Disusun oleh:
Syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan inayah Allah swt yang telah
membimbing manusia dengan petunjuk-petunjuk-Nya, sebagaimana yang terkandung
dalam Al-Qur’an dan Al-Sunnah, petunjuk menuju jalan yang lurus dan jalan yang
diridhoi-Nya. Shalawat bertangkai salam selalu terlimpahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad Saw (Allahumma sholli ‘alaa sayyidinaa muhammad) dan keluarga
beliau, para sahabat, serta semua umat yang turut terhadap ajaran yang dibawanya,
sampai hari kiamat nanti.
Makalah ini dapat di susun dengan harapan dapat membantu memahami
bagaimana sebenarnya Tafsir Ayat-Ayat Tentang Manusia. Dan berkat partisipasi dari
semua teman-teman makalah ini dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah
ditentukan. Tidak lupa pula kami menghanturkan terima kasih kepada Dosen mata
kuliah “TAFSIR AYAT MUAMALAH” yang terhormat Bapak Dr. H. Mahfudz Masduki,
M.A. serta berbagai sumber baik itu media cetak maupun media elektronik yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami sangat menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, Ananda minta kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna perbaiki makalah-makalah berikutnya.
Wassalamu’alaikum warahmatullah
Kelompok 1
ii | T a f s i r A y a t M u a m a l a h ( M a n u s i a )
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah Swt. yang diberikan
kelebihan berupa akal dan pikiran. Sehingga manusia memiliki naluri untuk
memperbaiki kualitas hidupnya. Sebagaimana Allah Swt. telah menjelaskan
didalam al-Quran bagaimana keadaan manusia ketika berada di dunia.
Beberapa ayat-ayat al-Quran berkaitan dengan manusia yang akan dibahas
dalam makalah ini diantaranya QS. Al-Baqarah 286, Qs. Al-Imran ayat 14,
Qs. Ar-rum ayat 20, dan Qs. Ar-Rum ayat 30.
Dalam makalah ini kami akan membahas seperti apa kandungan QS.
Al-Baqarah 286, Qs. Al-Imran ayat 14, Qs. Ar-rum ayat 20, dan Qs. Ar-Rum
ayat 30 melalui terjemahan ayat tersebut. Kemudian, seperti apa sebab
turunnya ayat-ayat tersebut. Selanjutnya, bagaimana pandangan ulama
terdahulu terhadap penafsiran ayat-ayat tersebut. Serta kontekstualisasi ayat-
ayat tersebut dalam kehidupan saat ini.
Dengan demikian, setelah mempelajari kandungan ayat-ayat tentang
manusia khususnya pada QS. Al-Baqarah 286, Qs. Al-Imran ayat 14, Qs. Ar-
rum ayat 20, dan Qs. Ar-Rum ayat 30 diharapkan mampu memahami
sebagaimana manusia telah diciptakan pada ayat-ayat tersbut. Sehingga, kita
sebagai manusia dapat menjalankan kehidupan sesuai dengan perintah Allah
Swt dan menjauhi segala laranganNya. Serta dapat mengerahkan seluruh
kemampuan untuk meraih ridha Allah Swt.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Allah membebani manusia dalam kehidupan didunia?
2. Apa saja kenikmatan dan kemurahan yang Allah berikan kepada manusia?
3. Apa saja tanda kebesaran Allah??
4. Apa fitrah manusia sebagai makhluk yang diciptakan Allah?
ْ َ ْ َ ُ َ َ ََّ ْ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ ُ َّ ً ْ َ ُ ه ُ َ ُ َ
اخذنآ ِّان
ِّ لا يك ِّلف اّٰلل نفسا ِّالا وسعهاۗ لها ما كسبت وعليها ما اكتسبتۗ ربنا لا تؤ
ْ
َ َ َّ َ َ َ ْ َّ َ َ ٗ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ ْ َ َ َ َّ َ َ ْ َ َ َ ْ َّ
ن ِّسينآ ا ْو اخطأناۚ َربنا َولا تح ِّمل علينآ ِّاص ًرا كما ح َملته على ال ِّذين ِّم ْن ق ْب ِّلناۚ َربنا َولا
َ َ َ ُ ْ َ َ ٰ َ َْ َ َ ََ ْ َّ َ ُ ْ ََ َ َ َ َ َْ َُ
تح ِّملنا َما لا طاقة لنا ِّبهۚ َواعف عناۗ َواغ ِّف ْر لناۗ َو ْارح ْمناۗ انت َم ْولىنا فانص ْرنا على
َ ٰ ْ ْ َْ
ْ
٢٨٦ ࣖ القو ِّم الك ِّف ِّرين
َ َّ ْ َ ُ ه ُ َ َ
اّٰلل نف ًسا ِّالا ُو ْسعها لا ُيك ِّلف
1
App Asbabun Nuzul Lengkap
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa
atau tersalah.”
-ع َل ْي ِه
َ ستُك ِْرهُوا ْ ِطأ َ َوالن
ْ سيَانَ َو َما ا َ ض َع ع َْن أ ُ َمتِي ا ْل َخ
َ ّللا َو
َ َ َإِن-
َ َ َ ْ َّ َ َ ٗ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ ْ َ َ َ َّ
َربنا َولا تح ِّمل علينآ ِّاص ًرا كما ح َملته على ال ِّذين ِّم ْن ق ْب ِّلنا
َ َّ َ ْ َ ْ َ َْ َ َْ َْ َ ٰ َ َّ ُّ ُ َّ َ ُ
اط ْي ِّر ال ُمقنط َر ِّة ِّم َن الذه ِّب َ
ِّ النسا ِّۤء والب ِّنين والق
ن َ
ِّ اس حب الشهو ِّت ِّمن ِّ ز ِّين ِّللن
ْ ُ َ َ ٰ ْ َ ْ َ َّ ْ َ
َ ْ ُ ُّ ْ َ َ ه
اّٰلل ِّعند ٗه وة الدنياۗو ٰ ع ال َح
ي ا تمَ الخ ْيل ْال ُم َسَّو َمة َو ْال َا ْن َعام َوالح َ ْرثۗ ذلك وال ِّفض ِّة و
ِّ ِّ ِّ ِّ ِّ ِّ
َٰ ْ ُ
١٤ ح ْس ُن الما ِّب
2
Amin bin Abdullah Asy-Syaqawi, “Tafsir Penutup Surat Al-Baqarah”.
https://d1.islamhouse.com/data/ih_articles/single2/id/Tafsir/Penutup/Surat/al-Baqarah.pdf
(diakses pada tanggal 11 Oktober 2020)
3
Tafsir Ibnu Katsir, juz 2 hal 568-575
b. Tafsir Mufradat
Berdasarkan Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz
Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad
Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam
Madinah :
َّ ُ
ز ِّي َن ِّللناس: Dijadikan indah pada (pandangan) manusia, Yakni Allah
4
https://sites.google.com/site/masjidillah/pengetahuan-islam/tafsir-al-
azhar/sebabturunnyaayat/suroh-ali-imron-ayat-14-17
10 | T a f s i r A y a t M u a m a l a h ( M a n u s i a )
َو ْاْلَ ْن ٰع ِم: binatang-binatang ternak, Yakni unta, sapi, dan kambing.
ثِ ۗ َوا ْلح َْر: dan sawah lading, Yakni ladang dan apa yang ada
didalamnya seperti tanah, pohon-pohon, dan tanaman. Hal-hal yang
telah disebutkan adalah dari apa yang dinikmati di kehidupan ini
yang kemudian akan pergi tak tersisa.
ُس ُن عِن َدهُۥ َوللا ِ ا ْل َمـَٔا: dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik,
ْ ب ُح
Yakni tempat kembali yang baik bagi orang-orang mukmin berupa
surga dan apa yang ada didalamnya.5
5
https://tafsirweb.com/1146-quran-surat-ali-imran-ayat-14.html
11 | T a f s i r A y a t M u a m a l a h ( M a n u s i a )
Cinta terhadap harta adakalanya karena terdorong oleh
faktor menyombongkan diri dan saling membangga-banggakan diri,
takabur kepada orang-orang lemah, dan sombong terhadap orang
miskin. Hal ini sangat tercela. Tetapi adapula terdorong karena
faktor membelanjakan hartanya dijalan Allah Swt. dan silaturahmi,
juga amal-amal kebajikan dan ketaatan. Hal ini sangat terpuji
menurut syariat.
Para ahli tafsir juga memiliki perbedaan pendapat tentang
kadar qintar yang disebut oleh ayat ini, yang kesimpulannya
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan qintar adalah harta yang
banyak dan berlimpah, Seperti yang dikatakan oleh Ad-Dahhak dan
yang lainnya. Menurut pendapat yang lain, ada yang mengatakan
sejumlah 1000 dinar, 1200 dinar, 12000 dinar, 40000 dinar, 60000
dinar, 70000 dinar, dan ada pula yang mengatakan 80000 dinar, dan
lain sebagainya.
ِع ْنِأَبي
َ ِ،ح َ ِع ْنِأَبي
ٍ صال َ ِ،ٌِ َحدَّثَنَاِ َح َّماد،ص َمد
َ ِع ْن
َ ِ،عاص ٍم َ ِِ َحدَّثَنَا:َُِاْل َما ُِمِأ َ ْح َم ِد
َّ ع ْبدُِال ْ قَال
َ ِارِاثْنَا
ِعش ََر ُ طَ ِ"الق ْن:سلَّ َِم َ علَيْه
َ ِو َّ َّصل
َ ُِىَِّللا َّ سول
َ َُِِّللا ُ َِر َِ ِقَا،ُع ْنه
َ ِقَال:ل َّ ي
َ َُِِّللا َ ِرض،َ
َ ه َُري َْرة
."ِِواألرض
ْ َّ ِ ُكلُِّأ ِوقيَّةٍِ َخيْرِم َّماِبَيْنَ ِال،ٍْألفِأوقيَّة
س َماء
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdus
Samad, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Asim, dari
Abu Saleh, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah
Saw. pernah bersabda: “Satu qintar adalah dua belas ribu auqiyah,
tiap-tiap auqiyah lebih baik daripada apa yang ada di antara langit
dan bumi.”
Imam Hakim di dalam kitab Mustadrak-nya mengatakan,
telah menceritakan kepada kami Abul Abbas Muhammad ibnu
Ya'qub, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Isa ibnu Zaid
Al-Lakhami, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Amr
ibnu Abu Salamah, telah menceritakan kepada kami Zuhair ibnu
Muhammad, telah menceritakan kepada kami Humaid At-Tawil dan
12 | T a f s i r A y a t M u a m a l a h ( M a n u s i a )
seorang lelaki lainnya, dari Anas ibnu Malik yang menceritakan
bahwa Rasulullah Saw. pernah ditanya mengenai makna firman-
Nya: harta yang berlimpah. (Ali Imran: 14) Maka Nabi Saw.
bersabda:
ارِأَ ْلفَاِأُوقيَّ ٍِة
ُ طَ ْالق ْن
ِ“ َو ْاأل َ ْنعامdan binatang ternak..” Yang dimaksud ialah unta, sapi, dan
kambing.
ِ“ َو ْال َح ْرثdan sawah ladang” Yakni lahan yang dijadikan untuk
ditanami (seperti ladang, sawah, serta perkebunan).
13 | T a f s i r A y a t M u a m a l a h ( M a n u s i a )
seseorang ialah ternak kuda yang berkembang biak dengan pesat,
atau kebun kurma yang subur.”
Firman Allah Swt:
“ ذلكَِ ِ َمتاعُِ ِ ْال َحياةِ ِالدُّ ْنياItulah kesenangan hidup di dunia” Maksudnya
itulah yang meramaikan kehidupan di dunia dan sebagai
perhiasannya yang kelak akan fana.
ِن ِ ْال َمآب
ُِ َّللاُ ِع ْندَِهُ ِ ُح ْس
َِّ “ َوdan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik”
Yakni tempat kembali yang baik dan berpahala, yaitu surga. Ibnu
Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Humaid,
telah menceritakan kepada kami Jarir, dari Ata, dari Abu Bakar ibnu
Hafs ibnu Umar ibnu Sa'd yang menceritakan bahwa ketika
diturunkan ayat berikut, yaitu firman-Nya: Dijadikan indah pada
(pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini. (Ali
Imran: 14) Maka Umar bin Khattab berkata, "Sekaranglah, ya
Tuhanku, karena Engkau telah menjadikannya sebagai perhiasan
bagi kami."6
d. Kontekstualisasi Ayat
Allah Swt telah memberikan fitrah kepada manusia berupa
perasaan cinta terhadap sesuatu yang disukainya. Hal ini sesuai
dengan kandungan dari awal kalimat dari surat tersebut yakni, Allah
Swt menjadikan indah dalam pandangan manusia terhadap apa yang
dia inginkan. Maka secara sekilas ayat ini membicarakan kecintaan
kepada syahwat. Sehingga, jika Allah Swt telah menjadikan hal ini
sebagai fitrah, maka sejak lahir manusia telah diberikan rasa cinta
terhadap lawan jenis juga segala macam harta benda.7
Namun, adapun sisi lain yang dapat mengimbangi manusia
agar tidak terlena dengan kenikmatan semata. Sebagaimana Allah
Swt telah memberikan petunjuk berupa al-qur’an untuk menjalani
6
http://www.ibnukatsironline.com/2015/04/tafsir-surat-ali-imran-ayat-14-15_27.html
7
https://alkamalblitar.com/tafsir-tentang-manusia/
14 | T a f s i r A y a t M u a m a l a h ( M a n u s i a )
kehidupan manusia. Sehingga manusia tidak jatuh kedalam
kegelapan dunia. Hal ini ialah persiapan manusia untuk
meningkatkan derajatnya dan mengendalikan hawa nafsu berupa
syahwat tersebut. Meski pada dasarnya cinta harus bersemi pada
setiap orang dan benci harus dimusnahkan.8
Berdasarkan ayat tersebut, apa-apa saja yang menjadi
dorongan nafsu manusia diantaranya dan yang pertama kali
disebutkan adalah wanita. Berdasarkan jurnal Musawa oleh Abdul
Mustaqim (Yogyakarta;2003), ia bertolak pada penafsiran
missoginik oleh Muhammad Ali al-sabuni. Menurutnya, potensi
untuk menjadi fitnah/godaan tidak hanya perempuan, melainkan juga
laki-laki. Sehingga, tidak boleh mengkambing hitamkan kaum
perempuan sebagai tipe penggoda. Karena pada kenyatannya,
banyak perempuan yang jadi korban godaan lelaki. Dalam kaitan
ayat ini pula, al-Quran lebih merestui jenis orientasi seksual yang
bersifat heteroseksual. Sebab banyak ayat al-Quran yang
menjelaskan bahwa berpasangan merupakan sunnatullah.9
Kedua, anak-anak. Setelah Allah Swt memberikan pasangan
hidup, keinginan manusia selanjutnya adalah memiliki keturunan,
yakni anak. Didalam ayat ini, Allah Swt menggunakan bentuk jamak
yakni banin yang bermakna anak-anak, yang berarti lebih dari satu.
Namun, jika keinginan tersebut hanya sebatas hasrat tetapi tidak
membentuk mereka menjadi pribadi yang dicintai Allah Swt akan
berbahaya. Karena anak dapat tersesat didunia dan tidak menuju
pada keridhaan Allah Swt.10
Ketiga, harta yang berlimpah. Keinginan untuk memiliki
harta menjadi salah satu keinginan dasar bagi manusia. Seperti yang
disebutkan, baik emas maupun perak menjadi harta yang diinginkan
8
https://alkamalblitar.com/tafsir-tentang-manusia/
9
Abdul Mustaqim, “homoseksual dalam tafsir klasik dan kontemporer”. Musawa. Vol. 2 No. 1,
Maret 2003, hal. 4.
10
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/08/04/m886t2-enam-hasrat-duniawi
15 | T a f s i r A y a t M u a m a l a h ( M a n u s i a )
manusia sejak zaman dahulu hingga saat ini. Namun pada saat ini,
yang lebih familiar dalam nilai tukar menukar barang atau jasa
adalah uang. Sehingga, uang juga sangat dibutuhkan dan diinginkan
oleh manusia. Kepemilikan uang, emas atau harta yang banyak
diperbolehkan jika digunakan untuk sesuatu yang bermanfaat.11
Keempat, kuda pilihan. Pada zaman itu, kuda menjadi alat
transportasi yang sangat diunggulkan. Sehingga, kuda menjadi
sesuatu yang sangat diinginkan masyarakat. Menurut KH Muslih
Abdul Karim, kuda diartikan sebagai kendaraan yang dalam konteks
kekinian dapat disejajarkan dengan mobil, motor, atau lainnya yang
dapat mempermudah seseorang untuk menempuh perjalanan tanpa
harus lelah berjalan kaki.12
Kelima, binatang ternak. Binatang ternak yang dimaksud
dalam ayat ini sejenis unta, sapi, kambing, dan sebagainya yang juga
menjadi keiinginan manusia untuk memilikinya. Sebab, ternak
tersebut dapat menghasilkan harta. Oleh karena itu, harta tersebut
dapat dimanfaatkan manusia sebaik-baiknya atau justru kufur
terhadap nikkmat Allah Swt.13
Keenam, sawah ladang. Sawah lading disini dapat berupa
perkebunan, pertanian, dan sebagainya yang dapat menghasilkan
kebutuhan pangan manusia. Sehingga, jika dikelola dapat
menghasilkan uang yang banyak. Maka, sawah lading juga menjadi
keinginan manusia untuk memilikinya.14
Dengan demikian, harus ada kesimbangan antara
rasionalitas dan perasaan. Allah Swt telah memberikan manusia
berupa naluri mempertahankan hidup diantara makhluk hidup
11
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/08/04/m886t2-enam-hasrat-duniawi
12
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/08/04/m886t2-enam-hasrat-
duniawi
13
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/08/04/m886t2-enam-hasrat-
duniawi
14
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/08/04/m886t2-enam-hasrat-
duniawi
16 | T a f s i r A y a t M u a m a l a h ( M a n u s i a )
lainnya. Naluri ini mendorong manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya baik berupa sandang, pangan, papan, dan sebagainya,
bahkan dorongan seksual untuk mempertahankan jenisnya. Segala
aktivitas tersebut diperbolehkan sesuai syariat dan ketentuan Allah
Swt dan mengutamakan untuk mendapatkan keridhaan Allah Swt
didunia.15
َ َ ْ َ َ َ ُ َْ َ ُ ُ َ َ ٰ
َ َو ِّم ْن ا ٰيته ا ْن َخل َقك ْم ِّم ْن ُت
٢٠ اب ثَّم ِّاذآ انت ْم بش ٌر تنت ِّش ُر ْون
ٍ ر ٓ ِّ
a. Tafsir Mufradat
Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-
Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz,
professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah,
َومِ ْن َءا ٰيتِ ِۦه: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya” Yakni ayat
yang menunjukkan kekuasaan-Nya untuk membangkitkan makhluk-
Nya.
أَ ْن َخلَقَكُم : “ialah Dia menciptakan kamu” Yakni menciptakan bapak
kalian Adam.
من ت َُراب: “dari tanah” Dan menciptakan kalian dalam lingkup
penciptaan Adam.
ِ َ ثم اذاآ أَنت ُم بَش ٌَر تَنت: “kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia
ش ُرون
yang berkembang biak)” Yakni kemudian kalian berbembang-biak
15
https://alkamalblitar.com/tafsir-tentang-manusia/
17 | T a f s i r A y a t M u a m a l a h ( M a n u s i a )
dari Adam dengan cara yang telah Allah tetapkan, sehingga kalian
tersebar ke seluruh pelosok bumi.16
16
https://tafsirweb.com/7384-quran-surat-ar-rum-ayat-20.html
18 | T a f s i r A y a t M u a m a l a h ( M a n u s i a )
menjalani roda kehidupan dan aneka ragam mata pencaharian. Allah
telah membeda-bedakan di antara mereka dalam hal ilmu, pemikiran,
bentuk, dan rupa. Ada yang tampan, ada yang buruk, juga ada yang
kaya, ada yang miskin, serta ada yang bahagia, ada pula yang
sengsara.
،سا َمةَ ب ِْن ُز َهيْر
َ ع َْن َق، َق َاَل َح َدثَنَا ع َْوف،غ ْندَر
ُ سعِيد وَ ُ َح َدث َ َنا َي ْحيَى ْبن:ُاْل َما ُم أ َ ْح َمد
ِ ْ َقا َل
ّللا َخلَقَ آ َد َم مِ ْن َق ْبضَة
َ َ َ "إِن:علَ ْي ِه وسلم َ صلَى
َ ُّللا َ ّللا ُ َقا َل َر:َسى َقال
ِ َ سو ُل َ ع َْن أَبِي ُمو
ض َو ْاْلَحْ َم ُر ُ َ جَا َء مِ ْن ُه ُم ْاْلَ ْبي،ض ِ علَى َقد ِْر ْاْل َ ْر َ َفجَا َء بَنُو آ َد َم،ض ِ يع ْاْل َ ْر َ ََقب
ِ ِضهَا مِ ْن جَم
َ َوبَ ْينَ َذ ِلك،س ْه ُل َوا ْلح ََز ُن َ َوال،ب َ يث َوال
ُ ط ِي ْ َ " َو ْاْل.
ُ َوا ْل َخ ِب، َس َو ُد َوبَ ْينَ ذَ ِلك
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami
Yahya ibnu Sa'id dan Gundar. Mereka berdua mengatakan, telah
menceritakan kepada kami Auf, dari Qasamah ibnu Zuhair, dari Abu
Musa yang telah menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah
bersabda: “Sesungguhnya Allah menciptakan Adam dari segenggam
tanah yang Dia ambil dari semua penjuru bumi, maka jadilah anak-
anak Adam sesuai dengan kadar dari tanah itu; di antara mereka
ada yang berkulit putih, ada yang berkulit merah, dan ada yang
berkulit hitam serta ada yang campuran di antara warna-warna
tersebut; ada pula yang buruk, yang baik, yang mudah, dan yang
susah serta yang campuran di antara perangai-perangai tersebut.”
Imam Abu Daud dan Imam Turmuzi meriwayatkannya
melalui berbagai jalur dari Auf Al-A'rabi dengan sanad yang sama.
Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih.17
c. Kontekstualisasi
Dari ayat 20 sampai ayat 25 Surat Ar-Rum, menjelaskan
bagaimana Allah memberi perhatian manusia kepada keadaan yang
ada di sekelilingnya, mulai dari dirinya sendiri beserta jalan
hidupnya, pergaulannya di tengah perbedaan,pergantian siang
17
http://www.ibnukatsironline.com/2015/09/tafsir-surat-ar-rum-ayat-20-21.html , diakses pada
tanggal 02 September 2015
19 | T a f s i r A y a t M u a m a l a h ( M a n u s i a )
dengan malam, turunnya hujan dan suburnya bumi yang semuanya
berhubungan erat dengat kehidupan manusia di muka bumi.
Allah memberi peringatan tentang tanda-tanda
kebesaranNya guna menyadarkan manusia bahwa mereka
mempunyai akal dan pikiran. Dengan adanya akal dan pikiran
tersebut, maka semestinya manusia merenungkan betapa banyaknya
tanda kebesaran dan kenikmatan yang Allah berikan kepada setiap
manusia. Sebagaimana bunyi pada Q.S ar-Rum ayat 20 yang artinya
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)…..”
Di dalam Tafsir Al Azhar Karya Buya Hamka diartikan
“Dan setengah daripada tanda-tanda kebesaranNya,” yang berarti
hanya setengah dari tanda-tanda tersebut, karena banyak lagi tanda-
tanda lain yang jika terus direnungkan pasti akan ketemu.
Pada ayat 20, tanda kebesaran Allah yang disebutkan adalah
berupa bagaimana Allah menciptakan manusia dengan tanah, yang
kemudian Allah jadikan berkembang biak semakin banyak. Proses
penciptaan manusia sendiri merupakan suatu hal yang luar biasa jika
diperhatikan. Bagaimana manusia itu terbentuk dari hal yang
sederhana hingga menjadi bentuk yang sempurna.18
َ
َ َ ْ َ َّ َ َ ْ َّ ٰ َ ُ َ ْ ُ ْ َ ٰ ه
٣٠ ُۙاس لا َيعل ُم ْون
ِّ الن رث كا الدين الق ِّيمُۙ ول ِّكن
ِّ اّٰللۗذ ِّلك
ِّ
18
4Hamka, Tafsir al-Azhar Juz’u 21, (Jakarta : Pustaka Panjimas, 1998), hlm. 61-62.
20 | T a f s i r A y a t M u a m a l a h ( M a n u s i a )
Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui,”19
a. Tafsir Mufrodat
اق ِْم : melaksanakan sesuai dengan yang disyaratkan20
ِالقَي ْم : ِالد ْينُِالقَي ُِمagama yang lurus, benar
ٌ ط َر ِة ْ ف : sifat pembawaan (yang ada sejak lahir)
َحن ْيفًا : (جِ ُحنَفَا ُء)ِال ُم ْستَق ْي ُِمyang lurus21
19
https://quran.kemenag.go.id/sura/30
20
https://www.youtube.com/watch?v=hw5v9FXAH9k Prof. Dr. Quraish Shihab, MA., 1437H Surat
#30 Ar Rum Ayat 30-36 Tafsir Al Mishbah MetroTV, 3 Juli 2016.
21
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap (Surabaya :
Penerbit Pustaka Progessif, 1984).
22
Dr.Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh, Lubab al-Tafsir min Ibn
Katsir (Pustaka Imam Syafi’i) Jilid 7.
21 | T a f s i r A y a t M u a m a l a h ( M a n u s i a )
"ع ْنِدينه ْم َّ ِفَا ْجت َالَ ْت ُه ُمِال،"إنيِخلقت عبَاديِ ُحنَفاء
َ ُِشيَاطين
“Sesungguhnya Aku menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan
hanif kemudian setan-setan menyesatkan mereka dari agamanya.”
Akan disebutkan beberapa hadits berikutnya bahwa Allah
SWT telah membekali fitrah kepada makhluk-Nya yaitu berupa
Islam akan tetapi tiba-tiba sebagian dari mereka dihasut atau dirasuki
oleh agama-agama yang fasidah (rusak) seperti agama Nasrani,
Yahudi dan Majusi. Allah SWT berfirman :
(ِ)َل ِتَبْد ْي َل ِلخ َْلق َِّللا
َ “……tidak ada perubahan terhadap fitrah Allah
SWT” Sebagian Ulama Tafsir berkata bahwa makna dari ayat
tersebut adalah “Janganlah kalian mengubah ciptaan Allah SWT,
karena (berarti) kalian mengubah manusia dari fitrahnya yang telah
dibekali oleh Allah SWT kepadanya.ِ Dengan demikian, maka
kalimat berita tersebut bermakna perintah atau tuntutan.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah lainnya :
() َو َم ْنِدَ َخلَهُِ َكانَ ِآمنًا
“barang siapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah
dia.” (Q.S Ali-Imran: 97)
22 | T a f s i r A y a t M u a m a l a h ( M a n u s i a )
perubahan pada fitrah Allah.” (Q.S Ar-Rum: 30) Yaitu agama
Allah.
Imam Bukhari mengatakan sehubungan dengan makna
firman-Nya: “Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.” (Ar-Rum:
30) Yaitu agama Allah; fitrah orang-orang dahulu artinya agama
orang-orang dahulu, agama dan fitrah maksudnya ialah Islam.
23 | T a f s i r A y a t M u a m a l a h ( M a n u s i a )
ْ ُ(“ذَلكَ ِالدينItulah) agama yang lurus.” (Q.S Ar-Rum: 30) Yaitu
ِِالقَي ُم
berpegang kepada syariat dan fitrah yang utuh merupakan agama
yang tegak dan lurus.
َِ“ َو َلك َّن ِأ َ ْكث َ َر ِالنَّاس ََِل ِيَ ْعلَ ُمونtetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui. (Q.S Ar-Rum: 30) Karena itulah maka kebanyakan
orang tidak mengetahuinya, dan mereka berpaling darinya,
sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya:
َ “و َما ِأ َ ْكث َ ُر ِالنَّاسDan
َِِولَ ْو ِ َح َرصْتَ ِب ُمؤْ منين َ sebagian besar manusia tidak
akan beriman, walaupun kamu sangat menginginkannya”. (Q.S
Yusuf: 103)
َ ِ َاألرضِيُضلُّوك
َ ِع ْن
َّ سبيل
َِِّللا ْ َِوإ ْنِتُط ْعِأ َ ْكث َ َرِ َم ْنِفي
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka
bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan
Allah.” (Q.S Al-An'am: 116), hingga akhir ayat.
c. Kontekstualisasi Ayat
Dalam hal ini akan dibahas mengenai fitrah manusia pada
Q.S ar Rum ayat 30 menurut kacamata ahli Tafsir Pak Hamka dan
pengaruhnya terhadap pendidikan Islam.23 Pertama, kita mengenal
konsep fitrah dari Pak Hamka yaitu fitrah adalah sebuah pengakuan
atas keesaan Allah SWT secara murni atau asli bahwa memang tidak
ada pencipta lainnya kecuali Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian,
fitrah manusia bersifat potensial yang artinya adalah dapat
berkembang atau sebaliknya tergantung terhadap lingkungan yang
dihadapinya. Lingkungan utama dalam pengembangan anak ialah
cas sygasuhan orangtuanya. Sedangkan dimensi fitrah menurut
beliau terletak pada jiwa dan akal. Jadi, fitrah tidak dapat diubah
akan tetapi ia berkembang atau tidak tergantung lingkungannya.
Peran pendidik adalah sebagai fasilitator pembentuk karakter anak
23
Anto Dinoto, Skripsi Thesis : “Konsep Fitrah Manusia dalam al-Qur’an dan Implikasinya
terhadap Pendidikan Islam (Studi Tafsir al-Azhar Karya Hamka Surah ar-Rum Ayat 30)”
(Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga, 2007).
24 | T a f s i r A y a t M u a m a l a h ( M a n u s i a )
agar tercapai tujuan utama manusia berada di bumi ini yakni menjadi
khalifah yang diridloi Allah SWT. Sebagaimana hadits :
ِ ِفَأَبَ َواهَا ِيُ َهودَان َها ِأو،سانُ َها ْ ِالف
َ ِ ِ َحتَّى ِيُعرب،ط َرة
َ ع ْن َها ِل ْ علَى
َ ِ ُس َم ٍة ِتُولَد
َ َ ِ" ُك ُّل ِن:ََوقَال
."ينصرانها
“Setiap diri itu dilahirkan atas dasar fitrah sehingga ia dapat
berbicara mengutarakan keinginan dirinya, maka kedua orang
tuanyalah yang menjadikannya seorang Yahudi atau seorang
Nasrani.”
25 | T a f s i r A y a t M u a m a l a h ( M a n u s i a )
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia telah dibekali fitrah oleh Allah SWT sejak lahir ke dunia
ini. Fitrah tersebut melekat pada diri manusia dan tidak dapat berubah. Hal
tersebut merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. Sebagaimana Q.S
al-Baqarah ayat 286, Q.S Ali Imran ayat 14, Q.S ar-Rum ayat 20 dan 30
dimana masing-masing ayat tersebut menjelaskan berbagai macam fitrah
yang telah dibekali oleh Allah SWT kepada manusia dan bukti-bukti atas
kekuasaan Allah SWT.
Allah SWT tidak memberikan cobaan melebihi batas kemampuan
seseorang, sebagaimana yang telah tertuang di dalam Q.S al-Baqarah ayat
286. Hal tersebut adalah fitrah dari Allah SWT dan hendaklah manusia
sabar menerima, berusaha dan tawakal atas segala sesuatu yang
menimpanya.
Q.S Ali Imran diterangkan bahwa manusia dianugerahkan sebuah
perasaan cinta terhadap segala sesuatu, yang mana hal tersebut fitrah dari
Allah SWT yang tidak dapat kita hindari. Namun kita juga harus
menyadari dan mengerti batasan-batasan tertentu, agar hal tersebut tidak
dapat menjerumuskan manusia ke dalam kesesatan.
Jangan kita lupakan juga tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang
ada pada Q.S ar-Rum ayat 20 bahwa proses pembentukan manusia tersebut
tidak praktis tetapi berbagai proses harus dilalui dari mulai penciptaan dari
tanah kemudian bagaimana Allah SWT meniupkan ruh kepada manusia
hal-hal tersebut merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT yang telah
menjadi fitrah bagi manusia. .
Konsep fitrah manusia yang terdapat di dalam Q.S ar-Rum ayat 30
adalah bahwa setiap manusia itu dibekali fitrah oleh Allah SWT berupa
Islam, yaitu pengakuan atas keesaan Allah SWT bahwa tiada Tuhan yang
berhak disembah kecuali Dia. Inilah yang merupakan goal atau tujuan dari
ayat-ayat sebelumnya yakni bagaimana kita memperlakukan berbagai firah