Anda di halaman 1dari 5

Contoh Kasus Keperawatan Jiwa Pada Anak dengan ADHD

An. A berusia 8 tahun terdiagnosa ADHD, sedang di anamnesa oleh perawat N


di poli jiwa RS Menur Surabaya, ibu klien mengatakan bahwa An. A tidak bisa diam
dan selalu bergerak aktif. An.A merupakan anak pertama dari 3 bersaudara dari Ny Y
dan Tn W. Saat pertama kali memasuki ruangan An. A melompat-lompat beberapa kali,
tertawa cekikian dan berkata seenanknya sendiri. Perawat menyuruhnya untuk duduk
tenang dan memberinya buku gambar. An. A lalu mulai menggambar namun tidak
menyelesaikannya dan berlari mengitari ruangan sambal menanyakan nama benda yang
dilihatnya. Secara tiba-tiba An. A menjatuhkan barang-barang yang ada diatas meja
sehingga terjatuh. Setelah menjatuhkan barang tersebut An. A berlari dan melompat
mengelilingi ruangan tersebut. Kemudian perawat menyuruh mewarnai dan
menggambar namun tidak bisa melakukan dengan baik, susah berkonsentrasi dan terus
saja berlari-lari mengitari seluruh runagan sambal mendorongi orang disekitarnya dan
mencoret-coret tembok ruangan .
Ibunya mengatakan bahwa anaknya memiliki perilaku seperti ini sejak masuk
sekolah TK dan ibunya juga mengatakan bahwa ada salah satu keluarga dari saudara
suaminya ada yang memiliki perilaku sama dengan An A. ibu klien mengatakan anak
sering jahil dan tidak bisa menyelesaikan tugas perintah dari gurunya, ingin keluar dari
kelas dan tidak bisa diam terutama pada kakinya saat duduk. Ibu An.A mengatakan
sempat akan terserempet mobil saat berlarian dilingkungan rumahnya. Makanan yang
sering di konsumsi di rumah adalah permen lollipop rasa susu dan ikan tuna.
FORMAT PENGKAJIAN KLIEN SEHAT MENTAL

Nama perawat : Rahmawati Ningsih


Tanggal pengkajian : 27 November 2020
Tempat pengkajian : Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya
Sumber data : Ibu Pasien

I. IDENTITAS KLIEN
Nama klien lengkap : Andika Pramudibta
Nama panggilan klien : Andi
Umur/TTL : 8 tahun/ 05 April 2012
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pelajar
Suku bangsa : Indonesia
Status marital : Dibawah Umur
Alamat lengkap : Jl. Permata

II. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB

Nama penanggung jawab klien : Ny. Yuli


Umur : 36 Tahun
Agama : Islam
Suku bangsa : Indonesia
Alamat lengkap : Jl. Permata
Telp yang mudah dihubungi : 081803120232
Hubungan dengan klien : Orang Tua (Ibu)
I. PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN
Usia 6 - 12 tahun
Petunjuk teknis pengisian format :
1. Berilah tanda (√) jika klien dan keluarga mampu melakukannya
2. Apabila semua kemampuan tercapai (jawaban “Ya“ mencapai 100%) maka
dikategorikan “Normal“ namun bila kurang dari 100% maka dikategorikan
“Penyimpangan“

Nama klien :
N Kemampuan Ya Tidak
o
Kemampuan Klien
1 Mampu BAK/BAB di toilet dan tidak mengompol √
2 Mempunyai teman tetap untuk bermain √
3 Menyukai dan ikut berperan dalam kegiatan kelompok √
4 Berteman dengan sesama jenis √
5 Berkompetisi dengan teman atau saudara sebaya √
6 Memiliki hubungan yang baik dengan orang tua √
7 Mampu menyelesaikan tugas dari sekolah √
8 Mampu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga secara √
sederhana
9 Mulai mengerti nilai mata uang dan satuannya √
10 Memiliki hobby: naik sepeda, membaca buku, majalah, cerita √
anak
11 Tidak ada bekas tanda-tanda luka penganiayaan fisik dan √
seksual
Kemampuan keluarga
1 Memfasilitasi anak mengikuti aktivitas kelompok √
2 Membimbing anak dalam pencapaian tugas perkembangan √
sesuai kemampuannya
3 Membimbing anak dalam cara berinteraksi dengan orang lain √
4 Membimbing anak dalam kegiatan rumah: menonton TV, √
membaca buku cerita, waktu belajar yang disiplin
5 Melibatkan dan membimbing anak dalam kegiatan keluarga: √
berkebun, memasak, membersihkan rumah, rekreasi bersama
6 Keluarga tidak mencubit, memukul atau mencela/memaki anak √
bila anak rewel
7 Tidak mempekerjakan anak secara paksa untuk mencari √
nafkah keluarga
8 Memberikan pendidikan yang baik √

A Diagnosa Keperawatan :
a. Gangguan interaksi sosial berhubungan dengan perubahan proses pikir
b. Resiko cidera berhubungan dengan impulsivitas, ketidakmampuan
mendeteksi bahaya
c. Resiko ketidakmampuan menjadi orang tua berhubungan dengan
keterlambatan perkembangan anak
B Intervensi Keperawatan
a. Gangguan interaksi sosial berhubungan dengan perubahan proses pikir
1. Kaji pola interaksi antara pasien dan orang lain
2. Identifikasi perubahan perilaku yang spesifik
3. Anjurkan beraktivitas sosial dan komunitas
4. Berikan umpan balik yang positif jika pasien dapat berinteraksi
dengan orang lain
b. Resiko cidera berhubungan dengan impulsivitas, ketidakmampuan
mendeteksi bahaya
1. Amati perilaku anak secara sering
2. Berikan informasi mengenai bahaya lingkungan dan
karakteristiknya
3. Bantu anak mengenali kapan kemarahannya terjadi
4. Hindarkan benda-benda disekitar pasien yang dapat
membahayakan dan menyebabkan cedera
5. Berikan obat-obat penenang sesuai dengan resep dokter
c. Resiko ketidakmampuan menjadi orang tua berhubungan dengan
keterlambatan perkembangan anak
1. Berikan informasi kepada orang tua tentang bagaimana cara
mengatasi perilaku anak yang hiperaktif
2. Ajarkan pada orang tua tentang tahapan penting perkembangan
normal dan perilaku anak
3. Bantu orang tua dalam mengimplementasikan program perilaku
anak yang positif
4. Bantu keluarga dalam membuat perubahan lingkungan rumah
byang dapat menurunkan perilaku negatif anak
C Implementasi Keperawatan
a. Gangguan interaksi sosial berhubungan dengan perubahan proses pikir
1. Mengkaji pola interaksi antara pasien dengan orang lain
R : mengetahui sejauh mana kemampuan anak dalam melakukan
interaksi
2. Mengidentifikasi perubahan perilaku yang spesifik
R : menunjukkan perilaku yang dapat meningkatkan atau
memperbaiki interaksi
3. Menganjurkan beraktivitas sosial dan komunitas
R : aktivitas sosial dan komunitas dapat membentuk perilaku
anak yang positif
4. Berikan umpan balik yang positif jika pasien dapat berinteraksi
dengan orang lain
R : tanggapan positif pada anak dapat menimbulkan rasa percaya
diri anak dalam bergaul dengan orang lain
b. Resiko cedera berhubungan dengan impulsivitas, ketidakmampuan
mendeteksi bahaya
1. Mengamati perilaku anak secara sering
R : anak-anak pada resiko tinggi melakukan pelanggaran
memerlukan pengamatan yang seksama untuk mencegah
tindakan yang membahayakan bagi diri sendiri atau orang lain
2. Memberikan informasi mengenai bahaya lingkungan dan
karakteristiknya
R : pasien/keluarga akan mengidentifikasi resiko yang dapat
meningkatkan kerentanan terhadap cedera
3. Membantu anak mengenali kapan kemarahannya terjadi
R : anak lebih bisa diawasi saat marah dan lebih bisa menguasi
cara untuk mengontrol kemarahannya
4. Memberikan obat-obat penenang sesuai resep dokter
R : obat-obatan ansietas akan membebaskan dari ansietas dan
meudahkan kerjasama anak dengan terapi
c. Resiko ketidakmampuan menjadi orang tua berhubungan dengan
keterlambatan perkembangan anak
1. Memberikan informasi kepada orang tua tentang bagaimana cara
mengatasi perilaku anak yang hiperaktif
R : orang tua dapat mengetahui penanganan pada anak yang
memiliki perilaku hiperaktif
2. Mengajarkan pada orang tua tentang tahapan penting
perkembangan normal dan perilaku anak
R : mempunyai harapan peran orang tua yang realistis
3. Membantu orang tua dalam mengimplementasikan program
perilaku anak yang positif
R : mengidentifikasi faktor resiko dirinya yang dapat mengarah
menjadi orang tua yang tidak efektif
4. Membantu keluarga dalam membuat perubahan lingkungan
rumah yang dapat menurunkan perilaku negatif anak
R : memberikan kenyamanan pada anak untuk berada
dilingkungannya

Nama perawat : Rahmawati Ningsih

Anda mungkin juga menyukai