Anda di halaman 1dari 2

TIARA WIDYA HAPSARI – G2A016057 – S1 KEP 8B

Factor instristik(non atopi) Factor ekstristik (atopi)


MINDMAP ASMA BRONKIAL Komplikasi
-faktor genetic -inhalan (debu,serbuk bunga  Pneumothoraks
-stres -Iklim Pneumothoraks adalah keadaan adanya udara di dalam rongga pleura
-kegiatanfisik -makanan yang dicurigai bila terdapat benturan atau tusukan dada.
Asma adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respons trachea dan bronchus  Pneumomediastinum
terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan napas kondisi ini dapat disebabkan oleh trauma fisik atau situasi lain yang
yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah secara spontan maupun sebagai hasil mengarah ke udara keluar dari paru – paru, saluran udara atau usus ke
Reaksi antigen dan antibodi pengobatan ( The American Thoracis Society). dalam rongga dada.
 Atelektasis
Atelektasis adalah pengekerutan sebagian atau seluruh paru – paru akibat
penyumbatan saluran udara (bronkus maupun bronkiolus) atau akibat
Mengeluarkan substansi vasoaktif Manifestasi Klinis
pernapasan yang sangat dangkal.
Gejala-gejala yang lazim muncul pada asma bronchial adalah batuk,dispnea, dan wheezing.  Aspergilosis
Serangan sering kali terjadi pada malam hari. Aspergilosis merupakan penyakit pernapasan yang disebabkan oleh jamur
dan tersifat oleh adanya gangguan pernapasan yang berat.
Mediator inflamasi menghasilkan
 Gagal napas
histamin, bradiakinin, anafilaktosin
Gagal napas dapat terjadi bila pertukaran oksigen terhadap
karbondioksida dalam paru – paru tidak dapat memelihara laju konsumsi
oksigen dan pembentukan karbondioksida dalam sel – sel tubuh.
 Bronchitis
Kontraksi otot polos bronkus Peningkatan permeabilitas kapiler akibat kebocoran protein Bronthitis atau radang paru – paru adalah kondisi dimana lapisan bagian
dalam dari saluran pernapasan di paru – paru yang kecil (bronkhiolis)
mengalami bengkak.

Bronkospasme Peningkatan IgE dan perubahan jaringan Penatalaksanaan


Penatalaksanaan Keperawatan :
- Manajenen asma
hipersekresi - Manajemen jalan nafas
Diameter bronkeolus menyempit
- Manajemen pemantauan pernafasan
- Pengaturan posisi 45 derajat
Terdapat suara nafas
tambahan: wheezing
Peningkatan produksi mukus Penatalaksanaan Kolaboratif
Obstruksi jalan nafas - Pemmberian oksigen
pada kasus
- Pemberian bronkodilator salbutamol 0,1-0,2mg/kg BB
- Pemberian antibiotic
- Pemberian kortikosteroid
Bersihan jalan nafas
Ventilasi terganggu
tidak efektif
Pemeriksaan Penunjang
Peningkatan
frekuensipernafasa - Radiologi
n ; RR 30x/menit - AGD
- Hipoksemia
- Pengukuran fungsi paru
- Pemeriksaan laboratorium
KASUS KELOMPOK 14

Seorang anak perempuan, usia 12 tahun dibawake RS karena mengalami sesak nafas, pasien mengatakan sering mengalami sesak nafas pada 2 minggu terakhir karena setelah pulang dari berkemah.
Ibu pasien mengatakan pasien biasanya sesak nafas timbul saat udara sangat dingin dan menghirup debu. Saat dilakukan pengkajian dan pemeriksaan fisik didapat data; terdengar suara wheezing, T
100/70 mmHg, Nadi 90X/mnt,RR 30X/mnt, Suhu 37,4 0 C. Ibu pasien mengatakan sesak nafas biasanya mereda dengan menghisap obat hisap inhaler, tapi saat ini tidak bias reda. Di IGD anak
mendapatkan terapi n bulisasi berotec dan atrovent masing-masing 1 ml.

PENGKAJIAN KRITERIA HASIL INTERVENSI KEPERAWATAN


(Luaran SLKI) (SIKI)
1. Identifikasi klien Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam Manajemen Jalan Nafas (L.01011)
Nama : An. X bersihanjalan nafas meningkat dengan criteria hasil : Observasi :
Usia : 12 tahun Bersihan Jalan Nafas (L.01001) - monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
JK : Perempuan - produksi sputum menurun - monitor bunyi napas
- wheezing menurun terapeutik :
2. Keluhan utama
- dispnea menurun - posisikan semi fowler/fowler
Sering mengalami sesak nafas pada 2 minggu terakhir.
- pola makan membaik dengan rentang (16-20x/menit) - berikan minum air hangat dan fisioterapidada jika perlu
3. Riwayat kesehatan - berikan oksigen.
 Riwayat kesehatan sekarang Edukasi :
Dibawa ke RS karena mengalami sesak nafas. - anjurkan asupan cairan sesuai BB anak
 Riwayat kesehatan dahulu - anjurkan teknik batuk efektif
Pasien mengatakan sering mengalami sesak nafas pada 2 minggu terakhir karena setelah pulang dari kolaborasi ;
- kolaborasi pemberian obat bronkodilator,
berkemah.
mukolitik,atau ekspetoran
4. Pemeriksaan Fisik
 terdengar suara wheezing.
 T 100/70 mmHg
 Nadi 90X/mnt
 RR 30X/mnt
 Suhu 37,4°C

Pengelompokan data

DS : Pasien mengatakan sesak nafas pada 2 minggu terakhir.


DO :
Terdengar wheezing
RR : 30 x/menit
Suhu 37,4

Etiologi
Spasme jalan nafas

Masalah Keperawatan
Bersihan jalan nafas tidak efektif

Anda mungkin juga menyukai