Anda di halaman 1dari 53

Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

PENDIDIKAN AKHLAK APLIKATIF

Penyunting: Danang D. Prasetyo, M. Pd.

Muhammad Jatmiko CH

Pengantar: Prof. Dr. Achmad Musryidi, MSI. Apt.

Pendidikan Akhlak Aplikatif 1


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

KATA PENGANTAR

Alhamdulilalah, puji syukur penulis panjatkan kehadiran Alloh SWT, atas segala
nikmat karunia-Nya , teriring solawat dan salam tecurah pada Uswatun Khasanah kita
Nabi Muhammad SAW, beserta pengikutnya yang setia, Amiin.
AKHLAQ sebagai tujuan diturunkannya Rasulullah memiliki dimensi yang
sangat penting bagi perikehidupan manusia, sampai tujuan kehidupan tertinggi menjadi
abdi Allah yang mulia. Sehingga mendidik Akhlaq menjadi sangat prinsip.
Pembelajaran Akhlak Apikatif ini dimaksudkan untuk memperjelas langkah dan
pendekatan pembelajaran akhlak yang berdimensi kompleks tetapi praktis. Pendidikan
yang berbasis fondasi Aqidah Islam ini, merupakan bagian dari upaya menterjemahkan
proses pendidikan yang mendasar, dan berperspektif praktis.
Penyempurnaan dan masukan dari hasil pelaksanaan di lapangan menjadi
landasan pembaharuan pegangan ini yang dapat dilakukan pada saat dibutuhkan.
Semoga bermanfaat.

Yogyakarta, Desember 2015


MUHAMMAD JATMIKO CH
DANANG DWI PRASETYO MPd

Pendidikan Akhlak Aplikatif 2


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

Pengantar: Prof. Dr. Achmad Mursyidi MSI Apt.


IR. Hj. Lilik Indriati

KATA PENGANTAR

Pendidikan Akhlak Aplikatif 3


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

DAFTAR ISI

BAGIAN I

KONSEP PEMBELAJARAN AKHLAK APLIKATIF

BAB I : TINJAUAN KURIKULUM SEKOLAH DASAR BIAS

BAB II : KONSEP DASAR PENDIDIKAN AKHLAK

BAB III : MATERI AKHLAK APLIKATIF

BAB IV : LANGKAH PEMBELAJARAN

BAB V : PENILAIAN

BAGIAN II

MATERI PEMBELAJARAN AKHLAK APLIKATIF

DAFTAR PUSTAKA

Pendidikan Akhlak Aplikatif 4


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

BAGIAN I

KONSEP PEMBELAJARAN
AKHLAK APLIKATIF

Pendidikan Akhlak Aplikatif 5


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

BAB I
TINJAUAN KURIKULUM
SEKOLAH DASAR BINA ANAK SHOLEH

A. Aspek Keterpaduan
Kurikulum yang diberlakukan pada Sekolah Dasar Islam Terpadu Bina Anak
Sholeh Yogyakarta dikembangkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan
Lembaga Pendidikan Islam Terpadu Bina Anak Sholeh Yogyakarta yang meramu
kurikulum Sekolah Dasar yang dikeluarkan Departemen Pendidikan Nasional
dengan kurikulum yayasan . Pola pembelajaran pada Sekolah Dasar Islam Terpadu
mempergunakan pendekatan Full day School dimana waktu kegiatan belajar
mengajar diselenggarakan mulai pukul 07.30 hingga 14.30 dengan 5 hari aktif yaitu
Senin hingga Jum’at.
Keterpaduan yang diimplementasikan dalam kurikulum pendidikan Islam
Terpadu mencakup:
a. Memadukan penguasaan ilmu kehidupan (Iptek dan
keterampilan) dengan integrasi /tsaqofah Islam dan pembentukan kepribadian
Islami.
b. Memadukan ranah belajar afeksi, kognisi dan
psikomotorik
c. Memadukan modus pendidikan umum dan agama
d. Memadukan modus pendidikan sekolah,masjid dan
pesantren.
e. Memadukan modus pendidikan di keluarga , masyarakat
dan pendidikan sekolah.
f. Memadukan pendekatan teoritis, latihan dan praktik

Pendidikan Akhlak Aplikatif 6


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

Untuk menciptakan kondisi terpadu tersebut dibutuhkan kualifikasi guru sebagai


berikut (HTI, 2004):
a. Menguasai materi dan metodologi (Kafa’ah)
b. Terpercaya dan bertanggungjawab sebagai pendidik (Amanah)
c. Sebagai agen transfer nilai, patut diteladani (Qudwah hasanah)
d. Semangat dan bersungguh-sungguh dalam bekerja (Himmatu al-‘amal).
Landasan pengembangan kurikulum Islam Terpadu Bina Anak Sholeh
didasarkan kepada asumsi adanya ”dicotomy” dalam praktek pendidikan yang
bermuara pada proses dan produk pendidikan sekuler, beorientasi duniawi
semata, melahirkan jiwa budak, yang pada gilirannya melemahkan sendi-sendi
kemanusiaan, fitrah penciptaan manusia dan potensi ketinggian derajad manusia
sebagai makhluk. Sekulerisme yang dimaksud mengindikasikan praktik
pragmatisme dan materialisme sebagai orientasi. Upaya mengembalikan
manusia pada fitrah penciptaanya berupa upaya mempraktekkan sistem
kehidupan yang ditetapkan Alloh dan diturunkan serta dicontohkan dalam
perikehidupan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Pendidikan yang
dilaksanakan merupakan impelementasi upaya menjabarkan sistem dakwah
Rasulullah Muhammad SAW pada lingkup pribadi, keluarga maupun kehidupan
bermasyarakat dan beribadah kepada Alloh. Kehidupan dunia diposisikan
sebagai jembatan menuju pertanggungjawaban hari akhir pada setiap diri
manusia.
         
      
 
        
   
         
2. Kitab[11] (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa[12],
3. (yaitu) mereka yang beriman[13] kepada yang ghaib[14], yang mendirikan shalat[15],
dan menafkahkan sebahagian rezki[16] yang kami anugerahkan kepada mereka.

Pendidikan Akhlak Aplikatif 7


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

4. Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang Telah diturunkan kepadamu
dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu[17], serta mereka yakin akan
adanya (kehidupan) akhirat[18].
5. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah
orang-orang yang beruntung[19].

[11] Tuhan menamakan Al Quran dengan Al Kitab yang di sini berarti yang ditulis, sebagai isyarat bahwa
Al Quran diperintahkan untuk ditulis.
[12] takwa yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-perintah-Nya; dan
menjauhi segala larangan-larangan-Nya; tidak cukup diartikan dengan takut saja.
[13] Iman ialah kepercayaan yang teguh yang disertai dengan ketundukan dan penyerahan jiwa. tanda-
tanda adanya iman ialah mengerjakan apa yang dikehendaki oleh iman itu.
[14] yang ghaib ialah yang tak dapat ditangkap oleh pancaindera. percaya kepada yang ghjaib yaitu,
mengi'tikadkan adanya sesuatu yang maujud yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindera, Karena
ada dalil yang menunjukkan kepada adanya, seperti: adanya Allah, malaikat-malaikat, hari akhirat
dan sebagainya.
[15] Shalat menurut bahasa 'Arab: doa. menurut istilah syara' ialah ibadat yang sudah dikenal, yang
dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam, yang dikerjakan untuk membuktikan pengabdian
dan kerendahan diri kepada Allah. mendirikan shalat ialah menunaikannya dengan teratur, dengan
melangkapi syarat-syarat, rukun-rukun dan adab-adabnya, baik yang lahir ataupun yang batin,
seperti khusu', memperhatikan apa yang dibaca dan sebagainya.
[16] Rezki: segala yang dapat diambil manfaatnya. menafkahkan sebagian rezki, ialah memberikan
sebagian dari harta yang telah direzkikan oleh Tuhan kepada orang-orang yang disyari'atkan oleh
agama memberinya, seperti orang-orang fakir, orang-orang miskin, kaum kerabat, anak-anak yatim
dan lain-lain.
[17] Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelum Muhammad s.a.w. ialah kitab-kitab yang diturunkan
sebelum Al Quran seperti: Taurat, Zabur, Injil dan Shuhuf-Shuhuf yang tersebut dalam Al Quran
yang diturunkan kepada para rasul. Allah menurunkan Kitab kepada Rasul ialah dengan memberikan
wahyu kepada Jibril a.s., lalu Jibril menyampaikannya kepada rasul.
[18] Yakin ialah kepercayaan yang kuat dengan tidak dicampuri keraguan sedikitpun. akhirat lawan dunia.
kehidupan akhirat ialah kehidupan sesudah dunia berakhir. yakin akan adanya kehidupan akhirat
ialah benar-benar percaya akan adanya kehidupan sesudah dunia berakhir.
[19] ialah orang-orang yang mendapat apa-apa yang dimohonkannya kepada Allah sesudah
mengusahakannya.

Untuk mengurai kelemahan sendi-sendi sekulerisme, pragmatisme dan


materialisme yang berkembang , maka dikembangkan prinsip-prinsip
pembelajaran oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Lembaga Pendidikan
Islam Terpadu Bina Anak Sholeh. Penelitian dan pengembangan tersebut
sekaligus mempertemukan aspek pengkajian Al Qur’an dan As Sunnah sebagai
pangkal pengembangan dengan indikator-indikator Kauniyah berupa produk-
produk alami yang telah ada maupun yang kemudian dijadikan bahan analisis
untuk dikembangkan.

Pendidikan Akhlak Aplikatif 8


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

B. Prinsip-prinsip Pembelajaran
Prinsip pembelajaran dalam kurikulum Sekolah Dasar Islam Terpadu Bina
Anak Sholeh menitikberatkan pada prinsip-prinsip pembelajaran pada Sekolah
Dasar Islam Terpadu Bina Anak Sholeh sebagai berikut:
1). Learning by doing, pendekatan praktis dalam pembelajaran yang
berorientasi pada aktivitas siswa.
2). Habit Forming, adalah pendekatan pembiasaan secara kontinyu, yang
terdukung sistem full day school dimana rentang belajar siswa di sekolah
6,5 jam mulai pukul 07.30 – 14.30 WIB .
3). Life Curriculum, prinsip ini menempatkan guru sebagai model figur bagi
siswa baik dalam keilmuan, perilaku maupun ketrampilannya. Guru pada
Sekolah Dasar Islam Terpadu Bina Anak Sholeh disebut ustadz (putra)
dan ustadzah (putri) . Hal ini tidak semata-mata pembedaan sebutan
tetapi menyangkut fungsi dan peran ustadz/ustadzah sebagai
penyambung risalah Islam sebagaimana tersurat dalam filosofi
pendidikan Islam Terpadu sebagaimana tercantum dalam bagian lain
tinjauan ini. Untuk selanjutnya istilah guru sebagai pendidik dalam thesis
ini disebut dengan ustadz/ustadzah. Sebagai acuan menempatan Al
Qur’an yang diterjemahkan dalam praktik kehidupan dalam diri
pengelola, pendidik , dan elemen keluarga siswa sebagai kurikulum
hidup. Serta didukung penciptaan lingkungan pembelajaran yang
kondusif bagi berlangsungnya praktik-praktik kehidupan Qur’ani.
4). Human Approach, pendekatan persuasif dilakukan dengan meminimalisir
larangan-larangan dan memberikan pemahaman-pemahaman yang
bersifat motivatif dan rasional.
5). Small Group, dimana pendampingan dan monitoring pembelajaran siswa
dilakukan dengan rasio ustadz/ah : siswa = 1 : 10 dengan harapan akan
terjadi intensitas pembimbingan yang relatif terkendali dan terjangkau
oleh kemampuan guru.

Pendidikan Akhlak Aplikatif 9


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

6). Klasifikasi Kelas Bawah dan Kelas Atas, secara umum pembelajaran
dalam kurikulum Sekolah Dasar Islam Terpadu dikategorikan dalam
kelompok kelas yaitu Kelas Bawah meliputi kelas I, II, dan III, dan Kelas
Atas yaitu Kelas IV, V, VI. Selain pertimbangan perkembangan fisik dan
kejiwaan , pembagian kelompok ini juga didasarkan bahwa usia (9-12)
tahun merupakan usia tebaran masa “aqil baligh” bagi siswa kelas Atas.
Masa ini merupakan ditetapkannya tanggungjawab anak manusia
terhadap dirinya di hadapan Alloh.

Gambar 1.
Bentuk permainan kerjasama

BAB II
KONSEP DASAR PENDIDIKAN AKHLAK

A. Pengertian Akhlak

Pendidikan Akhlak Aplikatif 10


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

Abu Bakr Jabir Al-Jazairi (2000) menyatakan bahwa akhlak adalah institusi yang
bersemayam di hati tempat munculnya tindakan-tindakan sukarela, tindakan yang
benar atau salah. Institusi tersebut siap menerima pengaruh pembinaan yang baik
atau pembinaan salah kepadanya. Jika institusi tersebut dibina untuk memilih
keutamaan, kebenaran, cinta kebaikan, cinta keindahan dan benci keburukan, maka
itu menjadi trade mark dan perbuatan-perbuatan baik muncul daripadanya dengan
mudah. Islam menuntunkan bahwa bukti keimanan seseorang dapat dilihat dari
munculnya akhlak yang baik.
Secara etimologis akhlak berasal dari bahasa Arab berarti perangai tingkah laku
atau tabiat, merupakan jamak dari kata khuluq. Asal katanya Khalaqa yang berarti
menciptakan. Asal kata ini satu akar dengan kata Khaliq yang berarti Pencipta dan
makhluq yang berarti yang diciptakan.
Yunahar Ilyas (2002), menyatakan bahwa kesamaan dasar kata di atas
mengisyaratkan bahwa dalam akhlak tercakup pengertian terciptanya keterpaduan
antara kehendak Khaliq Alloh dengan perilaku makhluk yaitu manusia. Dengan kata
lain tata perilaku manusia terhadap orang lain dan lingkungannya mengandung nilai
akhlak yang hakiki manakala tindakan atau perilaku tersebut didasarkan kepada
kehendak Alloh.
Dalam pengertian ini ketaatan kepada Sang Pencipta menjadi tolok ukur akhlak
seseorang. Kaidah ketaatan yang dalam istilah lain disebut Aqidah Islam ini
menjiwai perilaku manusia yang diatur dalam bingkai syariat dan muncul sebagai
buahnya akhlakul karimah atau akhlak yangt terpuji. Hal ini menjadi acuan utama
pembentukan kepribadian manusia.
Imam Ghozali dalam “Ihya Ulumuddin” mendefinisikan pengertian akhlak adalah
sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan
mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan .
LPPAI UII (2003) mendefinisikan akhlak sebagai sifat jiwa, dari sifat itu timbul
tingkah laku dengan mudah dan spontan, tanpa memerlukan pemikiran. Bila yang
timbul dari sifat itu baik, maka disebut akhalk baik, tetapi sebaliknya bila timbul yang
jelek maka disebut akhlak jelek. Lebih lanjut akhlak baik yang dimaksud adalah:
1. Sidik (benar)

Pendidikan Akhlak Aplikatif 11


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

2. Amanah
3. Setia
4. Ikhlas
5. Adil
6. Sabar
7. Bijaksana
8. Berani
9. Izzah (tahu harga diri)
10. Tawakal ( menyerahkan kepada Alloh setelah berusaha dengan keras).
Sedang akhlak jelek diantaranya:
1. Dusta
2. Khianat
3. Ujub (bangga dengan kehebatan diri sendiri)
4. Dzolim
5. Ria (pamer) artinya emngerjakan sesuatu tanpa ikhlas karena Alloh.
6. Hasad (dengki)
7. Dendam
8. Gibah (mengumpat)
9. Takabur (angkuh dan sombong)
10. Tipu daya
Pengertian ini berbeda dengan pengertian akhlak pada umumnya yang
dikenal masyarakat sebagai sopan santun. LPPAI UII (2003), mengartikan
sopan santun ini sebagai adab. Adab dapat dibuat , orang yang kelihaatannya
sopan belum tentu memiliki akhlak yang mulai. Untuk membedakan pengertian
akhlak , yang termasuk adab meliputi:
1. Adab kepada Alloh, ialah menyembah (beribadah) kepada-Nya dengan
sebenar-benar ibadah
2. Adab dengan Nabi Muhammad SAW, antara lain:
a. Tidak boleh mengeraskan suara lebih dari suara Nabi.
b. Mendahulukan pendapat Nabi (sunnah-Nya) dari pendapat sendiri.

Pendidikan Akhlak Aplikatif 12


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

c. Menerima apa-apa yang dibawa oleh Nabi dan menjauhi larangan-


larangan-Nya
3. Adab dengan ibu dan bapak, diantaranya:
a. Tidak boleh menghardik atau berkata kasar kepada keduanya.
b. Tidak boleh mencaci maki keduanya
c. Mematuhi semua perintahnya yang baik. Bila keduanya
memerintahkan berbuat maksiat atau berbuat syirik, maka tidak boleh
ditaati.
4. Adab dalam pergaulan, diantaranya:
a. Bila berkunjung ke rumah kawan, maka harus minta ijin terlebih
dahulu dan berilah salam. Bila ditolak harus kembali.
b. Bila sedang duduk-duduk bersama seperti rapat dan lainnya harus
menjaga perasaan kawan.
c. Bila bercakap-cakap, maka hendaknya disesuaikan dengan
tingkatan cara berpikir orang yang diajak bercakap-cakap, dan
disesuaikan dengan situassi dan kondisi.
5. Adab seseorang dengan diri sendiri, dengan berakhlak mulia.
Pengertian akhlak yang dipergunakan dalam penyusunan pembelajaran
Akhlak Aplikatif ini adalah sebagaimana pengertian pertama dimana acuan
perilaku yang muncul berasal dari Sang Pencipta Alloh SWT yang dapat
dibentuk dengan penanaman dan pembiasaan secara terbimbing dan kontinyu
yang menghasilkan perilaku spontan dalam kaidah yang baik dan terpuji
sebagai bagian harkat dan martabat manusia yang mulia.

Pendidikan Akhlak Aplikatif 13


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

Gambar 2
Pendekatan small group dalam belajar

BAB III
MATERI BAHAN AJAR AKHLAK APLIKATIF

Pendidikan manusia menuju arah jati dirinya sangat dipentingkan dalam Islam
sebagai sistem hidup karya Sang Pencipta alam raya bagi manusia ciptaan-Nya. Islam

Pendidikan Akhlak Aplikatif 14


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

sebagai sistem hidup menempatkan wahyu dari Alloh Sang Pencipta dan Pola
perikehidupan Utusan-Nya Muhammad SAW sebagai acuan bagi semua umat.
Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits ” Sesungguhnya aku diutus untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia” (Azzurqoni, Juz 4, 1997:344). Relevansi
pendidikan dengan suri tauladan telah diyakini bagian dari keberhasilan pendidikan.
Mengingat porsi mencontoh atau meniru merupakan faktor pembentuk kepribadian
seseorang. Kecerdasan emosi menjadi bagian dari proses pembentukan kepribadian
yang kuat tersebut sebagaimana analisis para ahli.
Akhlak aplikatif dikembangkan pembelajarannya dengan sistem pembiasaan
(habit forming) diramu oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Lembaga Pendidikan
Islam Terpadu Bina Anak Sholeh Yogyakarta dari 16 Moral Dasar Anak yang ditulis
Pam Schiller dan Tamera Bryant dan dilengkapi dengan muatan antusias ibadah dan
reflek infaq dan shodaqoh. Pengkajian terhadap moral dasar anak berkesesuaian
dengan prinsip-prinsip moral pendidikan Islam yang dicontohkan Rasulullah SAW.
Pendidikan akhlak ini menggunakan pendekatan pembiasaan dan pengaturan
lingkungan serta dikombinasi dengan stimulasi pembelajaran tatap muka. Monitoring
dilakukan dalam bentuk tabulasi untuk mendapatkan nilai harian (Muhammad Jatmiko,
2003). Akhlak ini diyakini dibangun dari pendidikan aqidah/keyakinan yang dengan
pengamalan syariat Islam akan berbuah akhlaq. Akhlaq dengan penekanan aplikasi ini
terdiri dari parameter-parameter:
1) Antusias ibadah ta’aluh
2) Reflek infaq dan bershodaqoh
3) Kepedulian dan empati
4) Kerjasama
5) Berani
6) Keteguhan hati dan komitmen
7) Adil
8) Suka menolong
9) Kejujuran dan integritas
10)Percaya diri
11)Loyalitas

Pendidikan Akhlak Aplikatif 15


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

12)Humor
13)Sabar
14)Rasa bangga
15)Banyak akal
16)Respek
17)Tanggung jawab
18)Toleransi
Pam Schiller dan Tamera Bryant , 2002 mengemukakan jenis-jenis moral dasar bagi
anak sebagai berikut:
1. Kepedulian dan empati adalah menanggapi perasaan, pikiran dan pengalaman
orang lain, karena kita secara alami merasakan kepedulian terhadap sesama,
berupaya mengenali ;pribadi orang lain dan keinginan membantu orang lain yang
sedang dalam keadaan susah. Dari empati kita mengenali rasa kemanusiaan kita
sendiri terhadap orang lain (2002; hal. 2).
2. Kerjasama, adalah menggabungkan tenaga kita dengan tenaga orang lain untuk
bekerja demi mencapai tujuan umum. (2002; hal 10).
3. Berani, sikap berani memungkinkan kita menghadapi kesulitan, bahaya atau sakit
dengan cara yang membuat kita dapat mengendalikan situasi (2002; hal. 20).
4. Keteguhan hati dan komitmen, komitmen membuat kita bertahan dalam mencapai
cita-cita kita, pekerjaan kita dan orang lain. Komitmen merupakan janji kita yang
kita pegang teguh terhadap keyakinan kita dan membuat kita memberi dukungan
serta setia kepada keluarga dan teman kita. Keteguhan hati membuat kita dapat
mencapai cita-cita (2002; hal. 30).
5. Adil, untuk dapat bersikap adil , kita harus memperlakukan orang lain dengan sikap
tidak memihak dan memperlakukan orang lain secara wajar, seperti kita ingin
diperlakukan oleh mereka (2002; hal. 42).
6. Suka menolong, suka menolong adalah kebiasaan menolong dan membantu orang
lain (2002;hal. 52).
7. Kejujuran dan integritas, kita telah bersikap jujur ketika kita berbicara tidak bohong
dan memperlakukan orang lain secara adil (2002; hal. 60).

Pendidikan Akhlak Aplikatif 16


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

8. Humor, humor dapat membuat cerah kehidupan sehari-hari kita karena kita
tersenyum pada saat senang, tertawa pada situasi yang menggelikan, dan tertawa
kecil pada keadaan yang menertawakan. Humor adalah kemampuan kita untuk
merasakan dan menanggapi komedi dalam dunia kita dan dalam diri kita sendiri
(2002; hal. 68).
9. Mandiri dan percaya diri, kebebasan melakukan kebutuhan diri sendiri adalah
mandiri. Berkat percaya diri kita dapat menjalani jalan kita sendiri di dunia,
mempertimbangkan pilihan kita dan membuat keputusan sendiri (2002; hal. 76).
10. Loyalitas, kita menunjukkan sikap loyal ketika kita tetap setia terhadap komitmen
dengan seseorang, anggota keluarga atau teman atau dengan kelompok tertentu
atau dengan apa yang kita percayai. Loyalitas menunjukkan untuk tetap komitmen
dalam keadaan sulit maupun adanya rintangan (2002; hal. 84)
11. Sabar, kita menunjukkan sikap sabar ketika kita mampu menangani kelambatan
mencapai cita-cita atau kesempatan khusus dan menunggu dengan tenang (2002;
hal. 92)
12. Rasa Bangga, adalah perasaan yang kita punyai dalam menghargai diri sendiri,
perasaan bangga adalah rasa menghargai diri. Kebanggaan merupakan perasaan
senang yang kita rasakan ketika kita menyelesaikan suatu tugas yang menantang,
mencapai tujuan yang sulit, atau bahkan saat mendapatkan sesuatu yang kita
inginkan (2002; hal. 102).
13. Banyak akal, adalah kemampuan kita untuk berpikir secara kreatif tentang metode
dan bahan yang berbeda dalam upaya kita menanggulangi situasi yang baru dan
sukar. Banyak akal memaksa kita untuk membuat pertimbangan, menggunakan
imajinasi kita, semua pilihan yang mungkin dalam menemukan pemecahan suatu
masalah (2002; hal. 110).
14. Sikap respek, kita menghormati orang ketika kita mengagumi, menghargai, dan
mempunyai penghargaan secara khusus (2002; hal. 120)
15. Tanggungjawab, berkaitan dengan menjadi dapat dipercaya dan dapat diandalkan,
serta menjadi seseorang yang orang lain dapat mengandalkan anda (2002; hal.
130)

Pendidikan Akhlak Aplikatif 17


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

16. Toleransi, kita bersikap toleransi ketika kita bersikap adil dan berperilaku obyektif
terhadap orang lain. Orang sering berbeda pendapat, sikap, kepercayaan atau
pakaian dengan kita; toleransi membuat kita menerima dan menghargai perbedaan
kita (2002; hal. 140)
Dua tema lain yaitu antusias ibadah ta’aluh dan reflek bershodaqoh
dikembangkan lebih lanjut oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Lembaga
Pendidikan Islam Terpadu Bina Anak Sholeh dalam kurikulum Akhlak Aplikatif.

Gambar 3
Learning by doing

Indikator Pembelajaran Akhlak Aplikatif


No. Tema Kasus
1. Antusias Ibadah  Bersegera melakukan wudlu dan sholat
 Melakukan wudlu , sholat dengan gerakan tertib dan
sempurna.
 Sholat dengan khusuk (tidak bergurau)
 Mampu melakukan sholat dan hafal bacaan yang
dibaca
 Berdo’a selesai sholat
 Bersemangat membaca qiro’ati dan tahfidz
 Berdo’a dalam segala aktivitas.
 Spontan mengucakan salam ketika bertemu
 Tertib ketika di masjid
2. Reflek Infaq dan  Berinfaq dan bershodaqoh dengan kesadaran diri
Shodaqoh  Mengajak orang lain untuk berinfaq dan
bershodaqoh

Pendidikan Akhlak Aplikatif 18


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

 Tidak pelit dan kikir


 Tidak boros/mubazir
3. Kepedulian dan empati  Berbagi dalam keadaan suka dan duka
 Merawat dan menjaga
- kebersihan lingkungan
- Kelangsungan hidup tumbuhan
- Kelangsungan hidup hewan
 Membela yang benar dan meluruskan yang
salah
 Berkeinginan membantu orang lain
 Berkeinginan mengenal orang lain dan
lingkungannya.
4. Kerja sama  Tidak pilih-pilih teman
 Berkeinginan bergabung dengan temannya dan
tidak menyendiri
 Menyelesaikan tugasnya dalam sebuah kegiatan
kelompok
 Berkeinginan untuk mengajak orang lain untuk
mensukseskan tujuan bersama
 Menunjukkan sikap gembira dan antusias ketika
bekerja dalam sebuah kelompok
5. Berani  Berani memimpin
 Berani beramar ma’ruf
 Berani tampil
 Berani bertanya
 Berani menyampaikan pendapat
 Berani konsultasi
 Berani mengungkapkan perasaan
 Berani menghadapi lingkungan baru
 Berani diperiksa
 Berani menghadapi tantangan
 Berani mengakui kesalahan
6. Keteguhan hati dan  Menyelsaikan tugas dengan tuntas
komitmen  Rajin belajar/berlatih
 Tidak terpengaruh hal-hal negative
 Patuh pada orang tua dan guru
 Menepati kesepakatan/janji
 Tertib menjalani peraturan
 Disiplin waktu
 TIdak mengganggu teman/usil
 TIdak merusak mainan
 Menjaga nama baik sekolah, orang tua, keluarga
dan diri
7. Adil  Tidak memilih-milih teman bergaul/bermain/belajar
 Berbagi pada semua teman
 Mampu menyelesaikan amsalah dengan obyektif
/tidak memihak
8. Suka Menolong  Membantu orang lain disetiap kesempatan

Pendidikan Akhlak Aplikatif 19


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

 Menolong tanpa pamrih


9. Kejujuran dan  Berkata jujur
Integritas  Berbuat jujur
 Selaras antara perkataan dan perbuatan
 Berkata dan bertindak sesuai hati nurani
10. Percaya Diri  Menentukan pilihan sendiri
 Membuat keputusan sendiri
 Percaya pda diri sendiri
 Berjiwa merdeka
 Mampu membuat karya sendiri
11. Loyalitas  Yakin terhadap kelompoknya
 Memiliki keterikatan kelompok
 Setia pada kelompok dalam berbagai kondisi
 Menghargai dan mempercayai teman dan dalam
satu kelompok
 Menepatil janji, ikrar, kesepakatan kelompok
 Rela mengorbankan waktu, pikiran, tenaga dan
materi untuk kelompok
12 Humor  Bertingkah jenaka saat dibutuhkan
 Tertawa, tersenyum menanggapi kejadian lucu atau
menyenangkan
 Mampu membuat karya-karya lucu dan kreatif
 Mampu memberi solusi suatu masalah dengan
mengena dan lucu
 Mampu berteka-teki kreatif dan menarik
13 Sabar  Mengerjakan tugas dengan tekun dan teliti serta
tuntas
 Lapang dada dalam menerima kritik dan saran
 Menahan diri saat menginginkan sesuatu:
 Antri makan
 Antri maju ke depan
 Antri berwudlu
 Antri menggunakan alat/pernmainan
 Antri berpendapat
 Tidak putus asa ketika menghadapi, mendapati
kesulitan
14 Rasa bangga  Merasa senang setelah menyelesaikan tugas /
pekerjaan yang sulit
 Menghargai pekerjaan yang telah diselesaikan
sekecil apapun
 Senang dapat membantu orang lain
 Senang dapat memenuhi kebutuhan
/kepentingannya sendiri
15 Banyak akal  Berpikir kreatif dan bertindak cepat dalam
menyelesaikan tugas, masalah.
 Memberi solusi terhadap masalah
 Dapat memaca situasi kondisi sehingga dapat
memanfaatkan peluang

Pendidikan Akhlak Aplikatif 20


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

 Tidak mengeluh saat kesulitan dalam


menyelesaikan tugas
16 Respek  Berbicara dengan suara rendah pada yang lebih
tuga
 Membimbing yang lebih muda
 Spontan mengucap dan menjawab salam
 Nyapa orang lain
 Memberi selamat pada yang berprestasi
 Menghargai hasil karya/pemberian/ kelebihan orang
lain
 Mensyukuri pemberian orang lain
17 Tanggung jawab  Merapikan dan merawat barang pribadi
 Merapikan kembali barang/nainan yang telah dipakai
 Berusaha menyelesaikan tugas dengan maksimal
 Mau menerima resiko atas apa yang diperbuat
18 Toleransi  Tidak mudah memberi penilaian buruk pada orang
lain
 Menerima kekurangan orang lain
 Memberi kemudahan orang lain
 Memaafkan kesalahan orang lain

Dalam kehidupan sehari-hari banyak contoh yang menunjukkan, tidak sedikit


orang dengan kemampuan intelektual luar biasa namun gagal dalam hidupnya karena
rendahnya kecerdasan emosi yang dimiliki. Kecerdasan emosi menunjuk kepada suatu
kemampuan untuk memahami perasaan diri masing-masing dan perasaan orang lain,
kemampuan untuk memotivasi dirinya sendiri, dan menata dengan baik emosi-emosi
yang muncul dalam dirinya dan dalam berhubungan dengan orang lain. Kecerdasan
emosi menggambarkan suatu kemampuan yang walaupun berbeda namun berfungsi
melengkapi kecerdasan kognitif seseorang (IQ).
Perkembangan kecerdasan emosi yang mengarah pada perubahan moral/akhlak
anak membutuhkan proses pembelajaran dan penilaian yang kontinyu dan akurat untuk
memonitor dan memberikan pendekatan yang benar . Hal tersebut terkait faktor
individual defferences (perbedaan individual) yang membutuhkan pendekatan personal
dalam pembimbingannya. Pendidikan sikap mental merupakan permasalahan tersendiri
dalam pendidikan di Indonesia.
Dalam kehidupan banyak sekali masalah-masalah yang tidak dapat dipecahkan
semata dengan menggunakan kemampuan intelektual seseorang. Kematangan emosi

Pendidikan Akhlak Aplikatif 21


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

ternyata sangat menentukan keberhasilannya. Dengan kata lain, kecerdasan emosi


mempunyai kontribusi yang sangat besar dalam mencapai keberhasilan hidup.
Penelitian yang dilakukan Daniel Goleman , tentang kompetensi-kompetensi
aktual yang membuat orang sukses dalam pekerjaan apapun, membuktikan bahwa
peran IQ memang hanya menempati posisi kedua sesudah kecerdasan emosi, dalam
menentukan pencapaian prestasi puncak dalam pendidikan dan pekerjaan.
Berbeda dengan kebanyakan pemikiran konvensional, emosi tidak lagi
dipandang sebagai sesuatu yang bersifat positif atau negatif, tetapi berlaku sebagai
sumber energi, autentisitas, dan semangat manusia yang paling kuat, dan dapat
memberikan kita sumber kebijakan intuitif. Pada kenyataannya, perasaan memberi kita
informasi penting dan berpotensi menguntungkan setiap saat. Umpan balik inilah dari
hati, yang menyalakan kreativitas, membuat kita jujur dengan diri sendiri, membangun
hubungan yang saling mempercayai, memberikan panduan nurani bagi hidup dan karir,
menuntun pada kemungkinan yang tak terduga, dan bahkan bisa menyelamatkan diri
manusia dari kehancuran.
Tentu saja tidak cukup hanya memiliki perasaan. Kecerdasan emosi menuntut
kita untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan -pada diri kita dan orang lain dan
untuk menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan efektif informasi dan energi
emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari. Ketika kita menggunakan bukan
hanya otak analitis tapi juga emosi dan intuisi, indra dan kecerdasan emosi itu akan
membuat kita mampu menarik dalam seketika ratusan pilihan atau skenario yang
mungkin untuk menghasilkan pemecahan terbaik dalam waktu hanya beberapa detik,
bukan-nya berjam-jam. Penelitian mengindikasikan bukan hanya kecepatan proses ini
tetapi kemungkinan jawaban yang baik atau lebih baik yang akan ditemukan oleh orang
yang menggunakannya daripada mereka yang hanya semata-mata bergantung pada
akal atau intelektual.
Kecerdasan emosi bekerja secara sinergis dengan ketrampilan kognitif. Orang-
orang yang berprestasi tinggi memiliki keduanya. Makin kompleks pekerjaan, makin
penting kecerdasan emosi. Kekurangan kecerdasan emosi dapat menyebabkan orang
terganggu dalam menggunakan keahlian teknis atau keenceran otak yang mungkin

Pendidikan Akhlak Aplikatif 22


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

dimilikinya. Siswa yang cerdas dan terampil, dengan demikian akan sukses hidupnya
kalau diukung oleh kecerdasan emosi yang tinggi.
Kajian tentang multiple intelegence secara luas dapat disoroti dari berbagai
sudut pandang termasuk dalam pemahaman ranah pembelajaran kognisi, afeksi dan
psikomotor. Masalah emosional sering dimasukkan dalam ranah afeksi.
Douglas dalam Djahiri (1985) menyebutkan ada delapan pendekatan yang dapat
dipilih dalam pendidikan afeksi, yaitu:
a. Evocatio, pendekatan ekspresi spontan, dimana siswa diberi kesempatan dan
kebebasan penuh untuk mengekspresikan tanggapan, perasaan, penilaian dan
pandangan terhadap sesuatu hal.
b. Inculcation, pendekatan sugesti terarah, dimana peran guru sangat menentukan
dengan memberikan rangsangan yang menggiring siswa secara halus pada suatu
kesimpulan atau pendapat yang sudah ditentukan.
c. Awareness, pendekatan kesadaran dengan cara menuntun, untuk
mengklarifikasikan dirinya atau nilai orang lain melalui suatu kegiatan
d. Moral reasoning, pendekatan yang dipakai untuk mencari kejelasan moral melalui
stimulus yang berupa permasalahan yang dilontarkan guru kepada peserta didik.
e. Analysis, pendekatan melalui analisis nilai yang ada dalam suatu media mulai dari
analisis seadanya berupa berita kasus sampai pada pengkajian secara akurat, teliti
dan tepat.
f. Value Clarification, pendekatan dengan membina kesadaran emosional nilai siswa
melalui cara yang kritis rasional dengan mengklarifikasi dan menguji kebenaran,
kebaikan, keadilan, kelayakan dan ketepatannya.
g. Comitment, pendekatan kesepakatan dimana siswa sejak awal sudah diminta untuk
menentukan atau menyepakati sikap dan pola pikir berdasarkan acuan tertentu.
h. Union, pendekatan dengan mengintegrasikan diri dalam kehidupan nyata atau
stimuli yang dirancang guru.

Pendidikan Akhlak Aplikatif 23


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

Gambar 4
Suasana nyaman dalam belajar

BAB IV

Pendidikan Akhlak Aplikatif 24


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

LANGKAH PEMBELAJARAN AKHLAK

Sifat pembelajaran akhlaq aplikatif menuntut proses yang dibangun dalam


pembelajaran akhlak memiliki ciri:
1. Penyampaian pesan pembelajaran bersifat eksplisit.
2. Banyak mengeksplorasi contoh
3. Langsung bersentuhan dengan kepentingan peserta didik
4. Mengapresiasi aspirasi dan pendapat peserta didik
5. Tujuan pembelajaran diaplikasikan sebagai sebuah proses interaktif dengan peserta
didik.
6. Bersifat kontinyu dengan pembimbingan oleh pendidik

Struktur Pembelajaran Akhlak


Pembelajaran Akhlak Aplikatif di Sekolah Dasar Islam Terpadu Bina Anak
Sholeh menggunakan tiga skema waktu berbeda dengan alokasi waktu pada bidang
studi di Sekolah Dasar pada umumnya, Ketiga skema waktu tersebut adalah
1) Jam tatap muka Akhlak Aplikatif dengan porsi 1 jam pelajaran per minggu
2) Skema Jam motivasi 15 menit awal memulai pelajaran dengan interaksi respon
terhadap kasus.
3) Skema Interaksi aktivitas harian siswa melalui pengamatan kontinyu oleh guru
wali small group.

Adapun langkah-langkah pembelajaran akhlak aplikatif tersebut adalah sebagai


berikut:

Pendidikan Akhlak Aplikatif 25


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

1. Saat pembukaan belajar pagi hari , setiap wali kelas mengangkat kasus
harian selama satu minggu. Alat bantu yang dibuat adalah dengan
membuat “morning news” per minggu.
2. Saat proses pembelajaran ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
a) Siswa membaca dan menghafalkan kisi-kisi penilaian akhlak aplikatif
b) Siswa dibelajarkan dengan kegiatan yang sesuai dengan parameter yang
dibahas saat kegiatan pembelajaran.
c) Mendiskusikan contoh-contoh perilaku yang seharusnya dilakukan dalam
kegiatan sehari-hari sesuai butir-butir yang dibahas.
d) Membuat kesepakatan kelas bersama untuk diaplikasikan.
3). Pengamatan harian oleh guru wali kelas / guru wali small group dilakukan
dengan penilaian pada lembar pengamatan selama untuk periode 1
semester dengan pemberian tanda turus, stempel atau tanda. Dilengkapi
bros akhlak aplikatif untuk reward bagi siswa.

Gambar 5
Pembelajaran aktif mendatangkan inisiatif anak

Pendidikan Akhlak Aplikatif 26


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

BAB V
SISTEM PENILAIAN AKHLAK APLIKATIF

Sistem penilaian yang dipergunakan dalam proses pembelajaran Akhlak aplikatif


untuk menilai 18 paramter kepribadian menggunakan sistem tabulasi nilai yang
dimonitor dari waktu ke waktu berupa pencatatan perilaku dengan kategori frekuensi
anak mengerjakan sesuatu respon terhadap stimulus yang ada . Dalam proses
penilaian digunakan stimulasi kasus-kasus yang diikuti pengamatan terhadap respon
anak. Selain itu juga dilakukan penghimpunan data pendukung dari sumber-sumber
penilaian lain oleh para pendidik. Pembelajaran moral kepribadian atau akhlaq
memerlukan kecermatan dan kontinyuitas para pendidik pada tahap penilaian.
Untuk lebih akurat, media penilaian disajikan dalam bentuk kuantitatif dan deskriptif
sebagai berikut:
1. Penilaian harian dilakukan guru melalui pengamatan harian
2. Penilaian mingguan dibahas dalam Meeting / Rapat Mingguan
Sekolah yang membahas Kegiatan Belajar Mengajar.
3. Penilaian anak bermasalah termonitor dan tercatat dalam Buku
Catatan Perkembangan Anak
4. Penilaian Tri Wulan disampaikan kepada orang tua siswa
pada laporan perkembangan anak yang diselenggarakan
sekolah tiap 3 (tiga) bulan. Laporan perkembangan tersebut
sekaligus sebagai media konsultasi orang tua dengan pihak
pendidik serta dilanjutkan upaya-upaya menghimpun data
penyerta dan upaya pemecahan permasalahan yang dihadapi
siswa, keluarga dan sekolah.
Mengingat penilaian pendidikan Akhlak ini membutuhkan kecermatan dan daya ingat
yang kuat bagi para pendidik, maka hadirnya teknologi komputer dapat menjadikan
solusi pembantu untuk meningkatkan daya akurasi penilaian peserta didik serta lebih
jauh meningkatkan efektifitas pembelajaran Akhlak Aplikatif tersebut.

Pendidikan Akhlak Aplikatif 27


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

Penilaian dilakukan dengan menganalisis respon siswa dengan mengangkat kasus


berdasarkan parameter tertentu untuk tiap jam pembelajaran. Kasus bergolong sebagai
berikut:
b. Kasus Natural/aktual, yaitu kondisi yang secara spontan terjadi pada
keseharian siswa disekolah yang diangkat oleh guru untuk parameter
Akhlak tertentu. Pengamatan merata bagi semua siswa dilakukan oleh guru
wali small group untuk dicatat dalam monitoring harian.
c. Kasus yang distimulasi guru, adalah kondisi dimana guru secara sengaja
memunculkan kasus untuk mendapatkan respon dari siswa yang didasarkan
pada indikasi parameter akhlak tertentu.
Kedua pendekatan ini bertitiktumpu pada kreatifitas dan strategi pembelajaran
guru/ustadz-ustadzah dalam mengelola pembelajaran tidak terbatas pada jam belajar
Akhlak Aplikatif , lebih jauh dalam keseharian siswa di sekolah dan pada kegiatan yang
terpantau guru.
Model penilaian yang dilakukan berlangsung secara rutin harian oleh pendidik
dengan tabulasi nilai yang dimonitor secara mingguan. Nilai harian didapatkan melalui
cara penilaian kuantitatif dengan menggunakan indikator selalu, sering, kadang-kadang
dan jarang untuk mewakili frekuensi perilaku pembiasaan anak yang dilakukan sebagai
berikut:
Nilai /Skore Kategori
9,0 – 9,9 Selalu
8,0 – 8,9 Sering
7,0 – 7,9 Kadang-kadang
6,0 – 6,9 Jarang
Penilaian menggunakan standar kelas, sehingga bila diantara keseluruhan siswa
yang dinilai terdapat nilai yang sama, Wali kelas secara normatif mencermati kembali
tiap parameter akhlak dari masing-masing siswa untuk dirangking . Cara ini diwujudkan
dengan menambah atau mengurang nilai dibelakang koma antar siswa yang ditemukan
memiliki nilai total yang sama dalam satu kelas.

Pendidikan Akhlak Aplikatif 28


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

Untuk menentukan nilai akhir akhlak kepribadian sisa dalam Rapor dalam rangka
menjamin akurasi dan kecermatan pengamatan perkembangan anak bersumber dari
penilaian:
1. Guru / ustadz-ustadzah Wali kelas
2. Guru/ustadz-ustadzah bidang studi yang dianggap frekuensi
interaksinya paling tinggi di kelas yang bersangkutan.
3. Kepala Sekolah atau anggota Tim pengajaran lain untuk
memberikan analisis secara menyeluruh.
Adapun penilaian tingkat pencapaian sisa disesuaikan target materi per kelas sesuai
kurikulum akhlak kelas tersebut.

Gambar 6
Kedekatan pendidik dengan siswa

Pendidikan Akhlak Aplikatif 29


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

BAGIAN II

MATERI PEMBELAJARAN
AKHLAK APLIKATIF

BAB I
ANTUSIAS IBADAH

Beribadah pada dimensi ritual adalah sikap hidup seseroang sebagai makhluk
berhubungan dengan Alloh sebagai Khaliq, kehendak Islam ibadah ritual adalah
kunci untuk seseorang dengan pondasi ibadahnya, bisa berbuat banyak untuk
masyarakat sebagai bentuk ibadah sosialnya, sehigga sosok muslim sebagai pembaha
"rahmatalila alamiin" bukan sebagai retorika belaka.
Maka dorongan Al Qur'an, dalam persoalan ibadah khususnya sholat sebagai
kunci ibadah selalu disebut Aqimush Sholat (tegakkan sholat, bukan sekedar
kerjakan). Sehingga dimensinya bukan sekedar ritual mengerjakan niat- takbir dan
seterusnya, Sampai salam saja, namun juga berdimensi menyempurnakan penyerta
shoalt karena penegakkan, baik fisik seperti menyempurnakan bangunan sholat
tempat sholat maupun sosialnya, menyepurnakan ajakan sholat berjamah dan
kemasyaraktannya membuat program-program yang terkait dengan urusan sholat
dan kemasjidan. Didorong dengan anak didik mengerti Learning by Doing, tindakan,
bacaan dan arti dari sholat, juga haji , sehingga tidak saja ada manasik haji tetapi
juga manasik sholat, paling tidak sampai anak usia kelas II sekolah dasar. DeMikian
juta ketika shoum khususnya Ramadhan yang bagi tuntunan Islam adalah bulan
penuh kegembiraan dan suka cita.
Antusias ibadah juga diberikan dengan didikan yang menyenangkan untuk
berwudhu dengan bermain air dengan pengertian air sebagai sumber kehidupan,
sehingga dilestarikan sumbernya dan dikelola dengan tidak mubadzir. Air juga
merupakan sumber kebersihan, dengan tetes-tetes air yang ada di tangan, kening dan
kaki ketika berwudhu dinikmati sebagai Hydro Therapy.

Pendidikan Akhlak Aplikatif 30


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

Antusias ibadah juga diwujudkan dengan ajakan untuk sholat berjamah,


memberi metode dan arahan mengajak dengan cara menyenangkan, berangkat ke
masjid dengan pneataan masjid indah dan canda tawa yang teratur untuk membuat
suasana yang komunikatif antar sesama jamaah.
Dimulai dari didikan di sekolah ntuk kemudian orang tua melanjutkan di
rumah, bahwa kegiatan jamaah bersama ayah bunda di masjid adalah kegiatan yang
menyenangkan. Ajakan memperhatikan keadaan masjid dengan pahala Alloh SWT
yang berlimpah adalah perhtaian yang akan abadi di akhirat nanti. Libatkan putra-
putri di kegiatan sosial masjid, meskipun hanya sekedar mencabut rumput di
tamanya dan memberi tambahan tanaman agar taman masjid tetap indah, syukur
sampai memperhtaikan kebersihan MCKnya, memblanjakan cat dan memanggil
tukang ketika diperlukan tentu seijin takmir masjid yang bersangkutan. Yang
arahnya adalah kita sekeluarga adalah keluarga yang hatinya "kantil kemantil"
tertambat hati dengan masjid, yang dijanjikan Alloh SWT sebagai salah satu golongan
dari 7 (tujuh) golongan yang akan selamat dari hisab padang mahsyar.
Antusias ibadah , adalah sikap menyambut bulan Ramadhon dengan uska cita,
ajaklah putra-putri berbelanja perbekalan untuk shaum dan buka, dan khususnya
buka bersama, ajaklah mereka di masjid-masjid untuk diadakan berbuka meskipun
hanya seteguh air dan secuil makanan atau kurma, dengan didaului ceramah dan
kajian agama dan sholat maghrib berjamaah. Ajaklah putra-putri kita Tarowih
dengan berkeliling dari satu masjid ke masjid lainnya, apabila kita bukan
penaggungjawab salah satu masjid. Bangunan ketika sahur dengan dorongan
reward/hadiah atau sesuatu yang istimewa, persiapkan buka puasa juga dengan
hidangan istimewa syukur putra-putri diajak untuk ikut merencanakan dan
mengolah masakan yang dipilih.
Antusias ibadah, juga sikap menghadapi idhul fitri sebagai hari kemenangan
dan kegembiraan, datangi tempat sholat Ied dengan kegembiraan karena
kemenangan, disunahkan untuk mencicipi makanan (istimewa) sebelum berangkat ke
tempa sholat, ajak putra-putri silaturahmi ke orang uta, jelaskan tentnag makna dan
manfaat silaturhim, usahakan ada baju istimewa untuk mereka , apalagi bagi yang
masih di pendidikan dasar.
Antusias ibadah, adalah dorongan menyambut Idhul Adha, lebaran haji selain
mengajak puasa sunnah sebelumnya juga sambut persiapan sholat dengan suka cita

Pendidikan Akhlak Aplikatif 31


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

dan datangi tempat penyembelihan hewan Qurban, syukur usahakan selalu


berqurban meskipun hanya satu untuk sekeluarga, syukur bisa semuanya, ambil
sepertiga bagiannya untuk bersama putra-putri melakukan pesta di rumah.
Sambut pula keberangkatan dan kepulangan jamaah haji, khususnya yang di
pusat kota, ceritakan tentang hebatnya ibadah haji (apabila orang tua belum pernah
ke Baitullah bisa membaca terlbih dahulu. Katakan yang berangkat haji adalah orang
pilihan yang dipanggil Alloh SWT dan mereka menyempurnakan rukun Islam di
dalam ibadah ritualnya untuk kemudian akan bermanfaat kalau mereka kemudian
hebat di ibadah sosialnya. Berilah motivasi agar haji menjadi cita-cita hidupnya,
dengan diarahkan menabung haji misalnya.
Antusias ibadah, adalah dorongan dan penjagaan semangat tinggi dari anak
didik danputra-putri kita untuk tidak lepas kehidupannya antarakebiasaan sistem
hiudp buruk yang berlaku di masyarakat, yaitu mengukur kedekatan dan jauhnya
diri dengan Alloh bukan pada sesuai dan benarnya bersyariat Islam, tetapi kepada
ukuran material (Alloh jauh duit jauh, Alloh dekat duit dekat – Q.S. Al Fajr 15 – 16 ).
Dan mengukur aspek kemulian-kehormatan dan kebahagiaan hanya berdasar
ukuran materi bukan ketaqwaan, kemampuan menjaga sitem tauhid dan hidup
berdasarkan Al Qur;an dan Sunnah.

Pendidikan Akhlak Aplikatif 32


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

BAB II
PEDULI DAN EMPATI

Secara biologis , akhlak kepeduian dan empati tumbuh sejak kelahiran anak
manusia, hanya saja potensi ini terawat dengan baik ataukah sebalinya. Pengaruh
orang tua dan lingkungan sangat menentukan. Kegelisahan kita ketika meneteki bayi
dihari-hari pertama kelahirannya memberi rangsang kegelisahan pada bayi kita,
demikian juga ketika mereka beranjak Balita perubahan yang terajadi pada diri kita
akan dengan peka direspon mereka. Misalnya ketika kita sakit, ada dorongan anak kit
auntuk menghibur , hanya saja sikap demikian tumbuh subru atau justru mati suri.
Sekali lagi, peran orang tua dan lingkungan sangat menentukan.
Maka masa-masa otak emas di usia kelahiran sampai dengan enam tahun,
berikhtiarlah agar akhlak yang sangat indah dalam kepedulian dan empati ini terus
tumbuh subur dengan sistem pendidikan yang kondusif.
Ajaklah putra-putri kita berjalan di taman dan berhenti di kerimbunan taman
dan adakan perbincagnan singkat, maka ketika sambil ngobrol lihatlah tangan
mereka, sebagian dengan tidak sengaja memetik atau mencuil daun di dekatnya.
Waspadai, dan ajaklah diskusi tentang petumbuhan daun, berapa sentimeter
yang merkea petik dan berapa lama waktu untuk tumbuh lagi seperti semula.
Mencuil daun di dekatnya, Waspadai, dan ajaklah diskusi tentag pertumbuhan daun,
berapa sentimeter yang mereka petik dan berapa lama waktu untuk tumbuh lagi
seperti semula.
Luangkan waktu beberapa saat menemani mereka di depan TV dan ajaklah
menghitung berapa kali adegan kekerasan muncul dalam satu jam tayangan. Dan
Ajaklah putra-putri kita merenungi: Bagaimana jika kejadian seperti itu menimpa
dirinya. Bagaiman perasannya ketika melihat orang yang menjadi sasaran obyek
kekerasan? Adakah keinginan agar tindak kekerasan tidak lagi terjadi pada dirinya
atau orang lain? Bagaimanakah caranya?

Kepedulian dan Empati:

Pendidikan Akhlak Aplikatif 33


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

Adalah perasaan dimana kita terdorong menaggapi perasaan, pikiran dan


keadaan orang lain, karena secara naluri kita merasakan kepedulian terhadap
sesama makhluk Alloh SWT. Kita berusaha mengenali pribadi orang lain dan
memupuk keinginan membantu orang lain yang sedang kesulitan. Melalui empati kita
kenali rasa kemanusiaan kita sendiri terhadap orang lain dan aksi nyata.
Bahan Diskusi (disesuaikan dengan tingkat usia):
1. Apa arti berbuat baik kepada teman? Dan sebaliknya bagaimana perasaan
mereka kalau ada teman berbuat baik kepada dia? Buatlah daftar perbuatan
baik!
2. Apa arti berbuat baik kepada makhluk lainnya? Seperti hewan, tumbuhan dan
lingkungan alam.
3. Pikirkan sebaliknya, bagaimana perasaan mereka kalau ada teman yang
berbuat menyakitkan mereka? Bagaimana perasaannya kalau dia sendiri yang
menyakiti temannya? Buatlah daftar perbuatan yang menyakitkan!
4. Gambarkan berbagai mimik wajah keadaan orang yang gembira, duka, cemas,
sakit. Jika dalam kelas ada kejadian yang menonjol, pasang gamb ar di tengah,
misalnya ada teman berbagai hadiah dan yang lain menyambut maka pasang
mimik senang atau bahagia dan sebaliknya.
5. Ajaklah anak-anak berbicara tentang struktur keluarga, bagaima enaknya
menjadi anak sulung dan bagaimana mengasihi adik-adiknya, dan sebaliknya
bagaimana enaknya menjadi anak bungsu dan bagaimana menghormati
kakak-kakaknya.

Pendidikan Akhlak Aplikatif 34


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

Amaliah melatih Akhlak Aplikatif


Baik dilakukan di rumah maupun di sekolah.
1. Jadikan sebidang taman dan hewan piaraan, dan adakan pembagian tugas
perawatan kepada anak-anak.
2. Ajaklah anak berjalan di alam terbuka, tunjukkan binatang kecil yang ditemui,
diskusikan bagaimana binatang ini bertahan hidup, bagaimana jika terganggu,
apa yang boleh dan tidak boleh mereka lakukan.
3. Kunjungi orang sakit, rumah yatim dhuafa, perkampungan fakir miskin, ajak
mereka membuat program penyantunan, bukan sekedar asal memberi, iringi
dengan aksi sosial dengan kegiatan seni dan acara yang menarik. Jika sudah
selesai ajaklah anak-anak berbicara bagaimana perasaan mereka ketika
membuat orang lain bahagia?

Laksanakan kegiatan amal ini dengan berbagai variasi yang melibatkan anak
secara aktif dan berkesinambungan.
Jauhkan anak dari sikap egois, latih untuk tidak bicaara kasar dan
sekehendaknya (seperti:"rasain lu..", "emang gue pkirin..."; penyebutan diri
dengan "aku" dan istilah lainyang seolah gaul namun mengikis akhlak
kepedulian dan empati. Demikian juga dengan budaya dan algu-lagu yang
tidak mendidik, Seperti:"tiada yang salah, karena aku manusia bodo",
mendidik orang menjadi tidak berdaya dan lain-lain.
Kepedulian dan empati, juga harus diiringai dengan pemahaman adanya
keberuntungan, karena menebar energi positif dalam kehidupan,k sehingga
akan menjadi seubmer keberuntungan positif bahkan meiliki dimensi sangat
jauh, enjadi bekal akhirat efektif dengan pahala berlimpah dari Alloh SWT.
Kesadaran membangun jiwa kepedulian dan epati dengan landasan demikian
akan sangat menguntungkan dan menggugah gairah putra-[utri kita dalam
telaga kesejukan kepedulian dan epati, apabila diikuti dorongan pemahaman ,
amal dan percontohan orang tua secara terus-menerus/konsisten.

Pendidikan Akhlak Aplikatif 35


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

BAB III
TANGGUNGJAWAB

Ilustrasi:
Bayangkan peristiwa kecil berikut. Si Joni memasuki kamar kecil dan di
situ tidakt eralalu banyak tersedia air sedang bau menyengat. Maka selesai
membuang hajat, Joni pun menyesuaikan diri dengan keadaan tidak banyak
mengguyur lantas ditinggal pergi begitu saja. Demikianlah terlihat Joni tidak
bertanggungjawab. Bayangkan jika semua ada 100 Joni, bagaimana keadaan
kamar kecil itu setelah sebulan bahkan satu tahun?

Demikianlah keadaan yang merata di berbagai tempat umu. Termasuk


sekolah, menjadikan MCK kumuh adalah fenomena lumrah sekoleh Indonesia.
Tentunya berbeda dengan Ahmad sebagai siswa LPIT jaringan BIAS yang
terbiasa dengan pemahaman istinja' dankebersihan adalah sebagian dari iaman,
dibimbing dengan penerapan toilette trainning, sejak play group didapatkan MCK
bersih (juga indah), lengkap dengan Pak Bon yang Selalu merawat , tentu dengan
air yang tersedia cukup. Maka kiranya mudah untuk menjadikan Ahmad sebagai
anak yang bertanggungjawab.
Tanggung jawab bukanlah sekedar pembawaan, namun perilaku atau
akhlak yang spontan ketika bereaksi terhadap situasi setiap saat yang bernilai
moral/akhalak unggulan, sebagai manusia atau orang yang bertanggungajawab.
Orang tidak bertanggungjawab, akrena mereka mengira bahwa ada orang
lain yang akan mengambil alih tugas, bahkan dengan sengaja mengharap dan
membebankan atau melemparkan kepada orang lain apa yang menjadi
tanggungjawabnya.

Tanggungjawab merupakan pilihan terbaik. Sehingga butuh waktu untuk


mengevaluasi pilihan, menimbang-nimbang. Anak yang kebanjiran pilihan, misal
dari arah hidup, ekstra kurikuler, bahkan mainan dan lain-lain. Dimana mereka

Pendidikan Akhlak Aplikatif 36


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

tidak sempat membuat pilihan pribadi tetapi berdasarkan order dan fasilitas orang
tua maka tidak akan terlatih membuat pilihan tentu juga tidak terlatih untuk
bertanggungjawab.
Tanggungjawab, adalah berkait denan menjadi dapat dipercaya dan
diandalkan serta menjadi orang yang orang lain mengandalkan kita. Memegang
tanggungjawab berarti bahwa kita diandalkan dan dapat
mempertanggungjawabkan tindakan kita. Orang bertanggungjawab juga terbentuk
karena adanya keyakinan hidup akan tugas suci sebagai kholifah fil ardh yang
menjadikannya termotivasi untuk secara internal hidup teratur bermanfaat untuk
orang lain, bisa diandalkan dan bertanggungjawab.
Dia menyadari bahwa misi hidupnya tidak dunia saja, namun ada
penghidupan kekal yang memberi reward atau sebaliknya tas sikap hidup ketika
di dunia.
Tentulah berbeda generasi sekuler yang jauh dari motivasi akhirat , karena
hidup di dunia jangka pendek saja terlihat dalam bagi para kulli fil ardh, mana
sempat memikirkan kehidupan masa depan yang sangat jauh.

Berbicara Mengenai Tanggungjawab Kepada Anak


1. Apakah anak-anak mempunyai tanggung jawab? Bagaimana tanggungjawab di
kamar tidur sendiri, tanggung jawab di rumah, di kelas atau sekolah? Buat
daftarnya !.
2. Masukan serta memminta ide mereka agar mereka bertanggungjawab sebagai
sesuatu yang mudah dan lebih menyenangkan. Buat semacam Standar
Operasional Prosedur (SOP) sederhana disesuaikan dengan tingkat usia anak –
anak atas berbagai tanggungjawab di atas berilah bimbingan.
3. Kembangkan keahlian memahami bahasa dan masalah berikut: bertanggungjawab,
dapat diandalkan, tugas amaliah aksi, pekerjaan pilihan dapat dipercaya dan
dipertanggungjawakan.

Kegiatan-kegiatan di kelas/sekolah:

Pendidikan Akhlak Aplikatif 37


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

1. Begitu anak tiba di kelas kreasikanlah anak didik dengan mereka. Langsung
membuat gambar sesuatu yang akan mereka selesaikan hari ini, bisa juga
dalam bentuk tulisan cerita.
2. Peliharalah tanaman, buatlan kapling tanaman dan buatlah jadwal tugas
perawatan, prosedur (SOP) sederhana tahapan perawatan minimal.
3. Demikian juga adakan hewan peliharaan yang menjadi tanggungjawab kelas
dan buatlah seperti poin 2.
4. Diskusikan poin 2 dan 3, kelompok atau siapa yang dinilai paling
bertanggungjawab, misalnya dalam tempo mingguan, dan beri bintang di daftar
penerima bintang tanggungjawab.
5. Untuk kelas yang lebih besar, sekali-kali buatlah proyek, seperti kepanitiaan,
bahkan kalau perlu berdimensi enterpreneur, dengan masing-masing bidang
memiliki job description jelas, untuk kemudian dilaksanakan dan sampai
dievaluasi bidang apa yang paling bertanggungjawab? Demikian pula dalam
internal bidang siapa yang plaing bertanggungjawab.
6. Untuk aktivitas dia tas tidak menyentuh urusan piket kelas dan pengurusan
kelas akan tetapi penegasan arahan akhlak bertanggungjawab. Kegiatan piket
danpengurusan kelas justru dimanfaatkan sebagai sarana mendidik anak di
dalam tanggungjawab dnegan mengevaluasi dan penghargaan berkala, sebulan
sekali misalnya.

Kegiatan Bersama Keluarga


1. Bicarakan dengan anak-anak sesuai usia atas uruan tanggungjawab dalam
rumah, buatlah daftar kesepakatan, apa tanggungjawab ayah, ibu dan anak-
anak, periksa setiap waktu, seminggu sekali misalnya, apakah tanggungjawab
masing-masing berjalan?
2. Bimbing anak-anak untuk memiliki daftar perlengkapan, anak
bertanggungjawab untuk merawatnya.
3. Adakah tanaman dan hewan peliharaan, dan mintalah anak untuk membuat
jadwal pemeliharaan dan berilah masing-masing tanggungjawabnya.
4. Sesekali ajaklah anaki menyusun menu serta memproses dari mulai
pengadaan sampai pengolahan dan pemberesan. Untuk naak yang lebih besar
diajak ikut urusan orang tua terlebih pada urusan yang bersifat enterpreneur.

Pendidikan Akhlak Aplikatif 38


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

5. Berilah teladan, bahwa kita adalah orang tua yang bertanggungjawab.


Jangan dilupakan bahwa tidak bertanggungjawab memiliki konsekuensi. Bicarakan
dengan anak atas konsekuensi dari tidak bertanggungjawbnya pada sesuatu.

Pendidikan Akhlak Aplikatif 39


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

BAB IV
KERJA SAMA

Mengapa Kerjasama penting?


Masyarakat Islam bukanlah masyarakat individualis, namun masyarakat
yang dibangun dengan harmonis untuk saling bekerjasama. Bahkan tolong
menolong di dalam kebaikan dan taqwa menduduki nilai tinggi dihadapan Alloh
SWT. Dorongan ibadah yang sangt penting yaitu sholat yang menjadi kunci
peribadatan seorang hamba, diberi penegasan untuk berjamaah. Rasululah SAW
mengerjakan hal ini sepanjang hayat. Apa maksudnya? Sehingga masyarakat
jamah sholat tidak lantas salam lari, tetapi dilanjutkan proses kemasyarakatn
jamaah untuk saling bekerjasama.
Proses masyarakat kerjasam ayng paling fenomenal adalah ketika
Rasulullah membangun kemasyarakatan dengan landasan ukhuwah, yakni
mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Kaum Anshor, Kaum Muhajirin sebagai
pengunsi yang tidak memiliki asset, tetap berilmu dan sebaliknya golonga Anshor
sebagai tuan rumah, memiliki asset dan butuh ilmu. Eratnya persaudaraan,
diwujudkan dalam bentuk barter sehingga perhitungan material atas tercukupinya
kebutuhan hidup kaum Muhajirin dengan Kaum Ansor mendapatkan kompensasi
berupa pemahaman Islam yang lengkap.
Untuk mencapai kehidupan bertetangga yang harmonis, maka Rasululloh
SAW sangat enghargai orang yang mau bekerjasama, saling pengertian, sehingga
"bau masakan' yang kita masak cukup menjadikan wajibnya memberi antaran
(ater-ater) kepada tetangga. Bukankah Rasulloh juga menganjurkan untuk
memperbanyak kuat ketika memasak? Tidada lain agar kita dapat berbagai.
Demikian pentingnya kerjasama.
Kerjasama dapat diartikan menggabungkan potensi yang kita miliki dengan
potensi orang lain, untuk berbuat sesuatu demi tercapainya tujuan tertentu,d
engan harapan meraih hasil yang lebih optimal. Dengan bekerjasama masalah
akan lebih cepat selesai dan lebih udah pengerjaannya, ditambh lagi dengan
bekerjasama akan menimbulkan kegembiraan (katon guyub, rukun) karena bisa
berbagai amaliah.

Pendidikan Akhlak Aplikatif 40


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

Komunikasi Dengan Anak Mengenai Kerjasama


1. Bayangkan kegiatan harian kita, buatlah daftar permainan yang melibatkan
orang lain (berarti ada kerjasama) dan tidak melibatkan orang lain (tidak ada
kerjasama). Lebih banyak mana? Leih enak mana? Disksikan dengan
mengambil contoh-contoh kasus.
2. Buatlah data, pekerjaan di rumah dan di sekolah yang tidak dapat berlangsung
tanpa bantuan orang lain.
3. Adakan permainan-permainan kerjasama, seperti:
A. Tug Of Peace
 Ikat seutas tali (yang kuat) 3 atau 4 meter sehingga membntuk
lingkaran, Perhatikan anak-anak untuk duduk membuat
lingkaran dan masing-masing memegang sisi tali yang berada
dalam lingkaran.
 Instruksikan agar mereka menarik tali sehingga sampai pada
posisi badan tegak, maka diperlukan tali yang kuat.
 Cata dan diskusikan, pada faktor keberhasilan dan apa faktor
kegagalan.
B. Berebut Kursi Musik
 Siapkan kursi dan setiap anak mendapat satu kursi. Aturlah
kursi di tenah dan peserta mengelilingi kursi. Dan dicoba setiap
pemain mendapat tempat duduk.
 Putar musik dan anak-anak diperintahkan menari berputar, dan
pembimbing mengambil satu kursi, apabila musik berhenti seua
pemain wajib duduk.
 Demikian setersnya sampai tinggal satu kursi.
 Catat dan diskusikan, apa faktor kemudahan dan kesulitan
permainan ini.

Pendidikan Akhlak Aplikatif 41


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

4. Dari kedua permainan di atas, maka ajaklah anak-anak berpikir tentang


pentingnya kerjasama. Apa faktor yang membuat kerjasama itu mudah dan
berhasil. Dan apa yang menyebabkan kerjasama itu sulit bahkan gagal.
5. Diskuiskan dengan kejadian sehari-hari, agar anak-anak menyampaikan kasus
mudah dan berhasilnya melakukan kerjasama dan sebaliknya.

Untuk kegiatan siswa-siswai yang lebih besar:


1. Buatlah pasar amal, dengan melibatkan siswa-siswi mulai dari perencanaan,
mulai persiapan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi, sebagaimana ITC yang
dilakukan di jaringan BIAS.
2. Buatlah proyek dengan mengajak sekolah lain melakukan kegiatan rekreatif
lain /bersama, misalnya masak-masakan, bazar amal bersama dan lain-lain.
Yang tidak bernuansa persaingan namun bernuansa kerjasama.
3. Diskusikan faktor-faktor sukses kerjasama dan faktor-faktor yang bisa
menggagalkan.

Pendidikan Akhlak Aplikatif 42


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

BAB V
SIKAP RESPEK

Bayangkan dengan jarak tempuh 400 km dengan alam bervariasi antara


batuan terjal, batuan pecah belah yang sangat tajam, dan padang pasir bersemak-
semak duri, tanpa naungan pohon pelindung dan perkampungan tempat istirahat,
Rasulullah SAW disaat keadaan sangat genting mengambil keputusan tepat,
Hijrah. Disambung dnegan perjuangan dan pengorbanan tanpa henti, maka
sekarang kita menikmati keadaan sebagai umat yang mulai, dengan agama (sistem
hidup) mulia, memiliki kitab suci yang ulai, Rasul yang sangat mulia, dan Tuhan
Ynag Maha mulia. Dan janji kehidupan akhir dengan tempat dan balasan yang
sangat mulia. Apa balasan kita kepada Rasulullah SAW?
Wajar , kita memiliki sikap hormat kepada beliau, kita kagum, menghargai
dan mempunyai penghargaan khusus. Bahkan kita mengidolakan dan menjadikan
contoh panutan hidup, tentu saja karena nilai-nilai kebenaran yang
mengiringinya. Wajar kita respek dengan beliau.
Respek kita terhadap seseorang, bisa memberi pengaruh yang dalam pada
diri kita. Orang yang kita kagumi sering mempengaruhi dan membentuk sikap
kehidupan kita sendiri, jadi siapa yang kita horati, kita idolakan akan berperan
dengan siginifikan atas perilaku kehidupan kita.
Inilah bahayanya, ketika sekulerisasi menawarkan idola-idola impian,
dengan tubuh dan suara bagus sudah bisa mendatangkan materi berlimpah yang
dikonotasikan sebagai sumber kebahagiaan, sehingga sang idolapun berangi arah,
dari tokoh-tokoh moral menjadi orang-orang yang tidak bermoral.
Wajar juga sikap respek juga terbentuk karena kita hormat dan menghargai
orang yang lebih tua, demikian juga yang memiliki posisi dan jabatan tertentu,
maka arahan kemasyarakatan yang membentuk karakter orang tua yang sholeh
dan pemimpin yang sholeh akan sangat mempengaruhi bangsa ini menjadi sholeh
dan sebaliknya.
Maka penghormatan dan penghargaan kepada seseorang harus berada
pada koridor uuran yang jelas, yaitu akhlak Islami, sikap spontan yang terbentuk
karena dorongan penyembangan/ibadah kepada Alloh SWT, denan panduan

Pendidikan Akhlak Aplikatif 43


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

syariat yang benar, bukan dengan tolok ukur liberal yang dibentuk dengan tolok
ukur sistem hidup materialisme.
Jadi sikap respek adalah ketika kita menghormati, mengagumi, menghargai
dan bahkan meiliki penghargan khusus kepada seseorang, sehingga kita berbuat
dan berperhatian kepadanya dengan kehalusan budi kita, sopan, memperlakukan
dengan baik, bahkan menjadikan idola, kita terdorong ingin meirunya, kita
menunjukkan sikap respek itu.
Sikap respek juga diperlukan untuk menjadi media harmonis kita
berhubungan dengan alam, benda benda mati, hewan, tumbuh-tumbuhan dan
sesama manusia. Kita memperhatikan, peduli dan terdorong untuk berbuat
sesuatu yang konstruktif adalah wujud sikap respek.

Buatlah daftar, bersama anak-anak, obyek apa kita respek padanya, apa wujud
respoek kita dan apa manfaatnya.

Berbicara Kepada Anak-anak Tentang Respek


Tentu saja anak-anak tidak mudah mendefinisikan apa itu respek? Namun
langkah berikut rasanya bisa menjadi jembatan pemahamannya.
1. Ceritakan tentang kehebatan Rasulullah SAW dan para sahabat dan
beruntungnya kita menjadi Islam, tanyakan kepada mereka apa balasan sikap
kita sekarang kepada beliau?
2. Jelaskan arti penting keseimbangan hidup di dalam ini, perlunya hubungan
harmonis antara benda mati dan alam sekitar, makhluk hidup, hewan,
tumbuhan, dan sesama manusia, bersama mereka buat daftar obyek apa saja
yang kita perlu berhubungan secara harmonis, apa bentuk aksinya, dan apa
manfaatnya? Misal obyek sampah, kalau tidak dibersihkan akan menganggu
keindahan dan kesehatan, bentuk respek kita senantiasa membuang sampah
di tempatnya, kemanfaatannya untuk memberi pandangan lingkungan yang
indah dan sehat dan seterusnya.
3. Tanyakan kepada mereka, siapa saja dari orang-orang yang mereka kenal,
mereka kagumi, adakah dorongan menghormati dan meneladani? Kalau yang
terdaftar hanya bintang-bintang karena pengaruh TV, aka kita perlu memberi
pelurusan yang obyektif, bagaimana kita respek dengan beliau-beliau?

Pendidikan Akhlak Aplikatif 44


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

4. Jelaskan sekali lagi atas sikap – sikap di atas, adalah respek dan arti penting
respek kepada berbagai obyek (seperti contoh diatas)
5. Diskusikan, bagaimana agar respek menjadi akhlak/spontan dan bermakna
dengan menjadikan sebagai aturan di rumah, kelas, sekolah dan sebagainya.
Bantu anak-anak menghormati dan loyal atas peraturan berimensi respek
yang terbentuk, adakan secara bertahap reward and punishment atas
keberhasilan dan kegagalan menjalankan aturan berdimensi respek.
Ingat, cara terbaik menanamkan konsep respek kepada anak-anak adalah kita
respek dengan mereka.

Bentuk-bentuk Kegiatan
1. Respek terhadap diri sendiri.
Buat daftar pentingnya memperhatikan diri, kebersihan, makanan, pakaian,
perlengkapan dan lain-lain. Apa yang sudah dilakukan anak-anak terhadap
hal-hal diatas, bagimana caranya agar kita mudah respek dengan diri sendiri.
2. Respek dengan sesama teman
Buat daftar apa yang disukai dan tidak disukai dari sikap, cara, suasana oleh
teman-teman, dan bagimana cara mewujudkan agarkita hanya membuat
keadaan yang disukai, bagaimana perasaannya ketika ada orang lain membuat
keadaan yang tidak disukai.
3. Respek dengan Orang yang dituakan
Ustadz-ustadzah, tokoh masyarakat, pimpinan dan lain-lain. Buatlah daftar
orang-orang yang dituakan, apa peran beliau-beliau terhadap anak-anak,
bagaimana anak-anak mesti bersikap kepada beliau-beliau. Inilah respek.
4. Respek dengan lingkungan
Buatlah kegiatan di kebun atau taman dan lain-lain, setiap anak diperintahkan
memilih salah satu tanaman, agar mereka memperhatikan pertumbuhan ujung
daun, misal setiap seminggu, setiap pagi bertambh berapa inchi? Apa
kegunaan daun untuk kiita? Bagaimana kita memperlakukan daun?
5. Respek dengan hewan
Ajak anak-anak ke peternakan hewan atau mengamati hewan yang ada di
lingkungan kita, ajak anak-anak membuat daftar jenis hewan, kegunaannya
untuk kita, bagaimana perlakuan kita terhadap mereka?

Pendidikan Akhlak Aplikatif 45


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

Jangan dilupakan, pengaruh sikap respek denga pahala yang akan dipetik sebagai
dasar aqidah setiap perbuatan kita, selalu dikatikan, sehingga agama ini tidak
kering dari Muamalah.
Proyek kepada naak-anak yang lebih dewasa disesuaikan dengan tingkat usia
mereka.

Pendidikan Akhlak Aplikatif 46


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

BAB VI
SUKA MENOLONG

Bayangkan tanpa rencana dan aba-aba, bumi bergoyang dan


bangunan runtuh, listrik padam, air tidak ada bahkan makananpun belum
sempat dimasak ketika setiap orang takut masuk ke dapur karena khawatir
gempa susulan menjadikannya celaka.
Di Yogyakarta dan sekitarnya, 27 Mei 2006 pukul 05.50 keadaan
diatas terjadi. Gempa tektonik sekitar 5,8 SR benar-benar menggoncang
kita semua. Dalam hitungan jam, seluruh jaringan LPIT bergerak, dari yang
terdekat di Klaten, yang ternyata termasuk daerah gempa, 4 jam berikutnya
sudah mengirim ransum makanan siap saji untuk ratusan warga BIAS dan
sekitarnya, demikian juga yang jauh membuat gerakan ”Peduli Jogja”.
Berbagai elemen masyarakatpun bergerak saling menolong.
Budaya suka menolong, di kalangan mayoritas muslim di Indonesi ini
masih tumbuh subur, meskipun rekayasa sekulerisasi dan budaya barat
menggerus dengan tajam. Budaya industri yang”seolah”segala sesuatu
kebutuhan pribadi bisa dicukupi sendiri, kebutuhan bantuan dari orang
lain seolah semakin tipis dibutuhkan. Meskipun berbagai profesi dasarnya
adalah adanya sikap suka menolong, seperti pemadam kebakaran, perawat,
ustadz-ustadzah, pembuah sampah dan lain-lain, tanpa dasar suka
menolong, profesi diatas akan memunculkan sikap dan perilaku pelayanan
yang serba materialistik dan membebani mental pelaku dan yang dilayani.

TUGAS-TUGAS
1. Pikirkan seseorang dalam suatu saat, bagaimana anda bisa menolong
atas masalahnya? Bagaimana tahapan agar pertolongan yang dilakukan
tepat guna? Bagaimana reaksi orang yang kita tolong dengan tepat?

Pendidikan Akhlak Aplikatif 47


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

2. Teliti pekerjaan anda, bagian mana yang berdimensi memberi


pertolongan orang lain? Bagaimana anda meningkatkan diri untuk
memperbaiki kualitas menolong orang? Tuliskan satu peristiwa
keberhasilan anda menolong orang dan bagaimana perasaan anda saat
itu?
3. Lihalah koran, carilah cerita atau berita dari suatu kejadian diman
aobyek yang anda baca adalah pemberi tindakan menolong orang. Pada
peristiwa yang sama apa yang anda lakukan?

Berbicara Dengan Anak-anak


Anak-anak, apalagi di usia ”emas” mulai play group sampai pendidikan
dasar 9 tahun adalah waktu yang sangat rentan dan sekaligus tepat untuk
setiap masukan pendidikan, termasuk mendidik mereka suka menolong.
 Kembangkan keahlian bahasa untuk anak-anak, dengan memahami
kata-kata: mengucapkan terima kasih, membantu, menolong,
beramal, pahala, bermasyarakat, kebaikan, ikesempatan,
memberikan, berguna.

Kegiatan di Kelas
 Jadikan saling membantu adalah budaya kelas adna, dengan
membuat motto, yel-yel dan lain-lain.
 Doronglah anak didik agar terbiasa membantu atau meminta
bantuan kepada temannya, dibanding lari meminta bantuan adna.
 Buatlah proyek bersama, seperti membuat rumah-rumah, kemah,
membuat amsakan dan lain-lain. Buatlah aturan dan tata kerja
sehingga setiap anak bisa saling membantu. Di akhir kegiatan
buatlah evaluasi, apa seja pekerjaan yang dilakukan dengan saling
menolong, bagaimana perasaan mereka ketika masalahnya bisa
diselsaikan dengan ditolong orang dan sebaliknya.

Pendidikan Akhlak Aplikatif 48


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

 Ajaklah anak-anak membuat daftar pekerjaan di elas yang bisa


dilakukan dengan mudah dengan saling tolong-menolong, buat
aturan bersama bagaimana jika ada anggota kelas yng tidak meolong
saat diperlukan pertolongan.
 Buatlah’pekan amal” dengan membuat kegiatan yang bisa
menghasilkan uang dan disepekati prosentase tertentu untuk
kegiatan amal.
 Buatlah kegiatan program amal dengan rangkaian acara pekan amal
diatas.
 Buatlah kegiatan di atas dengan variasi kelas kecil bergabung dengan
kelas besar.

Kegiatan di Rumah
 Jadikan suka menolong menjadi prinsip keluarga, jadilah orang
tua sebagai teladan, ambil tindakan-tindakan nyata misalnya
ketika berjalan melewati para pembantu yang sedang bekerja
ditawari minuman dan bawakan untuk mereka, dan anak-anak
bisa dilibatkan untuk itu.
 Buatlah pembagian tugas di rumah dengan adil, dan doronglah
mereka saling mengisi dan menolong pekerjaan saudaranya, ajak
bicara anak-anak enaknya bekerja dengan saling menolong,
motivasilah mereka akan kekalnya pahala karena suka menolong.
 Bantulah tetangga dengan sekali-sekali membuat Pesta
Kebersihan Rumah antar tetangga, misalnya minggu ini di rumah
Fulan, minggu depan di kelarga Ahmad dan seterusnya, syukur
yang sama-sama memiliki teman sebaya.
 Perbanyak bacaan, kaset VCD di rumah yang memberi inspirasi
indah dan mulianya sikap hidup saling menolong (sebagiknya
jauhkan dari film kekerasan, menganggu orang seperti Tom and

Pendidikan Akhlak Aplikatif 49


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

Jerry dan sebagaimnya).

Next Edition
BUKU II:
MATERI PEMBELAJARAN AKHLAK APLIKATIF II

BAB VII :KEJUJURAN DAN INTEGRITAS


BAB VIII : HUMOR
BAB IX : BERANI
BAB X : BANYAK AKAL
BAB XI : REFLEK INFAQ DAN BERSHODAQOH
BAB XII : ADIL
BAB XIII : KETEGUHAN HATI DAN KOMITMEN
BAB XIV : MANDIRI DAN PERCAYA DIRI
BAB XV : LOYALITAS
BAB XVI :SABAR
BAB XVII : RASA BANGGA
BAB XVIII : TOLERANSI

Pendidikan Akhlak Aplikatif 50


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

DAFTAR PUSTAKA

 Dasar-dasar Aqidah Islam, KH Abdul Wakhid Hasyiem


 Petunjuk Akidah yang Benar I, KH Abdul Wakhid Hasyiem
 Petunjuk Aqidah yang Benar II, KH Abdul Wakhid Hasyiem
 Prinsip-prinsip Pendidikan Bina Anak Sholeh, Ir. Hj. Lilik Indriati
 16 Moral dasar Anak, Pam Shriver dan Tamera Bryan

Pendidikan Akhlak Aplikatif 51


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif


BAB VII

KEJUJURAN DAN INTEGRITAS

“ Jujur itu hebat “, demikian tag line yang diusung KPK dan menjadi slogan dimana mana,
padahal sebagai Muslim kita tentu sudah biasa untuk jujur, karena kita tahu Allah Subhanallahu
wata’taala selalu mengawasi kita dengan Malaikat pendamping kta siang dan malam, dan akan
kita pertanggung jawabkan kelak dikemudian hari.
Kita jujur ketika kita bicara tidak berbohong, melaksanakan amanat sesuai dengan kenyataan,
misalnya disuruh membeli barang maka kita laporkan apa adanya. Kita jujur ketika diminta
pendapat atas sesuatu kita bicara apa adanya, dan kita selalu berpenampilan dengan apa adanya,
tidak di make up dan dibuat buat, kita jujur ketika kita harus menilai orang lain dan
memperlakukan orang lain dengan adil, dan kita mempunyai Integritas ketika kita jujur baik
kepada diri sendiri maupun kepada orang lain, dan kita berpegang teguh pada nilai akhlaq yang
Islami.

KEJUJURAN DAN INTEGRITAS ITU PENTING,

Kejujuran adalah dasar dari kepercayaan, dan kepercayaan merupakan dasar dari suatu
hubungan Muamalah antar sesame manusia, baik hubungan pribadi, hubungan bisnis,maupun
hubungan urusan kenegaraan. Bayangkan masyarakat yang hidup tanpa kejujuran, antar orang
yang ada adalah kecurigaan, saling mengintai dan mematai matai.
Kejujuran juga akan membentuk pandangan ketokohan seseorang, hal ini dimungkinkan
karena Integritas yang baik, bahwa seseorang yang dianggap panutan selalu hidup jujur.
Rasulullah Salallahu alaihi wassalam adalah contohnya, beliau sejak kecil terkenal dengan
julukan Al Amien, sehingga ketika dewasa dan dimasa tuanya beliau akhirnya menjadi
pimpinan dunia dalam kehidupan, kenegaraan dan keagamaan. Musuh bebuyutanpun sangat
mengagumi kejujuran dan integritas beliau, dan sampai sekarang beliau sebagai tokoh nomor
satu didunia didalam hal kejujuran dan integritas, sehingga menjadi panutan 3 Milyard ummat
manusia.
Kejujuran akan berakibat baik pada kehidupan seseorang dimasa mendatang, bahkan akan
dinikmati sampai hari kiamat kelak berupa pahala dan surge Firdaus.

BERBICARA DENGAN ANAK ANAK MENGENAI KEJUJURAN DAN INTEGRITAS.

Tahukah anak anak tentang makna antara kebenaran dan kebohongan ?, pernahkah
seseorang mengatakan sesuatu yang tidak benar ?, bagaimana perasaan kalian ketika tahu bahwa
yang disampaikan seseorang itu kebohongan ?, bagaimana perasaan kalian ketika tahu bahwa
yang disampaikan seseorang itu kebenaran ?, bisakah membedakan perasaan, ketika menerima
kebohongan dan menerima kebenaran ?.

Pendidikan Akhlak Aplikatif 52


Konsep dan Materi Pembelajaran Akhlak Aplikatif

Kalau mengenai kalian sendiri, pernahkah dilanda kecemasan ketika menyampaikan sesuatu
kepada orang lain dengan berbohong ?,
Dan sebaliknya, bagaiman leganya hati ketika menyampaikan sesuatu dengan kebenaran.
Dicoba masing masing untuk bercerita secara variatif, ada yang ditunjuk cerita ketika bohong
dan ada yang cerita ketika berkata dengan jujur.
Bayangkan suatu saat kalian berbelanja disebuah minimarket, dan kasir memberi kembalian
lebih, maka dengan melenggang kamu keluar dengan mengantongi kembalian lebih untuk
kemdian kamu belanjakan alat belajar, dengan perasaan salah kasir sendiri member kembalian
koq lebih.
Maka setiap kamu memegang alat belajar yang dibeli dari uang kembalian lebih kamu pasti
masih mengingat, kasihannya sang kasir harus menukar dengan dipotong gajinya, dan hantu
demikian akan selalu mengusik ketika kamu memegang alat belajar yang dibeli dari kembalian
lebih tadi. Bayangkan sebaliknya, begitu mendapat kembalian lebih kamu “ JUJUR “
mengembalikan, sehingga sang kasir pasti akan menerima dengan berterima kasih dengan
senyum mengembang, dan selamanya kamu akan merasa lega telah berlaku jujur.

Pendidikan Akhlak Aplikatif 53

Anda mungkin juga menyukai