Disusun oleh :
Pembimbing:
SRAGEN
2020
1
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan dipresentasikan di depan dokter pendamping dan peserta program internsip
dokter Indonesia di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen
Pendamping I Pendamping II
2
NPA IDI 1325 42210 NPA IDI 1325 115118
Pada hari ini tanggal 26 Juli 2016 di Wahana RSUD Soehadi Prijonegoro telah dilakukan
presentasi kasus oleh :
Topik : obsgyn
Nama Pendamping : dr. Nurul Aini, M.Sc., Sp.PD, dr. Fitri Yulianti
3
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “Blighted Ovum” tepat
pada waktu. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga,
serta para pengikutnya hingga akhir zaman. Laporan kasus ini dibuat dengan tujuan
memenuhi tugas di stase obstetri dan ginekologi, juga menambah khazanah ilmu.
Terimakasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing dr. Rahman, Sp.OG yang
telah membantu serta membimbing penulis dalam kelancaran pembuatan Referat ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penulis
4
DAFTAR ISI
Judul...................................................................................................................................1
Kata pengantar..................................................................................................................2
Daftar Isi.............................................................................................................................3
Status Pasien.......................................................................................................................4
Follow up............................................................................................................................9
Tinjauan Pustaka...............................................................................................................10
Daftar Pustaka...................................................................................................................21
5
LAPORAN KASUS
IDENTITAS :
Nama : Ny. T
Usia : 21 tahun
Agama : Islam
Bangsal : cempaka
AUTOANAMNESIS
Keluhan utama
Keluar darah pervaginam, intermitten, kurang lebih semenjak 2 minggu yang lalu
6
Riwayat Pemeriksaan Kehamilan
Riwayat pengobatan
Tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan, keluhan belum diobati saat pasien masuk RS
Riwayat Alergi
Riwayat Kebiasaan
1. Tidak merokok
2. Tidak konsumsi alkohol
3. Sering pulang malam karena bekerja di salah satu rumah makan
4. Pasien mengaku memelihara kucing dirumah
5. Suami merokok
Riwayat Perkawinan
Kawin ke 1, masih kawin hingga saat datang ke RS, sudah menikah selama 1 tahun
7
Riwayat Haid
Pemeriksaan Umum :
N 86 x / menit BB : 50 Kg
S 36ºC
RR 22 x / menit
Pemeriksaan Fisik
Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak terlihat pucat, lidah tidak kotor
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, kelenjar tyroid tidak membesar
8
Payudara : Simetris, putting susu menonjol, colostrums tidak ada
Status Obstetrikus
• Abdomen :
Palpasi : Supel, Nyeri tekan (-), Fundus Uteri tidak teraba, massa(-)
• Genitalia :
Inspekulo :
Pemeriksaan Penunjang
USG : Tampak gestasional sac intrauterin (3,3 cm), fetal echo (-)
9
Laboratorium :
Diagnosa
Tindakan
10
Dilatasi servik + Kuretase
Terapi
Cefixime 2x100 mg
Vit c 3x1
sf 1x300 tab
TD : 100/70 mmHg
N : 80x/menit
PR : 20x/menit
S : 36ºC
Puasa :+
LAPORAN KURETASE
11
5. Jepit posio dengan tenakulum gigi satu pada jam 11
6. Sonde uterus ± 9 cm
7. Ambil jaringan dengan obortic tang
8. Kuretase sampai bersih
9. Jaringan ± 20 cc, tampon -, PA –
10. Kuret selesai
FOLLOW UP
12
Tangg Subjektf Okjektif Assesment Penatalaksanaan
al
1/11. Tidak ada TD: 120/70, N: 80x/menit, - Blighted Ovum Pasien Boleh Pulang
2020 keluhan
S: 36,5˚C, P: 18x/menit
Composmentis
TINJAUAN PUSTAKA
BLIGHTED OVUM
13
1. Definisi
Blighted ovum adalah keadaan dimana seorang wanita merasa hamil tetapi tidak
ada janin di dalam kandungan. Blighted ovum (kehamilan anembrionik) merupakan kehamilan
patologik, dimana mudigah tidak terbentuk sejak awal. Di samping mudigah,kantong telur juga tidak ikut
terbentuk. Seorang wanita yang mengalaminya juga merasakan gejala-gejala kehamilan seperti terlambat
menstruasi, mual dan muntah pada awal kehamilan (morning sickness), payudara mengeras, serta terjadi
pembesaran perut, bahkan saat dilakukan tes kehamilan baik test pack maupun laboratorium hasilnya pun
positif.
Blighted ovum (anembryonic pregnancy) terjadi pada saat ovum yang sudah dibuahi menempel ke
dinding uterus, tapi embrio tidak berkembang. Sel-sel berkembang membentuk kantong kehamilan, tapi tidak
membentuk embrio itu sendiri. Blighted ovum biasanya terjadi pada trimester pertama sebelum wanita
2. Etiologi
Blighted ovum merupakan penyebab sekitar 50% keguguran trimester pertama dan
ovum ini. Pada seseorang yang menderita diabetes mellitus yang tidak terkontrol itu sendiri bisa menyebabkan
keluhan ini karena terganggunya proses metabolisme di dalam tubuh. Tubuh wanita mengenali kromosom
abnormal pada janin dan secara alami tidak mencoba untuk melanjutkan kehamilan karena janin tidak akan
berkembang menjadi bayi yang sehat. Hal ini dapat disebabkan oleh pembelahan sel abnormal, atau kualitas
1. Mendelian
14
2. Multifaktor
3. Robertsonian
4. Resiprokal
Kejadian tertinggi kelainan sitogenik konsepsi terjadi awal kehamilan. Kelainan sitogenik embrio
biasanya berupa aneuploid yang disebabkan oleh keliainan sporadis, misalnya nondisjungction meiosis atau
poliploidi dari fertilitas abnormal. Separuh dari abortus karena kelainan sitogenik pada trimester pertama
berupa trisomi autosom. Triploidi ditemukan pada 16% kejadian abortus, dimana terjadi fertilisasi ovum
normal haploid oleh 2 sperma ( dispermi ) sebagai mekanisme patologi primer. Trisomi timbul akibat
nondisjunction meiosis selama gametogenesis pada pasien dengan kariotip normal. Untuk sebagian besar
trisomi, gangguan meiosis maternal bisa berimplikasi pada gametogenesis. Isiden trisomi meningkat dengan
bertambahnya usia. Trisomi 16, semua kromosom trisomi berakhir abortus kecuali pada trisomi kromosom 1.
Sindroma turner merupakan penyebab 20 – 25 % kelainan sitogenik pada abortus. Sepertiga dari fetus
Pengelolaan standar menyarankan untuk pemeriksaan genetik amniosintesis pada semua ibu hamil
dengan usia lanjut , yaitu diatas 35 tahun karena angka kejadian kelainan kromosom / trisomi akan meningkat
setelah usia 35 tahun. Kelainan lain umumnya bergubungan dengan dengan fertilisasi abnormal (tetraploid,
triploid). Kelainan ini tidak bisa dihubungkan dengan kelangsungan kehamilan. Tetraploid terjadi pada 8 %
kejadian abortus karena kelainan kromosom, di mana terjadinya kelainan pada fase sangat awal sebleum
proses pembuahan.
Struktur kromosom merupakan kelainan ketiga. Kelainan struktural terjadi pada sekitar 3% kelainan
sitogenik pada abortus. Ini menunjukan bahwa kelainan struktur kromosom sering diturunkan oleh ibunya.
Kelainan struktur kromosom pada pria bisa berdampak pada rendahnya konsentrasi sperma, infertilitas, dan
bisa mengurangi peluang kehamilan dan terjadi keguguran. Kelainan sering juga berupa gen yang abnormal,
mungkin karena adanya mutasi gen yang bisa mengganggu proses implantasi bahkan menyebabkan abortus.
Contoh untuk kelainan gen tunggal yang sering menyebabkan abortus berulang adalah myotonik dystrophy,
15
yang berupa autosom dominan dengan penetrasi yang tinggi, kelainan ini progresif, dan penyebab abortusnya
mungkin karena kombinasi gen yang abnormal dan gangguan fungsi uterus. Kemungkinan juga karena
Gangguan konektif lain, misalnya sindroma marfan, sindroma Ehlers-Danlos, homosisteinuri dan
pseudoaxanthoma elasticum. Juga pada perempuan dengan sickle cell. Anemia beresiko tinggi mengalami
abortus. Hal ini karena adanya mikroinfark pada plasenta. kelainan hematologik lain yang menyebabkan
abortus misalnya disfibrinogenemi, defisiensi faktor XIII, dan hipofibrinogenemi afibrinogenemi congenital.
Abortus berulang bisa berulang bisa disebabkan oleh penyatuan oleh 2 kromosom yang abnormal, di mana
salah bila kelainannya hanya pada salah satu orangtua, faktor tersebut tidak diturunkan. Studi pernah dilakukan
menunjukan bahwa bila didapatkannya kelainan kariotip pada kejadian abortus, maka kehamilan berikutnya
3. Faktor Infeksi
Teori peran mikroba infeksi terhadap kejadian abortus mulai diduga sejak 1917, ketika DeForest dan
kawan-kawan melakukan pengamatan kejadian abortus berulang pada perempuan yang ternyata terpapar
brucellosis. Beberapa jenis organisme tertentu diduga berdampak pada kejadian abortus antara lain :
1. Bakteria
Listeria monositogenes
Klamidia trakomatis
Ureaplasma urealitikum
Mikoplasma hominis
Bekterial vaginosis
2. Virus
Sitomegalovirus
Rubella
16
Herpes Simpleks Virus
HIV
Parovirus
3. Parasit
Toksoplasmosis gondii
Plasmodium falsiparum
4. Spirokaeta
Treponema pallidum
Berbagai teori diajukan untuk mencoba menerangkan bahwa pada infeksi terhadap resiko abortus /
Infeksi janin yang bisa berakibat kematian janin atau cacat berat sehingga janin sulit
bertahan hidup.
Infeksi plasenta yang berakibat insufisiensi plasenta dan bisa berlanjut kematian janin.
Amnionitis.
Memacu perubahan genetic dan anatomi embrio, umumnya oleh karena virus selama
kehamilan awal.
4. Faktor hormonal
17
Ovulasi implantasi, serta kehamilan dini bergantung pada koordinasi yang baik sistem pengaturan
hormone maternal. Oleh karena itu, perlu perhatian langsung terhadap sistem hormone secara keseluruhan,
fase luteal, dan gambaran hormone setelah konsepsi terutama kadar progesterone
Diabetes Mellitus
Perempuan dengan diabetes mellitus yang dikelola dengan baik risiko abortusnya tidak lebih jelek
jika disbanding perempuan yang tanpa diabetes. Akan tetapi perempuan diabetes dengan kadar
HbA1c tinggi pada trimester pertama, resiko abortus dan malformasi janin meningkat signifikan.
Diabetes jenis insulin-dependen dengan kontrol glukosa tidak adekuat punya peluang 2-3 kali lipat
mengalami abortus.
implantasi korion. Pada tahun 1929, allen dan corner mempublikasikan tentang proses fisiologis
korpus luteum, dan sejak itu diduga kadar progesteron yang rendah berhubungan dengan resiko
terjadinya blighted ovum. Support fase luteal punya peran kritis pada kehamilan sekitar 7 minggu,
yaitu saat di mana trofoblas harus menghasilkan banyak steroid untuk menunjang kehamilan.
Pengangkatan korpus luteum sebelum usia 7 minggu akan menyebabkan abortus. Dan bila
5. Patogenensis
Pada saat pembuahan, sel telur yang matang dan siap dibuahi bertemu sperma. Namun dengan
berbagai penyebab (diantaranya kualitas telur/sperma yang buruk atau terdapatinfeksi torch), maka unsur janin
tidak berkembang sama sekali. Hasil konsepsi ini akan tetap tertanam didalam rahim lalu rahim yang berisi
hasil konsepsi tersebut akan mengirimkan sinyal pada indung telur dan otak sebagai pemberitahuan bahwa
sudah terdapat hasil konsepsi didalam rahim. Hormon yang dikirimkan oleh hasil konsepsi tersebut akan
menimbulkan gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah dan lainya yang lazim dialami ibu hamil pada
umumnya, hal ini disebabkan Plasenta menghasilkan hormone hCG (human chorionic gonadotropin) dimana
18
hormon ini akan memberikan sinyal pada indung telur (ovarium) dan otak sebagai pemberitahuan bahwa
sudah terdapat hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon hCG yang menyebabkan munculnya gejala-gejala
kehamilan seperti mual, muntah, dan menyebabkan tes kehamilan menjadi positif. .Karena tes kehamilan baik
test pack maupun laboratorium pada umumnya mengukur kadar hormon hCG (human chorionic
Meski tak ada janin, blighted ovum bisa membuat ibu merasa hamil sungguhan. Ini
wajar saja karena ibu memang mengalami beberapa gejala kehamilan, seperti menstruasi
terhenti, mengalami mual dan muntah, perut makin membesar dan payudara mengeras.
Bahkan hasil pemeriksaan air seni melalui test pack maupun laboratorium, bisa saja
Hasil konsepsi ini akan tetap tertanam di dalam rahim. Lalu rahim yang berisi hasil
konsepsi tersebut akan mengirimkan sinyal pada indung telur dan otak sebagai
pemberitahuan bahwa sudah terdapat hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon yang
dikirimkan oleh hasil konsepsi tersebut akan menimbulkan gejala-gejala kehamilan seperti
mual, muntah, ngidam dan lainnya yang lazim dialami ibu hamil pada umumnya.
Karena gejalanya yang tidak spesifik, maka biasanya blighted ovum baru ditemukan setelah
ibu hamil mengeluh adanya perdarahan sedikit dari kemaluan. Perlu diketahui juga, perut
yang membesar seperti orang hamil, tidak hanya bisa disebabkan blighted ovum. Mungkin
saja ada penyakit lain misalnya tumor rahim atau penyakit usus.
6. Manifestasi Klinis
1. 3da awal kehamilan berjalan baik dan normal tanpa ada tanda-tanda kelainan
3. Blighted ovum terdeteksi saat ibu melakukan USG pada usia kehamilan memasuki 6-7minggu.
4. kemungkinan memiliki kram perut ringan, dan atau perdarahan bercak ringan.
19
5. Blighted ovum sering tidak menyebabkan gejala sama sekali.
2. Kram perut
5. Ditemukan setelah akan tejadi abortus spontan dimana muncul keluhan perdarahan
7. Gejala tidak spesifik (perdarahan spotting coklat kemerah-merahan, kram perut, bertambahnya
8. Diagnosa
Dari anamnesis ini untuk mengetahui faktor – faktor penyebab walaupun tidak pasti dalam
mendiagnosis untuk blighted ovum ini, bisa ditanyakan apakah sebelumnya pernah mengalami hal
yang sama pada kehamilan yang lalu, karena kejadian blighted ovum ini bisa berulang. Lalu
ada yang memelihara binatang yang berbulu seperti kucing untuk mengetahui kemungkinan adanya
infeksi dari TORCH, merokok juga bisa ditanyakan kepada perempuan maupun kepada suaminya
bisa menyebabkan kualitas sperma yang tidak baik atau karena ovumnya yang tidak baik.
2. Pemeriksaan fisik
20
Biasanya pada pemeriksaan ini didapatkan pembesaran dari kehamilan yang terlambat walaupun
pada dasarnya kehamilan ini bisa diraba pada kehamilan 12 minggu, adanya nyeri tekan pada perut
karena suatu respon untuk pengeluaran benda yang dianggap asing oleh tubuh.
Didapatkan gambaran adanya kantung kosong pada pemeriksaan ini, hanya ada amnion dan cairan
ketuban tetapi didalamnya tidak ditemukan pertumbuhan janin yang seharusnya terjadi.
4. Diagnosis kehamilanan embrionik bisa dilakukan saat kehamilan memasuki usia 6-7minggu. Sebab
saat itu diameter kantung kehamilan sudah lebih besar dari 16 milimeter sehingga bisa terlihat lebih
jelas. Dari hasil itu juga akan tampak, adanya kantung kehamilan yang kosong dan tidak berisi janin.
Diagnosis kehamilan anembriogenik dapat ditegakkan bila pada kantong gestasi yang berdiameter
sedikitnya 30 mm, tidak dijumpai adanya struktur mudigah dan kantong kuning telur.
21
Kehamilan Normal
Blighted Ovum
Jika telah didiagnosis blighted ovum, maka tindakan selanjutnya adalah mengeluarkan hasil konsepsi
dari rahim (kuretase). Hasil kuretase akan dianalisa untuk memastikan apa
kejadian ini tidak berulang. Jika penyebabnya antibodi maka dapat dilakukan program imunoterapi sehingga
kelak dapat hamil. Lebih penting adalah trauma mental untuk pasangan. Hal ini membutuhkan konseling dan
meyakinkan mereka bahwa proses ini sangat umum. Hal ini lebih baik untuk menghindari
kehamilan selama 2 bulan dan
22
dapat mencoba lagi. Tidak perlu menunggu sangat lama.Umumnya sel telur blighted adalah kejadian ac
ak dan kemungkinan pengulangan cukup kurang.
Dalam banyak kasus blighted ovum tidak bisa dicegah. Beberapa pasangan seharusnya melakukan
tes genetika dan konseling jika terjadi abortus berulang di awal kehamilan. Blighted ovum sering merupakan
kejadian satu kali, dan jarang terjadi lebih dari satu kali pada wanita. Untuk mencegah terjadinya blighted
ovum, maka dapat dilakukan beberapa tindakan pencegahan seperti pemeriksaan TORCH, imunisasi rubella
pada wanita yang hendak hamil, bila menderita penyakit disembuhkan dulu, dikontrol gula darahnya,
melakukan pemeriksaan kromosom terutama bila usia di atas 35 tahun, menghentikan kebiasaan merokok
agar kualitas sperma/ovum baik, memeriksakan kehamilan yang rutin dan membiasakan pola hidup sehat.
Jika diagnosis blighted ovum, diskusikan dengan dokter Anda apa yang harus
dilakukan selanjutnya. Beberapa wanita memilih dilatasi dan kuretase (D & C). Prosedur ini
melibatkan dilatasi serviks dan mengeluarkan isi rahim. Karena D & C segera membersihkan
setiap jaringan yang tersisa, ini akan lebih membantu anda secara mental dan fisik. Hal ini
juga dapat sangat membantu jika anda ingin ahli patologi memeriksa jaringan untuk
secara rawat jalan juga dapat menjadi pilihan lain. Namun, mungkin memakan waktu
beberapa hari bagi tubuh anda untuk mengusir semua jaringan. Dengan obat ini, anda
menyarankan anda menunggu setidaknya satu sampai tiga siklus haid sebelum mencoba
Hingga saat ini belum ada cara untuk mendeteksi dini kehamilan blighted ovum.
Seorang wanita baru dapat diindikasikan mengalami blighted ovum bila telah melakukan
pemeriksaan USG transvaginal. Namun tindakan tersebut baru bisa dilakukan saat kehamilan
23
memasuki usia 6-7 minggu. Jadi alangkah baiknya kita melakukan pencegahan secara dini
seperti:
Melakukan imunisasi pada si ibu untuk menghindari masuknya virus rubella ke dalam
tubuh.
Tak hanya pada calon ibu, calon ayah pun disarankan untuk menghentikan kebiasaan
24
DAFTAR PUSTAKA
Saifudidin, Abdul Bari, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta :
PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Cunningham, F. Gary, dkk. 2005. Obstetric Williams edisi 21. Jakarta : EGC.
Bari, Abdul S. 2003. Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi. PB POGI,
FKUI. Jakarta.
25