ALIAN PENYAKIT
ATOSUS SISTEMIK
KATA PENGANTAR
Pada saat ini angka kesakitan dan kematian penyakit tidak menular,
seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, diabetes mellitus
dan penyakit metabolisme, penyakit paru kronik dan gangguan imunologi
meliputi penyakit paru obstruktif kronik, asma. Penyakit LES cenderung
meningkat dan merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.
Hal tersebut karena makin meningkatnya usia harapan hidup masyarakat
Indonesia dan makin tingginya pajanan faktor risiko, yaitu hal-hal yang
mempengaruhi atau menyebabkan terjadinya penyakit tidak menular pada
seseorang atau kelompok tertent-.
(?---------.-.-.\ . /l
f,tut',lr.**f
V
dr. Lily S. Sulistyowati, MM
NtP 1 95801 1 31 988032001
Kontributor:
KR
Prof. dr. Handono Kalim, Sp.PD.,
Titi Sari Renowati, SKM., MScPH
KHOM Dr Sonny P Warouw, SKM., M.Kes
Prof. dr. Zubairi Djoerban, Sp,PD.,
Sp.PD
Prof. dr. Harry lsbagio, dr. Esti Widiastuti, MScPh
KR dr Sedya Dwisangka
dr. Lamiyati Hamtjoyo, Sp.PD.,
KR
dr. Sumartini Dewi, Sp.PD., Margaretha Yuliani, SKM., .M.M
KR
dr. Sumariyono, Sp.PD., KGER,
dr. Moch Waskito Woelanooro
KR
dr Rudi Hidayat, Sp,PD., dr. Rezavitawanti
Sp.PD
dr. Yoga lwanof Kasjmier, dr, Mauliate DC Gultom
dr. SuryoAnggoro dr. lis Afandj
Kusumo Wibowo, Sp.PD dr. Dian Meutia Sari
dr. Shianne Handoko Nuraini, SKM., MSc
dr. Dyah. A. Waluyo dr. Masitah Sari Dewi
Tiara Savitri Setyadi, ST.. M.Kes
Editor:
Dr. Theresia Sandra Diah Ratih, MHA
dr. Prima Yosephine, MKM
dr. Farina Andayani, MSc
dr. Amelia Vanda Siagian
dr. Tiffany Tiara Pakasi
B. Veronika Tarigan, SKM., M.Kes
Sekretariat:
Drg. Ni Kadek Dyah Hantari
Aryanti Natalia, SKM
Lili Lusiana, SKM
R. Djarot Darsono, S.Pd., M.Epid
Diamiah S
BAB V. PENUTUP 43
DAFTAR PUSTAKA 45
LAMPIRAN
Lampiran 1 Butir-butir Edukasi Terhadap Pasien Penyakit LES
Lampiran 2 Strategi Primary Health Care Dalam Pengendalian
Penyakit LES Melalui Pemberdayaan Masyarakat
Lampiran 3 Strategi Primary Health Care Dalam Pengendalian
Penyakit LES Melalui Pemberdayaan Harus Didukung
Oleh Bina Suasana & Advokasi
Lampiran 4 Kelompok Peduli Penyakit LES (L,fe Support Group)
vi I
Pedoman Pengendalian Penyakit Lupus Eritematosus Sistemik (LES) 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit Tidak Menular akhir-akhir ini menjadi masalah
kesehatan dengan angka kejadian penyakitnya terus meningkat,
seiring dengan meningkatnya angka harapan hidup, termaksud
penyakit autoimun dan penyakit degeneratif, salah satunva
adalah Penyakit Lupus Eritematosus Sistemik.
Penyakit Lupus Eritematosus Sistemik atau System/c
Lupus Erythemalosus (penyakit LES) merupakan penyakit
inflamasi autoimun kronis yang belum jelas penyebabnya,
memiliki sebaran gambaran klinis yang luas serta tampilan
perjalanan penyakit yang beragam. Kekeliruan dalam mengenali
penyakit ini sering terjadi. sehingga seringkali terlambat dalam
diagnosis dan penatalaksanaannya.
Penyakit Lupus ini dikenal juga dengan istilah ,,penyakit
seribu wajah" karena memiliki variasi gambaran klinrs yang
luas serta tampilan perjalanan penyakit yang beragam. Faktor
genetik, imunologik dan hormonal serta lingkungan diduga
luga
berperan dalam perjalanan penyakit ini.
Kedua gender dapat diserang penyakit ini terutama
predominansi lebih menonjol pada perempuan di usia reproduktif.
Penyakit LES juga mengenai semua ras akan tetapi lebih sering
ditemukan pada ras kulit berwarna atau mereka yang berkulit
hitam diAmerika dan jumlahnya terus meningkat setiap tahunnya.
t^
Pedoman Pengendalian Penyakit Lupus Eritematosus Sistemik (LES) 2016 lo
Masih seringnya terjadi kekeliruan dalam pengenalan
penyakit ini sehingga seringkali terlambat dalam diagnosis dan
penatalaksanaannya, menunjukkan perlunya suatu panduan
yang dapat digunakan untuk mengenali secara dini Penyakit
LES dan penatalaksanaan yang tepat pada berbagai tingkatan
kemampuan dokter umum di pusat pelayanan kesehatan primer
dan semua dokter atau profesi lain yang terlibat pada pengobatan
penyakit LES.
B. TUJUAN
'1. Tujuan Umum
Tersedianya panduan bagi petugas kesehatan di Dinas
Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota, Puskesmas dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
2. Tujuan Khusus
Sebagai pedoman:
a. Terwujudnya pengambilan kebijakan dalam menentukan
strategi pengendalian Penyakit LES
b.Terselenggaranya perencanaan, pelaksanaan, oan
penilaian upaya pengendalian Penyakit LES, meliputi:
upaya promotif, preventif, deteksi dini kasus, kuratif
Penyakit LES, rehabilitasi, dan pencatatan pelaporan
c. Terwujudnya partisipasi/kemandirian masyarakat dalam
pencegahan dan penanggulangan penyakit LES
d. Terselenggaranya kemitraan Penyakit LES
e. Terselenggaranya koordinasi antar unit pelayanan
kesehatan
f. Terwujudnya Surveilans penyakit penyakit LES dan
Tersedianya data surveilans penyakit LES dan pencatatan
pelaporannya
D. DASAR HUKUM
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063)
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Rl no. 5072)
3. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1996 Nomor 49,Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3637)
4. Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1998 tentang
Pengamanan Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan (
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor
138,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomof 3781)
E. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pedoman ini adalah pelayanan kesehatan
penyakit LES yang meliputi aspek promotif, preventif, deteksi
dini, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan di Puskesmas, Rumah Sakit serta kader kesehatan.
F. MANFAAT
Buku pedoman ini diharapkan bermanfaat bagi semua
pihak terutama petugas kesehatan dan penanggung jawab
program penyakit tidak menular di Dinas Kesehatan Provinsi,
Kabupaten/Kota termasuk puskesmas untuk:
G. DEFINISI OPERASIONAT
1. Orthotic: berfungsi untuk melindungi atau memulihkan atau
memperbaiki fungsi; berhubungan dengan penggunaan atau
aplikasi ortosis.
2. Undifferentiated connective llssue drsease: Suatu penyakit
jaringan ikat autoimun yang tidak bisa dikelompokkan ke
suatu penyakit jaringan ikat yang spesifik.
3. Sindroma Sjogren: Penyakit autoimun yang target utamanya
adalah sel epitel duktus kelenjar eksokrin. Lebih sering terjadi
pada perempuan berusia 35-45 tahun. Pasien mengalami
mulut kering, berkurangnya air mata, kelenjar saliva
membesar akibat infiltrat limfosit.
4. Sindroma antibodi antifosfolipid (APS): gangguan pada sistem
pembekuan darah yang dapat menyebabkan trombosis pada
arteri dan vena serta dapat menyebabkan berbagai gangguan
pada vaskuler. Beberapa penelitian klinis menunjukkan
E. DIAGNOSIS
Diagnosis penyakit LES yang tepat sangatlah penting,
sehingga penyakit ini dapat ditangani dengan semestinya, Berikut
kriteria diagnosa LES menurut ACR 1997 revisi. Klasifikasi ini
terdiri dari 11 kriteria dimana diagnosis harus memenuhi 4 dari
11 kriteria tersebut yang terjadi secara bersamaan atau dengan
tenggang waktu.
Kriteria Batasan
Ruam malar Eritema yang menetap, rata atau menonjol, pada daerah malar dan cenderung
tidak melibatkan lipat nasolabial.
Ruam discoid Palt eritema menonjol dengan keratotik dan sumbattan folikular. Pada LES lanjut
dapat ditemukan parut atrofik.
Fotosentitifitas Ruam kulit yang diakbibatkan reaksi abnormal terhadap sinar matahari, baik dari
anamnesis pasien atau dilihat oleh dokter pemeriksa.
Artritis Artritis non erosifyang melibatkan dua atau lebih sendi perifer, ditandai oleh nyeri
tekan, bengkak alau efusia.
Serosiis
Pleuritis
a. Riwayat nyeri pleuritik alau pleuitc fiction rub yang di dengar oleh dokter
pemeriksa atau terdapat bukti efusi pleura.
atau
Perikarditis b. Terbukti dengan rekaman EKG alau pericardial fiction rub alau lerdapat bukti
efusi Dericardium.
Gangguan renal a. Proteinuria menetap >0.5 gram per hari atau >3+ bila tidak dilakukan
pemeriksaan kuantitatif.
atau
b. Silinder seluler: - dapai berupa silinder eritrosit, hemoglobin' granular' tubular
atau campuran.
Gangguan neurologi a. Kejang yang bukan disebabkan oelh obafobatan atau gangguan meabolik
(misal uremia, ketoasidesis, atau ketidak-seimbangan elektrolit).
atau
b. Psikosis yang bukan disebabkan oleh obalobatan atau gangguan metabolic
(misal uremia, ketoasidesis, atau ketidak-seimbangan elektrolit)
Gangguan Hematologik a. Anemia hemolitik dengan retikulosis
atau
b. Lekopenia <4.000/mm3 pada dua kali pemeriksaan atau lebih
atau
c. Limfopenia <1.500/mm3 Pada dua kali pemeriksaan atau lebih
atau
d. Trombositopenia <100.000/mm3 tanpa disebabkan oleh obat-obatan
Gangguan imunologikD a. Anti-DNA: antibody terhadap notive DNAdengan titer yang abnormal
atau
b. Anti-Sm: terdapatnya antobodi terhadap anigen nuclear Sm
atau
c. Semua positif terhadap anibodi antifosfolipid yang didasarkan atas :
1) Kadar serum antibodi anikardiolipin abnormal baik lgc atau lgM'
2) Tes lupus antikoagulan positif menggunakan metode standar' atau
3) Hasil tes serologi positif palsu terhadap sifilis sekurang-kurangnya selama
6 bulan dan dikonfimrasi dengan test imobilisasi Treponema pallidum alau
tes fluoresensi absorpsi antibodi treponema.
Antibodi antinuclear Tier abnormal dari antibodi anti-nuklear berdasarkan pemeriksaan
Positif (ANA) imunofluoresensi atau pemeriksaan setingkat pada setiap kurun waktu perjalanan
penyakit tanpa keterlibatan obat yang diketahui berhubungan dengan sindroma
lupus yang di induksi obat.
o Rumah sakit:
1 Hemoglobin, lekosit, trombosit, hitung jenis sel, laju endap
.
darah (LED)
2. Urin rutin dan mikroskopik, protein urine kuantitatif 24 jam.
3. Kimia darah (ureum, kreatinin, fungsi hati' profil lipid)
4. PT, aPTT pada kecurigaan sindroma antifosfolipid (pada
pasien LES dengan riwayat thrombosis arteri atau vena
serta kelainan pada kehamilan seperti abortus, kematian
janin, dan eklamPsia)
5. Foto oolos thorax
6. Pemeriksaan Serologi pada penyakit LES seperti Tes
ANA, anti-dsDNA, komplemen (C3' C4), tes antibody
terhadap antigen nuclear spesifik dan profil ANA.
F. DIAGNOSIS BANDING
' A. Visi
Masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan dalam
pengenalan dini dan penatalaksanaan penyakit LES.
B. Misi
C. Tujuan
1. Meningkatkan partisipasi (kemandirian) masyarakat dalam
' upaya pencegahan Penyakit LES.
. 2. Menurunkan jumlah kelompok masyarakat yang terpajan
faktor risiko Penyakit LES
3. Terlaksananya deteksi dini pada kelompok masyarakat
berisiko Penyakit LES
' Pedoman Pengendalian Penyakit Lupus Eritematosus Sistemik (LES) 2016 l,l
4. Terlaksananya penegakan diagnosis dan tatalaksana pasien
Penyakit LES sesuai standar/kriteria
5. Menurunnya angka kesakitan akibat Penyakit LES
6. Menurunnya angka kematian akibat Penyakit LES
7. Meningatkan kualitas hidup
D. Kebijakan
Pengendalian Penyakit LES berdasarkan :
Partisipasi dan pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan
dan penanggulangan Penyakit LES serta sesuai dengan kondisi
masing-masing daetah (local area spesrtc)
1. Pengembangan kemitraan dan jejaring kerja secara
multidisiDlin dan lintas sektor
2. Pengelolaan secara profesional, berkualitas dan terjangkau
oleh masyarakat serta didukung oleh sumber daya yang
memadai.
3. Peningkatan peran pemerintah provinsi, kabupaten/kota.
4. Pengembangan sistem rujukan, dan surveilans epidemiologi
Penyakit LES.
E. Strategi
1. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat dalam
pencegahan dan penanggulangan Penyakit LES
2. Memfasilitasi gerakan dalam penggendalian Penyakit LES
dimasyarakat.
3. Meningkatkan kemampuan SDM (Sumber Daya Manusia)
dalam pengendalian Penyakit LES.
4. Memfasilitasi kebrjakan publik dalam penggendalian Penyakit
LES.
5. Meningkatkan sistem surveilans epidemiologi (faktor risiko
dan kasus) Penyakit LES
ztl
-l
Pedoman Pengendalian Penyakit Lupus Eritematosus Sistemik (LES) 2016
BAB IV
. UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT PENYAKIT LES
. a. Tujuan
. 1. Untuk menumbuhkan sikap serta mempengaruht dan
merubah perilaku masyarakat dalam pengendalian
Penyakit LES.
2. Untuk meningkatkan kemandirtan masyarakat dalam
pengendalian Penyakit LES.
3. Untuk meningkatkan motivasi dan partisipasi
masyarakat serta merangsang kegiatan masyarakat
dalam pengendalian Penyakit LES.
Kegiatan
1. Menyusun materi penyuluhan dan mengadakan
pelatihan KIE dan penanggulangan Penyakit LES
kepada petugas kesehatan (medis dan para medis),
kader kesehatan maupun tokoh{okoh yang ada di
masyarakat termasuk guru disekolah.
2. Melaksanakan KIE tentang Penyakit LES dan faktor
risikonya melalui berbagai jalur media penyuluhan.
3. Penyuluhan perorangan atau penyuluhan kelompok
yang dilaksanakan oleh petugas puskesmas, posbindu,
kader kesehatan dan lain-lain seperti klinik konseling
Penyakit LES.
4. Penyuluhan bagi pasien dan keluarga tentang
pencegahan dan penanggulangan Penyakit LES.
B. PERLINDUNGAN KHUSUS
a. Tujuan
Memberikan perlindungan dan menurunkan jumlah
kelompok masyarakat berisiko yang bisa dikendalikan dan
tidak bisa dikendalikan.
Sasaran
Masyarakat umum dan kelompok masyarakat khusus
(kelompok masyarakat berisiko dan pasien Penyakit LES).
b. Penemuan Kasus.
'1. Penemuan kasus Penyakit LES secara aktif, melalui
survey, survey khusus maupun surveilans.
2. Penemuan kasus Penyakit LES secara pasif di unit
pelayanan Kesehatan.
3. Tatalaksana pasien Penyakit LES sesuai standar:
o Puskesmas
a. Penemuan dan tatalaksana pasien Penyakit LES
b. Sistem Rujukan Penyakit LES.
c. Rehabilitatif pasien Penyakit LES.
d. Edukasi pasien dan keluarga.
o Rumah sakit
4. Tindak lanjut penanggulangan Penyakit LES ringan,
sedang dan berat.
Penatalaksanaan Umum
a) Hindari aktifitas fisik yang berlebihan
b) Hindari merokok
c) Hindari perubahan cuaca karena mempengaruhi proses
inflamasi
Pedoman Pengendalian Penyakit Lupus Eritematosus Sistemik (LES) 20) 6 | ,,
d) Hindari stres dan trauma fisik
e) Diet khusus sesuai organ yang terkena
f) Hindari pajanan sinar matahari secara langsung, khususnya
UV pada pukul 10.00 sampai 15.00
g) Hindari pemakaian kontrasepsi atau obat lain yang
mengandung hormon estrogen
h) Kontrol secara teratur ke dokter
i) Minum obat teratur.
F. RUJUKAN
Batasan operasional rujukan kasus Penyakit LES
ditujukan bagi dokter umum, dokter spesialis penyakit dalam
atau dokter spesialis lainnnya yang memerlukan kepastian
diagnosis, pengelolaan pada kasus yang tidak responsif
terhadap pengobatan yang diberikan, adanya kekambuhan
pada pasien yang telah tenang ataupun kasus Penyakit LES
sedang, berat dan keterlibatan organ vital guna pengelolaan
lebih laniut.
t^^
Pedoman Pengendalian Penyakit Lupus Eritematosus Sistemik (LES) 2016 lro
Terdapat empat tugas utama sebagai dokter umum di
puskesmas, yaitu :
DOKTER UMUM
PUSAT PELAYANAN
KESEHATAN PRIMER
(PUSKESMAS)
RS
(Reumatolog is/lnternist)
- Penegakkan diagnosis
PENYAKIT LES - Kajian Aktivitas dan
derajat ringan derajat penyakit
- Perencanaan
AKIT LES pengobatan
komplikasi/aktivitas - Pemantauan aktivitas
meningkat penyakit secara teratu
RUJUK
PENYAKIT LES
derajat sedang dan berat
PENYAKIT LES
yg mengancam jiwa
H. KEMITRAAN
a. Tujuan
Umum :
Sasaran
Lintas Program, Lintas Sektor, Swasta, Perguruan Tinggi'
Organisasi Profesi, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat),
Badan Internasional, dan lain-lain.
Kegiatan
1) Membangun dan memantapkan kemitraan dan
jejaring kerja dengan Dinas/lnstansi dan Lembaga
Swadaya Masyarakat (seperti: YLI: Yayasan Lupus
Indonesia, SDF: Syamsi Dhuha Foundation) dan
lain-lain atau Lembaga lain yang diperlukan secara
berkesinambungan.
2) Melaksanakan sosialisasi dan advokasi
program
pengendalian penyakit Penyakit LES bersama dengan
mitra strategis kepada Pemerintah daerah, DPRD,
lintas program, lintas sektor, organisasi profesi, LSM
dan swasta.
3) Instansi Kesehatan bersama-sama dengan mitra
membuat rencana strategis dalam pengendalian
qnl Pedoman Pengendalian Penyakit Lupus Eritematosus Sistemik (LES) 2016
""1
penyakit Penyakit LES untuk memperoleh dukungan
pemerintah maupun swasta (dana/fasilitas)
b. Manfaat
1) Diketahuinya potensi yang ada di masyarakat, mitra
kerja (melalui apa dan siapa atau instansi mana) atau
kelompok masyarakat yang mana pencegahan penyakit
LES efektif dilakukan.
2) Diperolehnya Kontribusi/partisipasi masyarakat.
Tingkat aktivitas/partisipasi keluarga dan kelompok
masyarakatlainnya (sepertitokoh formal, tokoh informal,
jajaran kesehatan sendiri, kader kesehatan, instansi
terkait, LSM dan pihak swasta) sehingga perlu lebih
meningkatkan kontribusi tersebut. Misalnya dengan
penyuluhan yang lebih intensif kepada masyarakat,
dengan pelatihan (kader, petugas kesehatan, pengelola
program), sosialisasi, advokasi dan sebagainya.
Kegiatan
'l) Melaksanakan survei/kajian aspek sosial budaya dan
perilaku masyarakat di salah satu kabupaten di masing-
masing provinsi di Indonesia.
2) Pengembangan model pemberdayaan masyaraKat
dalam pencegahan Penyakit LES yang sesuai dengan
kondisi setempat di masing-masing kabupaten/kota
berdasarkan hasil survei/kajian.
3) Membuat daerah percontohan di
masing-masing
kabupaten/kota yang dilakukan survei/kajian. Salah
satu contoh adalah Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu)
yang telah terbentuk dan dikembangkan di Kota Depok'
PropinsiJawa Barat, dengan kegiatan KlE, pemeriksaan
fisik dan faktor risiko, serta pemerisaan laboratorium
dan penunjang lainnYa.
4) Kajian ini dapat dilakukan bersamaan dengan penyakit
tidak menular lainnya dan pelaksanaannya oleh
kabupaten bersama-sama dengan perguruan tinggl
(antropolog), pusat, propinsi, serta lintas program dan
lintas sektor.
b. Kegiatan
1) Mengukur kemajuan pelaksanaan program dan
memberikan koreksi atas penyimpangan berdasarkan
atas indikator input, proses, dan output.
2) Mengevaluasi dan mengukur pencapaian tujuan
program dan bagaimana efektifitas dan efisiensi
pencapaian menggunakan indikator efek (outcome\ dan
dampak.
3) Melaksanakan pemantauan dan evaluasi secara
berjenjang mulai dari pusat, provinsi, kabupaten/kota,
dan puskesmas
4) Mengevaluasi dan mengukur pencapaian program
sesuai dengan target pencapaian program yang telah
ditetapkan.
o
UJ
J
lEfi=t*
=3
5fr8
--
hE<a
ilSz
=Y=
8fr4 E*"=g
=zo
=<t
UJ llJ v
o-Y
r=u
E?F z
ari -
fz
af
Hfr= ztr
f
Y
J
=E
o (t
*o vf,
g =o
va
9
o.
=s
t-
q)
STRATEGI PRIMARY HEALTH CARE
DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT PENYAKIT LES E
MELALUI PEMBERDAYAAN HARUS DIDUKUNG OLEH T
t
I
BINA SUASANA & ADVOKASI
I
Pengambil
keputusan /
pemilik dana
I -
Puskesmas Tenaga PKM
Dokter
perawat
Bidan
Sanitarian,
dtl
ffi
t
,l r,bllil
Lampiran.4
Jakarta Jl. Kramat Raya No. 128Ltz Jakarta Pusar Tiara Savitri
10430
Telp : (021) 390 9513/14
ext : 218 683 86897
SMS :081814521
Fax : (021) 3909125
Email :yli_indo@yahoo.com
Website : www.yayasanLupuslndonesia.org
5 Malang Parahita
Jl. Sumbing no.1 , Malang Jawa Timur
Telo 0341 365585