LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN PENGLIHATAN PADA Tn. S
Disusun oleh :
Sergius Kawyan
LAPORAN PENDAHULUAN
KATARAK
A. Latar Belakang
Mata dapat dikatakan sebagai bagian dari pancaindra yang paling penting,
dari mata kita dapat melihat, belajar dan melakukan semua kegiatan dengan
optimal. Mata merupakan jendela otak karena 90% informasi yang di peroleh
otak berasal dari mata. Jika pada sistem penglihatan mengalami gangguan
maka akan berdampak besar dalam kehidupan sehari-hari.
Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah
gambaran yang diproyeksikan pada retina. Katarak biasanya terjadi pada usia
lanjut dan bisa diturunkan. Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor
lingkungan, seperti merokok atau bahan beracun lainnya. (Amin Huda
Nurarif.,2015)
Katarak disebabkan oleh beberapa faktor lingkungan, seperti merokok atau
bahan beracun lainnya. katarak bisa disebabkan oleh: penyakit keturunan
penuaan cedera mata penyakit metabolik (misalnya diabetes) obat-obat
tertentu (misalnya kortikosteroid). Kekeruhan lensa ini mengakibatkan lensa
tidak transparan, sehingga pupil akan berwarna putih abu-abu. pada mata
akan tampak kekeruhan lensa dalam bermacam-macam bentuk dan tingkat.
Kekeruhan ini juga dapat ditemukan pada berbagai lokalisasi di lensa seperti
kortek dan nukleus.
Peran keluarga terhadap penyakit katarak adalah dengan cara mengatur pola
makan klien, memberikan tempat yang nyaman kepada klien karena klien
dapat terjatuh dari tempat yang licin maka keluarga memfasilitasi dengan
memberikan penyangga untuk klien berpegangan. Sementara dampak katarak
bagi keluarga dapat melalui faktor keturunan atau aspek genetik, cacat
bawaan sejak lahir, serta trauma (kecelakaan).
3
b. Usia dewas penuh (middle years) atau maturitas usia 26-65 tahun
c. Lanjut usia (geriatric age) yaitu usia lebih dari 65 tahun.
E. Klasifikasi lansia
Menurut Depkes RI (2013) klasifikasi lansia terdiri dari :
1. Pra lansia yaitu seseorang yang berusia antara 45 -59 tahun
2. Lansia ialah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
3. Lansia resiko tinggi adalah seseorang yang berusia 60 tahun lebihdengan
masalah keseshatan
4. Lansia potensial ialah lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan
kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau jasa.
5. Lansia tidak potensial ialah lansia yang tidak berdaya mencari
nafkah,sehingga hidupnya bergantung pada orang lain
F. Ciri-ciri lansia
Menurut Depkes RI (2016), ciri-ciri lansia adalah sebagai berikut :
1. Lansia merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor
psikologis sehingga motivasi memiliki peran yang pentingdalam
kemundururan pada lansia. Misalnya lansia yang memiliki motivasi yang
rendah dalam melakukan kegiatan, maka akan mempercepat proses
kemunduran fisik, akan tetapiada juga lansia yang memiliki motivasi yang
tinggi maka kemunduran fisik pada lansia akan lebih lama.
2. Lansia memiliki status kelompok minoritas
Kondisi ini sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan
terhadap lansia dan diperkuat oleh pendapat yang kurang baik, misalnya
lansia yang lebih senang mempertahankan pendapat maka sikap sosial di
masyarakat menjadi negatif, tetapi ada juga lansia yang mempunyai
tenggang rasa kepada orang lain sehingga sikap sosial masyarakat menjadi
positif.
3. Menua membutuhkan perubahan peran
6
G. Tinjauan Teori
1. Pengertian Katarak
Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah
gambaran yang di proyeksikan pada retina. Katarak merupakan penyebab
umum kehilangan pandangan secara bertahap (springhouse Co). derajad
disabilitas yang ditimbulkan oleh katarak dipengaruhi oleh lokasi dan
densitas keburaman (Ns Indriana N. Istiqomah, S.Kep., 2012
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa terjadi
akibat kedua-duanya.dimana penglihataan seperti tertutup air terjun
akibat lensa yang keruh (Sidarta Ilyas., 2014).
2. Klasifikasi katarak
a. Katarak kongenital, katarak yang sudah terlihat pada usia kurang
dari 1 tahun. bisanya kekeruhan pada lensa yang timbul pada saat
pembentukan lensa. katarak ini sering ditemukan pada bayi yang
7
5. Katarak komplikata.
Katarak komplikata terjadi akibat gangguan keseimbangan susunan sel
lensa oleh faktor fisik atau kimiawi sehingga terjadi gangguan
kejernihan lensa. Katarak koplikata dapat terjadi akibat kelainan yang
akan mengenai kedua mata.
3) Katarak Sekunder
3. Etiologi
Katarak biasanyaa terjadi pada usia lanjut dan bisa diturunkan.
Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti
merokok atau bahan beracun lainnya. Katarak bisa disebabkan oleh
cedera mata penyakit metabolik (misalnya diabetes) obat-obat tertentu
11
2. Jenis kelamin
Pengaruh jenis kelamin pada katarak
Kejadian pada wanita lebih tinggi dibandingkan pada pria karena
padawanita terjadi monopouse. Saat itu biasanya ada gangguan
hormonal sehingga mengakibatkan jaringan tubuh menjadi mudah
rusak.
12
3. Merokok.
Penggunaan tembakau yang kronik dapat menyebabkan atropi ujung-
ujung saraf pengecap mengurangi persepsi rasa selain itu pasien yang
memiliki kebiasaan merokok dapat mengakibatkan katarak karena
pengaruh dari asap rokok yang dapat merusak mata.
4. Perkerjaan
Pekerjaan dalam hal ini erat kaitanya dengan paparan sinar matahari.
sinar ultraviolet yang berasal dari sinar matahari, akan diserap oleh
protein lensa dan kemudian akan menimbulkan reaksi fotokimia
sehingga terbentuk radikal bebas atau sposis oksigen yang bersifat
sangat reaktif. Reaksi tersebut akan mempengaruhi struktur protein
lensa ,selanjutnya menyebabkan kekeruhan lensa yang disebut
katarak.
4. Manifestasi Klinis
Katarak diagnosis terutama dengan gejala subjektif. Biasanya pasien
mengalami penurunan ketajaman penglihatan dan silau serta gangguan
fungsional sampai derajat tertentu yang di akibatkan karena kehilangan
penglihatan. Temuan objektif biasanya meliputi pengembunan seperti
mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tidak tampak dengan
oftalmoskop. Sehingga memiliki beberapa tanda yang meliputi :
a. Penglihatan akan suatu objek benda atau cahaya menjadi kabur,
buram. Bayangan benda terlihat seakan seperti bayangan semu
atau seperti asap.
b. Kesulitan melihat ketika malam hari.
c. Mata terasa sensitif bila terkena cahaya
d. Bayangan cahaya yang ditangkap seperti sebuah lingkaran.
e. Membutuhkan pasokan cahaya yang cukup terang untuk membaca
atau beraktifitas lainnya.
13
6. Pemerikasaan Diagnostik
Kartu mata snellen (tes ketajaman pengelihatan dan sentral pengelihatan)
kemungkinan terganggu dengan kerusakan kornea lensa atau viterus atau
penyakit sistem syaraf dan jalan optik.
a. Lapang pengelihatan : penurunan disebabkan oleh masa tumor
pada hipofisis otak atau gloukoma.
b. Pemeriksaan oftalmoskopi mengkaji struktur internal okuler
mencatat atrofi lempeng optik pendarahan retina dan pemeriksaan
belahan lampu dan memastikan diagnosa katarak.
c. GDS nilai normal70 – 120 mg/dl
d. Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi sistemik / infeksi.
e. A-scan ultrasound (echoography)
f. Hitung sel endotel yang sangat berguna sebagai alat dignostik.
Bila dipertimbangkan akan dilakukan pembedahan.
g. EKG kolesterol serum lipid.
14
7. Penatalaksanaan
a. Extracapsular Cataract Ekstraktie (ECCE)
Korteks dan nucleus diangkat, kapsul posterior ditinggalkan untuk
mencegah prolaps viterus, untuk melindungi retina dari sinar
ultraviolet dan memberikan sokongan utuk implantasi lensa
intraokuler. ECCE paling sering dilakukan karena memungkinkan
dimasukannya lensa intraokuler ke dalam kapsul yang tersisa. Setelah
pembedahan diperlukan koreksi visus lebih lanjut. Visus basanya
pulih dalam tiga bulan setelah pembedahan. Tehnik yang sering
digunakan dalam ECCE adalah fakoemulsifikasi, jaringan dihancurkan
dan debris diangkat melalui pengisapan (suction) (Istiqomah,2003). b.
Intracapsula Cataract Extractie (ICCE). Pada pembedahan jenis ini
lensa diangkat seluruhnya. Keuntungan dari prosedur adalah
kemudahan prosedur ini dilakukan, sedangkan kerugiannya mata
beresikotinggi mengalami retinal detachment dan mengangkat struktur
penyokong untuk penanaman lensa intraokuler. Salah satu tehnik
ICCE adalah menggunakan cryosurgery, lensa dibekukan dengan
probe super dingin dan kemudian diangkat. Menurut (Ilyas,2003)
pembedahan dengan cara ini mengurangi penyulit yang sering terjadi
pada tehnik ECCE.