Anda di halaman 1dari 37

JAGA

T
RAYA
1. Pengertian Jagat Raya

Jagat raya atau alam semesta (the universe) merupakan ruang tidak terbatas yang di dalamnya
terdiri atas semua materi, termasuk tenaga dan radiasi. Jagat raya tidak dapat diukur, dalam arti
batas-batasnya tidak dapat diketahui dengan jelas.

Galaksi, bintang, matahari, nebula, planet, meteor, asteroid, komet, dan bulan, hanyalah sebagian
kecil dari materi di jagat raya yang dikenal manusia yang hidup di Bumi. Akan tetapi, secara
lebih mendalam semua yang ada di jagat raya masih merupakan rahasia yang sama sekali belum
terungkap. Hal ini antara lain disebabkan karena tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dimiliki manusia dalam mengungkap rahasia alam semesta masih sangat terbatas.

Seperti diketahu Bumi tempat tinggal manusia merupakan suatu bulatan kecil yang dikenal
sebagai suatu planet anggota dari sistem tata surya dengan matahari sebagai pusatnya. Matahari
merupakan salah satu bintang dari sekitar 200 miliar bintang yang ada di Galaksi Bima Sakti
(The Milky Ways atau Kabut Putih). Lebih jauh lagi berdasarkan penelitian, Bima Sakti
bukanlah satu-satunya galaksi yang ada di jagat raya, melainkan terdapat ratusan, jutaan, bahkan
terdapat miliaran galaksi pengisi jagat raya ini.

Pengertian galaksi.
Secara umum, Pengertian Galaksi adalah kumpulan bintang yang membentuk suatu sistem dan
terdiri dari banyak benda-benda angkasa berukuran besar yang dikelilingi oleh benda-benda
angkasa secara teratur. Menurut para ahli Astronomi, pengertian galaksi adalah sistem yang
terdiri atas bintang, debu dan gas yang sangat luas, dengan gaya gravitasi yang dimiliki
anggotanya. Umumnya suatu galaksi terdiri dari milliaran bintang dengan warna, ukuran, dan
karekteristik yang beragam. 

Secara etimologi, galaksi berasal dari bahaya yunani yaitu Galaxias yang berarti sesuatu yang
menyerupai susu, karena waktu itu tampak pita putih samar pada penampakannya di angkasa.
Dalam perkembangannya kemudian berubah menjadi "nebula spiral" untuk objek tertentu, lalu
istilah tersebut berganti menjadi "island universe" yang berarti alam semesta pulau, namun kata
tersebut  berubah menjadi "universe" (alam semesta) berarti keseluruhan jagad raya, kemudian
kata tersebut berubah menjadi galaksi. 

Bentuk-Bentuk Galaksi
Menurut morfologinya, galaksi dibagi menjadi tiga tipe, yaitu tipe galaksi spiral, galaksi elips
serta galaksi tak beraturan. Penggolongan tipe-tipe galaksi ini berdasarkan bentuk atau
penampakan galaksi-galaksi tersebut. Adapun dari hasil pengamatan para astronom
menunjukkan bahwa galaksi-galaksi yang terdapat di jagat raya ini terdiri atas 75% galaksi
spiral, 20% galaksi elips dan 5% galaksi tak beraturan. Meskipun begitu, galaksi elips diyakini
merupakan tipe galaksi yang paling banyak terdapat di jagat raya ini.

Spiral

Bagian-bagian utama galaksi spiral adalah halo, bidang galaksi (termasuk lengan spiral) dan
bulge (bagian pusat galaksi yang menonjol). Adapun anggota galaksi spiral terdiri atas bintang-
bintang tua dan bintang-bintang muda. Bintang-bintang tua terdapat pada kumpulan bintang-
bintang yang berjumlah ratusan dan berbentuk seperti bola atau gugus bola. Adapun bintang-
bintang muda terdapat di lengan spiral galaksi yang berada di bidang galaksi.

Galaksi ini terdiri dari sebuah piringan bintang-bintang yang berotasi, materi antarbintang, serta
tonjolan pusat yang terdiri atas bintang-bintang tua. Selain dari itu, terdapat lengan-lengan dari
spiral yang menjulur keluar dari tonjolan pusat. Bintang-bntang tua terdapat dalam kumpulan
bintang-bintang dengan berjumlah ratusan dan berbentuk bola. Galaksi spiral berotasi dengan
cepat yang membuat galaksi ini memipih dan membentuk bidang galaksi. Contoh galaksi yang
bertipe spiral adalah galaksi andromeda dan galaksi bimasakti. Galaksi bimasakti inilah bumi
berada. 

Galaksi Bimasakti termasuk galaksi spiral dan berbentuk seperti cakram dengan garis tengahnya
lebarnya sekitar 100.000 tahun cahaya. Istilah tahun cahaya menggambarkan jarak yang
ditempuh oleh cahaya dalam kurun waktu satu tahun. Dengan kecepatan sekitar 300.000
km/detik, dalam kurun waktu satu tahun, maka cahaya akan mampu menempuh jarak sejauh
sekitar 9,5 triliun kilometer. Jadi, satu tahun cahaya adalah sebesar 9,5 triliun km. Ini berarti
garis tengah galaksi kita sekitar 100.000 × 9,5 triliun km atau 950 biliun km (950 diikuti dengan
15 buah nol di belakangnya).

Galaksi spiral
Di jagat raya (the universe) ini, matahari bukanlah bintang yang istimewa dan satu-satunya.
Akan tetapi hanyalah salah satu dari 200 miliar buah bintang anggota Bimasakti. Bintang-
bintang yang menjadi anggota dari galaksi Bimasakti ini tersebar dengan jarak dari satu bintang
ke bintang lain berkisar 4 sampai 10 tahun cahaya. Semakin menuju ke arah pusat galaksi, maka
jarak antar bintang semakin dekat atau dengan kata lain kerapatan galaksi ke arah pusat semakin
besar.

Tak Beraturan

Galaksi tak beraturan (Foto: nitas0gleng.blogspot.com)

Galaksi ini tidak memiliki bentuk yang khusus. Adapun anggota dari galaksi tipe ini terdiri atas
bintang-bintang tua dan muda. Misalnya, dari galaksi tipe ini yaitu Awan Magellan Besar dan
Awan Magellan Kecil serta dua buah galaksi tetangga terdekat Bimasakti yang hanya berjarak
sekitar 180.000 tahun cahaya dari galaksi Bimasakti. Galaksi tak beraturan ini banyak
mengandung materi antar bintang yang terdiri atas gas dan debu-debu.

Elips

Penampakan galaksi ini terlihat seperti elips (lonjong). Galaksi yang termasuk dalam tipe elips
ini mulai dari galaksi yang berbentuk bundar sampai galaksi yang berbentuk seperti bola pepat.
Adapun struktur galaksi elips ini tidak begitu terlihat dengan jelas.Galaksi elips sangat sedikit
yang mengandung materi antar bintang dan anggota galaksi ini adalah bintang-bintang yang telah
tua, misalnya galaksi tipe ini adalah galaksi M87 yakni galaksi elips raksasa yang terdapat di
Rasi Virgo
Galaksi AM 0644-741 berbentuk elips (Foto:annesastronomynews.com)

Ciri-Ciri Galaksi
- Galaksi memiliki ciri-ciri antara lain sebagai berikut..

 Sumber cahaya berasal dari dalam galaksi tersebut dan bukan merupakan cahaya
pantulan
 Jarak antar galaksi terdiri dari jutaan tahun cahaya
 Memiliki bentuk-bentuk tertentu seperti elips, spiral dan tak beraturan
 Sistem galaksi berotasi

Macam-Macam Galaksi

- Galaksi sangat banyak di jagad raya yang sekarang telah beberapa diantaranya ditemukan
seperti galaksi bimasakti, magellan, ursa mayor, ursa mayor, andromeda, jauh, black eye.
Macam-macam galaksi adalah sebagai berikut.

a. Galaksi Bimasakti

Galaksi ini ditemukan pada tahun 18 juli 1783, oleh William Hershel yang berasal dari inggris
seorang ahli astronom. Galaksi bimasakti terdiri atas 400 milliar bintang, dengan garis tengah
sekitar 130.000 tahun cahaya (1 tahun cahaya sama dengan 9.500 milyar kilometer). Galaksi
bimasakti tempat bumi berada dan tata suryanya.

b. Galaksi Magellan 

Galaksi ini adalah galaksi yang sangat dekat dengan galaksi bimasakti yang jaraknya sekitar
150.000 tahun cahaya dan berada di belahan langit selatan. Galaksi ini memiliki bentuk yang tak
beraturan. 

c. Galaksi Ursa Mayor

Galaksi yang berjarak 10.000 tahun cahaya dari galaksi bimasakti. Galaksi yang berbentuk elips
dan rapat.
d. Galaksi Andromeda

Galaksi andromeda merupakan galaksi raksasa yang berdiamter sekitar 200 ribu tahun cahaya
dan memiliki massa sekitar 300-400 billium kali massa matahari. Galaksi andromeda berukuran
dua kali ukuran galaksi bimasakti. Galaksi andromeda memiliki bentuk bulat khas dan berjarak
2,5 tahun cahaya dari galaksi bimasakti.

e. Galaksi Jauh

Galaksi jauh berada sekitar 10.000.000 tahun cahaya dari galaksi bimasakti. Contoh galaksi jauh
adalah galaksi Silvery, galaksi Triangulum, dan galaksi whipool.

f. Galaksi Black Eye

Galaksi ini ditemukan oleh Charles Messier pada tahun 1781 seorang astronom yang
menemukan galaksi yang memiliki cincin kabut dan berwarna gelap. Cincin kabut tersebut
mengelilingi intinya yang sangat terang yang tampa seperti mata manusia, sehingga charles
messier memberinya nama Black eye. Galaksi Black eye merupakan galaksi yang bertipe spiral.
Jarak galaksi black eye dengan bimasakti sekitar 17 tahun cahaya.

Tabel jarak beberapa galaksi Bimasakti dan galaksi lainnya dari Bumi (Sumber: www.e–
smartschool.com)

2.Teori Terbentuknya Jagat Raya


Rahasia mengenai bagaimana terbentuknya asal mula jagat raya telah melahirkan asumsi dan
teori yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain sebagai berikut.

a. Teori Ledakan Besar (The Big Bang Theory)


Menurut Teori Ledakan Besar, jagat raya berawal dari adanya suatu massa yang sangat besar
dengan berat jenis yang besar pula dan mengalami ledakan yang sangat dahsyat karena adanya
reaksi pada inti massa. Ketika terjadi ledakan besar, bagian-bagian dari massa tersebut
berserakan dan terpental menjauhi pusat dari ledakan. Setelah miliaran tahun kemudian, bagian-
bagian yang terpental tersebut membentuk kelompok-kelompok yang dikenal sebagai galaksi-
galaksi dalam sistem tata surya.

George Lemaitre, seorang ilmuwan astrofisika berkebangsaan Belgia, mengajukan teori bahwa
alam semesta bermula dari suatu atom purba tunggal bersifat panas dan padat yang kemudian
meledak sehingga jagat raya terbentuk dan mengembang keluar. Teori ini akhirnya dikenal
sebagai teori ledakan besar (big bang theory). Pada tahu 1940-an George Gamow, ahli fisika
berkabangsaan rusia-amerika, merupakan salah satu pendukung teori ledakan besar. Dia
menyatakan bahwa jika suatu ledakan besar telah terjadi pada pembentukan alam semesta,
peristiwa tersebut akan menyisakan pijar susulan berua jejak-jejak radiasi background.

Pada tahun 1965, dua fisikawan bernama Arno Penzias dan Robert Wilson melakukan pencarian
sinyal gelombang radio dari bagian tepi galaksi bimasakti. Dalam percobaan yang mereka
lakukan, secara tidak sengaja mereka menemukan sisa-sisa gelombang mikro yang diperkirakan
Gamao. Hal ini menjadi salah satu bukti terjadinya ledakan besar pada pembentukan alam
semesta.

Pada tahun 1929, Edwin Hubble, seorang ahli astronomi, dan Observatorium Mount Wilson
mengemukakan bahwa berbagai galaksi sebenarnya menjauhi kita, dengan kecepatan sampai
beberapa ribu kilometer per detik. Galaksi-galaksi tersebut termasuk galaksi bimasakti senantiasa
menjaga keutuhan bentuk internalnya dalam waktu lama. Galaksi-galaksi itu mengarungi ruang
angkasa secara sendiri-sendiri, seperti partikel yang mengarungi ruang angkasa. Hasil
pengamatan Hubble merupakan bukti-bukti ledakan besar.
b. Teori Keadaan Tetap (Creatio Continua Theory)
Teori Keadaan Tetap dikemukakan oleh Fred Hoyle, Bendi, dan Gold. Teori ini menyatakan
bahwa saat diciptakan alam semesta ini tidak ada. Alam semesta ini selamanya ada dan akan
tetap ada atau dengan kata lain alam semesta tidak pernah bermula dan tidak akan berakhir. Pada
setiap saat ada partikel yang dilahirkan dan ada yang lenyap. Partikel-partikel tersebut kemudian
mengembun menjadi kabut-kabut sepiral dengan bintang-bintang dan jasad-jasad alam semesta.
Partikel yang dilahirkan lebih besar dari yang lenyap, sehingga mengakibatkan jumlah materi
makin bertambah dan mengakibatkan pemuaian alam semesta. Pengembangan ini akan mencapai
titik batas kritis pada 10 milyar tahun lagi. Dalam waktu 10 milyar tahun, akan dihasilkan kabut-
kabut baru.

c. Teori Ekspansi dan Kontraksi (The Oscillating Theory)


Teori ini dikenal pula dengan nama teori ekspansi dan konstraksi. Menurut teori ini jagat raya
terbentuk karena adanya suatu siklus materi yang diawali dengan massa ekspansi (mengembang)
yang disebabkan oleh adanya reaksi inti hidrogen. Pada tahap ini terbentuklah galaksigalaksi.
Tahap ini diperkirakan berlangsung selama 30 miliar tahun. Selanjutnya, galaksi-galaksi dan
bintang yang telah terbentuk akan meredup kemudian memampat didahului dengan keluarnya
pancaran panas yang sangat tinggi. Setelah tahap memampat, maka tahap berikutnya adalah
tahap mengembang dan kemudian pada akhirnya memampat lagi.

3. Anggapan Tentang Jagat Raya

Sejak zaman dahulu manusia telah dibuat takjub dengan berbagai fenomena yang ada di alam
semesta. Berbagai fenomena alam tersebut menyebabkan timbulnya keingintahuan untuk dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di benak manusia. Berikut ini adalah anggapan-
anggapan manusia tentang jagat raya dan alam semesta sejak dahulu hingga sekarang.

a. Anggapan Antroposentris

Paham antroposentris (anthropos = manusia; centrum = pusat) adalah anggapan yang


menyatakan bahwa manusia adalah pusat segalanya. Anggapan ini dimulai sejak zaman
kebudayaan primitif, waktu manusia menyadari adanya bumi dan langit. Matahari, bulan,
bintang, dan bumi, dianggap serupa dengan hewan, tumbuhan, dan manusia.

Anggapan ini dimulai pada tingkat awal manusia atau pada masa manusia primitif yang
menganggap bahwa manusia sebagai pusat alam semesta. Pada waktu menyadari ada Bumi dan
langit, manusia menganggap matahari, bulan, bintang, dan Bumi serupa dengan hewan,
tumbuhan, dan dengan dirinya sendiri.

Bangsa Babilonia pada masa 2.000 tahun SM mengambarkan alam semesta sebagai kubah
tertutup, dengan bumi sebagai lantainya. Di sekeliling bumi dianggap terdapat jurang yang
tergenang air, diseberang jurang terdapat gunung yang tinggi penyangga langit. Para ahli zaman
itu telah menghitung panjang tahun berjumlah 365 hari.

Bangsa ibrani mempunyai konsep semesta yang dipengaruhi oleh pandangan bangsa Babilonia.
Mereka menganggap bahwa langit di topang oleh tiang-tiang raksasa. Di langit terdapat
Matahari, bulan, dan bintang-bintang yang menempel. Selain itu juga ada jendela-jendela untuk
tempau curahan air hujan.

b. Anggapan Geosentris
Anggapan ini menempatkan Bumi sebagai pusat dari alam semesta. Geosentris (geo = Bumi;
centrum = titik pusat). Anggapan ini dimulai sekitar abad 7 Sebelum Masehi (SM), saat
pandangan egosentris mulai ditinggalkan. Salah seorang yang mengemukakan anggapan
geosentris adalah Claudius Ptolomeus. Ia melakukan observasi di Alexandria, kota pusat budaya
Mesir pada masa lalu. Ia menganggap bahwa pusat jagat raya adalah Bumi, sehingga Bumi ini
dikelilingi oleh matahari dan bintang-bintang.
Beberapa ahli pendukung geosentris antara lain Socrates, Plato, Aristoteles, Thales,
Anaximander, dan Phytagoras.

c. Anggapan Heliosentris
Semakin majunya alat penelitian dan sifat ilmuwan yang semakin kritis, menyebabkan
bergesernya anggapan geosentris. Pandangan heliosentris (helios = matahari; centrum = pusat)
dianggap sebagai pandangan yang revolusioner yang menempatkan matahari sebagai pusat alam
semesta.

Seorang mahasiswa kedokteran, ilmu pasti dan Astronomi, Nicholas Copernicus (1473–1543)
pada tahun 1507 menulis buku ”De Revolutionibus Orbium Caelestium” (tentang revolusi
peredaran benda-benda langit).
Ia mengemukakan bahwa matahari merupakan pusat jagat raya yang dikelilingi planet-planet,
bahwa bulan mengelilingi Bumi dan bersama-sama mengitari matahari, dan bahwa Bumi
berputar ke timur yang menyebabkan siang dan malam.

Nocilaus Copernicus adalah seorang pelukis, dokter, ahli matematika, dan astronom, ia melihat
beberapa kekeliruan dalam tabel buatan Ptolemeus, pada tahun 1507 ia menulis buku yang
sangat terkenal, De Revolutionibus Orbium Caelastium (revolusi peredaran benda-benda angit).
Ia mengemukakan adanya sistem matahari, yaitu matahari sebagai pusat yang dikelilingi oleh
planet-planet, bahwa bulan juga mengelilingi bumi dan bersama-sama mengitari matahari, bahwa
bumiberputar ke arah timur pada porosnya yang menyebabkan terjadinya siang dan malam.

Beberapa pendukung teori heliosentris adalah Giordano Bruno, Galileo Galilei, Johanes Kepler,
dan Isaac Newton.

d. Anggapan Galaktosentris
Galaktosentris (Galaxy = kumpulan jutaan bintang) merupakan anggapan yang menempatkan
galaksi sebagai pusat Tata Surya. Galaktosentris dimulai tahun 1920 yang ditandai dengan
pembangunan teleskop raksasa di Amerika Serikat, sehingga dapat memberikan informasi yang
lebih banyak mengenai galaksi.

4.Kritik terhadap Teori Asal Mula Jagat Raya


a. Kritik terhadap teori ledakan besar

Kritik pertama terhadap teori ledakan besar adalah umur jagat raya yang dihitung secara
matematis terlalu sedikit untuk sejumlah bintang yang sangat tua, yang umurnya telah ditentukan
secara bebas dari jumlah bahan bakar nuklir yang telah digunakan. Akan tetapi, para penganut
teori ledakan besar berpendapat bahwa metode pendataan bintang itu masih kurang seksama
sehingga mereka menganggap bahwa hal itu bukan suatu ancaman besar bagi gagasannya.

Kritik kedua adalah pernyataan tentang semua zat di mampatkan dalam suatu massa padat sangat
sulit dipahami ledakan dan pergerakan massa ini dapat digambarkan dengan terbangnya
proyektil yang ditembakan dari permukaan bumi. Ada beberapa kemungkinan yang terjadi yaitu
sebagai berikut.

• Proyektil terbang begitu cepat sehingga mudah lepas dari gravitasi bumi dan bergerak cepat
memasuki ruang angkasa,

• Proyektil hampir tidak dapat lepas dari pengaruh gravitasi bumi dan terus bergerak sangat
lambat ke arah luar,

• Proyektil tidak dapat membangkitkan kecepatan untuk bebas dari gravitasi bumi.Proyektil
melambat, berhenti, hingga kemudian jatuh akibat percepatan gravitasi.

Jagat raya yang meluas mungkin berlaku serupa yaitu meluas dengan cepat, atau bergerak sangat
lambat, atau mungkin berhenti dikalahkan oleh tarikan gravitasi antarzat.

b. Kritik terhadap teori keadaan tetap

Teori keadaan tetap sebagai telaah astronomi tidak mendapat dukungan lagi. Kegagalan utama
teori tersebut adalah mengenai kesamaan bintang-bintang dan galaksi-galaksi. Teori ini tidak
menyatakan bahwa sifat rata-rata berbagai galaksi yang dekat dan jauh akan berbeda. Namun,
para ahli astronomi radio telang mengetahui adanya perbedaan tersebut, terutama dengan
banyaknya sumber radio lemah.
Hal ini dapat dijelaskan dengan dasar teori ledakan besar yang menyatakan bahwa galaksi
mengalami evolusi. Galaksi memiliki ciri berbeda karena keterbatasan kecepetan cahaya,
letaknya yang jauh, dan perbedaan massa. Dengan berbagai fakta ini, Hoyle tidak lagi
mendukung teori keadaan tetap. Begitu pula ahli lain yang berupaya untuk mengubah teori
tersebut.
Selain dua teori tentang terjadinya jagat raya ini, terdapat beberapa paham mengenai jagat raya.

5.Tata surya
Secara umum, Pengertian Tata Surya adalah kumpulan benda-benda langit yang terdiri dari
sebuah bintang yang disebut matahari sebagai inti dan benda atau semua objek yang terikat oleh
gaya gravitasinya. Tata Surya terdiri dari matahari, planet-planet dan seluruh benda-benda di
angkasa yang beredar mengelilinya. Planet-planet penyusun tata surya kita adalah Merkurius,
Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus.

Pembentukannya dan Asal-Usulnya


Banyak hipotesis tentang asal usul tata surya dan teori-teori pembentukan tata surya menurut
yang dikemukakan para ahli antara lain sebagai berikut.  

1. Teori Pembentukan Tata Surya Pada Hipotesis Nebula (kabut)

Teori nebula menyebutkan bahwa pada awalnya tata surya berupa kabut raksasa yang mana
kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula dan unsur gas yang sebagian besar
adalah hidrogen. Akibat dari gaya gravitasinya membuat kabut menyusut dan berputar dengan
arah tertentu, suhu kabut memanas, dan akhirnya menjadi bintang raksasa (matahari). Matahari
tersebut berputar, menyusur, dan semakin cepat membuat cincin gas dan es terlontar ke
sekeliling matahari. Dari gaya gravitasi, membuat gas-gas memadat seiring dengan penurunan
suhunya membuat terbentuknya planet dalam dan planet luar. Menurut Laplace bahwa orbit
berbentuk hampir melingkar dari planet-planet merupakan konsekuensi dari pembentukan
mereka. Mengenai teori nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg (1688-
1772) pada tahun 1734 disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) di tahun 1775.
Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace secara independen di tahun
1796 sehingga mengapa hipotesis ini lebih dikenal dengan sebutan Hipotesis Nebula Kant-
Laplace.
2. Teori Pembentukan Tata Surya Pada Hipotesis Planetisimal 

Teori planetisimal mengatakan bahwa tata surya kita terbentuk dari adanya bintang yang lewat
cukup dekat dengan matahari, pada awal pembentukan matahari. Kedekatan tersebut membuat
tonjolan pada permukaan Matahari, dan bersama proses internal Matahari, menarik materi
berulang kali dari Matahari.

Dari efek gravitasi bintang membuat terbentuk dua lengan spiral yang memanjang dari Matahari.
Sedangkan bagian besar dari materi tertarik kembali, dan sebagian lainnya akan tetap di orbit,
mendingin dan memadat, dan menjadi benda-benda yang berukuran kecil yang disebut dengan
planetisimal dan bagi beberapa yang besar sebagai protoplanet. Objek-objek tersebut kemudian
bertabrakan dari waktu-ke waktu dan membentuk planet dan bulan, sedangkan untuk sisa-sisa
materi lainnya menjadi komet dan asteroid.

3. Teori Pembentukan Tata Surya Pada Hipotesis Pasang Surut Gas


Berdasarkan teori pembentukan tata surya dalam hipotesisi pasang surut bintang bahwa planet
dianggap terbentuk karena mendekatnya bintang lain kepada Matahari. Keadaannya hampir
dalam keadaan bertabrakan menyebabkan tertariknya sejumlah besar materi dari matahari dan
bintang lain tersebut oleh gaya pasang surut bversama mereka, kemudian terkondensasi menjadi
planet. Namun hal ini dibantah oleh astronom Harold Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa
tabrakan mengenai hal itu tidak mungkin terjadi, begitupun menurut astronom Henry Norris
Russell. Hipotesisi pasang surut pertama kali ditemukan oleh James Jeans pada tahun 1917.

4. Teori Pembentukan Tata Surya Pada Hipotesis Bintang Kembar (peledakan bintang)

Menurut teori pembentukan tata surya pada hipotesis bintang kembar yang berisi bahwa dahulu
tata surya kita terdiri dari dua bintang yang memiliki ukuran yang hampir sama ukurannya dan
berdekatan dimana salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan
tersebut terperangkap oleh gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinya menurut
Fred Hoyle (1915-2001) di tahun 1959 sebagai penemu hipotesisi bintang kembar.

5. Teori Pembentukan Tata Surya Pada Hipotesis Kuiper Proto Planet (Awan Debu) 

Teori pembentukan tata surya pada hipotesis proto planet dikemukakan oleh Carl Van
Wezsaecker, G.P. Kuipper (1905-1973) dan Subrahmanyan Chandrasekar. Teori hipotesis planet
terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu dimana terdapat gumpalan awan dan deb yang
bertebaran di angkasa. Selama kurang lebih 5.000 juta tahun yang lali, salah satu awan gas
tersebut mengalami pemantapan. Pada proses pemantapan tersebut partikel-partikel tertarik ke
pusat awan dan membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin.

Selanjutnya gumpalan bola gas tersebut memipih berbentuk cakram. Partikel-artikel di bagian
tengah cakram kemudian saling menekam sehingga menimbulkan panas dan menjadi berpijar
(matahari). Bagian yang lebih luar berputar sangat cepat sehingga tercepah menjadi gumpalan-
gumpalan kecil. Gumpalan kecil berpilin juga akan mengalami pembekuan dan menjadi planet
serta satelit.

6. Teori Pembentukan Tata Surya Pada Hipotesis The Big Bang 

Teori yang menyatakan bahwa suatu massa sangat besar dan memiliki berat jenis yang besar
juga. Karena terdapat reaksi inti, maka massa tersebut meledak dengan hebatnya (big bang).
Bagian tersebut berserakan dengan cepat menjauhi pusat ledakan. Setelah berjuta-juta tahun,
bagian-bagian yang berserakan tersebut membentuk kelompok-kelompok dengan berat jenis
yang lebih rendah. Kelompok tersebut menjadi galaksi sekarang ini.

6.Sejarah Penemuan planet
Sejak dulu telah diketahui lima planet yang terdekat dengan matahari selain bumi yakni
merkurius, venus, mars, jupiter, dan saturnus yang mana banyak bangsa didunia memiliki nama-
nama tersendiri untuk setiap planet tersebut. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi di tandai dengan ditemukannya teleskop refraktor oleh Galileo Galilei di tahun 1964-
1642 sehingga dapat melihat lebih luas yang tak dapat dilihat dengan mata telanjang.  Dari
teleskop tersebut diketahui bahwa venus mengelilingi Matahari dari perubahan posisi venus
terhadap matahari, hal ini memperkuat teori heliosentris, bahwa matahari adalah pusat alam
semesta, bukan bumi, yang sebelumnya digagas oleh Nicolaus Copernicus 1473-1543.
Pengaturan heliosentris adalah matahari dikelilingi oleh mercury ke saturnus.

Model Heliosentris Copernicus dalam naskah. Teleskop temuan galileo terus dikembangkan
seperti ilmuan Christian Huygens (1629-1965) yang menemukan Titan, satelit saturnus, yang
hampir dua kali dari jarak orbit bumi-jupiter. 

Tidak hanya dari perkembangan teleskop, terdapat temuan Johannes Kepler 1571-1630 yang
disebut dengan hukm kepler sebagai perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu
dengan yang lain. Dan pada puncaknya, terdapat hukum gravitasi yang ditemukan oleh Sir Isaac
Newton 1642-1727 dari kedua temuan tersebut membuat pencaharian dan perhitungan benda-
benda langit selanjutnya semakin berkembang.

Tahun 1781, uranus ditemukan oleh William Herschel 1738-1822 dari perhitungan teliti dari
orbi planet uranus dan dari situlah ditemukan planet neptunus agustus 1846 dan pluto tahun 1930
bahwa dari planet uranus terdapat planet pengganggu planet pengganggu tersebut adalah
neptunus dan pluto.

Semakin berkembangnya zaman. Para astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek kecil
diluar neptunus yang disebut objek trans-Neptunus yang juga mengelilingi matahari dimana
disana terdapat 100.000 objek yang mirip dengan objek sabuk kuiper (sabuk kuiper adalah
bagian dari objek-objek trans netunus). Belasan benda langit termasuk dalam objek sabuk kuiper
di antaranya Quaoar (1.250 km pada juni 2002), Huya (750 km pada Maret 2000), Sedna (1.800
km pada maret 2004), Orcus, Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna, dan 2003 EL61 (1.500 km ada mei
2004).

7.Susunan Tata Surya dan Benda-Benda Langit Lainnya 


Di sekitar Matahari terdapat 8 planet dimana sebelumnya terdapat 9 planet namun karena
ukurannya sangat kecil dan melanggar orbit. 8 planet tersebut adalah merkurius, venus, bumi,
mars, yupiter, saturnus, urans, neptunus. kedelapan planet tersebut mengelilingi matahari sebagai
pusat atau inti tata surya.

1. Matahari  

Matahari adalah pusat tata surya kita. Garis tengah kurang lebih 1.392.500 km. Tersusun dari
70% gas hidrogen dan 25% gas helium serta 5% gas lainnya. Jarak Matahari dengan bumi
kurang dari 150 juta km. Suhu luarnya kira-kira 60.000 Celcius.

Bagian-bagian dari Matahari adalah 


 Fotosfer
 Kromosfer
 Prominensa
 Korona 
 Bintik Matahari

2. Planet-Planet Yang Mengelilingi Matahari 

Gerakan planet mengelilingi matahari disebut dengan rotasi. Seperti yang terdapat diatas bahwa
planet yang mengelilingi matahari ada 8 yaitu sebagai berikut..

 Merkurius, adalah planet yang terdekat dengan Matahari dan terkecil (0,055 massa
bumi). Terdapat kawah terbesar yang disebut dengan kolaris. Planet ini juga disebut
dengan bintang pagi atau bintang malam dimana waktu edarnya 88 hari, jaraknya dengan
matahari adalah 58 juta km. Merkurius tidak memiliki satelit alami. 

 Venus adalah planet yang ukurannya mirip bumi yaitu 0,815 massa bumi. Seperti bumi,
planet venus memiliki selimut kulit silikat yang tebal dan juga berinti besi, atmosfernya
tebal dan mempunyai aktivitas geologi. Namun planet ini lebih kering dari pada bumi dan
memiliki atmosfer lebih padat dari pada bumi. Venus tidak mempunyai satelit. Venus
adalah planet terpanas dengan suhu permukaan mencapai 400 C, kemungkinan besar
disebabkan dari jumlah gas rumah kaca yang terkandung dalam atmosfer. Sampai
sekarang ini aktivitas geologi Venus belum dapat dideteksi, akan tetapi karena planet ini
tidak memiliki medan magnet yang dapat mencegah habisnya atmosfer, saat ini diduga
bahwa sumber atmosfer venus berasal dari gunung berapi. 
 Bumi adalah planet bagian dalam yang terbesar dan terpadat, planet yang satu-satunya
diketahui memiliki aktivitas geologi dan memiliki makhluk hidup. Hidrosfer-nya yang
cair adalah khas di antara planet-planet kebumian da merupakan satu-satunya planet yang
diamati memiliki lempeng tektonik. Atmosfer bumi sangat berbeda dengan planet-planet
lainnya, karena dipengaruhi oleh keberadaan makhluk hidup yang menghasilkan 21%
Oksigen. Bumi memiliki satu satelit, bulan, satu-satunya satelit terbesar dari planet
kebumian di dalam tata surya. 

 Mars atau planet merah atau bintang belek yang revolusi 687 hari dan rotasinya 24,6
jam. Suhu tertinggi di permukaannya 500-600 Celcius. Planet yang memiliki 2 satelit
yaitu fobos dan deimos. Jarak mars dari matahari yaitu sekitar 1,52

 Yupiter merupakan planet dengan ukuran 318 kali massa bumi dan 2,5 kali massa
gabungan dari seluruh planet lainnya. Kandungan utamanya adalah hidrogen dan helium.
Sumber panas dalam Yupiter menyebabkan timbulnya ciri semi-permanen pada
atmosfernya, sebagai contoh pita-pita awan dan bintik merah raksasa. Sejauh ini, Yupiter
memiliki 63 satelit diantaranya terdapat 4 terbesar yaitu Ganymede, Callisto, Lo, dan
Europa menampakan kemiripan dengan planet kebumian, misalnya gunung berapi dan
inti yang panas. Ganymede, merupakan satelit terbesar di Tata Surya yang berukuran
lebih besar dari ada Merkurius. 
 Saturnus merupakan planet yang dikenal sebagai sistem cincinnya, dan memiliki
beberapa kemiripan dengan Yupiter, sebagai contoh komposisi atmosfernya. Saturnus
bervolume 60% dari Yupiter, dan memiliki berat kurang dari sepertiga Yupiter atau 95
kali massa bumi, sehingga dapat dikatakan bahwa planet Saturnus merupakan planet yang
tidak padat di Tata Surya. Saturnus mempunyai 60 satelit yang dimana yang diketahi
sejauh ini dua diantaranya adalah Titan dan Enceladus dimana telah menunjukkan
aktvitas geologis, meskipun hampir terdiri dari es saja. Titan berukuran lebih besar dari
Merkurius dan satu-satunya satelit di tata surya yang memiliki atmosfer yang berarti. 

 Uranus adalah planet dengan massa 14 kali massa bumi yang dikategorikan sebagai
planet paling ringan di antara planet-planet luar dan orbitan 90 derajat pada ekliptika
dalam mengedari matahari. Inti planet ini sangat dingin dibandingkan dengan gas raksasa
lainnya yang hanya memiliki memancarkan sedikit energi panas. 
 Neptunus atau planet kembar, dikatakan planet kembar karena memiliki 2 buah satelit
yaitu Triton dan Neroid. Revolusi dari Neptunus adalah 164,8 tahun dan rotasinya 16,1
jam. Neptunus merupakan planet yang sedikit lebih kecil dari Uranus, dan bermassa 17
kali dari massa bumi, sehingga lebih padat. 

Dari kedelapan planet tersebut para ahli menggolongkan ke dalam dua bagian yaitu
sebagai berikut.

Planet Dalam 

Adapun dasar penggolongan yang dikatakan planet dalam ada dua macam yakni:
1. Pada orbit bumi planet dalam yaitu Merkurius dan Venus
2. Keberadaan asteroid planet dalam yaitu Merkurius, Venus, Bumi dan Mars.

Planet Luar 

Planet-planet luar adalah yang tidak termasuk dari planet dalam yakni mars, yupiter, saturnus,
uranus, dan neptunus. 

Benda-Benda Langit Lainnya 

Selain dari planet-planet diatas, Tata Surya juga memiliki benda-benda langit sebagai anggota
dengan lintasan yang berbeda yaitu sebagai berikut.

 Satelit adalah benda langit yang mengiringi planet selama mengelilingi Matahari. Salitet
dibedakan menjadi dua macam yaitu satelit alam dan satelit buatan. Satelit adalah adalah
satelit yang sudah ada dalam tata surya tanpa buatan oleh manusia. Sedangkan satelit
buatan adalah satelit yang dibuat oleh manusia dan diluncurkan menggukana roket
dengan tujuan tertentu. 
 Meteoroid adalah benda-benda langit yang kecil melayang-layang di angkasa luar, atau
juga sering disebut dengan bintang beralih. Meteoroid yang terlalu dekat dengan Bumi
dapat terpengaruh oleh gaya gravitasi Bumi sehingga masuk ke Bumi. Meteroid akan
bergesekan dengan atmosfer bumi sehingga menimbulkan bunga api. Cahaya bunga api
disebut dengan meteor atau bintang jatuh dapat juga disebut dengan bintang beralih.
 Komet adalah bola berpijar yang memiliki ekor cahaya, sehingga sering disebut dengan
bintang berekor. Komet muncul di tata surya dan dapat dilihat pada waktu tertentu.
Komen yang paling terkenal adalah komet Halley yang muncul sekitar 76 tahun sekali.
 Asteroid adalah benda-benda langit yang berukuran kecil mengedari matahari pada
lintasan tertentu. Umumnya asteroid memiliki lintasan edar di antara lintasan edar Mars
dan Yupiter. Lintasan asteroid tersebut dinamakan dengan Sabuk Asteroid yang sekarang
ini telah dikenal adalah ceres dengan diameter 975 km, juno dengan diameter 265 km,
vesta dengan diameter 530 km dan pallas 535 km.

8.Sejarah Pembentukan Bumi


Sejarah Pembentukan Bumi - Bumi kita terbentuk dimulai dari 4.600.000.000 tahun yang lalu
dan mengalami beberapa perkembangan sampai terbentuk seperti saat ini.  Pada awal
terbentuknya, bumi masih berupa bola api yang mengalami akumulasi panas akibat kontraksi
gravitasi, peluruhan radioaktif dan hujan meteorit.  Masa itu disebut masa Arkeozoikum yang
berakhir sampai pada sekiktar 2.500.000.000 tahun yang lalu.  Selanjutnya, inti bumi yang
merupakan cairan besi dan nikel memisahkan diri dari mantel bumi.  Penguapan gas besar-
besaran dari dalam bumi bersama-sama dengan hidrogen dan helium membentuk atmosfer
primitif yang kemudian menyebabkan proses pendinginan bagian bumi yang secara berangsur-
angsur membentuk kerak bumi.

Masa Arkeozoikum merupakan awal pembentukan batuan kerak bumi yang berkembang menjadi
protokinten. Batuan masa ini ditemukan di bagian dunia yang lazim disebut kraton atau perisai
dunia.  Batuan yang tertua pada masa ini tercatat pada umur 3.800.000.000 tahun yang lalu. Pada
masa ini pula tercatat sebagai awal munculnya kehidupan primitif di dalam samudra yang berupa
ganggang dan bakteri (mikroorganisme) .  Hal itu dibuktikan dengan ditemukan fosil
Cyanobacteria dan Stromatin yang berusia 3.500.000.000 tahun.

Pada masa Protozoikum (2,5 milyar – 590 juta tahun yang lalu) mulai terjadi perkembangan
hidrosfer dan atmosfer serta dimulainya kehidupan yang lebih kompleks.  Senelumnya dari
hewan uniseluler menjadi multiseluler (eukariotik, prokariotik).  Masa Arkeozoikum dan masa
Protozoikum dikenal sebagai masa Prakambrium.

Zaman sejarah pembentukan bumi dapat dibagi menjadi 4, yaitu Prakambrium,


Paleozoikum, Mesozoikum, dan Kenozoikum.

1. Prakambrium
Zaman Prakambrium lebih tua dari zaman Kambrium, di mana lapisan-lapisannya terdapat di
bawah lapisan-lapisan yang mengandung fosil. Jelasnya, lapisan batuan baru dikatakan pasti
berumur Prakambrium jika tertutup lapisan yang berfosil Kambrium.

Penampakan batuan Prakambrium sangat jarang sekali dijumpai di permukaan bumi, hanya di
beberapa daerah dan terbatas pada tempat tertentu. Diperkirakan batuan Prakambrium tampak di
permukaan bumi karena batuan-batuan itu sejak terjadi tidak pernah tertutup oleh sedimen yang
lebih muda dan sedimen-sedimen muda yang ada sudah habis terkikis oleh erosi. Umumnya
daerah-daerah itu merupakan bagian pusat benua.

Karena bentuknya agak melingkar dan permukaannya sedikit cembung maka inti-inti
Prakambrium disebut perisai benua. Di sekitar bagian pusat yang berbentuk perisai itu, lapisan
Prakambrium tertutup oleh lapisanlapisan yang lebih muda, makin jauh dari bagian pusat akan
semakin tebal. Lapisan Prakambrium terdiri atas batuan-batuan berhablur, baik yang berasal dari
pembekuan magma cair, maupun dari peleburan dan penghabluran kembali sedimen-sedimen
dan batu-batuan lainnya, yang disebabkan oleh perubahan kimiawi dan fisis pada sedimen-
sedimen dan batuan beku.

Seringkali batu-batuan Prakambrium sangat sulit diselidiki untuk mengetahui proses manakah di
antara ketiga proses tersebut yang sesungguhnya telah membentuk batuan tadi, dan diantaranya
dapat ditemukan bentuk-bentuk peralihan. Oleh sebab itu, pelapisan seperti pada sedimen-
sedimen tidak banyak diketahui. Seandainya terdapat perlapisan maka seringkali hal ini
disebabkan juga oleh perubahanperubahan fisis dan kimiawi tertentu pada tekanan yang tinggi.
Hubungan dalam ruang dari batuan sangat rumit dan sulit untuk diuraikan.

Pada masa Prakambrium dapat diketahui pula bahwa di beberapa daerah terdapat iklim yang
sangat dingin (endapan terbentuk oleh es darat atau gletser), sedangkan pada saat lain, iklimnya
panas dan lembap (lapisan yang berwarna merah dengan rekah kerut), tetapi sangat sukar untuk
menentukan iklim dari lapisan-lapisan sedimen yang ada. Pada waktu itu permukaan bumi yang
ada di atas muka laut merupakan gurun, yang tidak disebabkan karena kekurangan air yang
sangat besar (Sahara), tetapi karena pada waktu itu belum terdapat tumbuh-tumbuhan darat.
Faktor lain adalah adanya oksigen bebas dalam atmosfer, yang jauh lebih sedikit daripada
sekarang.

Sesudah diadakan penelitian dan penyelidikan yang saksama terhadap sisa-sisa batuan, diketahui
bahwa pada masa Prakambrium tidak ditemukan bentuk-bentuk hidup dengan tekstur dan bentuk
yang terang/jelas. Tekstur adalah istilah yang dipakai untuk bentuk-bentuk dan arah-arah di
dalam batuan, misalnya tekstur butir. Struktur adalah istilah yang lebih banyak dipakai untuk
bentuk-bentuk yang terbangunkan oleh kumpulan batuan kubah. Di samping itu juga didapati
jejak rayapan cacing atau binatang serupa itu. Dalam masa Prakambrium tidak ada jasad-jasad
yang dapat membuat rangka yang keras sehingga pemfosilan tidak mungkin terjadi.
2. Paleozoikum
1) Kambrium

Endapan yang terbentuk pada masa Kambrium banyak ditemukan fosil sehingga banyaklah yang
dapat diketahui tentang keadaan kehidupan masa itu. Masa ini ditandai oleh adanya endapan-
endapan yang mengandung jasad-jasad fosil yang telah mencapai tingkat perkembangan yang
tinggi, bila dibandingkan dengan yang dijumpai pada masa Prakambrium. Semua masih hidup
terbatas pada air. Oleh karena itu, sisa-sisa peninggalannya hanya berupa jasad-jasad air,
terutama jasad-jasad samudera. Contohnya archaecyata dan binatang Trilobit Olenellus.

a. Archaecyatha

Peranannya seperti binatang karang. Jenis ini banyak membentuk endapan-endapan gamping
yang tebal. Pembentukannya seperti yang dibuat oleh binatang karang sekarang ini di laut-laut
daerah tropika. Gamping yang mengandung Archaecyatha telah banyak ditemukan di California,
Siberia, Spanyol, Australia, dan lain-lain.

B. Binatang

Yang menjadi fosil penunjuk yang terpenting yang pada zaman Kambrium adalah Trilobita,
yaitu sebangsa jenis udang-udangan yang berkulit keras. Batuan pada masa Kambrium bercirikan
endapan gamping yang mengandung banyak pirit, sedimen pasir, dan berlempung yang kaya
akan fosil. Pada masa ini tidak terdapat batas iklim yang nyata, jasad yang membentuk gamping
memerlukan air yang hangat. Jadi, pada saat itu iklimnya sedang, bahkan panas. Masa
Kambrium ditaksir lamanya 70 juta tahun.

Anggapan yang menyebabkan binatang-binatang yang dapat memfosil semakin banyak dan
ditemukan sebagian besar di daerah tertentu, misalnya Kanada Barat sebagai berikut.

a) Pada masa Kambrium, batu-batuan terkena pengaruh metamorfosa lebih kecil sehingga
lapisan-lapisan batu-batuan yang telah diendapkan dalam zaman geologi yang lebih muda.
Contohnya lempung lemigrad untuk pembuatan barang-barang pecah-belah.

b) Setelah Prakambrium, beberapa kelompok binatang lebih banyak mempunyai kerangka maka
kemungkinan untuk memfosil lebih besar.

Dengan menggunakan fosil maka dapat diketahui 3 macam zaman Kambrium, yaitu fauna
Kambrium bawah, fauna Kambrium tengah, dan fauna Kambrium atas.

a) Fauna kambrium bawah


Masih bersifat kosmopolit, yaitu binatang-binatang masih terdapat di mana-mana di dunia
(Trilobit Olenellus).

b) Fauna kambrium tengah

Sudah terbagi menjadi daerah-daerah fauna pasifik dan Atlantik. Daerah Atlantik sebagai fosil
binatang Paradoxides (Pasifik Olenoides).

c) Fauna kambrium atas

Daerah fauna Pasifik bercirikan Diclocephalus dan terus menembus Eropa-Tiongkok-Tibet


sampai Spanyol. Daerah fauna Atlantik bercirikan Olenus.

2.Silur

Pada zaman Silur, penyebaran fauna lebih luas dibandingkan dengan masa Kambrium. Banyak
kelompok binatang baru muncul pada zaman Silur ini. Di antaranya yang terpenting adalah
Vertebrata atau binatang bertulang punggung. Graptalit adalah ciri fosil penujuk pada masa Silur
dan merupakan kumpulan/kalori binatang kecil yang disebut Rabdosoma.

Sedimen pasir gamping, kebanyakan diendapkan pada tempattempat daerah yang terangkat di
dekatnya. Banyak binatang karang berkembang biak dengan baik sehingga jasad-jasadnya
meninggalkan lapisan batu gamping yang tebal. Sedimen dengan ciri fasies Graptalit
terbentuknya di lautan yang dalam, tetapi kini ternyata kebanyakan di antara lempung-lempung
itu diendapkan di lautan yang dangkal, yang kadang-kadang tertutup oleh ganggang laut. Hal ini
menyebabkan laut berwarna hitam (Laut Hitam). Di Indonesia zaman Silur adalah zaman yang
tertua yang diketahui. Fosil Silur berupa koral bulat yang bernama Halisites, telah banyak
ditemukan orang dalam batu-batu lepas dalam suatu sungai di Papua.

Air hujan di Niagara terjadi pada endapan-endapan Silur. Iklim pada zaman Silur di mana-mana
mengalami panas yang hampir sama dengan masa Kambrium. Adanya sisa evaporit-evaporit
menunjukkan adanya iklim yang kering dan mungkin ada suasana gurun.

3.Devon

Zaman ini bercirikan munculnya tumbuh-tumbuhan darat dan binatang bertulang punggung. Di
laut dijumpai perkembangan luas kelompok-kelompok binatang yang tidak bertulang punggung,
seperti Amronit. Pada dasarnya Devon terbagi atas 3 macam, yaitu Devon bawah, Devon tengah,
dan Devon atas.
Pada umumnya daerah Old Red Sandstone (ORS) terdiri atas Arkosa Konglomerat, batu pasir,
yang kesemuanya berasal dari perombakan pegunungan Kaledonia. Daerah ORS ini meliputi
daerah sekitar pegunungan Kaledonia, Inggris, Skotlandia, Skandinavia, Spitsbergen, Grondalia,
hingga jauh melampaui dataran tinggi Rusia. Khusus di Grondalia, ORS berselang-seling dengan
endapan-endapan laut dangkal. Demikian pula di Tiongkok terdapat endapan ORS, terutama di
Kuangli (karena ada hubungan lautan pada saat benua Eropa dan Asia masih bersatu).

Pada zaman Devon banyak ditemukan lapisan-lapisan endapan daratan yang sungguh luas.
Banyak di antaranya diendapkan dalam sungai atau dalam danau. Dalam lapisan banyak
ditemukan fosil-fosil ikan, demikian pula perkembangan tumbuhan daratan baru berarti setelah
zaman Devon.

Pada zaman Devon keadaan iklim sangat panas, dan di daerah tropika banyak hujan disertai
tumbuhan berkembang, mengakibatkan terjadinya tanah merah yang bersifat laten. Di samping
itu dengan adanya sungaisungai dan danau-danau, menunjukkan iklim yang agak lembab. Di
beberapa tempat ditemukan bekas-bekas yang menunjukkan adanya gletser-gletser besar. Bekas-
bekas ini ditemukan di Afrika Selatan, Grondalia, dan Amerika.

Di Indonesia zaman Devon hanya dapat ditunjukkan di beberapa tempat saja, yaitu dengan
adanya Heliolithes dan Tetracoralla. Clathrodyctyon daerah sungai Telen di Kalimantan adalah
satu-satunya tempat di Indonesia yang telah terbukti mempunyai batuan-batuan Devon.

4.Karbon

Zaman ini ditandai dengan timbulnya sejumlah besar karbon bebas di pelbagai bagian dunia.
Karbon atau Carbonium atau Arang ini amat berpengaruh pada keadaan cuaca/iklim. Pada zaman
Karbon ini terjadi pembentukan pegunungan; hal-hal inilah yang menyebabkan zaman Karbon
dapat dikenal dengan nyata. Terjadinya batu bara sangat erat hubungannya dengan pengangkatan
dan pembentukan pegunungan.

Adanya karang menunjukkan iklim sedang yang agak panas; adanya sedimen Klasika yang
berwarna merah dengan rekah kerut menandakan iklim kering/arid. Adanya tumbuh-tumbuhan
dengan daun yang cukup rindang menunjukkan adanya pelembagaan. Tidak adanya lingkaran
tahun pada batang-batang serta tumbuh terus, menunjukkan tidak adanya perbedaan yang
menyolok. Endapan batu bara yang berwarna merah menunjukkan peninggalan yang kering dan
gersang.
Perkembangan naptelia, amfibia yang muncul pada zaman Devon mengalami perkembangan
pesat, demikian pula perkembangan serangga, lebah, dan lipan. Serangga pada zaman ini ialah
pemakan daging/bangkai. Pada tempat di mana karbon diendapkan sebagai lapisan dasar laut, di
sana dijumpai karang/koral dalam jumlah yang besar. Perkembangan tumbuhan (paku/pakis,
kawat/sumbar batu) lebih nyata dibandingkan dengan binatang bertulang punggung.

5.Perm

Ciri-ciri perm ialah bahwa letak lapisan yang diskor dan di atas karbon mengandung batu bara,
juga adanya penyimpangan fauna laut dari 2 karbon fosil pada zaman Paleozoikum akhir. Di
Indonesia peninggalan perm ditemukan di Timor pada lembah sungai Noil, besi di Miaffo Timor
Barat Daya berupa lapisan lava-lava bantal (kegiatan vulkanik). Di Sumatera berupa gamping
dan koral disertai dengan batuan dari gunung berapi. Lapisan perm mengandung minyak,
koalium (bahan porselin), lempung keramik, besi, dan batu bara.

Pada umumnya dalam sejarah bumi ditemukan kaidah-kaidah sebagai berikut.

a. Bila perbedaan tinggi topografi tidak seberapa dan terdapat genangan laut yang luas maka
akan terdapat iklim yang agak panas dan merata di bagian bumi yang luas.

b. Bila perbedaan tinggi topografi besar, yaitu selama sesudah ada orogenesi atau pengangkatan
pegunungan yang meluas di seluruh dunia, ada pembagian iklim dalam beberapa daerah, yaitu
iklim kutub, sedang, kering, gersang, dan iklim hujan tropis.

Jadi, dari masa Paleozoikum dan Prakambrium dapat disimpulkan beberapa hal, yakni sebagai
berikut.

a. Pada zaman Azoikum dapat dikatakan belum ada kehidupan sama sekali, barulah pada zaman
Protonozoikum mulai ada kehidupan.

b. Pada zaman Paleozoikum mulai ada fosil-fosil baik berasal dari flora maupun fauna.

c. Pada zaman Paleozoikum dapat disebut mulai ada tingkat kehidupan. Pada saat itu mulai
timbul berbagai kehidupan seperti tumbuhan daratan pertama, trolobita, ikan, ubur-ubur, di mana
tingkat kehidupan masih sangat sederhana.

3. Mesozoikum
Masa Mesozoikum terdiri atas zaman kapur, jura, dan trias. Zaman kapur berumur kurang lebih
90 juta tahun, jura 140 tahun, dan trias 190 tahun. Ketiga zaman ini disebut tingkat kehidupan
pertengahan. Keadaan iklim pada waktu itu adalah panas dan basah. Hal ini dapat diketahui
dengan adanya pertumbuhan dan perkembangan flora dan fauna yang ada pada saat itu. Pada
zaman ini mulai timbul dan berkembang tumbuh-tumbuhan berdaun lebar, binatang melata,
amfibi, dan ikan serta binatang menyusui pertama. Kehidupan flora dan fauna penyebarannya
terbatas.

4. Kenozoikum/Neozoikum
Masa Kenozoikum disebut juga masa Neozoikum, terdiri atas zaman tersier dan kuarter dan
merupakan tingkat kehidupan baru.

a. Zaman Tersier

Zaman tersier terbagi menjadi zaman eosen, oligosen, dan pleiosen. Zaman eosen berumur 70
juta, oligosen 42 juta tahun, miosen 30 juta tahun, dan pleiosen 16 juta tahun. Pada zaman tersier
tumbuh-tumbuhan berkembang biak dan meluas ke seluruh wilayah kontinen, demikian juga
mulai timbul dan berkembang tumbuh-tumbuhan berbunga. Binatang menyusui dan burung-
burung mulai meluas pada zaman ini. Keadaan iklim tidak begitu berbeda dengan zaman
sekunder. Pada zaman ini batu bara muda mulai terbentuk.

b. Zaman kuarter

Zaman kuarter terdiri atas zaman pleistosen atau dilluvium dan zaman holosen atau alluvium.
Kedua zaman ini berumur kurang lebih 3 juta tahun yang lalu. Pada zaman kuarter telah muncul
manusia pertama.

Untuk lebih jelasnya, amatilah urutan tabel skala waktu geologi sebagai berikut.
9.Teori pembentukan bumi
Selain dilihat dari sejarah pembentukan  bumi, ada juga beberapa teori pembentukan bumi yang
diantaranya sebagai berikut.

Teori Tidal

Dua orang ilmuwan Inggris, James Jeans dan Harold Jeffreys, pada tahun 1918
mengemukakan teori tidal.  Mereka mengatakan pada saat bintang melintas di dekat
matahari, sebagian massa matahari tertarik ke luar sehingga membentuk semacam cerutu.
Bagian yang membentuk cerutu ini akan mengalami pendinginan dan membentuk planet –
planet yang meliputi Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus.

Teori Laplace

Seorang ahli Matematika dan astronomi Perancis Pierre Simon Marquis de Laplace 1796
mengemukakan Bumi terbentuk dari gugusan gas panas yang berputar pada sumbunya,
kemudian terbentuk cincin – cincin.  Sebagian cincin gas tersebut, terlempar ke luar dan tetap
terus berputar.  Cincin gas yang berputar akan mengalami pendinginan, sehingga
terbentuklah gumpalan – gumpalan bola yang menjadi planet – planet, termasuk Bumi.

Teori Kuiper

Gerald P.Kuiper mengemukakan bahwa pada mulanya ada nabula besar berbentuk piringan
cakram. Pusat piringan adalah protomatahari, sedangkan massa gas yang berputar
mengelilingi promatahari adalah protoplanet. Dalam teorinya, beliau juga memasukkan unsur
– unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Pusat piringan yang merupakan protomatahari
menjadi sangat panas, sedangkan protoplanet menjadi dingin. Unsur ringan tersebut menguap
dan malia menggumpal menjadi planet – planet.

Teori Whipple

Fred L.Whipple, seorang ahli astronom Amerika mengemukakan pada mulanya tata surya
terdiri dari gas dan kabut debu kosmis yang berotasi membentuk semacam piringan.  Debu
dan gas yang berotasi menyebabkan terjadinya pemekatan massa dan akhirnya menggumpal
menjadi padat, sedangkan kabutnya hilang menguap ke angkasa. Gumpalan yang padat
saling bertabrakan dan kemudian membentuk planet – planet.

10.SEJARAH PERKEMBANGAN MUKA BUMI


( PANGAEA DAN GONDWANA )
Menurut para ahli geologi, sebenarnya pelebaran alur-alur dasar samudera, gerakan - gerakan
benua, pola seismik dunia, dan pola kegiatan vulkanik merupakan bagian dari satu desakan
energi dari perut bumi. Permukaan planet bumi terdiri dari enam bentangan besar lempeng benua
yang bersifat keras, tetapi sebenamya tipis bila dibanding dengan ukuran bola bumi. Ukuran
yang paling tebal pada benua-benua itu tidak mencapai 150 km. Lempeng - lempeng benua itu
saling bergeseran. Gerakan-gerakan pergeseran kerak bumi ini juga disebabkan oleh desakan
hebat dari energi yang dikeluarkan oleh perut bumi.

Benua Asia terdiri dari tiga lempeng benua yang besar, yaitu Eurasia, Pasifik, dan India. Eurasia
merupakan lempeng yang paling besar dan relatif statis, sedangkan lempengan Pasifif dan India
terus menerus bergerak, menggeser ke arah barat laut (Pasifik), dan utara (India). Gerakan-
gerakan "tabrakan" ini menghasilkan jajaran pulau-pulau dan jajaran pegunungan seperti
Pegunungan Himalaya.

Hal-hal penting tentang gerakan benua adalah sebagai berikut.

1. Gerakan-gerakan lempeng tektonik terus-menerus terjadi dan menciptakan perubahan -


perubahan di permukaan bumi.

2. Sumber gerakan ini ialah arus yang disebabkan oleh panas. Arus ini terjadi dalam batuan padat
tetapi kenyal di dalam lapisan astenosfer selubung bumi.

3. Lempeng tektonik dapat meleleh waktu mendekati kulit bumi dan keluar lewat gunung api,
celah, atau retakan seperti yang terjadi pada Pematang Atlantik Tengah. Sambil meninggalkan
retakan dasar samudera, batuan yang meleleh membentuk dasar baru di laut.

4. Dasar batuan yang meleleh mendesak maju bagian kerak bumi yang lebih tua. Bagian tua ini
mungkin mendukung benua. Kalau bagian kerak bumi seperti itu bertemu ujung, maka benturan
itu menyebabkan gempa. Inilah yang terjadi di dalam laut di lepas pantai Amerika Selatan. Satu
bagian bumi didorong masuk ke selubung untuk meleleh kembali, bagian lainnya didorong ke
atas sehingga membentuk pematang.

5. Teori gerakan lempeng tektonik banyak kaitannya dengan persebaran gunung api di muka bumi
dan terjadinya gempa bumi

Sejak sekitar tahun 1900, para ahli geologi telah mengetahui bahwa kerak bumi bagian luar
mengapung di atas lapisan lebih dalam yang lunak. Akan tetapi, teori mengenai gerakan-gerakan
benua tersebut baru dipublikasikan secara luas sejak tahun 1960.

Beberapa teori tentang gerakan benua disampaikan oleh beberapa ahli:

1. Alfred L. Wagner (1880 - 1930) 


Dalam bukunya berjudul Die Enstehung der Kontinente Und Ozeane (Asal-usul Benua dan
Lautan) diterbitkan tahun 1915.

a. Dibuktikan adanya persamaan garis kontur pantai timur Amerika Utara dan Amerika Selatan
dan garis kontur Eropa Barat dan Afrika.
Dibuktikan adanya kesamaan formasi geologi sepanjang pantai Afrika Barat (dari Sierra Leone -
Tanjung Afrika Selatan) dengan formasi geologi pantai timur Amerika (dari Peru - Balsia
Blanca).

b. Daerah Green Sandria bergerak menjauhi Afrika Selatan dengan kecepatan 36 m/th. Pulau
Madagaskar bergerak menjauhi Afrika Selatan dengan kecepatan 9 m/tahun.

c. Benua yang sekarang ini, dulunya satu yang disebut benua Pangaea. Benua Pangaea pecah, di
bagian selatan bergerak menuju ke barat dan ke utara menuju khatulistiwa. Karena peristiwa
tersebut terjadilah hal-hal sebagai berikut.

1) Bentangan benua dan samudera mengapung sendiri-sendiri.


2) Samudera Atlantik menjadi semakin luas karena benua Amerika bergerak ke arah barat
sehingga terjadi lipatan permukaan bumi yang berwujud bentang pegunungan di pantai barat
Amerika dari arah utara - selatan.
3) Adanya kegiatan seismik yang luar biasa di sepanjang patahan St. Andreas dekat pantai barat
Amerika Serikat.
4) Samudera Hindia mendesak ke arah utara sehingga benua India terdesak dan menimbulkan
terjadinya deretan pegunungan Himalaya.
5) Keadaan benua-benua dewasa ini pun masih terus bergerak. Dapat dibuktikan makin
melebarnya celah-celah yang terdapat di alur-alur dasar samudera.

Adapun titik tolak teori Wegener tersebut adalah:


1. Adanya persamaan yang mencolok antara garis kontur pantai timur Benua Amerika Utara dan
Selatan dengan garis kontur pantai barat Eropa dan Afrika. Kedua garis yang sama tersebut
sebenamya dahulu adalah daratan yang berimpitan. Itulah sebabnya formasi geologi di bagian-
bagian yang bertemu itu sama. Keadaan ini telah dibuktikan kebenarannya. Formasi geologi di
sepanjang pantai Afrika Barat dari Sierra Leone sampai Tanjung Afrika Selatan sama dengan apa
yang ada di pantai Timur Amerika, dari Peru sampai Bahia Blanca.
2. Daerah Greenland sekarang ini bergerak menjauhi daratan Eropa dengan kecepatan 36 meter
/tahun, sedangkan Kepulauan Madagaskar menjauhi Afrika Selatan dengan kecepatan 9
meter/tahun. Menurut Wegener, benua-benua yang sekarang ini, dahulunya adalah satu benua
yang disebut Benua Pangea. Benua tunggal itu mulai memecah karena gerakan benua besar di
selatan baik ke arah barat maupun ke utara menuju khatulistiwa. Dengan peristiwa tersebut maka
terjadilah hal-hal sebagai berikut.
a. Bentangan-bentangan samudera dan benua-benua mengapung sendiri-sendiri.
b. Samudera Atlantik menjadi semakin luas karena Benua Amerika masih terus melangsungkan
gerakannya ke arah barat. Dengan demikian terjadi lipatan-lipatan kulit bumi yang menjadi
jajaran pegunungan utara-selatan, yang terdapat di sepanjang pantai Amerika Utara Selatan.
c. Adanya kegiatan seismik yang luar biasa di sepanjang Patahan St. Andreas, dekat pantai barat
Amerika Serikat.
d. Batas Samudera Hindia makin mendesak ke utara. Anak Benua India semula di duga agak
panjang, tetapi karena gerakannya ke utara maka India makin menyempit dan makin mendekat
ke Benua Eurasia. Proses tersebut menimbulkan lipatan Pegunungan Himalaya. Benua-benua
sekarang ini pun masih terus bergerak. Gerakan itu dapat dibuktikan dengan makin melebarnya
celah yang terdapat di alur-alur dalam samudera.

2. Des Cartes (1596 - 1650)


Pokok-pokok teori kontraksi. Karena mengalami pendinginan terus-menerus maka bumi kita
makin susut dan berkerut, kerutan tersebut menyebabkan terjadinya lembah-lembah di
permukaan bumi.

3. E. Suess (1831 - 1914)


Meneruskan teori Des Cartes, akan tetapi E. Suess menambahkan bahwa persamaan geologi
yang terdapat di Amerika Selatan, Antartika, India, Australia karena semula
benua itu satu yang disebut Benua Gondwana. Benua itu dewasa ini tinggal sisa-sisanya karena
sebagian telah tenggelam di bawah permukaan laut.

11.Deskripsi Karakteristik Pelapisan Bumi


Bagian litosfer yang paling atas bagaikan kulit ari pada kulit dan merupakan lapisan kerak bumi yang
tipis. lapisan kerak bumi itu terdiri atas dua bagian yaitu :

1. kerak bumi yang tebalnya sekitar 40 km.


2. kerak dasar samudra yang tebalnya sekitar 10 km

litosfer terpecah-pecah menjadi 12 lempeng. dinamakan lempeng, karena bagian litosfer itu mempunyai
ukuran yang besar di kedua dimensi horizontal (panjang & lebar), tetapi berukuran kecil pada arah
vertikal. lempeng-lempeng itu masing-masing mempunyai gerak pergeseran mendatar.

akibat arah pergeseran yang tidak sama, maka terjadilah 3 jenis batas pertemuan antara lempeng-lempeng
itu, yaitu saling menjauh, saling bertumbukan , dan saling berpapasan.

1. di daerah dua lempeng saling menjauh terdapat beberapa fenomena seperti :

 perenggangan lempeng yang di sertai pertumbukan kedua lempeng tersebut


 pembentukan tanggul dasar samudra di sepanjang tempat perenggangan lempeng
 aktivitas vulkanisme laut dalam yg menghasilkan lava basa berstruktur bantal dan hamparan
leleran lava yg encer.
 aktivitas gempa di dasar laut dan sekitarnya

2. di daerah pertemuan dua lempeng, terjadi beberapa fenomena sbb

 terdapat aktifitas vulkanisme, intrusi dan ekstrusi


 merupakan daerah hiposentrum gempa dangkal dan dalam
 lempeng dasar samudra menunjam kebawah lempeng benua
 terbentuk palung laut di tempat tumbukan itu.

3. di daerah dua lempeng saling berpapasan terjadi pergeseran mendatar

di daerah seperti itu terdapat aktifitas vulkanisme yang lemah di sertai gempa yang tidak kuat. gejala
pergaseran itu tampak pada tanggul dasar samudra yang tidak berkesinambungan dan terputus-putus.
tanggul dasar samudra di bagian tengah samudra tengah atlantik ternyata terputus-putus sebagai akibat
dari pergeseran mendatar itu.
 

12.TEORI LEMPENG TEKTONIK DAN PERSEBARAN GUNUNG API


SERTA GEMPA BUMI

Kerak bumi terdiri dari lempengan-lempengan, ada lempengan benua besar dan ada lempengan
benua kecil. Diantara lempengan-lempengan itu terdapat retakan-retakan besar di kerak bumi.
Lempengan-lempengan itu bergerak perlahan-lahan ke arah permukaan bumi. Di beberapa
tempat lempengan-lempengan itu bergerak saling menjauh dan di beberapa tempat lainnya
lempengan-lempengan tersebut bergerak saling mendekat dan bertabrakan. Lempengan-
lempengan yang saling menjauh akan menyebabkan melebarnya dasar samudra, sedangkan
lempengan-lempengan yang saling bertabrakan akan membentuk pegunungan.
Ketika lempengan India-Australia bertabrakan dengan lempengan Eurasia, lempengan tersebut
longsor jatuh ke dalam bumi di bawah Indonesia. Suhu yang tinggi melelehkan pinggiran
lempengan sehingga menghasilkan magma. Di banyak tempat, magma itu kemudian muncul ke
permukaan bumi dan membentuk gunung-gunung api. Pada saat lempengan menurun melalui
parit samudra maka lempengan benua tersebut mengeluarkan tekanan yang mengakibatkan di
kawasan ini sering terjadi gempa. 

1. Teori Lempeng Tektonik (Tectonic Plate Theory)

Teori Lempeng Tektonik dikemukakan oleh Tozo Wilson. Berdasarkan Teori Lempeng
Tektonik, kulit bumi terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada di atas lapisan
astenosfer yang berwujud cair kental. Lempeng-lempeng tektonik pembentuk kulit bumi selalu
bergerak karena adanya pengaruh arus konveksi yang terjadi pada lapisan astenosfer dengan
posisi berada di bawah lempeng tektonik kulit bumi. Teori lempeng tektonik muncul setelah
Alfred Lothar Wagener, seorang ahli meteorologi dan geologi dari Jerman dalam buku  The
Origin of Continents an Oceans (1915), mengemukakan  bahwa benua yang padat sebenarnya
terapung dan bergerak di atas massa yang relatif lembek (continental drift). Selain itu,
berdasarkan hasil pengamatannya beberapa bagian benua terdapat kesamaan bentuk pantai antara
benua satu dengan lainnya. Ia juga mendapati kesamaan geologi dan kesamaan makhluk yang
hidup di pantai seberang. Inti dari teori lempeng tektonik adalah kerak Bumi sebetulnya terdiri
atas lempengan-lempengan besar yang seolah mengapung dan bergerak pada lapisan inti Bumi
yang lebih cair. Teori ini dibuktikan oleh pakar-pakar geologi dengan waktu hampir setengah
abad dan diterima sejak tahun 1960-an. Hingga kini teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai
peristiwa geologis, seperti gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi, serta
bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudra. Teori ini juga membuktikan bahwa
benua-benua selalu bergeser. Berdasarkan arahnya, gerakan lempeng-lempeng tektonik dapat
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut:

a)   Konvergen

Konvergen yaitu gerakan saling bertumbukan antarlempeng  tektonik. Tumbukan antarlempeng


tektonik dapat berupa tumbukan antara lempeng benua dan benua, atau antara lempeng benua
dan lempeng dasar samudra. Pada bidang batas pertemuan akan terjadi palung laut atau
lipatan. Zona atau tempat terjadinya tumbukan antara lempeng tektonik benua dan benua disebut 
zona konvergen. Contohnya tumbukan antara lempeng India dan lempeng benua Eurasia yang
menghasilkan terbentuknya pegunungan lipatan muda Himalaya dan merupakan pegunungan
tertinggi di dunia dengan puncak tertingginya, Mount Everest. Contoh lainnya, tumbukan
lempeng Italia dengan Eropa yang menghasilkan terbentuknya jalur Pegunungan Alpen. Zona
berupa jalur tumbukan antara lempeng benua dan lempeng dasar samudra, disebut  zona
subduksi  (subduction zone), contohnya, tumbukan antara lempeng benua Amerika dan lempeng
dasar Samudra Pasifik yang menghasilkan terbentuknya Pegunungan Rocky dan Andes. Di
wilayah ini umumnya rawan terhadap gempa bumi dan banyak ditemui gunung api

b)  Divergen

Divergen  yaitu gerakan saling menjauh antarlempeng tektonik, contohnya gerakan saling
menjauh antara lempeng Afrika dan Amerika bagian selatan. Zona berupa jalur tempat
berpisahnya lempeng-lempeng  tektonik disebut zona divergen (zona sebar pisah). Lempeng
bergerak saling menjauh ( berlawanan ). Pada batas pergerakan akan terbentuk kerak bumi yang
baru karena naiknya materi dari lapisan mantel  ( magma ) ke permukaan bumi dan membeku
sehingga membentuk punggung laut.

c)  Sesar Mendatar (Transform), 


Transform yaitu gerakan saling bergesekan  (berlawanan arah) antarlempeng tektonik.
Contohnya gesekan antara  lempeng Samudra Pasifik dan lempeng daratan Amerika Utara yang
mengakibatkan terbentuknya Sesar San Andreas yang membentang  sepanjang kurang lebih
1.200 km dari San Francisco di utara sampai  Los Angeles di selatan Amerika Serikat. Zona
berupa jalur tempat  bergesekan lempeng-lempeng tektonik disebut Zona Sesar Mendatar  (zona
transform). Terjadi pergeseran dua lempeng dengan arah yang berlawanan. Pergersaran tidak
menimbulkan penghilang atau pemunculan kerak bumi, tetapi akan terjadi patahan 
( sesar ). Gerakan ini akan menimbulkan terjadi gempa tektonik

2. Persebaran Gunung Api

Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai
suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari
kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk
endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.

Dalam aktivitas gerak lempeng tektonik, pada tepian lempeng tersebut umumnya muncul
aktivitas vulkanisme dan gempa bumi. Benarkah dan bagaimana itu bisa terjadi? dari lempeng-
lempeng yang bergerak adalah merupakan rangkaian gunung api atau juga terdapat titik-titik
pusat gempa. Pola dan sebaran gunungapi serta gempa bumi tersebut tentunya tidak terlepas dari
keterkaitannya dengan proses alam lainnya, yaitu akibat gerak mendatar lempeng-lempeng, baik
secara tumbukan (konvergen), divergen, maupun berpapasan.

Saat ini gunung api yang aktif di dunia berjumlah 500 sampai 600 buah yang tersebar di tiga
tempat utama, yaitu sebagai berikut:

a. Di sekitar Samudera Pasifik (sekitar 62%) dengan rincian sekitar 45% tersebar dikepulauan
Pasifik Bagian Barat dan 17% di daerah pinggiran Pasifik Utara dan Pasifik Selatan.
b. Di Indonesia (14%). Terletak memanjang membentuk jalur pengunungan aktif sepanjang
7.000 - 7.500 km dan lebar 50 - 200 km, mulai dari Aceh di ujung barat hingga Halmahera di
ujung timurnya.

c. Sisanya tersebar di busur kepulauan dan pinggiran Amerika di Pasifik. Sekitar 3% terletak di
Pasifik Tengah (Hawaii dan Samoa), 1% terdapat di pulau-pulau di Samudera Hindia, 13% di
Atlantik (Azores, Cape Verde Island, Kanada, dan Medeira yang merupakan gunungapi bawah
laut), dan 7% tersebar di Mediteran dan Asia Kecil Utara. Sekitar 4%-nya terletak di tengah
benua dan dikenal sebagai African Rift System.

Gunung api tersebut sebagian besar terdapat di daratan, yaitu sekitar 83%, sedangkan
sisanya tersebar sebagai gunungapi bawah laut atau dinamakan sub marine volcano.
Penyebarannya mengikuti jalur-jalur memanjang, yang diduga ada kaitannya dengan rekahan-
rekahan kulit bumi.

Jalur I merupakan jalur gunung api yang mengikuti jalur pegunungan lipatan di sepanjang
pinggiran Pasifik, terus menyambung melalui Pegunungan Andes, Amerika Tengah, Meksiko,
Amerika Bagian Barat, dan Kanada, Alaska, Asia, Kamchatka, Jepang, Filipina, Indonesia
Timur, Kepulauan Melanesia, dan Selandia Baru. Di sebelah barat, di sepanjang pinggiran benua
Asia dan Afrika, deretan gunung apinya mengikuti rangkaian kepulauan dan sisanya membusur
ke samudera. Batas antara rangkaian pulau-pulau tersebut dan Samudera Pasifik masing-masing
mempunyai sifat dan keadaan geologi mulai dari sebelah timur pulau-pulau Bouier dan Mariana
di utara Irian (Papua), melewati Kepulauan Solomon dan berakhir di Kepulauan Tonga dan
Karnadek.

Jalur II merupakan daerah gunung api yang tak sempurna mengikuti jalur pegunungan lipatan
muda. Mulai laut tengah hingga ke Asia Kecil dan Kepulauan Indonesia. Jalur ini di bagian timur
Asia dipotong oleh deretan pegunungan tinggi Asia. Gunung api bawah laut pada jalur ini
ditemukan di beberapa tempat, antara lain di Laut Tengah, yaitu antara Sisilia dan Tunisia, di
daerah Kepulauan Lipari dekat pesisir Arakan dan di Indonesia.

Aktivitas gunung api merupakan sebab utama adanya sebaran panas bumi, terutama hidrotermal.
Batuan pemanas dari aktivitas vulkanisme akan berfungsi sebagai sumber pemanasan air. Panas
yang ditimbulkan oleh pergerakan sesar aktif kadang-kadang berfungsi pula sebagai sumber
panas. Seperti sumber-sumber mata air panas di daerah sekitar gunungapi di sepanjang jalur
sesar aktif Palu - Koro, di Sulawesi.

Di Indonesia terdapat 400 gunung berapi, tetapi yang masih aktif kira-kira 80 gunung saja.
Gunung-gunung tersebut digolongkan atas 3 barisan, yakni:

a.   Sumatra – Jawa – Nusa Tenggara – sekitar laut banda

b.   Halmahera dan Pulau-Pulau disebelah baratnya.


c.   Sulawesi Utara – Pulau sangihe – Pulau Mindanao.

Beberapa gunung berapi di Indonesia yang sangat berbahaya letusannya adalah Gunung
Tambora di pulau sumbawa yang meletus tahun 1815, Gunung Krakatau yang meletus tahun
1883, gunung kelud yang meletus tahun 1919, gunung merapi yang meletus tahun 1930, Gunung
Agung yang meletus tahun 1962/1963 dan gunung galunggung yang meletus tahun 1982.

Ada tiga sistem pokok persebaran pegunungan yang bertemu di Indonesia, yaitu:

a.       Sistem Sunda

b.      Sistem Busur Tepi Asia

c.       Sistem Sirkum Australia.

3.Gempa bumi

Indonesia merupakan daerah pertemuan rangkaian Sirkum Mediterania dan rangkaian sirkum
Pasifik, dengan proses pembentukan pegunungan yang masih berlangsung. Oleh sebab itu di
indonesia banyak terjadi gempa bumi. Pusat gempa di dalam bumi disebut hiposentrum di
indonesia terdapat hiposentrum yang dalamnya lebih dari 500km, contohnya di bawah laut flores
yang dalamnya kira-kira 720km. Pusat gempa pada permukaan bumi disebut episentrum.
Kerusakan terbesar yang diakibatkan oleh gempa terdapat di daerah episentrum, di indonesia
episentrum banyak terdapat di bawah permukaan air laut.

Pada peta gempa ada beberapa macam garis yang di kenal yaitu:
1.homosiesta : adalah garis yang menghubungkan tempat-tempat yang dilalui gempa pada waktu
yang sama

2.isosiesta : adalah garis yang menghbungkan tempat-tempat yang dilalui oleh gempa yang
berintensitas yang sama

3.pleistosiesta : adalah garis yang mengelilingi daerah yang mendapat kerusakan terhebat dalam
gempa bumi. pleistoseista ini mengelilingi epsentrum, karena daerah sekitar episentrum
mengalami kerusakan yang paling parah. isoseista yang pertama juga merupakan pleistoseista.

Proses perambatan gempa bumi melalui tiga macam getaran yaitu:


1. getaran longitudinal atau merapat-meregang
Getaran ini berasal dari hiposentrum dan bergerak malalui dalam bumi. kecepatan getaran ini
besar sekali, yaitu 7-14 km/jam. getran ini datang paling awal dan disebut getaran primer,
getaran ini belum menimbulkan kerusakan.

2. getaran transfersal atau naik turun


Getaran ini berasal dari hiposentrum dan bergerak melalui bagian dalam bumi. kecepatan getaran
ini antara 4-7 km/jam. getaran ini datang setelah getaran longitudinal dan merupakan getaran
pendahuluan kedua dan disebut getaran sekunder,getaran ini belum menimbulkan kerusakan.

3. getaran gelombang panjang


Getaran ini berasal dari episentrum dan bergerak melalui permukaan bumi. kecepatan getaran ini
antara 3,8-3,9 km/jam. getaran ini datang paling akir, tetapi merupakan getaran pokok,getaran ini
yang menimbulkan kerusakan.

Gempa bumi ada yang mempunyai kekuatan besar dan ada yang berkekuatan kecil. dilihat dari
intensitasnya ada dua macam gempa yaitu :
1. makroseisme yaitu gempa yang intensitasnya besar dan dapat diketahui tanpa alat
2. mikroseisme yaitu gempa yang intensitasnya kecil sekali dan hanya dapat diketahui dengan
menggunakan alat saja.

Menurut sebab terjadinya gempa ada tiga macam yaitu:


1. gempa runtuhan atau gempa guguran
terjadi karena gugurnya atu runtuhnya tanah. daerah yang terjadi gempa guguran adalah daerah
tambang yang berbentuk terowongan, pegunungan kapur, atau lubang. umumnya gempa
runtuhan terjadidalam skala kecildan terjadi dalam wilayah lokal.

2. gempa vulkanis
terjadi karena meletunya gunung api. jika gunung api akan meletus, timbullah tekanan gas dari
dalam sumbat kawah. tekanan ini menyebabkan terjadinya getaran yang disebut gempa bumi.
gempa ini hanya terdapat disekitar gunung api yang meletus. bahaya gempa bumi ini lebih besar
dari pada gempa bumi runtuhan, namun lebih kecil dibandingkan dengan gempa tektonik.

3. gempa tektonis
terjadi karena gerak lempeng tektonik dan merupakan akibat dari gerak orogenetik. daerah yang
seringkali mengalami gempa ini adalah daerah pegunungan lipatan muda, yaitu daerah rangkaian
mediterania dan rangkaian sirkum pasifik. bahaya dari gempa ini dapat besar sekali karena
lapisan bumi dapat mengalamilipatan, retakan, patahan atau bergeser. karena gempa ini selalu
mengakibatkan pergeseran muka bumi, maka gempa ini disebut juga gempa dislokasi.

Nama:
Multiyu
s
Hasnah

Anda mungkin juga menyukai