Anda di halaman 1dari 5

PERSATUAN ISLAM (PERSIS) historis, lambang PERSIS mengalami perubahan.

Sebagaimana dilegitimasi dalam


Persatuan islam (disingkat persis) adalah sebuah organisasi islam Qanun PERSIS kontemporer, bahwa lambang PERSIS adalah jalur-jalur sinar
indonesia. Persis didirikan pada tanggal 12 september 1923 dibandung oleh berbentuk Bintang bersudut dua belas. Didalamnya (tengah-pusat) tertulis dalam
sekelompok islam yang berminat dalam pendidikan dan aktivitas keagamaan yang hurup Arab: Persatuan Islam (hurup Arab-Melayu/Pegon). Bagian atasnya,
dipimpin oleh Haji zamzam dan Haji Muhammad Yunus. terdapat tulisan penggalan ayat Al-Quran, wa'tasimu bihablillah jami'an wala
Persis didirikan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman Islam tafarraqu. Pada bagian bawah tertulis Hadits riwayat Tirmidzi, yadullah ma'a al-
yang sesuai dengan aslinya yang dibawa oleh Rasulullah Saw dan memberikan jama'ah.
pandangan berbeda dari pemahaman Islam tradisional yang dianggap sudah tidak Lambang tersebut berbeda dengan sebelumnya, pada zaman generasi
orisinal karena bercampur dengan budaya lokal, sikap taklid buta, sikap tidak awal PERSIS. Era KH. Zam zam dan M. Natsir (Ketua dan Wakil Ketua
kritis, dan tidak mau menggali Islam lebih dalam dengan membuka Kitab-kitab PERSIS), setidaknya era 1938-1942, lambang PERSIS adalah berbentuk Bulan-
Hadits yang shahih. Oleh karena itu, lewat para ulamanya seperti Ahmad Hassan Bintang. Tepatnya Bulan Sabit, yang di kedua ujungnya (bagian atas ke bawah)
yang juga dikenal dengan Hassan Bandung atau Hassan Bangil, Persis terdapat Bintang bersudut lima. Nama organisasi ditulis setengah melingkar
mengenalkan Islam yang hanya bersumber dari Al-Quran dan Hadits. dengan hurup Latin: PERSATOEAN ISLAM, terletak di tengah-tengah, antara
1. Arti Lambang Persatuan Islam Bintang dan Bulan Sabit. Pada bagian dalam (tubuh) Bulan Sabit terdapat tulisan
Arab: al-Wahdah al-Islamiyyah.
Lalu, sejak kapan lambang simbolik Jamiyyah tersebut berubah?
Lambang Bulan-Bintang itu sendiri bertahan hingga Jamiyyah dibubarkan Jepang
pada tahun 1942. Hal ini didukung fakta, bahwa pada akhir tahun 1941, terdapat
kop surat Pengurus Besar (PB) PERSIS yang masih menggunakan lambang
Bulan-Bintang—sebagaimana bentuk yang telah dijelaskan di atas.
Setelah Jamiyyah mengalami kevakuman selama enam (6) tahun, barulah
pada April 1948, PERSIS bisa didirikan kembali (reorganisasi). Pada era kedua
Jamiyyah ini, muncul tokoh muda PERSIS, yakni M. Isa Anshary (waktu itu baru
berumur 33/34 tahun). Selain berperan besar mereorganisasi Jamiyyah setelah
Sehubungan dengan Lambang Persatuan Islam (PERSIS), ada beberapa
dibubarkan Jepang, menurut kang Prof. Dadan Wildan dalam buku Pasang Surut
hal yang perlu didiskusikan. Salah satunya adalah aspek kesejarahan. Secara
Gerakan Pembaharuan (2000: 128), Isa Anshary juga menjadi konseptor utama
Qanun PERSIS yang baru. Qanun tersebut disahkan pada tahun 1953 (Muktamar membangun kesadaran sejarah para aktivis jamiyyah kontemporer; dan (3)
V PERSIS). Isa Anshary juga yang menjadi konseptor Manifest Perdjuangan kreativitas kejamiyyahan sebagai bagian dari ruh tajdid itu sendiri.
PERSIS yang diterbitkan pada 1958, setelah sebelumnya pada 1951 menyusun 2. Latar Belakang Pendirian Persatuan Islam (Persis)
buku Falsafah Perdjuangan Islam. Bahwa lambang PERSIS pada era Permulaan abad ke-20 merupakan masa kebangkitan umat Islam.
kepemimpinan Isa Anshary mengalami perubahan dirujuk pada pernyataan Isa Gerakan-gerakan modern Islam muncul bersamaan dengan lahirnya kesadaran
Anshary dalam tulisannya, Ke Depan Dengan Wajah Baru (Agustus 1960). Pada nasional yang diwujudkan dalam wujud pergerakan nasional. Kedua gerakan itu
tulisannya itu, Isa Anshary sedikit menyentil tentang lambang jam’iyyah, berjalan beriringan dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia untuk
dihubungkan dengan visi Al-Jama’ahnya, dengan menyebut bahwa, “ di lingkaran memperoleh kemerdekaan.
simbol PERSIS dituliskan yadullahi ma’al jama’ah.” Bagi umat Islam, usaha-usaha untuk menuju cita-cita ini ditempuh dalam
Pada 18 Februari 1968, Panitia Perubahan Qanun Asasi PERSIS—yang bentuk organisasi-organisasi Islam dengan corak dan gaya yang berbeda.
dibentuk oleh Muktamar PERSIS VIII di Bandung—meneguhkan terkait lambang Pada awal abad ke-20, bermunculan organisasi-organisasi pembaharuan
PERSIS yang berbentuk bintang bersudut dua belas. Panitia yang dipimpin oleh Islam di Indonesia yang memiliki ciri sebagai gerakan tajdid, di antaranya
M. Rusyad Nurdin dan Junus Anis tersebut mengesahkan Perubahan Qanun Asasi Muhammadiyah di Yogyakarta, al-Irsyad di Jakarta, dan Persatuan Islam (Persis)
dan Qanun Dakhili PERSIS. Pada Bab VIII Pasal 31 tertulis: (1) Lambang yang berdiri di Bandung. Semua gerakan ini berdasarkan ajaran-ajaran salaf dan
Djam’ijjah ialah djalur-djalur sinar berbentuk bintang bersudut dua belas; (2) reformis.
Sembojan Djam’ijjah ialah “wa’tashimu bi-hablillahi djamie’an wa la tafarraqu” Persis sendiri berawal dari suatu kelompok tadarusan di kota Bandung
dan “Jadullahi ma’al Djama’ah”; (3) Sembojan diterakan pada Lambang. yang dipelopori oleh H. Muhammad Zamzam dan H. Muhammad Yunus, dua
Dengan begini, bagi kita generasi kontemporer, paling tidak ada tiga (3) orang saudagar dari Palembang. Bersama dengan jamaahnya, mereka mengkaji
pilihan: pertama, mengganti lambang PERSIS yang sekarang, dikembalikan ke serta menguji ajaran-ajaran Islam.
lambang PERSIS yang awal (era Zamzam-Natsir). Kedua, tetap mempertahankan Kelompok tadarusan yang awalnya hanya berjumlah sekitar 20an orang
lambang PERSIS yang sekarang, dengan menafikan lambang yang lama. Ketiga, ini pun semakin mengetahui hakitat Islam yang sebenarnya. Mereka menjadi
melakukan modifikasi (campuran) lambang PERSIS, antara yang lama dengan sadar bahaya keterbelakangan, kejumudan, penutupan pintu ijtihad, taklid buta,
yang sekarang. dan serangkaian bid’ah.
Ide modifikasi lambang ini, alasannya sederhana. Yakni: (1) untuk Mereka lalu berusaha melakukan gerakan tajdid dan pemurnian ajaran
menghargai hasil jerih-payah jihad semua founding fathers PERSIS; (2) untuk agama Islam dari paham-paham yang menyesatkan.
Kesadaran terhadap kehidupan berjamaah, berimamah, dan berimarah Organisasi ini berusaha keras untuk mengembalikan kaum muslimin
dalam menyebarkan syariat Islam menimbulkan semangat kelompok tadarusan ini kepada al-Quran dan hadis; menghidupkan jihad dan ijtihad, membasmi bid’ah,
untuk mendirikan sebuah organisasi baru dengan ciri dan karakteristik yang khas. khurafat, takhayul, taklid dan syirik, memperluas tablig dan dakwah kepada
Sehingga berdirilah Persis pada tanggal 12 September 1923 di Bandung. segenap masyarakat; mendirikan pesantren dan sekolah untuk mendidik kader
Penamaan organisasi ini diilhami dari firman Allah dalam surat Ali Imran ayat Islam.
103: Persis pada umumnya kurang memberikan tekanan kepada kegiatan
organisasi. Mereka tidak terlalu berminat menambah sebanyak mungkin anggota.
‫بَحْ تُ ْم‬P‫ص‬ ْ َ‫وْ ِب ُك ْم فَا‬Pُ‫اَ لَّفَ بَيْنَ قُل‬Pَ‫ دَٓا ًء ف‬P‫ت هّٰللا ِ َعلَ ْي ُك ْم اِ ْذ ُك ْنتُ ْم اَ ْع‬
Pَ ‫َص ُموْ ا ِب َحب ِْل هّٰللا ِ َج ِم ْيعًا َّواَل تَفَ َّرقُوْ ا ۖ َو ْاذ ُكرُوْ ا نِ ْع َم‬
ِ ‫َوا ْعت‬ Pembentukan cabang tergantung pada inisiatif peminat semata dan bukan
‫هّٰللا‬
َ‫ار فَا َ ْنقَ َذ ُك ْم ِّم ْنهَا ۗ ك َٰذ ِلكَ يُبَيِّنُ ُ لَـ ُك ْم ٰا ٰي ِت ٖه لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْهتَ ُدوْ ن‬ ٰ
ِ َّ‫ِب ِن ْع َم ِت ٖ ۤه اِ ْخ َوانًا ۚ َو ُك ْنتُ ْم عَلى َشفَا ُح ْف َر ٍة ِّمنَ الن‬ didasarkan kepada suatu rencana yang dilakukan oleh pimpinan pusat.
wa’tashimuu bihablillaahi jamii’aw wa laa tafarroquu wazkuruu ni’matallohi Pada tahun-tahun pertamanya, Persis hanya memiliki anggota sekitar
‘alaikum iz kuntum a’daaa`an fa allafa baina quluubikum fa ashbahtum 20an orang. Aktivitas pun berakar pada shalat Jum’at ketika anggota datang
bini’matihiii ikhwaanaa, wa kuntum ‘alaa syafaa hufrotim minan-naari fa bersama-sama dan mengikuti kursus-kursus pengajaran agama yang diberikan
angqozakum min-haa, kazaalika yubayyinullohu lakum aayaatihii la’allakum sejumlah tokoh Persis. Perlu diketahui seluruh aktivitas dakwah Persis diprakarsai
tahtaduun dan dibiayai sendiri oleh kedua pendirinya yang berprofesi sebagai wirausahawan.
“Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah Organisasi ini mendapat bentuknya yang jelas setelah masuknya Ahmad
kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu Hassan pada tahun 1926 dan Mohammad Natsir pada 1927. Menurut Dadan
(masa Jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan Wildan dalam Sejarah Perjuangan Persis, Sejak masuknya Ahmad Hassan, Persis
karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi memiliki guru utama dalam menyampaikan ajaran Islamnya.
jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah Ahmad Hassan merupakan seorang pendatang dari Singapura. Ia adalah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.” keturunan keluarga India Tamil yang menetap di wilayah itu. Meskipun tidak
3. Perkembangan Persatuan Islam (Persis) menuntaskan pendidikan sekolah dasar, tetapi Ahmad Hassan sejak kecil telah
 Persis pada Masa Kolonial memperoleh pendidikan agama yang kuat dari berbagai ulama terkenal di
Sejak awal pendiriannya, Persis lebih menitikberatkan perjuangannya Singapura dan Sumatra.
pada penyebaran penyiaran paham al-Qur’an dan As-Sunnah kepada masyarakat Tidak hanya berdakwah melalui jamaah tadarus, Persis juga menerbitkan
Islam dan bukan untuk memperbesar dan memperluas jumlah anggota dalam risalah dan majalah, antara lain: Pembela Islam (1929-1935), al-Fatwa (1933-
organisasi.
1935), Soal Jawab (1931-1940), al-Lisan (1935-1942, at-Taqwa (1937-1941), Saat itu Persis dihadapkan pada pergolakan politik yang belum stabil.
Lasykar Islam (1937), dan al-Hikam (1939). Persis mengeluarkan sejumlah manifesto politik yang isinya sebagian besar
Pada periode awal ini Persis menghadapi tantangan yang berat dalam menolak konsepsi Soekarno tentang Nasakom, bahkan Isa Anshary membentuk
menyebarkan ide-ide dan pemikirannya. Di samping masyarakat yang jumud, front anti komunis yang dalam prakteknya justru membahayakan umat Islam.
tantangan juga datang dari pemerintah kolonial. Kondisi ini menyebabkan para Pada muktamar Persis ke-7 di Bangil (2-5 Agustus 1960), berkembang
Persis banyak melakukan perdebatan dalam menyukseskan dakwahnya. wacana agar Persis dirubah formatnya dari organisasi massa menjadi organisasi
Pada tahun 1940, Ahmad Hassan beserta 25 muridnya pindah ke Bangil, Jawa politik dengan nama baru Jama’ah Muslimin. Wacana tersebut dilontarkan oleh
Timur dan pesantren yang berada di Bandung dilanjutkan oleh K.H. Endang Isa Anshary.
Abdurrahman. Sementara itu pihak lain menginginkan Persis tetap eksis sebagai ormas
Pada masa penjajahan Jepang, organisasi ini kurang berkembang karena Islam yang bergerak di bidang dakwah dan pendidikan.
menentang kebijaksanaan penjajah yang mewajibkan melakukan Sei kerei Gagasan dari Isa Anshary di atas ditolak oleh K.H. E. Abdurrahman yang
(penghormatan kepada kaisar Jepang dengan cara membungkukkan badan ke arah lebih memilih mempertahankan bentuk asli organisasi. Dalam hal ini
Tokyo). Abdurrahman mendapat dukungan kuat dari pimpinan pusat pemuda Persis.
Menjelang kemerdekaan, Persis mulai tertarik dengan masalah-masalah Melalui pertarungan yang alot, akhirnya Abdurrahman terpilih menjadi ketua
politik. Para tokoh Persis berpandangan bahwa kembali ke al-Quran dan Sunah itu umum Persis melalui referundum.
tidak hanya terbatas dalam akidah dan ibadah, tetapi lebih luas dari pada ini, Bergantinya tampuk kepemimpinan dan perubahan situasi negara
termasuk berjuang dalam politik untuk memenangkan ideologi Islam. rupanya mempengaruhi pada penampilan Persis di publik. Jika pada masa
 Persis pada Masa Kemerdekaan kepemimpinan K.H. Isa Anshary, Persis lebih kental dan akrab dengan politik
Pada tanggal 8 November 1945, Persis turut mempelopori lahirnya Partai praktis, maka pada masa kepemimpinan baru ini Persis tidak begitu
Masyumi di Yogyakarta, sebagai wadah politik umat Islam di Indonesia. Persis memperdulikan politik. Bahkan Abdurrahman mengeluarkan Tausiah (fatwa)
menjadi anggota istimewa di dalam Masyumi di samping Muhammadiyah dan yang melarang semua anggota dan pesantren serta ustaz untuk aktif di bidang
Nahdlatul Ulama. politik praktis.
Selain bergabung dengan Masyumi, Persis juga melakukan reorganisasi Selama masa kepemimpinan K.H. E. Abdurrahman dari tahun 1962-
untuk menyusun kembali sistem organisasi yang sebelumnya dibekukan oleh 1983, Persis menunjukkan kecenderungan pada kegiatan-kegiatan sekitar tabligh
Jepang. Setelah reorganisasi tahun 1948, Persis berada di bawah kepemimpinan dan pendidikan dari tingkat pusat hingga cabang.
K. H Isa Anshary dari tahun 1948-1960.
K.H. E. Abdurrahman lebih mengorientasikan Persis sebagai organisasi
agama, sebab itu ia mengambil pola kepemimpinan ulama, bukan kepemimpinan
politik.
Pada masa inilah Persis kembali kepada garis perjuangannya, sehingga
tidak salah jika K.H. E. Abdurrahman dikatakan sebagai penegak khittah Persis.

Anda mungkin juga menyukai