dengan penambahan berbagai
reagen. Reagen bereaksi dengan indol dan menghasilkan senyawa yang tidak larut dalam
air dan berwarna merah pada permukaan media.

4. Metabolism Asam Amino Triptofan Menjadi Indol


Asam amino triptofan merupakan komponen asam amino yang lazim terdapat
pada protein, sehingga asam amino ini dengan mudah dapat digunakan oleh
mikroorganisme. Dimana asam amino triptofan apabila dihidrolisis oleh enzim
triptofamase akan menghasilkan indol dan asam pemuat.

Asam amino triptofan dapat mengalami Deaminasi dan hidrolisis oleh


mikroorganisme yang mengekspresikan enzim tryptophanase. Indole dihasilkan oleh
Deaminasi reduktif dari triptofan melalui asam indolepyruvic molekul menengah.
Tryptophanase mengkatalisis reaksi Deaminasi, di mana kelompok amina (-NH2) dari
molekul triptofan akan dihapus. Hasil akhir dari reaksi adalah indole, asam piruvat,
amonium (NH4 +) dan energi. Selanjutnya, Pyridoxal fosfat diperlukan sebagai
koenzim.

Ketika indole dikombinasikan dengan reagen Kovac (yang mengandung asam


klorida dan p-dimethylaminobenzaldehyde dalam amyl alcohol) larutan berubah dari
kuning ke merah Karena amyl alkohol tidak larut dalam air sehingga warna merah
pun akan terbentuk.

5. Contoh Hasil Uji Indol Pada Bakteri


1.Indol Negatif
a. Lactobacillus plantarum
Lactobacillus plantarum negatif terhadap uji indol menunjukkan
hasil negatif, yang berarti baha bakteri ini tidak dapat menghasilkan indol
yang tampak sebagai cincin merah pada reaksi deaminasi serta asam piruvat
yang dapat dimanfaatkan dalam proses fermentasi. Lactobacillus plantarum
tidak dapat menghidrolisis triptofan denfgan memanfaatkan enzim
triftophanase.
Kemampuan ko-aggregasi dari spesies lactobacilli memungkinkan
untuk membentuk barrier yang dapat mencegah kolonisasi bakteri patogen,
yang disebabkan oleh produksi lingkungan mikro di sekeliling patogen-
patogen tersebut, dan substansi-substansi inhibisi dihasilkan oleh spesies
lactobacillus, sehingga terjadi reduksi bakteri kariogenik dan bakteri
patogen periodontal. Lactobacillus juga berperan terhadap fungsi epitel
barrier dan memodulasi respon imun sehingga dapat meningkatkan
resistensi rongga mulut terhadap terjadinya infeksi.
2. Indol Positif

a. Proteus vulgaris
Proteus vulgaris merupakan salah satu bakteri yang terdapat pada
karies. Bakteri yang terdapat dalam karies merupakan sumber utama iritasi
terhadap jaringan pulpa. Bakteri akan memproduksi toksin yang akan
berpenetrasi ke dalam pulpa melalui tubulus dentinalis sehingga sel-sel
inflamasi kronik seperti makrofag, limfosit, dan sel plasma berinfiltrasi
secara lokal pada jaringan pulpa.1 Inflamasi pulpa yang mengakibatkan
penyakit pulpa merupakan infeksi polimikroba, yaitu infeksi yang
disebabkan oleh berbagai jenis bakteri.
Daftar Pustaka

 Ulfa, Atiqa, Endang Suarsini, and Mimien Henie Irawati al Muhdhar. "Isolasi dan Uji
Sensitivitas Merkuri pada Bakteri dari Limbah Penambangan Emas di Sekotong Barat
Kabupaten Lombok Barat: Penelitian Pendahuluan." Proceeding Biology Education
Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning. Vol. 13. No. 1. 2016.

Sumber : Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 2, Nomor 2, Juli 2014, hlm. 532-540

Antriana, N. (2014). Isolasi Bakteri Asal Saluran Pencernaan Rayap Pekerja


(Macrotermes spp.). Saintifika, 16(1).

Murray, P. R., Rosenthal, K. S., & Pfaller, M. A. (2015). Medical microbiology. Elsevier


Health Sciences.

Anda mungkin juga menyukai