Undang-Undang Dasar 1945 di negara Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan, atau
yang sering disebut amandemen. Sebenarnya apakah yang dimaksud amandemen itu? Secara
bahasa, amandemen berasal dari Bahasa Inggris, to amendatau to make better. Amandemen
adalah penambahan atau perubahan, ada beberapa pengertian tentang perubahan ini,
diantaranya: penggantian naskah yang satu dengan naskah yang sama sekali berbeda, perubahan
dalam arti dalam naskah UUD dengan menambahkan, mengurangi, atau merevisi sesuatu
rumusan dalam naskah UUD itu menurut tradisi negara-negara Eropa Kontinental, perubahan
dengan cara melampirkan naskah perubahan itu pada naskah UUD yang sudah ada, dan inilah
yang biasa disebut dengan istilah amandemen menurut tradisi Amerika Serikat.
Pada amandemen UUD 1945 tidak terdapat penggantian dasar negara, baik itu Pancasila, bentuk
negara kesatuan, maupun bentuk pemerintahan presidensiil. Tetapi hanya menyempurnakan,
memperjelas, memperbaiki kesalahan, dan melakukan koreksi terhadap pasal-pasal yang ada,
tanpa harus melakukan perubahan terhadap hal-hal yang mendasar dalam UUD 1945 itu sendiri.
Sejak Proklamasi hingga sekarang telah berlaku tiga macam Undang-undang Dasar
dalam delapan periode yaitu :
Periode 18 Agustus 1945 – 27 desember 1949 (UUD 1945)
Periode 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950 (RIS 1949)
Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959 (UUDS 1950)
Periode 5 Juli 1959 – 19 Oktober 1999 (UUD 1945 amandemen)
Periode 19 Oktober 1999 – 18 Agustus 2000(amandemen ke 1)
Periode 18 Agustus 2000 – 9 November 2001(amandemen ke 2)
Periode 9 November 2001 – 10 Agustus 2002(amandemen ke 3)
Periode 10 Agustus 2002 – sampai sekarang(amandemen ke 4)
Pada kurun waktu tahun 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan (amandemen),
yaitu sebagai berikut:
Alinea ketiga : “Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh
keinginan yang luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia
menyatakan dengan ini kemerdekaannya”
Kalimat tersebut bukan saja menegaskan apa yang menjadi motivasi nyata dan materiil bangsa
Indonesia, untuk menyatakan kemerdekaannya, tetapi juga menjadi keyakinan motivasi
spiritualnya, bahwa maksud dan tindakan menyatakan kemerdekaan itu diberkati oleh Allah
Yang Maha Kuasa. Hal tersebut berarti bahwa bangsa Indonesia mendambakan kebidupan yang
berkeseimbangan material dan spiritual serta keseimbangan kebidupan di dunia dan di akhirat.
Alinea ini memuat motivasi spiritual yang luhur dan mengilhami Proklamasi Kemerdekaan
(sejak dari Piagam Jakarta) serta menunjukkan pula ketaqwaan bangsa Indonesia kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Berkat ridho-Nyalah bangsa Indonesia berhasil dalam perjuangan mencapai
kemerdekaannya, dan mendirikan negara yang berwawasan kebangsaan.
Alinea keempat : “Kemudian daripada itu untuk membentuk susunan pemerintahan negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia yang terbentuk dalam susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasarkan kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, dan 13
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Alinea ini merumuskan dengan padat sekali tujuan dan prinsip-prinsip dasar, untuk mencapai
tujuan bangsa Indonesia setelah menyatakan dirinya merdeka.
Tujuan nasional negara Indonesia dirumuskan dengan "... Pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kebidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial"
Sedangkan prinsip dasar yang dipegang teguh untuk mencapai tujuan itu adalah dengan
menyusun kemerdekaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang Dasar Negara Indonesia,
yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dan
berdasarkan PancasiIa. Dengan rumusan yang panjang dan padat ini, alinea keempat Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 sekaligus menegaskan:
1. Negara Indonesia mempunyai fungsi yang sekaligus menjadi tujuannya yaitu:melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial;
2. Negara Indonesia berbentuk Republik dan berkedaulatan rakyat;
3. Negara Indonesia mempunyai dasar falsafah Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.