Anda di halaman 1dari 9

D.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA

DIAGNOSA INTERVENSI KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI


KEPERAWTAN HASIL
1. Penurunan cardiac
output berhubungan
dengan daya pompa
jantung menurun
ditandai dengan
tekanan darah
menurun, palpitasi,
pusing.

2. Gangguan perfusi
jaringan cerebral
berhubungan dengan
suplai darah, oksigen
kejaringan otak
menurun ditandai
dengan pusing, sakit
kepala

3. Gangguan perfusi 1. Kaji status mental klien secara  Perfusi perifer adekuat 1. Mengkaji status mental klien secara  Perfusi perifer adekuat
jaringan perifer teratur.  Kulit, membrane mukosa teratur.  Kulit, membrane
berhubungan dengan (R/mengetahui derajat hipoksia pada serta konjungtiva merah 2. Mengkaji factor-faktor yang mukosa serta
menurunnya otak). (tidak pucat). menyebabkan penurunan sel darah konjungtiva
pengangkutan oksigen 2. Kaji factor-faktor yang merah.. menunjukkan
kejaringan perifer menyebabkan penurunan sel darah 3. Mengkaji warna kulit, suhu , sianosis, kemerahan (tidak
ditandai dengan klien merah. nadi perifer dan diaphoresis secara pucat)
mengeluh pusing, (R/berkurangnya sel darah merah teratur.
pucat pada kulit, disebabkan oleh kekurangan 4. memantau urine output

membrane mukosa, kofaktor untuk eritropoesis, seperti: 5. Mencatat adanya keluhan pusing
asam folat, vit B12, dan besi. 6. Memantau frekwensi jantung dan
dan konjungtiva
Akibatnya oksigen yang dikirimkan irama
pucat.
kejaringan berkurang. 7. Memberikan makanan kecil/mudah
3. Kaji warna kulit, suhu , sianosis, dikunyah, batasi asupan kafein
nadi perifer dan diaphoresis secara 8. Kaloborasi;
teratur.  Pemberian transfuse darah
(R/mengetahui derajat hipoksemia  Transplantasi
dan peningkatan tahanan perifer).
4. Pantau urine output
(R/penurunan curah jantung
mengakibatkan menurunnya
produksi urine). Penurunan urine
<600 ml/hari merupakan tanda-tanda
terjadinya syok kardiogenik).
5. Catat adanya keluhan pusing
9R/keluhan pusing merupakan
manifestasi penurunan supali darah
kejaringan otak yang parah).
6. Pantau frekwensi jantung dan irama
(R/perubahan frekwensi dan irama
jantung menunjukkan komplikasi
disritmia).
7. Berikan makanan kecil/mudah
dikunyah, batasi asupan kafein
(R/ makanan besar dapat
meningkatkan kerja miokardium,
kafein dapat merangsang langsung
kejantung sehingga meningkatkan
frekwensi jantung).
8. Kaloborasi;
 Pemberian transfuse darah
(R/transfuse dengan
PRC(Packed Red Cells)
lebih rasional diberikan
pada klien yang mengalami
anemia akibat penurunan
sel-sel darah merah).
 Transplantasi
(R/transplantasi sum-sum
tulang dilakukan untuk
memberikan persediaan
jaringan hematopoetik yang
masih dapat berfungsi)

4. Pola nafas tidak 1. Evaluasi frekwensi pernafasan dan  Menunjukkan pola nafas 1. Evaluasi frekwensi pernafasan dan  Menunjukkan pola
efektif berhubungan kedalaman yang efektif kedalaman nafas yang efektif
dengan respon (R/peningkatan pernafasan dapat  Frekwensi dan kedalaman 2. Lihat kulit dan membrane mukosa  Frekwensi dan
peningkatan frekwensi disebabkan karena hipoksia) pernafasan dalam rentang untuk adanya sianosis kedalaman pernafasan
pernafasan ditandai 2. Lihat kulit dan membrane mukosa normal 3. Tinggikan kepala tempat tidur, dalam rentang normal
dengan nafas pendek, untuk adanya sianosis  Berpartisipasi dalam letakkan pada posisi duduk tinggi atau  Berpartisipasi dalam
dispnea (R/menunjukkan kondisi hipoksia) aktifitas semi fowler aktifitas
3. Tinggikan kepala tempat tidur, 4. Berikan tambahan oksigen dengan
letakkan pada posisi duduk tinggi kanula atau masker sesuai indikasi.
atau semi fowler
(R/merangsang fungsi pernafasan/
ekspansi paru)
4. Berikan tambahan oksigen dengan
kanula atau masker sesuai indikasi.
(R/ meningkatkan penerimaan
oksigen keparu untuk kebutuhan
sirkulasi).
5. Intoleransi aktifitas 1. Catat frekwensi dan irama jantung  Aktifitas sehari-hari klien 1. Mencatat frekwensi dan irama  Klien mampu melakukan
berhubungan dengan serta perubahan tekanan darah terpenuhi dan meningkatnya jantung serta perubahan tekanan aktifitas
ketidakseimbangan selama dan sesudah aktifitas. kekampuan beraktifitas darah selama dan sesudah aktifitas.  Terjadi peningkatan
antara suplai oksigen (R/respon klien terhadap aktifitas  Klien menunjukkan 2. meningkatkan istirahat, batasi kekuatan
kejaringan ditandai dapat mengindikasikan penurunan kemampuan beraktifitas aktifitas dan berikan aktifitas
dengan keletihan, oksigen miokardium) tanpa gejala-gejala yang senggang yang tidak berat.
kelemahan otot dan 2. Tingkatkan istirahat, batasi aktifitas berat. 3. Menganjurkan klien untuk
penurunan kekuatan dan berikan aktifitas senggang yang menghindari peningkatan tekanan
tidak berat. abdomen, misalnya mengedan saat
(R/menurunkan kerja miokardium/ defekasi.
konsumsi oksigen) 4. Menjelaskan pola peningkatan
3. Anjurkan klien untuk menghindari bertahap dari tingkat aktifitas, contoh:
peningkatan tekanan abdomen, bangun dari kursi bila tidak ada nyeri
misalnya mengedan saat defekasi. dan istirahat selama 1 jam setelah
(R/dengan mengejan dapat makan.
mengakibatkan takikardi serta 5. Mempertahankan klien tirah baring
peningkatan tekanan darah) sementara sakit
4. Jelaskan pola peningkatan bertahap 6. Mempertahankan rentang gerak pasif
dari tingkat aktifitas, contoh: selama sakit kritis
bangun dari kursi bila tidak ada 7. Mengevaluasi tanda vital saat
nyeri dan istirahat selama 1 jam kemajuan aktifitas terjadi
setelah makan. 8. Memberikan waktu istirahat diantara
(R/aktifitas yang maju memberikan waktu aktifitas
control jantung, meningkatkan 9. Selama aktifitas Mengkaji EKG,
regangan dan mencegah aktifitas dispnea, sianosis, kerja dan frekwensi
berlebihan) nafas serta keluhan subyektif.
5. Pertahankan klien tirah baring
sementara sakit
(R/untuk mengurangi beban
jantung)
6. Pertahankan rentang gerak pasif
selama sakit kritis
(R/meningkatkan kontraksi otot
sehingga membantu aliran balik
vena)
7. Evaluasi tanda vital saat kemajuan
aktifitas terjadi
(R/untuk mengetahui fungsi jantung
bila dikaitkan dengan aktifitas)
8. Berikan waktu istirahat diantara
waktu aktifitas
(R/untuk mendapatkan cukup
waktu resolusi bagi tubuh dan tidak
terlalu memaksakerja jantung).
9. Selama aktifitas kaji EKG, dispnea,
sianosis, kerja dan frekwensi nafas
serta keluhan subyektif.
(R/melihat dampak dari aktifitas
terhadap fungsi jantung).
6. Perubahan nutrisi 1. Jelaskan tentang manfaat makan bila  Pemenuhan nutrisi adekuat 1. Menjelaskan tentang manfaat makan  Menunjukkan
kurang dari kebutuhan dikaitkan dengan kondisi klien saat  Klien secara subjektif bila dikaitkan dengan kondisi klien pemenuhan nutrisi yang
berhubungan dengan ini. termotivasi untuk saat ini. adekuat
penurunan intake (R/dengan pemahaman klien akan melakukan pemenuhan 2. Menganjurkan agar klien memakan  Porsi makan klien
ditandai dengan lebih kooperatif mengikuti aturan) nutrisi sesuai anjuran makanan yang disediakan dirumah dihabiskan
anoreksia, mual , 2. Anjurkan agar klien memakan  Asupan meningkat pada sakit.
penurunan berat makanan yang disediakan dirumah porsi makan yang 3. Memberi makanan dalam keadaan
badan. sakit. disediakan hangat dan porsi kecil serta diet kalori
(R/untuk menghindari makanan tinggi protein
yanfg justru dapat mengganggu 4. Melibatkan keluarga pasien dalam
proses penyembuhan klien) pemenuhan nutrisi tambahan yang
3. Beri makanan dalam keadaan hangat tidak bertentangan dengan
dan porsi kecil serta diet kalori tinggi penyakitnya
protein 5. Melakukan dan ajarkan perawatan
(R/untuk meningkatkan selera dan mulut sebelum dan sesudah makan
mencegah mual, mempercepat serta sebelum dan sesudah intervensi/
perbaikan kondisi serta mengurangi pemeriksaan peroral
beban kerja jantung) 6. Memberi motivasi dan dukungan
4. Libatkan keluarga pasien dalam psikologis.
pemenuhan nutrisi tambahan yang 7. Kaloborasi
tidak bertentangan dengan  Dengan nutrisi tentang
penyakitnya pemenuhan diet klien
(R/klien kadang kala mempunyai  Pemberian multivitamin
selera makan yang sudah terbiasa
dirumah. Dengan bantuan keluarga
dalam pemenuhan nutrisi dengan
tidak bertentangan dengan pola diet
akan meningkatkan pemenuhan
nutrisi).
5. Lakukan dan ajarkan perawatan
mulut sebelum dan sesudah makan
serta sebelum dan sesudah
intervensi/ pemeriksaan peroral
(R/hygiene oral yang baik akan
meningkatkan nafsu makan klien)
6. Beri motivasi dan dukungan
psikologis.
(R/meningkatkan nafsu makan
secara psikologis)
7. Kaloborasi
 Dengan nutrisi tentang
pemenuhan diet klien
(R/meningkatkan
pemenuhan sesuai dengan
kondisi klien)
 Pemberian multivitamin
(R/memenuhi asupan vitamin yang
kurang dan penurunan asupan nutrisi
secara umum dan memperbaiki daya
tahan

Anda mungkin juga menyukai