Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

“PENAFSIRAN AYAT-AYAT AL-QURAN TENTANG MANUSIA”


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tafsir Ayat Muamalah
Dosen Pengampu : Dr. H. Mahfudz Masduki, M.A

Disusun oleh:

M. Rezi Muda Putra (19105030003)


Shinta Tisia Azahra (19105030004)
Faridah (19105030007)
Dinda Duha Chairunnisa’ (19105030009)

PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan inayah Allah swt yang telah
membimbing manusia dengan petunjuk-petunjuk-Nya, sebagaimana yang terkandung
dalam Al-Qur’an dan Al-Sunnah, petunjuk menuju jalan yang lurus dan jalan yang
diridhoi-Nya. Shalawat bertangkai salam selalu terlimpahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad Saw (Allahumma sholli ‘alaa sayyidinaa muhammad) dan keluarga
beliau, para sahabat, serta semua umat yang turut terhadap ajaran yang dibawanya,
sampai hari kiamat nanti.
Makalah ini dapat di susun dengan harapan dapat membantu memahami
bagaimana sebenarnya Tafsir Ayat-Ayat Tentang Manusia. Dan berkat partisipasi dari
semua teman-teman makalah ini dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah
ditentukan. Tidak lupa pula kami menghanturkan terima kasih kepada Dosen mata
kuliah “TAFSIR AYAT MUAMALAH” yang terhormat Bapak Dr. H. Mahfudz Masduki,
M.A. serta berbagai sumber baik itu media cetak maupun media elektronik yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami sangat menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, Ananda minta kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna perbaiki makalah-makalah berikutnya.

Wassalamu’alaikum warahmatullah

Yogyakarta, 11 Oktober 2020

Kelompok 1

i|Tafsir Ayat Muamalah ( Manusia)


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1


A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan ................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 2
A. Ayat-ayat al-Qur’an Tentang Manusia .................................................................... 3
1. Q.S al-Baqarah Ayat 286 ................................................................................... 3
2. Q.S ali Imran Ayat 14 ........................................................................................ 7
3. Q.S ar-Rum Ayat 20 .......................................................................................... 16
4. Q.S ar-Rum Ayat 30 .......................................................................................... 20
BAB III PENUTUP ....................................................................................... 25
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 25
B. Saran dan Kritik ....................................................................................................... 26
C. Penutup .................................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 27

ii | T a f s i r A y a t M u a m a l a h ( M a n u s i a )
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah Swt. yang diberikan
kelebihan berupa akal dan pikiran. Sehingga manusia memiliki naluri untuk
memperbaiki kualitas hidupnya. Sebagaimana Allah Swt. telah menjelaskan
didalam al-Quran bagaimana keadaan manusia ketika berada di dunia.
Beberapa ayat-ayat al-Quran berkaitan dengan manusia yang akan dibahas
dalam makalah ini diantaranya QS. Al-Baqarah 286, Qs. Al-Imran ayat 14,
Qs. Ar-rum ayat 20, dan Qs. Ar-Rum ayat 30.
Dalam makalah ini kami akan membahas seperti apa kandungan QS.
Al-Baqarah 286, Qs. Al-Imran ayat 14, Qs. Ar-rum ayat 20, dan Qs. Ar-Rum
ayat 30 melalui terjemahan ayat tersebut. Kemudian, seperti apa sebab
turunnya ayat-ayat tersebut. Selanjutnya, bagaimana pandangan ulama
terdahulu terhadap penafsiran ayat-ayat tersebut. Serta kontekstualisasi ayat-
ayat tersebut dalam kehidupan saat ini.
Dengan demikian, setelah mempelajari kandungan ayat-ayat tentang
manusia khususnya pada QS. Al-Baqarah 286, Qs. Al-Imran ayat 14, Qs. Ar-
rum ayat 20, dan Qs. Ar-Rum ayat 30 diharapkan mampu memahami
sebagaimana manusia telah diciptakan pada ayat-ayat tersbut. Sehingga, kita
sebagai manusia dapat menjalankan kehidupan sesuai dengan perintah Allah
Swt dan menjauhi segala laranganNya. Serta dapat mengerahkan seluruh
kemampuan untuk meraih ridha Allah Swt.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Allah membebani manusia dalam kehidupan didunia?
2. Apa saja kenikmatan dan kemurahan yang Allah berikan kepada manusia?
3. Apa saja tanda kebesaran Allah??
4. Apa fitrah manusia sebagai makhluk yang diciptakan Allah?

1|Tafsir Ayat Muamalah ( Manusia)


C. Tujuan Pembahasan
1. Agar manusia dapat memahami apa yang disampaikan oleh Allah
SWT melalui firman-firman-Nya
2. Agar manusia dapat lebih giat, istiqomah dan taat dalam beribadah
guna meraih ridlo Allah SWT
3. Agar manusia dapat mempraktekkan ayat-ayat tersebut ke dalam
kehidupan sehari-hari

2|Tafsir Ayat Muamalah ( Manusia)


BAB II
PEMBAHASAN

A. Ayat-ayat Al-Qur’an Tentang Manusia


1. Surah Al-Baqarah Ayat 286
Jalan hidup manusia di dunia ini sudah Allah atur dan tentukan
sejak sebelum semuanya diciptakan. Allah jadikan setiap perjalanan
hidup seseorang berbeda-beda. Berbagai lika-liku kehidupan manusia
sudah Allah skenariokan sedemikian rupa. Rasa sedih dan kebahagiaan
menjadi suatu hal yang tidak pernah luput dalam kehidupan. setiap
beban cobaan hidup yang Allah berikan kepada manusia, tidaklah
melampaui batas kemampuan manusia itu sediri. Allah SWT
berfirman:

ْ َ ْ َ ُ َ َ ََّ ْ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ ُ َّ ً ْ َ ُ ‫ه‬ ُ َ ُ َ
‫اخذنآ ِّان‬
ِّ ‫لا يك ِّلف اّٰلل نفسا ِّالا وسعهاۗ لها ما كسبت وعليها ما اكتسبتۗ ربنا لا تؤ‬

ْ
َ َ َّ َ َ َ ْ َّ َ َ ٗ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ ْ َ َ َ َّ َ َ ْ َ َ َ ْ َّ
‫ن ِّسينآ ا ْو اخطأناۚ َربنا َولا تح ِّمل علينآ ِّاص ًرا كما ح َملته على ال ِّذين ِّم ْن ق ْب ِّلناۚ َربنا َولا‬

َ َ َ ُ ْ َ َ ٰ َ َْ َ َ ََ ْ َّ َ ُ ْ ََ َ َ َ َ َْ َُ
‫تح ِّملنا َما لا طاقة لنا ِّبهۚ َواعف عناۗ َواغ ِّف ْر لناۗ َو ْارح ْمناۗ انت َم ْولىنا فانص ْرنا على‬

َ ٰ ْ ْ َْ
ْ
٢٨٦ ࣖ ‫القو ِّم الك ِّف ِّرين‬

Artinya : “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan


kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang
dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang
diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan
kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat
sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya
Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak

3|Tafsir Ayat Muamalah ( Manusia)


sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan
rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami
menghadapi orang-orang kafir.”

a. Asbabun Nuzul Ayat


Diriwayatkan oleh Muslim dan lain-lainnya yang
bersumber dari Abi Hurairah. Begitu juga diriwayatkan oleh
Muslim dan lainnya yang bersumber dari Ibnu Abbas: “Wa in
tubdu ma fi anfusikum au tukhfuhu yuhasibkum bihillah” ... jika
kamu nyatakan apa yang ada dalam hatimu (Al-Baqarah : 284),
para sahabat merasa berkeberatan, sehingga datang kepada
Rasulullah sambil berlutut memohon keringanan dengan berkata:
“Kami tidak mampu mengikuti ayat ini”. Nabi Saw bersabda:
“Apakah kalian akan berkata ‘sami’na wa ‘ashaina’ seperti yang
diucapkan oleh dua ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) yang sebelum
kamu? Ucapkanlah ‘sami’na wa atha’na ghufranaka rabbana wa-
ilaikal mashir’ Ampunilah kami ya tuhan kami, kepadamulah
tempat kembali (2:285). " ketika mereka mengucapkan kata-kata
tersebut dengan mudah, Allah menurunkan ayat berikutnya
(2:286).1

b. Tafsir Q.S al-Baqarah Ayat 286

َ َّ ْ َ ُ ‫ه‬ ُ َ َ
‫اّٰلل نف ًسا ِّالا ُو ْسعها‬ ‫لا ُيك ِّلف‬

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan


kesanggupannya.”
Dengan kata lain, seseorang tidak dibebani melainkan
sebatas kesanggupannya. Hal ini merupakan salah satu dari lemah-
lembut Allah Swt. kepada makhluk-Nya dan kasih sayang-Nya

1
App Asbabun Nuzul Lengkap

4|Tafsir Ayat Muamalah ( Manusia)


kepada mereka, serta kebaikan-Nya kepada mereka. Ayat inilah
yang me-nasakh dan merevisi apa yang sangat dikhawatirkan oleh
para sahabat dalam firman-Nya:
‫ّللا‬ ِ ‫س ُك ْم أ َ ْو ت ُ ْخفُوهُ يُحَا‬
َ ‫س ْب ُك ْم ِب ِه‬ ِ ُ‫َوإِ ْن ت ُ ْبدُوا َما فِي أ َ ْنف‬
”Dan jika kalian melahirkan apa yang ada di dalam hati kalian
atau kalian menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat
perhitungan dengan kalian tentang perbuatan itu.” (Q.S Al-
Baqarah: 284)
Yakni sesungguhnya Allah Swt. sekalipun melakukan
perhitungan hisab dan menanyai, tetapi Dia tidak menyiksa kecuali
terhadap hal-hal yang orang yang bersangkutan mempunyai
kemampuan untuk menolaknya. Adapun terhadap hal-hal orang
yang bersangkutan tidak mempunyai kemampuan untuk
menolaknya, seperti bisikan hati; maka manusia tidak dibebaninya,
dan benci terhadap bisikan yang jahat termasuk iman.
ْ َ َْ ََ ْ َ َ َ
‫ل َها َما ك َسبت َوعل ْي َها َما اكت َسبت‬

“ Ia mendapat pahala dari apa yang diusahakannya, Dan ia


mendapat siksa dari apa yang dikerjakannya.”
Yakni dari kebaikan yang diusahakannya. Dan dari kejahatan yang
dikerjakannya. Yang demikian itu berlaku atas semua amal
perbuatan yang termasuk ke dalam taklif. Kemudian Allah Swt.
memberikan petunjuk kepada hamba-hamba-Nya, bagaimana cara
memohon kepada-Nya dan Dia menjamin akan
memperkenankannya, seperti yang diajarkan kepada mereka
melalui firman-Nya:
َ ْ َ ْ َ َ َ ْ َّ ْ َ ْ َ ُ َ َ ََّ
ۚ‫اخذنآ ِّان ن ِّسينآ ا ْو اخطأنا‬
ِّ ‫ربنا لا تؤ‬

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa
atau tersalah.”

5|Tafsir Ayat Muamalah ( Manusia)


Maksudnya, jika kami meninggalkan suatu hal yang difardukan
karena lupa, atau kami mengerjakan sesuatu yang haram karena
lupa, atau kami keliru dari hal yang dibenarkan dalam beramal,
karena kami tidak mengetahui cara yang dianjurkan oleh syariat.
Dalam hadis sahih Muslim yang lalu telah disebutkan melalui hadis
Abu Hurairah hal seperti berikut: Allah berfirman, "Ya."
Demikian pula dalam hadis Ibnu Abbas yang mengatakan
bahwa Allah Swt. berfirman: “Aku telah melakukan(nya)”. Ibnu
Majah meriwayatkan di dalam kitab sunnahnya dan Ibnu Hibban di
dalam kitab sahihnya melalui hadis Umar dan Al-Auza'i, dari Ata;
menurut Ibnu Majah di dalam riwayatnya menyebutkan dari Ibnu
Abbas, dan Imam Tabrani serta Ibnu Hibban mengatakan dari Ata,
dari Ubaid ibnu Umair, dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa
Rasulullah Saw. pernah bersabda:

-‫ع َل ْي ِه‬
َ ‫ستُك ِْرهُوا‬ ْ ِ‫طأ َ َوالن‬
ْ ‫سيَانَ َو َما ا‬ َ ‫ض َع ع َْن أ ُ َمتِي ا ْل َخ‬
َ ‫ّللا َو‬
َ َ َ‫إِن‬-

“Sesungguhnya Allah memaafkan dari umatku keliru, lupa, dan


apa yang dipaksakan kepada mereka untuk melakukannya.”

َ َ َ ْ َّ َ َ ٗ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ ْ َ َ َ َّ
‫َربنا َولا تح ِّمل علينآ ِّاص ًرا كما ح َملته على ال ِّذين ِّم ْن ق ْب ِّلنا‬

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban


yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang
yang sebelum kami.”

Maksudnya adalah janganlah Engkau membebani kami dengan


amal-amal yang berat, sekalipun kami sanggup mengerjakannya;
seperti yang telah Engkau syariatkan kepada umat-umat terdahulu
sebelum kami, berupa belenggu-belenggu dan beban-beban yang
dipikulkan di pundak mereka. Engkau telah mengutus Nabi-Mu -
yaitu Nabi Muhammad Saw.- sebagai nabi pembawa rahmat yang
di dalam syariatnya Engkau telah memerintahkannya untuk

6|Tafsir Ayat Muamalah ( Manusia)


menghapus semua beban tersebut, sebagai agama yang hanif,
mudah, lagi penuh dengan toleransi.
Telah disebutkan di dalam hadis sahih Muslim, dari Abu
Hurairah, dari Rasulullah Saw. yang telah bersabda bahwa setelah
ayat itu diturunkan, Allah berfirman, "Ya." Disebutkan dari Ibnu
Abbas, dari Rasulullah Saw. yang telah bersabda, "Setelah ayat ini
diturunkan, Allah berfirman, 'Aku telah melakukannya'."Di dalam
sebuah hadist yang diriwayatkan melalui berbagai jalur disebutkan
dari Rasulullah Saw., bahwa beliau Saw. pernah bersabda:
َ ‫بُ ِعثْتُ ِبا ْل َحنِي ِفيَ ِة ال‬-
-‫س ْم َح ِة‬
“Aku diutus dengan membawa agama yang hanif (cenderung
kepada perkara yang hak) lagi samhah (penuh dengan
toleransi/keringanan).”
ََ َ َ َ َ َ ْ َ ُ َ َ َّ
‫َربنا َولا تح ِّملنا َما لا طاقة لنا ِّبه‬

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa


yang tak sanggup kami memikulnya.” Yakni dari beban, musibah,
dan cobaan;- atau janganlah Engkau menguji (mencoba) kami
dengan cobaan yang tidak kuat kami hadapi. Makhul telah
mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup
kami memikulnya. (Al-Baqarah: 286), Yaitu hidup melajang dan
memperturutkan hawa nafsu; riwayat Ibnu Abu Hatim. Allah
menjawab, "Ya." Di dalam hadis lain Allah menjawab, "Aku telah
melakukan(nya)."
ٰ ْ َْ َ َ َ ُ ْ َ
‫فانص ْرنا على الق ْو ِّم الك ِّف ِّر ْي َن‬

“Maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” Yakni orang-


orang yang ingkar kepada agama-Mu, ingkar kepada keesaan-Mu
dan risalah Nabi-Mu, dan mereka menyembah selain-Mu serta

7|Tafsir Ayat Muamalah ( Manusia)


mempersekutukan Engkau dengan seseorang di antara hamba-
hamba-Mu. Tolonglah kami terhadap mereka, dan jadikanlah
akibat yang terpuji bagi kami atas mereka di dunia dan akhirat.
Lalu Allah Swt. berfirman, "Ya." Menurut hadis yang diriwayatkan
oleh Imam Muslim melalui Ibnu Abbas, Allah Swt. berfirman,
"Telah Aku lakukan."2 Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan
kepadaku Musanna Ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami
Abu Na'im, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Abu
Ishaq, bahwa Mu'az r.a. apabila selesai dari bacaan surat ini yang
diakhiri dengan fimnan-Nya: Maka tolonglah kami terhadap kaum
yang kafir. (Al-Baqarah: 286), maka ia selalu mengucapkan,
"Amin." Asar ini diriwayatkan pula oleh Waki', dari Sufyan, dari
Abu Ishaq, dari seorang lelaki, dari Mu'az ibnu Jabal. Disebutkan
bahwa sahabat Mu'az ibnu Jabal apabila mengkhatamkan surat Al-
Baqarah selalu mengucapkan, "Amiin.”3

2. Surah Ali Imran Ayat 14

َ َّ َ ْ َ ْ َ َْ َ َْ َْ َ ٰ َ َّ ُّ ُ َّ َ ُ
‫اط ْي ِّر ال ُمقنط َر ِّة ِّم َن الذه ِّب‬ َ
ِّ ‫النسا ِّۤء والب ِّنين والق‬
‫ن‬ َ
ِّ ‫اس حب الشهو ِّت ِّمن‬ ِّ ‫ز ِّين ِّللن‬

ْ ُ َ َ ٰ ْ َ ْ َ َّ ْ َ
َ ْ ُ ‫ُّ ْ َ َ ه‬
‫اّٰلل ِّعند ٗه‬ ‫وة الدنياۗو‬ ٰ ‫ع ال َح‬
‫ي‬ ‫ا‬ ‫ت‬‫م‬َ ‫الخ ْيل ْال ُم َسَّو َمة َو ْال َا ْن َعام َوالح َ ْرثۗ ذلك‬ ‫وال ِّفض ِّة و‬
ِّ ِّ ِّ ِّ ِّ ِّ

َٰ ْ ُ
١٤ ‫ح ْس ُن الما ِّب‬

Artinya : “Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta


terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-
anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak,

2
Amin bin Abdullah Asy-Syaqawi, “Tafsir Penutup Surat Al-Baqarah”.
https://d1.islamhouse.com/data/ih_articles/single2/id/Tafsir/Penutup/Surat/al-Baqarah.pdf
(diakses pada tanggal 11 Oktober 2020)
3
Tafsir Ibnu Katsir, juz 2 hal 568-575

8|Tafsir Ayat Muamalah ( Manusia)


kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan
hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.”.
a. Asbabun Nuzul Ayat
Berdasarkan riwayat dari penulis-penulis sejarah hidup
Rasulullah Saw, ketika utusan-utusan Nasrani dari Najran itu
datang, mereka memakai pakaian yang indah-indah, sutera
dewangga. Dan diberitakan lagi bahwa pakaian-pakaian yang indah
dan mewah, perhiasan, sampai ada Salib Emas, semuanya itu
adalah pemberian dari Raja Romawi yang berkuasa di Timur, yang
berkedudukan di waktu itu di Syam, yaitu Raja Heraclius. Menurut
setengah riwayat bahwa Kepala Perutusan keberatan mengakui
kebenaran Rasulullah SAW, karena jaminan hidup dan kemegahan
dan perhiasan yang mahal-mahal itu niscaya akan dicabut kembali
oleh raja Heraclius jika mereka menukarkannya agama.
Menurut riwayat dari Al Imam Ar Razi, seorang bangsawan
Arab Nasrani yang bernama 'Alqamah, pernah mengakui terus-
terang kepada saudaranya yang telah masuk Islam bahwa dalam
hatinya dia membenarkan dan mengakui kerasulan Nabi
Muhammad SAW. Namun menurutnya, jika dia masuk Islam,
segala kemewahan dan kebesaran yang telah dianugerahkan oleh
Raja Rum akan dicabut kembali dari dia. Dan ada pula riwayat,
yang mengatakan bahwa setelah kaum Muslimin mendapat
kemenangan gilang-gemilang dalam peperangan Badr, Rasulullah
pernah mengajak kaum Yahudi di Madinah supaya masuk Islam.
Tetapi mereka tidak mau, melainkan mereka bangga akan kekuatan
mereka, kebesaran jumlah harta mereka dan kelengkapan senjata
mereka. Maka menurut riwayat itu, inilah sebab turun ayat ini.
Memberi peringatan bahwa semuanya itu hanyalah sesuatu yang

9|Tafsir Ayat Muamalah ( Manusia)


diperhiaskan saja oleh setan bagi manusia, karena keinginan-
keinginan syahwat.4

b. Tafsir Mufradat
Berdasarkan Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz
Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad
Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam
Madinah :

َّ ُ
‫ ز ِّي َن ِّللناس‬: Dijadikan indah pada (pandangan) manusia, Yakni Allah

menghiasai hal-hal ini dihadapan pandangan manusia.


‫شه َٰوت‬
َ ‫ حب ال‬: kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan, Yakni hal-hal
yang yang menyenangkan hati yang didalamnya terdapat
kenikmatan.
ِ‫ من ال ِنسَآء‬: wanita-wanita ,Allah memulai dengan wanita-wanita
karena besarnya kerinduan jiwa kepada mereka.
َ‫ َوا ْلبَنِين‬: anak-anak, Dan Allah mengkhususkan penyebutan anak laki-
laki tanpa menyebutkan anak perempuan karena tidak semua orang
menyukai anak perempuan.
‫ َوا ْلقَ ٰنطِ ير‬: harta yang banyak, kata jamak dari (‫ )القنطار‬yakni ukuran
seratus Rathl Rathl (sekitar 3,81 kg menurut madzhab Syafi’i). dan
pendapat lain mengatakan ini adalah sebutan bagi harta yang banyak.
َ ‫( ْال ُمقَن‬yang melimpah ruah) Yakni yang berlipat ganda.
ِ‫ط َرة‬
‫س َو َمةِِ َوا ْل َخ ْي ِل‬
َ ‫( ا ْل ُم‬dan kuda pilihan) Yakni kuda gembalaan yang
digembala di padang rumput. Dan pendapat lain mengatakan yakni
kuda yang diberi tanda dengan tanda yang membedakannya dengan
yang lain karena kualitas, kemurnian, dan kebagusan sifat-sifatnya.

4
https://sites.google.com/site/masjidillah/pengetahuan-islam/tafsir-al-
azhar/sebabturunnyaayat/suroh-ali-imron-ayat-14-17

10 | T a f s i r A y a t M u a m a l a h ( M a n u s i a )
‫ َو ْاْلَ ْن ٰع ِم‬: binatang-binatang ternak, Yakni unta, sapi, dan kambing.
‫ث‬ِ ‫ ۗ َوا ْلح َْر‬: dan sawah lading, Yakni ladang dan apa yang ada
didalamnya seperti tanah, pohon-pohon, dan tanaman. Hal-hal yang
telah disebutkan adalah dari apa yang dinikmati di kehidupan ini
yang kemudian akan pergi tak tersisa.
ُ‫س ُن عِن َدهُۥ َوللا‬ ِ ‫ ا ْل َمـَٔا‬: dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik,
ْ ‫ب ُح‬
Yakni tempat kembali yang baik bagi orang-orang mukmin berupa
surga dan apa yang ada didalamnya.5

c. Tafsir Q.S Ali Imran Ayat 14


Berdasarkan tafsir Ibnu Katsir, tafsir pada Qs. al-Imran ayat
14 menjelaskan bahwa Allah SWT memberitakan mengenai yang
dijadikan perhiasan oleh manusia didunia diantaranya wanita dan
anak-anak. Kemudian diawali dengan wanita dikarenakan fitnah
wanita yang ditimbulkan amat kuat. Sesuai dengan sebuah hadis
sahih, bahwa Nabi Saw. pernah bersabda:

َ ‫علَىِالر َجالِمنَ ِالن‬


ِ‫ساء‬ َ َ‫َماِت ََر ْكتُ ِبَ ْعديِفتْنَةًِأ‬
َ ِ‫ض َّر‬
“Tiada suatu fitnah pun sesudahku yang lebih berbahaya bagi kaum
laki-laki selain dari wanita.”
Berbeda dengan seseorang yang bersangkutan memiliki
tujuan dengan wanita untuk memelihara kehormatannya dan
memperbanyak keturunan, justru demikian ini merupakan anjuran
dan sunah, seperti yang disebutkan oleh banyak hadis yang
menganjurkan untuk nikah dan memperbanyak nikah. Sebaik-baik
orang dari kalangan umat ini ialah yang paling banyak mempunyai
istri (dalam bataas yang diperbolehkan).

5
https://tafsirweb.com/1146-quran-surat-ali-imran-ayat-14.html

11 | T a f s i r A y a t M u a m a l a h ( M a n u s i a )
Cinta terhadap harta adakalanya karena terdorong oleh
faktor menyombongkan diri dan saling membangga-banggakan diri,
takabur kepada orang-orang lemah, dan sombong terhadap orang
miskin. Hal ini sangat tercela. Tetapi adapula terdorong karena
faktor membelanjakan hartanya dijalan Allah Swt. dan silaturahmi,
juga amal-amal kebajikan dan ketaatan. Hal ini sangat terpuji
menurut syariat.
Para ahli tafsir juga memiliki perbedaan pendapat tentang
kadar qintar yang disebut oleh ayat ini, yang kesimpulannya
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan qintar adalah harta yang
banyak dan berlimpah, Seperti yang dikatakan oleh Ad-Dahhak dan
yang lainnya. Menurut pendapat yang lain, ada yang mengatakan
sejumlah 1000 dinar, 1200 dinar, 12000 dinar, 40000 dinar, 60000
dinar, 70000 dinar, dan ada pula yang mengatakan 80000 dinar, dan
lain sebagainya.

ِ‫ع ْنِأَبي‬
َ ِ،‫ح‬ َ ِ‫ع ْنِأَبي‬
ٍ ‫صال‬ َ ِ،ٌ‫ِ َحدَّثَنَاِ َح َّماد‬،‫ص َمد‬
َ ِ‫ع ْن‬
َ ِ،‫عاص ٍم‬ َ ِ‫ِ َحدَّثَنَا‬:ُ‫َِاْل َما ُِمِأ َ ْح َم ِد‬
َّ ‫ع ْبدُِال‬ ْ ‫قَال‬
َ ِ‫ارِاثْنَا‬
ِ‫عش ََر‬ ُ ‫ط‬َ ‫ِ"الق ْن‬:‫سلَّ َِم‬ َ ‫علَيْه‬
َ ‫ِو‬ َّ َّ‫صل‬
َ ُِ‫ىَِّللا‬ َّ ‫سول‬
َ ِ‫َُِّللا‬ ُ ‫َِر‬ َِ ‫ِقَا‬،ُ‫ع ْنه‬
َ ‫ِقَال‬:‫ل‬ َّ ‫ي‬
َ ُِ‫َِّللا‬ َ ‫ِرض‬،َ
َ ‫ه َُري َْرة‬
."ِ‫ِواألرض‬
ْ َّ ‫ِ ُكلُِّأ ِوقيَّةٍِ َخيْرِم َّماِبَيْنَ ِال‬،ٍ‫ْألفِأوقيَّة‬
‫س َماء‬
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdus
Samad, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Asim, dari
Abu Saleh, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah
Saw. pernah bersabda: “Satu qintar adalah dua belas ribu auqiyah,
tiap-tiap auqiyah lebih baik daripada apa yang ada di antara langit
dan bumi.”
Imam Hakim di dalam kitab Mustadrak-nya mengatakan,
telah menceritakan kepada kami Abul Abbas Muhammad ibnu
Ya'qub, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Isa ibnu Zaid
Al-Lakhami, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Amr
ibnu Abu Salamah, telah menceritakan kepada kami Zuhair ibnu
Muhammad, telah menceritakan kepada kami Humaid At-Tawil dan

12 | T a f s i r A y a t M u a m a l a h ( M a n u s i a )
seorang lelaki lainnya, dari Anas ibnu Malik yang menceritakan
bahwa Rasulullah Saw. pernah ditanya mengenai makna firman-
Nya: harta yang berlimpah. (Ali Imran: 14) Maka Nabi Saw.
bersabda:
‫ارِأَ ْلفَاِأُوقيَّ ٍِة‬
ُ ‫ط‬َ ‫ْالق ْن‬

“satu qintar adalah dua ribu auqiyah.”


Senang kuda ada tiga macam, adakalanya para pemiliknya
memeliharanya untuk persiapan berjihad di jalan Allah; di saat
mereka perlukan, maka mereka tinggal memakainya; mereka
mendapat pahala dari usahanya itu. Adakalanya orang yang
bersangkutan memelihara kuda untuk membanggakan diri dan
melawan kaum muslim, maka pelakunya mendapat dosa dari
perbuatannya. Adakalanya pula kuda dipelihara untuk diternakkan
tanpa melupakan hak Allah yang ada padanya, maka bagi
pemiliknya beroleh ampunan dari Allah Swt.
Firman Allah Swt.:

ِ‫“ َو ْاأل َ ْنعام‬dan binatang ternak..” Yang dimaksud ialah unta, sapi, dan
kambing.

ِ‫“ َو ْال َح ْرث‬dan sawah ladang” Yakni lahan yang dijadikan untuk
ditanami (seperti ladang, sawah, serta perkebunan).

ِ‫ع ْن ِ ُمسْلم ِبْن ِبُدَيل‬


َ ِ،‫ي‬ ْ َ‫ِ َحدَّثَنَاِأَبُوِنَعَا َمة‬،َ ‫عبَادَة‬
ُّ ‫ِالعَدَو‬ َ ‫ِ َحدَّثَن‬:ُ‫ِاْل َما ُم ِأ َ ْح َم ِد‬
ُ ِ ‫َاِر ْوحِ ْب ُن‬ ْ ‫قَا َل‬
ِ‫ِ" َخي ُْر‬:‫سلَّ َمِقَا َِل‬ َ ‫علَيْه‬
َ ‫ِو‬ َّ َّ‫صل‬
َ ُِ‫ىَِّللا‬ َ ِ‫عنِالنَّبي‬ ُ ِ‫ع ْن‬
َ ِ،‫سويدِبْنِهُبَيرة‬ ُ ‫ع ْنِإياسِبْن‬
َ ِ،‫ِز َهي ٍْر‬ َ
"‫ِأ َ ْوِس َّكةِ َمأبُورة‬،‫ئِلَهُِ ُم ْهرةِ َمأ ُمورة‬
ٍ ‫َمالِا ْمر‬
Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Rauh ibnu
Ubadah, telah menceritakan kepada kami Abu Na'amah Al-Adawi,
dari Muslim ibnu Badil, dari Iyas ibnu Zuhair, dari Suwaid ibnu
Hubairah, dari Nabi Saw. yang bersabda : “Sebaik-baik harta

13 | T a f s i r A y a t M u a m a l a h ( M a n u s i a )
seseorang ialah ternak kuda yang berkembang biak dengan pesat,
atau kebun kurma yang subur.”
Firman Allah Swt:
‫“ ذلكَِ ِ َمتاعُِ ِ ْال َحياةِ ِالدُّ ْنيا‬Itulah kesenangan hidup di dunia” Maksudnya
itulah yang meramaikan kehidupan di dunia dan sebagai
perhiasannya yang kelak akan fana.
ِ‫ن ِ ْال َمآب‬
ُِ ‫َّللاُ ِع ْندَِهُ ِ ُح ْس‬
َِّ ‫“ َو‬dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik”
Yakni tempat kembali yang baik dan berpahala, yaitu surga. Ibnu
Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Humaid,
telah menceritakan kepada kami Jarir, dari Ata, dari Abu Bakar ibnu
Hafs ibnu Umar ibnu Sa'd yang menceritakan bahwa ketika
diturunkan ayat berikut, yaitu firman-Nya: Dijadikan indah pada
(pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini. (Ali
Imran: 14) Maka Umar bin Khattab berkata, "Sekaranglah, ya
Tuhanku, karena Engkau telah menjadikannya sebagai perhiasan
bagi kami."6

d. Kontekstualisasi Ayat
Allah Swt telah memberikan fitrah kepada manusia berupa
perasaan cinta terhadap sesuatu yang disukainya. Hal ini sesuai
dengan kandungan dari awal kalimat dari surat tersebut yakni, Allah
Swt menjadikan indah dalam pandangan manusia terhadap apa yang
dia inginkan. Maka secara sekilas ayat ini membicarakan kecintaan
kepada syahwat. Sehingga, jika Allah Swt telah menjadikan hal ini
sebagai fitrah, maka sejak lahir manusia telah diberikan rasa cinta
terhadap lawan jenis juga segala macam harta benda.7
Namun, adapun sisi lain yang dapat mengimbangi manusia
agar tidak terlena dengan kenikmatan semata. Sebagaimana Allah
Swt telah memberikan petunjuk berupa al-qur’an untuk menjalani

6
http://www.ibnukatsironline.com/2015/04/tafsir-surat-ali-imran-ayat-14-15_27.html
7
https://alkamalblitar.com/tafsir-tentang-manusia/

14 | T a f s i r A y a t M u a m a l a h ( M a n u s i a )
kehidupan manusia. Sehingga manusia tidak jatuh kedalam
kegelapan dunia. Hal ini ialah persiapan manusia untuk
meningkatkan derajatnya dan mengendalikan hawa nafsu berupa
syahwat tersebut. Meski pada dasarnya cinta harus bersemi pada
setiap orang dan benci harus dimusnahkan.8
Berdasarkan ayat tersebut, apa-apa saja yang menjadi
dorongan nafsu manusia diantaranya dan yang pertama kali
disebutkan adalah wanita. Berdasarkan jurnal Musawa oleh Abdul
Mustaqim (Yogyakarta;2003), ia bertolak pada penafsiran
missoginik oleh Muhammad Ali al-sabuni. Menurutnya, potensi
untuk menjadi fitnah/godaan tidak hanya perempuan, melainkan juga
laki-laki. Sehingga, tidak boleh mengkambing hitamkan kaum
perempuan sebagai tipe penggoda. Karena pada kenyatannya,
banyak perempuan yang jadi korban godaan lelaki. Dalam kaitan
ayat ini pula, al-Quran lebih merestui jenis orientasi seksual yang
bersifat heteroseksual. Sebab banyak ayat al-Quran yang
menjelaskan bahwa berpasangan merupakan sunnatullah.9
Kedua, anak-anak. Setelah Allah Swt memberikan pasangan
hidup, keinginan manusia selanjutnya adalah memiliki keturunan,
yakni anak. Didalam ayat ini, Allah Swt menggunakan bentuk jamak
yakni banin yang bermakna anak-anak, yang berarti lebih dari satu.
Namun, jika keinginan tersebut hanya sebatas hasrat tetapi tidak
membentuk mereka menjadi pribadi yang dicintai Allah Swt akan
berbahaya. Karena anak dapat tersesat didunia dan tidak menuju
pada keridhaan Allah Swt.10
Ketiga, harta yang berlimpah. Keinginan untuk memiliki
harta menjadi salah satu keinginan dasar bagi manusia. Seperti yang
disebutkan, baik emas maupun perak menjadi harta yang diinginkan

8
https://alkamalblitar.com/tafsir-tentang-manusia/
9
Abdul Mustaqim, “homoseksual dalam tafsir klasik dan kontemporer”. Musawa. Vol. 2 No. 1,
Maret 2003, hal. 4.
10
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/08/04/m886t2-enam-hasrat-duniawi

15 | T a f s i r A y a t M u a m a l a h ( M a n u s i a )
manusia sejak zaman dahulu hingga saat ini. Namun pada saat ini,
yang lebih familiar dalam nilai tukar menukar barang atau jasa
adalah uang. Sehingga, uang juga sangat dibutuhkan dan diinginkan
oleh manusia. Kepemilikan uang, emas atau harta yang banyak
diperbolehkan jika digunakan untuk sesuatu yang bermanfaat.11
Keempat, kuda pilihan. Pada zaman itu, kuda menjadi alat
transportasi yang sangat diunggulkan. Sehingga, kuda menjadi
sesuatu yang sangat diinginkan masyarakat. Menurut KH Muslih
Abdul Karim, kuda diartikan sebagai kendaraan yang dalam konteks
kekinian dapat disejajarkan dengan mobil, motor, atau lainnya yang
dapat mempermudah seseorang untuk menempuh perjalanan tanpa
harus lelah berjalan kaki.12
Kelima, binatang ternak. Binatang ternak yang dimaksud
dalam ayat ini sejenis unta, sapi, kambing, dan sebagainya yang juga
menjadi keiinginan manusia untuk memilikinya. Sebab, ternak
tersebut dapat menghasilkan harta. Oleh karena itu, harta tersebut
dapat dimanfaatkan manusia sebaik-baiknya atau justru kufur
terhadap nikkmat Allah Swt.13
Keenam, sawah ladang. Sawah lading disini dapat berupa
perkebunan, pertanian, dan sebagainya yang dapat menghasilkan
kebutuhan pangan manusia. Sehingga, jika dikelola dapat
menghasilkan uang yang banyak. Maka, sawah lading juga menjadi
keinginan manusia untuk memilikinya.14
Dengan demikian, harus ada kesimbangan antara
rasionalitas dan perasaan. Allah Swt telah memberikan manusia
berupa naluri mempertahankan hidup diantara makhluk hidup

11
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/08/04/m886t2-enam-hasrat-duniawi
12
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/08/04/m886t2-enam-hasrat-
duniawi
13
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/08/04/m886t2-enam-hasrat-
duniawi
14
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/08/04/m886t2-enam-hasrat-
duniawi

16 | T a f s i r A y a t M u a m a l a h ( M a n u s i a )
lainnya. Naluri ini mendorong manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya baik berupa sandang, pangan, papan, dan sebagainya,
bahkan dorongan seksual untuk mempertahankan jenisnya. Segala
aktivitas tersebut diperbolehkan sesuai syariat dan ketentuan Allah
Swt dan mengutamakan untuk mendapatkan keridhaan Allah Swt
didunia.15

3. Surah Ar-rum Ayat 20

َ َ ْ َ َ َ ُ َْ َ ُ ُ َ َ ٰ
َ ‫َو ِّم ْن ا ٰيته ا ْن َخل َقك ْم ِّم ْن ُت‬
٢٠ ‫اب ثَّم ِّاذآ انت ْم بش ٌر تنت ِّش ُر ْون‬
ٍ ‫ر‬ ٓ ِّ

Artinya :“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia


menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi)
manusia yang berkembang biak.”

a. Tafsir Mufradat
Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-
Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz,
professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah,
‫ َومِ ْن َءا ٰيتِ ِۦه‬: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya” Yakni ayat
yang menunjukkan kekuasaan-Nya untuk membangkitkan makhluk-
Nya.
‫أَ ْن َخلَقَكُم‬ : “ialah Dia menciptakan kamu” Yakni menciptakan bapak
kalian Adam.
‫ من ت َُراب‬: “dari tanah” Dan menciptakan kalian dalam lingkup
penciptaan Adam.
ِ َ‫ ثم اذاآ أَنت ُم بَش ٌَر تَنت‬: “kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia
‫ش ُرون‬
yang berkembang biak)” Yakni kemudian kalian berbembang-biak

15
https://alkamalblitar.com/tafsir-tentang-manusia/

17 | T a f s i r A y a t M u a m a l a h ( M a n u s i a )
dari Adam dengan cara yang telah Allah tetapkan, sehingga kalian
tersebar ke seluruh pelosok bumi.16

b. Tafsir Q.S ar-Rum Ayat 20


Penafsiran Qs. Ar-Rum ayat 20 bedasarkan tafsir Ibnu
Katsir yakni, Allah Swt. telah berfirman:
‫“ َومِ ْن آيَاتِ ِه‬Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya.” Yakni tanda-
tanda yang menunjukkan kebesaran dan kekuasaan-Nya yang
Mahasempurna ialah bahwa Dia telah menciptakan bapak moyang
kalian (Adam) dari tanah liat.
َ‫“ث ُ َم ِإذَا أَ ْنت ُ ْم َبش ٌَر ت َ ْنتَش ُِرون‬kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia
yang berkembang biak..” Asal mula kalian dari tanah liat, kemudian
dari air yang hina, lalu menjadi 'alaqah, kemudian menjadi segumpal
daging, lalu menjadi tulang-tulang yang berbentuk manusia, setelah
itu Allah memakaikan daging kepadanya dan meniupkan roh ke
dalamnya, maka tiba-tiba ia menjadi manusia yang mempunyai
pendengaran dan penglihatan. Kemudian ia keluar dari perut ibunya
dalam keadaan kecil lagi lemah. Selanjutnya setiap kali bertambah
usianya, maka bertambah kekuatannya, dan bertambah kuat pula
gerakannya. Pada akhirnya ia menjadi manusia yang sempurna dan
mampu membangun kota-kota dan benteng-benteng serta
mengadakan perjalanan ke berbagai kawasan, menempuh jalan laut
menaiki perahu dan keliling dunia. Dia mampu berusaha dan
mengumpulkan harta. Dia mempunyai akal, berwawasan, serta
mempunyai daya nalar, berpengetahuan, dan berilmu dalam
menganalisis perkara-perkara duniawi dan ukhrawi, masing-masing
dianugerahi oleh Allah sesuai dengan kemampuannya. Mahasuci
Allah Yang telah membuat mereka berkemampuan, menjadikan
mereka dapat menyesuaikan diri dan mempunyai kepandaian dalam

16
https://tafsirweb.com/7384-quran-surat-ar-rum-ayat-20.html

18 | T a f s i r A y a t M u a m a l a h ( M a n u s i a )
menjalani roda kehidupan dan aneka ragam mata pencaharian. Allah
telah membeda-bedakan di antara mereka dalam hal ilmu, pemikiran,
bentuk, dan rupa. Ada yang tampan, ada yang buruk, juga ada yang
kaya, ada yang miskin, serta ada yang bahagia, ada pula yang
sengsara.
،‫سا َمةَ ب ِْن ُز َهيْر‬
َ ‫ ع َْن َق‬،‫ َق َاَل َح َدثَنَا ع َْوف‬،‫غ ْندَر‬
ُ ‫سعِيد و‬َ ُ‫ َح َدث َ َنا َي ْحيَى ْبن‬:ُ‫اْل َما ُم أ َ ْح َمد‬
ِ ْ ‫َقا َل‬
‫ّللا َخلَقَ آ َد َم مِ ْن َق ْبضَة‬
َ َ َ‫ "إِن‬:‫علَ ْي ِه وسلم‬ َ ‫صلَى‬
َ ُ‫ّللا‬ َ ‫ّللا‬ ُ ‫ َقا َل َر‬:َ‫سى َقال‬
ِ َ ‫سو ُل‬ َ ‫ع َْن أَبِي ُمو‬
‫ض َو ْاْلَحْ َم ُر‬ ُ َ‫ جَا َء مِ ْن ُه ُم ْاْلَ ْبي‬،‫ض‬ ِ ‫علَى َقد ِْر ْاْل َ ْر‬ َ ‫ َفجَا َء بَنُو آ َد َم‬،‫ض‬ ِ ‫يع ْاْل َ ْر‬ َ َ‫َقب‬
ِ ِ‫ضهَا مِ ْن جَم‬
َ‫ َوبَ ْينَ َذ ِلك‬،‫س ْه ُل َوا ْلح ََز ُن‬ َ ‫ َوال‬،‫ب‬ َ ‫يث َوال‬
ُ ‫ط ِي‬ ْ َ ‫" َو ْاْل‬.
ُ ‫ َوا ْل َخ ِب‬، َ‫س َو ُد َوبَ ْينَ ذَ ِلك‬
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami
Yahya ibnu Sa'id dan Gundar. Mereka berdua mengatakan, telah
menceritakan kepada kami Auf, dari Qasamah ibnu Zuhair, dari Abu
Musa yang telah menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah
bersabda: “Sesungguhnya Allah menciptakan Adam dari segenggam
tanah yang Dia ambil dari semua penjuru bumi, maka jadilah anak-
anak Adam sesuai dengan kadar dari tanah itu; di antara mereka
ada yang berkulit putih, ada yang berkulit merah, dan ada yang
berkulit hitam serta ada yang campuran di antara warna-warna
tersebut; ada pula yang buruk, yang baik, yang mudah, dan yang
susah serta yang campuran di antara perangai-perangai tersebut.”
Imam Abu Daud dan Imam Turmuzi meriwayatkannya
melalui berbagai jalur dari Auf Al-A'rabi dengan sanad yang sama.
Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih.17

c. Kontekstualisasi
Dari ayat 20 sampai ayat 25 Surat Ar-Rum, menjelaskan
bagaimana Allah memberi perhatian manusia kepada keadaan yang
ada di sekelilingnya, mulai dari dirinya sendiri beserta jalan
hidupnya, pergaulannya di tengah perbedaan,pergantian siang

17
http://www.ibnukatsironline.com/2015/09/tafsir-surat-ar-rum-ayat-20-21.html , diakses pada
tanggal 02 September 2015

19 | T a f s i r A y a t M u a m a l a h ( M a n u s i a )
dengan malam, turunnya hujan dan suburnya bumi yang semuanya
berhubungan erat dengat kehidupan manusia di muka bumi.
Allah memberi peringatan tentang tanda-tanda
kebesaranNya guna menyadarkan manusia bahwa mereka
mempunyai akal dan pikiran. Dengan adanya akal dan pikiran
tersebut, maka semestinya manusia merenungkan betapa banyaknya
tanda kebesaran dan kenikmatan yang Allah berikan kepada setiap
manusia. Sebagaimana bunyi pada Q.S ar-Rum ayat 20 yang artinya
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)…..”
Di dalam Tafsir Al Azhar Karya Buya Hamka diartikan
“Dan setengah daripada tanda-tanda kebesaranNya,” yang berarti
hanya setengah dari tanda-tanda tersebut, karena banyak lagi tanda-
tanda lain yang jika terus direnungkan pasti akan ketemu.
Pada ayat 20, tanda kebesaran Allah yang disebutkan adalah
berupa bagaimana Allah menciptakan manusia dengan tanah, yang
kemudian Allah jadikan berkembang biak semakin banyak. Proses
penciptaan manusia sendiri merupakan suatu hal yang luar biasa jika
diperhatikan. Bagaimana manusia itu terbentuk dari hal yang
sederhana hingga menjadi bentuk yang sempurna.18

4. Q.S Ar-Rum ayat 30


َْ َ َ َ ََ َّ َ َ َ ْ َّ ‫ْ َ َ ه‬ ً َ ْ َ َ ْ َ ْ ََ
‫اس عل ْي َهاۗ لا ت ْب ِّد ْيل ِّلخل ِّق‬
َ ‫الن‬ ِّ ‫لدي ِّن ح ِّن ْيفاۗ ِّفطرت‬
‫اّٰلل ال ِّتي فطر‬ ِّ ‫فا ِّقم وجهك ِّل‬

َ
َ َ ْ َ َّ َ َ ْ َّ ٰ َ ُ َ ْ ُ ْ َ ٰ ‫ه‬
٣٠ ُۙ‫اس لا َيعل ُم ْون‬
ِّ ‫الن‬ ‫ر‬‫ث‬ ‫ك‬‫ا‬ ‫الدين الق ِّيمُۙ ول ِّكن‬
ِّ ‫اّٰللۗذ ِّلك‬
ِّ

Artinya : “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama


(Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan
manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan

18
4Hamka, Tafsir al-Azhar Juz’u 21, (Jakarta : Pustaka Panjimas, 1998), hlm. 61-62.

20 | T a f s i r A y a t M u a m a l a h ( M a n u s i a )
Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui,”19

a. Tafsir Mufrodat
‫اق ِْم‬ : melaksanakan sesuai dengan yang disyaratkan20
ِ‫القَي ْم‬ : ‫ِالد ْينُِالقَي ُِم‬agama yang lurus, benar
ٌ ‫ط َر ِة‬ ْ ‫ف‬ : sifat pembawaan (yang ada sejak lahir)
‫َحن ْيفًا‬ : ‫ (جِ ُحنَفَا ُء)ِال ُم ْستَق ْي ُِم‬yang lurus21

b. Tafsir Q.S ar-Rum Ayat 30


Tafsir Ibn Katsir22
Allah SWT berfirman : arahkanlah wajahmu dan lanjutkanlah
kalian menghadap agama yang disyari’atkan Allah SWT kepadamu
yaitu agama yang hanif (lurus), agama Nabi Ibrahim a.s, agama yang
telah ditunjukkan oleh Allah SWT kepadamu dan disempurnakan-Nya
bagimu dengan sangat sempurna. Selain itu, kamu tetap pada fitrahmu
yang suci, yang telah Allah SWT bekali fitrah itu kepada makhluk-
Nya. Karena sesungguhnya Allah SWT membekali fitrah kepada
makhluk-Nya berupa pengetahuan dan tauhid, bahwa sesungguhnya
tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah SWT. Sebagaimana
firman Allah SWT sebelumnya
(172) ‫علَىِأ َ ْنفُسه ْمِأَلَسْتُ ِب َرب ُك ْمِقَالُواِ َبلَى‬
َ ِ‫َِوأ َ ْش َهدَهُ ْم‬
“dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya
berfirman), "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab,
"Betul (Engkau Tuhan kami)" (Al-A'raf: 172)
Di dalam sebuah hadis disebutkan:

19
https://quran.kemenag.go.id/sura/30
20
https://www.youtube.com/watch?v=hw5v9FXAH9k Prof. Dr. Quraish Shihab, MA., 1437H Surat
#30 Ar Rum Ayat 30-36 Tafsir Al Mishbah MetroTV, 3 Juli 2016.
21
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap (Surabaya :
Penerbit Pustaka Progessif, 1984).
22
Dr.Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh, Lubab al-Tafsir min Ibn
Katsir (Pustaka Imam Syafi’i) Jilid 7.

21 | T a f s i r A y a t M u a m a l a h ( M a n u s i a )
"‫ع ْنِدينه ْم‬ َّ ‫ِفَا ْجت َالَ ْت ُه ُمِال‬،‫"إنيِخلقت عبَاديِ ُحنَفاء‬
َ ُِ‫شيَاطين‬
“Sesungguhnya Aku menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan
hanif kemudian setan-setan menyesatkan mereka dari agamanya.”
Akan disebutkan beberapa hadits berikutnya bahwa Allah
SWT telah membekali fitrah kepada makhluk-Nya yaitu berupa
Islam akan tetapi tiba-tiba sebagian dari mereka dihasut atau dirasuki
oleh agama-agama yang fasidah (rusak) seperti agama Nasrani,
Yahudi dan Majusi. Allah SWT berfirman :
(ِ‫)َل ِتَبْد ْي َل ِلخ َْلق َِّللا‬
َ “……tidak ada perubahan terhadap fitrah Allah
SWT” Sebagian Ulama Tafsir berkata bahwa makna dari ayat
tersebut adalah “Janganlah kalian mengubah ciptaan Allah SWT,
karena (berarti) kalian mengubah manusia dari fitrahnya yang telah
dibekali oleh Allah SWT kepadanya.ِ Dengan demikian, maka
kalimat berita tersebut bermakna perintah atau tuntutan.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah lainnya :
(‫) َو َم ْنِدَ َخلَهُِ َكانَ ِآمنًا‬
“barang siapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah
dia.” (Q.S Ali-Imran: 97)

Hal ini merupakan pendapat yang baik dan shohih.


Sebagian ulama lainnya berkata bahwa potongan ayat tersebut (ِ ‫ََل‬
ِ‫ )تَبْد ْي َل ِلخ َْلق َِّللا‬berarti kalimat berita apa adanya yang bermakna bahwa
sesungguhnya Allah SWT membekali firah secara sama rata di
antara seluruh makhluk-Nya. Yaitu fitrah (pembawaan) yang lurus.
Tidak ada seorang pun yang dilahirkan melainkan dibekali dengan
fitrah tersebut dalam kadar yang sama dengan yang lain, sehingga
tidak ada perbedaan di antara manusia dalam hal ini. Karena itulah
Ibnu Abbas, Ibrahim An-Nakha'i, Sa'id ibnu Jubair, Mujahid,
Ikrimah, Qatadah, Ad-Dahhak, dan Ibnu Zaid mengatakan
sehubungan dengan makna firman Allah SWT : “Tidak ada

22 | T a f s i r A y a t M u a m a l a h ( M a n u s i a )
perubahan pada fitrah Allah.” (Q.S Ar-Rum: 30) Yaitu agama
Allah.
Imam Bukhari mengatakan sehubungan dengan makna
firman-Nya: “Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.” (Ar-Rum:
30) Yaitu agama Allah; fitrah orang-orang dahulu artinya agama
orang-orang dahulu, agama dan fitrah maksudnya ialah Islam.

ِ‫عبْد‬ َ ِ‫ِأ َ ْخبَ َرنيِأَبُو‬،‫ِالز ْهري‬


َ ِ ُ‫سلَ َمةَِبْن‬ ُّ ‫عن‬ ُ ُ‫ِأ َ ْخبَ َرنَاِيُون‬،‫َُِّللا‬
َ ِ،‫س‬ َ ِ‫ِأَ ْخبَ َرنَا‬، ُ‫ع ْبدَان‬
َّ ‫ع ْبد‬ َ ِ‫َحدَّثَنَا‬
َ ِ‫ِ" َماِم ْنِ َم ْولُودٍِيُولَ ِدُِإ ََّل‬:‫سلَّ َم‬
ِ‫علَى‬ َ ‫علَيْه‬
َ ‫ِو‬ َّ َّ‫صل‬
َ ُِ‫ىَِّللا‬ َّ ‫سول‬
َ ِ‫َُِّللا‬ َ ‫ِقَال‬:َ‫الر ْح َمنِأ َ َّنِأَبَاِه َُري َْرة َِقَال‬
ُ ‫َِر‬ َّ
ْ ‫ِ َك َماِتَ ْنت‬،‫ِفَأَبَ َواهُِيُ َهودَانهِأ َ ْوِيُنَصرانهِأ َ ْوِيُ َمجسانه‬،‫ط َرة‬
ِ‫ِه َْل‬،‫جِالبَهي َمةُِ َبهي َمةًِ َج ْمعاء‬ ْ ‫ْالف‬
َِّ ِ‫اَِلِتَبْديلَِلخ َْلق‬
ِ‫َّللا‬ َ ‫علَ ْي َه‬ َ َ‫ََِّللاِالَّتيِف‬
َ َّ‫ط َرِالن‬
َ ِ‫اس‬ ْ ‫ِ{ف‬:ُ‫عا َء"؟ِث ُ َّمِ َيقُول‬
َّ ‫ط َرة‬ َ ْ‫تُحسُّونَ ِفي َهاِم ْنِ َجد‬
ْ ‫ذَلكَ ِالدين‬
ِ‫ُِالقَي ُم‬
Telah bercerita kepada kami, Abdan, telah menceritakan kepada
kami Abdullah, telah, menceritakan kepada kami Yunus, dari Az-
Zuhri, telah menceritakan kepadaku Abu Salamah ibnu Abdur
Rahman, bahwa Abu Hurairah r.a. pernah mengatakan bahwa
Rasulullah Saw. telah bersabda: “Tidak ada seorang bayi pun yang
dilahirkan melainkan atas dasar fitrah, maka kedua orang tuanyalah
yang menjadikannya seorang Yahudi, atau Nasrani atau Majusi.
Sama halnya dengan hewan ternak yang melahirkan anaknya dalam
keadaan sempurna, maka apakah kalian melihat adanya kecacatan
pada anak hewan itu. Setelah itu Nabi Saw. membacakan firman
Allah Swt.: (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan
manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah
Allah. (Itulah) agama yang lurus.” (Ar-Rum: 30)
Imam Muslim meriwayatkannya melalui hadis Abdullah
ibnu Wahb, dari Yunus ibnu Yazid Al-Aili, dari Az-Zuhri dengan
sanad yang sama. Imam Bukhari dan Imam Muslim
mengetengahkannya melalui hadis Abdur Razzaq, dari Ma'mar, dari
Hammam, dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi Saw. Firman Allah Swt.:

23 | T a f s i r A y a t M u a m a l a h ( M a n u s i a )
ْ ُ‫(“ذَلكَ ِالدين‬Itulah) agama yang lurus.” (Q.S Ar-Rum: 30) Yaitu
ِ‫ِالقَي ُم‬
berpegang kepada syariat dan fitrah yang utuh merupakan agama
yang tegak dan lurus.
َِ‫“ َو َلك َّن ِأ َ ْكث َ َر ِالنَّاس ََِل ِيَ ْعلَ ُمون‬tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui. (Q.S Ar-Rum: 30) Karena itulah maka kebanyakan
orang tidak mengetahuinya, dan mereka berpaling darinya,
sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya:
َ ‫“و َما ِأ َ ْكث َ ُر ِالنَّاس‬Dan
َِ‫ِولَ ْو ِ َح َرصْتَ ِب ُمؤْ منين‬ َ sebagian besar manusia tidak
akan beriman, walaupun kamu sangat menginginkannya”. (Q.S
Yusuf: 103)
َ ِ َ‫األرضِيُضلُّوك‬
َ ِ‫ع ْن‬
َّ ‫سبيل‬
ِ‫َِّللا‬ ْ ِ‫َوإ ْنِتُط ْعِأ َ ْكث َ َرِ َم ْنِفي‬
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka
bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan
Allah.” (Q.S Al-An'am: 116), hingga akhir ayat.

c. Kontekstualisasi Ayat
Dalam hal ini akan dibahas mengenai fitrah manusia pada
Q.S ar Rum ayat 30 menurut kacamata ahli Tafsir Pak Hamka dan
pengaruhnya terhadap pendidikan Islam.23 Pertama, kita mengenal
konsep fitrah dari Pak Hamka yaitu fitrah adalah sebuah pengakuan
atas keesaan Allah SWT secara murni atau asli bahwa memang tidak
ada pencipta lainnya kecuali Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian,
fitrah manusia bersifat potensial yang artinya adalah dapat
berkembang atau sebaliknya tergantung terhadap lingkungan yang
dihadapinya. Lingkungan utama dalam pengembangan anak ialah
cas sygasuhan orangtuanya. Sedangkan dimensi fitrah menurut
beliau terletak pada jiwa dan akal. Jadi, fitrah tidak dapat diubah
akan tetapi ia berkembang atau tidak tergantung lingkungannya.
Peran pendidik adalah sebagai fasilitator pembentuk karakter anak
23
Anto Dinoto, Skripsi Thesis : “Konsep Fitrah Manusia dalam al-Qur’an dan Implikasinya
terhadap Pendidikan Islam (Studi Tafsir al-Azhar Karya Hamka Surah ar-Rum Ayat 30)”
(Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga, 2007).

24 | T a f s i r A y a t M u a m a l a h ( M a n u s i a )
agar tercapai tujuan utama manusia berada di bumi ini yakni menjadi
khalifah yang diridloi Allah SWT. Sebagaimana hadits :
ِ‫ ِفَأَبَ َواهَا ِيُ َهودَان َها ِأو‬،‫سانُ َها‬ ْ ‫ِالف‬
َ ِ ‫ ِ َحتَّى ِيُعرب‬،‫ط َرة‬
َ ‫ع ْن َها ِل‬ ْ ‫علَى‬
َ ِ ُ‫س َم ٍة ِتُولَد‬
َ َ‫ ِ" ُك ُّل ِن‬:َ‫َوقَال‬
."‫ينصرانها‬
“Setiap diri itu dilahirkan atas dasar fitrah sehingga ia dapat
berbicara mengutarakan keinginan dirinya, maka kedua orang
tuanyalah yang menjadikannya seorang Yahudi atau seorang
Nasrani.”

25 | T a f s i r A y a t M u a m a l a h ( M a n u s i a )
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia telah dibekali fitrah oleh Allah SWT sejak lahir ke dunia
ini. Fitrah tersebut melekat pada diri manusia dan tidak dapat berubah. Hal
tersebut merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. Sebagaimana Q.S
al-Baqarah ayat 286, Q.S Ali Imran ayat 14, Q.S ar-Rum ayat 20 dan 30
dimana masing-masing ayat tersebut menjelaskan berbagai macam fitrah
yang telah dibekali oleh Allah SWT kepada manusia dan bukti-bukti atas
kekuasaan Allah SWT.
Allah SWT tidak memberikan cobaan melebihi batas kemampuan
seseorang, sebagaimana yang telah tertuang di dalam Q.S al-Baqarah ayat
286. Hal tersebut adalah fitrah dari Allah SWT dan hendaklah manusia
sabar menerima, berusaha dan tawakal atas segala sesuatu yang
menimpanya.
Q.S Ali Imran diterangkan bahwa manusia dianugerahkan sebuah
perasaan cinta terhadap segala sesuatu, yang mana hal tersebut fitrah dari
Allah SWT yang tidak dapat kita hindari. Namun kita juga harus
menyadari dan mengerti batasan-batasan tertentu, agar hal tersebut tidak
dapat menjerumuskan manusia ke dalam kesesatan.
Jangan kita lupakan juga tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang
ada pada Q.S ar-Rum ayat 20 bahwa proses pembentukan manusia tersebut
tidak praktis tetapi berbagai proses harus dilalui dari mulai penciptaan dari
tanah kemudian bagaimana Allah SWT meniupkan ruh kepada manusia
hal-hal tersebut merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT yang telah
menjadi fitrah bagi manusia. .
Konsep fitrah manusia yang terdapat di dalam Q.S ar-Rum ayat 30
adalah bahwa setiap manusia itu dibekali fitrah oleh Allah SWT berupa
Islam, yaitu pengakuan atas keesaan Allah SWT bahwa tiada Tuhan yang
berhak disembah kecuali Dia. Inilah yang merupakan goal atau tujuan dari
ayat-ayat sebelumnya yakni bagaimana kita memperlakukan berbagai firah

1|Tafsir Ayat Muamalah ( Manusia)


yang telah dibekali Allah SWT kepada kita dengan baik sehingga dapat
mencapai jalan kebenaran, berislam yang diridloi Allah SWT.

B. Kritik dan Saran


Dengan adanya pembahasan tentang manusia berdasarkan berbagai
penafsiran surah dan ayat di dalam al-Qur’an, Kami berharap dapat lebih
menguatkan, meyakinkan bahkan menyadarkan Kami maupun para
pembaca atas kekuasaan Allah SWT yang telah menciptakan manusia
sedemikian rupa detailnya, dari fisik maupun fitrahnya sehingga manusia
dapat menjadi pemimpin bumi yang diridloi Allah SWT.
Kami menyadari banyak kekurangan pada makalah kami. Untuk
itu, kami sangat membuka lebar kritik dan saran dari para pembaca.
C. Penutup
Demikian makalah kami yang bertema “Tafsir Ayat-Ayat tentang
Manusia”. Semoga dengan paparan singkat kami diatas, dapat bermanfaat
dan menambah keilmuan pembaca.
Wassalamu’alaikum warahmatullah.

2|Tafsir Ayat Muamalah ( Manusia)


DAFTAR PUSTAKA

- Dinoto, Anto. 2007. Konsep Fitrah Manusia dalam al-Qur’an dan


Implikasinya terhadap Pendidikan Islam (Studi Tafsir al-Azhar Karya Hamka
Surah ar-Rum Ayat 30). Skripsi Thesis UIN Sunan Kalijaga.
- Hamka, 4. 1998. Tafsir al-Azhar Juz’u 21. Jakarta : Pustaka Panjimas.
- Muhammad, Abdullah. Lubab al-Tafsir min Ibn Katsir. Pustaka Imam
Syafi’i.
- Munawir, Ahmad Warson. 1984. Kamus Munawwir Arab-Indonesia
Terlengkap. Surabaya : Penerbit Pustaka Progessif.
- Mustaqim, Abdul. 2003. Homoseksual dalam Tafsir Klasik dan
Kontemporer. Jurnal Musawa Vol. 2 No. 1.
- Amin bin Abdullah Asy-Syaqawi. Tafsir Penutup Surat Al-Baqarah.
https://d1.islamhouse.com/data/ih_articles/single2/id/Tafsir/Penutup/Surat/al-
Baqarah.pdf. 2020.
- https://sites.google.com/site/masjidillah/pengetahuan-islam/tafsir-al-
azhar/sebabturunnyaayat/suroh-ali-imron-ayat-14-17
- https://tafsirweb.com/1146-quran-surat-ali-imran-ayat-14.html
- http://www.ibnukatsironline.com/2015/04/tafsir-surat-ali-imran-ayat-14-
15_27.html
- https://alkamalblitar.com/tafsir-tentang-manusia/
- https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/08/04/m886t2-
enam-hasrat-duniawi
- https://quran.kemenag.go.id/sura/30
- Prof. Dr. Quraish Shihab, MA., 1437H Surat #30 Ar Rum Ayat 30-36
Tafsir al-Misbah Metro TV. https://www.youtube.com/watch?v=hw5v9FXAH9k.
2016.

3|Tafsir Ayat Muamalah ( Manusia)

Anda mungkin juga menyukai