Proposal Terapi Bermain Kel 2
Proposal Terapi Bermain Kel 2
Dosen Pembimbing:
Siti Indatul L. S.Kep,Ns.,M.Kes
Kelompok II:
1. Jelita Juni Dwi A (202003016)
2. Juhardina Sri W (202003065)
3. Katharina Ningsi T (202003089)
4. Khoirun Nisa S U (202003056)
5. Kornely Yotlely (202003010)
6. Kristina Yesi R W S(202003106)
A. Latar Belakang
Anak yang masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering
menimbulkan pengalaman trauma pada anak, yaitu ketakutan dan ketegangan
atau stress hospitalisasi. Stress ini dengan orang tua, kehilangan control dan
perlakuan akibat tindakan invasive yang menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya
pada anak akan menimbulkan berbagai reaksi seperti menolak makan,
menangis, teriak, memukul, menyepak, tindakan tidak kooperatif terhadap
aktivitas sehari-hari serta menolak tindakan keperawatan yang diberikan oleh
petugas kesehatan.
Terapi bermain merupakan suatu kegiatan untuk bersenang-senang yang
terjadi secara alamiah. Anak tidak merasa terpaksa untuk bermain, tetapi
mereka akan memperoleh kesenangan, kanikmatan, informasi, pengetahuan,
imajinasi, dan motivasi bersosialisasi Bermain memiliki fungsi yang sangat
luas, seperti untuk anak, untuk guru, orang tua dan fungsi lainnya.bagi anak.
Dengan bermain dapat mengembangkan fisik, motorik, sosial, emosi, kognitif,
daya cipta (kreativitas), bahasa, perilaku, ketajaman pengindraan, melepaskan
ketegangan, dan terapi bagi fisik, mental ataupun gangguan perkembangan
lainnya. Fungsi bermain bagi guru dan orangtua adalah agar guru dan orangtua
dapat memahami karakter anak, jalan pikiran anak, dapat intervensi,
kolaborasi dan berkomunikasi dengan anak. Fungsi lainnya adalah rekreasi,
penyaluran energi, persiapan untuk hidup dan mekanisme integrasi
(penyatuan) dengan alam sekitar.
Menurut NAEYC (National Association for The Education of Young
Children,1997), bermain merupakan alat utama belajar anak. Demikian juga
pemerintah Indonesia telah mencanangkan prinsip, “Bermain sambil belajar
atau belajar seraya bermain”. Bermain yang sesuai dengan tujuan di atas
adalah bermain yang memiliki ciri-ciri seperti : menimbulkan kesenangan,
2
spontanitas, motivasi dari anak sendiri, dan aturan ditentukan oleh anak
sendiri.
Karena pentingnya manfaat terapi bermain dalam penanganan anak yang
mengalami hospitalisasi maka dalam hal ini perawat melaksanakan program
terapi bermain pada anak-anak yang sedang dirawat di Ruang Kencana RSUD
Cendrawasih Dobo.
3
2. Jenis-Jenis Terapi Bermain
Permainan merupakan suatu alat bermain yang digunakan anak usia
dini, bisa berbentuk balok, puzzle atau benda-benda lain yang dianggap
bisa dimainkan. Banyak cara untuk bermain dan banyak aneka ragamnya
permainan yang dapat digunakan dan dimainkan Anak Usia Dini.
Menurut Rita Kurnia (2011), menggambar dapat dikelompokkan
sebagai bermain membangun dan menyusun karena dalam kegiatan ini
menggunakan pensil berwarna dan kertas gambar misalnya untuk
membangun rumah, kereta api, jembatan, tumbuh-tumbuhan atau hewan.
Berikut merupakan jenis-jenis kegiatan bermain :
a. Bermain Aktif
Bermain aktif adalah kegiatan yang memberi kesenangan dam
kepuasan kepada anak yang dilakukan melalui aktivitas langsung oleh
diri anak itu sendiri. Dengan demikian, kegiatan bermain aktif akan
banyak melibatkan aktivitas tubuh. Terdapat berbagai faktor yang
dapat berpengaruh terhadap kondisi anak, seperti kesehatan, teman
bermain, tingkat kecerdasan, jenis kelamin, alat permainan yang
dimiliki, dan lingkungan bermain anak. Berikut beberapa kegiatan
bermain aktif dan manfaat yang dapat dipetik :
1) Bermain Bebas. Sesuai dengan namanya, permainan ini dapat
dilakukan dimana saja dan kapans aja serta menggunakan alat apa
saja. Permainan ini bebas dari aturan, atinya tidak ada aturan yang
harus diikuti oleh anak. Kegiatan ini umumnya dilakukan anak jika
ia menemukan sesuatu yang baru yang belum diketahui
sebelumnya. Manfaat dari kegiatan bermain bebas adalah
kesempatan untuk bereksperimen, bereksplorasi dalam mempelajari
dan memainkan permainan bebas itu sesuai dengan keinginannya
sehingga akan mendorong kreativitas anak lebih lanjut.
2) Bermain Konstruktif, adalah kegiatan anak bermain dengan
menggunakan berbagai alat dan benda untuk menciptakan atau
menghasilkan suatu karya tertentu. Melalui kegiatan bermain
4
konstruktif, anak akan berkesempatan untuk berpikir imajinatif
sehingga pikirannya menjadi lebih berdaya. Dengan demikian,
kegiatan bermain konstruktif juga berperan terhadap
pengembangan kreativitas anak pra-sekolah.
3) Bermain Peran. Bermain peran pada dasarnya adalah bermain
dengan mengkhayal, seperti anak berkhayal dirinya seorang pilot
dengan menggunakan kursi sebagai pesawatnya. Kegiatan ini
sangat digemari anak usia pra-sekolah. Manfaat yang didapat dari
kegiatan bermain peran adalah membantu penyesuaian diri anak
dalam menghadapi kehidupannya kelak. Disamping itu, kegiatan
bermain peran akan memberikan kesenangan yang dapat
memuaskan dirinya.
4) Eksplorasi, yang dimaksud dalam hal ini adalah suatu jenis
kegiatan bermain yang aktivitas utamanya melakukan penjelajahan
atau eksplorasi. Kegiatan penjelajahan ada yang dilakukan secara
berkelompok, misalnya petak umpet, dan ada juga yang dilakukan
secara individual, misalnya merangkai puzzle, mencocokkan
gambar, dll. Manfaat yang didapat melalui kegiatan eksplorasi
adalah menambah pengetahuan dan pengalaman dalam mengenal
hal-hal yang baru bagi anak, inisiatif untuk bertindak, menjadikan
anak sportif, percaya diri dan positif.
5) Bermain Musik bukanlah mendengar musik, termasuk bermain
aktif yang dapat dilakukan anak. Kegiatan bermain music seperti
perkusi dan bernyanyi merupakan contoh bermain aktif. Melalui
kegiatan tersebut, diperoleh manfaat seperti memupuk rasa diri,
bersosialisasi dan ekspresi diri.
6) Mengumpulkan Benda. Anak sering tertarik pada suatu benda
atau sesuatu yang baru dikenalnya. Anak mengumpulkan barang-
barang tersebut untuk dikumpulkan, misalnya kaleng bekas
kue/minuman kemudian ia kumpulkan.
b. Bermain Pasif
5
Disamping bermain aktif dimana anak secara langsung terlibat
dalam permainan tersebut, anak juga dapat bermain secara pasif.
Dalam bermain pasif, aktivitas fisik anak tidak banyak dimanfaatkan,
tetapi aspek lainnya seperti penglihatan dan pendengaran yang
dikembangkan. Berikut jenis bermain pasif :
1) Mendengar. Anak pra-sekolah belum mampu untuk membaca,
karena itu tidak dapat membaca cerita sendiri. Sebagai gantinya,
akan lebih banyak mendengar cerita dari orang lain, terutama dari
orang tua, pengasuh atau guru. Agar kegiatan mendengar tidak sia-
sia, maka perlu dipersiapkan bahan-bahan yang akan
diperdengarkan kepada anak. Melalui kegiatan mendenga cerita ini,
anak tidak hanya dirangsang indera pendengarannya saja, namun
juga mengembangkan pikirannya untuk berpikir imajinatif,
mengajukan pertanyaan, dan memperoleh ide-ide baru.
2) Melihat komik atau majalah. Komik pada dasarnya juga
merupakan buku, hanya penyajiannya diikuti dengan gambar-
gambar. Anak pra-sekolah umumnya menyukai komik dengan
tokoh binatang seperti Donald Duck, Doraemon, Mickey Mouse,
dll. Seperti halnya mendengar, melalui kegiatan bermain
menggunakan komik anak dapat mengembangkan berbagai
kemampuannya termasuk mendorong kreativitas anak.
3) Menonton TV dan Film. Untuk saat ini televisi bukan barang
mewah lagi. Televise banyak menyediakan film cerita yang
dirancang khusus untuk anak seperti Tom & Jerrry, Iron Man,
ScoobyDoo, dll. Satu hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua
dan pengasuh anak, adalah dapat memilih cerita film dan TV yang
cocok sesuai usia dan tingkat kematangan anak.
4) Mendengarkan Musik. Anak dapat mendengarkan music tidak
hanya melalui kaset dan VCD/DVD, tetapi juga dari sumber lain
seperti TV, radio, bahkan melalui perangkat computer.
Mendengarkan music bisa saja menjadi aktivits yang kurang
6
menguntungkan bagi anak, terutama jika anak mendengarkan tanpa
batas dan menyita seluruh waktunya sehingga mengabaikan
aktivitas yang lain. Mendengarkan music memberi manfaat,
termasuk merangsang kreativitas anak.
7
c. Mengembangkan Etika.
Ketika anak bermain, maka ia melakukan banyak hal bersama
teman-temannya. Ia mempelajari banyak aturan, mempunyai tingkat
sportivitas, dan tentu saja belajar bagaimana membangun etika yang
benar. Anak tidak mudah curang ketika berhadapan dengan aturan
pada dunia yang sebenarnya, karena ia telah terlatih untuk melakukan
banyak hal dengan baik.
d. Meningkatkan Kreativitas Anak.
Di dalam melakukan permainan, anak-anak dapat mengeksplorasi
dan menerapkan banyak ide yang terkait dengan sistem permainan.
Semakin banyak media dan jenis permainan yang mereka mainkan,
maka akan semakin banyak ide bermunculan. Ketika kreatifitas
tersebut terus diasah, maka anak bisa menemukan ide-ide cemerlang
pada masa yang akan datang.
8
seperti boneka yang dipeluk anak untuk memberi rasa nyaman dan dibawa
ke tempat tidur di malam hari (Wong, et al, 2009).
Melibatkan orang tua. Satu hal yang harus diingat bahwa orang tua
mempunyai kewajiban untuk tetap melangsungkan upaya stimulasi
tumbuh kembang pada anak walaupun sedang dirawat di rumah sakit
termasuk dalam aktivitas bermain anak. Perawat hanya bertindak sebagai
fasilitator sehingga apabila permainan diiniasi oleh perawat, orang tua
harus terlibat secara aktif dan mendampingi anak mulai dari awal
permainan sampai mengevaluasi hasil permainan bersama dengan perawat
dan orang tua anak lainnya (Wong, et al, 2009).
9
2. Tujuan
Setelah diajak bermain selama 30 menit, anak diharapkan mampu sebagai
berikut :
a. Mengembangkan kreatifitas
b. Mengembangkan sosialisasi atau bergaul
c. Mengembangkan daya imajinasi
d. Menumbuhkan sportivitas
e. Mengembangkan kepercayaan diri
3. Waktu Kegiatan
Hari/Tanggal : Jumat, 30 Oktober 2020
Pukul : 09.00 – 09.30 WIB
Tempat : Ruang Kencana RSUD Cendrawasih Dobo
4. Sasaran
a. Anak usia >2 tahun yang dirawat di Ruang Kencana RSUD
Cendrawasih Dobo Jumlah peserta minimal 3 orang anak dan
didampingi oleh orang tua
b. Keadaan umum mulai membaik
c. Pasien dapat duduk
d. Pasien kooperatif
5. Metode
Metode pelaksanaan yaitu dengan praktik bermain langsung
dengan menggunakan iringan musik. Setiap anak akan bernyanyi dan
menari bersama, kemudian leader memimpin jalannya permainan dengan
menginstruksikan pada anak-anak untuk bernyanyi dan menari bersama.
Fasilitator ikut berperan dalam pendampingan anak ketika bernyanyi
sambil menari, kemudian, observer menilai jalannya permainan.
10
6. Media
a. Video Tarian
b. Speaker
c. LCD
d. Laptop
7. Pengorganisasian
a. Leader : Nelly Yotlely
b. Co Leader : Juhardina Si Wahyuni
c. Fasilitator : Katharina Ningsi T
Khoirun Nisa S
Kristina Yesi R W S
d. Observer : Jelita Juni Dwi A
8. Rencana Kegiatan
a. Rencana Kegiatan
Pembukaan:
11
2 15 menit Kegiatan Bermain:
12
b. Alur permainan
1) Leader membagikan alat peraga sesuai dengan tema nyanyian
2) Minta anak untuk mengikuti arahan fasilitator dalam gerakan tarian
sambil bernyanyi
3) Berikan waktu 15 menit untuk bermain dengan bentuk bernyanyi
dan menari
O L C
F F
F F
Keterangan :
b. : Co-Leader
C
c. : Observer
O
d. : Fasilitator
F
e. : Anak
13
10. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1)Sarana yang sudah disiapkan sebelum acara di mulai yaitu music
sebagai panduan anak untuk bernyanyi dan menari
2)Media yang akan dipakai sudah disiapkan 1 hari sebelum proses
pelaksanaan kegiatan dilaksanankan.
3)Struktur peran sudah ditentukan yaitu Nelly Yotlely sebagai
Leader, Juhardina Juni sebagai Co-Leader, Jelita Juni Sebagai
Observer, Katharina Ningsi, Kristina Yesi, Khoirun Nisa S sebagai
Fasilitator.
4)Kontrak waktu dengan keluarga sudah dilakukan satu hari sebelum
terapi bermain yaitu tanggal 30 Oktober 2020.
b. Evaluasi Proses
1) Leader sudah memandu jalannya permainan dari permainan
dimulai hingga selesai.
2) Anak-anak dapat merespon dengan baik apa yang diberikan leader
saat bermain.
3) Anak-Anak dapat mengikuti nyanyian dan gerakan yang
dicontohkan
4) Kegiatan bernyanyi dan menari dapat berjalan dengan lancar.
5) Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan perannya.
c. Evaluasi Hasil
1)Jangka Pendek
Anak mampu mengikuti kegiatan terapi bermain serta tidak adanya
anak yang menangis ataupun ingin meninggalkan kegiatan terapi
bermain sebelum selesai.
2)Jangka Panjang
Anak dapat meningkatkan kreatifitas, imajinasi dan
keterampilannya dalam merangkai gerakan dan bernyanyi
14
DAFTAR PUSTAKA
15
Lampiran
16
DAFTAR NAMA PESERTA TERAPI BERMAIN
17
18