Muslim Visioner PDF
Muslim Visioner PDF
Muslim Visioner
(Mengembangkan Visi Seorang Muslim
dalam Perspektif Surah al-Fatihah)
Oleh
Amang Syafrudin
IDRIS
Institute for Development and Research
1
in Islamic Studies
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
• Penulis
• Pakar Tafsir
• Tokoh Da’wah
Metodologi Tadabbur
• Urgensi dan Keterpentingan Tadabbur
• Metodologi Tadabbur
• Paradigma Qur’an
Surah al-Fatihah
A. Terjemahan
B. Kandungan
C. Waktu dan Sebab Turun
D. Tadabbur:
• Perspektif dan Gagasan
• Analisa Kandungan
• Paradigma Qur’ani
• Bagan dan Kesimpulan
3
Lampiran:
1. Pedoman Perencanaan Strategis
2. Model Masyarakat Pendidikan
3. Prroposal Sekolah Riset Islam (Islamic Research School)
4
Maka apakah mereka tidak memperhatikan (tadabbur) Al
Qur'an ? Kalau kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah,
tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di
dalamnya.
(Surah: 4. Nisaa : 82 diturunkan di: Madinah)
5
The Grand Design of
Muslim Visioner
(Membangun dan Mengembangkan Visi
Seorang Muslim dalam Perspektif Surah al-
Fatihah)
Kata Pengantar
• Penulis
• Pakar Tafsir
• Tokoh Da’wah
6
Kata Pengantar
9
Paradigma qur’ani adalah salah satu bentuk hudan yang
dirumuskan sebagai ”cara”. Cara melihat, cara mendengar, cara
merasakan, cara berpikir, cara memahami, cara menyikapi, cara
menikmati dan cara hidup (way of life). Cukup lama umat ini
kehilangan paradigma hidupnya yang unik sebagai dampak
”keberhasilan” pendidikan yang tidak Islami dan jauh dari al-
qur’an. Akibatnya mereka melihat, memahami dan merasakan
berbagai peristiwa kehidupan dengan paradigma materialistik,
atomistik (tersekat-sekat), pragmatis (ingin selalu cepat dan
instan) dan hedonis (mencari kenikmatan sesaat).
Visi adalah esensi dari sebuah ide besar seorang muslim. Seperti
mimpi, visi terkesan hanya angan-angan. Yang membedakannya
adalah pada tataran misi, strategi dan agenda aksi yang jelas,
terencana dan terukur. Visi tanpa aksi adalah angan-angan dan
mimpi, sementara aksi tanpa visi akan membuat pekerjaan
menjadi sekedar rutinitas dan kurang berarti. Visi muslim adalah
bagaimana ia melihat dirinya di masa depan. Menjadi seorang
apa dan memposisikan diri di mana, seorang da’i, pemikir,
pengusaha, atau pemimpin yang sukses. Selanjutnya ia
merencanakan agenda strategi dan aksinya yang menunjang ke
10
arah visi tersebut. Lihat Rasulullah, shallallahu ’alaihi wa sallam,
saat pertama memperkenalkan da’wahnya, beliau telah memiliki
ide dengan visi besar yaitu meguasai, memimpin dan membuat
dunia selalu beruntung, tiada kata rugi bagi kehidupan di
dalamnya dalam kondisi apa pun.
Tulisan ini lahir, dan hanya dengan kehendak dan izin Allah,
diharapkan mengisi kekosongan dan kesenjangan ini.
Membantu mengingatkan setiap muslim agar memiliki visi yang
jelas dalam hidupnya (muslim visioner). Ide ini lahir dan
terispirasi dari renungan (tadabbur) panjang akan surah yang
mewakili seluruh al-Qur’an untuk di baca dalam setiap raka’at
shalat. Sehingga menjadi rukun yang menentukan sah dan
tidaknya shalat seseorang. Seharusnya, pengulangan sampai
minimal 17 kali sehari semalam, menginspirasikan dan
mengingatkan sesuatu yang sangat diperlukan dalam reorientasi
perjalanan hidup setiap muslim. Seperti laiknya visi sebuah
perusahan, yang ditulis, dipamerkaan di setiap ruang dan
11
diulang-ulang di berbagai kesempatan, untuk mengingatkan
seluruh komponen perusahaan akan tujuan yang harus dicapai.
Amang Syafrudin.
12
The Grand Design of
Muslim Visioner
(Membangun dan Mengembangkan Visi
Seorang Muslim dalam Perspektif Surah al-
Fatihah)
Metodologi Tadabbur
• Urgensi dan Keterpentingan Tadabbur
• Metodologi Tadabbur
• Paradigma Qur’an
13
Tadabbur al-Qurán
14
Maka apakah mereka tidak memperhatikan (tadabbur) Al Qur'an ?
Kalau kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka
mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.
(Surah: 4. Nisaa : 82 diturunkan di: Madinah)
«ال خير في قراءة إال بتدبر وال عبادة إال: قال رسول هللا: قال،عن ابن عمر
.» ومجلس فقه خير من عبادة ستين سنة،بفقه
Dari Ibnu Umar radliallahu ánhuma, ia berkata: telah bersabda
Rasulullah shallallahu álaihi wa sallam: “tidak ada (kesempurnaan)
kebaikan dalam qiraáh (bacaan al-Qurán) kecuali dengan tadabbur, dan
tidak ada íbadah (yang sempurna) kecuali dengan fiqh, dan majlis fiqh
lebih baik dari íbadah enam puluh tahun”.
• Tadabbur, merupakan wacana dan salah satu model
metodologi pemikiran Islam yang sangat signifikan dan
efektif untuk pengembangan diri seseorang.
• Secara bahasa tadabbur mengandung sejumlah filosofi
ma’na yang jauh dan dalam, antara lain; refleksi
(reflection), meditasi (meditation), berfikir (thinking),
pertimbangan (consideration) dan perenungan
(contemplation).
• Ma’na ini menginspirasikan cara berfikir Islami dengan
integritas yang kuat. Tiga aspek kecerdasan kontemporer;
15
kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan spiritual dan emosional
(SEQ) dan kecerdasan moral atau Adversity Quotient untuk
mengukur tingkat kesuksesan (AQ) terpadu di dalamnya.
• Demikian berarti ma’na tadabbur ini, sehingga Al-Qurán
memilih kalimat tersebut sebagai wujud komitmen seorang
muslim. “Apakah mereka tidak men-tadabbur-kan al-Qurán,
ataukah hati mereka yang telah terkunci” (QS. 47 Muhammad,
24).
Urgensi Tadabbur
Tadabbur merupakan kewajiban setiap muslim, khususnya para
da’i Allah swt, sebab tadabbur memiliki urgensi yang sangat
dalam bagi hidup dan kehidupan. Di antaranya:
1. Tadabbur berfungsi sebagai media menghidupkan hati
() إحياء القلب, sebagaimana firman Allah dalam surat 47: 14.
Al Qur’an itu sendiri berfungsi sebagai pemberi peringatan
bagi orang yang hidup, baik hidup jasmani atau hidup
rohani (Yasin: 24), yaitu mereka yang melakukan tadabbur
ayat-ayatnya secara benar.
2. Mendekatkan diri kepada minhaj ( ) التقريب إلى المنهاج,
sebagaimana firman-Nya dalam surat Shaad: 29.
3. Menjadikan diri berdaya guna ( ) حسن البركة, seperti
penjelasan Allah swt dalam surat Al Anbiya: 50. Al Barakah
dalam ayat ini berarti menetapnya kebaikan dari Allah pada
sesuatu, dinamakan berkah seperti menetapnya air di dalam
birkah (kolam). Jadi, makna ayat tersebut adalah: Dihiasi
dengan kebaikan-kebaikan ilahiah (Al Mufrodat: 44).
16
3. Wirid Tadabbur ( ) ورد التدبر, yaitu upaya berinteraksi
dengan Al Qur’an dengan dhawabit sebagai berikut:
• Memperhatikan adab-adab tilawah Al Qur’an
() مراعاة أداب التالوة.
• Tilawah secara perlahan dan khusyu’ ( ) التالوة بتأن وخشوع.
• Berhenti lama pada setiap ayat untu meneliti dan
berulang-ulang () الوقوف أمام األية وقفة فاحصة متكررة.
• Memperhatikan secara rinci dan teliti pada struktur ayat
( ) النظرة التفصيلية في صياغ األية.
• Mengamati hubungan dimensi realita dengan ayat
( ) مالحظة البعد الواقعي لألية.
• Kembali pada pemahaman salaf ( ) العودة إلى فهم السلف.
• Memahami ayat dari kitab tafsir
( ) االطالع على أراء بعض المفسرين في األية.
17
4. Perasaan pembaca bahwa ayat yang dibaca ditujukan kepada
dirinya ( ) الشعور بأن األية موجهة إليه, sebagaimana firman
Allah swt. (QS. Al An’am: 19). Muhammad bin Ka’ab Al
Qarazhi berkata: “Siapa yang sampai kepadanya Al Qur’an,
maka seakan dia yang sedang diajak berkomunikasi dengan
Allah swt”.
5. Talaqi Al Qur’an dengan ihsan ( ) حسن التلقي عن القران, yaitu
memenuhi syarat-syarat talaqi sebagai berikut:
o Memiliki aqidah yang bersih.
o Menjauhi hawa nafsu.
o Mendahulukan pola tafsir Al Qur’an dengan Al Qur’an.
o Menggunakan pola tafsir Al Qur’an dengan Al Hadits
(QS. Al Nahl: 44).
o Menggunakan pola tafsir Al Qur’an dengan atsar
sahabat.
o Menggunakan pola tafsir Al Qur’an dengan atsar tabi’in.
o Memahami bahasa Arab dengan benar dan baik.
o Menguasai ilmu-ilmu Al Qur’an (ushulut tafsir, qiroat,
dll).
6. Perhatian terhadap makna Al Qur’an sebagaimana interaksi
para sahabat ( ) االعتناء بمعاني القران التي عاشها الصحابة
o Ibnu Mas’ud berkata:
( إنا صعب علينا حفظ ألفاظ القران وسهل علينا العمل بها وإن من بعدنا
) يسهل عليهم حفظ القران ويصعب عليهم العمل به
Sesungguhnya kami sulit menghafal lafad-lafad al-Qurán
dan mudah mengamalkannya, sementara orang-orang
sesudah kami mudah menghafal al-Qurán dan sulit
mengamalkannya.
18
Kami hidup cukup lama dan salah seorang kami diberi iman
sebelum al-Qurán, lalu turunlah kepada Muhammad satu
surah, ia mempelajari halal, haram, perintah dan larangannya
serta apa yang seharusnya berhenti (untuk merenungkan
dan mengamalkan) di hadapan surah itu. Sementara saya
melihat salah seorang di antara mereka diberi al-Qurán
sebelum iman, lalu ia membaca dari mulai pembuka
(Fatihah) al-Qurán sampai penutupnya, ia tidak memahami
apa yang diperintahkan dan tidak pula yang dilarangnya,
serta apa-apa yang tidak semestinya berhenti di hadap
(huku, nilai dan aturan)-nya.
7. Mencatat / menulis hasil renungan dari makna ayat yang
dibaca ( ) تسجيل الخواطر والمعاني لحظة ورودها.
8. Mempelajari ushul tafsir ( ) التمكن من أساسيات علوم التفسير
seperti sebab turun yata, nasikh mansukh, dan lain-lain.
9. Mempelajari ilmu pengetahuan dan wawasan kontemporer
( ) اإلستعانة بالمعارف والثقافات الحديثة. Baca QS. Ali ‘Imran: 137,
Al Hajj: 46. Seperti ayat-ayat kauniyah (6:97), ayat medis
(17:12), psikologi (2:228).
10. Langkah-langkah interaksi dengan Al-Qur’an
( ) خطوات التعامل مع القران:
• Menghadirkan suasana imani dengan cara
memperhatikan kepada adab-adab tilawah.
• Menghadapi Al Qur’an dan bersiap untuk membacanya.
• Bacalah kitab tafsir yang ringkas (seperti, kalimat Al
Qur’an, tafsir wa bayan, mukhtashar Ibnu Katsir, dan
sebagainya).
• Baca kitab tafsir besar (Al Alusi, Ath Thabari, dan
sebagainya).
19
o Ayat-ayat yang global ditafsirkan dengan ayat-ayat
yang lebih rinci, seperti: Al-Baqarah: 37 dengan Al
A’raf: 23.
o Ayat yang mutlak (umum/tidak terikat) ditafsir dengan
ayat muqayyad (terikat), seperti: ayat yang menjelaskan
dua buah hukum berbeda karena alasan yang sama,
yakni wudhu dan tayammum (QS. Al Maidah:6).
o Ayat yang berkonotasi umum ditafsirkan dengan yang
khusus, seperti: ayat 254 dengan 67 surat Az Zuhruf.
o Menjamak (menghimpun) ayat-ayat yang diduga
berbeda, seperti ayat tentang ciptaan Adam dari “turab”,
“thin” dan “hamaim masnun”, yang sebenarnya bukan
kontradiksi tetapi ayat-ayat tersebut menjelaskan tentang
fase-fase penciptaan Adam.
o Penafsiran ayat dengan qiroat yang lain, seperti ayat
( ) فاسعوا إلى ذكر هللاdengan qiroat ( ) فامضوا, yang berarti
pergi tanpa berlari-lari.
2. Tadabbur pola tafsir Qur’an dengan Hadits Nabi saw.,
seperti:
o Tafsir ayat 82 surat Al An’am (kata dzulm) ditafsir
dengan hadits nabi: “dzulm disini adalah syirik”
sebagaimana firman Allah dalam surat Luqman: 13.
o Tafsir surat Al Ikhlash dan Al Kafirun yang ditafsirkan
dengan sikap Rasulullah saw. sebagaimana riwayat Ibnu
‘Umar, katanya: “Aku perhatikan Nabi selama 40 hari
dalam perang Tabuk, membaca pada setiap shalat
sunnah Shubuh surat Al Kafirun dan Al Ikhlash,
beliaupun bersabda: “Alangkah indahnya dua surat
tersebut, yang satu sama halnya seperempat Al Qurán ,
sedang yang lainnya sama seperti sepertiga Qur’an (Ad
Durar Mantsur 6/693). Sayyid Quthb berkata: “Suatu
pembuka lembaran hidup yang mempunyai arti yang
dalam (Fi Dzilalil Qur’an: 6/4005)
20
3. Tadabbur pola tafsir Al Qur’an dengan atsar sahabat,
seperti:
o Tafsiran Abu Bakar Ash Shiddiq terhadap ayat
( …اليضركم من ضل إذا اهتديتم... )
o Tafsiran ayat ( ) وثيابك فطهرoleh Ibnu ‘Abbas: Yaitu
tidak memakainya untuk maksiat dan tipu daya. Al
Maraghi menjelaskan lebih lanjut, katanya: “Sosiolog
barat memiliki hipotesa, bahwa orang yang kotor
cenderung suka berbuat kesalahan, karenanya mereka
menasehati agar para napi sering diminta mandi dengan
bersih. Prof. Bantam berkata: “Karena ajaran
kebersihan dalam Islam, umat Islam memiliki akhlak
yang mulia”(tafsir Al Maraghi 10/125-126).
4. Tadabbur dengan pola pemahaman bahasa Arab yang benar
dan tepat, contoh:
o Ayat 116-120 surat Al Maidah.
"العزيز الحكيم..."إن كنت قلته فقد علمته" و "إن تغفر لهم
o Ayat 58 surat Maryam, yaitu “Idhofat kata aayaat
kepada Ar Rahmaan”.
o Ayat 111 surat At Taubah, yaitu bacaan (yuqtalun) dan
(yaqtulun).
o Ayat perumpamaan iman dengan pohon yang
mengandung makna yang sangat dalam tentang iman.
Fakhrur Razi: Iman seperti pohon yang memiliki tiga
unsur, yakni akar yang kuat, batang yang kokoh dan
dahan yang bercabang-cabang. Demikian iman
mengandung tiga aspek yaitu: hati peneguh keyakinan,
lisan yang mendeklasikan keyakinan, dan jasad/anggota
badan yang membuktikan dengan sikap dan prilaku (At
Tafsir Al Kabir 19/119).
21
telah mengutus seorang Rasul di antara kamu, yang membacakan (yatluu,
atau men-tilawah-kan) kepada kamu sekalian ayat-ayat Kami,
membersihkan (yuzakkii, men-tazkiah) kamu, mengajarkan (yu’allimu,
men-ta’lim) kepadamu al-Kitab dan al-Hikmah (as-Sunnah), dan
megajarkan (ta’lim) kepadamu apa-apa yang belum pernah kamu
ketahui. “ (QS. 2: 151).
23
Ungkapan “dan mengajarkan kepadamu al-Kitab dan al-Hikmah”
menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran harus
memperhatikan penguasaan kedua sisi ini. Al-Kitab (al-
Qur’an) dan al-Hikmah (as-Sunnah) merupakan sumber dan
asal usul ilmu pengetahuan yang membekali seseorang dalam
proses berfikir secara deduktif dan induktif. Di samping
mengajarkan methodologi (bagaimana cara) ilmu
pengetahuan itu diperoleh. Sementara ilmu Pengetahuan lain
seperti Sejarah, terutama sirah nabawiyyah (sejarah hidup
Rasulullah, shallallahu alaihi wa sallam), yang juga termasuk
dalam kedua sumber di atas, menggambarkan bagaimana
suatu ilmu itu diterapkan dalam kehidupan yang kongkret
dan lebih pragmatis.
24
Skema Proses Pengembangan Informasi Islam
Kehidupan Kerja
A. Fondasi (al-Asaas): Arkan Iman
Prilaku
I. AQIDAH
Penjelasan:
1. Manusia diciptakan dengan dianugrahi 3 komponen dasar:
Akal yang berfungsi untuk berfikir atau berkhayal
sehingga menghasilkan produk berupa pemikiran atau
khayalan
Hati yang berfungsi merasakan; cinta, takut, sayang,
benci dan sebagainya atau meyakini untuk menghasilkan
produk berupa perasaan dan keyakinan. Dan
Jasad atau Fisik yang berfungsi untuk berbuat atau
bertindak (sebagi pelaksanaan atau eksekusi dari hasil
25
keputusan akal dan hati), sehingga melahikan produk
berupa perilaku atau perbuatan.
2. Ketiga produk inilah yang menjadi dasar terbentuknya
kepribadian manusia dengan susunan lapis terluar adalah
perilaku kemudian pemikiran dan yang terdalam adalah
keyakinan.
3. Kepribadian sebagai Output sangat bergantung kepada
Input yang terdiri dari Apa seperti informasi dan siapa
yang merupakan informan atau pembawa berita.
4. Seluruh Input ini diproses dengan Sistem/Prosesor yang
terdiri dari 3 komponen penting di atas sehingga
menghasilkan Output berupa kepribadian di tingkat
pribadi dan peradaban di tingkat sosial dan international.
5. Jika yang menjadi sumber informasi tentang kehidupan
adalah Islam sebagaimana tersruktur pada gambar di atas,
mulai dari fondasi berupa aqidah sampai struktur
bangunan itu sendiri berupa syari’ah, lengkap, integral dan
universal (mencakup berbagai aspek kehidupan), maka
kepribadian seseorang dan peradaban suatu bangsa juga
demikian, jelas, integral dan universal.
26
secara interaktif dan saling terkait. Sehingga mengerucut
pada satu titik kesimpulan, yaitu berupa konsep, teori,
paradigma atau cara tertentu tentang suatu permasalahan
dalam kehidupan yang dibimbing al-Qur’an.
27
Pendekatan ini membimbing kita memiliki kemampuan
merumuskan sebuah tema tertentu, sebagai salah satu
mutiara dari sekian banyak mutiara al-Qur’an, yang terkait
dengan permasalahan hidup. Dengan demikian kita akan
selalu mendapat bimbingan untuk selanjutnya memiliki
kemampuan baru dan terus berkembang dalam menjalani
kehidupan sesuai dengan tema-tema permasalahan yang kita
hadapi.
28
realitas lainnya. Seperti saat memahami sejarah suatu
bangsa, apa yang sesungguhnya merupakan faktor esensial
kebangkitan atau kehancuran suatu bangsa. Demikian
halnya dengan cara memahami masyarakat muslim saat ini,
jika dibandingkan dengan masyarakat muslim di masa
Rasulullah, shallallahu ’alaihi wa sallam, para shahabat atau
khulafa’ur rasyidin (para khalifah dan negarawan yang
mendapat petunjuk Allah).
29
• Empirik (Mengaktualisasikan cara pandang (paradigma)
qur’ani terhadap permasalahan kontemporer yang lebih ril,
empirik dan nyata sesuai pesan Islam sebagai rahmatan lil
‘alamin ).
30
Pendekatan Metodologi Tadabbur
31
Skema Metodologi Tadabbur
Ayat Ayat •I’Tiqadiah (Keyakinan)
•Fikriah (Pemikiran)
•Ruhiah (Kerohanian)
Surah •Khuluqiah (Akhlaq)
Munasabah Maudlu’at
•A’iliah (Keluarga)
Pemahaman (Hubungan) (Tema-tema)
Sunnah •Ijtima’iah (Sosial)
•Iqtishodiah (Ekonomi)
•Siasiah (Politik)
Waqi •Tarbawiah (Pendidikan)
Surah (Realita) •‘Askariah (Militer)
Penjelasan:
Pemahaman merupakan faktor yang sangat ditekankan dalam
tadabbur. Dalam pemahaman suatu ayat atau surah hendaknya
diperhatikan aspek munasaban (hubungan atau korelasi) antara
konsep dengan konsep, teori dengan teori, atau kata dengan
kata sesuai dengan maudlu’at (tema-tema) yang diangkat.
Selanjutnya tema-tema tersebut juga dihubungkan dengan tema-
tema, konsep-konsep, atau konstruk teori ang sama atau yang
terkait dalam ayat, surah, sunnah (Hadits Rasulullah,
shallallahu ’alaihi wa sallam) lainnya dan juga waqi’ (realitas) yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari). Di antara tema-tema
atau konsep dan teori yang sering dijumpai adalah i’tiqadiah
(keyakinan atau ideologi), fikriah (pemikiran), ruhiah
(spiritualitas atau korohanian), khuluqiah (moralitas atau
akhlaq), a’iliah (keluarga), ijtima’iah (sosial), iqtishadiah
(ekonomi), siasiah (politik), tarbawiah (pendidikan) dan
’askariah (militer dan jihad).
Sistematika Tadabbur:
Tadabbur yang disajikan dalam buku ini menggunakan
sistematika sebagai berikut:
32
A. Terjemahan:
Terjemahan merupakan kerangka pemahaman yang sangat
global dari suatu kata, ayat, atau surah dari al-Qur’an. Dengan
terjemahan ini pembaca dapat memahami kerangka utama yang
dimaksudkan dengan firman Allah tersebut. Terjemahan
sebenarnya merupakan tafsir (interpretasi) yang paling
sederhana dari al-Qur’an. Karena sesungguhnya tidak ada
terjemahan kata demi kata. Jika hal itu dilakukan maka akan
membiaskan arti yang sesungguhnya dimaksudkan sebuah kata
dalam al-Qur’an.
B. Kandungan:
Kandungan yang dimaksudkan adalah proses kategorisasi atau
pengelompokan pokok bahasan setiap ayat atau kata ke dalam
tema-tema atau konsep-konsep, bahkan berupa konstruk teori
seperti yang dikemukakan dalam metodologi tadabbur.
D. Tadabbur:
Tadabbur adalah proses selanjutnya yang menjadi inti
pembahasan. Tadabbur pada langkah ini dimaksudkan untuk
mengajak pembaca terlibat bersama-sama memikirkan,
memahami, merenungkan dan mempelajari kata demi kata,
konsep demi konsep, ayat demi ayat, dengan cara berulang-
ulang mengikuti pendekatan dan saran-saran yang telah
dikemukakan di atas.
34
Tetapi rupanya, konstruksi pengetahuan itu juga
memungkinkan kita merumuskan desain besar mengenai
sistem Islam, termasuk dalam hal sisten ilmu
pengetahuannya. Jadi, di samping memberikan gambaran
aksiologis, paradigma Al-Quran juga dapat berfungsi untuk
memberikan wawasan epistemologis. ...Fungsi paradigma
Al-Quran pada dasarnya adalah untuk membangun
perspektif Al-Quran dalam rangka memahami realitas. (Dr.
Kuntowidjoyo, Paradigma Islam, Interaksi untuk Aksi,
halaman 327)
2. Analisa Kandungan:
Langkah ini dimaksudkan untuk mengajak pembaca terlibat
secara aktif dan bersama-sama menganalisa dan mengurai
ayat demi ayat. Dengan cara mengkonsentrasikan
pemikiran, perasaan dan seluruh perhatian pada setiap tema
dan pokok bahasan. Beri kesempatan sejenak kepada akal
pikiran dan hati nurani untuk menghubungkannya dengan
kehidupan sehari-hari, dan usahakan untuk menghayati dan
merasakan setiap pesan dan firman Allah seakan-akan
ditujukan untuk diri anda sendiri, bukan untuk orang lain.
Nikmati setiap sentuhan kalimat dan suara yang dilantunkan
saat membacanya.
35
kepada kami rahmat (kasih sayang) dari sisi-Mu, sesungguhnya
Engkau Maha Pemberi”.
36
The Grand Design of
Muslim Visioner
(Membangun dan Mengembangkan Visi
Seorang Muslim dalam Perspektif Surah al-
Fatihah)
Surah al-Fatihah
E. Terjemahan
F. Kandungan
G. Waktu dan Sebab Turun
H. Tadabbur:
• Perspektif dan Gagasan
• Analisa Kandungan
• Paradigma Qur’ani
• Rumusan Bagan dan Kesimpulan
37
Visi diri adalah seperti apakah
penampilan diri di masa depan. Visi
merupakan representasi dari keyakinan
bagaimanakah seharusnya diri itu di
masa depan dalam pandangan orang-
orang yang terkait (Orang tua,
masyarakat, organisasi dan lingkungan),
langsung atau tidak, terhadap
kepribadian diri anda.
38
• Surah al-Fatihah sangat diperlukan
untuk membangun, mempertajam dan
memperkokoh keimanan sebagai
sumber pembentukan visi dan misi
dalam menyelamatkan kehidupan
39
Keagungan surah al-Fatihah:
• Pilihan yang mewakili seluruh al-Qur’an
untuk dibaca setiap hari minimal 17
kali
• Surah yang paling agung di dalam al-
Qur’an
• Ummul Kitab ( yang artinya: Induk al-
Kitab atau al-Qur’an) adalah nama
yang merepresentasikan seluruh inti
ajaran Islam yang terkandung dalam
al-Qur’an
• al-Fatihah (yang artinya pembuka)
adalah nama yang menggambarkan
dan mempelopori sistematika
penyusunan cukup modern dan baru
dikenal dalam sistem pembuatan
konstitusi.
Al-Fatihah (pembuka) dapat menjadi
filosofi pembuka berbagai aspek
kehidupan manusia; wawasan yang
dangkal, jiwa dan spiritualitas yang
sesak dan lelah, visi dan misi hidup
yang sempit dan sebagainya.
Sepuluh (10) Rumusan isi dan
kandungan al-Fatihah, adalah induk
dan pokok-pokok pemikiran ajaran
40
Islam, yang secara global terdiri dari
aqidah dan sayari’ah.
Pendidikan qur’ani mengoptimasikan
kecerdasan yang integral dan integratif
(terpadu); antara kecerdasan
intelektual (IQ) dengan metode
fikirnya, kecerdasan spiritual (atau
kecerdasan emosi, Emotional
Intelligence-EQ) dengan metode
zikirnya dan kecerdasan pisik atau
moral dengan metode amal sholehnya.
Gagasan besar (The grand Idea) surah
ini menawarkan konsep universal dan
holistik bagi pengembangan diri,
kepribadian, visi dan misi seorang
manusia dan peradaban
masyarakatnya.
• Sadar, karena sesungguhnya tidak ada
upaya dan kekuatan kecuali oleh-Nya
“Laa haula wa laa quwwata illaa bil-
Laah”.
• Kebersamaan (ma’iyyah) Allah jauh
lebih berarti dari kesertaan seorang
manusia, kawan atau pengawas.
Kebersamaan-Nya adalah anugerah
dan ni’mat bagi kita, saat itulah kita
dapat berkomunikasi dan berkonsultasi
41
dengan-Nya lewat dzikr, aspek yang
senantiasa perlu kita tingkatkan
karena inilah bagian dari kecerdasan
seorang mu’min. Ya’ni kecerdasan
emosi (emotional intelligence).
• Tidak sepantasnya kita “suu-udz dzann
(berburuk sangka, negative thinking)”
kepada-Nya. Karena ternyata semua
(Islam) itu semata-mata merupakan
kasih dan sayang-Nya kepada ummat
manusia, “rahmatan lil-‘aalamiin”.
• Pengalaman ruhani ini begitu penting
dalam proses membentuk diri dan jiwa
ikhlash. Pikiran dan perasaan kita
dibimbing oleh-Nya agar cita-cita dan
harapan akan imbalan (kompensasi)
itu terpusat pada-Nya.
• Tiada aturan yang paling tepat, benar
dan pas selain aturan Maha Pencipta
yang Maha Tahu akan seluruh aspek
ciptaan-Nya.
• Kasih dan sayang-Nya tidak pernah
sirna atau terhenti diberikan dan
dianugerahkan, sebesar apapun dosa
manusia.
42
• Berbagai pintu kesempatan dan
peluang memperbaiki diri dan taubat
dibuka demikian luas dan banyak.
• Pengalaman aqidah ketiga ini pun
segera menyadarkan kita pada hakikat
penciptaan manusia. Sebahagian besar
manusia mengira bahwa mereka
diciptakan dengan berbagai fasilitas
rahmat dan ni’mat-Nya sia-sia tanpa
pertanggungan jawab.
• Ayat ini membangun kesadaran aqidah
selanjutnya dalam proses
pembentukan cara pandang, misi dan
visi kita dalam kehidupan. Mengubah
wacana dan kepribadian kita dengan
integritas diri yang kokoh dan kuat
sesuai dengan visi dan misi hidup yang
jauh ke depan melampaui batas
kehidupan duniawi yang sesaat
menuju kehidupan ukhrawi yang serba
pasti dan abadi.
• Sadar bahwa seluruh tindakan dan
perbuatan akan mendapat balasan;
baik atau buruk membuat kita selalu
memiliki pertimbangan yang matang
dalam mengambil keputusan.
43
Kesadaran ini demikian penting untuk
mengontrol kualitas diri kita
• Dalam cara pandang Islam, seluruh
perbuatan dan aktifitas manusia
adalah ‘ibadah. Perkataan dan
pebuatan, baik akal dengan
berpikirnya, hati dengan perasaan dan
keyakinannya, dan pisik (jasad)
dengan prilakunya, adalah ‘ibadah
manakala dilakukan dalam kerangka
tha’ah kepada Allah.
• Demikian besar dan luas aspek-aspek
‘ibadah ini, mengaharuskan kita untuk
selalu memohon pertolongan kepada
Allah, satu-satunya yang Maha
berkemampuan mewujudkan apa saja
yang diminta manusia.
• Pertolangan yang paling berarti bagi
manusia adalah petunjuk, guidance-
Nya. Ibarat peta kehidupan yang
sangat diperlukan bagi seseorang yang
tengah menempuh perjalanan jauh ke
wilayah dan tempat yang sama sekali
baru diinjaknya. Itulah perjalanan
hidup manusia di dunia.
• Jalan lurus yang selalu menjadi pilihan
orang-orang terbaik, dari kalangan
44
para Nabi dan Rasul, orang-orang
sholih, syuhada (para syahid di jalan
Allah) dan shiddiqin (orang-orang
jujur).
• Pengalaman sejarah ini menasehati
kita agar konsisten “istiqamah” dalam
menempuh perjalanan hidup sesuai
dengan jalan lurus yang digariskan
Pencipta Yang Maha Bijak. Dia
senantiasa mengingatkan kita, minimal
sehari tujuh belas kali dalam tujuh
belas rakaat sholat lima waktu ini,
untuk selalu berada di titik sadar agar
tidak tersesat atau disesatkan orang
lain.
• Nilai universal sejarah inilah yang perlu
diingat, jangat mengganggu,
membahayakan, merugikan dan
menyesatkan orang lain (seperti
Yahudi yang dimurkai Allah) dan
jangan mau atau tidak sadar diganggu,
dibahayakan dan disesatkan orang
lain.
45
46
Surah: 1. Al-Fatihah
Diturunkan di Makkah
A. Terjemahan:
B. Kandungan:
47
7. Permohonan hidayah ke jalan yang benar dan lurus
(konsisten),
8. Permohonan agar selalu teguh atas keimanan dan
konsisten menempuh jalan para Nabi dan Rasul, orang-
orang shaleh, orang-orang jujur (shiddiqin), dan para syahid
(syuhada).
9. Menjauhi sikap dan jalan yang ditempuh orang-orang
yang dimurkai Allah (Yahudi) dan orang-orang sesat
(Nashrani),
10. Sejarah tentang kisah orang-orang terdahulu.
D. Tadabbur:
48
rukunnya. Pemilihan ini dapat dipahami dan
dimengerti jika kita memahami dan mengerti
kandungannya.
49
mepelopori sistematika penyusunan yang cukup
modern dan baru dikenal dalam sistem pembuatan
konstitusi. Surah al-Fatihah adalah preambule dari
keseluruhan batang tubuh al-Qur’an yang cukup
terinci.
51
5. Atas dasar persepektif dan paradigma di atas, dapat
disimpulkan bahwa surah ini memuat gagasan dan
desain besar (Grand Design) yang sangat diperlukan
manusia dalam upaya menunaikan tugasnya sebagai
hamba Allah dan perannnya sebagai khalifah; pengelola,
penata dan manajer dunia (bumi). Gagasan besar (The
grand Idea) surah ini menawarkan konsep universal dan
holistik bagi pengembangan diri, kepribadian, visi dan
misi seorang manusia dan peradaban masyarakatnya.
Berbagai landasan dirumuskannya demikian singkat dan
padat. Hal ini sangat berguna untuk selalu diingat
dengan mudah dalam proses mengontrol kualitas hidup
seorang muslim dalam proses pembentukan integritas
kepribadiannya yang kokoh. Tidak bias atau terjebak
oleh berbagai fenomena hidup yang terkesan lebih
menjanjikan dan sering begitu kuat mempengaruhi arah
atau orientasi hidup. Dari yang seharusnya, sesugguhnya
dan sebenarnya mesti ditempuh karena serba abadi dan
pasti (ukhrawi), berubah arah dan tersesat menempuh
jalan yang serba sementara dan tidak pasti (duniawi).
2. Analisa Kandungan:
Hanya kalimat ini yang paling laik terucap dan paling tulus
tersimpan mulia dalam hati. Mengingat, tidak ada sedikitpun
yang terkesan cacat apalagi tercela dari setiap kebijakan;
perintah atau larangan maupun keputusan-Nya. Allah,
Rabb; Pencipta, Pengatur, Penata, dan Penguasa semesta
Yang maha Bijak. Sebagai Pencipta manusia, alam, dan
kehidupan, Dia Maha mengetahui dan mengerti betul
keinginan dan keperluan manusia. Seperti kata sebuah
aksioma Arab: “Sang Pencipta adalah Yang Maha
Mengetahui ciptaa-Nya”.
55
Qadla Qadar Allah
Keputusan / Kehendak Hikmah
Allah atas Manusia
Penjelasan:
Dua sifat dan jati diri Allah ini kembali diulang dalam surah
al-Fatihah, untuk membuka kedewasaan kita dalam berpikir
dan bertindak. Di saat seluruh keni’matan selalu
mendominasi dan jauh lebih banyak sesungguhnya kita
57
rasakan dan ni’mati, maka tiada kata yang pantas melekat
pada diri Allah kecuali Ar-Rahmaan dan Ar-Rahiim ini.
ALLAH Tujuan
Ikhlas
h
I
Amal
M Kompensasi
Amal
A Niat
Amal
N
Penejelasan:
Iman kepada Allah sebagai sumber kebenaran informasi
tentang apa sebenarnya tujuan kita diciptakan dan hidup di
planet Bumi ini, mengantarkan kita kepada sebuah niat
59
yang memotivasi setiap amal perbuatan dan aktivitas kita.
Tujuan dengan kompensasinya yang jelas dan terjamin
juga sangat mempengaruhi tingkat ke”ikhlas”an kita dalam
beramal.
IMAN Tujuan
Niat
ALLAH Cita-cita
Visi Maksud
Misi
Amal
Kerja
Apa? (Informasi) Kehendak Aktivitas
Tindakan
Siapa? (Informan) Keinginan Prilaku
Perbuatan
Visi
Manusia Misi Motivasi Kompensasi
Penjelasan:
64
Pengalaman sejarah ini menasehati kita agar konsisten
“istiqamah” dalam menempuh perjalanan hidup sesuai dengan
jalan lurus yang digariskan Pencipta yang Maha Bijak. Dia
senantiasa mengingatkan kita, minimal sehari tujuh belas kali
dalam tujuh belas rakaat sholat lima waktu, untuk selalu
berada di titik sadar agar tidak tersesat atau disesatkan
orang lain. Nilai universal sejarah inilah yang perlu diingat,
jangat mengganggu, membahayakan, merugikan, mengkhianati dan
menyesatkan oranglain (seperti orang-orang Yahudi yang dimurkai
Allah) dan jangan mau atau tidak sadar diganggu, dibahayakan,
dikhianati dan disesatkan orang lain (seperti orang-orang Nashrani).
65
“Paradigma Qur’an adalah suatu
konstruksi pengetahuan yang
memungkinkan kita memahami realitas
sebagaimana Al-Quran memahaminya.”
66
Pencipta alam, manusia dan kehidupan
adalah Allah. Pencipta adalah Sang
Maha tahu dan mengerti segala aspek
ciptaaannya.
Visi dan misi mu’min adalah akhirat
dengan segala kompensasi (imbalan
dan balasan)-nya. Akhirat adalah
hakikat kehidupan yang pasti dan
abadi.
Dunia adalah ladang menyemai
seluruh kegiatan dan aktifitas muslim
dengan hasil yang akan dituai di
akhirat. Seseorang tidak akan sukses
memanen dan menuai di akhirat jika
tidak sukses menanam dan menyemai
di dunia.
Manusia adalah makhluk lemah, selalu
bergantung dan bersandar, kekuatan
manusia terletak pada apa dan siapa
yang menjadi tempat sandarannya.
Hanya Allah yang laik di’ibadahi;
dicintai, ditakuti, dita’ati dan
dimengerti setiap kebijakannya.
Hanya Allah Yang Maha kuat untuk
menjadi tempat bergantung dan
bersandar (Ash-Shomad) serta Maha
67
Mampuh dan Bijak dalam mewujudkan
setiap permohonan manusia.
Hidayah (petunjuk, pedoman dan
guidance) adalah peta kehidupan yang
paling berarti dalam menempuh
perjalanan hidup.
Jalan dan Petunjuk Allah adalah desain
perjalanan yang konsisten,
mewariskan dan membentuk jiwa
konsistensi (istiqamah) dalam
kehidupan.
Sejarah adalah model dan potret nyata
(empirik) pengalaman hidup dan
peradaban suatu bangsa.
Sejarah memuat nilai-nilai universal
dan transendental yang berisi faktor-
faktor yang mungkin diulangi dan
ditiru dalam kejayaan atau kehancuran
suatu bangsa.
Jadilah bangsa dan orang yang paling
bermanfaat untuk orang lain. Jangan
menjadi bangsa dan orang yang
membahayakan dan merugikan atau
dirugikan orang lain.
68
E. Paradigma:
1. Setiap manusia membutuhkan Grand Design (desain dan
pola besar) dalam membangun visi dan misinya dalam
menata kehidupan.
70
6. Dunia adalah ladang menyemai seluruh kegiatan dan
aktivitas muslim dengan hasilnya yang akan dipetik di
akhirat. Seseorang tidak akan sukses memanen di
akhirat jika tidak sukses menanam di dunia.
74
F. Rumusan, bagan dan kesimpulan:
III. Atap
(Pelindung):
Jihad dan Dakwah
Hukum Pidana
(Jinayah & Hudud)
Hukum Perdata
Amr Ma'ruf dan Nahyi Munkar
II. Struktur:
B. SYARI’AH 1. Primer (Ibadah): Rukun Islam
2. Skunder (Muamalah) : Sistem Hidup :
Sosial
Ekonomi
Politik
Pendidikan
Keluarga (Munakahah)
3. Tersier (Akhlaq):
Etika
Estetika
Sarana Hidup (Sandang, Pangan &
Papan)
A. AQIDAH
I. Fondasi: Rukun Iman (6)
Penjelasan:
75
mampu ditata sehingga menjadi sinergi bangunan yang utuh,
kokoh, indah dan berdayaguna. Inilah kesan pertama Islam
sebagai way of life yang mampuh menyentuh berbagai aspek
kehidupan dengan tingkat keperluannya yang beragam. Untuk
selanjutnya ditata dan dimanage menjadi sebuah bangunan
kehidupan yang indah, anggun dan nyaman mencerminkan
kalimat rahmatan lil’alamin (QS: 21:107).
77
Shalat berfungsi sebagai tiang-tiang struktur yang menopang
kekuatan dan bentuk struktur bangunan. Struktur shalat
memiliki inti esensial menjalin hubungan dan ketergantungan
(dependensi) kepada Yang Maha Kuat dalam segala-galanya.
Simultan dengan upaya membangun kemandirian dari segala
bentuk ikatan yang akan berdampak pada kebebasan dirinya
dari perbudakan di antara manusia. Namun demikian ia juga
memiliki fungsi kultural dalam menjalin hubungan antar
manusia (inter-dependensi) yang saling menguntungkan (win-
win) apalagi jika dilakukan dalam konteks berjamaah.
78
Adapun konsep hidup lain, seperti politik, ekonomi, sosial,
keluarga dan budaya, menempati posisi sekunder dalam
memfungsikan bangunan tersebut terutama dari sisi penataan
interior bangunan sehingga lebih sempurna dan menarik yang
membuat setiap penghuninya merasa aman, tenang dan
nyaman. Semua itu ditata dalam konsep mu’amalah, terutama
kontrak-kontrak jual beli dan pergaulan sosial, dan munakahah
sebagai awal dari pembentukan keluarga yang berfungsi sebagai
miniatur negara dan masyarakat dalam Islam.
Sedangkan jihad, yang dalam arti luas berarti berjuang dan arti
yang lebih spesifik berarti berperang di jalan Allah, adalah
bagian bangunan yang berfungsi defensif dan sekaligus ofensif
dalam memelihara, menjaga dan meluaskan bangunan Islam
dalam rangka menyebarkan dan mengembangkan misi Islam
sebagai rahmatan lil’alamin. Di sinilah keberadaan dan fungsi
militer yang sesungguhnya dalam struktur bangunan Islam harus
dibangun dengan misinya yang sangat mulia dan luhur. Yaitu di
jalan Allah dalam tujuan dan caranya.
80
81
A. Skema Pokok-Pokok Pemahaman Surah al-Fatihah
Ayat 1.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
AQIDAH :
Pucak dan pusat keimanan (Allah)
Pengalaman imani dan ruhani yang indah
Kesadaran pertama memahami asma Allah sebagai Maha Pemurah (ar -
Rahman) dan Maha Penyayang (ar Rahim)
Ayat 3.
Ayat 2.
Maha Pengasih lagi Maha
Segala puji bagi, Rabb semesta Alam
Penyayang
AQIDAH :
AQIDAH :
Kesadaran kedua, penyerahan
Kesadaran ketiga, semakin
seluruh puji hanya kepada Allah
memahami asma Allah
yang Maha berhak
Pengalaman dan kepuasan ruhani
Pencipta adalah yang Maha Tahu
menjadi hamba dari yang Maha
dan Maha berhak mengatur alam
Pengasih dan Maha Penyayang
Kepuasan nurani saat berserah diri
kepada-Nya
Ayat 4.
Ayat 5. Yang menguasai hari
Hanya Engkaulah yang kami sembah dan pembalasan
hanya kepada Engkaulah kami mohon AQIDAH (visi) :
pertolongan Kesadaran keempat, visi ke
IBADAH (misi) : depan yang sangat jauh.
Setiap detik kehidupan butuh pertolongan Kompensasi terbaik dan
dan hanya Allah yang Maha Mampu terpasti hanya dari Allah, Raja
mewujudkannya Pembalasan
Ibadah (puncak rasa terima kasih dan
syukur) hanya kepada Allah (atas seluruh
jasa dan pertolongan-Nya)
Ayat 7.
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau
beri nikmat kepada mereka, bukan (jalan)
mereka yang dimurkai dan bukan (pula
Ayat 6. jalan) mereka yang sesat
Tunjukilah kami jalan yang lurus SEJARAH / MODEL :
HIDAYAH : Manusia perlu sejarah dan contoh,
Hidayah adalah peta kehidupan karena nilai dan pelajaran adalah
Peta yang terjamin ketepatannya, universal
hanya dari yang Maha Tahu tujuan Paradigma muslim, tidak boleh
dan seluk beluk perjalanan (logis) menyesatkan dan jangan mau
disesatkan
82
Summary:
• Kajian Surah al-Fatihah merupakan
sumber ilham (Inspirasi) seorang
muslim dalam memanaj kehidupannya
• Tadabbur adalah aktifitas berfikir yang
mencerdaskan akal dan nurani setiap
muslim
• Tadabur hendaknya menjadi aktifitas
dan habit (kebiasaan) setiap mu’min
dalam setiap kesempatan
83
The Grand Design of
Muslim Visioner
(Membangun dan Mengembangkan Visi
Seorang Muslim dalam Perspektif Surah al-
Fatihah)
84
VISI DAWAH SEORANG MUSLIM
DALAM REKAYASA MASA DEPAN UMAT
(Studi Strategic Planning)
عد َُّوكُ ْم َ ط ْعت ُ ْم م ِْن قُ َّوةٍ َوم ِْن ِربَاطِ ْال َخ ْي ِل ت ُ ْر ِهبُونَ بِ ِه
ِ َّ عد َُّو
َ َّللا َو َ َ َوأ َ ِعدُّوا لَ ُه ْم َما ا ْست
ف َّ يل
َّ َّللاِ ي َُو ِ س ِب
َ ش ْيءٍ فِي َ مِنْ َّللا ُ َي ْعلَ ُم ُه ْم َو َما ت ُ ْن ِفقُوا
َّ َو َءاخ َِرينَ م ِْن د ُونِ ِه ْم َال ت َ ْعلَ ُمونَ ُه ُم
)60( َظلَ ُمون ْ ُ إِلَ ْيكُ ْم َوأ َ ْنت ُ ْم َال ت
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja
yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk
berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan
musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang
kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa
saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas
dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya
(dirugikan). (al-Anfal, 60).
86
bentuk dan penyebab kehinaan, kebodohan, penindasan dan
kezaliman. Maka sangat logis dan wajar jika orang-orang
termulia di sisi Allah dan tentu saja terhormat di kalangan
manusia seperti para nabi, Rasul, syuhada dan ‘ulama, memiliki
peran utamanya adalah sebagai da’i. Jasa mereka terus dikenang
sepanjang sejarah hidup manusia karena mampuh
mengantarkan mereka kepada hakikat hidup yang
sesungguhnya.
87
Dalam peran ini da’wah selalu mewariskan gagasan dan ide yang
mulia dan agung. Ide untuk selalu hidup terhormat dan mulia.
Orang-orang yang hidup dengan da’wah sepanjang sejarahnya
selalu mewariskan cara pandang (paradigma) dan cara hidup
(way of life) yang kaya dengan nilai positif. Ini terjadi karena
sumber pemikiran dan gagasan tersebut berasal dari Islam.
Dinul Fithrah yang sesuai dengan watak dan karakter manusia
sepanjang masa. Sebagaimana firman Allah:
Sisi akhlaq adalah sisi terluar dan paling dirasakan langsung hasil
dan pengaruhnya dalam kehidupan. Sedikit cacat yang terdapat
pada moral akan langsung memberikan kesan dan dampak
buruk dalam diri seseorang dan masyarakat. Dengan demikian
sisi ini sangat diperhatikan oleh da’wah dan para pelakunya.
Sehingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, seakan-akan tidak
diutus kecuali hanya untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia
(al-Hadits).
89
place of your own choosing”. Atau seni membawa suatu produk
dan pasar secara bersama-sama di bawah kondisi-kondisi
yang kondusif dengan keuntungan ”the art of bringing the
product and the market together under conditions which are conducive
to profit”. (Personal/Humen Resource Management in
Australia, Randall S. Schuler dkk, hal. 4).
90
Demikian halnya dengan da’wah, yang juga merupakan
suatu sistem dengan seluruh komponennya mulai dari
tujuan, tahapan, target, objek, metode dan mekanismenya,
diarahkan untuk memberikan kemenangan dan keuntungan
bagi ummat khususnya dalam bidang ekonomi, politik,
budaya dan pendidikan.
92
misalnya dalam keterlibatan mereka dalam dunia
ekonomi, politik dan pendidikan.
7. Pelaksanaan (Implementation) dari setiap
perencanaan menuju masa depan ummat yang
berdaya dan mencerminkan kehidupan penuh rahmat
bagi semesta alam.
93
Langkah-langkah Perencanaan Strategi Da’wah
Dalam Pengembangan Ummat:
PROSES
IN OUT
Strategi Planning
Da'wah Ummat
Inventarisasi Nilai
Visi
dan
Misi
Operasional Planning
Alternative Scenario
Implementation
94
Kontinuum Perencanaan
(Perspektif Islam)
Dzikir Fikr
Intuitif Analitis
Pemikiran Perencanaan
Strategis Perencanaan Taktis
Jangka Panjang
95
PROFESIONALISME DA’WAH
dan DA’WAH PROFESI
Alternatif Pengembangan Diri
97
manusia yang positif dan menempatkannya dalam setiap
profesi sesuai kecenderungan masing-masing.
98
Persepsi ini mencerminkan bukti kebenaran sabda Rasulullah,
shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Manusia adalah (ibarat) barang
tambang, sebaik-baik kamu di (masa) jahiliah adalah
sebaik-baik kamu di (masa) Islam apabila mereka
memahami (Islam)”. Dan ini sesuai dengan karakter Islam
yang tidak pernah menolak segala bentuk kebaikan dan
kemashlahatan apapun yang benar-benar bermanpaat.
101
Mengamati fenomena ini diperlukan alternatif sistem dan
mekanisme yang bersifat simbiosis mutualisme ‘saling
meguntungkan’, kondusif dan sinergik. Di mulai dari
pembenahan persepsi seputar da’wah sampai kepada konsep,
sistem dan mekanisme yang applicable untuk mempertemukan
dua kepentingan hidup manusia ini. Sehingga dua terminologi
ini seharusnya dapat kita satukan dalam istilah “Da’wah
Profesi”.
105
sebagai da’i atau muslim, sampai pada tingkat kekhawatiran
yang berlebihan dalam pengambilan keputusan.
111
MEMBANGUN DAN MENGEMBANGKAN
MOTIVASI
Informasi
(Input) Al-Insan
(Manusia)
Kepribadian
(Output)
113
Al Islam Pemahaman Salah
Pemahaman Benar
Islam adalah:
Tradisi
Parsial
Islam adalah:
Tidak menyeluruh
Konstitusi Allah
Statis
Petunjuk Allah
Pasif
Konsep hidup
Menyeluruh Kepribadian kurang Islami
Integral atau tidak Islami:
Kepribadian Jiwa dan perilaku kontradiksi
Islami: Kadang sesuai kadang tidak
Al Islam Manusia
114
Manusia
Lingkaram Kepribadian
I. Iman
115
Islam dengan seluruh dimensinya memiliki muatan informasi
yang cukup memadai lebih jauh dari sekedar kepuasan, bahkan
merupakan potensi terbesarnya. Hanya karena pemahaman
yang terlalu sederhana pula yang telah menempatkan Islam
sebagai agama dalam dimensi yang pasif dan reaktif, tidak
mengesankan sistem dan konsep aktif dan proaktif. Sebagai
contoh, dependensi ‘ketergantungan’ dalam dunia manajemen yang
sering menjadi masalah dasar munculnya sikap reaktif,
kemudian dirubah menjadi interdependensi ‘kesalingtergantungan’
adalah salah satu prinsip dasar ilmiah yang kondusif dengan
misi Islam. Tetapi Islam tetap mengakui keberadaan sikap
dependensi ini untuk diorientasikan secara khusus kepada Allah
semata. Sedangkan interdependensi dikembangkannya dalam
menjalin hubungan antar manusia. Apabila sikap dependensi ini
terjadi kepada seorang manusia, terutama jika sampai ke tingkat
pengakuan dan ketundukan hati nurani, maka sikap
perhambaan atau perbudakan yang menjadi akar kemunculan
rasa rendah diri dan tidak percaya diri, akan sulit dihindari.
117
Ke dua : Seorang mu’min. “Janganlah kamu sekalian merasa hina
(rendah diri), dan janganlah kamu bersedih, padahal kamu adalah orang-
orang tertinggi jika kamu beriman” (QS. 3 Ali ‘Imran, 139).
Kitabullah dan pedoman setiap muslim senantiasa
menempatkan seorang muslim, mu’min atau hamba Allah, pada
posisi dan strata sosial tertinggi. Akar motivasi ini menyadarkan
tanggung jawab seorang mu’min, di samping sebagai
penghargaan, agar merefleksikan dan mengoptimalkan
kemampuan dan keimanannya untuk mencapai puncak
keluhuran. Dengan demikian seorang mu’min tidak akan
merasa cukup dan puas dengan hanya mendapatkan gajih
terbesar sebelum ia menjadi ‘khalifah’ sekalipun hanya di dunia
profesionalnya.
Janji ini cukup sebagai dasar motivasi agar seorang hamba Allah
selalu meningkatkan jati diri, kompetensi dan kredibilitasnya
dengan memperkaya diri melalui sejumlah nilai dan materi
kebaikan. Mulai dari kebaikan ‘ilmiah intelektualitas, kebaikan
spiritual mentalitas, kebaikan prilaku moralitas sampai kebaikan skill
dan kemampuan. Sehingga dengan bobot dan nilai seluruh
kebaikan ini ia memiliki keunggulan dan kompetensi yang
diandalkan untuk menempatkan diri dan siap memasuki
persaingan seketat apapun dalam memperjuangkan warisan
bumi ini.
Kerja
I Visi
M Kerja
A Misi Motivasi Niat
Kerja
N Orientasis
Kerja
i
Niat adalah bagian dari kerja hati nurani. Lebih jauh lagi,
sebagaimana dikemukakan di atas, niat adalah formulasi dari
motivasi sebagai refleksi dari visi, misi dan orientasi seseorang.
Dengan struktur seperti ini niat bukan sekedar keinginan atau
rencana, tetapi merupakan blue print dari rencana kerja
seseorang yang matang dan telah memasuki batas pertama
ruang kerja. Karena secara pilosofi bahasanya niat berma’na
kesengajaan, dari nawaa yang artinya bersengaja. Di sini
tertangkap salah satu hikmah dari sikap Al-Imam Syafi’i dan
para pengikutnya mensyaratkan niat harus bersamaan dengan
rukun pertama atau batas awal suatu pekerjaan.
122
MENGEMBANGKAN TIGA KECERDASAN (IIIQ)
”Menuju Kecerdasan Terintegrasi”
123
penampilan manusia. Globalisasi pada akhirnya menjadi sebuah
alternatif mengembalikan manusia dan dunia kepada kesatuan
dan keutuhannya. Tidak terkecuali dalam dunia kecerdasan. IQ
(Intelligence Quotient) yang selama ini mendominasi alat ukur
kecerdasan manusia mulai menunjukkan kelemahannya dalam
memprediksi dan menghargai kemampuan otak manusia.
Sebagai antisipasi dan solusi terhadap kelemahan IQ ini tercatat
sedikitnya ada tiga momentum besar ”revolusi” kecerdasan.
Jencks, (1972, dalam Gardner, 2003) mengkritik keterbatasan alat ukur
kecerdasan yang sempat mendominasi dunia termasuk Indonesia sampai saat
ini. IQ, menurutnya, memperkirakan kinerja sekolah dengan ketepatan yang
cukup tinggi, tetapi tes itu merupakan alat yang tidak berarti untuk
memperkirakan kinerja dalam suatu profesi setelah bersekolah formal.
Bahkan ketika tes IQ hanya mengukur kemampuan logika atau logika-
matematik, dalam masyarakat ini kita dapat dikatakan telah “cuci otak”
untuk membatasi pengertian kecerdasan pada kemampuan yang dipakai
dalam menyelesaikan masalah logika dan linguistik.
124
Gardner kemudian menggagas dan merumuskan teori
kecerdasan majemuk (multiple intelligences atau MI). seperti yang
dicerminkan dalam namanya, ia yakin bahwa kompetensi
kognitif (belajar, memahami) manusia lebih baik diuraikan
dalam arti kumpulan kemampuan, bakat, atau ketrampilan
mental, yang ia sebut kecerdasan.
126
of reasoning
(scientist,
mathematician)
3. Spatial: Capacity to managing Wisdom
perceive the visual- feelings, (proverbs, sages)
spatial world
accurately and to
perform
transformations on
one’s initial
perceptions (artist,
architect)
4. Bodily- handling Perspective,
Kinesthetic: Ability stress, awareness,
to control one’s ability to listen:
body movements “Be still and know
and to handle that I am God.”
objects skillfully (prophets)
(athlete, dancer,
sculptor, surgeon)
5. Musical: Ability to empathy, Comfort with
produce and chaos,
appreciate rhythm, dichotomy,
pitch, and timbre; paradox (counter
appreciation of the to conventional
forms of musical wisdom)
expressiveness
(composer,
performer)
6. Interpersonal: communicatio Commitment,
Capacity to discern ns, dedication, faith.
and respond
appropriately to the
moods,
temperaments,
motivations, and
desires of other
people (counselor,
political leader)
127
7. Intrapersonal: self-disclosure,
Access to one’s own
feeling life and the
ability to discriminate
among one’s
emotions; knowledge
of one’s own
strengths and
weaknesses
(psychotherapist,
religious leader)
8. Naturalistic: insight,
Ability to perceive
the environment
and ecosystems;
knowledge of
relationships in
nature (naturalist,
environmentalist)
9. self-
acceptance,
10. personal
responsibility,
11. assertiveness,
12. group
dynamics,
13. conflict
resolution
“Tak kenal maka tak sayang” adalah ungkapan yang dapat mewakili
pentingnya gagasan ke enam ma’rifah (pengenalan) ini. Tanpanya kita akan
mengalami tingkat kesulitan dalam memahami standar kebenaran dan
petunjuk berbagai permasalahan hidup. Karena keenam pengenalan ini
adalah sumber berbagai kecerdasan (Multiple Intelligence) yang sangat
mempengaruhi setiap diri seorang muslim.
129
Mengenal Allah (Ma’rifatullah) adalah sumber dari segala
sumber kehidupan. Ideologi, keyakinan dan nilai sebagai
sumber pemikiran dan visi, hukum dan etika sebagai sumber
nilai dan misi peradaban dan kepribadian, serta sejarah, kisah
dan nasehat sebagai informasi dan inspirasi pengembangan diri,
seluruhnya tergantung pada tingkat pengenalan pertama ini.
Sebagai Maha Pelaku ( Faáal-The Subject), Allah adalah Pencipta
dan Penganugerah manusia dan kehidupan. Dan sebagai
Pencipta, Dia Maha mengetahui dan menguasai betul seluruh
aspek dan unsur ciptaan-Nya. Sehingga ilmu-Nya pasti dan
informasi-Nya valid dan akurat.. Dengan ma’rifah ini seorang
muslim memiliki sumber kecerdasan pertama yang sangat
dibutuhkannya. Dengan pengenalan pertama ini maka cara ia
membaca, berfikir, berperasaan dan berperilakunya menjadi
cerdas (QS. Al-‘Alaq: 1-5).
133
REKONSTUKSI PEMIKIRAN ISLAM DALAM
PARADIGMA USHUL FIQH
(Pengantar Studi Paradigmatik Epistemologi dan Metodologi
Pemikiran Islam)
134
intelektualnya secara paradigmatik sebagai refleksi inkonsistensi
ideologinya.
137
Studi komparatif karakteristik Intelektualitas Islam dan
Intelektualitas Barat secara Epistemologis dan
Metodologis.
138
Jadi dapat disimpulkan bahwa epistemologi adalah: teori pengetahuan
yang membahas empat masalah pokok: sumber pengetahuan, batas-batas
pengetahuan, struktur pengetahuan dan keabsahan (validitas)
pengetahuan.
141
merumuskan) hukum-hukum yang bersifat ‘amali (praktis) dari dalil-
dalinya yang terperinci. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pokok bahasan (maudlu’) Ushul Fiqh adalah untuk
menjelaskan cara beristinbath (atau methodologi menyimpulkan
atau merumuskan) suatu hukum.
143
Pada masa Imam Syafi’i sampai datangnya Al-Imam Ghozali,
penulisan Ushul Fiqh lebih menitik beratkan pada Fiqhun
Nashsh (pemahaman tekstual ) dari segi bahasanya (yaitu bahasa
Arab). Sementara Fiqhul Maqashid Asy-Syar’iyyah belum diperluas
dan diperdalam. Baru Al-Imam Ghozali yang dianggap
inspirator oleh Al-Imam Asy-Syathibi dalam mengembangkan
lebih banyak lagi sisi bahasan tersebut yang justeru sangat
penting untuk dipahami dalam mendudukkan suatu dalil secara
proporsional dan tepat dalam suatu hukum atau kasus tertentu.
Melihat kepentingan ini Al-Imam Syathibi memusatkan diri
dalam penulisan Ushul Fiqh pada sisi Fiqhul Maqashid ini
dengan karya monumentalnya berupa empat jilid kitab bernama
“Al-Muwafaqat”. Buku ini masih bertahan sebagai buku
terlengkap dalam sisi ini, dan belum satupun menyamainya baik
sebelum maupun sesudahnya. Buku-buku Ushul Fiqh
sesudahnya yang mengupas sisi ini tidak mungkin lepas dari
ketergantungan terhadap kitab menumental tersebut.
145
tersebut. Dan ini suatu kelemahan tersendiri disamping sisi
positifnya yang terkesan lebih aplikatif.
148
Dengan demikian kombinasi keenam karakteristik ini telah
mampuh mengintegrasikan dua pola berpikir Deduktif dan
Induktif. Karakteristik Rabbaniyyah membimbing dan
membingkai seorang pemikir muslim untuk memiliki pra
konsepsi yang lebih konsisten dalam teori maupun rumusan-
rumusannya. Pendekatan berfikir ini juga dapat dikenal dengan
istilah Fiqhud-Diin (pemahaman agama dari sumber wahyu
secara langsung atau tidak langsung). Sedangkan karateristik
lain: universal, moderat, seimbang dan realistik adalah pola yang
memformat cara berpikir induktif yang akan memahami
tuntutan lapangan yang dihadapi seorang pemikir. Dan
pendekatan pemahaman ini dikenal dengan istilah Fiqhut
Tadayyun (pemahaman cara beragama dengan memperhatikan
proses aplikasi rumusan wahyu dalam kehidupan yang real).
Ushul Fiqh dengan dua sifat dasar dari kedua sumber utamanya
ini , qath’iy dan dzaniy, yang (dengan ke-dzanniah-annya) ia
dapat bergerak dinamis mengantisipasi setiap permasalahan
yang fleksibel dan (dengan ke-qath’iyyah-annya) tetap berada di
garis lurusnya yang konstan sehingga terhindar dari
penyimpangan baik dalam tataran intelektual, pengalaman
spiritual maupun prilaku moral. Dari sinilah kedua pendekatan
151
pemikiran baik deduktif (yang sering dituduh sebagai kebenaran
subyektif) maupun induktif (yang sering diklaim sebagai
kebenaran obyektif) dapat dikompromikan bahkan dapat
diintegrasikan menjadi sinergi pemikiran yang lincah dan
bermata sempurna.
Inilah sejumlah faktor yang dapat digali sebagai fakta dan data
bahwa Islam dengan metodologi Pemikirannya seperti ini selalu
mampuh menunjukkan dirinya sebagai sistem hidup yang selalu
relevan dengan perkembangan manusia. Jika seorang muslim,
baik kalangan ‘ulama atau kaum intelektual, memahami esensi
warisan intelektualitas ini, maka visi dan misinya terhadap
Pemikiran Islam akan menghasilkan produk-produk pemikiran
yang kaya dengan kreatifitas dan inovasi yang tiada henti dengan
nilai yang sangat tinggi di tengah melajunya pemikiran bangsa
lain.
152
IMAN, PEMIKIRAN DAN AKHLAQ
Tiga Unsur Pembentuk Kepribadian dan
Peradaban
153
Surah ini memuat tiga kata singkat dan padat. Yaitu Iman,
‘amal sholeh dan tawashi ‘saling menasehati’dengan al-haq
‘kebenaran’ dan keshabaran. Tiga kata dasar pembentukan
keperibadian dalam kehidupan seorang manusia sebagai syarat
melepas kerugian yang seringkali membelenggu hidupnya.
Sebagaimana dinyatakan secara tegas oleh Allah Pencipta
manusia, alam dan kehidupan, dalam ayat 2. Pernyataan yang
sulit diperdebatkan atau dipertanyakan obyektifitasnya.
Mengingat itu keluar dari Maha Pencipta yang secara aksiomatis
adalah Yang Maha Mengetahui segala permasalahan ciptaan-
Nya.
Yang ingin dianalisa ulang adalah bagaimana ke tiga kata
tersebut begitu esensial bagi pembentukan keperibadian dan
sekaligus peradaban umat Islam sepanjang sejarahnya.
Peradaban yang telah menyumbangkan seluruh karya dan
perestasinya bagi kehidupan dan rahmatan bagi semesta alam.
Tanpa meminta balas jasa atau pamrih terhadap dunia bagi
kesejahteraan umat ahli warisnya. Sikap yang tidak dimiliki
bangsa-bangsa dengan peradaban materialistik modernnya yang
demikian idealis namun egois dengan “hak cipta”nya.
154
Bias tentang standar kebenaran yang sering muncul adalah
akibat mengabaikan unsur ini. Padahal puncak pencarian
kebenaran akan berakhir pada siapa yang menghendaki sesuatu
kebenaran dan cara pencapaiannya. Siapa saja yang memahami
dan berbuat sesuai dengan kehendaknya maka akan dinilai
sebagai kebenaran. Keyakinanlah yang kemudian menggiring
dan mengharuskan seseorang mematuhi setiap kehendaknya.
Dengan demikian yang menjadi persoalan sekarang adalah siapa
yang harus kita yakini sebagai seseorang yang menghendaki
kebenaran. Dari sekian yang dianggap paling mengetahui
tentang kehendak suatu kebenaran adalah Pencipta kebenaran
itu sendiri. Dia-lah Yang Maha mengetahui kebenaran tujuan,
kewajiban dan hak manusia dalam kehidupan sesuai dengan
kehendak-Nya.
157
Dalam memahami dan mengamalkan kehendak dan petunjuk
ini diperlukan penerjemah sekaligus sebagai contoh
penerapannya. Mengingat salah satu sifat dasar dan fitrah
manusia yang lain adalah meniru dan mencontoh seseorang.
Maka Allah mengutus para rasul-Nya sebagai uswah hasanah
yang mewariskan pemahaman dan penerapan yang benar
kepada para pengikut-nya yang setia. Betapa pentingnya
mengakui kehadiran contoh ini sehingga menempati rukun
iman ke empat yang statemennya disatukan dalam kalimah
syahadat yang ke dua..
158
manusia yang ditetapkan dengan doktrin yang sudah cukup
faktual dan aksiomatis kebenarannya.
Informasi
(Berita)
Benar Salah
Isi Pembawa
Informasi Informasi
Akal Hati
Nalar Yakin
Kebenaran
159
Iman Kepada Allah
(Sumber Informasi Keimanan dan Kebenaran)
Iman secara bahasa berasal dari kata dasar a-mi-na. Yang berarti
merasa aman dan tenteram. Sedangkan aa-ma-na berarti
meyakini, percaya atau beriman. Jika dilihat dari kata dasarnya
maka keimanan adalah sesuatu yang memberikan keamanan dan
ketenangan bagi pemiliknya. Jika keimanan tidak memberikan
nuansa tersebut maka telah terjadi distorsi, penyimpangan,
ketidak berfungsian bahkan mungkin kesalahan total pada
obyek yang diimaninya. Disinilah kita dapat memahami ma’na
dibalik firman Allah “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati
mereka menjadi tenang dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan
dzikir (mengingat dan menyebut) Allah niscaya hati menjadi tenang”.
(QS. 13 Ar-Ra’d, 28).
Iman yang tumbuh baik dan hidup dinamis adalah iman yang
melahirkan kekuatan berpikir untuk menghasilkan pemikiran,
‘irodah’ atau keinginan dan tekad untuk melakukan sesuatu.
164
Yang seluruhnya diformulasikan dalam istilah niat. Niat dalam
pandangan para ‘ulama menempati sepertiga kehidupan
manusia. Karena hati manusia adalah satu dari tiga bagian dan
unsur primer manusia di samping akal untuk berpikir dan pisik
untuk bertindak. Disinilah nilai interaktif dan interdependen
antara ke tiga unsur tersebut.
Amal sholeh secara bahasa berarti kerja yang baik, laik, sesuai,
benar, damai, serasi dan segala yang bernuansakan ma’na
kebaikan dan kemashlahatan. Pilihan kata ini amatlah tepat dan
mencerminkan miracle atau kemu’jizatan al-Qur’an. Ukuran
165
kebenaran dan kebaikan yang dimaksud tentu saja menurut
seluruh team penilai, baik kalangan manusia atau makhluq lain
seperti malaikat dan alam semesta.
167
Shabar merupakan potensi dan kemampuan mengendalikan
diri. Inilah salah satu tingkat kecerdasan yang sangat diperlukan
dan sahabat kehidupan yang tidak boleh ditinggalkan dan
terabaikan. Dengan kemampuan ini seorang muslim dapat
mengikuti proses perjalanan tegaknya kebenaran secara bijak.
Di mana puncak kebenaran yang sesungguhnya adalah
kenyataan, kepastian dan keabadian hidup di akhirat kelak. Masa
yang tidak bisa diukur dengan periode dan generasi sejarah hiup
manusia. Kemampuan luar biasa ini pada akhirnya menyiapkan
pribadi-pribadi muslim yang siap dan handal menghadapi dan
mengarungi perjalanan hidupnya.
168
TANTANGAN DAN STRATEGI
PENDIDIKAN ISLAM MASA DEPAN
(Studi Antisipatif Pendidikan Anak Abad 21)
“Ya Rabb kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh
kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara cucu kamiummat yang
tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkalah kepada kami cara-cara
dan tempat-tempat ‘ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami.
Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha penerima taubat lagi Maha
Penyayang”.
Fenomena ini tentu saja tidak perlu membuat kita larut dalam
keperihatian. Sebagai ummat yang memiliki kekayaan sistem,
prinsip, pemikiran dan orientasi kerja yang jelas didukung
pengalaman sejarah dalam membangun peradaban yang besar
dan agung sampai meraih prediket ummat ‘bangsa’ terbaik
“Khairu Ummah’, kita tidak perlu pesimis. Justeru dengan
sejumlah potensi ini terutama warisan pemikiran Islam yang
tetap utuh, kita bisa mengulang peradaban baru yang lebih baik,
sebagai alternatif bagi peradaban manusia sekarang yang sedang
170
berada di titik puncak kejenuhan dan kebingungannnya. Di
samping mereka telah kehilangan pemikirannya, sehingga dapat
diprediksikan jangankan untuk mengulang peradaban baru,
mereka sulit untuk bertahan hidup sekalipun dengan kondisi
meterialistik yang mempesona dan serba ada seperti sekarang
ini.
Gejala ini telah merubah moral, cara betindak dan bersikap yang
merupakan kesalahan ke tiga. Banyak kaum ibu, sampai kurang
menghargai anak perempuannya yang sudah sarjana tetapi
hanya berperan sebagai ibu rumah tangga, sekalipun cukup
sibuk dengan tugas rumah tangga dan bekerja untuk
kepentingan keluarga sampai 17 jam sehari.
173
Klimaksnya, terbagilah ummat ini menjadi tiga kelompok:
Kelompok pertama adalah mereka yang pro modernisme dan
“kemajuan”. Mereka larut dan menerima seluruh kenyataan ini,
tanpa sedikitpun merasa perlu menyeleksi bahkan sampai berani
melepas atribut-atribut Islam.
174
Dari tantangan global di atas, dapat kita persempit jenis
tantangan pendidikan anak dan permasalahannya dalam
menyongsong abad 21.
177
dan merubah manusia dengan seluruh dimensi kehidupan dan
peradabannya.
Pertama: Pembangunan visi dan misi para pendidik: guru, orang tua dan
masyarakat.
Langkah ini adalah langkah pertama dan perioritas. Visi dan
misi orientasi pendidikan umat ini harus ditata ulang dan jika
perlu dirombak. Dari cita-cita menjadikan anak sekedar pintar
kepada “anak sebagai ‘abdun (hamba) sholeh”. Bahkan penataan
ulang ini nampaknya juga harus dimulai dari persepsi tentang
anak sholeh itu sendiri. Yang sering dipahami masyarakat luas
sebagai anak “pendiam, tidak banyak permintaan, dan
penurut”. Semua atribut ini tentu tidak mewakili keseluruhan
dimensi kesholehan. Sekalipun merupakan bagian kesholehan
yang tetap harus disertai dengan penjelasan.
181
kemampuan berbahasanya, termasuk bahasa sains dan teknologi
abad ini, sehingga siap dan laik hidup di masa tersebut.
184
KONSEP PENDIDIKAN ISLAM
DALAM MEMBANGUN MASYARAKAT MADANI
(Pendekatan Visi Sosiokultural Kepemimpinan Islam)
185
1. Rabbaniyyah. Artinya seluruh variabel dan komponen
pendidikan Islam didasarkan kepada sumber-sumber dan asal usul
(epistemolgi) pemikiran, visi dan misi yang berasal dari Allah, Rabb
dan Pencipta manusia, kehidupan dan alam. Selanjutnya,
diarahkan kepada Allah dengan seluruh janji dan kompensasi-Nya.
2. Integral dan Universal. Yang berarti Pendidikan Islam
mencakup berbagai aspek kehidupan secara terpadu termasuk
tiga unsur pendekatan pendidikannya baik kognitif, afektif
maupun psikomotorik.
3. Balance dan Serasi. Keseimbangan dan keserasian ini lahir
dari keterpaduan dan keuniversalan Islam yang didasarkan pada
karakteristik pertama yaitu rabbaniyyah yang mencerminkan sifat
dasar Maha Pencipta yang Maha berilmu dan berpengalaman
dalam kehidupan khususnya tentang manusia. Seimbang dan
serasi berarti segala aspek didudukkan dan diperhatikan secara
proporsional, bukan atas dasar kesamaan dan persamaan, sesuai
dengan fungsi dan kebutuhannya sehingga tampil serasi.
4. Ideal dan Realistik. Pendidikan Islam berkemampuan
memadukan antara dua karakteristik ideal, melalui ide-ide dan
gagasannya yang melangit, dan realistik, dengan konsep-konsep
kerjanya yang tetap membumi. Keterpaduan ini merupakan
simultansi dan sinergi yang tidak pernah terpisahkan.
5. Sistematis. Ketersusunan dan kerapihan juga merupakan
karakteristik Pendidikan Islam yang signifikan. Seluruh
komponen pendidikan tersusun dan terencana berdasarkan
sistem yang teruji, terukur, dan terevaluasi. Salah satu faktor
yang sangat menunjang karakteristik ini adalah kejelasan garis
yang signifikan antara berbagai hal dan sejumlah variabel
kehidupan dengan fakta prinsipil dan yang fenomenal, serta
faktor esensial
6. Profesional, Efektif dan Efisien. Efektivitas, dimaksudkan
dengan setiap bentuk pendayagunaan potensi ke arah pencapain
tujuan dan target sesuai dengan yang ditentukan. Jika tujuan
utama pendidikan adalah ridlo Allah, maka seluruh potensi,
kemampuan dan variabel kehidupan manusia dapat diarahkan
untuk mencapai tujuan ini.
186
Namun demikian seluruh potensi dan profesi harus terikat
dengan visi dan misi global pendidikan. Visi dan misi global
harus terus dijaga dan dikembangkan dalam suatu sistem dan
mekanisme yang applicable sesuai dengan dinamika ruang dan
waktu. Sesuai dengan ungkapan “Think globally, act locally”,
rumusan yang dapat dipinjam untuk menganalisa ketepatan
profesinalisme ini. Al-Imam Syathibi merumuskan pandangan
ini dalam kaidah: “mengabaikan hal-hal yang parsial akan
membawa kepada pengabaian hal-hal yang global”.
187
mencerdaskan bangsa merupakan salah satu tujuan nasional
setiap bangsa tersebut.
2. Masyarakat Spiritual. Karakteristik ini adalah aspek afektif yang
juga menjadi perhatian utama komponen pendidikan. Aspek ini
akan memberikan kontribusi nilai mental yang sangat diperlukan
dalam pembangunan suatu masyarakat. Masyarakat spiritual
(muslim) akan melihat kemiskinan atau bencana dan musibah
yang menimpa sebagai proses pematangan kedewasaan diri.
3. Masyarakat Moral. Inilah karakteristik yang terkait erat dengan
aspek motorik yang menjadi bagian terpenting dari dunia
pendidikan. Aspek ini adalah aspek terluar dan sekaligus sebagai
standar ukur dan evaluasi keberhasilan suatu sistem dan proses
pendidikan. Karakteristik primer ini selanjutnya akan
mengantarkan mereka menjadi masyarakat yang santun, beradab
dan berperadaban sebagai ciri khas masyarakat madani.
4. Masyarakat Hukum. Yaitu masyarakat yang menjunjung tinggi dan
menjadikan hukum sebagai panglima. Karena hukum dan kesadaran
hukum adalah lambang supremasi peradaban suatu bangsa, maka oleh
karena itu pendidikan harus dapat menjadikan hukum dan
kesadaran hukum sebagai mainstream komponen dan
programnya.
5. Masyarakat Berperadaban. Karakteristik ini adalah refleksi dari
masyarakat bermoral yang lebih menitikberatkan kepribadian di
tingkat individu. Sementara, peradaban adalah bentuk komprehensif di
tingkat kehidupan sosial sebagai integralisasi dan universalisasi seluruh
nilai moral yang merefleksikan inteletualitas, spiritualitas, dan hukum di
tataran pribadi individual. Karakteristik inilah yang menjadi potret
dan fakta sosial dari suatu masyarakat atau bangsa.
188
tidak terbentuk maka sifat masyarakat madani yang dimaksud masih
akan mengalami cacat dan buruk citranya.
1. Masyarakat demokrat. Yaitu masyarakat yang menjunjung tinggi
dan membudayakan sikap demokratis yang mampu
mengakomodasi seluruh fakta sosial dengan segenap
keragamannya. Pendidikan Islam merintis budaya demokratis ini
dengan menghidupkan budaya syura dan istisyarah (musyawarah
dan konsultasi) dalam setiap pengambilan kebijakannya.
2. Masyarakat moderat. Yaitu masyarakat yang terdiri dari, dikelola,
dan dipimpin oleh pribadi-pribadi yang berwawasan dan
bersikap jujur, adil, dan proporsional. Moderat berarti bersikap
di tengah-tengah dan tidak ekstrim dan berlebihan dalam sikap
maupun tindakan. Namun juga bukan berarti tidak memiliki
ketegasan, plin-plan apalagi hipokrit (munafiq atau ambivalen)
dalam setiap pengambilan keputusannya. Al-Qur’an menyebut
masyarakat ini dengan “ummatan wasatho” (ummat yang tengah-
tengah, adil atau the just nation).
3. Masyarakat Mandiri (independen) dan bertanggungjawag (responsible).
Yaitu masyarakat yang memiliki dan menghormati kebebasan
sebagai hak asasi manusia yang paling fundamental. Dengan
kebebasan ini masyarakat tersebut menjadi mandiri dan tidak
memiliki ketergantungan terhadap orang lain yang
membahayakan dirinya. Kompetensi ini selanjutnya membawa
mereka untuk berfikir proporsional dan adil bahwa hubungan
antar manusia yang menjamin kebebasan dan kemandirian itu
hanyalah dalam bentuk interdependensi (kesalingtergantungan) di
mana satu sama lain saling memerlukan dan diperlukan, bukan
dependensi (ketergantungan) sepihak yang secara perlahan berakibat
pada muncul, membudaya, dan melembaganya sistem
perbudakan. Inilah wujud dari pertanggungjawaban (responsibility)
masyarakat madani di tengah kebebasan dan kemandiriannya.
4. Masyarakat profesional. Yaitu masyarakat yang sangat menghargai
dan menghormati profesionalisme dengan menempatkan dan
memposisikan seseorang sesuai kemampuan, skil dan profesinya.
Sehingga hasil kerja setiap individu benar-benar optimal, rapi,
dan teliti.
5. Masyarakat reformis. Yaitu masyarakat yang setiap individunya
siap melakukan dan selalu berorientasi kepada kebaikan dan
189
perbaikan menuju kesempurnaannya. Dengan ide dan gagasan
cinta kebaikan yang ada dalam budaya pemikirannya mereka
menjadi masyarakat yang dinamis dan siap berubah dan merubah
demi perbaikan dan kebaikan yang dicita-citakannya.
1. Konsepsi Historis
Ide dasar atau the grand Idea terbentuknya masyarakat madani, oleh
para cendekiawan, pemikir, dan ulama Islam, seringkali
digambarkan dengan masyarakat Madinah di masa Rasulullah,
shallallaahu alaihi wa sallam. Esensi mempelajari sejarah tidaklah
terfokus pada kronologi peristiwa yang terjadi pada suatu kurun
waktu tertentu. Tetapi bertujuan untuk menangkap dan
memformulasikan benang merah dan faktor-faktor universal kenapa suatu
bangsa itu besar dan agung atau jatuh dan runtuh.
191
2. Pembangunan kompetensi spiritual. Ditindaklanjuti
dengan proses pembentukan spiritualitas yang kokoh dengan
kekuatan aqidah dan keyakinan yang objektif menuju
terbentuknya kepercayaan diri yang kaya dengan ketulusan
dan kejujuran, dan
3. Pembangunan kompetensi moral. Direfleksikan dalam
bentuk moralitas yang indah dengan akhlaq yang terpuji dan
mempesona.
2. Konsepsi Konstitusional
194
Ke tiga: Proses pengajaran (Penguasaan Epistemologi dan
Methodologi Ilmu Pengetahuan “sciences” dan
Kebijaksanaan “wisdom”). Penguasaan bidang-bidang ini
merupakan langkah jauh dari proses pembentukan generasi
manusia agar lebih siap dalam menghadapi dan menjalani
kehidupannya. Memahami ilmu tentang asal-usul (epistemolosi)
Ilmu Pengetahuan diperlukan untuk mengetahui sources “sumber-
umber” murni dan dapat dipertanggungjawabkan sisi keilmiahan
dan argumen-argumen yang mendukungnya. Dan penguasaan
methodologi Ilmu diperlukan dalam upaya memahami cara
bagaimana ilmu pengetahuan itu dirumuskan menjadi formula
kehidupan yang dapat dipelajari dan diterapkan.
195
Semua tahapan proses ini dilakukan dengan dua
pendekatan:
Petama: pendekatan kultural yang berorientasi membentuk
kesadaran dan habit (kebiasan) hidup yang selalu interaktif dan
kondusif dengan Islam. Di tataran individu pendekatan ini lebih
difokuskan pada terbentuknya kepribadian Islami (Syakhshiah
Islamiyyah), sedangkan di tataran masyarakat dan negara
diorientasikan ke arah terbentuknya peradaban Islam (Hadlarah
Islamiyyah).
3. Konsepsi Operasional
196
Ke dua: Paradigma Konstitusional. Berdasarkan rumusan yang final
dan sempurna yaitu al-Qur'an dan As-Sunnah, sebagai dua
sumber; nilai, hukum dan etika konstitusional yang telah terbukti
sepanjang perjalanan sejarah manusia dan selalu melahirkan
mereka menjadi bangsa-bangsa besar dengan peradabannya yang
agung, Fakta historis ini perlu dijadikan dasar pertimbangan untuk
memberikan kesempatan kepada ummat Islam untuk
mengkontribusikan setiap pemikiran dan sikap konstitusional dan
ideologisnya berdasarkan kebenaran yang mereka yakini sebagai
impelementasi dari petunjuk dan pedoman robbani-nya.
197
Ke lima: Paradigma Moral. Nilai-nilai moral adalah ujung tombak
yang bersifat aksi sebagai refleksi dari visi dan misi Ummat Islam.
Kecantikan dan keindahan moral adalah bukti kinerja setiap
manusia. Di tataran inilah kita mengukur komitmen, ketulusan,
keseriusan dan kejujuran seseorang dalam setiap pemikiran dan
program yang ditawarkannya dalam menata kehidupan termasuk
dalam usahanya membangun masyarakat madani.
Saran-saran:
Tulisan yang singkat dan sederhana ini, tentu saja sangatlah jauh dari
kesempurnaan dan ketepatan. Namun demikian, semoga kontribusi
penulis dan seluruh pihak dan kalangan yang terlibat baik langsung
atau tidak langsung dalam penyusunan tulisan ini mendapat manfaat
dari sisi Allah, subhaanahuu wa ta’aalaa, yang mengantarkan mereka
kepada ridlo-Nya. Selanjutnya, semoga usaha ini mendapat perhatian
dan penghargaan dalam bentuk kritik, saran atau pemanfaatan sesuai
dengan nilai dan manfaat yang terdapat di dalamnya.
201
Billaahi at-Taufiiq wal hidaayah. Wa aakhiru da’waanaa al-hamdu
lillaahi Rabbil ‘aalamiin.
202
The Grand Design of
Muslim Visioner
(Membangun dan Mengembangkan Visi
Seorang Muslim dalam Perspektif Surah al-
Fatihah)
Lampiran:
1. Pedoman Perencanaan Strategis
2. Model Masyarakat Pendidikan
3. Prroposal Sekolah Islam (Islamic Research School)
203
PEDOMAN STRATEGIC PLANNING
MUSLIM VISIONER
GARIS BESAR
Secara umum, akan dibicarakan tentang segala sesuatu tentang
perencanaan dari proses, strategi sampai aksi, hingga tercapai
tujuan yang diinginkan. Ada tiga tema sentral di dalamnya yaitu:
1. Pemikiran Strategis
2. Perencanaan Strategis/Jangka panjang
3. Perencanaan Taktis
PEMIKIRAN STRATEGIS
• Amat bersandar pada intuitif, porsi analitis hanya sedikit
• Mengarah pada perspektif
204
Tujuannya: mengeksploitasi tantangan kini dan yang akan
datang serta mempersiapkan diri untuk kemungkinan tersebut.
PERENCANAAN STRATEGIS
• Seimbang antara intuitif dan analitis
• Mengarah pada posisi
PERENCANAAN TAKTIS
• Amat bersandar pada analitis. Intuisi sebagai pengecek dan
penyeimbang.
• Mengarah pada performa
I. PEMIKIRAN STRATEGIS
nilai-nilai, visi, misi, strategi
☻ NILAI-NILAI
Nilai adalah keyakinan filosofis Anda yang bertugas menuntun
diri Anda untuk meniti perjalanan yang berhasil.
1. Membuat kesepakatan nilai-nilai strategis diri (ada yang
sudah ada dengan sendirinya ada yang perlu diciptakan).
2. Susun nilai-nilai tersebut, dimulai dengan yang paling besar
maknanya (mis. 1-10)
3. Lakukan assesmen terhadap nilai strategis tersebut, penting
- tidak penting.
4. Gunakan daftar nilai strategis sebagai acuan siap pakai pada
saat kita mengembangkan misi, visi dan strategi dan untuk
mengambil keputusan.
207
☻ MISI
Misi adalah konsep keseluruhan diri.
208
Setiap unit harus memiliki pernyataan peran dan misi sendiri.
Beberapa alasan yang menyebabkan hal itu adalah:
1. Untuk memastikan bahwa semua pekerjaan penting telah
dipenuhi.
2. Untuk mengurangi duplikasi upaya
3. Untuk memastikan bahwa anggota dalam diri tersebut jelas
terhadap misi diri
4. Untuk memastikan adanya upaya yang dicurahkan pada
pekerjaan sehingga memberikan kontribusi pada diri
5. Untuk mengurangi kemungkinan pertentangan hukum
6. Sebagai forum untuk mendialogkan permasalah yang
muncul berkaitan dengan misi diri
☻ VISI
Visi dan misi sangat berkaitan erat, mana yang lebih dulu, itu
seperti pertanyaan situasi 'ayam dan telur'.
209
tidak (orang tua, suami/istri, anak-anak, saudara, masyarakat
dll).
Awal dari visi adalah intuitif. Visi merupakan perkembangan dari nilai
dan keyakinan Anda. Visi yang baik:
1. ringkas, kurang dari 10 kata
2. menarik perhatian dan mudah diingat
3. memberi inspirasi dan tantangan bagi prestasi di masa
depan
4. dapat dipercaya. konsisten dengan nilai strategis misi
5. merupakan titik temu dengan semua orang yang penting di
sekitar Anda
6. menyatakan esensi apakah seharusnya diri Anda
7. fleksibel dan kreatif dalam pelaksanaan
☻ STRATEGI
Strategi adalah pelengkap alamiah bagi misi dan visi.
210
4. menuntun pada kesepakatan bersama
5. menghemat waktu dan upaya
6. meningkatkan laba atas investasi dalam hidup
7. meningkatkan minat orang lain kepada diri Anda
8. memberikan arah yang jelas bagi orang-orang yang penting
di sekitar Anda.
Jadi:
Strategi ditujukan pada arah yang dituju di masa depan,
bukan cara untuk sampai kesana.
Strategi mensyaratkan kita untuk melihat sesuatu di balik
yang sudah jelas untuk mendapatkan cara baru yang kreatif
dalam menghadapi tantangan di masa mendatang.
Strategi dibentuk melalui penafsiran dan prioritas faktor-
faktor strategis yang mungkin akan berdampak pada semua
keputusan besar yang akan mempengaruhi masa depan diri
Anda.
211
Strategi dapat dibentuk oleh pertanyaan terbuka yang
dirancang untuk memperluas pemikiran mengenai arah yang
seharusnya dituju oleh diri Anda.
Strategi perlu dikaji ulang secara teratur, masih absah atau
perlu perubahan.
Strategi adalah pendahuluan untuk menyusun rencana
jangka panjang.
Strategi adalah proses terakhir dari bagian pemikiran
strategis dari proses perencanaan.
214
3. Area strategis kunci harus memfokuskan pada isu dan posisi
masa depan yang untuk mencapainya memerlukan usaha
beberapa tahun.
4. Area strategis kunci harus secara langsung maupun tidak
langsung mendukung pernyataan misi, visi dan strategi diri
anda
5. Area strategis kunci biasanya membutuhkan usaha lintas
fungsional
6. Setiap area strategis kunci merupakan pernyataan yang
terbatas, biasanya dua, tiga kata dan tidak bisa diukur tetapi
mengandung faktor-faktor yang mengarahkan pada
pencapaian di masa depan.
215
3. Memfokuskan pada isu-isu yang sedikit tetapi penting yang
akan memiliki dampak terbesar pada masa depan diri anda
4. Menghindari keputusan yang prematur
5. Mengurangi atau menghapus pengeluaran sumber daya
(manusia dan bahan) pada isu-isu yang potensinya rendah.
6. Membangun tim manajemen diri anda, dengan melibatkan
orang penting di sekitar anda, sebagai bagian dari proses
pegambilan keputusan
7. Menentukan pertanggungjawaban untuk tindakan yang
perlu diambil
Analisis isu kritis kelak juga akan kita jumpai pada pembahasan
perencanaan taktis, namun ada beberapa hal yang membedakan,
yaitu:
SLOT
216
Morrisey mengganti SWOT dengan SLOT, pada Weakness
(kelemahan) diubah menjadi Limitation (keterbatasan). SL dari
intern organisasi, OT dari ekstern organisasi.
217
Sebagai validasi vinal, periksa sasaran jangka panjang anda
dengan menguji setiap pernyataan menurut kriteria berikut ini:
1. Apakah bisa diukur atau diuji .
2. Apakah bisa dicapai atau layak.
3. Apakah fleksibel dan bisa diadaptasi.
4. Apakah konsisten dengan rencana strategis anda.
Pohon Keputusan
218
Pohon keputusan juga dapat menghindari penutupan suatu isu secara
prematur. Bisa juga kita meninggalkan keputusan yang mengambang
sampai tersedia lebih banyak informasi mengenai bagaimana
berjalannya rencana.
Tindakan
Titik keputusan
Titik keputusan
Titik keputusan
Tindakan
Implementasi
219
Rencana tindakan strategis mencakup :
• peristiwa, fase dan pencapaian utama
• tanggung jawab utama dan tanggung jawab pendukung
(pada setiap langkah)
• jadwal (kapan suatu langkah harus dimulai dan
diselesaikan)
• sumber daya (sumber daya modal, pengoperasian, dan
manusia yang diperlukan untuk melaksanakan setiap
langkah)
• mekanisme umpan balik, bagaimana dan kapan mereka
perlu mengetahui informasi mengenai kemajuan
mendapatkan informasi yang dibutuhkan tersebut.
220
memastikan aktivitas anda tetap konsisten dengan dan
mendukung misi, visi dan strategi.
mengidentifikasi lingkungan (mis. terobosan teknologi)
yang mungkin mengubah arah strategis anda
memfokuskan pada aspek rencana jangka panjang anda
yang perlu ditangani dalam waktu dekat.
memastikan bahwa bagian-bagian dari rencana taktis yang
berkaitan dengan rencana jangka panjang
diimplementasikan secara etektif.
mengidentifikasi informasi baru, terutama yang bisa
mengarahkan pada dilakukannya modifikasi.
mengingatkan bahwa perencanaan adalah proses yang
berkelanjutan, bukan peristiwa.
222
Salah satu cara pendekatan pada perencanaan taktis adalah
menggunakan konsep presiden unit. Seorang presiden unit
dapat merupakan seorang CEO, ketua divisi/departemen,
manager menengah, penyelia lini pertama atau kontributor
individu, anggaplah anda seorang presiden sebuah perusahaan.
MAR _______________________________________ MP
Manajemen berdasarkan Manajemen
Aksi dan Reaksi Profesional
224
Pemadam kebakaran Pencegah kebakaran
Yang perlu diingat proses perencanaan bersifat dasar, non linear dan
berulang. Kita bisa memulai dari unsur apa saja pada proses
225
tersebut. Tujuan perencanaan bukanlah untuk menghasilkan rencana,
tetapi memperoleh hasil.
Berikut ini akan diuraikan satu demi satu dari keenam elemen
yang membentuk rencana.
226
Area hasil kunci membantu kita memusatkan perhatian
kita pada hasil-hasil yang dibutuhkan. Analisis isu kritis
membantu kita mengenali dan memecahkan isu-isu
paling penting kita.
Analisis ini :
memastikan integrasi dengan rencana strategis dan taktis
yang ada, dengan cara mengenali, menentukan prioritas,
menganalisis dan merangkum isu-isu taktis yang kritis.
menjaga dari terlalu cepat melompat ke solusi sebelum isu
tersebut dipahami dengan jelas.
memungkinkan tim perencanaan menyepakati kesimpulan
kunci-kunci untuk memecahkan isu-isu paling penting
menghasilkan masukan-masukan penting bagi rencana
unit organisasi lainnya.
227
Dalam proses perencanaan indikator kinerja kunci
berfungsi untuk :
mengidentifikasikan faktor-faktor yang bisa diukur
potensial dalam setiap area hasil kunci
memilih faktor-faktor yang terukur sebagai dasar untuk
menetapkan sasaran saat itu
menentukan tahap-tahap tindakan tertentu untuk
mencapai sasaran itu
menjaga kinerja yang berkaitan dengan sasaran dan
rencana tindakan
4. SASARAN
Area hasil kunci, analisis isu kritis dan indikator kinerja kunci
memberi basis informasi yang bisa dijadikan dasar perumusan
sasaran. Elemen berikutnya yaitu rencana tindakan, yaitu
menetapkan sarana untuk memenuhi sasaran. Sasaran sendiri
adalah faktor prinsip yang bisa digunakan untuk mengukur kinerja.
228
pencapaian yang sedikit tetapi penting. Proses memilih sasaran
pada tingkat organisasi biasanya terjadi dalam rapat
perencanaan.
5. RENCANA TINDAKAN
229
3) Jadwal untuk melaksanakan tahap-tahap atau tindakan itu.
(Kapan)
4) Sumber daya (orang-orang) yang perlu dialokasikan untuk
melaksanakannya. (Siapa)
5) Mekanisme umpan balik yang akan digunakan untuk
memantau perkembangan/kemajuan dalam tiap tahap
tindakan.
6. TINJAUAN RENCANA
230
tindakan. Sekarang kita sudah menyelesaikan proses perencanaan.
Benarkah ? Salah !
Apa tujuannya ?
Tujuannya adalah untuk memperingatkan kita kapan diperlukan
perubahan dalam waktu yang cukup untuk melakukan tindakan
koreksi yang perlu.
232
Dalam menganalisis proses sekarang, ada 3 pertanyaan
mendasar yang perlu dijawab untuk menentukan perubahan
apa yang diperlukan:
1. Apakah proses perencanaan berfungsi dengan baik ?
2. Apakah upaya perencanaan berfungsi dengan baik ? (yang
melibatkan karyawan dan manajer). Kalaupun belum
berskala organisasi, kita dapat memulainya dari unit kita
sendiri untuk kemudian mempengaruhi pihak lain agar
melakukan hal yang serupa.
3. Bagaimana proses perencanaan dapat diperkuat ? (kita
fokuskan pada bagian-bagian yang membutuhkan
perhatian)
233
VISI DAN MODEL
MASYARAKAT PENDIDIKAN
YANG KREATIF DAN PRODUKTIF
(Visi Seorang Muslim Tentang Otonomi Pendidikan
Pendekatan Strategic Planning)
Nilai:
ُالزبَي ِْر َقا َل َحدَّثَنَا سُ ْف َيانُ قَا َل َحدَّثَنَا يَحْ يَى بْن ُّ َُُّللا بْن
ِ َّ ع ْبد
َ ي ُّ حدَّثَنَا ْال ُح َم ْي ِد
َع ْلقَ َمة
َ س ِم َع َ ُي أَنَّه ُّ يم التَّي ِْم َ ي قَا َل أ َ ْخبَ َرنِي ُم َح َّمد ُ ا ْب ُن ِإب َْرا ِه ُّ ار َ س ِعي ٍد ْاْل َ ْن
ِ ص َ
ع ْنهمَ ضي اللهمَّ ِ ب َر َّ ْ
ِ س ِم ْعتُ عُ َم َر بْنَ الخَطا َ ي يَقُو ُل َّ
َّ ِاص الل ْيث ٍ َّبْنَ َوق
َّ
سل َم يَقُو ُل َ علَ ْي ِه َو َّ
َ صلى اللهم َّ َ َّللاِ َّ س ِم ْعتُ َرسُو َل َ علَى ْال ِم ْنبَ ِر قَا َل َ
رئٍمَانَوَى
ِ ِْإنَّمَاالْأَعْمَالُبِالنِّيَّاتِ وَِإنَّمَالِكُلِّ ام
“Sesungguhnya amal perbuatan itu (berhubungan erat bahkan ditentukan)
dengan niat (rancangan dan strategic planningnya), dan bagi setiap manusia
apa yang telah ia niatkan, (rancang dan rencanakan)”
ُصيبُ َها أ َ ْو ِإلَى ا ْم َرأَةٍ يَ ْن ِك ُح َها فَ ِه ْج َرتُهُ ِإلَى َما هَا َج َر ِإلَ ْي ِه
ِ َت ِهج َْرتُهُ ِإلَى د ُ ْنيَا ي
ْ فَ َم ْن كَان
* رواه البخاري
Latar Belakang
Otonomi daerah merupakan isu dan sekaligus tuntutan paling
penting dan menentukan nasib bangsa Indonesia memasuki
abad 21. Berbagai persiapan, perundang-undangan sampai
kucuran dana otonomi sudah mulai digulirkan khususnya
pemerintah pusat. Wajar jika setiap kalangan terutama
“masyarakat pendidikan”; orang tua, guru, pelajar, dan kalangan
cendekiawan di setiap daerah, berpikir keras untuk mencari
keunggulan daerahnya masing-masing. Daerah diharapkan
234
menjadi miniatur Indonesia yang mencerminkan karakter
bangsa yang berkualitas, kreatif dan produktif. Tetapi bukan
sekedar “Taman Mini Indonesia” yang hanya indah sebagai
taman rekreasi.
Beraksi kedaerahan (lokal atau Indonesia Mikro) dalam
kerangka berpikir nasional (Indonesia Makro) dan internasional
(global) merupakan tuntutan signifikan dalam merancang
sebuah daerah yang otonom. Think globally act locally ini adalah
cara tepat menyikapi otonomi. Tidak dibalik, berpikir
kedaerahan dan beraksi global yang selama ini telah membuat
bangsa Indonesia semakin terpuruk dalam berbagai aspek dan
dimensi kehidupan terutama pendidikan sampai kepada
ancaman disintegrasi.
Kerativitas setiap kalangan dalam kondisi seperti ini menjadi
probalematika yang cukup serius dan cukup mempengaruhi
produktivitas pemikiran orang-orang pusat dan daerah. Hasil dan
produk pendidikan selama ini menjadikan mereka yang biasa
terlatih dengan budaya “minta petunjuk” terutama kalangan
pemerintahan mengalami kesulitan mengembangkan daerahnya.
Jika gagasan-gagasan tentang model otonomi dan betuk
unggulan suatu daerah dimunculkan dan digulirkan, nampak
terkesan tidak sistematis, kurang memahami skala prioritas dan
tidak mencerminkan gagasan yang genuine dan baru terutama
bagi masa depan bangsa. Banyak yang masih terlalu pragmatis
dan sangat hedonis, kurang memperhatiakan aspek masa depan
(futuristik) yang memang sangat membutuhkan kesabaran
sebagai bagian dari ciri kecerdasan emosional suatu bangsa.
Untuk mengantisipasi perkembangan ini, saya mencoba
berkontribusi untuk merencanakan sebuah “model” otonomi
daerah khususnya dalam aspek pendidikan. Baik dalam posisi
sebagai pemimpin formal, seperti wali kota, atau sebagai
pemimpin informal, seperti tokoh masyarakat, LSM atau pakar
pendidikan yang berpengaruh, usaha ini dirumuskan dengan
pendekatan strategic planning “Visi dan Model Masyarakat
235
Pendidikan Abad 21”. Hitungan abad nampaknya cukup
beralasan untuk mendukung rasionalitas perencanaan yang
menitikberankan pada kompetensi pendidikan sebagai ciri khas
dan keunggulan masyarakat. Mengingat konteks pendidikan
baru dapat diukur secara obyektik dalam hitungan generasi,
bukan periodisasi.
Visi:
Misi:
236
Menjadikan Masyarakat Pembelajaran sebagai model
“Masyarakat Pendidikan yang Kreatif dan Produktif.”
237
masih dipercayakan dan sangat bergantung pada budaya
“meminta petunjuk” kepada bangsa lain.
4. Dengan lahirnya masyarakat Depok yang kreatif dan
produktif diharapkan mampu memberikan kontribusi
pada bangsa ini agar menjadi salah satu bangsa perintis
peradaban dunia yang cerdas dan bernilai.
5. Masyarakat pendidikan (education society), dengan
demikian merupakan pilihan strategis bagi model dan
sistem pengembangan suatu masyarakat. Di mana
keunggulannya sangat terkait dengan sistem dan tingkat
pendidikan yang dikembangkan di dalamnya. Kreativitas
dan produktivitas masyarakat tersebut selanjutnya diukur
dengan tingkat kreativitas dan produktivitas
pendidikannya.
Strategi:
Strategi yang diperlukan dan dikembangkan untuk mencapai visi
dan misi tersebut menggunakan dua pendekatan:
Pendekatan Sistem Pemerintahan dengan cara
membangun dua aspek penting:
1. Membangun sistem pemerintahan yang:
legitimate,
kredibel,
kuat,
bersih dan
relijius
238
Pendekatan pertama ini dilakukan sebagai langkah cukup
strategis dengan alur top-down yang efisien. Sekalipun hasil dan
ketahanannya kurang efektif dan tidak mengakar serta sangat
bergantung pada periode kekuasaan dan pemerintahan
bersangkutan. Efisiensi pendekatan ini terletak pada periode
waktu yang lebih singkat dan dapat diukur oleh periode
pemerintahan dan kekuasaan yang menentukan political will
dalam melakukan perubahan.
Sedangkan ketidakefektifan terjadi karena konsep dasar
sebagai akar dan bekal kesiapan pembinaan masyarakat belum
dilakukan sampai ke tingkat penguasaan konsep yang
menanamkan kesadaran apalagi attitude. Karena kekuasaan
cenderung melakukan perubahan dengan dasar keterpaksaan
atau pemaksaan bukan dengan dasar kesadaran seperti yang
dilakukan pendidikan.
239
Terbentuknya Masyarakat yang berubah dan siap
berubah ke arah nilai yang positif.
240
Penyusunan Konsep “Grand Design” dan “Strategic
Planning” Visi Masyarakat yang meliputi:
1. Konsep Pemerintahan (Eksekutif, Legislatif dan
Birokrasi) meliputi:
Bidang Pemerintahan
Bidang Keamanan dan Ketertiban
Bidang Penerangan
Bidang Sosial dan Politik
Bidang Hukum dan Perundang-undangan
2. Konsep Perekonomian, meliputi:
Bidang Perdagangan dan Perindustrian
Bidang Pertanian
Bidang Perikanan dan Peternakan
Bidang Kehutanan dan Perkebunan
Bidang Koperasi
3. Konsep Keuangan, meliputi:
Bidang Keuangan Daerah
Bidang Perpajakan dan Retribusi
Bidang Perbankan
Bidang Perusahaan Daerah dan Patungan
Bidnag Penanaman Modal
4. Konsep Pembangunan Daerah, meliputi:
Bidang Pekerjaan Umum
Bidang Tata Ruang dan Perumahan Rakyat
Bidang Perhubungan
Bidang Pertambangan dan Energi
Bidang Ilmu Pengetahuan dan Lingkungan Hidup
5. Konsep Kesejateraan sosial, meliputi:
Bidang Ketenaga kerjaan
Bidang Pendidikan dan Kebudayaan
Bidang Agama
241
Bidang Kepemudaan dan Olah Raga
Bidang Hak Asasi Manusia (HAM)
Pembentukan LSM-LSM:
1. LSM Pemerintahan
2. LSM Perekonomian
3. LSM Keuangan
4. LSM Pembangunan Daerah
5. LSM Kesejahteraan Sosial.
243
lahirlah era reformasi. Agar program ini bergulir secara baik dan
sistematis maka perlu dilakukan dengan tiga proses:
Pertama: Penyusunan konsep kaderisasi
Kedua : Pendidikan dan Pelatihan
Ketiga : Rekomendasi Kader-Kader formal dan informal
leaders.
B. Karakteristik Sekunder:
1. Masyarakat demokrat.
2. Masyarakat moderat.
3. Masyarakat Mandiri (independen) dan
bertanggungjawag (responsible).
4. Masyarakat profesional.
5. Masyarakat reformis.
Kesimpulan:
245
tetapi selayaknya menjadi kebutuhan. Model inilah yang paling
mampu mengakomodasi seluruh karakteristik masyarakat
madani baik yang primer maupun yang sekunder. Masyarakat
pendidikan (Education Society) adalah “masyarakat yang setiap
pertemuan dan hubungan antara manusia di dalamnya menimbulkan
situasi pendidikan dan dihayati sebagai yang mewajibkan."
Dengan demikian pilihan strategis ini merupakan suatu
perencanaan yang didukung oleh argumen yang cukup
beralasan. Di samping bahan dasar SDM masyarakat Islam yang
secara intelektual cukup kondusip dengan cita-cita tersebut.
246
PROPOSAL
YASRI
247
PROPOSAL PENDAHULUAN
SEKOLAH RISET ISLAMI Islam memandang
pendidikan sebagai
(Islamic Research School) hal yang
fundamental dalam
membentuk
PENDAHULUAN
peradaban
masyarakat dan
Islam memandang pendidikan sebagai hal bangsa.
yang fundamental dalam membentuk Pendidikan Islam
peradaban masyarakat dan bangsa. Pendidikan menghasilkan
dalam hal ini merupakan proses penanaman sesuatu manusia yang
ke dalam diri manusia. Proses penanaman berarti mutunya sedekat
metode dan sistem untuk menanamkan apa mungkin mampuh
yang disebut “pendidikan secara bertahap” baik meneladani
dalam pendidikan formal (sekolah) maupun Rasulullah,
nonformal (luar sekolah) . Sesuatu mengacu shallallahu ‘alaihi
wa sallam, sesuai
pada kandungan yang ditanamkan, dalam hal
dengan kapasitas
ini perlunya kurikulum yang sesuai dan dan potensi
berdasarkan kebutuhan. Diri manusia adalah bawaannya.
penerima proses kandungan itu, perumusannya
sebagai suatu sistem harus mengambil model Dalam merintis
manusia sempurna di dalam pribadi suci nabi konsep pendidikan
Muhammad, shallallahu ‘alaihi wa sallam, dalam tersebut, Yayasan
Sekolah Riset Islami
hal pengetahuan dan tindakan. Dalam
(YASRI) akan
pengertian ini pendidikan Islam menghasilkan menyelenggarakan
manusia yang mutunya sedekat mungkin pendidikan (formal)
menyerupai Rasulullah, shallallahu ‘alaihi wa dari mulai tingkat
sallam, sesuai dengan kapasitas dan potensi dasar dan
bawaannya. menengah dengan
Di sisi lain, dalam UU Pendidikan Nasional konsep dan
No.2 tahun 1989, Pendidikan diartikan sebagai
paradigma baru
upaya sadar untuk menyiapkan peserta didik
yaitu Islamic
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau
latihan bagi peranannya dimasa yang akan Research School.
248
datang. Dari pengertian tersebut pendidikan Sekolah Riset Islami
dapat dikembangkan sebagai proses yang (Islamic Research
terencana dan terarah dalam School)
membimbing/mengarahkan perubahan peserta menginspirasikan
didik kearah kedewasaan melalui transpormasi, bahwa pendidikan
perubahan, pewarisan, pembentukan ilmu tidak pernah lepas
pengetahuan, kepribadian (mencakup dari dinamika,
pemikiran/intelektual, mental/spiritual dan eksperimen,
pengembangan, dan
prilaku/moral ) dan peradaban.
perumusan konsep,
Sebagai langkah awal dalam merintis teori, karakter,
menuju kearah konsep pendidikan tersebut sampai ke arah
maka Yayasan Sekolah Riset Islami (YASRI) paradigma baru
akan mendirikan dan menyelenggarakan yang lebih baik.
pendidikan dalam hal ini pendidikan formal
(sekolah) yang Insya Allah dapat memberikan
konstribusi yang berarti bagi perkembangan
peradaban masyarakat yang berlandaskan Islam.
Sekolah Riset Islami (Islamic Research School)
diambil sebagai ciri khas konsep dan model
pendidikan yang dikembangkan diseluruh
jenjang. Nama ini menginspirasikan bahwa
pendidikan tidak pernah lepas dari dinamika,
eksperimen, pengembangan, dan perumusan
konsep, teori, karakter, sampai ke arah
paradigma baru yang lebih baik. Seperti
perkembangan paradigma dan teori kecerdasan
sebagai komponen sangat menentukan dalam
pendidikan dan pembelajaran. Saat ini
pendidikan tidak hanya mengenal satu jenis
kecerdasan intelektual dengan alat ukurnya IQ
yang cukup lama mendominasi dunia
pendidikan, tetapi mengalami perkembangan
yang sangat pesat dan cukup ”revolutif” dengan
gagasan dan rumusan teori kecerdasan
emosional yang dikembangkan Golmen (EQ),
249
Visi :
kecerdasan spiritual Zohar dan Marshall (SQ), Mencetak generasi
dan kecerdasan majmuk Gardner (Multiple yang berpengetahuan,
Intelligence atau MI). berkepribadian, dan
Perkembangan yang demikian cepat seperti berperadaban Quráni
ini, ditambah dengan arus informasi yang deras
dan terus membanjiri kehidupan anak-anak Misi :
1. Memberdayakan
setiap saat, menuntut suatu konsep,
dan membudayakan
mekanisme, dan sistem pendidikan yang sistem pendidikan
mampu mengantisipasi perkembangan. Islam
Optimalisasi seluruh potensi anak didik, seperti 2. Memadukan
upaya mensinergikan berbagai jenis kecerdasan kurikulum (kognitif,
di atas, menjadi suatu kebutuhan mendasar afektif,
yang sangat menentukan masa depan mereka. psikomotorik dan
interpersonal skill)
yang berorientasi
VISI DAN MISI
pada pembentukan
Visi : pribadi muslim ideal
Mencetak generasi yang berpengetahuan, 3. Menyelenggarakan
berkepribadian, dan berperadaban Quráni pembelajaran yang
menyenangkan dan
Misi : sarat dengan nilai-
1. Memberdayakan dan membudayakan sistem nilai Quráni
pendidikan Islam sebagai bagian dari peradaban
Islam
2. Memadukan kurikulum (kognitif, afektif,
psikomotorik dan interpersonal skill) yang
berorientasi pada pembentukan pribadi muslim
ideal
3. Menyelenggarakan pembelajaran yang nyaman dan
menyenangkan yang sesuai dengan nilai-nilai
Quráni
250
Jenjang pendidikan IRS yang akan didirikan Karakteristik:
JENJANG,
oleh Yayasan Sekolah riset Islami adalah KARAKTERISTIK
1. Islami, dengan seluruh
DAN TUJUAN
karakteristiknya
jenjang pendidikan dasar dan menengah yaitu
Terpadu,
2. Jenjang: baik dalam
Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar, Jenjang
sistem pendidikan
pembelajaranIRS
Sekolah lanjutan Pertama (SLTP), dan Sekolah adalah
maupun jenjang
kurikulumnya.
Menengah Umum (SMU) Laboratorium Islami pendidikan
3. Unggul, dengandasar dan
atau Islamic Research School. menengah
kompetensi: yaitu
1. •
Taman Kanak-kanak
Bertinteraksi dengan al-
(TK),
Qur’an dan Sunnah,
Karakteristik: 2. Sekolah
• Berbahasa Dasar,
internasional
Untuk memposisikan Islamic Research School 3. Sekolah
(Arab danlanjutan
Inggris)
(IRS) sebagai sistem dan lembaga pendidikan Pertama
• Menguasai (SLTP),
sains dandan
yang mampu menawarkan alternatif, IRS 4. Sekolah Menengah
teknologi, seni, dan
Umum (SMU)
jurnalistik
merumuskan tiga karakteristik unggulan:
1. Islami, dengan seluruh karakteristiknya • Memiliki kebiasaan
Karakteristik:
penelitian (research)
sebagai agama rabani (bersumber dan 1. Islami, dengan seluruh
berorientasi kepada Allah -Tuhan alam karakteristiknya
semensta), universal, integral, seimbang, 2. Terpadu, baik dalam
permanen dan fleksibel, serta realistik dan sistem pembelajaran
maupun kurikulumnya.
manusiawi. 3. Unggul, dengan
2. Terpadu, baik dalam sistem pembelajaran kompetensi:
maupun kurikulumnya. Keterpaduan • Bertinteraksi dengan al-
(Integration) ini diperlukan untuk Qur’an dan Sunnah,
menghilangkan dikotomi antara Islam dan • Berbahasa internasional
(Arab dan Inggris)
kehidupan, kepentingan ukhrawi dan
• Menguasai sains dan
duniawi, termasuk dalam memahami dan teknologi, seni, dan
menghargai kemampuan anak didik jurnalistik
khususnya dalam aspek kecerdasan. • Memiliki kebiasaan
3. Unggul, dengan kompetensi, kemampuan, penelitian (research)
dan keterampilan:
o Bertinteraksi dengan al-Qur’an dan Sunnah,
sebagai dasar pembentukan kecerdasan
spiritual (SQ), karakter dan kepribadian
Islami.
251
o Berbahasa internasional (Arab dan Inggris) Tujuan
di samping bahasa nasional yang baik
1. Melahirkan
dan benar, sebagai alat komunikasi dan
interaksi sosial penunjang kecerdasan kembali
intelektual (IQ) dan emosional (EQ) generasi yang
terutama dalam kehidupan pasca sholih
pendidikan formal. 2. Membentuk
o Menguasai sains dan teknologi khususnya generasi
Information Technology (IT), seni dan Qur`ani
jurnalistik baik teori maupun terapan dambaan
sebagai bekal pengembangan aspek ummat
kecerdaan intelektual (IQ) untuk
3. Turut serta
menjalani kehidupan anak didik yang
kreatif di masa depan. mencerdaskan
o Memiliki kebiasaan (habit) untuk kehidupan
melakukan penelitian (research) dalam bangsa
kehidupan sehari-hari, tidak hanya 4. Mempersiapka
terbatas tugas sekolah, sebagai dasar n generasi yang
pengembangan kemampuan berpikir terampil
kreatif dan inovatif. sebagai:
Seorang
Tujuan: pembelajar (to be a
Islamic Research School Al-Qudwah didirikan dengan learner)
tujuan : Seorang
1. Melahirkan kembali generasi yang sholih wirausahawan
yang mandiri (to
dengan seluruh dimensi keshalihan sesuai
be an entrepreneur)
perspektif Islam Seorang
2. Membentuk generasi Qur`ani dambaan pemimpin di
ummat, yang berpengetahuan, lingkungannya (to
berkepribadian, dan berperadaban. be a leader)
3. Turut serta mencerdaskan kehidupan
bangsa dengan menyelenggarakan
pendidikan yang berorientasi pada nilai-nilai
bermutu tinggi khususnya Islam
252
4. Mempersiapkan generasi yang terampil dan
siap memasuki persaingan ketat di masa PERANGKAT
depan, handal, dan berinteraksi di PEMBELAJARAN
masyarakat dengan berbekal kemampuan 1. Bangunan Sekolah
• Masjid dan Islamic
menjadi:
Center
o Seorang pembelajar (to be a learner) • 6 (enam) buah
o Seorang wirausahawan yang mandiri (to gedung belajar dari
be an entrepreneur) jenjang TK, SD,
o Seorang pemimpin di lingkungannya (to SLTP, dan SMU.
be a leader) 1 (satu) gedung
terpadu Pusat
DEWAN PENDIRI Sumber Belajar
Dewan pendiri adalah orang-orang yang terlibat (PSB).
Lapangan olahraga,
di dalam merumuskan konsep dan model
taman, kantin, dan
pendidikan dan pembelajaran Islamic Research klinik.
School, dan juga sebagai panitia persiapan • Laboratorium
pendirian dan manajemen IRS. perekonomian
Islam sebagai
PERANGKAT PEMBELAJARAN sarana
1. Bangunan Sekolah pengembangan
Bangunan IRS YASRI, direncanakan terdiri dari: kewirausahaan
(entrepreneurship)
Masjid dan Islamic Center sebagai pusat
‘ibadah dan pembentukan karakter dan
kepribadian Islam.
6 (enam) buah gedung yang terdiri dari
ruangan belajar dari jenjang TK, SD, SLTP,
dan SMU.
1 (satu) gedung terpadu yang terdiri dari
ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang
TU, Pusat Sumber Belajar (PSB),
laboratorium sains dan teknologi, seni dan
jurnalistik, plus perpustakaan.
Lapangan olahraga, taman, kantin, dan
klinik.
253
Laboratorium perekonomian Islam sebagai 2. Kurikulum
sarana pengembangan kewirausahaan A. Kurikulum
(entrepreneurship). Nasional
Antara lain : Agama,
Tempat parkir dan toilet. PPKn, Bahasa
Indonesia,
Semuanya dirancang sedemikian nyaman dan Matematika, IPA, IPS
menyenangkan. Sehingga menciptakan dan KtK.
lingkungan belajar yang kondusif.
2. Kurikulum
Kurikulum yang akan digunakan dalam IRS
YASRI terdiri dari :
A. Kurikulum Nasional
Antara lain : Agama, PPKn, Bahasa Indonesia,
Matematika, IPA, IPS dan KtK.
Mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia,
Matematika, IPA, dan KtK mengikuti apa yang
ditetapkan pemerintah, dan dimodifikasi sesuai
kebutuhan. Sedangkan untuk mata pelajaran
IPS, kurikulum IRS YASRI ditambahkan
dengan filsafat sejarah, yang menekankan pada
sirah Nabawiyah, shahabat dan salafushaleh,
serta sejarah peradaban Islam sesuai dengan
jenjang masing-masing.
Khusus pelajaran Agama, IRS YASRI
menekankan pada aspek psikomotorik (untuk
seluruh jenjang), yaitu praktek langsung atas
hal-hal yang berhubungan dengan ibadah, dan
muamalah dengan orientasi terbentuknya moral
dan kepribadian Islami. Aspek kognitif dan
afektif merupakan kesimpulan siswa setelah
praktek melalui model experiential learning.
Sedangkan untuk mengantisipasi evaluasi yang
254
diadakan oleh pemerintah, akan ditentukan B. Kurikulum Lokal
kemudian sesuai perkembangan. Berbasis
Kompetensi:
a. Interaksi dan
B. Kurikulum Lokal Berbasis Kompetensi: Tahfidzul Qur`an
Yang merupakan Fokus dari IRS YASRI yaitu : dan Hadits: dengan
b. Interaksi dan Tahfidzul Qur`an dan Hadits target utama
Kompetensi interaksi, pemahahaman, dan sebagai dasar
tahfidzul Qur`an, merupakan target utama dalam proses
dalam proses pembentukan karakter dan pembentukan
kepribadian anak didik. Kurikulum ini didesain karakter dan
seefektif mungkin. Dengan memanfaatkan kepribadian anak
didik.
masjid sebagai tempat belajar. Dalam hal ini
b. Bahasa Arab dan
siswa dikelompokan, masing-masing kelompok Inggris:
berjumlah antara 8 s/d 12 orang. Masing- dititiktekankan
masing kelompok dimanaj oleh seorang sebagai bahasa
pembimbing. Dengan target tiap pertemuan komunikasi dan
(sehari), anak diharapkan dapat memahami dan interaksi sosial
menghapal 1 ( satu ) atau sejumlah ayat al- (untuk jenjang
Qur`an. TK dan SD),
ditambah dengan
Interaksi dan Tahfidzul Hadits, memungkinkan
bekal analisa,
anak menghapal hadits-hadits pilihan yang interaksi budaya,
sesuai dengan perilaku sehari-hari (untuk dan
jenjang TK dan SD) dan pembekalan konsep pengembangan
ilmu pengetahuan, kepribadian, dan peradaban kemampuan
Islam (untuk jenjang SLTP dan SMU). berpikir kreatif
c. Bahasa Arab dan Inggris (untuk jenjang
Target dari kopetensi berbahasa Arab dan SLTP dan SMU).
Inggris dititiktekankan sebagai bahasa
komunikasi dan interaksi sosial (untuk jenjang
TK dan SD), ditambah dengan bekal analisa,
interaksi budaya, dan pengembangan
kemampuan berpikir kreatif (untuk jenjang
SLTP dan SMU). Dalam hal ini setiap siswa
dapat mengenal kata-kata bahasa arab dan
inggris serta aplikasinya secara sederhana
255
dengan metode induktif. Setiap tingkatan kelas e.
c. Riset: target
Sains dan Teknologi
bobot kosa-kata lebih dipadatkan dan (Information ini
kompetensi
Technology), Seni,
adalah
dikembangkan. Broadcasting, dan
membangun
c. Sains dan Teknologi, Seni, Broadcasting, dan Jurnalistik: dengan
kebiasaan (habit)
Jurnalistik target
dan membentuk
menajamkan
Target pengenalan dan penguasaan sains dan kompetensi
indera dalam
technology, khususnya dalam bidang keterampilan
mengamati dan
Information Technology (IT), seni, broadcasting, dan hidup (Life Skill).
melakukan
jurnalistik adalah membentuk kompetensi d. Riset: targetdalam
penelitian
keterampilan hidup (Life Skill). Dengan kehidupan
kompetensisehar-
ini
hari.
adalah
kompetensi ini masa depan anak didik pasca
membangun
pendidikan formal diharapkan lebih terencana, kebiasaan (habit)
D. Kurikulum
cemerlang, dan cukup menjanjikan. dan menajamkan
Alternatif
d. Riset Yaituindera dalam
: olahraga,
Target kompetensi riset adalah membangun mengamati
kepanduan, dan
training,
kebiasaan (habit) dan menajamkan indera dalam dan melakukan
kegiatan Out
mengamati dan melakukan penelitian dalam Boundpenelitian
lainnya.dalam
kehidupan sehar-hari. Tidak terbatas pada tugas kehidupan
Tujuan kurikulumsehar-
sekolah. Kebiasaan ini penting untuk hari. yaitu
alternatif
mendukung kreativitas siswa dalam pembentukan self
C. Kurikulum
confidence dan
mengembangkan dirinya. Alternatifexplore.
kemampuan
Yaitu : olahraga,
C. Kurikulum Alternatif kepanduan, training,
Yaitu : olahraga, kepanduan, training, dan dan kegiatan Out
kegiatan Out Bound lainnya. Bound lainnya.
Kurikulum alternatif dirancang untuk Tujuan kurikulum
menyeimbangkan kurikulum nasional dan lokal alternatif yaitu
yang menekankan pada aspek akademik dan pembentukan self
confidence dan
kemampuan manusia. Kurikulum alternatif
kemampuan explore.
adalah kurikulum yang berorientasi pada fisik
dan mental kreatif dan inovatif. Kurikulum
alternatif ini dirancang agar siswa belajar dalam
suasana yang menyenangkan. Tujuan kurikulum
alternatif yaitu pembentukan self confidence dan
kemampuan explore. Self Confidence maksudnya
256
4. Mentor (Instruktur
dan Pembimbing) :
agar siswa memiliki kepercayaan diri dengan
melakukan hal-hal yang menantang, sedangkan •
3.Pemberi
Tenaga wawasan
explore agar mental siswa dapat tumbuh dengan da’wah dan tarbiah
Pengajar
kemampuan penjelajahan diri. Islamiah,
(Guru)
Dengan memadukan tiga kurikulum tersebut, • konsultan
• Memiliki bagi para
visi
diharapkan dapat mencapai tujuan yang telah siswa dan orang tua,
dan misi
ditetapkan, sehingga suasana belajar yang
• mengatasi
• Berdedikasi
masalah
nyaman dan menyenangkan dapat terlaksana. belajar siswa,
tinggi
3. Tenaga Pengajar ( Guru ) • Kreatif dan
• meningkatkan
Guru adalah unsur yang sangat penting. inovatif
keterampilan
Gurulah yang akan membawa siswa ke arah belajar dan prilaku
• Kompeten dan
siswa,
terampil
tujuan pembelajaran yang telah dirancang,
sehingga output sesuai dengan apa yang • Berkepribadian
• membantu guru
diharapkan. Tenaga Pengajar harus pigur mengelola
Islami siswa,
pendidik yang Ideal, melalui sistem seleksi.
• memantau, dan
Sistem seleksi bagi para calon pengajar melakukan evaluasi
ditentukan kemudian dengan karakteristik kepribadian dan
sebagai berikut: moral siswa.
o Memiliki visi dan misi tentang pendidikan,
pembelajaran, dan masa depan anak didik 5. Psikolog,
dan pendidikan. berfungsi sebagai:
o Berdedikasi tinggi dengan ketulusan dan • Pemberi wawasan
keikhlasan yang arif dan bijaksana. psiko-paedagogis,
o Kreatif dan inovatif dalam mejalankan tugas • konsultan bagi para
pengajaran dan pembelajaran. guru dan orang tua,
o Kompeten dan terampil dalam khususnya • mengatasi masalah
dalam bidang studi yang ditugaskan dengan belajar siswa,
kemampuan dan keterampilan yang • membantu seleksi
memadai. siswa dan guru,
o Berkepribadian Islami sebagai sosok dan figur
keteladanan bagi anak didik.
257
• membantu seleksi
Mentor berfungsi sebagai tenaga dan daya siswa dan guru,
dukung sekolah dan guru untuk memberikan: • meningkatkan
o wawasan da’wah dan tarbiah Islamiah, keterampilan
o konsultan bagi para siswa dan orang tua, mengajar guru dan
belajar siswa,
o mengatasi masalah belajar siswa, • membantu guru
o meningkatkan keterampilan belajar dan mengelola kelas,
prilaku siswa, • memantau, dan
melakukan evaluasi
o membantu guru mengelola siswa, kesehatan
psikologis siswa.
o memantau, dan melakukan evaluasi
kepribadian dan moral siswa.
5. Psikolog
Psikolog berfungsi sebagai tenaga dan daya
dukung untuk memberikan:
o wawasan psiko-paedagogis,
o konsultan bagi para guru dan orang tua,
o mengatasi masalah belajar siswa,
o membantu seleksi siswa dan guru,
o meningkatkan keterampilan mengajar guru
dan belajar siswa,
o membantu guru mengelola kelas,
o memantau, dan melakukan evaluasi
kesehatan psikologis siswa.
258
o Klinik dirancang untuk pelayanan medis,
pelayanan gizi, pembinaan kesehatan
lingkungan sekolah, pembinaan sikap
belajar yang sehat dan lain-lain.
o Pusat sumber belajar (PSB atau Student Center)
dirancang untuk produktivitas siswa dan
lembaga IRS, antara lain; produksi media
pembelajaran, pelatihan, dan pelayanan
belajar. Perpustakaan, buku cetak, dan
laboratorium lain merupakan bagian dari
pusat sumber belajar.
o Sarana pengembangan kewirausahaan, seperti
kantin, wartel, bazar, dan kios ekonomi
Islam (kios bank dan asuransi syari’ah),
dirancang sebagai sarana pengenalan dan
pembentukan mental wirausaha sesuai
perkembangan perekonomian syariah. Ini
bertujuan membentuk mental kemandirian
di kalangan anak didik.
259
Curriculum Vitae
Alamat :
Yayasan Islam Al-Qudwah
Jl. Beringin, No. 1, Margonda raya,
Kemiri Muka,
Beji, Depok. 16423. Telp. (021) 775-
8033.
Status :
Menikah, dengan 4 anak: 1 (satu orang)
putra dan 3 (tiga orang) putri.
Pekerjaan :
Pengajar di Jur. Syari’ah, Ekonomi
Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam
Al-Qudwah (STAIQ) Depok.
Peneliti IDRIS (Institute for
Development and Research in
Islamic Studies) Al-Qudwah,
Depok.
Riwayat Pendidikan :
MI (SD Islam) 1977 M Sukabumi
MTs (SMP Islam)1981 M Bogor
SMA Islam dan Pesantren
Cipasung 1984 M Tasikmalaya
Fak. Syari’ah LIPIA 1990 M
Jakarta.
Fak. Pendidikan Agama Islam
STAI At-Taqwa Bekasi 1999
260
Program Pasca Sarjana (S2)
Psikologi Pendidikan, Universitas
Indonesia, angkatan 2000.
Pengalaman :
Ketua OSIS SMP dan SMA
Ketua Yayasan Islam Al-
Qudwah 1991- Sekarang
Kabid. Tabligh dan Masajid
LP2SI Al-Haramain 1994-1998
Pengajar di SLTA Depok Th.
1986 - 1990
Pengajar di LSDI al-Hikmah
Th. 1990 - 1992
Pengajar di IPPI / STAI al-
Qudwah Th. 1992- Sekarang
Seminar, ceramah, tabligh,
dialog, kajian Islam berkala
dan bedah buku di diberbagai
PTN & PTS.
Karya Ilmiah :
Makalah-makalah, artikel, dan
terjemahan buku dan artikel dalam
berbagai tema:
Etika Bisnis Dalam Islam.
Paradigma Methodologi Pemikiran
dalam Islam.
Paradigma Pembentukan Ummah
dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Kebudayaan dan Peradaban Islam.
Kepemimpinan Efektif dan
Berpengaruh
Da’wah, Hukum, Keluarga Muslim,
dan lain-lain.
Pengalaman da’wah :
1. Indonesia (Jawa, Bali, Mataran,
Sumatra dan Kalimantan).
261
2. Eropa; Inggris, Prancis, Jerman dan
Belanda tahun 1992 (selama 3
bulan) dan tahun 1998; Inggris dan
Jerman (selama 2 bulan), Belanda
dan Inggris 2003.
3. Australia 1995-1996 (selama 3
bulan) dan 2004.
262