Anda di halaman 1dari 14

TUGAS ETIKA BISNIS DAN PROFESI

Magister Akuntansi
Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pengampu Rina Trisnawati, Ph.D.


Oleh : Adi Gunanto (W100170020), Imam Thohari (W100170030)

A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ENRON

Enron Corporation adalah sebuah perusahaan energi Amerika yang

berbasis di Houston, Texas, Amerika Serikat. Enron adalah Perusahaan Gas

Alam Utara, yang dibentuk pada tahun 1932, di Omaha, Nebraska. Enron

merupakan perusahaan dari penggabungan antara Inter North (penyalur gas alam

melalui pipa) dengan Houston Natural Gas. Kedua perusahaan ini bergabung

pada tahun 1985 oleh Kenneth Lay. Pada tahun 1997 Enron membeli perusahaan

pembangkit listrik “Portland General Electric Corp” senilai $2 milyar. Sebelum

tahun 1997 berakhir, manajemen mengubah perusahaan tersebut menjadi “Enron

Capital and Trade Resources” yang menjadi perusahaan Amerika terbesar yang

memperjual belikan gas alam serta listrik.

Enron memiliki cakupan bisnis yang luas, di antaranya adalah listrik, gas

alam, pulp, kertas, dan komunikasi. Tidak cukup dengan prestasi tersebut, Enron

membentuk pula “Enron Online” (EOL) pada bulan oktober 1999. EOL

merupakan unit usaha Enron yang secara online memasarkan produk energi

secara elektronik lewat website. Dalam sekejap, EOL berhasil melesakkan

transaksi senilai $335 milyar dan itu terjadi pada tahun 2000. Pada Januari tahun

2000, Enron mengumumkan sebuah rencana besar yang amat ambisius untuk

membangun jaringan elektronik broadbrand yang berkecepatan tinggi (high

speed broadbrand) dengan kapasitas jaringan penjualan brandwidth untuk

11 | Etika Bisnis dan Profesi


melakukan penjualan gas serta listrik. Enron membiayai ratusan juta dollar guna

melaksanakan program ini, walaupun keuntungannya belum nampak, namun

harga saham Enron di Wall Street melonjak menjadi $40, bahkan meningkat

menjadi $90,56 sehingga Enron dinyatakan oleh majalah Fortune maupun media

lain sebagai “Perusahaan Amerika yang Paling Inovatif di dunia”.

B. KRONOLOGI KASUS PERUSAHAAN ENRON

Adapun kronologis yang didasarkan pada fakta, data dan informasi dari

berbagai sumber yang berkaitan dengan hancurnya Enron (debacle), dapat

dijelaskan sebagai berikut :

Pada tanggal 2 Desember 2001, dunia perekonomian dikejutkan dengan

berita yang berasal dari kota minyak Houston di Texas, Amerika. Enron,

perusahaan energi perdagangan terbesar di dunia menyatakan dirinya bangkrut.

Kenneth Lay, ekonom dan mantan Departemen Interior U.S mendirikan Enron

tahun 1985 dari hasil merger dua perusahaan gas alam yang dikombinasikan

dengan sistem perpipaan. Tahun 1987 Enron memiliki hutang sampai dengan

75% dari nilai pasar saham. Tahun 1989, Lay mempekerjakan Jeffrey Skilling,

seorang lulusan muda MBA Harvard untuk menjadi kepala departemen

keuangan Enron. Pemerintah U.S menghapuskan beberapa peraturan yang

mengarahkan pada harga tetap energi. Dampaknya harga minyak menjadi

berfluktuasi dan membuat pasar gas berisiko tinggi baik dari sisi pembeli

maupun penjual. Produsen minyak yang kecil mengalami kesulitan dalam

meningkatkan dana eksploitasi dan pengeboran karena adanya risiko pasar.

Enron memiliki ide inovatif dengan memediasi antara pembeli dan penjual yang

diharapkan dapat mengurangi risikonya. Enron menawarkan kontrak pada


penjual untuk membeli minyak mereka dengan harga tetap dalam beberapa

tahun dan kontrak pada pembeli dengan harga minyak yang sama ditambah nilai

keuntungan untuk Enron.

Skilling kemudian memutuskan untuk mengaplikasikan ide perdagangan

Enron ke komoditi lainnya. Ia membuat kontrak jangka panjang di bidang

perlistrikan, batu bara, pulp kertas, alumunium, baja, obat-obatan, kayu, air,

broadband, dan plastik. Diperhitungkan terdapat 1.800 produk yang ditangani.

Pada tahun 1990 akhirnya Skilling mempekerjakan Andrew Fastow, ahli

keuangan, untuk membantu dalam menjalankan bisnis. Mereka meminta ijin

pada komisi sekuritas dan perdagangan U.S. untuk menggunakan metode “nilai

pasar” atas kontrak. Sehingga, yang dilaporkan adalah aset berdasarkan nilai

pasar. Pada awalnya, Enron mengalami permasalahan untuk memasuki banyak

pasar perdagangan memerlukan sejumlah uang untuk membiayai infrastruktur,

transportasi, gudang, dan pengiriman komiditas. Namun, jika Enron mengambil

sejumlah hutang yang besar, kemungkinan akan membuat pembeli atau penjual

menjadi ragu untuk bekerjasama. Tingginya hutang juga dapat mengakibatkan

penurunan investasi dan memicu bank menarik dananya. Untuk mengatasi

permasalahan tersebut, Enron mencoba mencari dana pinjaman tanpa

melaporkannya dalam laporan keuangan.

Hingga pada waktunya Andrew Fastow membuat gagasan untuk

menggunakan nilai kelebihan kontrak sebagai “pendapatan”. Fastow dan kantor

akuntan Arthur Anderson bekerjasama serta menyiapkan serial “limited

partnership” yang disebut “Special Purpose Entities”. Aturan akuntansi

memungkinkan bahwa perusahaan dapat tidak mencantumkan special purpose


entities pada laporan keuangan asalkan terdapat suatu pihak yang dapat

mengontrol penyelenggaraannya serta memiliki setidaknya 3 persen nilai special

purpose entity. Entitas untuk tujuan khusus ini kemudian mengajukan sejumlah

besar hutang dengan saham Enron sebagai penjaminnya. Uang yang dipinjam ini

diakui sebagai pembelian nilai lebih kontrak dan dicatat sebagai uang

“pendapatan penjualan” meskipun sebenarnya adalah hutang. Entitas ini juga

mengambil alih sejumah besar hutang Enron. Fastow juga nama fiktif seperti

“Chewco, Jedi, Talon, Condor, dan Raptor” dan yang lainnya dengan

membayarkan milyar-an dolar sebagai pendapatan atas 3 persen kepemilikan

entitas. Karena tidak dilaporkan, maka pemegang saham percaya bahwa Enron

tidak mengalami lonjakan hutang. Mereka juga percaya bahwa Enron

mengalami peningkatan tiap tahunnya. Hal ini juga dikuatkan dengan pernyataan

kantor akuntan publik Arthur Anderson bahwa laporan Enron adalah akurat.

Sheron Wattkins, bekerja di Enron mulai 1993. Pada kasus Enron ini ia sebagai

wakil presiden. Dia menyadari bahwa meskipun harga saham cukup tinggi

sehingga nilai lebih dapat digunakan untuk menutupi hutang entitas khusus,

namun ia tahu bahwa ketika harga saham turun akan memicu taksolvabelnya

entitas dan mengembalikan hutang pada laporan keuangan Enron. Setelah

pertengahan tahun kedua atau pada tahun 2001, harga saham Enron menurun

dari nilai tertingginya $80 per saham. Akuntan Enron berusaha menarik kembali

hutang dan aset pada entitas khusus. Sheron Watkins khawatir akan peningkatan

risiko tersebut.
Board of Director (dewan direktur eksekutif dan direktur non eksekutif)

membiarkan kegiatan-kegiatan bisnis tertentu mengandung unsur konflik

kepentingan dan mengijinkan terjadinya transaksi-transaksi berdasarkan

informasi yang hanya bisa di akses oleh pihak dalam perusahaan (insider

trading), termasuk praktek akuntansi dan bisnis tidak sehat sebelum hal tersebut

terungkap kepada publik. Pada akhirnya di bulan Juli 2001 harga saham jatuh

ke nilai $47 per saham. Skilling secara tiba-tiba mengundurkan diri sebagai

president dan CEO dengan alasan pribadi. Sherron Watikins pada 22 Agustus

secara pribadi menemui Ken Lay dan bagian hukum dan mengirimkan enam

halaman surat yang menjelaskan ketidak beresan terkait entitas khusus dan

memperingatkan mereka yang kemudian ia sebut kecurangan akuntansi “the

worst accounting fraud I had ever seen”. Namun demikian Lay dan

pengacaranya hanya diam saja. Ia malah mengumumkan pada pekerja dan

investor bahwa pertumbuhan Enron di masa mendatang baik, dan menganjurkan

pada investor untuk terus menanamkan saham di Enron. Ironisnya, Lay dan

eksekutif lainnya menjual secara diam-diam saham mereka. Watkins juga

menghubungi temannya di Arthur Anderson untuk mendiskusikan

permasalahannya pada kepala auditor, namun tidak dilakukan temannya itu.

Ketika Watkins berusaha agar perusahaan mengambil tindakan, saham Enron

terus merosot. Pada 12 Oktober 2001, Enron mengumumkan mengambil alih

hutang dan aset entitas khusus, hal ini menurunkan $544 juta atas laba dan

mengurangi nilai ekuitas pemegang saham dengan $1.2 milyar. Seminggu

berikutnya, 22 Oktober, komisi sekuritas mengumumkan akan menginvestigasi

entitas tujuan khusus Enron. Hari berikutnya, Fastow diberhentikan. 8


November 2001 mengumumkan akan melaporkan ulang semua laporan

keuangan sejak tahun 1997. Laporan ulang tersebut diperkirakan menurunkan

ekuitas pemegang saham sebesar $2.1 milyar dan meningkatkan hutang $2.6

juta. November 2001, harga saham anjlog sampai $1 per lembar, dan perusahaan

kolaps atas kebangkrutan. Februari 2002, Sherron Watkins hadir sebelum

kongress komite dan membuka pada publik apa yang ia ketahui seputar praktik

akuntansi perusahaan. Ia dilabeli “whistlebower pemberani” oleh pers. Di sisi

lain, personel Arthur Anderson kemudian menghancurkan dokumen yang terkait

dengan entitas khusus Enron. Pada bulan Juni, kantor akuntan ini mendapat

masalah dengan pengadilan terkait dengan penghancuran bukti.

Pada tanggal 2 Desember 2001 Enron mendaftarkan kebangkrutan

perusahaan ke pengadilan dan memecat 5000 pegawai. Pada saat itu terungkap

bahwa terdapat hutang perusahaan yang tidak di laporkan senilai lebih dari satu

milyar dolar. Dengan pengungkapan ini nilai investasi dan laba yang di tahan

(retained earning) berkurang dalam jumlah yang sama. Enron dan KAP

Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam bentuk penghancuran

dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas kebangkrutan Enron

(penghambatan terhadap proses peradilan. KAP Andersen diberhentikan sebagai

auditor enron pada pertengahan juni 2002. Tanggal 14 Maret 2002 departemen

kehakiman Amerika memvonis KAP Andersen bersalah atas tuduhan melakukan

penghambatan dalam proses peradilan karena telah menghancurkan dokumen-

dokumen yang sedang di selidiki. KAP Andersen terus menerima konsekuensi

negatif dari kasus Enron berupa kehilangan klien, pembelotan afiliasi yang
bergabung dengan KAP yang lain dan pengungkapan yang meningkat mengenai

keterlibatan pegawai KAP Andersen dalam kasus Enron.

C. PEMBAHASAN KASUS PERUSAHAAN ENRON

a) Skandal Perusahaan Enron

Enron mengumumkan kebangkrutannya pada akhir tahun 2001.

kebangkrutan perusahaan tersebut menimbulkan kehebohan yang luar

biasa. Bangkrutnya Enron dianggap bukan lagi semata-mata sebagai

sebuah kegagalan bisnis, melainkan sebuah skandal yang

multidimensional, yang melibatkan politisi dan pemimpin terkemuka di

Amerika Serikat. Hal ini bisa dilihat dari beberapa fakta yang cukup

mencengangkan.

Dalam waktu sangat singkat perusahaan yang pada awal tahun 2001

sebelum kebangkrutannya masih membukukan pendapatan US$100 miliar,

ternyata tiba-tiba melaporkan kebangkrutannya kepada otoritas pasar

modal. Sebagai entitas bisnis, nilai kerugian Enron diperkirakan mencapai

US$ 50 miliar. Sementara itu, pelaku pasar modal kehilangan US$ 32

miliar dan ribuan pegawai Enron harus menangisi amblasnya dana pensiun

mereka lebih dari US$ 1 miliar.

Saham Enron terjun bebas hingga berharga US$ 45 sen. Padahal

sebelumnya pada Agustus 2000 masih berharga US$ 90 per lembar. Oleh

karenanya banyak pihak yang mengatakan kebangkrutan Enron ini sebagai

kebangkrutan terbesar dalam sejarah bisnis di Amerika Serikat dan

menjadi bahan pembicaraan dan ulasan di berbagai media bisnis dan

ekonomi terkemuka seperti Majalah Time, Fortune, dan Business Week.


Dalam proses pengusutan sebab-sebab kebangkrutan itu Enron dicurigai

telah melakukan praktek window dressing yaitu dengan cara penundaan

pencatatan piutang karena kasnya digunakan untuk kepentingan pribadi,

misal ada piutang dari pihak A, pihak B, pihak C. Pelunasan dari pihak A

ditunda pencatatannya sampai terjadi pelunasan dari pihak B. Baru

kemudian piutang piutang pihak A dicatat di rekening perusahaan. Begitu

seterusnya sampai terbongkar penipuan tersebut. Manajemen Enron telah

menggelembungkan (mark up) pendapatannya US$ 600 juta, dan

menyembunyikan utangnya sejumlah US$ 1,2 miliar. Menggelembungkan

nilai pendapatan dan menyembunyikan utang senilai itu tentulah tidak bisa

dilakukan sembarang orang. Diperlukan keahlian khusus dari para

profesional yang bekerja pada atau disewa oleh Enron untuk menyulap

angka-angka, sehingga selama bertahun-tahun kinerja keuangan

perusahaan ini tampak tetap mencorong. Dengan kata lain, telah terjadi

sebuah kolusi tingkat tinggi antara manajemen Enron, analis keuangan,

para penasihat hukum, dan auditornya. Belakangan diketahui bahwa

auditor Enron, Arthur Andersen kantor Hudson, telah ikut membantu

proses rekayasa keuangan tersebut.

Komplikasi skandal ini bertambah karena belakangan diketahui banyak

sekali pejabat tinggi gedung putih dan politisi di Senat Amerika Serikat

yang pernah menerima kucuran dana politik dari perusahaan ini. 70%

senator, baik dari Partai Repubik maupun Partai Demokrat, pernah

menerima dana politik. Dalam komite yang membidangi energi, 19 dari 23

anggotanya juga termasuk yang menerima sumbangan dari perusahaan itu.


Sementara itu, tercatat 35 pejabat penting pemerintahan George W. Bush

merupakan pemegang saham Enron, yang telah lama merupakan perusahaa

publik. Dalam daftar perusahaan penyumbang dana politik, Enron tercatat

menempati peringkat ke-36, dan penyumbang peringkat ke-12 dalam

penggalangan dana kampanye Bush. Akibat pertalian semacam itu, banyak

orang curiga pemerintahan Bush dan para politisi akan memberikan

perlakuan istimewa, baik dalam bisnis Enron selama ini maupun dalam

proses penyelamatan perusahaan tersebut.

b) Kasus Enron ditinjau dari segi Etika

Menurut bahasa Yunani Kuno, etika berasal dari kata ethikos yang berarti

“timbul dari kebiasaan”. Etika adalah cabang utama filsafat yang

mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan

penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti

benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Karena itulah etika

merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah

laku manusia. Menurut Martin (1993), etika didefinisikan sebagai “the

discipline which can act as the performance index or reference for our

control system“. Etika disebut juga filsafat moral. Etika tidak

mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana

manusia harus bertindak.

c) Kasus Enron ditinjau dari segi Egoisme

Istilah "egoisme" berasal dari bahasa Yunani yakni ego yang berarti "Diri"

atau "Saya", dan -isme, yang digunakan untuk menunjukkan filsafat.

Dengan demikian, istilah ini etimologis berhubungan sangat erat dengan


egoisme. Jadi dalam hal ini egoisme adalah motivasi untuk

mempertahankan dan meningkatkan pandangan yang hanya

menguntungkan diri sendiri atau yang berarti menempatkan diri di tengah

satu tujuan serta tidak peduli dengan penderitaan orang lain, termasuk

yang dicintainya atau yang dianggap sebagai teman dekat. Istilah lainnya

yang sangat dikenal yaitu egois.

d) Kasus Enron ditinjau dari segi Independensi, Integritas, dan

Obyektivitas

1) Independensi

Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus selalu

mempertahankan sikap mental independen di dalam memberikan jasa

profesional sebagaimana diatur dalam Standar Profesional Akuntan

Publik yang ditetapkan oleh IAI. Sikap mental independen tersebut

harus meliputi independen dalam fakta (in facts) maupun dalam

penampilan (in appearance).

2) Integritas dan Objektivitas

Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus mempertahankan

integritas dan objektivitas, harus bebas dari benturan kepentingan

(conflict of interest) dan tidak boleh membiarkan faktor salah saji

material (material misstatement) yang diketahuinya atau mengalihkan

(mensubordinasikan) pertimbangannya kepada pihak lain.


D. KESIMPULAN

Seiring dengan meningkatnya perekonomian yang saat ini mengarah pada

globalisasi, maka kebutuhan akan laporan keuangan yang dapat

dipertanggungjawabkan pun semakin meningkat. Pengaruh globalisasi juga

membawa dampak negatif pada jasa audit, pelaku profesi auditor independen

atau akuntan publik dituntut untuk menunjukan profesionalismenya. Akuntan

atau auditor harus dapat memberikan jasa kualitas terbaik dengan bertanggung

jawab dan menjaga kepercayaan masyarakat.

Dalam menghadapi tantangan di masa mendatang, para professional

diharuskan memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam suatu profesi,

selain itu untuk menjalankan suatu profesi sangatlah penting adanya etika

profesi. Di dalam kode etik terdapat muatan-muatan etika, yang dalam bahasa

yunani terdiri dari dua kata yaituethos yang berarti kebiasaan atau adat, dan

ethikos yang berarti perasaan batin atau kecenderungan batin yang mendorong

manusia dalam bertingkah laku. Etika profesi meliputi suatu standar dari sikap

para anggota profesi yang dirancang agar sedapat mungkin terlihat praktis dan

realitis, namun tetap idealistis. Setiap akuntan harus mematuhi etika profesi

mereka agar tidak menyimpangi aturan dalam menyelesaikan laporan keuangan

kliennya.

Dengan adanya kode etik profesi, akuntan diharapkan berperilaku secara benar

dan tidak melakukan perbuatan yang melanggar aturan. Meski begitu terkadang

pelanggaran tetap saja terjadi. Hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman dan

pengetahuan dalam menerapkan etika secara memadai. Oleh karena itu

diperlukan adanya landasan pada standar moral dan etika tertentu. Untuk
mendukung profesionalisme akuntan, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), sejak

tahun 1975 telah mengesahkan “Kode Etik Akuntan Indonesia” yang telah

mengalami revisi pada tahun 1986, tahun 1994 dan terakhir pada tahun 1998.

Dalam Mukadimah Kode Etik Akuntan Indonesia tahun 1998 ditekankan

pentingnya prinsip etika bagi akuntan. Dengan menjadi anggota, seorang

akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga disiplin dan memenuhi segala

hukum dan peraturan yang telah disyaratkan.

E. SARAN

1) Kontribusi untuk masyarakat dan kesejahteraan manusia.

Prinsip mengenai kualitas hidup semua orang menegaskan kewajiban untuk

melindungi hak asasi manusia termasuk ancaman terhadap kesehatan dan

keselamatan.

2) Hindari menyakiti orang lain.

Hilangnya informasi yang tidak diinginkan, kehilangan harta benda,

kerusakan harta benda, atau dampak lingkungan yang tidak diinginkan.

3) Bersikap jujur dan dapat dipercaya

Kejujuran merupakan komponen penting dari kepercayaan. Tanpa

kepercayaan suatu organisasi tidak dapat berfungsi secara efektif. Bersikap

adil dan tidak mendiskriminasi nilai-nilai kesetaraan, toleransi,

menghormati orang lain, dan prinsip-prinsip keadilan yang sama dalam

mengatur perintah.

4) Hak milik yang temasuk hak cipta dan hak paten.

Pelanggaran hak cipta, hak paten, rahasia dagang dan syarat-syarat

perjanjian lisensi dilarang oleh hukum di setiap keadaan.


5) Memberikan kredit yang pantas untuk properti intelektual.

Komputasi profesional diwajibkan untuk melindungi integritas dari

kekayaan intelektual.

6) Menghormati privasi orang lain.

Komputasi dan teknologi komunikasi memungkinkan pengumpulan dan

pertukaran informasi pribadi pada skala yang belum pernah terjadi

sebelumnya dalam sejarah peradaban.

7) Kepercayaan

Prinsip kejujuran meluas ke masalah kerahasiaan informasi setiap kali salah

satu telah membuat janji eksplisit untuk menghormati kerahasiaan atau,

secara implisit, saat informasi pribadi tidak secara langsung berkaitan

dengan pelaksanaan tugas seseorang.


F. REFERENSI

Abdullah, Syukry dan Abdul Halim. 2002. Pengintegrasian Etika dalam

Pendidikan dan Riset Akuntansi . Kompak, STIE YO.

Leonard J. Brooks and Paul Dunn. 2014. Bussines and Professional Ethics

Salemba Empat.

Sukrisno Agoes. 1996. Penegakkan Kode Etik Akuntan Indonesia. Makalah dalam

Konvensi Nasional Akuntansi III. IAI.

http://id.wikipedia.org/wiki/Etika

http://anastasiamonita.blogspot.com/2012/10/pengertian-etika-menurut-para-

ahli.html#!/2012/10/pengertian-etika-menurut-para-

ahli.htmlhttp://kinantiarin.wordpress.com/etika-profesi-akuntan/

http://enomutzz.wordpress.com/2012/01/27/etika-dalam-auditing/

http://annaluchu.blogspot.com/2012/10/basis-teori-etika.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Egoisme

http://albantantie.blogspot.com/2013/10/kode-etik-profesi-akuntansi.html

http://xsaelicia.blogspot.com/2012/11/etika-dalam-kantor-akuntan-publik.html

Anda mungkin juga menyukai