ICHTHYOSIS VULGARIS
I. PENDAHULUAN
Kulit merupakan organ terluas yang menutupi seluruh tubuh, berkisar 10%
dari massa tubuh yang berhubungan langsung dengan lingkungan. Kulit merupakan
(1)
organ yang essential dan vital serta merupakan cerminan kesehatan dan kehidupan.
Kulit terdiri dari 3 lapisan, yaitu: lapisan epidermis atau kutikel, lapisan
dermis (true skin), lapisan subkutis (hypodermis). Lapisan dermis terdiri atas: stratum
korneum, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum
basale. Sedangkan lapisan dermis terdiri dari lapisan elastik dan fibrosa padat dengan
elemen-elemen selular dan folikel rambut. Lapisan subkutis merupakan kelanjutan
(2)
dermis yang terdiri atas: jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak didalamnya.
Iktiosis adalah kelainan kulit bersifat kering, kasar dan bersisik pada sebagian
besar permukaan tubuh (berasal dari bahasa Yunani ichthys/ikhthus yang berarti ikan
+ -osis). Iktiosis adalah kelainan keratinisasi dan diferensiasi epidermal yang
diwariskan. Iktiosis merupakan sekelompok penyakit kulit yang ditandai dengan
keadaan kulit yang bersisik dengan pola yang biasanya persisten, difus dan uniform.
(3, 4)
Iktiosis merupakan kelainan keratinisasi dan diferensiasi epidermis.
II. EPIDEMIOLOGI
ichthyosis yang berat dijumpai pada mutasi kedua alel filagrin). Onset pada umur 3-
(5, 6)
12 bulan.
http://slidepdf.com/reader/full/ichthyosis-fiska-dan-santi 1/14
7/18/2019 Ichthyosis Fiska Dan Santi
III. ETIOLOGI
yang tebal yang mana, dengan struktur yang lain, membentuk barrier pada
permukaan kulit. Pada iktiosis vulgaris terjadi mutasi pada gen yang menkode
(4, 8)
profilaggrin (FLG).
Ekspresi normal dari gen profilaggrin bisa ditemukan pada lapisan granular.
Pada ikitosis vulgaris, ekspresi dari profilaggrin hilang atau menurun pada epidermis.
Perubahan biokimiawi ini berhubungan dengan penurunan granula keratohyalin dan
kondisi klinis penyakit. Gen profilaggrin merupakan bagian dari cluster gen 1q21
yang mengkode ekspresi struktur protein pada tahap terminal diferensiasi epidermis.
Studi biokimia dari epidermis pasien dengan ichthyosis vulgaris menunjukkan tidak
(9)
adanya atau berkurangnya filagrin dan precursor filagrin, profilagrin.
IV. PATOFISIOLOGI
http://slidepdf.com/reader/full/ichthyosis-fiska-dan-santi 2/14
7/18/2019 Ichthyosis Fiska Dan Santi
V. GAMBARAN KLINIS
Penyakit ini biasanya tidak timbul pada neonatal, namun biasanya sisik
akan lebih jelas terlihat pada beberapa bulan setelahnya dan bisa juga lebih lama.
Sisik atau skuama berwarna putih, biasanya terlihat pada daerah ektremitas bagian
permukaan ekstensor. Sedikitnya manifestasi pada daerah flexural, seperti lipatan
paha disebabkan oleh kelembapan yang lebih tinggi pada daerah ini. Pada kaki bagian
bawah, skuama selalu lebih besar. Telapak kaki dan telapak tangan biasanya hanya
terdapat hiperkeratosis ringan bisa menjadi tanda yang membatu dalam menegakkan
(5, 10)
iktiosis vulgaris.
Pada kasus yang lebih parah, skuama bisa menyebar pada sebagian besar daerah
di badan, kulit kepala, dahi, dan pipi yang disertai pruritus. Sebagai tambahan, pada
kasus yang menyebar ke daerah palmoplantar akan disertai dengan fissura pada tumit
yang sangat nyeri. Gejala klinis dan tingkat keparahan tergantung pada musim dan
cuaca, membaik pada musim panas dan dengan peningkatan kelembapan, dan
(5)
memburuk pada keadaan kering dan lingkungan yang dingin.
Iktiosis vulgaris biasanya sering diasosiasikan dengan keratosis pilaris dan
(5)
dengan trias atopi yaitu asma, hay fever dan dermatitis atopi.
Gambar 1. Hperkeratosis seperti sirip ikan pada daerah pectoreal.Ini adalah bentuk
ringan dari iktiosis vulgaris.
(Dikutip dari kepustakaan 7)
http://slidepdf.com/reader/full/ichthyosis-fiska-dan-santi 3/14
7/18/2019 Ichthyosis Fiska Dan Santi
Gambar 2. Bentuk seperti ubin/lantai yang berwarna abu-abu, terlihat berada dibawah
skuama. Pada gambar ini terlihat jelas kemiripan dengan kulit ikan atau amphibi.
Terlihat daerah popliteal yang tidak mengalami skuamasi. Gambar ini merupakan
bentuk iktiosis vulgaris yang lebih berat.
(Dikutip dari kepustakaan 7)
http://slidepdf.com/reader/full/ichthyosis-fiska-dan-santi 4/14
7/18/2019 Ichthyosis Fiska Dan Santi
VI. DIAGNOSIS
Anamnesis dan Pemeriksaan fisis
Gejala dari iktiosis vulgaris yang paling utama ialah kulit yang kering dan kasar.
Biasanya gatal bukanlah masalah utama. Keluhan mulai muncul pada umur 2
bulan atau lebih. Selain itu pasien datang dengan keluhan kulit berskuama halus
(3)
dan berupa serpihan yang berwarna putih sampai abu-abu.
Pemeriksaan penunjang
- Histopathologi
Gambar 4.
Hiperkeratosis dengan hilangnya lapisan granular
(Dikutip dari kepustakaan 13)
http://slidepdf.com/reader/full/ichthyosis-fiska-dan-santi 5/14
7/18/2019 Ichthyosis Fiska Dan Santi
Pada kasus yang lebih lanjut. Kulit akan memberikan gambaran pola
menyilang pada retakan dan fissura yang superfisial dan terlihat berwarna
merah muda. Kulit juga terlihat kasar dan bisa berkembang menjadi seperti
(5)
iktiosis vulgaris.
Xerosis pertama-tama muncul di anterior di daerah di bawah lutut dan
menetap pada daerah ini. Kemudian bisa menyebar ke paha, proksimal dari
ekstremitas dan badan namun tidak mengenai wajah dan leher juga pada
(5)
telapak tangan dan kaki.
http://slidepdf.com/reader/full/ichthyosis-fiska-dan-santi 6/14
7/18/2019 Ichthyosis Fiska Dan Santi
Gambar 5.Daerah distal ekstremitas yang mana tampak eritema dengan gambaran
pola menyilang pada retakan dan fissura superfisial sehingga menyerupai dasar
sungai kering.
(Dikutip dari kepustakaan 6)
Gambar 6.
Penampakan lebih dekat dari pola di atas.
(Dikutip dari kepustakaan 6)
http://slidepdf.com/reader/full/ichthyosis-fiska-dan-santi 7/14
7/18/2019 Ichthyosis Fiska Dan Santi
terdapat pada leher, ekstremitas, badan dan gluteus, dengan onset segera
(14, 15)
setelah lahir dan berhubungan dengan defisiensi steroid sulfatase.
Skuama yang tampak berwarna coklat atau terlihat seperti kotor, besar, dan
melengket. Berpredileksi di posterior leher, ekstensor pada tangan, fossa
antecubitus dan poplitea dan dibadan. Tidak ada penyebaran di daerah telapak
(14)
tangan atau kaki dan di wajah.
Gambar 9. Daerah predileksi x-linked ichthyosis
(Dikutip dari kepustakaan 5)
http://slidepdf.com/reader/full/ichthyosis-fiska-dan-santi 8/14
7/18/2019 Ichthyosis Fiska Dan Santi
C. Iktiosis Lamellar
Iktiosis lamellar sering muncul saat lahir pada bayi yang terbungkus dalam
membran seperti collodion (baby collodion) yaitu membran seperti perkamen.
Yang selanjutnya berganti/luluh dan membentuk skuama kasar yang mengenai
seluruh tubuh, termasuk semua darerah flexural dan telapak tangan dan kaki.
(14)
Pada bayi yang baru lahir, bayi akan terbungkus membran seperti kolodium
yang transparan yang akan gugur dalam beberapa minggu. Terlihat ectropion;
(14)
eclabion dan eritroderma generalisata.
.
Gambar 10.Bayi kolodium (Collodium Baby)
(Dikutip dari kepustakaan 10)
http://slidepdf.com/reader/full/ichthyosis-fiska-dan-santi 9/14
7/18/2019 Ichthyosis Fiska Dan Santi
D. Epidermolitik Hyperkeratosis
Epidermolitik keratosis muncul sesaat setelah lahir dengan kulit yang
melepuh. Seiring waktu, kulit akan bersifat keratotik atau bahkan verrucous,
terutama di daerah fleura, lutut dan siku. Skuama yang hiperkeratotik melekat
pada kulit, sering terlihat seperti pegunungan (“mountain’s like appearance”)
bisa berwarna gelap disertai dengan bau yang tidak sedap seperti bau mentega
(14)
tengik.
10
http://slidepdf.com/reader/full/ichthyosis-fiska-dan-santi 10/14
7/18/2019 Ichthyosis Fiska Dan Santi
Gambar 14. Distribusi epidermolitik keratosis
(Dikutip dari kepustakaan 7)
VIII. PENATALAKSANAAN
Secara garis besar, iktiosis vulgaris mempunyai 3 prinsip terapi yaitu menjaga
(14)
hidrasi dari stratum korneum, agen keratolitik dan agen retinoid.
1. Hidrasi stratum korneum
Kelenturan atau kelunakan dari stratum korneum dipengaruhi dari
jumlah air yang dikandung di dalamnya. Hidrasi paling baik dilakukan dengan
Imersi yang dilakukan saat mandi dan dilanjutkan dengan pemakaian minyak
(14)
atau mosituraizer.
2. Agen keratolitik.
α – hydroxyl acid dapat mengontrol skuama. Preparat urea (2-10%)
(14)
dapat efektif.
3. Retinoid
Retinoid seperti Isotretinoin dan acitretin bisa sangat efektif, namun
harus dimonitoring karena efek toksisitasnya. Pada kasus yang berat
(14)
memerlukan terapi intermitten.
11
http://slidepdf.com/reader/full/ichthyosis-fiska-dan-santi 11/14
7/18/2019 Ichthyosis Fiska Dan Santi
IX. PROGNOSIS
Prognosis baik pada cuaca panas, keadaan lembab, iklim tropis, dan pada orang
dewasa. Meskipun iktiosis bersifat progresif pada masa kanak-kanak, biasanya
(5, 14)
keadaanya ikut membaik sesuai dengan bertambahnya umur.
12
http://slidepdf.com/reader/full/ichthyosis-fiska-dan-santi 12/14
7/18/2019 Ichthyosis Fiska Dan Santi
DAFTAR PUSTAKA
1.
A.Walter K. The Structure and Function of Skin. Dermatological and Transdermal
Formulation Introduction Marcel Dekker; 2002
2. Sterry W, et al. Thieme Clinical Companions Dermatology. USA: Thieme;
2006. p.1-14
3. Whittaker SJ. Disorder of Keratinization. Dalam: Burns T, Breathnach S, editors.
Rook's Textbook of Dermatology. UK: Wiley Blackwell; 2010. p. 34.5-.6.
4. J.Gawkrodger D. Dermatology an Illustrated Colour Text. UK: Churchill Publisher;
2003.
5.
Bolognia JL. Bolognia : Dermatology, 2nd ed. Bolognia JL, editor. USA: MOSBY
ELSEVIER; 2008.
6. James W. Disorder of Cornificiation (Ichthyoses and Ichthyosiform Syndrome).
Dalam: James W, editor. Andrew's Disease of The Skin:Clinical Dermatology.
Philadelphia Mosby Elseiver; 2009. p. 256-67
7. Bellew S, James Q DR. Overcoming the Barrier Treatment of Ichthyosis a
Combination-therapy Approach. J Clin Aesthetic Dermatol. 2010;7:49-53.
8. Y.Kshirsagar V. Ichthyosis Vulgaris and Pycnodystosis: An unusual Occurence. Acta
12.
L.Johnson B. Congenital Diseases (Genodermatoses). Dalam: Elder, E D, Elenitsas,
editors. Lever's Histopathology of The Skin. UK: Lippincott Williams & Wilkins;
2005.
13. Harney G. Hyperkeratosis and Parakeratosis. Dalam: Sanchez RL, editor.
Dermatopathology. USA: Landes Bioscience; 2001. p. 1.
13
http://slidepdf.com/reader/full/ichthyosis-fiska-dan-santi 13/14
7/18/2019 Ichthyosis Fiska Dan Santi
14. Wolff K. Ichthyoses. Dalam: Wolff K, Johnson RA, editors. Fitzpatrick's Color Atlas
and Synopsis of Clinical Dermatology New York: Mc Graw Hill 2008. p. 1695-8.
15. J.A.A.Hunter. Disorder of Keratinization. Dalam: J.A.A.Hunter, J.A.Salvin, editors.
Clinical Dermatology 3rd Edition. USA: Blackwell Science; 2003. p. 41-3
14
http://slidepdf.com/reader/full/ichthyosis-fiska-dan-santi 14/14