Laporan Praktikum Fitokimia I
Laporan Praktikum Fitokimia I
Percobaan I
Ekstraksi
Oleh:
Kelompok 3
Fadila 917312906201.004
Idawati 917312906201.003
Melin Astuti 918312906201.006
Nursyam 917312906201.015
Dosen Pembimbing:
A. Latar Belakang
Pemurnian suatu senyawa dapat dilakukan dengan ekstraksi. Ekstraksi
cairan-cairan merupakan suatu teknik dalam suatu larutan (biasanya dalam air)
dibuat bersentuhan dengan suatu pelarut kedua (biasanya organik), yang pada
dasaranya tidak saling bercampur dan menimbulkan perpindahan satu atau lebih
zat terlarut (solut) ke dalam pelarut kedua itu. Pemisahan itu dapat dilakukan
dengan mengocok-ngocok larutan dalam sebuah corong pemisah selama beberapa
menit
Partisi zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak dapat tercampur
(immiscible) menawarkan banyak kemungkinan yang menarik untuk pemisahan
analitis. Bahkan di mana tujuan primernya adalah bukan analitis namun
preparatif, ekstraksi pelarut dapat merupakan suatu langkah penting dalam urutan
yang menuju ke suatu produk murninya dalam laboratorium organik, anorganik
atau biokimia. Pemisahan ekstraksi pelarut biasanya ‘bersih´ dalam arti tak ada
analog, kopresipitasi dengan sistem semacam itu.
Ekstraksi merupakan metode pemisahan yang baik dan popular dibanding
kebanyakan metode lain. Alasan utamanya adalah bahwa pemisahan ini dapat
dilakukan baik dalam tingkat makro maupun mikro. Seseorang tidak memerlukan
alat yang khusus atau canggih kecuali corong pemisah. Prinsip metode ini
didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua
pelarut yang tidak saling bercampur seperti benzen, karbon tetraklorida atau
kloroform. Batasannya adalah zat terlarut dapat ditransfer dalam jumlah yang
berbeda dalam kedua fase terlarut. Teknik ini dapat digunakan untuk kegunaan
preparatif, pemurnian, memperkaya pemisahan serta analisis pada semua skala
kerja. Mula-mula metode ini dikenal dalam kimia analisis kemudian berkembang
menjadi metode yang baik, sederhana, cepat dan dapat digunakan untuk ion-ion
logam yang bertindak sebagai pengotor dan ion-ion logam dalam jumlah
makrogram.
Untuk itu kami melakukan sebuah kegiatan praktikum untuk mengelola
dan memanfaatkan sebuah sumber daya alam yang ada sehingga dapat digunakan
dalam waktu jangka panjang. Praktikum yang dilakukan ialah mengekstrak
tanaman Tembelekan, Bunga Matahari, Jarum Lelaki, Daun Kuya dan Rimpang
Kunyit dengan metode maserasi, perkolasi, dan soxhlet. Ekstrak yang dihasilkan
akan dimanfaatkan untuk melihat ada tidaknya potensi untuk dijadikan sebuah
obat.
B. Tujuan Praktikum
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Tumbuhan
1. Daun Tembelekan
Tanaman Tembelekan ( Latana camara) Menurut Tjitrosoepomo
(1988), tanaman Tembelekan (Lantana camara) adalah golongan tanaman
tahunan dan klasifikasi lengkapnya adalah Divisio Spermatophyta, Subdivisio
Angiospemnae, Klas Dicotyledoneae, Ordo Lamiales, Famili Verbeneceae,
Genus Lantana dan Species Lantana camara. Dalam hidupnya tanaman
Tembelekan membentuk hutan-hutan yang sukar ditembus, juga merupakan
perdu yang sangat berubah-ubah dan sering berbau sekali. Tanaman ini sukar
sekali dihilangkan pada waktu membuka tanah. Tanaman ini juga merupakan
tanaman hias atau pagar yang berasal dari Amerika tropis, sebagian besar
tanaman ini tumbuh liar (Steenis, 1987).Tanaman ini termasuk dalam
suku Verbeneceae yang membawahi sekitar seratusan marga dengan
seluruhnya hampir meliputi 3.000 jenis, kebanyakan tumbuhnya didaerah
tropis, sedangkan didaerah luar tersebut tidak banyak tumbuh (Tjitrosoepomo,
1988). Tanaman tahi ayam ini adalah tanaman semak berkayu, batangnya
tegak hingga 4 meter, bercabang dan berduri, merupakan tanaman tahunan
yang mempunyai buah bulat dan bergerombol dan berkembang biak dengan
biji. Tumbuh ditempat terbuka dan terlindung hingga 1.700 meter diatas
permukaan laut yang cahaya mataharinya cerah sampai teduh (Steenis, 1987).
Tembelekan merupakan tanaman terna, semak atau perdu, kadang-kadang
juga merupakan pohon atau liana dengan ranting-ranting yang jelas berbentuk
segi empat, jelas kelihatan terutama pada ujung-ujung yang masih muda.
Daun tunggal tanpa daun penumpu jarang tersebar atau berkarang.Bunga
dalam rangkaian yang bersifat rasemos, kelopak berlekuk atau berbiji 4 s/d 5,
dapat bervariasi dari 2 s/d 6 sering kali zigomorf. Mahkota berbentuk buluh
yang nyata berbilangan 5, jarang 4, kebanyakan dengan taju-taju mahkota
yang sama besar, sedikit miring, tidak jelas berbibir. Benang sari baisanya
empat, 2 s/d 2, tidak sama panjang, jarang hanya 2 tambah 2 yang mandul
atau sama sekali tidak ada. Bakal buah menumpang, tersusun dari 2 s/d 4 daun
buah yang tepinya melipat kedalam berbentuk sekat, hingga bakal buah
terbagi-bagi dalam 4 sampai dengan 8 ruang. Salah satu daun kadang-kadang
tereduksi sehingga bakal buah hanya beruang dua. Pada setiap daun buah
terdapat 2 bakal biji yang apotrop atau anatrop, menempel pada tepi daun
buah. Tangkai putik yang ujung bakal buah tidak terbagi. Buahnya buah batu
yang berisi 2, 4 atau 8 biji. Biji dengan sedikit endosperm dan mempunyai
lembaga lurus (Tjitrosoepomo, 1988).
Klasifikasi lantara camara
Kingdom :plantae
Subkingdom :tracheobionta
Superdivision :spermathophyta
Division :magnoliophyta
Class :magnoliopsida
Subclass :asteridae
Order :lamiales
Family :verbenaceae
Genus :lantana L.
Spesies :lantana camara L (USDA,2006)
Nama lokal
Madura: Tamanjho
Cina: Wu se mei
Sinonim
a. L.antillana Rafin
b. L.mutabillis Salisb,
c. L.polyacanthus SCH.,
d. L.scabrida soland,
e. L.viburnoides blanco (Haryanto,2009)
Habitat
Botani
Kandungan kimia
Manfaat
2. Rimpang Kunyit
Klasifikasi
Manfaat Kunyit
A. Bagi Kesehatan
1. Kunyit dapat membantu memperlambat penyebaran dan pertumbuhan
tumor
2. Kunyit dapat membantu memperlancar system pencernaan
3. Meringankan gejala rematik
4. Membantu menyembuhkan luka
5. Membantu menyembuhkan penyakit kulit seperti koreng dan gatal-
gatal.
6. Membersihkan, mempengaruhi bagian perut Khususnya pada lambung
7. Merangsang, melepaskan lebihan gas di usus,
8. Mmenghentikan pendarahan dan mencegah penggumpalan darah
B. Bagi Kecantikan
1. Dapat mencegah keputihan
2. Dapat menghaluskan kulit
3. Memperlancar dan mengurangi rasa nyeri saat haid
Zat Aktif
Pembudidayaan
B. Maserasi
a. Air
Termasuk yang mudah dan murah dengan pemakaian yang luas, pada
suhu kamar adalah pelarut yang baik untuk bermacam-macam zat misalnya :
garam-garam alkaloida, glikosida, asam tumbuh-tumbuhan, zat warna dan
garam-garam mineral.
Umumnya kenaikan suhu dapat menaikkan kelarutan dengan
pengecualian misalnya pada condurangin, Ca hidrat, garam glauber dll.
Keburukan dari air adalah banyak jenis zat-zat yang tertarik dimana zat-zat
tersebut meripakan makanan yang baik untuk jamur atau bakteri dan dapat
menyebabkan mengembangkan simplisia sedemikian rupa, sehingga akan
menyulitkan penarikan pada perkolasi.
b. Etanol
Etanol hanya dapat melarutkan zat-zat tertentu, Umumnya pelarut
yang baik untuk alkaloida, glikosida, damar-damar, minyak atsiri tetapi bukan
untuk jenis-jenis gom, gula dan albumin. Etanol juga menyebabkan enzym-
enzym tidak bekerja termasuk peragian dan menghalangi perutumbuhan jamur
dan kebanyakan bakteri. Sehingga disamping sebagai cairan penyari juga
berguna sebagai pengawet. Campuran air-etanol (hidroalkoholic menstrum)
lebih baik dari pada air sendiri.
c. Gycerinum (Gliserin)
Terutama dipergunakan sebagai cairan penambah pada cairan
menstrum untuk penarikan simplisia yang mengandung zat samak. Gliserin
adalah pelarut yang baik untuk tanin-tanin dan hasil-hasil oksidanya, jenis-
jenis gom dan albumin juga larut dalam gliserin. Karena cairan ini tidak atsiri,
tidak sesuai untuk pembuatan ekstrak-ekstrak kering.
d. Eter
Sangat mudah menguap sehingga cairan ini kurang tepat untuk
pembuatan sediaan untuk obat dalam atau sediaan yang nantinya disimpan
lama.
e. Solvent Hexane
Cairan ini adalah salah satu hasil dari penyulingan minyak tanah kasar.
Pelarut yang baik untuk lemak-lemak dan minyak-minyak. Biasanya
dipergunakan untuk menghilangkan lemak dari simplisia yang mengandung
lemak-lemak yang tidak diperlukan, sebelum simplisia tersebut dibuat sediaan
galenik, misalnya strychni, secale cornutum.
f. Acetonum
Tidak dipergunakan untuk sediaan galenik obat dalam, pelarut yang
baik untuk bermacam-macam lemak, minyak atsiri, damar. Baunya kurang
enak dan sukar hilang dari sediaan. Dipakai misalnya pada pembuatan
Capsicum oleoresin (N.F.XI)
g. Chloroform
Tidak dipergunakan untuk sediaan dalam, karena efek farmakologinya.
Bahan pelarut yang baik untuk basa alkaloida, damar, minyak lemak dan
minyak atsiri.
h. Diklorometana
Diklorometana (CH2Cl2) adalah pelarut organik sering menggunakan
untuk mengekstrak senyawa organik dari sampel. Ini adalah racun tapi lebih
sedikit daripada kloroform.
Jenis ekstraksi bahan alam yang sering dilakukan adalah (Tobo, 2001) :
a. Secara panas seperti refluks dan destilasi uap air karena sampel langsung
dipanaskan dengan pelarut; dimana umumnya digunakan untuk sampel yang
mempunyai bentuk dan dinding sel yang tebal.
b. Secara dingin misalnya maserasi, perkolasi, dan soxhlet. Dimana untuk
maserasi dilakukan dengan cara merendam simplisia, sedangkan soxhlet
dengan cara cairam penyari dipanaskan dan uap cairan penyari naik ke
kondensor kemudian terjadi kondensasi dan turun menyari simplisia.
A. Maserasi
berpegang pada prinsip fisik yaitu, jika dua cairan tidak bercampur
digabungkan, tiap cairan bertindak seolah-olah pelarut itu hanya sendiri, dan
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini :
Etanol
Kertas saring
Simplisia rimpang kunyit
Simplisia tembelekan
Simplisia daun kuya
Simplisia kulit kuya
Simplisia bunga matahari pantai
Simplisisa daun jarum lelaki
C. Prosedur Kerja
a. Maserasi
Siapkan alat dan bahan
↓
Alat maserator yang digunakan terlebih dahulu dibersihkan dan dibilas dengan
etanol.
↓
Disumbat kapas dan dipasang pada bagaian bawah alat (pastikan saluran pada
bagaian bawah maserator tertutup)
↓
Ditimbang sampel sebanyak 300 g simplisia
↓
Dimasukan kedalam maserator ( ratakan permukaan simplisia didalam maserato)
↓
Ditambahakan pelarut kedala maserator ( dengan perbandingan antara simplisia dan
pelarut 1 : 3 )
↓
Ditutup bagaian atas maserator untuk menghidari oenguapan pelarut dan dibiarkan
selama 24 jam
↓
Disiapkan wadah penampung ( dibuka saluran pada bagaian maserator untuk
mengambil filrat)
↓
Setelah semua filtrat tertampung, ditutup kembali saluran ( Diulangi kembali
prosedur 3 sebanyak 2 kali pengulangan)
b. Soxhlet
siapkan alat dan bahan
↓
Dibersihkan alat soxlhet yang akan digunakan dan telah dirangkaikan
↓
Ditimbang sebanyak 25 g dan 50 g simplisia
↓
Dimasukan kedalam tabung berpori ( dibuat dari kertas saring dengan ukuran yang
sudah disesuaikan dan ditempatkan pada bagian dalam soxlhet)
↓
Disambung bagian bawah alat soxhlet, sambungkan dengan labu destilasi yang berisi
cairan pelarut batu didih dan bagian atas alat soxhlet disambungkan dengan
kondensor dengan perbandingan adalah 1:3
↓
Dibuka aliran yang masuk ke kondesor ( nyalakan pemanas)
↓
Dilakukan proses ekstraksi sehingga tetesan ekstrak tidak berwarna lagi dan hitung
siklusnya
↓
Disimpan dalam wadah penampungan
c. Refluks
Siapkan alat dan bahan
↓
Dibersihkan alat refluks yang akan digunakan dan dibilas dengan etanol teknis
(Dimasukan batu didih)
↓
Ditimbanng sampel sebanyak 300 g simplisia dan dimasukan kedalam labu destilasi.
↓
Ditambhakn pelarut dengan perbandingan 1:3
↓
Didihkan campuran didalam labu selam kuran dari 3 jam dan didinginkan
↓
Disaring filtrat menggunakan kertas saring dan disimpan dalam wadah penampung
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
a. Maserasi
No Nama sampel ( simplisia) Bobot Pengamatan
Sebelum Sesudah
dikeringka dikeringkan
n
1. Tembelekan
2. Rimpang kunyit
3. Daun kuya
4. Batang kuya
5. Pulosari
6. Daun jarum lelaki
7. Daun bunga matahari pantai