KASUS 6
DIET HIV
Oleh :
Giacinta Mahardin
1805025230
4G
Tn. B, 45 tahun berprofesi sebagai tenaga pengajar honorer, masuk rumah sakit
dengan keluhan demam dan tubuh lemas selama berkepanjangan (kurang lebih
selama 3 minggu). Diagnosis dokter menyebutkan bahwa Tn. B mengalami B20
Stadium II + meningitis tuberkulosis + toksoplasmosis sereberi + kandidiasis oral.
Dari hasil wawancara kebiasaan makan Tn. A selama ini makan hanya
separuh dari porsi makan sebelum sakit (sebelum sakit makan 2-3 kali/hari dengan
susunan menu berupa nasi 2 sendok makan, lauk hewani 1 porsi, lauk nabati 2
porsi, sayur bening atau bersantan setengah mangkok). Asupan makan sekarang
rendah dengan hasil recall 24 jam energi 300 kkal, protein 10g, lemak 2g, dan
karbohidrat 50g. Saat ini Tn. A mengonsumsi obat antaralain Cotrimoxazole,
Nystarin, Salbutamol, Clindacimin dan N-acetylcysteine. Saat ini pasien tinggal
bersama ibunya dan 1 saudaranya.
I. SUBYEKTIF
a. Data personal/Identitas Pasien
Nama : Tn. B
Umur : 45 th
Jenis : Laki-Laki
kelamin
Pekerjaan : Guru Honorer
Pendidikan :
Agama :
No RM :
Ruang :
Tgl Masuk :
Tgl Kasus :
Alamat :
Diagnosis : B20 Stadium II + meningitis tuberkulosis +
medis
toksoplasmosis sereberi + kandidiasis oral.
II. OBYEKTIF
a. Antropometri
TB/PB Rentang Tinggi lutut Berat Badan LLA
Lengan 50 cm 23 cm
L. pinggul : L. Pinggang :
d. Pemeriksaan penunjang :
III. ASSESSMENT
Diagnosa Gizi
N.I 2.1 Asupan Oral In Adekuat berkaitan dengan penyakit kandidiasis oral
(infeksi pada oral) (pasien jg infeksi HIV)ditandai dengan hasil recall kebutuhan
energy kurang (deficit berat)(tulis E? L ? dll)
IV. PLANNING
Intervensi Gizi
Penatalaksanaan Terapi diet
a. Tujuan Tujuan Umum
Diet 1. Meningkatkan kualitas hidup
2. Menurunkan efek samping
3. Mencapai dan mempertahankan berat badan serta
komposisi tubuh yang diharapkan, terutama jaringan
otot (Lean Body Mass)
4. Memenuhi kebutuhan energi dan semua zat gizi.
Tujuan Khusus
1. Mencegah malnutrisi
2. Mencapai dan mempertahankan berat badan normal
3. Mengatasi gejala diare, intoleransi laktosa, mual, dan
muntah
4. Meningkatkan fungsi imun
b. Prinsip Energi Tinggi, Protein Cukup, Lemak Cukup(yg cukup
diet tulisnya langsung di syarat).
(TETP pasien infeksi berat, asupan deficit berat bngt,
TP(ngebantu asupan mnjd normal,dan ngeperbaikin adanya
infeksi)
c. Syarat diet 1. Energy tinggi, dengan kondisi symptomatic +20 - 30%
dan jika ada kenaikan suhu +13%
2. Protein cukup 10-15%. Jika ada kenaikan suhu =
+10%(harusnya tinggi protein krn pasien deficit berat)
3. Lemak cukup 25-30%
4. Karbohidrat sisa dari kebutuhan
5. Kebutuhan zat gizi mikro: Vitamin A, B12, Selenium,
Zink
6. Kebutuhan cairan: 30-35 ml/kgBB
7. Bentuk makanan disesuaikan dengan kondisi pasien:
makanan saring/lunak/biasa
8. Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering
9. Hindari makanan yang merangsang pencernaan
d. Metode Diberikan secara Oral, dengan 3x makanan utama dan 2x
pemberian makanan selingan.
P = 99,37 gr x 2,5%
= 2,48 g
(+) 2.5% = 99,37 + 2,48 = 101,85 g
(-) 2.5% = 99,37 –2,48 = 96,89 g
L = 73,51 x 2,5%
= 1,83 g
(+) 2,5% = 73,51 + 1,83 = 75,34 g
(-) 2,5% = 73,51 – 1,83 = 71,68 g
KH = 397,51 x 5%
= 19,87 g
(+) 5% = 397,51 + 19,87 = 417,38 g
(-) 5% = 397,51 – 19,87 = 377,64 g
Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan kebutuhan energy pasien, dapat diketahui
bahwa kebutuhan energy pasien sebesar 2472,59 kkal - 2737,59 kkal,
kebutuhan protein sebesar 96,89 g - 101,85 g, lemak sebesar 71,68 g -
75,34 g dan Karbohidrat sebesar 377,64 g - 417,38 g.
2 Protein RL 3 150 21 6
3 Protein LS 2 150 14 10
5 Sayuran 2¾ 150 3 15
6 Buah 5 250 60
9 Lemak TJ 2 100 10
i. Distribusi BMP
N Sel. Sel.
BM SP Pagi Siang Malam
o Pagi Sore
1 Karbohidrat 5 1 1 1 1 1
2 Protein RL 3 1 2
3 Protein LS 2 1 1
4 Protein Nabati 5 1 2 1 1
5 Sayuran 2¾ 1 1 3/4
6 Buah 5 1 1 1 1 1
8 Susu RL/TL 2 1 1
9 Lemak TJ 2 2
j. Menu Sehari
DIET aids 2 = saring semi cair krn dia ada mulut luka Enteral. AIDS 1
itu cair karna dia ciri2nya ada sesak klo gk cairn anti kesedek. Mkn cair
gapapa KH, PH, PN, sayur digabungin.
Oleh :
Giacinta Mahardin
1805025230
4G
Ny. AB (50 Tahun) MRS karena mengeluh badan terasa lemas, perut terasa
sesak, mual, perut membesar, nafsu makan menurun. Tekanan darah pasien 90/60,
nadi 82 denyut/menit, dan pernapasan 23 kali/menit. Hasil laboratorium
menunjukkan Hb 10 g/dl (normal: 11-16,5 g/dl), trombosit 120.000/ul (normal:
130.00-390.000/ ul). Hematokrit 30,0% (Norma; 35,0-50,0%), albumin 2,00 g/dl
(normal: 3,5-5,5 g/dl), bilirubin total 1,50 mg/dl (normal<1,10 mg/dl), bilirubin direk
0,80 mg/dl (normal <0,25 mg/dl), bilirubin indirek 0,80 mg/dl (normal <0,75 mg/dl),
SGOT 80 u/L (normal: <33 u/L), SGPT 70 u/L (normal: <42 u/L).
Ny.TN hanya lulusa SD. Saat ini pasien hanya tinggal dengan 1 anak, 1
menantu dan 1 cucu. Anak bekerja buruh pabrik. Pasien tidak bekerja dan belum
pernah mendapat edukasi gizi.
I. SUBYEKTIF
a. Data personal/Identitas Pasien
Nama : Ny. AB
Umur : 50 th
Jenis : Perempuan
kelamin
Pekerjaan :
Pendidikan : SD
Agama :
No RM :
Ruang :
Tgl Masuk :
Tgl Kasus :
Alamat :
Diagnosis : sirosis hepatis dan asites permagna
medis
II. OBYEKTIF
a. Antropometri
TB/PB Rentang Tinggi lutut Berat Badan LLA
150 cm Lengan 60 Kg
L. pinggul : L. Pinggang :
Rumus estimasi TB :
BBI : (TB-100)-15%(TB-100)
: (150-100)-15%(150-100)
: 50-7,5
: 42,5 Kg
IMT : BB
(TB)2
: 60 Kg
(1,5)2
: 60 Kg
2,25
: 26,7 Kg/m2
d. Pemeriksaan penunjang :
III. ASSESSMENT
Diagnosa Gizi
N.I 2.1 Asupan Oral In Adekuat berkaitan dengan penyakit sirosis hepatis dan
asites permagna ditandai dengan hasil recall kebutuhan energy kurang (deficit
berat)
IV. PLANNING
Intervensi Gizi
Penatalaksanaan Terapu diet
a. Tujuan Diet 1. Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah
kerusakan lebih lanjut dan atau meningkatkan fungsi
jaringan hati yang tersisa.
2. Mencegah katabolisme protein.
3. Mencegah penurunan berat badan atau meningkatkan
berat badan bila kurang.
4. Mencegah atau mengurangi asites, varises esofagus
dan hipertensi portal.
5. Mencegah koma hepatik.
6. Mengatasi anoreksia.
7. Diberikan makanan yang dapat memenuhi selera
penderita tanpa mengenyampingkan terapi diet yang
harus dijalani penderita.
b. Prinsip diet Energi Tinggi Protein Tinggi
c. Syarat diet 1. Energi tinggi, kandungan karbohidrat tinggi, untuk
mencegah pemecahan protein, yang diberikan
bertahap sesuai dengan kemampuan pasien (40-45
kkal/Kg BB)
Sirosis hepatis dapat diberikan 25 – 36 kkal/kgBB
2. Lemak sedang (cukup), yaitu 20-25 persen dari
kebutuhan energi total, dalam bentuk yang mudah
dicerna atau dalam bentuk emulsi. Bila pasien
mengalami steatorea, gunakan lemak dengan asam
lemak rantai sedang (Medium Chain Triglycerida /
MCT).
3. Protein tinggi, yaitu 1,25-1,5 g/Kg BB agar terjadi
anabolisme protein. Pada kasus Hepatitis Fulminan
dengan nekrosis dan gejala ensefalopati yang disertai
peningkatan amoniak dalam darah, pemberian protein
harus dibatasi untuk mencegah koma, yaitu sebanyak
30-40 g/hari.
4. Pada sirosis hati terkompensasi, protein diberikan
sebanyak 1,25 g/Kg BB. Asupan minimal protein
hendaknya 0,8-1 g/Kg BB.
5. Protein nabati memberikan keuntungan karena
kandungan serat yang dapat mempercepat
pengeluaran amoniak melalui feses. Namun, sering
timbul keluhan berupa rasa kembung dan penuh. Diet
ini dapat mengurangi status ensefalopati, tetapi tidak
dapat memperbaiki keseimbangan nitrogen.
6. Diet diberikan secara berangsur, disesuaikan dengan
nafsu makan dan toleransi penderita
7. Cukup vitamin dan mineral. Vitamin dan mineral
diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi. Bila perlu,
diberikan suplemen Vitamin B kompleks, C dan K serta
mineral seng dan zat besi bila ada anemia.
8. Rendah garam atau cairan dibatasi bila terjadi
penimbunan garam/air. Natrium diberikan rendah,
bergantung tingkat edema dan asites. Bila pasien
mendapatkan diuretika, garam natrium dapat diberikan
lebih leluasa
9. Mudah dicerna dan tidak merangsang.
10. Bahan makanan yang mengandung gas dihindarkan.
11. Cairan diberikan lebih dari biasa, kecuali bila ada
kontra indikasi.
12. Bentuk makanan lunak bila ada keluhan mual dan
muntah atau makan biasa sesuai kemampuan saluran
cerna
d. Metode Pemberian secara oral, dengan 3x makanan utama dan 2-3x
pemberian selingan. Porsi sedikit tapi sering.
e. Bentuk Makanan lunak
makanan
P = 63,75 gr x 2,5%
= 1,6 g
(+) 2.5% = 63,75 + 1,6 = 65,35 g
(-) 2.5% = 63,75 – 1,6 = 62,15 g
L = 48,31 x 2.5%
= 1,2 g
(+) 2.5% = 48,31 + 1,2 = 49,51 g
(-) 2.5% = 48,31 – 1,2 = 47,11 g
KH = 321,16 x 5%
= 16,05 g
(+) 5% = 321,16 + 16,05 = 337,21 g
(-) 5% = 321,16 – 16,05 = 305,11 g
Kesimpulan :
Energi yang dibutuhkan Ny.AB sebesar, Energi = 1877,58 – 2075,22
kkal , Protein = 62,15 – 65,35 g, L = 47,11 – 49,51 g , dan Karbohidrat =
305,11 – 337,21 g.
Pembahasan Diet:
Pasien Ny. AB di diagnose medis menderita sirosis hepatis dan asites
permagna, masuk rumah sakit dengan keluhan badan terasa lemas, perut
terasa sesak, mual, perut membesar, nafsu makan menurun. Rencana
menu menggunakan Diet Hati berupa makanan lunak dengan porsi sedikit,
tapi sering. Makanan diberikan dengan 3 kali makanan lengkap dan 2-3
kali makanan selingan. Makanan yang diberikan mengandung tinggi
energi, tinggi protein, cukup karbohidrat serta rendah lemak, dan rendah
garam. Makanan tidak mengandung bumbu-bumbu yang
merangsang/tajam. Energi yang dibutuhkan Pasien sebesar, Energi yang
dibutuhkan Ny.AB sebesar, Energi = 1877,58 – 2075,22 kkal , Protein =
62,15 – 65,35 g, L = 47,11 – 49,51 g , dan Karbohidrat = 305,11 – 337,21
g. Rencana menu yang akan diberikan sebesar, Energi = 2058,39 kkal,
Protein = 62,66 g, Lemak = 44,28 g, dan Karbohidrat = 292,79g. rencana
menu ini sudah cukup untuk memenuhi standar kebutuhn pasien, dan
diharapkan bisa meningkatkan asupan energy pasien.
i. Distribusi BMP
N Sel. Sel.
BM SP Pagi Siang Malam
o Pagi Sore
1 Karbohidrat 5 1 1 1 1 1
2 Protein RL 3 1 2
3 Protein LS 2 1 1
6 Buah 5 1 1 1 1 1
8 Lemak TJ 2 2
1. Menu Sehari