Anda di halaman 1dari 38

Agus Budiansyah

KLARIFIKASI
KEKELIRUAN-KEKELIRUAN
AKAN PEMAHAMAN CARA MEMBACA AYAT
AL-QUR'AN
PENJABARAN TUNTAS MENGGUNAKAN RUMUS ILMU
NAHWU & ILMU SHORF

Upaya Meniadakan Kekeliruan Pada Pemahaman


Membaca yang Kurang Tepat
KEKELIRUAN-KEKELIRUAN
FATAL

Judul Asli:

KEKELIRUAN-KEKELIRUAN

MEMBACA

Penulis:

Agus Budiansyah
Pengantar Penulis

Alhamdulillah...
Kebiasaan salah yang sering kali kita jumpai pada pemahaman cara membaca halayak
terutama bagi yang amat awam akan ilmu nahwu dan ilmu shorf dikatakan sebagai penunjang
bagi pengurangan terhadap kekeliruan cara membaca pada setiap ayat yang terdapat dalam
Al-Qur'an tersebut, terdapat dua versi memang yang pertama yakni tahu cara membacanya
seperti apa, namun tidak mengetahui makna serta alasan dan juga perubahan katanya; yang
kedua yakni tahu cara cara baca tahu alasannya kenapa bisa seperti ini perubahan kalimatnya
namun tidak mengetahui rumusan pola kalimat yang terkandung dalam ilmu nahwu dan ilmu
shorf. Melainkan hanya mrngandalkan ilmu logika saja bisa ditangkap oleh akal tapi tapi
tidak sesuai dengan ketentuannya, karena itu bukan teori atau metode melainkan insting
kadang tepat kadang juga meleset.
Dalam menjelaskan dan memahami secara mudah serta terampil dalam hal membaca
untuk mengetahui perubahan kata yang benar itu sangat berkaitan dengan ilmu nahwu dan
ilmu shorf dalam memahami struktur perubahan makna atau kalimat baik dari ayat Al-Qur'an,
Hadits, atau Do’a-do’a. Kita tidak bisa hanya mengandalkan insting atau ilmu logika tapi
langkah yang paling tepat adalah dengan menggunakan kaidah-kaidah ilmu nahwu dan ilmu
shorf bisa dilengkapi dengan ilmu balaghah. Tahu makna, tahu rumus nahwu shorf akan tahu
pula cara membaca yang baik dan juga benar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Di dalam menerjemahkan suatu teks, kita bisa menerjemahkannya dena kata perkata. Hal
ini akan menyebabkan makna dari yang dimaksud akan berbeda dengan aslinya. Di dalam
ilmu nahwu dan ilmu shorf, terdapat kata-kata idiom yang tidak bisa diartikan kata perkata.
Bahwa ilmu nahwu dan ilmu shorf sangat berkaitan erat dan sangat penting dalam
mempelajari bahasa Arab. Ilmu nahwu atau yang diidentikkan dengan ilmu qawaid sendiri
adalah ilmu tentang ilmu tentang tatat bahasa (kaidah-kaidah) bahasa Arab beserta perubahan
harakat diakhirnya sementara ilmu shorf adalah ilmu yang membahas kata-kata dengan
perubahannya (tashrif). Sebuah susunan kata-kata dikatakan kalimat sempurna apabila
memenuhi dua persyaratan; Pertama, kalimat tersebut terdiri dari dua kata atau lebih. Kedua,
susunan kata-kata tersebut dapat dipahami atau mengandung arti yang jelas. Kejelasan arti
dari kata-kata tersebut banyak disinggung dalam kajian ilmu shorf, karena perubahan kata-
kata tersebut akan sangat berpengarud pada keshahihan artinya dan cara membacanya.
Kedua ilmu tersebut merupakan dasar dan alat untuk mengetahui dan menggali serta
memperdalam bahasa Arab yang sudah menjadi bahasa internasional kedua setelah bahasa
Unggris. Oleh sebab itu tidaklah heran apabila banyak ahli bahasa (linguist) yang
mengatakan: Artinya: Ilmu shorf itu merupakan ibu dari segala ilmu dan ilmu nahwu
(qowaid) merupakan bapaknya. Ilmu nahwu dan ilmu shorf ini bisa membantu permasalahan
baik cara membaca, cara membuat kalimat, ataupun permasalahan yang lain.
Sebagaimana yang telah menjadi keyakinan dalam diri kita bahwa jalan yang memberi
kita jaminan keselamatan dan kenikmatan islam dalah satu dan tidak berbilang-bilang. Jalan
tersebut yaitu mengilmui dan mengamalkan ajaran Al-Kitab dan As-Sunnah sesuai dengan
yang diajarkan Rasulullah shallallah ‘alaihi wa sallam dan dipahami oleh para sahabatnya.
Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ كتاب هللا وسنة نبيه‬:‫ بهما‬$‫ لن تضلوا ما تمسكتم‬،‫تركت فيكم أمرين‬


“Aku tinggalkan sesuatu bersama kalian, jika kamu berpegang teguh padanya, kalian tidak
akan tersesat selama-lamanya yaitu Kitabullah dan Sunnahku.” (Hadits Riwayat. Imam
Malik dalam Al-Muwatha'2/899)
Dan Allah Ta’ala telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur'an karena bahasa
Arab adalah bahasa terbaik yang pernah ada. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala,

‫إنا أنزلناه قرآنا عربيا لعلكم تعقلون‬


“Sesungguhnya Kami telah jadikan Al-Qur'an dalam bahasa Arab supaya kalian
memikirkannya.” (QS. Yusuf {12}: 2)
Ibnu Katsir rahimallah berkata ketika menjelaskan ayat di atas,
“Karena bahasa Arab adalah bahasa yang paling fasih, paling jelas, paling luas, dan paling
banyak mengungkapkan makna yang dapat menenangkan jiwa. Oleh karena itu, kitab yang
paling mulia ini (yaitu Al-Qur'an,) diturunkan dengan bahasa paling mulia (yaitu bahasa
Arab,).”
Oleh karena itu tidak perlu diragukan lagi, memang sudah seharusnya bagi seorang
muslim untuk mencintai bahasa Arab dan berusaha menguasainya. Hal ini ditegaskan oleh
firman Allah Ta’ala,

‫وإنه لتنزيل رب العالمين* نزل به الروح األمين* على قلبك لتكون من المتذرين* بلسان غربي مبين‬
“Dan sesungguhnya Al-Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Pencipta Semesta Alam, dia
dibawa turun oleh Ar-ruh Al-Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi
salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang
jelas.” (QS. Asy-Syu'ara{26}: 192-195)
Syaikh Abdurrahman As-Sa'idi rahimahullah berkata ketika menjelaskan ayat di atas,
“Bahasa Arab bahasa yang paling mulia. Bahasa Rasul yang diutus kepada mereka dan
menyampaikan dakwahnya dalam bahasa itu pula. Bahasa yang jelas dan gamblang. Dan
renungkanlah bagaimana berkumpulnya keutamaan-keutamaan yang baik ini. Al-Qur'an
adalah kitab paling mulia, diturunkan melalui malaikat yang paling utama, diturunkan kepada
manusia yang paling utama pula, dimasukkan kedalam bagian tubuh yang paling utama, yaitu
hati, untuk disampaikan kepada umat yang paling utama, dengan bahasa yang paling utama
dan paling fasih yaitu bahasa Arab yang jelas.”
Imam Asy-Syafi'i rahimahullah mengatakan,
‫فعل كل مسلم أن يتعلم من لسان العرب ما بلغه جهده حتى يشهد به أن ال إله إال هللا وأن محمد عبده‬
‫ ويتلوا به كتاب هللا‬.... ‫ورسوله‬
“Maka wajib atas setiap muslim untuk mempelajari bahasa Arab sekuat kemampuannya.
Sehingga dia bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada sesembahan yang berhak disembah
kecuali Allah Ta’ala dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, dan dengannya dia bisa
membaca kitabullah ... .”
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa Arab adalah bahasa agama Islam
dan bahasa Al-Qur'an. Kita tidak akan bisa memahami Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan
pemahaman yang benar dan selamat (dari penyelewengan) kecuali dengan bekal pemahaman
ilmu nahwu dan ilmu shorf dalam mempelajari bahasa Arab. Menyepelekan dan
menggampangkan bahasa Arab akan mengakibatkan lemah dalam memahami agama serta
jahil (bodoh) terhadap berbagai permasalahan agama dan ilmu yang terkandung di dalamnya.
Biografi Penulis
Beliau adalah Agus Budiansyah bin Dadan yang lebih dikenal dengan sebutan dengan
Agus Si jari menari.
Beliau dilahirkan di Kab. Sukabumi pada tanggal 13/01/1999. Beliau menuntut ilmu dari
para guru di pengajian dan bangku kuliah dalam bidang studi bahasa Arab di Universitas
Pendidikan Indonesia. Beliau juga mengunjungi berbagai guru mulai dari guru qiroat Al-
Qur'an hingga guru linguist yang ada di Indonesia. Beliau memiliki kapabilitas yang tinggi
dalam berbagai disiplin ilmu: khususnya ilmu linguist, qiroat, literasi, dll masih banyak lagi.
Kenalan-kenalan beliau mengakui keilmuan literasi yang sangat mumpuni.
Dalam prinsif hidupnya terdapat dua versi motivasi menuntut ilmu yang telah dimiliki
yakni tidak lain tidak bukan yang pertama ketika kita merasa rendah dihadapan orang lain
yang jauh lebih tinggi derajat keilmuannya namun tidak mau membagi ilmunya ke kita perlu
semangat dalam diri untuk melawannya, yang ke dua ketika kita sudah berada diatas level
drajat keilmuan orang lain haruslah meningkatkan motivasi belajar kita dengan cara berbagi
akan keilmuan yang kita kuasai walaupun sedikit namun akan sangat berguna tatkala orang
tersebut benar-benar sedang membutuhkan dimata kita memanglah terlihat kecil namun
manfaatnya sangatlah besar.
Klarifikasi-klarifikasi beliau dalam buku yang dibuatnya ini laksana untuk meluruskan
niat, serta pemahaman yang keliru menjadi terluruskan seusuai dengan makna, perubahan,
serta kaidah-kaidah keilmuan dalam bidang ilmu nahwu dan ilmu shorf yang sudah
dipelajarinya perlahan namun menemukan penjelasan yang pasti akan mencerdaskan generasi
Qur’ani.

Daftar Isi
Pengantar Penulis ...
Daftar Isi ...

KLARIFIKASI ...
BAB I RUMUS MEMPERMUDAH CARA BACA AL-QUR'AN ...
a. Mengetahui makna ...
b. Mengetahui ilmu nahwu dan ilmu shorf ...
c. Mengetahui asal kalimat fiil madhi, fiil mudhari, dan fiil amr ...
BAB II DEFINISI MASHDHAR, JENIS FIIL, DAN ISIM ...
1. Mashdhar beserta contohnya ...
2. Jenis fiil ...
a. Definisi fiil madhi beserta contohnya ...
b. Definisi fiil mudhari beserta contohnya ...
c. Definisi fiil amr beserta contohnya ...
3. Jenis isim ...
a. Isim fail beserta contohnya ...
b. Isim maushul beserta contohnya ...
c. Isim maf’ul beserta contohnya ...
BAB III MENJELASKAN TASHRIFAN ...
a. Tashrifan tsulatsi mujarrad ...
b. Tashrifan tsulatsi maziid tambahan satu huruf ...
c. Tashrifan tsulatsi maziid tambahan dua hruf ...
d. Tashrifan tsulatsi maziid tambahan tiga huruf ...
e. Tashrifan ruba’i maziid tambahan dua huruf ...
BAB IV MENGETAHUI JENIS FIIL YANG SEBELUMNYA TERDAPAT HURUF ...
a. Dimasuki huruf athaf ...
b. Dimasuki huruf istifham ...
c. Dimasuki huruf jar ...
BAB V KOSA KATA DARI MAKNA SETIAP SURAT DALAM AL-QUR'AN ...
a. Makna nama surat 1-70 ...
b. Makna nama surat 71-90 ...
c. Makna nama surat 91-114 ...
BAB I
RUMUS MEMPERMUDAH CARA BACA AL-QUR'AN

Dalam hal membaca dan mengetahui perubahan kata yang benar itu sangat
berkaitan dengan ilmu nahwu dan ilmu shorf dalam mempermudah memahami bacaan
kitab suci Al-Qur'an ini, baik teks hadits, atau do’a - do’a. Kita tidak bisa
mengandalkan ilmu logika saja tapi langkah yang paling tepat adalah kalau Anda
menggunakan ilmu nahwu dan ilmu shorf berserta rangkaian perubahan makna dan
kalimatnya, serta perubahan harokat di akhirnya, bisa dilengkapi dengan ilmu balaghah
dalam memperkaya tatanan bahasa (kebahasaan) tahu makna tahu rumus nahwu shorf
otomatis akan tahu cara membaca yang baik dan juga benar menurut kaidah yang
berlaku.
Jika diawali hukum bacaan {‫}ال قمرية‬, seperti yang terdapat pada ayat yang bergaris
bawah dibawah ini, maka bacaan huruf diawali dengan harokat/baris fathah karena
merujuk pada hukum bacaan {‫ }ال قمرية‬itu sendiri.
Contoh () : Pada bacaan (QS. Al-Fatihah ayat : 1)
ّ ‫الحمد هّلل‬
‫رب العالمين‬
“Segala puji bagi Allah (Tuahn semesta alam)”
NB : Jika diawali dengan {‫}ال قمرية‬, maka balik lagi kerumus ilmu nahwu dan ilmu
shorfnya memang Al-Qur'an itu tidak mau ikut peraturan ilmu nahwu dan ilmu
shorf karena sudah seperti itu kaidah yang paling sempurna yang terkandung
dalam Al-Qur'an dan paling awal pula turunnya ke muka bumi serta maknanya,
namun kalau kita yang awam anggap saja kita paling awam walaupun tahu cara
membacanya tapi tidak mengetahui alasannya kenapa membacanya seperti itu ?
Maka kita perlu menghadirkan yang namanya ilmu nahwu dan ilmu shorf ini
sebagai sarana penjembatani mempermudah memahami cara baca berarti kita
harus mempelajari ilmu nahwu dan ilmu shorf serta ilmu balaghah dan ilmu
lainnya, dalam memahami makna, dan tata cara membacanya, serta perubahan
harokat dan katanya. Dalam setiap huruf dalam setiap kalimat yang terdapat
dalam Al-Qur'an.
Jika diawali hukum bacaan {‫}ال سمسية‬, seperti yang terdapat pada ayat yang bergaris
bawah dibawah ini, maka bacaan huruf diawali dengan harokat/baris fathah karena
merujuk pada hukum bacaan {‫ }ال سمسية‬itu sendiri.
Contoh () : Pada bacaan (QS. Al-Fatihah ayat : 2)
‫ال ّرحمن ال ّرحيم‬
“Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”
Tidak lupa juga dengan asal kalimatnya di BAB 4 tsulatsi mujarrad yang bunyinya :
‫ يرحم‬- ‫رحم‬
“Sudah mengasihi – Akan mengasihi”
NB : Jika diawali dengan {‫}ال سمسية‬, maka balik lagi kerumus ilmu nahwu dan
ilmu shorfnya memang Al-Qur'an itu tidak mau ikut peraturan ilmu nahwu dan
ilmu shorf karena sudah seperti itu kaidah yang paling sempurna yang
terkandung dalam Al-Qur'an dan paling awal pula turunnya ke muka bumi serta
maknanya, namun kalau kita yang awam anggap saja kita paling awam walaupun
tahu cara membacanya tapi tidak mengetahui alasannya kenapa membacanya
seperti itu ? Maka kita perlu menghadirkan yang namanya ilmu nahwu dan ilmu
shorf ini sebagai sarana penjembatani mempermudah memahami cara baca
berarti kita harus mempelajari ilmu nahwu dan ilmu shorf serta ilmu balaghah
dan ilmu lainnya, dalam memahami makna, dan tata cara membacanya, serta
perubahan harokat dan katanya. Dalam setiap huruf dalam setiap kalimat yang
terdapat dalam Al-Qur'an.
Jika diawali hukum bacaan {‫}ال سمسية‬, seperti yang terdapat pada ayat yang bergaris
bawah dibawah ini, maka bacaan huruf diawali dengan harokat/baris fathah karena
merujuk pada hukum bacaan {‫ }ال سمسية‬itu sendiri.
Contoh () : Pada bacaan (QS. Al-Baqarah ayat : 194)
‫الشهر الحرام بالشهر الحرام‬
“Bulan haram dengan bulan haram”
Tidak lupa juga dengan asal kalimatnya di BAB 4 tsulatsi maziid tambahan satu huruf
yang bunyinya :
‫ يشهر‬- ‫أشهر‬
“Sudah mengumumkan – Akan mengumumkan”
NB : Jika diawali dengan {‫}ال سمسية‬, maka balik lagi kerumus ilmu nahwu dan
ilmu shorfnya memang Al-Qur'an itu tidak mau ikut peraturan ilmu nahwu dan
ilmu shorf karena sudah seperti itu kaidah yang paling sempurna yang
terkandung dalam Al-Qur'an dan paling awal pula turunnya ke muka bumi serta
maknanya, namun kalau kita yang awam anggap saja kita paling awam walaupun
tahu cara membacanya tapi tidak mengetahui alasannya kenapa membacanya
seperti itu ? Maka kita perlu menghadirkan yang namanya ilmu nahwu dan ilmu
shorf ini sebagai sarana penjembatani mempermudah memahami cara baca
berarti kita harus mempelajari ilmu nahwu dan ilmu shorf serta ilmu balaghah
dan ilmu lainnya, dalam memahami makna, dan tata cara membacanya, serta
perubahan harokat dan katanya. Dalam setiap huruf dalam setiap kalimat yang
terdapat dalam Al-Qur'an.
Jika diawali hukum bacaan {‫}ال قمرية‬, seperti yang terdapat pada ayat yang bergaris
bawah dibawah ini, maka bacaan huruf diawali dengan harokat/baris fathah karena
merujuk pada hukum bacaan {‫ }ال قمرية‬itu sendiri.
Contoh () : Pada bacaan (QS. Al-’Imran ayat : 60)
‫ق من ربّك فال تكن من الممترين‬
ّ ‫الح‬
“Apa yang telah kami ceritakan itu, itulah yang benar, yang datang dari
Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk termasuk orang-orang yang
ragu”
Tidak lupa juga dengan asal kalimatnya di BAB 2 tsulatsi mujarrad yang bunyinya :
‫ق‬
ّ ‫ يح‬- ‫ق‬
ّ ‫ح‬
“Sudah menjadi benar – Akan menjadi benar”
NB : Jika diawali dengan {‫}ال قمرية‬, maka balik lagi kerumus ilmu nahwu dan ilmu
shorfnya memang Al-Qur'an itu tidak mau ikut peraturan ilmu nahwu dan ilmu
shorf karena sudah seperti itu kaidah yang paling sempurna yang terkandung
dalam Al-Qur'an dan paling awal pula turunnya ke muka bumi serta maknanya,
namun kalau kita yang awam anggap saja kita paling awam walaupun tahu cara
membacanya tapi tidak mengetahui alasannya kenapa membacanya seperti itu ?
Maka kita perlu menghadirkan yang namanya ilmu nahwu dan ilmu shorf ini
sebagai sarana penjembatani mempermudah memahami cara baca berarti kita
harus mempelajari ilmu nahwu dan ilmu shorf serta ilmu balaghah dan ilmu
lainnya, dalam memahami makna, dan tata cara membacanya, serta perubahan
harokat dan katanya. Dalam setiap huruf dalam setiap kalimat yang terdapat
dalam Al-Qur'an.
Jika kalimat dalam ayat Al-Qur'an termasuk fiil amr, maka pasti tidak lepas dari ketiga
cara membacanya dilihat dari segi perubahan harokatnya salah satunya dengan diawali
huruf berbaris kasrah serperti pada bacaan salah satu kalimat yang bergaris bawah
dibawah ini.
Contoh () : Pada bacaan (QS. Al-An'am ayat : 106)
‫اتّبع مآ أوحي إليك من ربّك‬
“Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari Tuhanmu”
Yang benar cara membaca ayat yang bergaris bawah di atas adalah {‫ }اِتَّبِ ْع‬karena itu
menggunakan fiil amr yang mempunyai makna “berangkatlah” tidak lupa juga dengan
asal kalimatnya di BAB 3 tsulatsi maziid tambahan dua huruf yang bunyinya :
‫ يتّبع‬- ‫اتّبع‬
“Sudah mengikuti – Akan mengikuti”
Jika kalimat dalam ayat Al-Qur'an termasuk fiil amr, maka pasti tidak lepas dari ketiga
cara membacanya dilihat dari segi perubahan harokatnya salah satunya dengan diawali
huruf berbaris kasrah serperti pada bacaan salah satu kalimat yang bergaris bawah
dibawah ini.
Contoh () : Pada bacaan (QS. Al-A'raf ayat : 55)
‫ادعوا ربّكم تض ّرعا وخفية‬
“Berdo’alah kepada Tuhanmu dengan berserah diri dan suara yang lembut”
Yang benar cara membaca ayat yang bergaris bawah di atas adalah {‫ }اُ ْدع ُْو‬karena itu
menggunakan fiil amr yang mempunyai makna “berangkatlah” tidak lupa juga dengan
asal kalimatnya di BAB 1 tsulatsi muzarrad yang bunyinya :
‫ يدعو‬- ‫دعا‬
“Sudah berdo’a – Akan berdo’a”
Contoh () : Cara membaca (QS. At-Taubat ayat : 31)
‫اتّخذوا أخبارهم ورهبنهم أربابا من دون هّللا والمسيح ابن مريم‬
“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai
Tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan Al Masih putera
maryam)”
Yang benar cara membaca ayat yang bergaris bawah di atas adalah {‫ }اِت ََّخ ُذوا‬Karena
berkaitan dengan ilmu shorf dalam tashrifannya yang maknanya “menjadikan” Penulis
berpendapat demikian karena asal katanya itu menggunakan fiil madhi bagian dari ilmu
shorf dalam tashrifannya tersebut menurut wazannya, dalam ilmu tashrifan BAB 3
tsulatsi maziid tambahan dua huruf bunyinya :
‫ يتّخذ‬- ‫اتّخذ‬
“Sudah menjadikan – Akan menjadikan”
Jika kalimat dalam ayat Al-Qur'an termasuk fiil amr, maka pasti tidak lepas dari ketiga
cara membacanya dilihat dari segi perubahan harokatnya salah satunya dengan diawali
huruf berbaris kasrah serperti pada bacaan salah satu kalimat yang bergaris bawah
dibawah ini.
Contoh () : Pada bacaan (QS. At-Taubat ayat : 41)
‫انفروا خفافا وثقاال‬
“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun berat”
Yang benar cara membaca ayat yang bergaris bawah di atas adalah {‫ }اِ ْنفِ ْر‬karena itu
menggunakan fiil amr yang mempunyai makna “berangkatlah” tidak lupa juga dengan
asal kalimatnya di BAB 2 tsulatsi mujarrad yang bunyinya :
‫ ينفر‬- ‫نفر‬
Contoh () : Cara membaca (QS. At-Taubat ayat : 80)
‫استغفر لهم أوال تستغفر لهم‬
“Kamu mohonkan ampun bagi mereka atau tidak Kamu mohonkan ampun bagi
mereka”
Yang benar cara membaca ayat yang bergaris bawah di atas adalah { ‫ستَ ْغفِ ْر‬
ْ ِ‫ }ا‬Karena
berkaitan dengan ilmu shorf dalam tashrifannya yang maknanya “menjadikan” Penulis
berpendapat demikian karena asal katanya itu menggunakan fiil madhi bagian dari ilmu
shorf dalam tashrifannya tersebut menurut wazannya, dalam ilmu tashrifan BAB 3
tsulatsi maziid tambahan dua huruf bunyinya :
‫ يستغفر‬- ‫استغفر‬
“Sudah mengampuni – Akan mengampuni”
Jika diawali hukum bacaan {‫}ال سمسية‬, seperti yang terdapat pada ayat yang bergaris
bawah dibawah ini, maka bacaan huruf diawali dengan harokat/baris fathah karena
merujuk pada hukum bacaan {‫ }ال سمسية‬itu sendiri.
Contoh () : Pada bacaan (QS. At-Taubat ayat : 112)
‫التّئبون العبدون الحمدون‬
“Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadah, yang memuji”
Tidak lupa juga dengan asal kalimatnya di BAB 4 tsulatsi mujarrad yang bunyinya :
‫ يتئب‬- ‫تئب‬
“Sudah bertaubat – Akan bertaubat”
NB : Jika diawali dengan {‫}ال سمسية‬, maka balik lagi kerumus ilmu nahwu dan
ilmu shorfnya memang Al-Qur'an itu tidak mau ikut peraturan ilmu nahwu dan
ilmu shorf karena sudah seperti itu kaidah yang paling sempurna yang
terkandung dalam Al-Qur'an dan paling awal pula turunnya ke muka bumi serta
maknanya, namun kalau kita yang awam anggap saja kita paling awam walaupun
tahu cara membacanya tapi tidak mengetahui alasannya kenapa membacanya
seperti itu ? Maka kita perlu menghadirkan yang namanya ilmu nahwu dan ilmu
shorf ini sebagai sarana penjembatani mempermudah memahami cara baca
berarti kita harus mempelajari ilmu nahwu dan ilmu shorf serta ilmu balaghah
dan ilmu lainnya, dalam memahami makna, dan tata cara membacanya, serta
perubahan harokat dan katanya. Dalam setiap huruf dalam setiap kalimat yang
terdapat dalam Al-Qur'an.
Jika kalimat dalam ayat Al-Qur'an termasuk fiil amr, maka pasti tidak lepas dari ketiga
cara membacanya dilihat dari segi perubahan harokatnya salah satunya dengan diawali
huruf berbaris kasrah serperti pada bacaan salah satu kalimat yang bergaris bawah
dibawah ini.
Contoh () : Pada bacaan (QS. Yusuf ayat : 81)
‫ارجعوا إلى أبيكم‬
“Kembalilah kepada Ayahmu”
Yang benar cara membaca ayat yang bergaris bawah di atas adalah {‫ }اِ ْر ِج ْع‬karena itu
menggunakan fiil amr yang mempunyai makna “berangkatlah” tidak lupa juga dengan
asal kalimatnya di BAB 1 tsulatsi muzarrad yang bunyinya :
‫ يرجع‬- ‫رجع‬
“Sudah mengembalikan – Akan mengembalikan”
Jika kalimat dalam ayat Al-Qur'an termasuk fiil amr, maka pasti tidak lepas dari ketiga
cara membacanya dilihat dari segi perubahan harokatnya salah satunya dengan diawali
huruf berbaris kasrah serperti pada bacaan salah satu kalimat yang bergaris bawah
dibawah ini.
Contoh () : Pada bacaan (QS. Yusuf ayat : 93)
‫اذهبوا بقميصى هذا‬
“Pergilah kamu dengan membawa baju gamis ini”
Yang benar cara membaca ayat yang bergaris bawah di atas adalah {‫ }اِ ْذه َْب‬karena itu
menggunakan fiil amr yang mempunyai makna “berangkatlah” tidak lupa juga dengan
asal kalimatnya di BAB 1 tsulatsi muzarrad yang bunyinya :
‫ يذهب‬- ‫ذهب‬
“Sudah pergi – Akan pergi”
Jika kalimat dalam ayat Al-Qur'an termasuk fiil amr, maka pasti tidak lepas dari ketiga
cara membacanya dilihat dari segi perubahan harokatnya salah satunya dengan diawali
huruf berbaris kasrah serperti pada bacaan salah satu kalimat yang bergaris bawah
dibawah ini.
Contoh () : Pada bacaan (QS. Ya-Siin ayat : 64)
‫اصلوها اليوم بما كنتم تكفرون‬
“Masuklah ke dalamnya pada hari ini disebabkan kamu dahulu mengingkarinya”
Yang benar cara membaca ayat yang bergaris bawah di atas adalah {‫صلَ ْو‬
ْ ِ‫ }ا‬karena itu
menggunakan fiil amr yang mempunyai makna “masuklah” tidak lupa juga dengan asal
kalimatnya di BAB 3 tsulatsi mujarrad yang bunyinya :
‫ يصلى‬- ‫صلى‬
“Sudah memasukan – Akan memasukan”
Jika diawali hukum bacaan {‫}ال قمرية‬, seperti yang terdapat pada ayat yang bergaris
bawah dibawah ini, maka bacaan huruf diawali dengan harokat/baris fathah karena
merujuk pada hukum bacaan {‫ }ال قمرية‬itu sendiri.
Contoh () : Pada bacaan (QS. Ya-Siin ayat : 65)
‫اليوم نختم على أفوههم وتكلّمنا أيديهم‬
“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan
mereka”
NB : Jika diawali dengan {‫}ال قمرية‬, maka balik lagi kerumus ilmu nahwu dan ilmu
shorfnya memang Al-Qur'an itu tidak mau ikut peraturan ilmu nahwu dan ilmu
shorf karena sudah seperti itu kaidah yang paling sempurna yang terkandung
dalam Al-Qur'an dan paling awal pula turunnya ke muka bumi serta maknanya,
namun kalau kita yang awam anggap saja kita paling awam walaupun tahu cara
membacanya tapi tidak mengetahui alasannya kenapa membacanya seperti itu ?
Maka kita perlu menghadirkan yang namanya ilmu nahwu dan ilmu shorf ini
sebagai sarana penjembatani mempermudah memahami cara baca berarti kita
harus mempelajari ilmu nahwu dan ilmu shorf serta ilmu balaghah dan ilmu
lainnya, dalam memahami makna, dan tata cara membacanya, serta perubahan
harokat dan katanya. Dalam setiap huruf dalam setiap kalimat yang terdapat
dalam Al-Qur'an.
Jika kalimat dalam Al-Qur'an mengandung unsur kalimat fiil amr maka huruf awalnya
ada yang harus dibaca fathah, kasrah, salah satunya dengan dhammah pada ayat yang
bergaris bawah dibawah ini.
Contoh () : Pada bacaan (QS. Yusuf ayat : 9)
‫اقتلوا يوسف أواطرحوه أرضا يخل لكم وجه أبيكم‬
“Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia kesuatu daerah (yang tidak dikenal) supaya
perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja”
Yang benar cara membaca ayat yang bergaris bawah di atas adalah {‫ }اُ ْقتُ ْل‬karena itu
menggunakan fiil amr yang mempunyai makna “bunuhlah” tidak lupa juga dengan asal
kalimatnya di BAB 1 tsulatsi mujarrad yang bunyinya :
‫ يقتل‬- ‫قتل‬
“Sudah membunuh – Akan membunuh”
NB : Baca, pelajari ilmu nahwu, ilmu shorf, ilmu balaghah dan ilmu lainnya yang
berkaitan dengan ilmu tata cara membaca Al-Qur'an serta cari tahu juga
maknanya dengan saksama dengan tenang & jangan terburu-buru agar faham
supaya tidak keliru.

BAB II
DEFINISI MASHDHAR, JENIS FIIL, DAN ISIM
1. Mashdhar. Contoh mashdar : ‫نصرا‬
a. Secara etimologi (bahasa), mashdhar adalah asal atau sumber
b. Secara terminologi (istilah), mashdhar adalah isim yang menunjukkan arti yang tidak
dikenai masa/waktu
c. Menurut Abd Al-Ghaniy, mashdhar ialah kata nama yang menunjukkan perbuatan
saja
d. Secara umum, mashdhar adalah kata dasar yang berarti semua kata jadian berasal dari
satu kata dasar. Mashdhar adalah kata dasar dari suatu fiil yang tidak ada kaitannya
dengan pelaku dan waktu tertentu.
e. Fungsi mashdhar berperan seperti peranan fiilnya yang mempunyai makna lazim dan
muta’adi. Makna lazim adalah kalimat fiil yang sampai kepada maf’ul (objek) dengan
perantara huruf jar atau perantara huruf ta’diyah. Sedangkan muta’adi adalah kalimat
fiil yang sampai kepada maf’ul (objek) tanpa perantara huruf jar atau perantara huruf
ta’diyah lainnya. Contoh : ‫سرني احترامك الناس‬
2. Jenis fiil
a. Definisi fiil madhi
Fiil madhi adalah kata kerja yang menunjukkan waktu lampau atau sudah terjadi.
Contoh : ‫كتب‬
Tanda pertama dari fiil madhi adalah kemasukan Ta Fa’il (huruf ta yang
menunjukkan subjek/pelaku), contoh : ‫كتبت‬
Tanda kedua fiil madhi juga kemasukan Ta Ta’nits Sakinah (huruf ta yang
menunjukkan arti perempuan dan berharakat sukun), contoh : ‫كتبت‬
b. Definisi fiil mudhari
Fiil mudhari adalah kata kerja yang menunjukkan waktu sedang atau akan terjadi.
Contoh : ‫يكتب‬
Tanda fiil mudhari pertama yang paling mudah ditemui adalah diawali dengan
huruf ‫ ت‬،‫ ي‬،‫ ن‬،‫ ا‬biasanya disingkat menjadi ‫ انيت‬agar mudah diingat. Berikut
rinciannya :
Kemasukan awalan huruf ‫ أ‬:
‫أكتب‬
“Saya sedang/akan menulis”
Kemasukan awalan huruf ‫ ن‬:
‫نكتب‬
“Kita sedang/akan menulis”
Kemasukan awalan huruf ‫ ي‬:
‫يكتب‬
“Dia laki-laki sedang/akan menulis”
Kemasukan awalan huruf ‫ ت‬:
‫تكتب‬
“Kamu laki-laki sedang/akan menulis”
Tanda fiil mudhari yang kedua adalah bisa dipastikan kemasukan huruf :
‫ ل‬،‫ ما‬،‫ لم‬،‫ إن‬،‫ أن‬،‫ لن‬،‫ سوف‬،‫س‬
Kemasukan ‫( س‬kata huruf ini sendiri hanya mempunyai makna jika digabung
dengan fiil mudhari, yang artinya adalah akan/sesaat lagi/dalam jangka waktu yang
singkat), contohnya :
‫سأذهب إلى المدرسة‬
“Saya (dalam waktu yang singkat) akan berangkat ke sekolah”
Kemasukan ‫( سوف‬kalimat huruf ini juga hanya mempunyai makna jika digabung
dengan fiil mudhari, yang artinya adalah akan/kelak tapi dalam jangka waktu yang
masih sangat lama dan belum bisa diprediksi kapan waktunya, kebalikan dari ‫)س‬,
contohnya :
‫وأن سعيه سوف يرى‬
“Dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya)”
Kemasukan ‫( لن‬mempunyai arti tidak akan, kalimat huruf ini juga hanya masuk
pada fiil mudhari), contohnya :
‫لن تنالوا البر حتى تنفقوا مما تحبون‬
“Kalian tidak akan mendapatkan kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menfkahkan sebahagian harta yang kamu cintai”
Kemasukan ‫( أن‬kalimat huruf yang menjadikan fiil kata kerja sesudahnya
mempunyai amal seperti isim kata benda maka bisa menjadi mubtada, khabar, atau
posisi apapun yang biasa ditempati oleh isim, karena jika fiil sudah kemasukan ‫أن‬
maka dinamakan mashdhar muawwal), contohnya :
‫وأن تصوموا خيرلكم إن كنتم تعلمون‬
“Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”
Kemasukan ‫( إن‬kalimat huruf ini mempunyai arti jika, dalam ilmu nahwu
dinamakan ‫ إن الشرطية‬kalimat huruf tersebut yang berisi kalimat syarat, contohnya :
‫أيها الذين آمنوا إن تنصروا هللا ينصركم‬
“Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian menolong (Agama) Allah, maka
Allah akan menolong kalian”
Kemasukan ‫( لم‬kalimat huruf ini mempunyai arti belum), contohnya :
‫لم أذهب إلى السوق‬
“Saya belum berangkat ke pasar”
Kemasukan ‫ا النافية‬$$‫( م‬sebutan kalimat yang berfungsi untuk mengubah kalimat
positif menajdi kalimat negatif, yang berarti tidak), contohnya :
‫وما تدري نفس ماذا تكسب غدا‬
“Dan tidak seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan
diusahakannya besok”
Kemasukan ‫( الم التوكيد‬kalimat huruf tersebut berfungsi untuk meyakinkan sebuah
kata, biasanya mempunyai arti benar-benar/amat/sangat), contohnya :
‫قال إني ليخزنني أن نذهبوا به‬
Nabi Ya’qub berkata: “Sesungguhnya kepergian kalian bersama Yusuf benar-
benar menyedihkanku”

c. Definisi fiil amr


Fiil amr adalah kata kerja yang bermakasud untuk memerintah atau memohon
seseorang untuk melakukan sesuatu. Contoh :

‫أكتب‬

“Tilislah”

Tandanya adalah layak untuk memasukan ‫ون التوكيد‬$$‫( ن‬huruf nun yang berfungsi
untuk melebihkan suatu kata), contohnya :

‫أكتبن‬

“Sungguh tulislah”
3. Jenis isim
a. Isim fail
‫اسم الفاعل هو اسم مشتق من الفعل الماضي أو الفعل المضارع المبني للمعلوم للداللة على من قام بالفعل‬
‫أو للداللة على من وقع منه الفعل‬
Isim fail adalah isim yang menunjukkan kepada seorang pelaku perbuatan atau tersifati,
contoh :
‫ ناجح‬،‫كاتب‬
“Orang yang menulis/orang yang sukses”
Fungsi isim fail pertama tidak ada bedanya dengan fungsi bentuk fiilnya yaitu
dengan merafakan fail saja jika dibentuk dari fiil lazim. Contohnya :
‫خالد صادق لسانه‬
‫خالد صدق لسانه‬
“Kholid perkataannya benar”
Perhatikan kata ‫صادق‬, bentuknya isim fail namun fungsinya sama seperti bentuk fiilnya
‫ صدق‬yaitu membuat rafa fail.
Fungsi isim fail kedua merafakan fail dan menashabkan maful bih jika dibentuk
dari fiil muta’adi. Contohnya :
‫خالد ضارب كلبه‬
‫خالد ضرب كلبه‬
“Kholid memukul anjingnya”
Perhatikan kata ‫ضارب‬, dan ‫ ضرب‬bentuknya berbeda namun memiliki fungsi yang sama.
b. Isim dhamir
Definisi Dhamir adalah setiap isim yang dibuat untuk mewakili Muatakallim
(pembicara/orang pertama), Mukhotob (yang diajak berbicara/orang kedua), Ghaib (yang
tidak ada ditempat/orang ketiga).
Contoh :
Mutakallim : ‫( أنا‬Saya) dan ‫( نحن‬Kami)
Mukhotob : ‫( أنت‬Kamu) dan ‫( أنتم‬Kalian)
Ghaib : ‫( هو‬Dia) ‫( هم‬Mereka)
hamir atau “kata ganti” ialah isim yang berfungsi untuk menggantikan atau mewakili
penyebutan sesuatu/seseorang maupun sekelompok benda/orang.
Contoh :
‫أحمد يرحم األواالد‬
“Ahmad menyayangi anak-anak"
Menurut fungsinya, ada dua golongan Dhamir diantaranta :
1) Dhamir rafa’ yang berfungsi sebagai subjek.
“Dhamir rafa’ dapat berdiri sendiri sebagai suatu kata.”
2) Dhamir nashab yang berfungsi sebagai objek
“Dhamir nashab tidak dapat berdiri sendiri atau harus terikat dengan yang
Kalimat yang lain”
Contoh :
‫هو يرحمهم‬
“Dia menyayangi mereka”
c. Isim maf’ul
isim maf’ul adalah isim yang berfungsi sebagai objek, menjelaskan benda atau
sesuatu yang dikenai pekerjaan/ terkena akibat dari perbuatan pelaku. Isim maf’ul
tergolong ke dalam isim musytaq, sebuah kata benda yang terbentuk sebagai akibat
perubahan sebuah kata, misalkan kata kerja dalam bahasa Arab.

Fungsi Isim Maf’ul


Dalam kalimat, isim maf’ul berperan sebagai objek. Tapi, dengan posisinya sebagai
objek, isim maf’ul dapat mengubah i’rab (harakat huruf terakhir) beberapa kata.
Perubahannya adalah sebagai berikut.
 Jika isim maf’ul itu memiliki alif-lam, maka Ia akan berfungsi seperti fi’il mabni
majhul (kata kerja pasif). Terjemahan kata isim maf’ul biasanya menjadi “yang
di(beri perlakuan A)”.
Misalnya, ٌ‫( ال َم ْفقُ ْو ُد مالُهُ َحزين‬almafquudu maalahu haziinun, artinya ‘Orang yang
kehilangan harta merasa sedih).
 Jika isim maf’ul tidak memiliki alif-lam/ nakirah bertanwin, maka beberapa syarat
yang harus dipenuhi agar Ia dapat berperan sebagai fi’il mabni majhul adalah
sebagai berikut:
 Harus terletak setelah mubtada’/ subjek
 Harus terletak setelah kata tanya
 Harus menjadi hal/ sesuatu yang menjelaskan, berupa sifat atau keterangan lainnya.
Misalnya, ُ‫مضروب َك ْلبُه‬
ٌ ‫( خال ٌد‬Khaalidun mudhribun kalbuhu). Khalid berperan sebagai
mubtada’, mudhrabun sebagai berita/ khabar (dalam hal ini isim fa’il), dan kalbuhu
sebagai isim maf’ul. Ia terletak setelah mubtada’ dan menjadi bagian penjelasan)

BAB III
MENJABARKAN TASHRIFAN
a. Tashrifan tsulatsi mujarrad
‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬
‫التصريف اإلطالحي من الثالثي المجرد‬
‫الباب األول‬
‫الفعل‬ ‫الفعل‬ ‫اسم‬ ‫اسم‬ ‫فعل‬ ‫فعل‬ ‫اسم‬ ‫اسم‬ ‫اسم‬ ‫اسم‬ ‫المص‬ ‫المص‬ ‫الفعل‬ ‫الفعل‬
‫المض‬ ‫الما‬ ‫اآللة‬ ‫الزما‬ ‫األمر النهي‬ ‫المفع‬ ‫اإلشا‬ ‫الفاع‬ ‫الضم‬ ‫در‬ ‫در‬ ‫المض‬ ‫الما‬
‫ارع‬ ‫ضي‬ ‫نو‬ ‫ول‬ ‫رة‬ ‫ل‬ ‫ير‬ ‫الميم‬ ‫ارع‬ ‫ضي‬
‫للمج‬ ‫للمج‬ ‫مكان‬
‫هول‬ ‫هول‬
Aka Sud Isi Wa Lar Peri Obj Dek Sub Kat Ma Seb Sed Sud
n/P ah/ m ktu/ ang nta eck/ at/ jeck a kna uta ang ah/
ositi Posi me Te an/ h/L Dila Yan /Ya ben nya n/K /Ak Tel
f tif nga mp Jan aku kuk g ng da/ sam ata an ah
ndu at gan kan an dila mel Na a asli
ng terj lak nla kuk aku ma
hur adi uka h an kan
uf nya n
yan peri
g stiw
cac a
at
‫يفعل‬ ‫فعل‬ ‫مفعل‬ ‫مفعل‬ ‫ال‬ ‫افعل‬ ‫مفعو‬ ‫وذاك‬ ‫فاعل‬ ‫فهو‬ ‫ومفع‬ ‫فعال‬ ‫يفعل‬ ‫فعل‬
‫تفعل‬ ‫ل‬ ‫ال‬
‫نصر ينصر‬ ‫منص‬ ‫منص‬ ‫ال‬ ‫منص انصر‬ ‫وذاك‬ ‫فهو ناصر‬ ‫ومن‬ ‫نصرا‬ ‫نصر ينصر‬
‫ر‬ ‫ر‬ ‫تنصر‬ ‫ور‬ ‫صرا‬
Aka Sud Ma Kej Jan Tol Dit Yan Yan Dia Me Me Aka Sud
n ah kna adi gan ong olo g g me nol nol n ah
dito dito nya an tolo lah ng dito me nol ong ong me me
lon lon ben pad ng lon nol ong nol nol
g g ar a g ong ong ong
dari wak
segi tu
jum ke
lah mar
‫‪kali‬‬ ‫‪in‬‬
‫‪mat‬‬
‫‪nya‬‬

‫الباب الثان‬
‫يفعل‬ ‫فعل‬ ‫مفعل‬ ‫مفعل‬ ‫ال‬ ‫افعل‬ ‫مفعو‬ ‫وذاك‬ ‫فاعل‬ ‫فهو‬ ‫ومفع‬ ‫فعال‬ ‫يفعل‬ ‫فعل‬
‫تفعل‬ ‫ل‬ ‫ال‬
‫يضر‬ ‫ضر‬ ‫مضر‬ ‫مضر‬ ‫ال‬ ‫اضر‬ ‫وضر‬ ‫وذاك‬ ‫ضار‬ ‫فهو‬ ‫ومض‬ ‫يضر ضربا‬ ‫ضر‬
‫ب‬ ‫ب‬ ‫ب‬ ‫ب‬ ‫تضر‬ ‫ب‬ ‫وب‬ ‫ب‬ ‫ربا‬ ‫ب‬ ‫ب‬
‫ب‬
‫‪Aka‬‬ ‫‪Sud‬‬ ‫‪Ma‬‬ ‫‪Kej‬‬ ‫‪Jan‬‬ ‫‪Puk Dip‬‬ ‫‪Yan‬‬ ‫‪Yan‬‬ ‫‪Dia‬‬ ‫‪Me‬‬ ‫‪Me‬‬ ‫‪Aka‬‬ ‫‪Sud‬‬
‫‪n‬‬ ‫‪ah‬‬ ‫‪kna‬‬ ‫‪adi‬‬ ‫‪gan‬‬ ‫‪ulla uku‬‬ ‫‪g‬‬ ‫‪g‬‬ ‫‪me‬‬ ‫‪mu‬‬ ‫‪mu‬‬ ‫‪n‬‬ ‫‪ah‬‬
‫‪dip‬‬ ‫‪dip‬‬ ‫‪nya‬‬ ‫‪an‬‬ ‫‪puk‬‬ ‫‪h‬‬ ‫‪l‬‬ ‫‪dip‬‬ ‫‪me‬‬ ‫‪mu‬‬ ‫‪kul‬‬ ‫‪kul‬‬ ‫‪me‬‬ ‫‪me‬‬
‫‪uku‬‬ ‫‪uku‬‬ ‫‪ben‬‬ ‫‪pad‬‬ ‫‪ul‬‬ ‫‪uku‬‬ ‫‪mu‬‬ ‫‪kul‬‬ ‫‪mu‬‬ ‫‪mu‬‬
‫‪l‬‬ ‫‪l‬‬ ‫‪ar‬‬ ‫‪a‬‬ ‫‪l‬‬ ‫‪kul‬‬ ‫‪kul‬‬ ‫‪kul‬‬
‫‪dari‬‬ ‫‪wak‬‬
‫‪segi‬‬ ‫‪tu‬‬
‫‪jum‬‬ ‫‪ke‬‬
‫‪lah‬‬ ‫‪mar‬‬
‫‪kali‬‬ ‫‪in‬‬
‫‪mat‬‬
‫‪nya‬‬

‫الباب الثالث‬
‫يفعل‬ ‫فعل‬ ‫مفعل مفعال‬ ‫ال‬ ‫افعل‬ ‫مفعو‬ ‫وذاك‬ ‫فاعل‬ ‫فهو‬ ‫ومفع‬ ‫فعال‬ ‫يفعل‬ ‫فعل‬
‫تفعل‬ ‫ل‬ ‫ال‬
‫يفتح‬ ‫فتح‬ ‫مفتا‬ ‫مفتح‬ ‫ال‬ ‫مفتو افتح‬ ‫وذاك‬ ‫فاتح‬ ‫فهو‬ ‫ومفت‬ ‫فتحا‬ ‫يفتح‬ ‫فتح‬
‫ح‬ ‫تفتح‬ ‫ح‬ ‫حا‬
‫‪Aka‬‬ ‫‪Sud‬‬ ‫‪Ma‬‬ ‫‪Kej‬‬ ‫‪Jan‬‬ ‫‪Buk Dib‬‬ ‫‪Yan‬‬ ‫‪Yan‬‬ ‫‪Dia‬‬ ‫‪Me‬‬ ‫‪Me‬‬ ‫‪Aka‬‬ ‫‪Sud‬‬
‫‪n‬‬ ‫‪ah‬‬ ‫‪kna‬‬ ‫‪adi‬‬ ‫‪gan‬‬ ‫‪ala uka‬‬ ‫‪g‬‬ ‫‪g‬‬ ‫‪me‬‬ ‫‪mb‬‬ ‫‪mb‬‬ ‫‪n‬‬ ‫‪ah‬‬
‫‪dib‬‬ ‫‪dib‬‬ ‫‪nya‬‬ ‫‪an‬‬ ‫‪buk‬‬ ‫‪h‬‬ ‫‪dib‬‬ ‫‪me‬‬ ‫‪mb‬‬ ‫‪uka‬‬ ‫‪uka‬‬ ‫‪me‬‬ ‫‪me‬‬
‫‪uka‬‬ ‫‪uka‬‬ ‫‪ben‬‬ ‫‪pad‬‬ ‫‪a‬‬ ‫‪uka‬‬ ‫‪mb‬‬ ‫‪uka‬‬ ‫‪mb‬‬ ‫‪mb‬‬
‫‪ar‬‬ ‫‪a‬‬ ‫‪uka‬‬ ‫‪uka‬‬ ‫‪uka‬‬
‫‪dari‬‬ ‫‪wak‬‬
‫‪segi‬‬ ‫‪tu‬‬
‫‪jum‬‬ ‫‪ke‬‬
‫‪lah‬‬ ‫‪mar‬‬
‫‪kali‬‬ ‫‪in‬‬
‫‪mat‬‬
‫‪nya‬‬

‫الباب الرابع‬
‫يفعل‬ ‫فعل‬ ‫***‬ ‫مفعل‬ ‫ال‬ ‫افعل‬ ‫مفعو‬ ‫وذاك‬ ‫فاعل‬ ‫فهو‬ ‫ومفع‬ ‫فعال‬ ‫يفعل‬ ‫فعل‬
‫تفعل‬ ‫ل‬ ‫ال‬
‫يعلم‬ ‫علم‬ ‫***‬ ‫معلم‬ ‫ال‬ ‫اعلم‬ ‫معلو‬ ‫وذاك‬ ‫عالم‬ ‫فهو‬ ‫ومعل‬ ‫علما‬ ‫يعلم‬ ‫علم‬
‫تعلم‬ ‫م‬ ‫ما‬
Aka Sud *** Kej Jan Ket Dik Yan Yan Dia Me Me Aka Sud
n ah adi gan auh eta g g me nge nge n ah
dik dik an ket ilah hui dik me nge tah tah me me
eta eta pad ahu eta nge tah ui ui nge nge
hui hui a i hui tah ui tah tah
wak ui ui ui
tu
ke
mar
in

‫الباب الخامس‬
*** *** *** ‫مفعل‬ ‫ال‬ ‫افعل‬ *** *** ‫فعل‬ ‫فهو‬ ‫ومفع‬ ‫فعال‬ ‫يفعل‬ ‫فعل‬
‫تفعل‬ ‫ال‬
*** *** *** ‫ال محس‬ ‫احس‬ *** *** ‫حسن‬ ‫فهو‬ ‫ومح‬ ‫حسنا‬ ‫يحس‬ ‫حسن‬
‫ن‬ ‫تحس‬ ‫ن‬ ‫سنا‬ ‫ن‬
‫ن‬
*** *** *** Kej Jan Bag *** *** Yan Dia Bag Bag Aka Sud
adi gan usk g bag us us n ah
an dip anl me us bag bag
pad erb ah mp us us
a agu erb
wak s agu
tu s
ke
mar
in

‫الباب السادس‬
‫يفعل‬ ‫فعل‬ *** ‫مفعل‬ ‫ال‬ ‫افعل‬ ‫مفعو‬ ‫وذاك‬ ‫فاعل‬ ‫فهو‬ ‫ومفع‬ ‫يغعل فعالنا‬ ‫فعل‬
‫تفعل‬ ‫ل‬ ‫ال‬
‫يحس‬ ‫*** حسب‬ ‫محس‬ ‫ال‬ ‫احس‬ ‫محس‬ ‫وذاك‬ ‫حاس‬ ‫فهو‬ ‫ومح‬ ‫حسبا‬ ‫يحس‬ ‫حسب‬
‫ب‬ ‫ب‬ ‫تحس‬ ‫ب‬ ‫وب‬ ‫ب‬ ‫سبا‬ ‫نا‬ ‫ب‬
‫ب‬
Aka Sud *** Kej Jan Hit Dih Yan Yan Dia Me Me Aka Sud
n ah adi gan ung itun g g me ngh ngh n ah
dihi dihi an hitu lah g dihi me ngh itun itun me me
tun tun pad ng tun ngh itun g g ngh ngh
g g a g itun g itun itun
wak g g g
tu
ke
mar
in
b. Tashrifan tsulatsi maziid tambahan satu huruf
‫التصريف اإلطالحي من الثالثي المزيد بحرف واحد‬
‫الباب األول‬
‫يف ّعل‬ ‫ف ّعل‬ *** ‫مف ّعل‬ ‫ال‬ ‫ف ّعل‬ ‫مف ّعل‬ ‫وذاك‬ ‫مف ّعل‬ ‫فهو‬ ‫مف ّعال‬ ‫يغ ّعل تفعيال‬ ‫ف ّعل‬
‫تف ّعل‬
‫يف ّرح‬ ‫ف ّرح‬ *** ‫ال مف ّرح‬ ‫ف ّرح‬ ‫وذاك وف ّرح‬ ‫فهو مف ّرح‬ $‫مف ّرح‬ ‫تفري‬ ‫يف ّرح‬ ‫ف ّرح‬
‫تف ّرح‬ ‫ا‬ ‫حا‬
Aka Sud *** Kej Jan Sen Dis Yan Yan Dia Me Me Aka Sud
n ah adi gan ang ena g g me nye nye n ah
dise dise an sen kan ngk dise me nye nan nan me me
nan nan pad ang lah an nan nye nan gka gka nye nye
gka gka a kan gka nan gka n n nan nan
n n wak n gka n gka gka
tu n n n
ke
mar
in

‫الباب الثاني‬
‫يفاع‬ ‫*** فوعل‬ ‫مفاع‬ ‫ال‬ ‫فاعل‬ ‫مفاع‬ ‫وذاك‬ ‫مفاع‬ ‫فهو‬ $‫ل‬$‫فعاال مفاع‬ ‫يفاع‬ ‫فاعل‬
‫ل‬ ‫ل‬ ‫تفاع‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ة‬ ‫ل‬
‫ل‬
‫يقاتل‬ ‫قوتل‬ *** ‫ال مقاتل‬ ‫قاتل‬ ‫وذاك مقاتل‬ ‫فهو مقاتل‬ $‫مقاتل‬ ‫قتاال‬ ‫يقاتل‬ ‫قاتل‬
‫تقاتل‬ ‫ة‬
Aka Sud *** Kej Jan Ser Dis Yan Yan Dia Me Me Aka Sud
n ah adi gan ang era g g me nye nye n ah
dise dise an sera lah ng dise me nye ran ran me me
ran ran pad ng ran nye ran g g nye nye
g g a g ran g ran ran
wak g g g
tu
ke
mar
in

‫الباب الثالث‬
‫يفعل‬ ‫أفعل‬ *** ‫مفعل‬ ‫ال‬ ‫أفعل‬ ‫مفعل‬ ‫وذاك‬ ‫مفعل‬ ‫فهو‬ ‫ومفع‬ ‫إفعاال‬ ‫يفعل‬ ‫أفعل‬
‫تفعل‬ ‫ال‬
‫يكرم‬ ‫أكرم‬ *** ‫مكرم‬ ‫ال‬ ‫أكرم‬ ‫مكرم‬ ‫وذاك‬ ‫مكرم‬ ‫فهو‬ ‫ومكر‬ ‫إكرام‬ ‫يكرم‬ ‫أكرم‬
‫تكرم‬ ‫ما‬ ‫ا‬
Aka Sud *** Kej Jan Mul Di Yan Yan Dia Me Me Aka Sud
n ah adi gan aia mul g g me mul mul n ah
dim dim an mul kan iak dim me mul iak iak me me
ulia ulia pad iak lah an ulia mul iak an an mul mul
kan kan a an kan iak an iak iak
wak an an an
tu
ke
mar
in
c. Tashrifan tsulatsi maziid tambahan dua hruf
‫التصريف اإلطالحي من الثالثي المزيد بحرفين اثنين‬
‫الباب األول‬
‫يتفاع‬ ‫تفوع‬ *** ‫ال متفاع‬ ‫تفاع‬ ‫وذاك متفاع‬ ‫متفا‬ ‫فهو‬ ‫تفاع ومتفا‬ ‫يتفاع‬ ‫تفاع‬
‫ل‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫تتفاع‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫عل‬ ‫عال‬ ‫ال‬ ‫ل‬ ‫ل‬
‫ل‬
‫يتباع‬ ‫تبوع‬ *** ‫ال متباع‬ ‫تباعد‬ ‫وذاك متباع‬ ‫فهو متباع‬ ‫ومتبا‬ ‫تباعد‬ ‫يتباع‬ ‫تباعد‬
‫د‬ ‫د‬ ‫د‬ ‫تتباع‬ ‫د‬ ‫د‬ ‫عدا‬ ‫ا‬ ‫د‬
‫د‬
Kej Jan Sim Disi Yan Yan Dia Me Me Aka Sud
adi gan pan mp g di g me nyi nyi n ah
an sim gka ang sim me nyi mp mp me me
pad pan nla kan pan nyi mp ang ang nyi nyi
a gka h gka mp ang mp mp
wak n n ang ang ang
tu
ke
mar
in

‫الباب الثاني‬
‫يتف ّعل‬ ‫تف ّعل‬ *** ‫متف ّع‬ ‫ال‬ ‫تف ّعل‬ ‫متف ّع‬ ‫وذاك‬ ‫متف ّع‬ ‫فهو‬ ‫ومتف‬ ‫تف ّعال‬ ‫يتف ّعل‬ ‫تف ّعل‬
‫ل‬ ‫تتف ّعل‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ّعال‬
‫س‬
ّ ‫يتك‬ ‫سر‬
ّ ‫تك‬ *** ‫س‬ ّ ‫متك‬ ‫ال‬ ‫سر‬
ّ ‫تك‬ ‫س‬ ّ ‫متك‬ ‫متكس وذاك‬
ّ ‫فهو‬ ‫ومتك‬ ‫سر‬ّ ‫تك‬ ‫س‬
ّ ‫يتك‬ ‫سر‬
ّ ‫تك‬
‫ر‬ ‫ر‬ ‫س‬
ّ ‫تتك‬ ‫ر‬ ‫سرا‬ ّ ‫ا‬ ‫ر‬
‫ر‬
Kej Jan Rob Dir Yan Yan Dia Me Me Aka Sud
adi gan ohk obo g g mer rob rob n ah
an rob anl hka diro mer obo ohk ohk mer mer
pad ohk ah n boh obo hka an an obo obo
a an kan hka n hka hka
wak n n n
tu
ke
mar
in

‫الباب الثالث‬
‫يفتعل‬ ‫افتعل‬ ‫***‬ ‫مفتع‬ ‫ال‬ ‫افتعل‬ ‫مفتع‬ ‫وذاك‬ ‫مفتع‬ ‫فهو‬ ‫ومفت‬ ‫افتعا‬ ‫يفتعل‬ ‫افتعل‬
‫ل‬ ‫تفتعل‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫عال‬ ‫ال‬
‫يجتم‬ ‫اجتم‬ ‫***‬ ‫مجتم‬ ‫ال‬ ‫اجتم‬ ‫مجتم‬ ‫وذاك‬ ‫مجتم‬ ‫فهو‬ ‫ومجت‬ ‫اجتما‬ ‫يجتم‬ ‫اجتم‬
‫ع‬ ‫ع‬ ‫ع‬ ‫تجتم‬ ‫ع‬ ‫ع‬ ‫ع‬ ‫معا‬ ‫عا‬ ‫ع‬ ‫ع‬
‫ع‬
‫***‬ ‫‪Kej Jan‬‬ ‫‪Ku‬‬ ‫‪Dik‬‬ ‫‪Yan‬‬ ‫‪Yan‬‬ ‫‪Dia‬‬ ‫‪Ber‬‬ ‫‪Ber‬‬ ‫‪Aka‬‬ ‫‪Sud‬‬
‫‪adi gan‬‬ ‫‪mp‬‬ ‫‪um‬‬ ‫‪g‬‬ ‫‪g‬‬ ‫‪ber‬‬ ‫‪ku‬‬ ‫‪ku‬‬ ‫‪n‬‬ ‫‪ah‬‬
‫‪an‬‬ ‫‪ku‬‬ ‫‪ulk‬‬ ‫‪pul‬‬ ‫‪Dik‬‬ ‫‪ber‬‬ ‫‪ku‬‬ ‫‪mp‬‬ ‫‪mp‬‬ ‫‪ber‬‬ ‫‪ber‬‬
‫‪pad mp‬‬ ‫‪anl‬‬ ‫‪kan‬‬ ‫‪um‬‬ ‫‪ku‬‬ ‫‪mp‬‬ ‫‪ul‬‬ ‫‪ul‬‬ ‫‪ku‬‬ ‫‪ku‬‬
‫‪a‬‬ ‫‪ulk‬‬ ‫‪ah‬‬ ‫‪pul‬‬ ‫‪mp‬‬ ‫‪ul‬‬ ‫‪mp‬‬ ‫‪mp‬‬
‫‪wak an‬‬ ‫‪kan‬‬ ‫‪ul‬‬ ‫‪ul‬‬ ‫‪ul‬‬
‫‪tu‬‬
‫‪ke‬‬
‫‪mar‬‬
‫‪in‬‬

‫الباب الرابع‬
‫يفع ّل‬ ‫افع ّل‬ ‫***‬ ‫مفع ّل‬ ‫ال‬ ‫افع ّل‬ ‫مفع ّل‬ ‫وذاك‬ ‫مفع ّل‬
‫ومفع‬ ‫فهو‬ ‫افعال‬ ‫يفع ّل‬ ‫افع ّل‬
‫تفع ّل‬ ‫اّل‬ ‫ال‬
‫يحم ّر‬ ‫احم ّر‬ ‫***‬ ‫ال محم ّر‬ ‫احم ّر‬ ‫ومح فهو محم وذاك محم ّر‬ ‫احمر‬ ‫يحم ّر‬ ‫احم ّر‬
‫تحم ّر‬ ‫ّر‬ ‫م ّرا‬ ‫ارا‬
‫‪Aka‬‬ ‫‪Sud‬‬ ‫***‬ ‫‪Kej Jan‬‬ ‫‪Me‬‬ ‫‪Di‬‬ ‫‪Yan Yan Dia Me‬‬ ‫‪Me‬‬ ‫‪Aka‬‬ ‫‪Sud‬‬
‫‪n‬‬ ‫‪ah‬‬ ‫‪adi gan‬‬ ‫‪rah‬‬ ‫‪mer g‬‬ ‫‪g‬‬ ‫‪me mer‬‬ ‫‪mer‬‬ ‫‪n‬‬ ‫‪ah‬‬
‫‪dim‬‬ ‫‪dim‬‬ ‫‪an‬‬ ‫‪mer‬‬ ‫‪kan‬‬ ‫‪ahk dim me mer ah‬‬ ‫‪ah‬‬ ‫‪me‬‬ ‫‪me‬‬
‫‪era‬‬ ‫‪era‬‬ ‫‪pad ahk‬‬ ‫‪lah‬‬ ‫‪an‬‬ ‫‪era mer ah‬‬ ‫‪mer‬‬ ‫‪mer‬‬
‫‪hi‬‬ ‫‪hi‬‬ ‫‪a‬‬ ‫‪an‬‬ ‫‪hka ah‬‬ ‫‪ah‬‬ ‫‪ah‬‬
‫‪wak‬‬ ‫‪n‬‬
‫‪tu‬‬
‫‪ke‬‬
‫‪mar‬‬
‫‪in‬‬

‫‪d. Tashrifan tsulatsi maziid tambahan tiga huruf‬‬


‫التصريف اإلطالحي من الثالثي المزيد بثالثة أحرف‬
‫الباب األول‬
‫يستف‬ ‫*** استفع‬ ‫مستف‬ ‫ال‬ ‫مستف استفع‬ ‫وذاك‬ ‫مستف‬ ‫فهو‬ ‫يستف استفع ومست‬ ‫استفع‬
‫عل‬ ‫ل‬ ‫عل‬ ‫تستف‬ ‫ل‬ ‫عل‬ ‫عل‬ ‫اال فعال‬ ‫عل‬ ‫ل‬
‫عل‬
‫يستخ‬ ‫استخ‬ ‫***‬ ‫مست‬ ‫ال‬ ‫استخ‬ ‫مست‬ ‫وذاك‬ ‫مست‬ ‫فهو‬ ‫استخ ومست‬ ‫يستخ‬ ‫استخ‬
‫رج‬ ‫رج‬ ‫خرج‬ ‫تستخ‬ ‫رج‬ ‫خرج‬ ‫خرج‬ ‫راجا خرجا‬ ‫رج‬ ‫رج‬
‫رج‬
‫*** ‪Aka Sud‬‬ ‫‪Kej‬‬ ‫‪Jan‬‬ ‫‪Cab Dic‬‬ ‫‪Yan Yan Dia‬‬ ‫‪Me‬‬ ‫‪Me‬‬ ‫‪Aka Sud‬‬
‫‪n‬‬ ‫‪ah‬‬ ‫‪adi‬‬ ‫‪gan‬‬ ‫‪utla abu‬‬ ‫‪g‬‬ ‫‪g‬‬ ‫‪me‬‬ ‫‪nca‬‬ ‫‪nca‬‬ ‫‪n‬‬ ‫‪ah‬‬
‫‪dica dica‬‬ ‫‪an‬‬ ‫‪cab‬‬ ‫‪h‬‬ ‫‪t‬‬ ‫‪dica me nca‬‬ ‫‪but‬‬ ‫‪but‬‬ ‫‪me me‬‬
but but pad ut but nca but nca nca
a but but but
wak
tu
ke
mar
in

‫الباب الثاني‬
‫يفعو‬ ‫افعو‬ *** ‫مفعو‬ ‫ال‬ ‫افعو‬ ‫مفعو‬ ‫وذاك‬ ‫مفعو‬ ‫فهو‬ ‫ومفع‬ ‫يفعو افعيعا‬ ‫افعو‬
‫عل‬ ‫عل‬ ‫عل‬ ‫تفعو‬ ‫عل‬ ‫عل‬ ‫عل‬ ‫وعال‬ ‫ال‬ ‫عل‬ ‫عل‬
‫عل‬
‫احلول يحلول‬ *** ‫محلو‬ ‫ال‬ ‫احلول‬ ‫محلو‬ ‫وذاك‬ ‫محلو‬ ‫فهو‬ ‫ومحل‬ ‫احلول يحلول احليال‬
‫ق‬ ‫ق‬ ‫لق‬ ‫تحلول‬ ‫ق‬ ‫لق‬ ‫لق‬ ‫ولقا‬ ‫قا‬ ‫ق‬ ‫ق‬
‫ق‬
Aka Sud *** Kej Jan Ma Di Yan Yan Dia Ma Ma Aka Sud
n ah adi gan nisk ma g g ma nis nis n ah
dim dim an ma anl nisk dim ma nis ma ma
anis anis pad nisk ah an anis nis nis nis
kan kan a an kan
wak
tu
ke
mar
in

‫الباب الثالث‬
‫يفعا ّل‬ ‫*** افعو ّل‬ ‫مغعا‬ ‫ال‬ ‫افعا ّل‬ ‫مغعا‬ ‫وذاك‬ ‫وفعا‬ ‫فهو‬ ‫ومفعا‬ ‫يفعا ّل افعيال‬ ‫افعا ّل‬
‫ّل‬ ‫تفعا ّل‬ ‫ّل‬ ‫ّل‬ ‫اّل‬ ‫ال‬
‫يحما‬ ‫احمو‬ *** ‫محما‬ ‫ال‬ ‫احما‬ ‫محما‬ ‫وذاك‬ ‫محما‬ ‫فهو‬ ‫ومح‬ ‫يحما احمي‬ ‫احما‬
‫ّر‬ ‫ّر‬ ‫ّر‬ ‫تحما‬ ‫ّر‬ ‫ّر‬ ‫ّر‬ ‫ما ّرا‬ ‫ّر رارا‬ ‫ّر‬
‫ّر‬
Aka Sud *** Kej Jan Me Dij Yan Yan Dia Me Me Aka Sud
n ah adi gan rahi adi g g me nja nja n ah
dim dim an jadi lah kan dija me nja di di me me
era era pad kan mer dik nja di mer mer nja nja
hi hi a mer ah an di mer ah ah di di
wak ah mer mer ah mer mer
tu ah ah ah ah
ke
mar
in
‫الباب الرابع‬
‫يفع ّو‬ ‫*** افع ّول‬ ‫مفع ّو‬ ‫ال‬ ‫مفع ّو افع ّول‬ ‫وذاك‬ ‫مفع ّو‬ ‫فهو‬ ‫ومفع‬ ‫افع ّوا‬ ‫يفع ّو‬ ‫افع ّول‬
‫ل‬ ‫ل‬ ‫تفع ّو‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ّوال‬ ‫ال‬ ‫ل‬
‫ل‬
‫يجل ّو‬ ‫*** اجل ّود‬ ‫مجل ّو‬ ‫ال‬ ‫مجل ّو اجل ّود‬ ‫وذاك‬ ‫مجل ّو‬ ‫فهو‬ ‫ومجل‬ ‫اجل ّوا‬ ‫يجل ّو‬ ‫اجل ّود‬
‫د‬ ‫ود‬ ‫تجل ّو‬ ‫د‬ ‫د‬ ‫ّودا‬ ‫دا‬ ‫د‬
‫د‬
‫‪Aka‬‬ ‫*** ‪Sud‬‬ ‫‪Kej‬‬ ‫‪Jan‬‬ ‫‪Kul‬‬ ‫‪Dik Yan Yan‬‬ ‫‪Dia Me Me‬‬ ‫‪Aka‬‬ ‫‪Sud‬‬
‫‪n‬‬ ‫‪ah‬‬ ‫‪adi‬‬ ‫‪gan‬‬ ‫‪itila‬‬ ‫‪uliti g‬‬ ‫‪g‬‬ ‫‪me ngk ngk‬‬ ‫‪n‬‬ ‫‪ah‬‬
‫‪dik‬‬ ‫‪dik‬‬ ‫‪an‬‬ ‫‪kuli‬‬ ‫‪h‬‬ ‫‪dik me‬‬ ‫‪ngk uliti uliti‬‬ ‫‪me‬‬ ‫‪me‬‬
‫‪uliti‬‬ ‫‪uliti‬‬ ‫‪pad‬‬ ‫‪ti‬‬ ‫‪uliti ngk‬‬ ‫‪uliti‬‬ ‫‪ngk‬‬ ‫‪ngk‬‬
‫‪a‬‬ ‫‪uliti‬‬ ‫‪uliti‬‬ ‫‪uliti‬‬
‫‪wak‬‬
‫‪tu‬‬
‫‪ke‬‬
‫‪mar‬‬
‫‪in‬‬

‫‪e. Tashrifan ruba’i mujarrad‬‬


‫التصريف اإلطالحي من الرباعي المجرد‬
‫الباب األول‬
‫يفعلل‬ ‫فعلل‬ ‫***‬ ‫مفعلل‬ ‫ال‬ ‫فعلل‬ ‫وذاك مفعلل‬ ‫فهو مفعل‬ ‫فعللة ومفعل‬ ‫يفعلل‬ ‫فعلل‬
‫تفعلل‬ ‫ل‬ ‫ال‬
‫يدحر‬ ‫دحر‬ ‫***‬ ‫ال مدحر‬ ‫دحر‬ ‫وذاك مدحر‬ ‫فهو مدحر‬ ‫دحر ومدح‬ ‫يدحر‬ ‫دحر‬
‫ج‬ ‫ج‬ ‫ج‬ ‫تدحر‬ ‫ج‬ ‫ج‬ ‫ج‬ ‫جة رجا‬ ‫ج‬ ‫ج‬
‫ج‬
‫‪Aka‬‬ ‫‪Sud‬‬ ‫***‬ ‫‪Kej Jan‬‬ ‫‪Gul‬‬ ‫‪Dig‬‬ ‫‪Yan‬‬ ‫‪Yan‬‬ ‫‪Dia‬‬ ‫‪Me‬‬ ‫‪Me‬‬ ‫‪Aka‬‬ ‫‪Sud‬‬
‫‪n‬‬ ‫‪ah‬‬ ‫‪adi gan‬‬ ‫‪ung‬‬ ‫‪ulu‬‬ ‫‪g‬‬ ‫‪g‬‬ ‫‪me‬‬ ‫‪ngg‬‬ ‫‪ngg‬‬ ‫‪n‬‬ ‫‪ah‬‬
‫‪dig‬‬ ‫‪dig‬‬ ‫‪an‬‬ ‫‪gul‬‬ ‫‪lah‬‬ ‫‪ng‬‬ ‫‪dig‬‬ ‫‪me‬‬ ‫‪ngg‬‬ ‫‪ulu‬‬ ‫‪ulu‬‬ ‫‪me‬‬ ‫‪me‬‬
‫‪ulu‬‬ ‫‪ulu‬‬ ‫‪pad ung‬‬ ‫‪ulu‬‬ ‫‪ngg‬‬ ‫‪ulu‬‬ ‫‪ng‬‬ ‫‪ng‬‬ ‫‪ngg‬‬ ‫‪ngg‬‬
‫‪ng‬‬ ‫‪ng‬‬ ‫‪a‬‬ ‫‪ng‬‬ ‫‪ulu‬‬ ‫‪ng‬‬ ‫‪ulu‬‬ ‫‪ulu‬‬
‫‪wak‬‬ ‫‪ng‬‬ ‫‪ng‬‬ ‫‪ng‬‬
‫‪tu‬‬
‫‪ke‬‬
‫‪mar‬‬
‫‪in‬‬

‫‪f. Tashrifan ruba’i maziid tambahan satu huruf‬‬


‫التصريف اإلطالحي من الرباعي المزيد بحرف واحد‬
‫الباب األول‬
‫يتفعل‬ ‫تفعلل‬ ‫***‬ ‫متفع‬ ‫ال‬ ‫تفعلل‬ ‫وذاك متفع‪$‬ل‪$‬‬ ‫فهو متفع‪$‬ل‪$‬‬ ‫ومتف‬ ‫يتفعل تفعلال‬ ‫تفعلل‬
‫ل‬ ‫ل‬ ‫تتفعل‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫علال‬ ‫ل‬
‫ل‬
‫يتدح‬ ‫تدحر‬ ‫***‬ ‫متدح‬ ‫ال‬ ‫تدحر‬ ‫متدح‬ ‫وذاك‬ ‫متدح‬ ‫فهو‬ ‫ومتد‬ ‫تدحر‬ ‫يتدح‬ ‫تدحر‬
‫رج‬ ‫ج‬ ‫رج‬ ‫تتدح‬ ‫ج‬ ‫رج‬ ‫رج‬ ‫حرج‬ ‫جا‬ ‫رج‬ ‫ج‬
‫رج‬
Aka Sud *** Kej Jan Gul Dig Yan Yan Dia Me Me Aka Sud
n ah adi gan ung ulu g g me ngg ngg n ah
dig dig an gul lah ng dig me ngg ulu ulu me me
ulu ulu pad ung ulu ngg ulu ng ng ngg ngg
ng ng a ng ulu ng ulu ulu
wak ng ng ng
tu
ke
mar
in

g. Tashrifan ruba’i maziid tambahan dua huruf


‫التصريف اإلطالحي من الرباعي المزيد بحرفين اثنين‬
‫الباب األول‬
‫يفعنل‬ ‫افعنل‬ *** ‫مفعنل‬ ‫ال‬ ‫افعنل‬ ‫مفعنل‬ ‫وذاك‬ ‫مفعنل‬ ‫فهو‬ ‫ومفع‬ ‫افعنل‬ ‫يفعنل‬ ‫افعنل‬
‫ل‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫تفعنل‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫نلال‬ ‫ال‬ ‫ل‬ ‫ل‬
‫ل‬
‫يحرن‬ ‫احرن‬ *** ‫محرن‬ ‫ال‬ ‫احرن‬ ‫محرن‬ ‫وذاك‬ ‫محرن‬ ‫فهو‬ ‫ومح‬ ‫احرن‬ ‫يحرن‬ ‫احرن‬
‫جم‬ ‫جم‬ ‫جم‬ ‫تحرن‬ ‫جم‬ ‫جم‬ ‫جم‬ ‫رنجم‬ ‫جاما‬ ‫جم‬ ‫جم‬
‫جم‬ ‫ا‬
Aka Sud *** Kej Jan Des Did Yan Yan Dia Ber Ber Aka Sud
n ah adi gan aka esa g g ber des des n ah
did did an des nla k did ber des ak ak ber ber
esa esa pad ak h esa des ak des des
k k a k ak ak ak
wak
tu
ke
mar
in

‫الباب الثاني‬
‫يفعل ّل‬ ‫افعل ّل‬ *** ‫مفعل ّل‬ ‫ال‬ ‫افعل ّل‬ ‫وذاك مفعل ّل‬ ‫مفعل‬ ‫فهو‬ ‫يفعل ّل افعاّل ومفعل‬ ‫افعل ّل‬
‫تفعل ّل‬ ‫ّل‬ ّ‫ال‬ ‫ال‬
‫يطمأ‬ ‫أطمئ‬ *** ‫مطمأ‬ ‫ال‬ ‫اطمئ‬ ‫مطمأ‬ ‫وذاك‬ ‫مطمئ‬ ‫فهو‬ ‫يطمئ اطمئن ومط‬ ‫اطمأ‬
ّ‫ن‬ ّ‫ن‬ ّ‫ن‬ ‫تطمئ‬ ّ‫ن‬ ّ‫ن‬ ّ‫ن‬ ‫مأنّا‬ ‫انا‬ ّ‫ن‬ ّ‫ن‬
ّ‫ن‬
Aka Sud *** Kej Jan Ten Dite Yan Yan Dia Me Me Aka Sud
n ah adi gan ang nan g g me nen nen n ah
dite dite an ten kan gka dite me nen ang ang me me
nan nan pad ang lah n nan nen ang kan kan nen nen
gka gka a kan gka ang kan ang ang
n n wak n kan kan kan
tu
ke
mar
in

BAB IV
MENGETAHUI JENIS FIIL YANG SEBELUMNYA
TERDAPAT HURUF

a. Dimasuki huruf athaf


Contoh (1) : Dari (QS. Al-Baqarah ayat : 48)
‫والتّقوا يوما الّ تجزى نفس عن نفس شيئا‬
“Dan jagalah dirimu dari (azab) hari kiamat”
Asal kalimat yang bergaris bawah di atas adalah
‫ يتّقى‬- ‫اتّقى‬
“Menjaga”
Contoh (2) : Dari (QS. Al-Baqarah ayat : 102)
‫والتّبعوا ما تتلوا الشيطين على ملك سليمن‬
“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan
Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir)”
Asal kalimat yang bergaris bawah di atas adalah
‫ يتّبع‬- ‫اتّبع‬
“Mengikuti”
Contoh (3) : Dari (QS. Al-Baqarah ayat : 152)
‫فاذكرونى أذكركم‬
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu”
Asal kalimat yang bergaris bawah di atas adalah
‫ يذكر‬- ‫ذكر‬
“Mengingat”
Contoh (4) : Dari (QS. Al-Baqarah ayat : 191)
‫واقتلوهم حيث ثقفتموهم‬
“Dan bunuhlah mereka dimana saja kamu jumpai mereka”
Asal kalimat yang bergaris bawah di atas adalah
‫ يقتل‬- ‫قتل‬
“Membunuh”
Contoh (5) : Dari (QS. Al-’Imran ayat : 103)
‫واعتصموا بحبل هّللا جميعا‬
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah”
Asal kalimat yang bergaris bawah di atas adalah
‫ يعتصم‬- ‫اعتصم‬
“Berpegang”
Contoh (6) : Dari (QS. Al-’Imran ayat : 174)
‫فانقلبوا بنعمة من هّللا‬

“Maka mereka kembali dengan niknat dan karunia (yang besar) dari Allah”
Asal kalimat yang bergaris bawah di atas adalah
‫ ينقلب‬- ‫انقلب‬
“Kembali”
Contoh (7) : Dari (QS. Al-’In-Nisa’ ayat : 6)
‫وابتلوا اليتمى حتّى إذا بلغوا النّكاح‬
“Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin”
Asal kalimat yang bergaris bawah di atas adalah
‫ يبتلى‬- ‫ابتلى‬
“Menguji”
Contoh (8) : Dari (QS. Al-’In-Nisa’ ayat : 36)
‫واعبدوا هّللا وال تشرك به شيئا‬
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu
apapun"
Asal kalimat yang bergaris bawah di atas adalah
‫ يعبد‬- ‫عبد‬
“Menyembah”
Contoh (9) : Dari (QS. Al-’In-Nisa’ ayat : 106)
‫واستغفر هّللا‬

“Dan mohonlah ampun kepada Allah”


Asal kalimat yang bergaris bawah di atas adalah
‫ يستغفر‬- ‫استغفر‬
“Mohon ampun”
Contoh (10) : Dari (QS. Al-Maidah ayat : 27)
‫ق‬
ّ ‫واتل عليهم نبأ ابنى ءادم بالح‬
“Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil)
menurut yang sebenarnya”
Asal kalimat yang bergaris bawah di atas adalah
‫ يتلو‬- ‫تال‬
“Menceritakan”
Contoh (11) : Dari (QS. Al-Maidah ayat : 38)
‫سارقة‬
ّ ‫سارق وال‬
ّ ‫وال‬
“Laki-laki yang mecuri dan perempuan yang mencuri”
Asal kalimat yang bergaris bawah di atas adalah
‫ يسرق‬- ‫سرق‬
“Mencuri”
Contoh (12) : Dari (QS. Al-Maidah ayat : 40)
‫وأن احكم بينهم بما أنزل هّللا‬

“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang
diturunkan Allah”
Asal kalimat yang bergaris bawah di atas adalah
‫ يحكم‬- ‫حكم‬
“Memutuskan”
Contoh (13) : Dari (QS. Al-An'am ayat : 109)
‫وأقسموا باهّلل جهد أيمنهم‬
“Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan segala kesungguhan”
Asal kalimat yang bergaris bawah di atas adalah
‫ يقسم‬- ‫أقسم‬
“Bersumpah”
Contoh (14) : Dari (QS. Al-A'raf ayat : 136)
‫فا نتقمنا منهم‬
“Kemudian kamu menghukum mereka”
Asal kalimat yang bergaris bawah di atas adalah
‫ ينتقم‬- ‫انتقم‬
“Menghukum”
Contoh (15) : Dari (QS. Al-A'raf ayat : 155)
‫واختار موسى قومه سبعين رجال لميقتنا‬
“Dan Musa memilih tujuh puluh orang dari kaumnya untuk (memohonkan taubat
kepada kami)”
Asal kalimat yang bergaris bawah di atas adalah
‫ يختار‬- ‫اختار‬
“Memilih”
Contoh (16) : Dari (QS. Al-A'raf ayat : 156)
‫واكتب لنا في هذه الدّنيا حسنة وفي األخرة‬
“Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat”
Asal kalimat yang bergaris bawah di atas adalah
‫ يكتب‬- ‫كتب‬
“Menetapkan”
Contoh (17) : Dari (QS. Al-Anfal ayat : 28)
‫واعلموا أنّمآ امولكم وأولدكم فتنة‬
“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu hanyalah sebagai cobaan”
Asal kalimat yang bergaris bawah di atas adalah
‫ يعلم‬- ‫علم‬
“Mengetahui”
Contoh (18) : Dari (QS. Hud ayat :37)
‫واصنع الفلك بأعيننا ووحينا‬
“Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu kami”
Asal kalimat yang bergaris bawah di atas adalah
‫ يصنع‬- ‫صنع‬
“Membuat”
Contoh (19) : Dari (QS. Hud ayat :122)
‫وانتظروا إنّا منتظرون‬
“Dan tunggulah akibat perbuatanmu; sesungguhnya kamipun menunggu (pula)”
Asal kalimat yang bergaris bawah di atas adalah
‫ ينتظر‬- ‫انتظر‬
“Menunggu”
b. Dimasuki huruf isim maushul
Contoh (1) : Dari (QS. Al-Isra ayat :64)
‫واستفزز من استطعت منهم بصوتك‬
“Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu”
Asal kalimat yang bergaris bawah di atas adalah
‫ يستطيع‬- ‫استطاع‬
“Sanggup”
Contoh (2) : Dari (QS. Al-’Imran ayat : 94)
‫فمن افترى على هللا‬
“Maka barang siapa mengada-ngadakan dusta terhadap Allah sesudah itu”
Asal kalimat yang bergaris bawah di atas adalah
‫ يفترى‬- ‫افترى‬
“Mengada-ngadakan”
BAB V
KOSA KATA DARI MAKNA SETIAP SURAT
DALAM AL-QUR'AN
1. Mengingat Al-Quran merupakan kitab suci bagi kita sebagai umat Muslim, maka sudah
seyogyanya kita mencintai dan takkan lupa untuk membacanya. Al Qur’an terdiri atas 30
juz dan 114 surah. Surah-surah tersebut terbagi ke dalam dua bagian, ialah surah
makkiyah yaitu surah yang diturunkan di Mekah dan surah madaniyah yaitu surah yang
diturunkan di Madinah. Seperti kita diketahui bersama bahwa ketiga puluh juz tersebut
diawali dengan pembukaan atau surah Al-Fatihah dan di akhiri dengan surah An-Nas
yang bermakna manusia.
Secara umum, pembagian dalam setiap juznya bisa merangkum lebih dari satu
surah. Seperti pada juz-juz pertengahan, terakhir atau mendekati juz ketiga puluh yang
terdiri dari beberapa surah bahkan puluhan surah.
a. Makna nama surat 1-70
Daftar nama surah 1-70
Berikut ini merupakan daftar surah dalam Al-Qur'an berdasarkan Mushaf Al-Qur'an
Utsmani. Jumlah surah ada 114 surah terbagi menjadi 2 tempat pewahyuan: Makkah
dan Madinah dan ayat berjumlah 6236 ayat menurut riwayat Hafsh.
No Nama Surah Bahasa Arab Arti Nama Ayat Tempat Urutan
Turun Pewahyuan
1 Surah Al- ‫الفاتحة‬ Pembukaan 7 Mekkah 5
Fatihah
2 Surah Al- ‫البقرة‬ Sapi Betina 286 Madinah 87
Baqarah
3 Surah Ali ‫آل عمران‬ Keluarga 200 Madinah 89
'Imran 'Imran
4 Surah An- ‫النّساء‬ Wanita 176 Madinah 92
Nisa'
5 Surah Al- ‫المائدة‬ Jamuan 120 Madinah 112
Ma'idah (hidangan
makanan)
6 Surah Al- ‫االنعام‬ Hewan Ternak 165 Mekkah 55
An'am
7 Surah Al- ‫األعراف‬ Tempat yang 206 Mekkah 39
A’raf tertinggi
8 Surah Al- ‫األنفال‬ Harta 75 Madinah 88
Anfal rampasan
perang
9 Surah At- ‫التوبة‬ Pengampunan 129 Madinah 113
Taubah
10 Surah Yunus ‫يونس‬ Nabi Yunus 109 Mekkah 51
11 Surah Hud ‫هود‬ Nabi Hud 123 Mekkah 52
12 Surah Yusuf ‫يوسف‬ Nabi Yusuf 111 Mekkah 53
13 Surah Ar-Ra’d ‫الرعد‬ Guruh (petir) 43 Mekkah 96
14 Surah Ibrahim ‫إبراهيم‬ Nabi Ibrahim 52 Mekkah 72
15 Surah Al-Hijr ‫الحجر‬ Gunung Al 99 Mekkah 54
Hijr
16 Surah An- ‫النحل‬ Lebah 128 Mekkah 70
Nahl
17 Surah Al-Isra' ‫اإلسراء‬ Perjalanan 111 Mekkah 50
Malam
18 Surah Al-Kahf ‫الكهف‬ Penghuni- 110 Mekkah 69
penghuni Gua
19 Surah ‫مريم‬ Maryam 98 Mekkah 44
Maryam (Maria)
20 Surah Ta Ha ‫طه‬ Ta Ha 135 Mekkah 45
21 Surah Al- ‫األنبياء‬ Nabi-Nabi 112 Mekkah 73
Anbiya
22 Surah Al-Hajj ‫الحج‬
ّ Haji 78 Madinah & 103
Makkah
23 Surah Al- ‫المؤمنون‬ Orang-orang 118 Mekkah 74
Mu’minun mukmin
24 Surah An-Nur ‫النور‬ Cahaya 64 Madinah 102
25 Surah Al- $‫الفرقان‬ Pembeda 77 Mekkah 42
Furqan
26 Surah Asy- ‫الشعراء‬ Penyair 227 Mekkah 47
Syu'ara'
27 Surah An- ‫النمل‬ Semut 93 Mekkah 48
Naml
28 Surah Al- ‫القصص‬ Kisah 88 Mekkah 49
Qasas
29 Surah ‫العنكبوت‬ Laba-laba 69 Mekkah 85
Al-'Ankabut
30 Surah Ar-Rum ‫الروم‬ Bangsa 60 Mekkah 84
Romawi
31 Surah Luqman ‫لقمان‬ Keluarga 34 Mekkah 57
Luqman
32 Surah As- ‫السجدة‬ Sajdah 30 Mekkah 75
Sajdah
33 Surah Al- ‫اأْل حزاب‬ Golongan- 73 Madinah 90
Ahzab Golongan
yang
bersekutu
34 Surah Saba’ ‫سبأ‬ Kaum Saba' 54 Mekkah 58
35 Surah Fatir ‫فاطر‬ Pencipta 45 Mekkah 43
36 Surah Ya Sin ‫يس‬ Yaasiin 83 Mekkah 41
37 Surah As- $‫الصافات‬ Barisan- 182 Mekkah 56
Saffat barisan
38 Surah Sad ‫ص‬ Shaad 88 Mekkah 38
39 Surah Az- ‫الزمر‬ Rombongan- 75 Mekkah 59
Zumar rombongan
40 Surah Ghafir ‫غافر‬ Yang 85 Mekkah 60
mengampuni
41 Surah Fussilat ‫فصلت‬ Yang 54 Mekkah 61
dijelaskan
42 Surah Asy- ‫الشورى‬ Musyawarah 53 Mekkah 62
Syura
43 Surah Az- ‫الزخرف‬ Perhiasan 89 Mekkah 63
Zukhruf
44 Surah Ad- ‫الدخان‬ Kabut 59 Mekkah 64
Dukhan
45 Surah Al- ‫الجاثية‬ Yang bertekuk 37 Mekkah 65
Jasiyah lutut
46 Surah Al- ‫اأَل حقاف‬ Bukit-bukit 35 Mekkah 66
Ahqaf pasir
47 Surah ‫محمد‬ Nabi 38 Madinah 95
Muhammad Muhammad
48 Surah Al-Fath ‫الفتح‬ Kemenangan 29 Madinah 111
49 Surah Al- ‫الحجرات‬ Kamar-kamar 18 Madinah 106
Hujurat
50 Surah Qaf ‫ق‬ Qaaf 45 Mekkah 34
51 Surah Az- ‫الذاريات‬ Angin yang 60 Mekkah 67
Zariyat menerbangkan
52 Surah At-Tur ‫الطور‬ Bukit 49 Mekkah 76
53 Surah An- ‫النجم‬ Bintang 62 Mekkah 23
Najm
54 Surah Al- ‫القمر‬ Bulan 55 Mekkah 37
Qamar
55 Surah Ar- ‫الرحمن‬ Yang Maha 78 Madinah & 97
Rahman Pemurah Mekkah
56 Surah Al- ‫الواقعة‬ Hari Kiamat 96 Mekkah 46
Waqi’ah
57 Surah Al- ‫الحديد‬ Besi 29 Madinah 94
Hadid
58 Surah Al- ‫المجادلة‬ Wanita yang 22 Madinah 105
Mujadilah mengajukan
gugatan
59 Surah Al- ‫الحشر‬ Pengusiran 24 Madinah 101
Hasyr
60 Surah Al- ‫الممتحنة‬ Wanita yang 13 Madinah 91
Mumtahanah diuji
61 Surah As-Saff ‫الصف‬ Satu barisan 14 Madinah 109
62 Surah Al- ‫الجمعة‬ Hari Jum’at 11 Madinah 110
Jumu’ah
63 Surah Al- ‫المنافقون‬ Orang-orang 11 Madinah 104
Munafiqun yang munafik
64 Surah At- ‫التغابن‬ Hari 18 Madinah 108
Tagabun dinampakkan
kesalahan-
kesalahan
65 Surah At- ‫الطالق‬ Talak 12 Madinah 99
Talaq
66 Surah At- ‫التحريم‬ Mengharamka 12 Madinah 107
Tahrim n
67 Surah Al- ‫الملك‬ Kerajaan 30 Mekkah 77
Mulk
68 Surah Al- ‫القلم‬ Pena 52 Mekkah 2
Qalam
69 Surah Al- ‫الحآقة‬ Hari kiamat 52 Mekkah 78
Haqqah
70 Surah Al- ‫المعارج‬ Tempat naik 44 Mekkah 79
Ma’arij

b. Makna nama surat 71-90


Daftar nama surah 71-90
Berikut ini merupakan daftar surah dalam Al-Qur'an berdasarkan Mushaf Al-Qur'an
Utsmani. Jumlah surah ada 114 surah terbagi menjadi 2 tempat pewahyuan: Makkah
dan Madinah dan ayat berjumlah 6236 ayat menurut riwayat Hafsh.
71 Surah Nuh ‫نوح‬ Nabi Nuh 28 Mekkah 71
72 Surah Al-Jinn ‫الجن‬ Jin 28 Mekkah 40
73 Surah Al- ‫المزمل‬ Orang yang 20 Mekkah 3
Muzzammil berselimut
74 Surah Al- ‫المدثر‬ Orang yang 56 Mekkah 4
Muddassir berkemul
75 Surah Al- ‫القيامة‬ Kiamat 40 Mekkah 31
Qiyamah
76 Surah Al- ‫اإلنسان‬ Manusia 31 Madinah 98
Insan
77 Surah Al- ‫المرسالت‬ Malaikat- 50 Mekkah 33
Mursalat Malaikat
Yang Diutus
78 Surah An- ‫النبأ‬ Berita besar 40 Mekkah 80
Naba’
79 Surah An- ‫النازعات‬ Malaikat- 46 Mekkah 81
Nazi’at Malaikat
Yang
Mencabut
80 Surah 'Abasa ‫عبس‬ Ia Bermuka 42 Mekkah 24
masam
81 Surah At- ‫التكوير‬ Menggulung 29 Mekkah 7
Takwir
82 Surah Al- $‫اإلنفطار‬ Terbelah 19 Mekkah 82
Infitar
83 Surah Al- $‫المطففين‬ Orang-orang 36 Mekkah 86
Tatfif yang curang
84 Surah Al- ‫اإلنشقاق‬ Terbelah 25 Mekkah 83
Insyiqaq
85 Surah Al- ‫البروج‬ Gugusan 22 Mekkah 27
Buruj bintang
86 Surah At- ‫الطارق‬ Yang datang 17 Mekkah 36
Tariq di malam hari
87 Surah Al-A’la ‫األعلى‬ Yang paling 19 Mekkah 8
tinggi
88 Surah Al- ‫الغاشية‬ Hari 26 Mekkah 68
Gasyiyah Pembalasan
89 Surah Al-Fajr ‫الفجر‬ Fajar 30 Mekkah 10
90 Surah Al- ‫البلد‬ Negeri 20 Mekkah 35
Balad

c. Makna nama surat 91-114


Daftar nama surah 91-114
Berikut ini merupakan daftar surah dalam Al-Qur'an berdasarkan Mushaf Al-Qur'an
Utsmani. Jumlah surah ada 114 surah terbagi menjadi 2 tempat pewahyuan: Makkah
dan Madinah dan ayat berjumlah 6236 ayat menurut riwayat Hafsh.
91 Surah Asy- ‫الشمس‬ Matahari 15 Mekkah 26
Syams
92 Surah Al-Lail ‫اليل‬ Malam 21 Mekkah 9
93 Surah Ad- ‫الضحى‬ Waktu 11 Mekkah 11
Duha matahari
sepenggalahan
naik (Dhuha)
94 Surah Al- ‫اإلنشراح‬ Melapangkan 8 Mekkah 12
Insyirah
95 Surah At-Tin ‫التين‬
ِ Buah Tin 8 Mekkah 28
96 Surah ‫العلق‬ Segumpal 19 Mekkah 1
Al-'Alaq Darah
97 Surah Al-Qadr ‫القد ِر‬ Kemuliaan 5 Mekkah 25
98 Surah Al- ‫البينة‬ Pembuktian 8 Madinah 100
Bayyinah
99 Surah Az- ‫الزلزلة‬ Kegoncangan 8 Madinah 93
Zalzalah
100 Surah $‫العاديات‬ Berlari 11 Mekkah 14
Al-'Adiyat kencang
101 Surah Al- ‫القارعة‬ Hari Kiamat 11 Mekkah 30
Qari'ah
102 Surah At- ‫التكاثر‬ Bermegah- 8 Mekkah 16
Takasur megahan
103 Surah Al-'Asr ‫العصر‬ Masa/Waktu 3 Mekkah 13
104 Surah Al- ‫الهمزة‬ Pengumpat 9 Mekkah 32
Humazah
105 Surah Al-Fil ‫الفيل‬ Gajah 5 Mekkah 19
106 Surah Quraisy ‫قريش‬ Suku Quraisy 4 Mekkah 29
107 Surah Al- ‫الماعون‬ Barang-barang 7 Mekkah 17
Ma’un yang berguna
108 Surah Al- ‫الكوثر‬ Nikmat yang 3 Mekkah 15
Kausar berlimpah
109 Surah Al- ‫الكافرون‬ Orang-orang 6 Mekkah 18
Kafirun kafir
110 Surah An- ‫النصر‬ Pertolongan 3 Madinah 114
Nasr
111 Surah Al- ‫اللهب‬ Gejolak Api/ 5 Mekkah 6
Lahab Sabut
112 Surah Al- ‫اإلخالص‬ Ikhlas 4 Mekkah 22
Ikhlas
113 Surah Al- ‫الفلق‬ Waktu Subuh 5 Mekkah 20
Falaq
114 Surah An-Nas ‫الناس‬ Umat Manusia 6 Mekkah 21
‫‪COMPLETED‬‬

‫قرأة بحمد هللا‬

Anda mungkin juga menyukai