Anda di halaman 1dari 56

PERNYATAAN PENGESAHAN

Laporan Keperawatan keluarga ini diajukan oleh:


Nama : Endah Cahyaningsih
Nirm : 18020
Program Studi : D3 Keperawatan
Hari, Tanggal : Jumat, 11 Desember 2020

Mengetahui, Mengetahui,
RW Supervisor Akademik

______________________________ ________________________________
NIP : NIDN :

Koordinator Keperawatan
Keluarga

Ns. Ricky Riyanto Iksan, M. Kep.


NIDN : 0316069204

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ‘alamiin, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang
senantiasa mencurahkan nikmat, rahmat, kasih sayang, dan dalam menyelesaikan
laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata ajar Praktik Keperawatan
Keluarga

Keberhasilan dari penyusunan laporan akhir ini tidak lepas dari bantuan,
dukungan, dorongan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis ingin mengucapkan terima kasih baik secara langsung maupun tidak
langsung kepada:
1. Buntar Handayani, S.Kp.,M.Kep.,MM. Direktur akademi keperawatan Pelni
Jakarta yang telah memberikan arahan, masukan dan bimbingan selama
praktik dan penyusunan laporan ini.
2. Dr. Weningtyas Purnomo Rini, MARS Kepala Sudinkes yang telah
memberikan izin dan dukungan selama praktik.
3. Ns. Sri atun wahyuningsih, M.Kep., Sp.Kep.J Selaku Kaprodi Yang telah
memberikan arahan, masukan, dan bimbingan selama praktikdan penyusunan
laporan akhir ini.
4. Ns. Ricky Riyanto Iksan,S.Kep., M.Kep Selaku Koordinator Mata Kuliah
Keperawatan Pelayanan Keluarga yang telah menyusun program kegiatan dan
memberikan arahan, masukan, dan bimbingan, selama praktikdan penyusunan
laporan ini.
5. Pembimbing Kelompok Selaku pembimbing di RW 09 yang telah
memberikan masukan arahan,dan masukan dan bimbingan selama praktik dan
penyusunan laporan ini.
6. Jajaran Perangkat Kelurahan Galur Selatan yang telah memberikan izin dan
dukungan selama praktik.

Penulis sangat menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan


ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun

2
demi perbaikan laporan ini. Semoga laporan akhir ini dapat bermanfaat bagi
semua pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI

3
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua iindividu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam
perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan
(Friedman,1998).

Keluarga adalah kesatuan dari orang-orang yang terikat dalam perkawinan,


ada hubungan darah, atau adopsi dan tinggal dalam satu rumah
(Setiawati, ).

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran


dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan budaya dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional dan social (Sudiharto, ).

Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga
selalu berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak, 2011).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2012).

2. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif

Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang


merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak
pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga.

4
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan
fungsi afektif adalah (Friedman, M.M et al., 2010):

1) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan, saling


menerima, saling mendukung antar anggota keluarga.
2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan
mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu
mempertahankan iklim positif maka fungsi afektif akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan
sepakat memulai hidup baru.
b. Fungsi Sosialisasi

Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat


individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia
akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang ada disekitarnya. Dalam
hal ini keluarga dapat:

1) Membina hubungan sosial pada anak


2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
3) Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
c. Fungsi Reproduksi

Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber


daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain
untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk
membentuk keluarga adalah meneruskan keturunan.

d. Fungsi Ekonomi

Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh


anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan
tempat tinggal.

e. Fungsi Perawatan Kesehatan

5
Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan
keperawatan, yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau merawat
anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas
kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.

3. Tahap-Tahap Perkembangan

Keluarga Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan


keluarga dibagi menjadi 8 :

a. Keluarga Baru (Berganning Family)

Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas


perkembangan keluarga dalam tahap ini antara lain yaitu membina
hubungan intim yang memuaskan, menetapkan tujuan bersama,
membina hubungan dengan keluarga lain, mendiskusikan rencana
memiliki anak atau KB, persiapan menjadi orangtua dan memahami
prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi
orangtua).

b. Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing)

Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan


menimbulkan krisis keluarga. Tugas perkembangan keluarga pada
tahap ini antara lain yaitu adaptasi perubahan anggota keluarga,
mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan,
membagi peran dan tanggung jawab, bimbingan orangtua tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak, serta konseling KB post
partum 6 minggu.

c. Keluarga dengan anak pra sekolah

Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan kebutuhan


pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, 9 proses
belajar dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya.

d. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)

6
Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangan
keluarga seperti membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar
rumah, mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya
intelektual, dan menyediakan aktifitas anak.

e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah pengembangan


terhadap remaja, memelihara komunikasi terbuka, mempersiapkan
perubahan sistem peran dan peraturan anggota keluarga untuk
memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.

f. Keluarga dengan anak dewasa

Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup


mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas
dan sumber yang ada dalam keluarganya.

g. Keluarga usia pertengahan (middle age family)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai lebih


banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial, dan waktu
santai, memulihkan hubungan antara generasi muda-tua, serta
persiapan masa tua.

h. Keluarga lanjut usia

Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti penyesuaian


tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup, menerima
kematian pasangan, dan mempersiapkan kematian, serta melakukan
life review masa lalu.

4. Tipe- tipe keluarga

Tipe- tipe keluarga ada 6 yaitu antara lain:

a. Traditional nuclear adalah keluarga inti dimana terdiri dari ayah, ibu,
dan anak yang tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sangsi dangsi

7
legal atau pasangan yang sah dimata hokum dan agama dalam ikatan
perkawinan
b. Extended family adalah keluarga inti ditambahkan dengan sanak
saudara, misalnya kakek, nenek, keponakan, paman bibi, saudara
sepupu.
c. Sereal family adalah keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan keluarga berantai.
d. Single family adalah keluarga yang terbentuk karena perceraian atau
kematian.
e. Keluarga berkomposisi adalah keluarga yang berpoligami dan tinggal
bersama-sama
f. Keluarga kabitas adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan
tetapi membentuk satu keluarga.
B. HIPOTENSI
1. DEFINISI

Hipotensi atau tekanan darah rendah adalah suatu keadaan dimana


tekanan darah lebih rendah dari nilai 90/60 mmHg atau tekanan darah
cukup rendah, sehingga menyebabkan gejala seperti pusing dan pingsan
(A. J. Ramadhan, 2010).

Hipotensi merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah rendah dari


90/60 mmHg sehingga menyebabkan keluhan. Namun jika tidak terjadi
keluhan dapat dikategorikan kondisi yang normal (Oxford, 2003).

Hipotensi merupakan tekanan darah yang rendah sehingga tidak


mencukupi untuk perfusi dan oksigenasi adekuat. Hipotensi ortostatik
adalah penurunan tekanan darah tiba- tiba saat mengubah posisi dengan
cepat dari berbaring menjadi duduk. Gejala yang timbul salah satunya
yaitu pusing atau nyeri kepala yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan
(Chris, 2006).

2. ETIOLOGI

8
Banyak orang memiliki tekanan darah sistolik di bawah 100, tetapi
beberapa orang mengalami gejlaa dengan tekanan yang rendah. Gejala
tekanan darah rendah terjadi karena satu atau lebih dari organ tubuh tidak
mendapatkan pasokan darah yang cukup (Benjamin C. Wedro, MD,
FAAEM, 2015)

Jika tekanan darah rendah menyebabkan gejala klinis, penyebabnya akan


berada di salah satu dari tiga kategori umum. Entah jantung tidak
memompa dengan tekanan yang cukup, dinding arteri terlalu melebar,
atau tidak ada cukup cairan intravascular (pembuluh intra= dalam +
vascular= darah) dalam system (Benjamin C. Wedro, MD, FAAEM,
2015)

a. Jantung

Jantung adalah pompa listrik. Masalah dengan baik pompa dan


listrik dapat menyebabkan masalah dengan tekanan darah rendah.

Jika jantung berdetak terlalu cepat, tekanan darah bisa turun karena
tidak ada cukup waktu bagi jantung untuk mengisi diantara setiap
denyut (diastole). Jika jantung berdetak terlalu lambat, mungkin ada
terlalu banyak waktu yang dihabiskan di diastole ketika darah tidak
mengalir.

Jika otot jantung telah rusak atau jengkel, mungkin tidak ada cukup
kekuatan memompa untuk mempertahankan tekanan darah. Dalam
serangan jantung (infark miokard), otot jantung cukup mungkin akan
terkejut sehingga jantung terlalu lemah untuk memompa secara
efektif.

Katup jantung memungkinkan darah mengalir hanya satu arah. Jika


katup gagal, darah dapat memuntahkan mundur. Kedua situasi dapat
menyebabkan hipotensi.

b. Cairan intravascular

9
Ruang cairan di dalam pembuluh darah terdiri dari sel- sel darah dan
serum (air, factor pembekuan, bahan kimia, dan elektrolit)

1) Dehidrasi, hilangnya air, mengurangi total volume dalam ruang


intravascular (dalam pembuluh darah). Hal ini dapat dilihat pada
penyakit dengan peningkatan kehilangan air. Muntah dan diare
adalah tanda- tanda kehilangan air.
a) Pasien dengan pneumonia atau infeksi saluran kemih,
terutama orang tua, rentan terhadp dehidrasi.
b) Korban kebakaran bisa kehilangan sejumlah besar cairan
dari luka bakar mereka.
2) Perdarahan mengurangi jumlah sel darah merah dalam aliran
darah dan menyebabkan penurunan jumlah cairan di ruang
inravaskular dan tekanan darah rendah.
3. PATOFISIOLOGI

Tekanan pada perubahan posisi tubuh misalnya dari tidur ke berdiri maka
tekanan darah bagian atas tubuh akan menurun karena pengaruh gravitasi.
Pada orang dewasa normal, tekanan darah arteri rata- rata pada kaki
adalah 180-200 mmHg. Tekanan darah arteri setinggi kepala adalah 60-75
mmHg dan tekanan venanya 0. Pada dasarnya, darah akan mengumpul
pada pembuluh kapasitas vena ekstremitas inferior 650 hingga 750 ml
darah akan terlokalisir pada atu tempat. Pengisian atrium kanan jantung
akan berkurang, dengan sendirinya curah jantung juga berkurang sehingga
pada posisi berdiri akan terjadi penurunan sementara tekanan darah
sistolik hingga 25 mmHg, sedangkan tekanan diastolic tidak berubah atau
meningkat ringan hingga 10 mmHg (Andhini, 2012).

Penurunan curah jantung akibat pengumpulan darah pada anggota tubuh


bagian bawah akan cenderung mengurangi darah ke otak. Tekanan arteri
kepala akan turun mencapai 20-30 mmHg. Penurunan tekanan ini akan
diikuti kenaikan tekanan parsial CO2 (pCO2) dan penurunan tekanan
parsial O2 (pCO2) serta pH jaringan otak (Andhini,2012).

10
Secara reflektoris, hal ini akan merangsang baroresptor yang terdapat
didalam dinding dan hampir setiap arteri besar didaerah dada dan leher,
namun dalam jumlah banyak didapatkan dalam dinding arteri karotis
interna, sedikit diatas bifurcation carotis, daerah yang dikenal sebagai
sinus karotikus dan dinding arkus aorta. Respon yang ditimbulkan
baroreseptor berupa peningkatan tahanan pembuluh darah perifer,
peningkatan tekanan jaringan pada otot kaki dan abdomen, peningkatan
frekuensi respirasi, kenaikan frekuensi denyut jantung serta eksresi zat-
zat vasoaktif. Sekresi zat vasoaktif berupa katekolamin, pengaktifan
system Renin-Angiostensin, Aldosteron, pelepasan ADH dan
neurohipofisis. Kegagalan fungsi reflex autonomy inilah yang menjadi
penyebab timbulnya hipotensi ortostatik, selain oleh factor penurunan
curah jantung akibat berbagai sebab dan kontraksi volume intravascular
baik yang relative maupun absolute (Andhini, 2012).

4. MANIFESTASI KLINIS

Terdapat beberapa manifestasi dari beberapa Hipotensi:

a) Hipotensi (Alo,, 2014)

Jantung berdebar kencang dan tidak teratur, pusing, lemas, mual,


pingsan, pandangan buram dan kehilangan keseimbangan.

b) Hipotensi Interadialisis, asympomatik hingga syok (Burton Etal,


2009)

Perasaan tidak nyaman pada perut, mual, muntah, menguap, otot


terasa kram, gelisah, pusing kecemasan.

c) Hipotensi Ortostatik (Jeffrey B. Lanier, dkk, 2014)

Pusing hingga pingsan

5. KOMPLIKASI

11
1) Pingsan: Hipotensi yang menyebabkan tidak cukupnya darah yang
mengalir ke otak, sel- sel otak tidak menerima cukup oksigen dan
nutrisi- nutrisi, sehingga mengakibatkan pening bahkan pingsan.
2) Stroke: hipotensi yang menyebabkan berkurangnya aliran darah dan
oksigen yang menuju otak sehingga mengakibatkan kerusakan otak,
dan juga menimbulkan kematian pada jaringan otak karena arteri otak
tersumbat (infark serebral) atau arteri pecah (pendarahan).
3) Anemia: Hipotensi pada tekanan darah 90/80 menyebabkan produksi
sel darah merah yang minimal atau produksi sel darah merah yang
rendah sehingga mengakibatkan anemia.
4) Serangan jantung: Hipotensi yang mengakibatkan kurangnya tekanan
darah yang tidak cukup untuk menyerahkan darah ke arteri- arteri
coroner (arteri yang menyuplai darah ke otot jantung) sehingga
menyebabkan nyeri dada yang mengakibatkan serangan jantung.
5) Gangguan ginjal: Ketika darah yang tidak cukup dialirkan ke ginjal,
ginjal akan gagal untuk mengeliminasi pembuangan- pembuangan
dari tubuh yaitu urea, dan kreatin, dan peningkatan pada tingkat-
tingkat hasil eliminasi didarah terjadi (contohnya: kenaikan dari blood
urea nitrogen atau BUN, dan serum keratin).
6) Shock: Tekanan darah yang rendah memacu jantung untuk memompa
darah lebih banyak, kondisi tersebut yang mengancam nyawa dimana
tekanan darah yang gigih menyebabkan organ-organ seperti ginjal,
hati, jantung, dan otak untuk secara cepat.
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan jika gejala-gejala hipotensi


terus menerus berulang namun sulit untuk mendokumentasikan kelainan-
kelainan dalam pembacaan tekanan darah.Tes mungkin berguna dalam
membedakan hipotensi ortostatik dari gangguan lain yang hadir dengan
gejala orthostasis,seperti sinkop neurocardiogenic dan juga mengevaluasi
bagaiman tubuh bereaksi terhadap perubahan posisi.

Langkah-langkah yang dilakukan saat dilakukan pemeriksaan :

12
1. Tes ini dilakukan diruangan yang tenang dengan suhu 680F hingga
750F(200C sampai 240C).
2. Pasien harus beristirahat sementara terlentang selama lima menit
sebelum tes dimulai.
3. Sewaktu tes pasien diikat diatas meja yang rata,kemudian meja secara
berangsur-angsur dimiringkan kesudut 70/80 derajat,pembacaan
tekanan darah dan denyut jantung terus menerus diambil.
4. Pasien dibiarkan diatas meja selama lebih dari 10 menit untuk mencari
perubahan-perubahan orthostatic tachycardia syndrome.

Tes ini dianggap positif jika tekanan darah sistolik turun 20mmHg
bawah dasar atau jika tekanan darah diastolik turun 10mmHg bawah
baseline.Jika gejala terjadi selama pengujian,pasien harus dikembalikan ke
posisi terlentang segera.

7. PENATALAKSANAAN

Perawatan untuk penderita hipotensi tergantung penyebabnya yaitu :

1. Hipotensi kronik

Hipotensi kronik jarang terdeteksi dari gejala. Hipotensi yang tak


bergejala pada orang-orang sehat biasanya tak memerlukan perawatan.
Dalam mengatasi hipotensi berdasarkan penyebabnya yaitu dengan
mengurangi atau menghilangkan gejalanya.

a. Jika keluhan dirasakan klien saat keadaan diare terjadi, maka klien
dianjurkan untuk pemulihan kepada kebutuhan cairannya, yang
mempengaruhi atau mengurangi volume darah, mengakibatkan
menurunnya tekanan darah.
b. Kecelakaan atau luka yang menyebabkan pendarahan, akan
mengakibatkan kurangnya volume daran dan menurunkan aliran
darah, untuk itu yang dibutuhkan oleh penderita adalah transfusi
darah sesuai dengan yang dibutuhkan.

13
c. Adanya kelainan jantung bawaan seperti kelainan katup, maka
penderita harusmenjalani operasi jantung sesuai indikasi dokter,
ataupun menjalani pengobatan yang intensif untuk tidak
memperburuk keadaan penderitanya.
2. Hipotensi ringan

Cara lain untuk mengatasi hipotensi, yaitu Menambahkan


elektrolit. Penambahan elektrolit untuk diet dapat meringankan gejala
dari hipotensi ringan.

a. Minum kopi. Dosis kafein dipagi dapat memberikan efek karena


kafein dapat memacu jantung untuk bekerja lebih cepat
b. Pemberian posisi trendelenburg. Pada kasus hipotensi rendah
dimana pasien masih merespon dengan meletakkan posisi kaki
lebih tinggi dari pada punggung ( posisi trendelenburg.) posisi itu
akan meningkatkan aliran balik vena, sehingga membuat banyak
darah memenuhi organ-organ yang membutuhkan seperti bagian
dada dan kepala.
c. Klien yang sedang mengalami hipotensi, diharuskan banyak
istirahat, dan membatasi aktifitas fisiknya selama keadaan ini.
d. Klien dengan hipotensi harus membiasakan diri untuk mempunyai
pola makan yang teratur dan mempunyai makanan pelengkap ,
seperti susu untuk meningkatkan stamina. Karena pada umumnya
penderita hipotensi cukup lemah dan mudah lelah.
e. Jika diperlukan misalnya pada klien dengan anemia maka klien
harus mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi ataupun
suplemen zat besi untuk meningkatkan sel-sel darah merah darah
yang menambah volume darah sehingga dapat meningkatkan
tekanan darah penderita.
f. Penderita hipotensi dianjurkan untuk rajin berolahraga ringan,
misal jogging, untuk melatih kerja jantung secara teratur, dan
melancarkan aliran darah keseluruh tubuh.
3. Hipotensi simtomatik :

14
Hipotensi postural simtomatik dapat ditangani dengan mengatur
posisi tidur pasien dengan kepala lebih tinggi. Fludrokortison, suatu
mineralokortilkoid dapat juga berguna tapi banyak pasien tidak
mempunyai respon yang baik terhadap obat ini dan obat obatan yang
lain yang telah dicoba seperti indometasin Penanganan hipotensi yang
dilakukan sendiri (lionel ginsberg,2005).

a. Perbanyak asupan cairan terutama air minum.


b. Tambahkan lebih banyak garam pada makanan, kecuali sudah
konsisi lain yang tidak memperbolehkannya.
c. Terarur berolahraga untuk membuat kondisi jantung dan pembulu
darah menjadi lebih sehat .
d. Berhenti merokok dan jauhi asap rokok orang lain ( Dr.Indra
k.Muhtadi,2013)
8. ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan


dalam praktek keperawatan yang diberikan pada klien sebagai anggota
keluarga pada tatanan komunitas dengan menggunakan proses
keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan dalam lingkup
wewenang serta tanggung jawab keperawatan (WHO, 2014).

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian yang diberikan


melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini
bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami
keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, yaitu
sebagai berikut (Heniwati, 2008) :

a. Pengkajian keperawatan

1) Pengkajian keluarga

Pengkajian merupakan tahapan terpenting dalam proses


perawatan, mengingat pengkajian sebagai awal bagi keluarga
untuk mengidentifikasi data-data yang ada pada keluarga.

15
2) Model pengkajian

Asumsi yang mendasarinya adalah keluarga sebagai sistem


sosial, merupakan kelompok kecil dari masyarakat. Friedman
memberikan batasan 6 kategori dalam memberikaan
pertanyaanpertanyaan aat melakukan pengkajian :

a) Data pengenalan keluarga

b) Riwayat dan tahapan perkembanga keluarga


c) Data lingkungan struktur keluarga

d) Fungsi keluarga
e) Koping keluarga

3) Tahapan-Tahapan pengkajian

Penjajakan I

a) Data umum

1.) Identitas kepala keluarga


2.) Nama kepala keluarga
3.) Umur kepala keluarga
4.) Pekerjaan kepala keluarga
5.) Pendidikan kepala keluarga
6.) Alamat dan nomer telpon
b) Komposisi kepala keluarga
1.) Nama
2.) Umur
3.) Gender
4.) Agama
16
5.) Hubungan dengan kk
6.) Pendidikan
7.) Pekerjaan
4) Genogram

Genogram harus mencapai 3 generasi, harus tertera nama,


umur, kondisi kesehatan tiap keterangan gambar dengan simbol
berbeda.

5) Tipe keluarga
6) Suku bangsa
a) Asal suku bangsa keluarga

b) Bahasa yang dipakai keluarga


c) Kebiasaan keluarga yang dipengaruhi suku yang dapat
mempengaruhi kesehata

7) Agama
a) Agama yang dianut keluarga

b) Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan


8) Status sosial ekonomi keluarga
a) Rata-rata penghasilan seluruh anggota keluarga

b) Jenis pengeluaran keluarga tiap bulan


c) Tabungan khusus kesehatan

d) Barang (harta benda yang dimiliki


keluarga(prabotan,transpotasi)

e) Aktifitas rekreasi keluarga

9) Riwayat dan tahap perkembangan\

17
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukkan dengan
anak tertua)

b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


1.) Riwayat keluarga inti
2.) Riwayat terbentuknya keluarga inti
3.) Penyakit yang diderita keluarga orang tua
4.) Riwayat keluarga sebelumnya
5.) Riwayat penyakit keturunan dan penyakit menular di
keluarga

6.) Riwayat kebebasan/ gaya hidup yang mempengaruhi di


keluarga

10) Lingkungan

a) Ukuran rumah

b) Kondisi dalam dan luar rumah


c) Kebersihan rumah

d) Ventilasi rumah
e) Saluran pembuangan air limbah

f) Air bersih

g) Penggolaan sampah
h) Kepemilikan rumah
i) Kamar mandi/wc

11) Denah rumah

12) Struktur keluarga

a) Struktur komunikasi

18
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila :
jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai dan ada
hirarki kekuatan, komunikasi keluarga bagi pengirim :
memberikan pesan, memberikan umpan balik dan valid.

b) Struktur peran

Merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai


denan posisi sosial yang diberikan. Jadi pada struktur peran
bisa bersifat formal atau informal.

c) Struktur kekuatan

Merupakan kemampuan dari individu untuk mengontrol,


mempengaruhi atau mengubah perilaku orang lain.

d) Struktur nilai dan norma

Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat


anggota keluarga dalam budaya tertentu. Sedangkan norma
adalah perilaku yang diterima pada lingkungan sosial
tertentu, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat
sekitar keluarga.

13) Fungsi keluarga

a) Fungsi afektif

Adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan


kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan memberikan
cinta kasih, serta saling menerima dan mendukung.

b) Fungsi sosialisasi

19
Adalah proses perkembangan dan perubahan individu
keluarga, tempat anggota keluarga berinteraksi soaial dan
belajar berperan dilingkungan sosial.

c) Fungsi reproduksi

Adalah fungsi keluarga meneruskan kelangsungan


keturunan dan menambah sumber daya manusia.

d) Fungsi ekonomi

Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan


keluarga, seperti sandang, pangan, dan papan

e) Fungsi perwatan kesehatan

Adalah kemampuan keluarga untuk merawat anggota


keluarga yang mengalami masalah kesehatan.

14) Stress dan koping keluarga

a) Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta


kekuatan keluarga

b) Respon keluarga terhadap stress


c) Strategi koping yang digunakan

d) Strategi adaptasi fungsional : adakah cara kkeluarga


mengatasi masalah secara maladatif

15) Harapan keluarga

a) Terhadap masalah kesehatan keluarga

b) Terhadap tugas kesehatan yang ada


c) Data tambahan

16) Pemeriksaan fisik

a) Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan


20
b) Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota
keluarga

c) Aspek pemeriksaan fisik mulai vital sign, rambut, mata,


mulut, tht, leher, thorax, abdomen, ekstermitas atas bawah,
sistem genetalia

d) Kesimpullan dari hasil pemeriksaan fisik.


b. Diagnosa Keperawatan

1) Dari pengkajian asuhan keperawatan keluarga di atas maka


diagnose keperawatan keluarga yang mungkin muncul adalah :

a) Manajemen keluarga tidak efektif, yaitu pola penanganan


masalah Kesehatan dalam keluarga tidak memuaskan untuk
memulihkan kondisi Kesehatan anggota keluarga.

b) Manajemen kesehatan tidak efektif, yaitu pola pengaturan


dan pengintegrasian penanganan masalah kesehatan ke
dalam kebiasaan hidup sehari-hari tidak memuaskan untuk
mencapai status kesehatan yang diharapkan.

c) Pemeliharaan kesehatan tidak efektif, yaitu


ketidakmampuan mengidentifikasi, mengelola dan atau
menemukan bantuan untuk mempertahankan kesehatan.

d) Kesiapan peningkatan koping keluarga yaitu pola adaptasi


anggota keluarga dalam mengatasi situasi yang dialami
klien secara efektif dan menunjukkan keinginan serta
kesiapan untuk meningkatkan kesehatan keluarga dan klien.

e) Penurunan koping keluarga yaitu ketidakefektifan


dukungan, rasa nyaman, bantuan dan motivasi orang
terdekat (anggota keluarga atau orang berarti) yang
dibutuhkan klien untuk mengelola atau mengatasi masalah
kesehatan.

21
f) Ketidakberdayaan, persepsi bahwa tindakan seseorang tidak
akan mempengaruhi hati secara signifikan, persepsi kurang
kontrol pada situasi saat ini atau yang akan datang.

g) Ketidakmampuan koping keluarga, yaitu perilaku orang


terdekat (anggota keluarga) yang membatasi kemampuan
dirinya dan klien untuk beradaptasi dengan masalah
kesehatan yang dihadapi klien.

Yang menjadi etiologi atau penyebab dari masalah keperawatan


yang muncul adalah hasil dari pengkajian tentang tugas Kesehatan
keluarga yang meliputi 5 unsur sebagai berikut :

a) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipotensi yang


terjadi pada anggota keluarga.

b) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat


untuk mengatasi penyakit hipotensi.

c) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan


hipotensi.

d) Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau


memodifikasi lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit
hipotensi.

e) Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan


kesehatan guna perawatan dan pengobatan hipotensi

c. Intervensi Keperawatan

Menurut Suprajitno perencanaan keperawatan mencakup tujuan


umum dan khusus yang didasarkan pada masalah yang dilengkapi
dengan kriteria dan standar yang mengacu pada penyebab.
Selanjutnya merumuskan Tindakan keperawatan yang berorientasi
pada kriteria dan standar. Perencanaan yang dapat dilakukan pada
asuhan keperawata keluarga dengan hipotensi ini adalah sebagai
berikut :

22
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipotensi yang
terjadi pada keluarga.

Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat


mengenal dan mengerti tentang penyakit hipotensi.

Tujuan : Keluarga mengenal masalah penyakit hipertensi


setelah tiga kali kunjungan rumah.

Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang


penyakit hipotensi.

Standar : Keluarga dapat menjelaskan pengertian, penyebab,


tanda dan gejala penyakit hipotensi serta pencegahan dan
pengobatan penyakit hipotensi secara lisan.

Intervensi :

a) Jelaskan arti penyakit hipotensi


b) Diskusikan tanda-tanda dan penyebab penyakit hipotensi
c) Tanyakan kembali apa yang telah didiskusikan.
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat
untuk mengatasi penyakit hipotensi.

Sasaran : Setelah Tindakan keperawatan keluarga dapat


mengetahui akibat lebih lanjut dari penyakit hipotensi.

Tujuan : Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat


anggota keluarga dengan hipotensi setelah tiga kali kunjungan
rumah.

Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan dan dapat


mengambil Tindakan yang tepat dalam merawat anggota
keluarga yang sakit.

Standar : Keluarga dapat menjelaskan dengan benar bagaimana


akibat hipotensi dan dapat mengambil keputusan yang tepat.

23
Intervensi :

a) Diskusikan tentang akibat penyakit hipotensi


b) Tanyakan bagaimana keputusan keluarga untuk merawat
anggota keluarga yang menderita hipotensi.
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
hipotensi

Sasaran : Setelah Tindakan keperawatan keluarga mampu


merawat anggota keluarga yang menderita penyakit hipotensi.

Tujuan : Keluarga dapat melakukan perawatan yang tepat


terhadap anggota keluarga yang menderita hipotensi setelah
tiga kali kunjungan rumah.

Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan cara


pencegahan dan perawatan penyakit hipotensi.

Standar : Keluarga dapat melakukan perawatan anggota


keluarga yang menderita penyakit hipotensi secara tepat.

Intervensi :

a) Jelaskan pada keluarga cara-cara pencegahan penyakit


hipotensi.
b) Jelaskan pada keluarga tentang manfaat istirahat, diet yang
tepat dan olahraga khususnya untuk anggota keluarga
yang menderita hipotensi.
4) Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau
memodifikasi lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit
hipotensi.

Sasaran : Setelah dilakukan Tindakan keperawatan keluarga


mengerti tentang pengaruh lingkungan terhadap penyakit
hipotensi.

24
Tujuan : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat
menunjang penyembuhan dan pencegahan setelah tiga kali
kunjungan rumah.

Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang


pengaruh lingkungan terhadap proses penyakit hipotensi.

Standar : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat


mempengaruhi penyakit hipotensi.

Intervensi :

a) Ajarkan cara memodifikasi lingkungan untuk mencegah


dan mengatasi penyakit hipotensi misalnya :
1. Jaga lingkungan rumah agar bebas dan resiko
kecelakaan misalnya benda yang tajam.
2. Gunakan alat pelindung bila bekerja misalnya sarung
tangan.
3. Gunakan bahan yang lembut untuk pakaian untuk
mengurangi terjadinya iritasi.
b) Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah
dijelaskan.
5) Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan
Kesehatan guna perawatan dan pengobatan hipotensi.

Sasaran : Setelah Tindakan keperawatan keluarga dapat


menggunakan fasilitas pelayanan Kesehatan sesuai kebutuhan.

Tujuan : Keluarga dapat menggunakan tempat pelayanan


Kesehatan yang tepat untuk mengatasi penyakit hipotensi
setelah dua kali kunjungan rumah.

Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan ke mana


mereka harus meminta pertolongan untuk perawatan dan
pengobatan penyakit hipotensi.

25
Standar : Keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan
secara tepat.

Intervensi :

a. Jelaskan pada keluarga kemana mereka dapat meminta


pertolongan untuk perawatan dan pengobatan hipotensi.

26
DAFTAR PUSTAKA

A. J. Ramadhan. (2010). Mencermati Berbagai Gangguan pada Darah dan


Pembuluh Darah. Yogyakarta: Diva Press.

Barker, Chris et al. (2002). Research Methods In Clinical Psychology. John Wiley
& Sons Ltd, England

Ardiansyah, M. 2012. Medikal Bedah. Yogyakarta: DIVA Press.

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.

Price Sylvia A, Wilson Lorraine M. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses


Penyakit. Jakarta: EGC; 2012.

WHO. World Health Statistic Report 2015. Geneva: World Health Organization;
2015.

Guyton A.C. and J.E. Hall 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9.
Jakarta: EGC.

27
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA AKPER PELNI

A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS UMUM
a. Identitas Kepala Keluarga

Nama : Tn. P Pendidikan : SMP

Umur : 32 Tahun Pekerjaan : Wiraswasta

Agama : Islam Alamat : Jl. Akik Gading

Suku : Jawa No. Telp : 087787076105

b. Komposisi Keluarga

No Nama L/P Umur Hubungan Pekerjaan Pendidikan


Keluarga

1. Tn. P L 32 Suami Wiraswasta SMP

2. Ny. H P 32 Istri Pedagang SMK

3. An. R L 12 Anak Pelajar SD

4. An. A P 4 Anak - -

28
c. Genogram (tiga generasi)

d. Tipe keluarga :
a) Jenis tipe keluarga :
Keluarga Tn. P memiliki tipe keluarga Traditional Nuclear, yang
terdiri dari suami, istri dan kedua anaknya.
b) Masalah yang terjadi dengan tipe keluarga :
Ny. H mengatakan mengalami hipotensi sejak 12 tahun yang lalu
ketika hamil anak pertama. Ny. H belum mendapatkan penyuluhan
tentang Hipotensi dan penatalaksanaan hipotensi dirumah.
e. Suku Bangsa
a) Asal suku bangsa :
Tn. P berasal dari suku Jawa dan Ny. H juga berasal dari suku
Jawa. Dalam berkomunikasi sehari- hari Tn. P dan Ny. H memakai
bahasa Indonesia.

29
b) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan :
Ny. H mengatakan tidak ada pantangan makan apapun dan
kemungkinan pola makan yang menjadi salah satu factor yang
mempengaruhi kesehatannya.
f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan :
Tidak ada agama dan kepercayaan yang bertentangan dengan
kesehatan.
g. Status sosial ekonomi keluarga
a) Anggota keluarga yang mencari nafkah :
Tn. P sebagai kepala keluarga yang mencari nafkah.
b) Penghasilan:
Sumber penghasilan keluarga Tn. P diperoleh dari membuat sumur
menggunakan jet pump dalam 1 bulan ± 1.500.000 karena belum
tentu 1 bulan ada orderan.
c) Upaya lain :
Ny. H membantu Tn. P dengan berjualan nasi dan lauk di rumah
d) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll) :
Keluarga Tn. P mengontrak rumah dan untuk perabotan yang
dimiliki yaitu motor, lemari, kulkas, kasur, TY, dispenser, magic
com, dan blender.
e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan:
Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan yaitu untuk biaya sekolah
An. R dan kebutuhan sehari- hari
h. Aktivitas reaksi keluarga:
Ketika ada waktu luang, keluarga Tn. P mengisinya dengan menonton
TV bersama dirumah dan terkadang ke tempat rekreasi seperti
swimming pool dan taman.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini:
Tahap perkembangan keluarga Tn. P merupakan tahap IV yaitu
keluarga dengan anak sekolah

30
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya :
c. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
a) Riwayat kesehatan saat ini :
1) Tn. P jarang sakit tidak mempunyai masalah dengan istirahat,
makan, maupun kebutuhan dasar lainnya.
2) Ny. H mengatakan saat ini sedang menderita tekanan darah
rendah 12 tahun yang lalu dan memiliki riwayat maag,
Keluarga Tn. P belum mengetahui tentang perawatan pada
orang hipotensi yang benar.
3) An. R tidak mempunyai riwayat penyakit
4) An. A tidak mempunyai riwayat penyakit
b) Riwayat penyakit keturunan :
1) Tn. P mempunyai penyakit keturunan dari ayahnya yaitu
Hipertensi.
2) Ny. H mempunyai penyakit keturunan dari ibunya yaitu
hipotensi dan gastritis.

No. Nama Umur BB Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan


Kesehatan (BCG/POLIO/DPT/ Keluarga Yg Telah
HB/CAMPAK) Dilakukan
1. Tn. P 32 71 Tn. P sehat Lengkap - -

2. Ny. H 32 70 Ny. P Lengkap Hipotensi Ny. H mengatakan


mengatakan bila pusing hanya
pusing seperti minum obat
mau pingsan, warung dan
jika darah digunakan untuk
rendahnya tidur
kambuh
3. An. R 12 32 An. R sehat Lengkap - -

4. An. A 4 15 An. A sehat Ny. H mengatakan An. A - -


tidak imunisasi campak
umur 2 tahun

31
d. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan :
Apabila ada anggota keluarga yang sakit dibawa ke puskesmas
e. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :
1) Tn. P menderita penyakit Hipertensi
2) Ny. H menderita penyakit Hipotensi dan Gastritis

III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN


a. Karakteristik Rumah
a) Luas rumah : Kontrakan Tn. P memiliki luas bangunan rumah
sekitar 3x5
b) Tipe rumah : Minimalis
c) Kepemilikan : Kontrakan
d) Jumlah dan ratio kamar/ruangan : Ada 1 ruangan saja, yaitu kamar
tidur dan ruang tamu itu hanya diberi sekat gorden saja.
e) Ventilasi/jendela : Ada 1 buah jendela yang berada dibagian depan.
Setiap hari pintu dan jendela selalu dibuka agar sinar matahari
masuk ke rumah.
f) Pemanfaatan ruangan :
Memiliki sirkulasi udara yang sangat baik, memiliki penerangan
yang sangat baik.
g) Septic tank ( ada/tidak, jarak dengan sumber air bersih) :
Keluarga Ny. H tidak mempunyai septic tank
h) Sumber air minum :
Keluarga Ny. H untuk sumber air minumnya yaitu membeli air
aqua di warung.
i) Kamar mandi/WC :
Keluarga Ny. H tidak mempunyai kamar mandi/ WC
j) Sampah :
Keluarga Ny. H membuang sampah ke TPA
k) Kebersihan lingkungan :

32
Lingkungan bersih dan nyaman
Denah Kontrakan

Kamar tidur + Ruang tamu

Sekat ruangan

Warung

Pintu

b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


a) Kebiasaan :
Tetangga keluarga Ny. H ramah- ramah dan baik. Keluarga tiggal
di tempat yang rumahnya berdekatan dengan rumah yang lain.
b) Aturan/kesepakatan :
Warga setempat mempunyai kesepakatan apabila ada warga baru
harus melapor pada RT/RW, dan pintu gerbang ketika jam 12.00
akan ditutup
c) Mobilitas geografis keluarga :
Keluarga Tn. P tinggal dirumah tersebut sejak menikah hingga
mempunyai 2 anak, dan keluarga Tn. P tidak pernah pindah-
pindah tempat tinggal
c. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :
Tempat perkumpulan keluarga yaitu diruang tamu.

33
d. Sistem pendukung keluarga :
Keluarga Tn. P terdiri dari suami, istri dan 2 anak.

IV. STRUKTUR KELUARGA


a. Pola/cara Komunikasi keluarga :

Keluarga Ny. H saling terbuka satu sama lain. Jika ada masalah
keluarga Ny. H didiskusikan bersama sama. Sebagai kepala keluarga
Tn. P yang mengambil keputusan.

b. Struktur peran (peran masing-masing anggota keluarga) :


1) Tn. P adalah kepala keluarga yang mengambil keputusan saat ada
masalah dan mencari nafkah untuk istri dan kedua anaknya.
2) Ny. H adalah seorang istri dan ibu rumah tangga.
3) An. R adalah anak dari Tn. P dan Ny. H
4) An. A adalah anak dari Tn. P dan Ny. H
c. Nilai dan norma keluarga:

Keluarga Ny. H menerapkan aturan sesuai dengan nilai dan norma


agama islam. Keluarga Ny. H rajin dalam melakukan solat 5 waktu.
Bila ada keluarga yang sakit dibawa ke RS atau petugas kesehatan
yang terdekat.

V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif :

Jika ada salah satu anggota yang sakit semua akan merasakan sedih.
Semua anggota keluarga Ny. H saling menyayangi satu sama lain.

b. Fungsi sosialisasi
a) Kerukunan hidup dalam keluarga :

Keluarga Ny. H sangat rukun, karena dalam kelurga Ny. H selalu


dimusyawarahkan jika ada masalah apapun.

34
b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga :

Keluarga Tn. P dan Ny. H selalu berinteraksi dengan baik dan


hubungan keluarga Tn. P dengan terjalin baik

c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan :


Tn. P selaku kepala keluarga yang lebih dominan dalam
pengambilan keputusan
d) Kegiatan keluarga waktu senggang :
Ny. H mengatakan kegiatan yang dilakukan keluarga ketika ada
waktu senggang yaitu menonton TV dan jalan- jalan malam.
e) Partisipasi dalam kegiatan sosial :
Ny. H mengatakan selalu mengikuti kegiatan sosial seperti kerja
bakti dan arisan RT
c. Fungsi perawatan kesehatan :
Ny. H mengatakan kalau sedang kambuh Tn. P selalu mengingatkan
untuk istirahat dan libur dulu dagangnya
d. Fungsi reproduksi
Keluarga Ny. H mempunyai dua anak yaitu laki – laki dan perempuan,
Ny. H memakai KB pil.
e. Fungsi ekonomi
Ny. H mengatakan ekonomi dalam keluarganya sudah cukup untuk
kebutuhan makan dan biaya sekolah anaknya.
VI. STRES DAN KOPING KELUARGA
a. Stressor yang dimiliki :
Keluarga Tn. P khususnya Ny. H sudah mengetahui kalau mempunyai
penyakit darah rendah, tetapi tidak perlu khawatir karena untuk
istirahat nanti sembuh.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor:

35
Ny. H mengatakan jika penyakitnya kambuh, Tn. P memberitahu kalau
untuk istirahat.

VII. PEMERIKSAAN FISIK INDIVIDU ANGGOTA KELUARGA (sesuai


teknik inspeksi, palpasi auskultasi)

Pemeriksaan Tn. P Ny. H An. R

Vital Sign TD: 120/100 mmHg TD: 100/60 mmHg -


N: 80 x/menit N: 90 x/menit
RR: 16 x/menit RR: 18 x/menit
S: 36,2 o C S: 36,0 o C

BB dan TB BB: 172 cm BB: 160 cm BB:


TB: 70 Kg TB: 69 Kg TB:

Kepala Rambut tampak hitam dan Rambut tampak hitam dan


lurus, benjolan (-) dan nyeri lurus, benjolan (-) dan nyeri
tekan (-) tekan (-)

Mata Konjungtiva an anemis, Konjungtiva an anemis,


kotoran (-), mata simetris, kotoran (-), mata simetris,
sklera mata an ikterik sklera mata an ikterik

Hidung Bersih,cairan (-), benjolan Bersih,cairan (-) ,benjolan


(-) ,pembesaran sinus (-) (-) ,pembesaran sinus (-)

Mulut Mukosa bibir lembab, caries Mukosa bibir lembab, caries


gigi (-), sariawan (-) gigi (-), sariawan (-)

Telinga Pendengaran normal, Pendengaran normal, cairan


cairan(-) (-)

Leher Pembesaran kelenjar tiroid (-) Pembesaran kelenjar tiroid


pembesaran vena jugularis (-) (-) pembesaran vena
jugularis (-)

Toraks Dada simetris, suara paru Dada simetris, suara paru


vesikuler, suara tambahan (-) vesikuler, suara tambahan
(-)

36
Abdomen Nyeri tekan (-), distensi Nyeri tekan (-),distensi
abdomen (-), keluhan (-), abdomen(-), keluhan (-),
bising usus 6 x/menit bising usus 6 x/menit

Ekstremitas Tampak simetris kiri dan Tampak simetris kiri dan


kanan, tidak ada kelainan. kanan, tidak ada kelainan.
atas

Ektremitas Tampak simetris kiri dan Tampak simetris kiri dan


kanan, tidak ada edema. kanan, tidak ada edema.
bawah

VIII. HARAPAN KELUARGA


a. Terhadap masalah kesehatannya :
Harapan keluarga Ny. H mengenai penyakitnya yaitu bisa sembuh dan
bisa mengontrol darah rendahnya
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada :
Keluarga Tn. P berharap petugas kesehatan yang ada bisa bekerja lebih
baik lagi.

37
5. ANALISIS DATA
Data Fokus Masalah

DS: Ketidakmampuan keluarga mengenal


masalah hipotensi yang terjadi
1. Ny. H mengatakan bahwa
dikeluarga
dirinya sudah mengetahui
menderita Hipotensi sejak 12
tahun yang lalu.

2. Ny. H mengatakan kurang


mengetahui tanda dan gejaa
yang pasti penyebab Hipotensi

3. Ny. H mengatakan terdapat


anggota keluarga yang
mengalami penyakit Hipotensi

4. Ny. H mengatakan belum


mengetahui komplikasi dari
penyakit Hipotensi

5. Ny. H mengatakan tidak


mengetahui cara pencegahannya
Hipotensi yang benar

DO:

1. Ny. H terlihat hanya


mengangguk- angguk saja

2. Hasil TTV:

38
a. TD: 90/70 mmHg

b. N: 75 x/menit

c. RR: 17 x/menit

6. MASALAH KEPERAWATAN
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipotensi yang terjadi
dikeluarga
7. SKORING
No Kriteri Pembenaran

1. Sifat a
masalah: Ancaman 2/3 Ny. H
2
x1
Kesehatan 3
2. Kemungkinan masalah 2 2
x2
2
dapat
3. Potensial untuk dicegah : 2 0,6
x1
3
4. Menonjolnya masalah: 1 0,5
x1
2
Jumlah 3,7

8. DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI PRIORITAS


1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipotensi yang terjadi
dikeluarga

39
9. RENCANA INTERVENSI
Tgl/ Diagnosa Tujuan
Tujuan Khusus Rencana Tindakan
No. Keperawatan Umum

08 Des Ketidakmampuan Setelah Setelah dilakukan


2020/1 keluarga mengenal dilakukan kunjungan selama 1 x
masalah hipotensi tindakan 30 menit, keluarga
yang terjadi keperawatan, mampu,
dikeluarga diharapkan menyebutkan:
Ny. H dan 1. Jelaskan kepada keluarga
1. Pengertian hipotensi
keluarga pengertian hipotensi
lebih 2. Tanyakan tentang
mengenal dan pengertian hipotensi
memahami 3. Beri pujian atas usaha yang
tentang dilakukan keluarga
penyakit
hipotensi 1. Diskusikan bersama
yang dialami. 2. Penyebab hipotensi keluarga tentang penyebab
hipotensi
2. Motivasi keluarga untuk
menyebutkan kembali
penyebab hipotensi
3. Berikan pujian atas usaha
40
yang dilakukan keluarga

1. Diskusikan dengan keluarga


tanda dan gejala hipotensi
3. Tanda dan gejala
2. Motivasi keluarga untuk
hipotensi
menyebutkan kembali tanda
dan gejala hipotensi
3. Berikan pujian atas usaha
yang dilakukan keluarga

1. Jelaskan kepada keluarga


akibat lanjut hipotensi tidak
diobati
4. Komplikasi 2. Motivasi keluarga untuk
hipotensi menyebutkan kembali
akibat lanjut dari hipotensi
yang tidak diobati
3. Berikan pujian atas usaha
yang dilakukan keluarga

1. Jelaskan kepada keluarga cara


pencegahan hipotensi
5. Cara pencegahan
hipotensi 2. Motivasi keluarga untuk
menyebutkan kembali cara
pencegahan hipotensi

3. Berikan pujian atas usaha


yang dilakukan keluarga

41
Tgl/ Diagnose Implementasi Evaluasi Ttd Perawat
No. Keperawatan
08
Des
2020/1
09 Des Ketidakmampuan 1. Mengkaji ulang pengetahuan S: Ny. H mengatakan
Endah
2020/ keluarga keluarga tentang hipotensi bahwa hipotensi Cahyaningsih
2 mengenal 2. Mendiskusikan bersama keluarga adalah darah
masalah hipotensi tentang pengertian, penyebab, rendah,
yang terjadi dan tanda gejala hipotensi penyebabnya
dikeluarga menggunakan PPT adalah gaya hidup
3. Menyebutkan komplikasi atau yang tidak baik
akibat lanjut jika penyakit misalnya pola
hipotensi tidak diatasi makan yang
sembarangan atau
tidak teratur dan
dehidrasi
O: Ny. H kooperatif
dan
memperhatikan
apa yang
dikerjakan oleh
perawat
A: Masalah teratasi
sebagian

42
P: Intervensi
dilanjutkan
2.
3.
4.
5.

LAPORAN PENDAHULUAN SUPERVISI IMPLEMENTASI


KELUARGA DENGAN MASALAH GASTRITIS

Disusun sebagai prasyarat ujian implementasi mata kuliah Keperawatan


Keluarga

OLEH : ENDAH CAHYANINGSIH


NIRM: 18021

43
PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN
AKADEMI KEPERAWATAN PELNI
JAKARTA TAHUN 2020

LAPORAN IMPLEMENTASI KUNJUNGAN KELUARGA


SATUAN ACARA PENYULUHAN
HIPOTENSI

A. Pendahuluan
Hipotensi merupakan tekanan darah yang rendah sehingga tidak mencukupi
untuk perfusi dan oksigenasi adekuat. Hipotensi ortostatik adalah penurunan
tekanan darah tiba- tiba saat mengubah posisi dengan cepat dari berbaring
menjadi duduk. Gejala yang timbul salah satunya yaitu pusing atau nyeri
kepala yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan (Chris, 2006).
Prevalensi hipotensi yang ditemukannya itu pada tahun 2012 penyakit
hipotensi menduduki peringkat yang ke-16 dari kategori 20 jenis penyakit
terbesar.
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosis Keperawatan
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipotensi
2. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan, diharapkan keluarga Tn. P khususnya
Ny. H mampu memahami dan mengaplikasikan materi penyuluhan dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Tujuan Khusus
Selama kunjungan 1x 20 menit, keluarga mampu, menjelaskan tentang:
a. Pengertian Hipotensi
b. Penyebab Hipotensi
c. Gejala Hipotensi
d. Komplikasi HIpotensi
e. Cara pencegahan Hipotensi

44
A. Rancangan Kegiatan
1. Metode
Metode yang digunakan:
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
2. Media dan Alat
a. Materi SAP
b. Leaflet
c. PPT
d. Laptop

3. Waktu dan tempat


Waktu : 13.00 – 13.20/ 20 Menit
Tempat : Di Rumah Ny. H
No Kegiatan Waktu

1 Fase Orientasi 5 Menit


 Mengucapkan salam
 Menanyakan keadaan klien hari ini
 Menjelaskan tujuan kunjungan
 Menjelaskan kontrak waktu dengan
keluarga
 Menjelaskan alur kerja.
2 Fase Kerja 10 menit
 Pengertian Hipotensi
 Penyebab Hipotensi
 Gejala Hipotensi
 Komplikasi Hipotensi
 Cara pencegahan Hipotensi
3 Fase Terminasi 5 Menit
 Menyimpulkan materi penyuluhan yang telah

45
disampaikan
 Mengucapkan terima kasih atas perhatian dan
waktu yang telah diberikan kepada keluarga
 Menutup dengan salam

1. Kriteria Evaluasi
a. Struktur
1) Media telah disiapkan
2) Kontrak waktu sudah disepakati
b. Proses
1) Mengevaluasi kembali materi yang telah disampaikan dan
menjelaskan kembali materi yang belum dimengerti.
2) Media digunakan dengan baik dan tepat.
c. Hasil
Setelah selesai melaksanakan kegiatan ini maka diharapkan keluarga
mampu untuk:
1. Menjelaskan Pengertian Hipotensi
2. Menjelaskan Penyebab Hipotensi
3. Menjelaskan Gejala Hipotensi
4. Menjelaskan Komplikasi Hipotensi
5. Menjelaskan Cara pencegahan Hipotensi

Jakarta, 8 Desember 2020

Pembimbing Mahasiswa

46
(……………………….) ( Endah Cahyaningsih)

Lampiran.
1. Pengertian Hipotensi
Hipotensi atau tekanan darah rendah adalah suatu keadaan dimana
tekanan darah lebih rendah dari nilai 90/60 mmHg atau tekanan darah
cukup rendah, sehingga menyebabkan gejala seperti pusing dan pingsan
(A. J. Ramadhan, 2010).

Tekanan darah rendah berarti kondisi dimana kurangnya hantaran nutrisi


dan oksigen ke dalam sel-sel tubuh. Untuk mengetahui seseorang dalam
kondisi tekanan darah rendah maupun tekanan darah tinggi seorang harus
melakukan pemeriksaan tensi darah dengan menggunakan alat pengukur
tekanan darah dengan memperlihatkan angka systolic (bagian atas) dan
angka bawah diastolic.
Tekanan darah systolic (angka bagian atas) mewakili tekanan diarteri-
arteri ketika otot jantung berkontraksi dan memompa darah keseluruh
bagian tubuh sedangkan tekanan darah diastolic (angka bagian bawah)
mewakili tekanan diarteri-arteri ketika otot jantung mengendur (relax) dan
menerima kmbali darah dari seluruh tubuh setelah berkontraksi.
2. Penyebab Hipotensi
a. Gaya hidup (pola makan tidak teratur, kurang olahraga)
b. Dehidrasi
c. Efek samping obat seperti obat- obatan untuk tekanan darah tinggi
d. Diabetes tingkat lanjut
3. Gejala Hipotensi
Gejala tekanan darah rendah, antara lain:
a. Penglihatan kabur, mata sering berkunang- kunang terutama setelah
lama dan berjalan.
b. Kebingungan

47
c. Pingsan
d. Pusing dan keringat dingin
e. Lemas
f. Wajah terlihat pucat, karena suplai darah ke seluruh jaringan tubuh
tidak maksimal.
g. Mudah merasakan kantuk dan sering menguap
4. Komplikasi Hipotensi
a. Stroke: hipotensi yang menyebabkan berkurangnya aliran darah dan
oksigen yang menuju otak sehingga mengakibatkan kerusakan otak,
dan juga menimbulkan kematian pada jaringan otak karena arteri otak
tersumbat (infark serebral) atau arteri pecah (pendarahan).
b. Anemia: Hipotensi pada tekanan darah 90/80 menyebabkan produksi
sel darah merah yang minimal atau produksi sel darah merah yang
rendah sehingga mengakibatkan anemia.
c. Serangan jantung: Hipotensi yang mengakibatkan kurangnya tekanan
darah yang tidak cukup untuk menyerahkan darah ke arteri- arteri
coroner (arteri yang menyuplai darah ke otot jantung) sehingga
menyebabkan nyeri dada yang mengakibatkan serangan jantung.
d. Gangguan ginjal: Ketika darah yang tidak cukup dialirkan ke ginjal,
ginjal akan gagal untuk mengeliminasi pembuangan- pembuangan
dari tubuh yaitu urea, dan kreatin, dan peningkatan pada tingkat-
tingkat hasil eliminasi didarah terjadi (contohnya: kenaikan dari blood
urea nitrogen atau BUN, dan serum keratin).
e. Shock: Tekanan darah yang rendah memacu jantung untuk memompa
darah lebih banyak, kondisi tersebut yang mengancam nyawa dimana
tekanan darah yang gigih menyebabkan organ-organ seperti ginjal,
hati, jantung, dan otak untuk secara cepat.
5. Cara pencegahan Hipotensi
a. Minum air putih dalam jumlah yang cukup banyak antara 8 hingga 10
gelas per hari, sesekali minum kopi agar memacu peningkatan degup
jantung sehingga tekanan darah akan meningkat.
b. Mengkonsumsi makanan yang cukup mengandung kadar garam.

48
c. Makan porsi kecil dan konsumsi makanan rendah karbohidrat. Untuk
mencegah penurunan tekanan darah drastis setelah makan,
konsumsilah makanan dalam porsi kecil beberapa kali sehari. Selain
itu, batasi makanan tinggi karbohidrat seperti kentang, nasi, pasta dan
roti.  Perbanyak sayur-sayuran, buah-buahan, ikan, dan biji-bijian di
dalam menu Anda.
d. Berolahraga teratur seperti berjalan pagi selama 30 menit, minimal 3x
seminggu dapat membantu mengurangi timbulnya gejala.
e. Pada wanita dianjurkan untuk mengenakan stocking yang elastic.
Stocking elastis yang umum digunakan untuk meredakan rasa sakit
dan pembengkakan pembuluh darah vena bisa membantu mengurangi
penumpukan darah di kaki Anda.
f. Pemberian obat-obatan (meningkatkan darah) hanya dilakukan apabila
gejala hipotensi yang dirasakan benar-benar mengganggu aktivitas
keseharian, selain itu dokter hanya akan memberikan vitamin
(suport/placebo) serta beberapa saran yang dapat dilakukan bagi
penderita.
Contoh lefleat

49
50
DAFTAR PUSTAKA

Pearce, C Evelyn .2010. “Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis”. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama
Zuhdi, L Hakim (2009). “Pembuluh Darah”. Tanggerang Selatan : Laras adv
A. J. Ramadhan. (2010). Mencermati Berbagai Gangguan pada Darah dan
Pembuluh Darah. Yogyakarta: Diva Press.

Barker, Chris et al. (2002). Research Methods In Clinical Psychology. John Wiley
& Sons Ltd, England

51
LOG BOOK

PRAKTEK KEPERAWATAN KELUARGA

Nama Mahasiswa : Endah Cahyaningsih


NIRM : 18020

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN PELNI JAKARTA
TAHUN 2020

52
No Hari/ Kegiatan Pembelajaran Metode (Pencapaian Dan Paraf
Tanggal/Jam Hambatan)
1 Minggu 1. Mencari keluarga untuk Offline 1. Berhasil mencari Endah
6.12.2020 menjadi keluarga (Secara keluarga binaan tapi Cahyaningsih
10.00 WIB binaan langsung) sedikit susah karena
2. Memperkenalkan diri kebanyakan
3. Kontrak waktu untuk tetangga saya
melakukan pengkajian penyakit yang
pada Ny. N diderita yaitu
Hipertensi
2. Pasien memberikan
izin untuk
melakukan
pengkajian secara
langsung.
2 Senin Melakukan pre conference Online Tidak ada hambatan Endah
07.12.2020 bersama dosen (Melalui selama pre conference Cahyaningsih
08.30 WIB pembimbing Ibu Buntar aplkasi Zoom bersama dosen
Handayani Meetings) pembimbing.
3 Senin 1. Melakukan pengkajian Offline 1. Pengkajian pada Ny. Endah
07.12.2020 pada keluarga Ny. H (Komunikasi H berjalan lancar, Cahyaningsih
13.00 – 14.00 2. Melakukan secara Ny. H sangat
WIB implementasi dengan langsung) kooperatif, tetapi
mengukur tanda – pengkajian
tanda vital Ny. H dihentikan karena
Ny. H ada acara.
2. Hasil TTV dari Ny.
H:
a. TD: 100/60
mmHg
b. N: 90 x/menit
c. RR: 18 x/menit
d. S: 36,0 o C

53
4 Selasa Melakukan pre conference Online Tidak ada hambatan Endah
08.12.2020 bersama dosen (Melalui selama pre conference Cahyaningsih
07.30 WIB pembimbing Ibu Buntar aplkasi Zoom bersama dosen
Handayani Meetings) pembimbing.
5 Selasa Melakukan post conference Online Tidak ada hambatan Endah
08.12.2020 bersama dosen (Melalui selama post conference Cahyaningsih
20.40 WIB pembimbing Ibu Buntar aplkasi Zoom bersama dosen
Handayani Meetings) pembimbing.
6 Rabu 1. Melakukan Offline 1. Hasil TTV dari Ny. Shafa
09.12.2020 implementasi dengan (Komunikasi N: Rachendieswary
14.00 WIB mengukur tanda – tanda dua arah) a. TD: 110/80 Priasmoro
vital Ny. H. mmHg.
2. Melakukan penyuluhan b. S: 36,3OC.
kesehatan tentang c. N: 80 x/menit.
Covid-19 dan 3M dan d. RR: 19 x/menit.
Hipoteni 2. Penyuluhan
kesehatan yang
diberikan kepada
keluarga Ny. N
berjalan dengan
lancar.
3. Ny. N kooperatif
dan memahami
tentang
penanganan
gastritis.
4. Ny. N juga
mengerti tentang
Covid-19 dan 3M.
5. Tidak ada
hambatan.
7 Kamis 1. Melakukan Offline 1. Hasil TTV dari Ny. Shafa
10.12.2020 implementasi dengan (Komunikasi N: Rachendieswary

54
15.00 mengukur tanda – tanda dua arah) a. TD: 120/70 Priasmoro
vital Ny. N. mmHg.
2. Melatih teknik relaksasi b. S: 36,4OC.
nafas dalam pada Ny. c. Nd: 82 x/menit.
N. d. RR: 20 x/menit.
2. Ny. N mengatakan
akan
mempraktikkan
teknik relaksasi
nafas dalam jika
nyeri, mual
muntahnya kambuh
lagi.
8 Jum’at Melakukan pre conference Online Tidak ada hambatan Shafa
11.12.2020 bersama dosen (Melalui selama pre conference Rachendieswary
10.00 WIB pembimbing Ibu Buntar aplkasi Zoom bersama dosen Priasmoro
Handayani. Meetings) pembimbing.
9 Jum’at Melakukan post conference Online Tidak ada hambatan Shafa
11.12.2020 bersama dosen (Melalui selama post conference Rachendieswary
19.30 WIB pembimbing Ibu Buntar aplkasi Zoom bersama dosen Priasmoro
Handayani Meetings) pembimbing.

No Hari/Tanggal/Jam Kegiatan Metode (pencapaian dan Paraf


Pembelajaran hambatan)
1. Senin,

55
56

Anda mungkin juga menyukai