JUDUL PROGRAM
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
Diusulkan Oleh:
1. Agus Budiansyah 1807565
2. Gilang Ramadhan 1802399
1.4 Luaran
Luaran yang diharapkan oleh penulis yakni metode PMTD (Penerjemahan
Menggunakan Tasybih Dhimni) dalam bentuk pemaknaan atau penguatan pemahaman ini,
hendaknya bisa diterapkan dalam pembelajaran meningkatkan jiwa intelektual para pelajar
bahasa Arab terhadap pemaknaan yang sifatnya abstrak, baik untuk memahami makna Al-
Qur’an ataupun Hadits, selain untuk memahami bacaan Al-Qur’an dan Hadits bisa juga untuk
memahami makna bacaan kitab lain seperti jurumiyah, safinah, alfiah, tizan, dan masih
banyak lagi yang lainnya, yang progresnya sangat meyakinkan bagi pelajar bahasa Arab itu
sendiri.
1.6 Manfaat
Penerapan pembelajaran ini bermanfaat untuk mempermudah menanam
pemahaman akan makna yang terkandung pada setiap ayat Al-Qur’an bagi para pelajar
bahasa Arab dan yang awam akan ilmu kebahasa Araban dalam meningkatkan intelektual
pemahaman isi Al-Qur’an dengan tasybih dhimni (Ilmu Bayan) atau dalam pembelajaran
memahami gaya bahasa yang menarik dan dapat mudah dipahami oleh semua kalangan
biasanya metode ini juga dapat dipakai oleh siswa santri dalam menggunakan metode
penguatan rohani. Selain itu, metode PMTD (Penerjemahan Menggunakan Tasybih Dhimni)
dalam segi literasi bahasa yang sering dikatakan anak santri ini memberi banyak sekali
manfaat mempermudah komunikasi bahasa yang mampu membedakan karakter ahlak yang
baik dan buruk analisa yang bersifat hipotesis, dibarengi dengan penanganan yang akurat
(forecasting) dimasa yang akan datang, bisa mengintropeksi diri sendiri sehingga kesadaran
diri sendiri tercapai, serta mampu mempertahankan kepentingan pendidikan dari segi
pemahaman anak yang matang di lingkungan dan seorang dalam masyarakat tersebut.
Ada beberapa kelebihan menggunakan metode PMTD (Penerjemahan
Menggunakan Tasybih Dhimni) ini yaitu memungkinkan para pelajar bahasa Arab dan orang
awam mampu menerjemahkan sesuai makna yang sebenarnya tentunya terlahir dari tasybih
dhimni tersebut bisa melatih daya serap pemahamannya serta daya lafadz yang meningkat
drastis baik dengan satu model ajar namun bervariasi akan kreativitas metode ajar yang
diterapkan ataupun dengan banyak model banyak variasi yang akan menimbulkan kesan
menarik untuk para pelajar bahasa Arab terhadap pembelajaran berlangsung. Selain itu juga
berittiba’ kepada para sahabat dalam menjaga dan memelihara Al-Qur’an dari perubahan atau
sejenisnya yang bisa merusak atau bahkan menghilangkan otentisitasnya dan keabsahan
maknanya.
Sedangkan langkah-langkah dalam menggunakan metod PMTD (Penerjemahan
Menggunakan Tasybih Dhimni) dalam meningkat kan pemahaman makna ayat Al-Qur’an
secara tepat dan benar kepada para pelajar bahasa Arab dan juga orang awam ini adalah :
1. Memperkenal kan semua ayat Al-Qur’an yang termasuk tasybih dhimni baik secara
pemakanan maupun secara gaya bahasanya.
2. Setiap ayat Al-Qur’an dan perkalimahnya diberikan sifat kalimahnya baik musyabbah,
musyabbah bih, wajhu siyibhi ataupun adat tasybihnya.
3. Setiap kalimah diperjelas dengan terjemah tafsiriyah dalam hal maknanya.
4. Setiap huruf tasybih akan dipraktikan dengan sifat huruf tasybih tersebut ada yang berupa
huruf kaf, ada juga yang berupa lafaz ka’annaa, dan juga berupa lafaz kaana.
5. Setiap pemaknaan makna yang efektif akan diperlihatkan wajhu syibhi serta
perbandingannya atau persamaannya dengan apa terlebih dahulu.
Sedangkan kekurangan dari metode PMTD (Penerjemahan Menggunakan
Tasybih Dhimni) ini adalah hanya tertuju pada pemahaman maknanya saja jikalau untuk para
pelajar bahasa Arab mungkin mereka sudah belajar dan sudah memahami ilmu nahwu shorof
dan sebagainya yang menunjang ilmu kebahasa Arabannya, dan juga sudah pasti dengan
mudah menyerap metode PMTD (Penerjemahan Menggunakan Tasybih Dhimni) ini. Tapi
disisi lain bagi orang awam itu kalau hanya sebatas memahami ilmu bayan saja yang ditinjau
dari pemaknaan mungkin bisa, namun tatkala dilihat dari segi kebahasaan mereka masih
sangat kurang, entah itu dari segi gaya bahasa, komunikasi, dan kepenulisan.
Penerapan metod PMTD (Penerjemahan Menggunakan Tasybih Dhimni) bagi
para pelajar bahasa Arab dan orang awam di dunia kampus terutama yang membuat
ketagihan dalam mempelajari isi Al-Qur’an dan mengamalkannya karena pada metod PMTD
(Penerjemahan Menggunakan Tasybih Dhimni) ini pertama para pelajar bahasa Arab
diajarkan mengenal apa itu tasybih baik tasybih dhimni maupun macam tasybih lainnya yang
menunjang memperbagus tingkat kualitas pemahaman baik pemahaman terjemahan harfiah
maupun pemahaman terjemahan tafsiriah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Penerjemahan Bahasa Arab dan Kemampuan Membaca Kalimah Serta
Pemaknaan yang Benar dan Juga Tepat.
Rochayah Machali Menurut Machali 1 (2009: 26), seorang ahli bahasa di The
University of New South Wales (UNSW), penerjemahan adalah: upaya “mengganti” teks
bahasa sumber dengan teks yang sepadan dalam bahasa sasaran dan yang diterjemahkan
adalah makna sebagaimana yang dimaksudkan pengarang. Selaras dengan pernyataan Hatim
dan Mason Hatim dan Mason dalam Machali 1 (2009: 26) menjelaskan bahwa: penerjemahan
adalah kegiatan yang dapat membuktikan dengan jelas mengenai peranan bahasa dalam
kehidupan sosial.
Drs. Otong Setiawan Djuharie, M.Pd. Djuharie 5 (2005: 13) secara panjang
lebar menjelaskan definisi terjemahan sebagai berikut: terjemahan lisan maupun tulisan
memberi tekanan lebih pada makna atau pesan yang disampaikan, sehingga hal paling
penting dalam terjemahan adalah hasil terjemahan memiliki maksud dan makna yang sama
persis dengan pesan bahasa sumbernya. Senada dengan pendapat Jiri Levy Ahli bahasa
bernama Jiri Levy 6 dalam kumpulan esai “To Honor Roman Jakobson: Essays on the
Occasion of His Seventieth Birthday II”, memaparkan bahwa penerjemahan adalah: Dari
sudut pandang teleologi: penerjemahan adalah sebuah proses komunikasi, yang memiliki
tujuan untuk menyampaikan informasi dari bahasa sumber kepada para pembaca bahasa
sasaran. Dari sudut pandang pragmatik: penerjemahan adalah sebuah proses memilih, karena
pada saat menerjemahkan, seorang penerjemah harus memutuskan satu padanan dari
beberapa padanan yang mungkin.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang yang ingin menerjemahkan
al-Quran, antara lain:
1. Mutarjim al-Quran pada dasarnya harus memiliki dan memenuhi prasyarat yang dikenakan
pada musafir seperti memiliki Itikad baik, niat yang tulus (shusn al-niyyah), menguasai
ilmu-ilmu yang diperlukan semisal ilmu kalam, fiqih-ushul fikih, ilmu akhlak dan lain-
lain. Persyaratn ini dimaksudkan agar terhindar dari kemungkinan salah atau keliru dalam
menerjemahkan al-Quran.
2. Mutarjim al-Qur'an harus memiliki aqidah Islamiyah yang kuat dan lurus (shighat al-
I’tiqad). Sebab, orang yang tidak memiliki aqidah Islamiyah yang kuat, pada dasarnya,
tidak diperbolehkan untuk menerjemah atau menafsirkan al-Qur’an karena tidak sejalan
dengan tujuan utama penurunan al-Quran itu sendiri yakni sebagai kitab hidayah (buku
petunjuk). Jika penerjemahan al-Quran diserahkan kepada orang-orang yang tidak
beriman, semisal orientalis, dan tidak berkepentingan dengan pengalaman al-Qur’an itu
sendiri, maka serba sangat mungkin terjemahannya bercampur aduk dengan kesalahan dan
kerancuan.
3. Mutarjim harus menguasai dengan baik dua bahasa yang bersangkutan, yakni bahasa asal
yang diterjemah kan dalam konteks ini bahasa al-Qur’an (Arab) dan bahasa yang akan
diterjemah, dalam konteks ini bahasa Indonesia. Apabila hanya menguasai salah satu
bahasa saja tidaklah mungkin dapat melahirkan terjemahan dengan sempurna.
4. Sebelum menerjemahkan al-Quran, penerjemah harus lebih dulu menuliskan ayat-ayat al-
Quran yang hendak diterjemahkan, dan baru kemudian memulai menerjemahkan atau
ditafsirkan. Selain dimaksud untuk memudahkan pembaca mengecek maknanya manakala
terdapat keraguan kebenaran di dalam penerjemahan al-Quran, juga terutama dalam
rangka mempertahankan otentisitas teks al-Quran yang wahyu Allah itu.
5. Mutarjim harus menguasai gaya bahasa dan keistimewaan dari kedua bahasa tersebut.
Macam-macam tasybih dalam kitab ilmu bayan terdapat tiga tasybih:
a. Tasybih Tamtsil
Tasybih tamtsil adalah tasybih yang keadaan wajah syabahnya terdiri dari gambaran yang
dirangkai dari keadaan beberapa hal. Untuk lebih memahaminya, silahkan perhatikan
beberapa contoh berikut disertai penjelasannya.
Contoh:
ِ ت اَل يُب
َْصرُون ِ َُب هَّللا ُ بِن
ٍ ور ِه ْم َوت ََر َكهُ ْم فِي ظُلُ َما َ ََمثَلُهُ ْم َك َمثَ ِل الَّ ِذي ا ْستَوْ قَ َد نَارًا فَلَ َّما أ
ْ ضا َء
َ ت َما َحوْ لَهُ َذه
Artinya: “Perumpamaan mereka (orang-orang munafik) adalah seperti orang yang
menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang
menyinari) mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.“ (QS. al-
Baqarah [2]: 17-19)
b. Tasybih Dhimni
Tasybih dhimni adalah tasybih yang musyabbah dan musyabbah bihnya tidak disebutkan
secara gamblang tapi dapat difahami dari konteks kalimat. Biasanya dalam tasybih dhimni
ada dua kalimat yang berdiri sendiri dan tidak ada kaitan makna secara langsung. Biasanya
kalimat yang kedua menjadi hujjah atau argumen untuk rasionalisasi kalimat yang pertama.
Contoh:
ٌصابَهُ ْٱل ِكبَ ُر َولَهۥُ ُذرِّ يَّة
َ َت َوأ
ِ ب تَجْ ِرى ِمن تَحْ تِهَا ٱأْل َ ْن ٰهَ ُر لَ ۥهُ فِيهَا ِمن ُك ِّل ٱلثَّ َم ٰ َر ٍ أَيَ َو ُّد أَ َح ُد ُك ْم أَن تَ ُكونَ لَهۥُ َجنَّةٌ ِّمن نَّ ِخي ٍل َوأَ ْعنَا
َت لَ َعلَّ ُك ْم تَتَفَ َّكرُون َ ِت ۗ َك ٰ َذل
ِ َك يُبَيِّنُ ٱهَّلل ُ لَ ُك ُم ٱلْ َءا ٰي ْ َصا ٌر فِي ِه نَا ٌر فَٱحْ تَ َرق َ َ ضُ َعفَٓا ُء فَأ
َ صابَهَٓا إِ ْع
Artinya: “Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan
anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala
macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai
keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api,
lalu terbakar lah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu
memikirkannya.” (QS. al-Baqarah [2]: 266)
c. Tasybih Maqlub
Tasybih maqlub adalah menjadikan posisi musyabbah sebagai musyabbah bih dengan
anggapan wajah syabah pada musyabbah lebih kuat. Maqlub artinya terbalik, jadi posisi
musyabbah menduduki musyabbah bih dan sebaliknya.
Contoh:
َ ِٱلَّ ِذينَ يَأْ ُكلُونَ ٱل ِّربَ ٰو ۟ا اَل يَقُو ُمونَ إِاَّل َك َما يَقُو ُم ٱلَّ ِذى يَتَ َخبَّطُهُ ٱل َّش ْي ٰطَنُ ِمنَ ْٱل َمسِّ ۚ ٰ َذل
ُ ك بِأَنَّهُ ْم قَالُ ٓو ۟ا إِنَّ َما ْٱلبَ ْي ُع ِم ْث ُل ٱلرِّ بَ ٰو ۟ا ۗ َوأَ َح َّل ٱهَّلل
ٓ
ار ۖ هُ ْم فِيهَا ِ َّك أَصْ ٰ َحبُ ٱلن َ ِْٱلبَ ْي َع َو َح َّر َم ٱل ِّربَ ٰو ۟ا ۚ فَ َمن َجٓا َء ۥهُ َموْ ِعظَةٌ ِّمن َّربِِّۦه فَٱنتَهَ ٰى فَلَ ۥهُ َما َسلَفَ َوأَ ْم ُر ٓۥهُ إِلَى ٱهَّلل ِ ۖ َو َم ْن عَا َد فَأ ُ ۟و ٰلَئ
َٰخَ لِ ُدون
Artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka
yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli
itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan);
dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang
itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS. al-Baqarah [2]: 275)
d. Tasybih Mufashshal
Tasybih mufashshal adalah tasybih yang disebutkan wajah syabahnya
Contoh:
ُ ضا ِعفُ لِ َم ْن يَ َشا ُء ۗ َوهَّللا ْ َمثَ ُل الَّ ِذينَ يُ ْنفِقُونَ أَ ْم َوالَهُ ْم فِي َسبِي ِل هَّللا ِ َك َمثَ ِل َحبَّ ٍة أَ ْنبَت
َ َُت َس ْب َع َسنَابِ َل فِي ُك ِّل ُس ْنبُلَ ٍة ِمائَةُ َحبَّ ٍة ۗ َوهَّللا ُ ي
َوا ِس ٌع َعلِي ٌم
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu dengan
memperoleh data secara wacana aktif. Dan jenis penelitian yang diterapkan ialah penelitian
eksperimental, dimana penelitian ini akan menjadi uji coba perdana yang dilakukan terhadap
para pelajar bahasa Arab dengan orang awam dan melihat apakah metode PMTD
(Penerjemahan Menggunakan Tasybih Dhimni) ini berpengaruh pada kualitas peningkatan
penterjemahan manual ayat Al-Qur’an baik pada terjemahan tafsiriyah maupun terjemahan
harfiyah atau tidak.
BAB IV
BIAYA KEGIATAN
3 Perjalanan 2.000.000
4 Lain-lain 1.000.000
5 Jumlah 6.000.000
4.2. Jadwal Kegiatan
No. Kegiatan Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4
1 Mencari bahan
2 Melakukan
penerjemahan
3 Memurnikan
penerjemahan
4 Proses
penerjemahan
tafsiriyah dan
harfiyah
5 Uji laju
penerapannya
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
BAB VI
LAPORAN KEGIATAN
Lampiran 1. Kemajuan Program
JUDUL
BIDANG KEGIATAN
PKM-PENELITIAN
Oleh :
RINGKASAN
Kelemahan daya semangat belajar dan daya serap materi pembelajaran penerjemahan
ayat Al-Qur’an serta praktik menerjemahkan ayat-ayat Al-Qur’an secara manual
menggunakan metode harfiyah dan tafsiriyah pada peserta didik disebabkan oleh ketidak
stabilan kebutuhan pokok yang mana sudah tidak mampu lagi untuk membentengi konsep
dirinya karena diakibatkan banyak faktor salah satunya saja bisa kita lihat faktor tidak adanya
dukungan dari pihak lingkungan yang mana lebih terbiasa bermain-main hingga larut malam
bukan sehingga ilmu keagamaannya terkikis sedikit demi sedikit, ini sangat fundamental
sekali bilamana si peserta didik konsep dirinya rendah maka teramat sangat mempengaruhi
motivasi belajarnya bahkan bisa fatal akibatnya, karena tidak cukup dengan hanya
mengandalkan kemauan namun harus ada pendukung yang lainnya juga akan potensi kualitas
konsep diri yang mumpuni bisa dengan bekal teori pemahaman yang memadai, dan bisa juga
dengan kepekaan orang tua terhadap bekal pendidikan peserta didik.
Dalam penelitian ini, digunakan pendekatan kualitatif, yaitu dengan memperoleh data
secara wacana aktif. Dan jenis penelitian yang diterapkan ialah penelitian eksperimental,
dimana penelitian ini akan menjadi uji coba perdana yang dilakukan terhadap para pelajar
bahasa Arab dan orang awam dan melihat apakah metode PMTD (Penerjemahan
Menggunakan Tasybih Dhimni) ini berpengaruh pada kualitas peningkatan penerjemahan
serta pemahaman ayat Al-Qur’an secara akurat atau tidak. Populasi pada penelitian ini yang
hanya mengambil fokus pada para pelajar bahasa Arab tiga kategori 1) Level penerjemahan
per kata, 2) Level penerjemahan berjumlah, 3) Level pemaknaan secara menyeluruh, atau
bisa dikatakan kurang berkualitas, berkualitas, sangat berkualitas.
Analisis aktivitas penerjemahan menunjukan induksi Metode harfiyah dan tafsiriyah
menyebabkan peningkatan kualitas penerjemahan ditinjau dari pemaknaan secara mendalam
dibandingkan dengan kelompok pembelajaran perorangan yang mengalami penurunan
motivasi belajar, penurunan mental belajar, dan penurunan konsep diri pada peserta didik.
DAFTAR ISI
HALAMAN …………………………………………………………………………...
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………………..
RINGKASAN ………………………………………………………………………..
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………....
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………...
Latar Belakang Masalah …………………………………………………………….
Perumusan Masalah ………………………………………………………………...
Tujuan ……………………………………………………………………………….
Luaran yang Diharapkan ……………………………………………………………
Kegunaan ……………………………………………………………………………
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………………
BAB III METODE PENELITIAN …………………………………………………
Sampel ………………………………………………………………………………
Bahan dan Alat yang Digunakan ……………………………………………………
Prosedur Penelitian …………………………………………………………………
BAB IV HASIL YANG DICAPAI …………………………………………………
Hasil Identifikasi Ekstrak …………………………………………………………..
BAB V RENCANA DAN TAHAPAN BERIKUTNYA …………………………..
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
Perumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat kita ambil permasalahan yaitu: “Apakah
penerjemahan tafsiriyah dan harfiyah menggunakan unsur tasybih dapat memperkuat
pemahaman secara akurat ?”
Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui keakuratan
penerjemahan tafsiriyah dan harfiyah menggunakan unsur tasybih
Kegunaan
Program penelitian ini memiliki beragam kegunaan, antara lain: meningkatkan
sumber daya kaidah akan hal penerjemahan, memberikan informasi ilmiah kepada
masyarakat mengenai keakuratan penerjemahan tafsiriyah dan harfiyah menggunakan unsur
tasybih, memberikan informasi penguatan pemahaman baik secara maknawi maupun secara
kaidahnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
METODE PENELITIAN
Sampel
Sampel yang digunakan adalah penerjemahan tafsiriyah dan harfiyah yang
diperoleh dari Kampung Sumur Bandung Sukabumi Jawa Barat.
Prosedur Penelitian
Langkah pertama identifikasi yang kedua pembuatan rumus penerjemahan dengan
kaidah-kaidah (ilmu nahwu shorof, dan ilmu bayan), yang ketiga pembuatan ekstrak unsur
tasybih, yang keempat identifikasi ekstrak, pembuatan suspensi ekstrak unsur tasybih, yang
kelima pembuatan suspensi kaidah, yang keenam pembuatan penetralan pemahaman, yang
ketujuh perlakuan kitab uji, yang ke delapan perbandingan penerjemahan antar kelompok
akan keakuratan penerjemahan serta kesinkronan pemahaman dengan penerjemahan hari
terakhir adalah diinduksi hasil penerjemahan dengan kaidah-kaidah nahwu shorof dan ilmu
bayan secara i.p.
BAB IV
HASIL YANG DICAPAI
Hasil Identifikasi Ekstrak
kadang kadang huruf ta ta'nits sakinah berakhiran dengan pantulan "ss" seharusnya "th" كذبت
seperti ini
Terkadang juga tidak tepat melakukan wakaf atau pemberhentian yang seharusnya berhenti di
lafaz اوفواجاmakin patal lagi jikalau di ulangnya dari lafaz افواجاyang seharusnya kalau
berhenti di kata tersebut maka harus di ulang dari lafaz sebelumnya dari kata يدخلون
DAFTAR PUSTAKA
Ali Al-Jarim dan Mustafa Amin terjemahan al-balaghatul waadhihah.Bandung, Sinar Baru
Algensindo. (2016).
Newmark. Penyerapan Penerjemahan Naturalisasi, (Mizani, 2005).
Newmark dan Harvey. Prosedur Transferensi, (998: 81; 2000, dalam Ordudari, 2008).
Vinay dan Darbelnet biasa disebut pinjaman (borrowing). (dalam Venuti, 2000: 85).
Oleh :
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..
ABSTRAK………………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………….
Latar Belakang Masalah…………………………………………………………………....
Rumusan Masalah………………………………………………………………………….
Tujuan……………………………………………………………………………………...
Luaran yang Diharapkan…………………………………………………………………..
Kegunaan………………………………………………………………………………….
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………….
BAB III METODE
PELAKSANAAN………………………………………………………………………...
Desain dan Jenis Penelitian……………………………………………………………….
Subjek Penelitian………………………………………………………………………….
Pelaksanaan Program………………………………………………………………………
BAB IV HASIL YANG DICAPAI…………………………………………………………
BAB V PENUTUP…………………………………………………………………………
Kesimpulan…………………………………………………………………………………
Saran………………………………………………………………………………………..
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan
Dari rumusan masalah di atas dapat ditarik sebuah tujuan yaitu, untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat akan ukhuwah Al-Qur’an dalam menjaga keindahan
makna Al-Qur’an melalui kegiatan kajian rutin
Kegunaan
1. Hasil penelitian masyarakat ini diharapkan dapat membentuk karakter masyarakat
yang sadar akan pentingnya bacaan yang sesuai makna baik secara tafsiriyah maupun
harfiah
2. Hasil penelitian masyarakat ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan bagi pemerintah dalam hal meluruskan pemahaman dalam hal
kesewenang wenangan yang sering terjadi pada masyarakat
3. Hasil pengabdian ini diharapkan dapat membantu memberikan pemahaman pihak
terkait yang mempunyai kepedulian pada persoalan yang diangkat ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Masyarakat yang dijadikan sasaran Penelusuran Masyarakat ini adalah masyarakat
di sekitar Desa Pasiripis, Kecamatan Surade, Kampung Sumur Bandung, Sukabumi. Desa
Pasiripis dipimpin oleh seorang kepala desa dan terdapat 2 Rukun Tetangga. Desa dihuni oleh
100 kepala keluarga. Masyarakat yang tinggal di sekitar daerah ini adalah masyarakat yang
bekerja buruh tani maupun bekerja di sektor lain yang tidak mengandalkan keahlian sebagai
mata pencaharian. Selain itu, sebagian masyarakat asli yang memiliki keahlian tahsin ilmu
agama mendirikan pesantren, mendirikan sekolah diniyah. Sehingga dapat kita ketahui
bersama bahwa mayoritas penduduk yang tinggal di sana adalah masyarakat menengah.
Dahulu Desa Pasiripis sering digunakan sebagai acara keagamaan seperti Maulid
Nabi Saw, Muharaman, dll. Namun sekarang sepi suram bagai taman tanpa bunga yang mana
sering dijadikan tempat dangdutan tetangga sebelah. Sebagian lagi memanfaatkan lingkungan
sekitar sebagai tempat balap sepeda anak-anak dan dewasa. Berbeda halnya dengan
masyarakat Desa Buniwangi yang berada di seberang jalan Desa Pasiripis. Masyarakat Desa
Buniwangi telah memanfaatkannya sebagai tempat kajian rutin. Di Desa tersebut juga
terbentuk jamaah kajian rutin yang turut merawat kegiatan keislaman dan menjaga nilai
ukhuwah islamiyah.
Sehingga dalam program penelitian masyarakat, penulis memilih mengarahkan
kegiatan ini pada pemuda Desa Buniwangi dengan sebagai hal yang sudah dipertimbangan
sebelumnya. Objek sasaran ini sangat berpotensi karena para pemuda memiliki rasa semangat
yang tinggi serta lebih memiliki waktu luang. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan
minat kajian rutin dan meningkatkan nilai ukhuwah Al-Qur’an pada lingkungan seluruhnya.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Pelaksanaan Program
a. Pelatihan
Pelatihan dilaksanakan di halaman salah satu anggota COMPAS (Komunitas Pemuda
Anak Sumur Bandung) dengan penghadiran pelatihan yang berasal dari COMPAS itu
sendiri. Pelatihan ini dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 25 November 2020 pada
pukul 15.30 WIB, Masjid Jami’.
b. Pembentukan Remaja Masjid (Komunitas Pemuda Anak Sumur Bandung)
Pengurus Komunitas Pemuda Anak Sumur Bandung ini beranggotakan para pemuda
Desa Pasiripis dan Desa Buniwangi yang merupakan bagian divisi dari Karang
Taruna Sumur Bandung. Pergerakan Komunitas Pemuda Anak Sumur Bandung ini
dibentuk sebagai pelaksanaan kegiatan gemuruh baca Al-Qur’an sesuai makna
menjaga kelestarian makna Al-Qur’an bagi generasi muda berikutnya. (Gerakan
Pengakuratan Makna Al-Qur’an) di bawah pendampingan Tim PKM-PE dalam hal
menghilangkan pemahaman yang keliru dari pemahaman membaca Al-Qur’an yang
sesuai makna Kp Sumur Bandung dan memunculkan jiwa serta pemupukan akidah
yang kuat pada benak pemuda COMPAS (Komunitas Pemuda Anak Sumur
Bandung).
BAB IV
HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KEBERLANJUTAN
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Terselenggaranya program PKM-PE Pengabdian Masyarakat GPM (Gerakan
Pengakuratan Membaca Al-Qur’an) sebagai upaya meningkatkan keterampilan membaca Al-
Qur’an serta meningkatkan pemahaman yang benar bagi masyarakat melalui pelatihan
membaca Al-Qur’an yang sesuai makna. Program tersebut terlaksana melalui dari beberapa
rangkaian kegiatan maupun persiapan yang bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi
pemahaman secara bijak dan rasional yang bisa ditangkap oleh akal masyarakat. Kegiatan
tersebut memberikan informasi kepada warga yang utamanya pemuda-pemudi yang melalui
kegiatan sosialisasi yaitu kebermanfaatan kesesuaian pemaknaan setiap ayat-ayat Al-Qur’an
bagi kemajuan serta kedewasaan pola pikir.
Selain itu untuk keberlanjutan program ini maka dibentuknya sebuah komunitas
yang bernama “PMS” yaitu gerakan muda-mudi Al-Qur’an yang prakarsai pemuda-pemudi
Desa Pasiripis dan Desa Buniwangi. Kegiatan diakhiri dengan penampilan MSQ Musabaqoh
Syarhil Qur’an yang bertujuan untuk mengetahui kesuksesan metode ajar tarjamah dalam
pemahaman tasybih dhimni yang sekarang ini sulit ditemukan di Desa Pasiripis dan Desa
Buniwangi orang membaca Al-Qur.an sesuai makna. Adanya komunitas ini dapat mewadahi
pemuda-pemudi Desa Pasiripis dan Desa Buniwangi untuk menjaga kelestarian keindahan
makna Al-Qur’an. Semoga kegiatan tetap berlanjut dan mengawasi agar tidak ada yang
mengeksploitasi bacaan dan maknanya secara terus menerus.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Al-Jarim dan Mustafa Amin terjemahan al-balaghatul waadhihah.Bandung, Sinar Baru
Algensindo. (2016).
Newmark. Penyerapan Penerjemahan Naturalisasi, (Mizani, 2005).
Newmark dan Harvey. Prosedur Transferensi, (998: 81; 2000, dalam Ordudari, 2008).
Vinay dan Darbelnet biasa disebut pinjaman (borrowing). (dalam Venuti, 2000: 85).
BAB VII
LAMPIRAN-LAMPIRAN
4. NIM 1807565
6. E-mail agusbudiansyah11@yahoo.com
B. Riwayat Pendidikan
Jurusan - - IPS
Pengusul
(Agus Budiansyah)
Biodata Anggota 1
A. Identitas Diri
4. NIM 1802399
6. E-mail gilang51@yahoo.com
B. Riwayat Pendidikan
Jurusan - - Multimedia
(
Gilang Ramadhan)
3. NIDN 0003027204
4. NIP 197202032005011003
7. E-mail zaka@upi.edu
B. Riwayat Pendidikan
C. Pengalaman Penelitian
No Tahun Judul
Pengabdi
Sumber Jml (Juta Rp)
E. Publikasi Ilmiah
Jurnal
Buku
Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan penelitian ini, maka saya
bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan
seluruh dan bantuan yang sudah terpakai dari kas negara. Demikian pernyataan ini dengan
sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.
Mengetahui,
Wakil/Pembantu Dekan atau
Ketua Jurusan/Departemen/Program Studi/
Pembimbing Unit Kegiatan Mahasiswa
Agus Budiansyah