Anda di halaman 1dari 135

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian dan Definisi Psikologi


Pendidikan
Pengertian dan definisi Psikologi Pendidikan dapat dilihat
dari dua sudut yakni etimologi dan terminologi. Menurut etimologi
(asal usul kata) Psikologi Pendidikan dapat dijabarkan dalam
dua kata yakni “Psikologi” dan “Pendidikan”. Psikologi pertama
secara etimologi adalah istilah hasil peng-Indonesia-an dari
bahasa asing, yakni bahasa Inggeris “Psychology”. Istilah psychologi
sendiri bersal dari kata kata Yunani ”Psyche”, yang dapat diartikan
sebagai roh, jiwa atau daya hidup, dan “logis” yang dapat
diartikan ilmu. Kedua secara terminologi (istilah) maka psikologi
berarti ilmu jiwa atau ilmu yang memperlajari atau menyelidiki
pernyataan pernyataan (A.Sujanto,1985:1).
Gejala jiwa yang dijadikan obyek pembahasan dalam
psikologi ada empat macam yakni; gejala pengenalan (kognisi),
gejala perasaan (emosi), gejala kehenak (konasi), dan gejala
campuran (kombinasi). (M.Dimyati,1990:2).

1
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Pendidikan yang berasal dari kata didik dalam bahasa Pendidikan sebagai sebuah pengetahuan berdasarkan riset
Indonesia juga hasil dari transeletasi peng-Indonesia-an dari psikologi dengan rangkaian sumber sumber untuk membantu
bahasa Yunani yaitu “Peadagogie”. Etimologi kata Peadagogie anda melaksanakan tugas tugas sebagai guru dalam proses
adalah “pais” yang artinya “Anak”, dan “again” yang terjemahannya belajar mengajar secara efektif.
adalah “bimbing”. Jadi terjemahan bebas kata peadagogie berarti Bagian berikut ini Witherington menegaskan pengertian
“bimbingan yang diberikan kepada anak”. Menurut termonologi Psikologi Pendidikan sebagai berikut:A Systematic study of the
yag lebih luas maka pendidikan adalah usaha yang dijalankan process and factor involvidin the education of human being called
oleh seseorang atau sekelompok orang lain agar menjadi dewasa educational psychology (Witherington:1952). Terjemahan
atau mencapai tujuan hidup dan penghidupan yang lebih tinggi Indonesianya adalah bahwa Psikologi Pendidikan merupakan
dalam arti mental (Sudirman N,1992:4). studi sistematis tentang proses proses dan faktor-faktor yang
Penelusuran makna dua kata psikologi dan pendidikan berhubungan dengan manusia.
di atas dapat dijadikan dasar untuk melihat lebih jauh pengertian Lebih konfrehensif lagi psikologi pendidikan dijabarkan
dan definisi psikologi pendidikan. Dengan maksud untuk dalam encarta sebagai berikut: Educational Psychology, application
memahami lebih luas psikologi dan pendidikan dari sudut of scientific method to the study of the behavior of people in instructional
masing masing, berikut beberapa definisi Psikologi Pendidikan settings..Microsoft ® Encarta ® 2009. © 1993-2008 Microsoft
yang pernah dikemukakan para ahli. Corporation. All rights reserved.
Menurut Crow & Crow ; Educational psychology deseribesa Psikologi pendidikan lebih merupakan ilmu yang dapat
and explains the learning experiencess of an individual from diterakan dalam kehidupan sehari hari khususnya tentang
birth though old age. Its subject matter is concerned with the bagaimana masyarakat kita mengelola belajar. Hubungan guru
conditions that efect learning (Crow & Crow, 1958:7). Crow & dengan murid dan lain sebagainya.
Crow menegaskan bahwa Psikologi merupakan suatu ilmu
Beberapa definisi di atas penulis anggap dapat mewakili
yang menerangkan masalah belajar pada seorang anak sejak
banyak definisi yang dikemukakan para ahli. Untuk itu sedikitnya
lahir sampai usia lanjut, termasuk didalamnya kondisi yang
ada tiga hal penting yang harus dijelaskan dari pengertian
mempengaruhi belajar. Kemudian Barlow memberikan batasan
Psikologi Pendidikan yakni:
Psikologi Pendidikan sebagai berikut:..... a body of knowladge
grounded in psychological research which provides a repertioire 1. Psikologi Pendidikan adalah pengetahuan kependidikan
of resoucers to aid you in functioning more effectively in teaching yang didasarkan atas hasil hasil temuan riset psikologi.
learning process (Barlow:1985). 2. Hasil hasil riset psikologi tersebut kemudian dirumuskan
Makna dari kutipan tersebut adalah bahwa Psikologi

2 3
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

sehingga menjadi konsep konsep, teori teori, dan metode dan obyek forma. Obyek materia ialah seluruh lapangan atau
metode serta strategi strategi yang utuh. bahan yang diajadikan obyek penyelidikan suatu ilmu, sedangkan
3. Konsep, teori, metode dan strategi tersebut kemudian disiste- obyek forma ialah obyek materia yang disoroti oleh suatu ilmu
matisasikan hingga menjadi “repertoire of resources”, yakni sehingga membedakan ilmu satu dengan ilmu lainnya, jika
rangkaian sumber yang berisi pendekatan yang dapat dipilih berobyek materia sama. (E.S. Ansari,1987:50).
dan digunakan untuk praktik praktik kependidikan khususnya Dalam Psikologi Pendidikan pembagian obyek pembahasan
dalam hal belajar mengajar. ini sebagai berikut:

Dari rumus berbagai pendapat di atas, Psikologi Pendidikan a. Obyek materia


jelas hadir dari pengembangan riset psikologi pada umumnya Obyek materia Psikologi Pendidikan adalah penghayatan
untuk kepentingan pendidikan. Dengan dasar ini dapat ditegaskan dan tingkah laku manusia.
definisi dan pengertian Psikologi Pendidikan yakni; suatu cabang
b. Obyek forma
ilmu jiwa yang membahas tingkah laku anak pada proses
pendidikan. Obyek forma dari Psikologi Pendidikan ini adalah aspek
study tentang human behavior dan human relanship
dalam bidang atau dari sudut tinjauan kependidikan.
B. Psikologi Pendidikan sebagai Disiplin Ilmu Kongkritnya adalah proses membimbing, mengajar dan
Kerangka kerja ilmu sebagai sebuah pengetahuan ilmiah melatih anak dalam dunia pendidikan (Tadjab:1994,12).
didasarkan pada tiga syarat utama yakni; obyek, metode dan
sistematika (Jujun S. Suriasumantri,1984:9). Kualifikasi dari 2. Metode
tiga syarat inilah yang menjadi satu disiplin ilmu diterima dijajaran
ilmu-ilmu lainnya sebagai sebuah disiplin yang berdiri sendiri Metode yang digunakan dalam Psikologi Pendidikan tidak
atau tidak. Psikologi Pendidikan yang membidangi kajian praktis jauh berbeda dengan psikologi lainnya, hanya lebih diarahkan
tentang kependidikan memiliki kapling yang sepesifik yakni pada upaya peningkatan kemampuan guru dalam proses
sebagai berikut: pendidikan dan pengajaran.
Pada dasarnya metode itu meliputi usaha mengumpulkan
data, pengolahannya dan penyimpulannya. Beberapa metode
1. Obyek
yang lazim digunakan dalam psikologi pendidikan adalah sebagai
Setiap ilmu pengetahuan ditentukan oleh obyeknya. Ada berikut:
dua macam obyek ilmu pengetahuan, yaitu obyek materia

4 5
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

a. Metode Observasi didik memiliki rasa sosial atau justru terisolasi dari
Adalah metode yang dilakukan dengan jalan mengadakan teman temannya.
pengamatan terhadap tingkah laku peserta didik dalam f. Metode Statistik
situasi yang wajar, dilaksanakan dengan berencana, Metode ini lebih diarahkan untuk menganalisa dan
kontiniu dan sistematik serta diikuti dengan upaya menarik kesimpulan dari metode metode sebelumnya.
mencatat atau merekam secara lengkap. Analisa statistik sebagai satu rangkaian proses kegiatan
b. Metode Eksperimen dan Tes ilmiah mempunyai kedudukan penting dalam
Metode esperimen adalah dengan sengaja menciptakan pembahasan Psikologi Pendidikan. (A.Thontowi,1993:15).
situasi buatan dalam pendidik dan dalam situasi itu
Sementara itu metode lain adalah seperti pendapat pada
ditempatkan subyek penelitian tertentu. Sementara itu
tokoh-tokoh psikologi. Beberapa metode yang dapat digunakan
metode dilakukan dengan memberikan tugas yang harus
dalam penelitian di bidang psikologi (Atkinson, 1983: 25)
dilakukan oleh subyek, baik tugas tertulis maupun tugas
diantaranya:
lisan.
a. Metode eksperimental
c. Metode Kuestioner dan Interview
Metode ini dapat dipakai di luar maupun di dalam laboratorium.
Metode ini disebut juga angket dimana berupa daftar
Dalam metode eksperimen dimungkinkan menyelidiki per-
yang memuat sejumlah pertanyaan yang disampaikan
bedaan pengaruh berbagai aspek dengan mengujicobakannya
kepada subyek untuk dikerjakan (dijawab) kemudian
terhadap berbagai kelompok individu.
hasil jawabannya dianalisa dan disimpulkan.
b. Metode pengamatan/ observasi
d. Metode Studi Kasus
Tahap awal suatu ilmi memerlukan penyelidikan untuk
Metode ini adalah satu hal, kejadian atau peristiwa
mengenal hubungannnya yang kemudian akan menjadi
yang dialami oleh seorang peserta didik sebahai klien
objek studi yang lebih tepat. Menurut A.Thontowi (1993:
yang baik pendidikan merupakan problem awal sampai
15) metode observasi adalah suatu metode yang dilakukan
akhir memerlukan tatanan yang rapi dan ilmiah,
dengan cara mengadakan pengamatan langsung terhadap
sistematika inilah yang disebut metode studi kasus.
tingkah laku individu dalam situasi yang wajar, dilaksanakan
e. Metode Sosiometri dengan berencana, kontiniu dan sistematis serta diikuti
Metode ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana dengan pencatatan atau merekam secara lengkap.
tingkat intensitas hubungan sosial seorang anak. Dengan
metode ini akan dapat diketahui pakah seorang peserta

6 7
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

c. Metode survey juga lazim digunakan. Hanya saja disesuaikan dengan kasus/
Beberapa masalah yang sulit dipelajari dengan cara peng- masalah yang sedang dihadapi dalam bidang pendidikan itu
amatan langsung dapat juga dipelajari melalui pemberian sendiri.
kuesioner/ wawancara. Menurut A.Thontowi (1993: 15)
metode ini disebut juga dengan angket, dimana berupa
3. Sistematika
daftar yang memuat sejumlah pertanyaan yang disampaikan
kepada individu untuk dikerjakan (dijawab) kemudian hasil Mengingat Psikologi Pendidikan merupakan ilmu yang
jawabannya di analisa dan disimpulkan. memusatkan dirinya pada penemuan dan aplikasi prinsip dan
teknik psikologi kedalam pendidikan, maka ruang lingkup Psikologi
d. Metode tes
Pendidikan mencakup topik topik yang erat hubungannya dengan
Tes digunakan untuk mengukur segala jenis kemampuan,
pendidikan.
minat, sikap dan hasil kerja. Analisis terhadap hasil tes kemu-
dian menghubungkan keanekaragaman skor tes dengan Penelitian tentang ruang lingkup pembahasan Psikologi
keanekaragaman yag terdapat di antara manusia. Penyusunan Pendidikan ini pernah dilakukan oleh Samuel Smith terhadap
tes dan pemakaiannya bukan hal yang sederhana, karena 18 buah buku pada tahun 1953 di Amerika yang hasilnya
diperlukan berbagai langkah dalam menyiapkan butir-butir mencakup 16 pokok bahasan utama (Pintner R,1951:ix).
soal, pembuatan skala, dan menentukan normanya. Merujuk dari kerja yang dilakukan oleh Samuel Smith
e. Riwayat kasus di atas penulis telah meneliti sebanyak 22 buah buku yang
dianggap representatif sebagai literatur yang beredar di Fakultas
Penelaahan riwayat hidup secara ilmiah yang dikenal dengan
Tarbiyah IAIN Sumatera Utara Medan. Adapun sistematika
riwayat kasus, yang merupakan sumber data yang penting
Psikologi Pendidikan yang menjadi kesimpulan peneliti tersebut
bagi para ahli psikologi dalam mempelajari setiap individu.
terdiri dari 8 bagian utama adalah sebagai berikut:
Sebagian besar riwayat kasus dipersiapkan dengan cara
merekonstruksikan riwayat hidup seseorang yang didasarkan 1. Pengertian dan ruang lingkup Psikologi Pendidikan
pada kejadian dan catatan yang teringat. Rekonstruksi itu - Pengertian dan sejarah
perlu dilakukan karena sering kali riwayat hidup seseorang - Obyek, metode dan sistematika
diabaikan sampai orang tersebut terlibat dalam kesulitan, - Kedudukan dan hubungannya dengan ilmu lain
pengetahuan masa lalu individu itu penting untuk memahami
2. Peranan Psikologi Pendidikan dalam dunia pendidikan
perilaku yang muncul pada masa kini.
- Peran utama dan tujuan utama Psikologi Pendidikan
Dalam psikologi pendidikan sendiri, metode tersebut diatas - Fungsi praktis Psikologi Pendidikan bagi guru

8 9
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

- Kedudukan psikologi dalam proses belajar mengajar C. Kedudukan dan Hubungan Psikologi
3. Teori teori Psikologi Belajar Pendidikan dengan Ilmu Lain
- Pengertian dan tujuan belajar
Dalam struktur filsafat ilmu pengetahuan suatu obyek
- Jenis jenis belajar
dapat didekati dari berbagai sudut pandang sesuai dengan
- Teori teori belajar
sasaran dan tekanan pembahasan yang akan dilakukan. Diantara
4. Pertumbuhan dan perkembangan manusia bidang ilmiah dari ilmu pengetahuan adalah filsafat fisika,
- Mengenal gejala fisik dan psikhis filsafat astronomi,. Filsafat biologi dan filsafat ilmu ilmu sosial.
- Persamaan dan perbedaan pertumbuhan dan (M.D. Ghony,tt:30).
perkembangan
Prinsip di atas menggambarkan bahwa dalam satu disiplin
- Fungsi pertumbuhan dan perkembangan dalam belajar ilmu selalu terlahir adanya percabangan dari induk ilmu yang
5. Pembawaan dan lingkungan dalam proses belajar ada sebelumnya. Untuk mengetahui kedudukan dan hubungan
- Teori psikologi empirisme, nativisme, konvergensi satu disiplin ilmu seperti Psikologi Pendidikan, maka ada dua
- Pendayagunaan potensi belajar pendekatan yakni; pendekatan deduktif dan pendekatan induktif.
- Kedudukan dan peran pembawaan dan lingkungan dalam Pendekatan deduktif disini maksudnya melihat satu proses
belajar keilmuan dari induk (akar) sampai kepada lahirnya Psikologi
6. Ciri ciri kematangan dalam belajar Pendidikan. Pendekatan induktif maksudnya melihat bidang
- Beberapa teori psikologi kepribadian kajian praktis yang nyata kaitan antara Psikologi Pendidikan
- Ciri dan gelaja kematangan mental dengan ilmu lainnya.
- Kematangan sebagai tujuan proses belajar
7. Kemampuan dan intelegensi 1. Pendekatan Deduktif
- Penegertian dan jenis kemampuan
Sistem pencabangan pengetahuan pertama sekali diawali
- Sejarah dan pengukuran intelegensi dari induk pengetahuan filsafat yang terdiri atas tiga bidang
- Peranan intelegensi dalam pembelajaran kajian utama yakni; filsafat alam (geosentris), filsafat manusia
8. Tipe tipe dan kesulitan belajar (antroposentris) dan filsafat Tuhan (theosentris). Semakin
- Pengertian dan jenis kesulitan belajar praktisnya kajian filsafat tersebut maka lahirlah disiplin keilmuan
- Faktor penyebab kesulitan belajar yakni geosentris menjadi geologi, antroposentris menjadi
- Upaya pembinaan menghadapi kesulitan belajar antropologi dan theosentris menjadi teologi.

10 11
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Dalam perkembangan selanjutnya menurut Christian Wolff PENGETAHUAN


percabangan filsafat tersebut mengarah pada; filsafat ketuhanan, Filsafat Agama
Seni Ilmu
filsafat kejiwaan dan filsafat kealaman. (J. S. Suriasumantri,
Ilmu Ketuhanan
1984:12). Ilmu Kealaman
Sementara itu di Indonesia sendiri pengelompokan ilmu Ilmu Kemanusiaan Ilmu Pendidikan
Ilmu Jiwa Umum
pengetahuan dari yang diformalkan lewat fakultas fakultas
Khusus
di perguruan tinggi adalah dengan empat bidang kajian yakni:

a. Ilmu agama/kerohanian PSIKOLOGI PENDIDIKAN
b. Ilmu Kebudayaan
Gambar 1
c. Ilmu Sosial
Psikologi Pendidikan Sebagai Disiplin Ilmu
d. Ilmu Eksakta dan teknik (M.D.Ghony:tt,28)

Dalam pembagian yang lebih awalnya adalah dari sistem


Jadi jelasnya Psikologi Pendidikan adalah berinduk kepada
pengetahuan yang utuh diklasifikasi menjadi empat yakni;
psikologi secara umum yang digunakan/difungsikan untuk
filsafat agama dan seni. Kemudian ilmu dibagi menjadi ilmu
kepentingan dunia pendidikan.
alam, ilmu ketuhanan dan ilmu kemanusiaan. Dari ilmu
kemanusiaan inilah terlahir apa yang disebut dengan ilmu
pendidikan, ilmu jiwa dan ilmu ilmu sosial lainnya. Rangkaian 2. Pendekatan Induktif
tersebut tentu juga masih ditemukan pembahasan yang tumpang
Pendekatan yang lebih mengarah kepada fungsi praktis
tindih antara satu dengan lainnya. Bila disistematisir lagi maka
sekaligus menjabarkan bahwa perbedaan antara ilmu ilmu
tuntutan sejak pengetahuan – ilmu – ilmu kemanusiaan – ilmu
yang berhubungan dengan Psikologi Pendidikan hanyalah
pendidikan dan ilmu jiwa khusus akhirnya terdapatlah ilmu
perbedaan pada tekanan. Adalah tidak mungkin untuk menarik
jiwa pendidikan (Psikologi Pendidikan). Hal tersebut digambarkan
garis yang tegas pembeda antara antropologi, sosiologi, psikologi
sebagai berikut:
dan fisiologi dalam kaitan dengan Psikologi Pendidikan. Dimana
ketiganya mempunyai saling keterkaitan yang erat sekali.
(M.Ngalim Purwanto,1987:5).
Empat disiplin ilmu yang mempunyai hubungan fungsional
dengan Psikologi Pendidikan tersebut adalah sebagai berikut:

12 13
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

a. Psikologi Pendidikan dengan Antropologi Psikologi Pendidikan merupakan salah satu bidang ilmu
Antropologi adalah ilmu tentang manusia dari seluk beluk pendidikan yang perlu dipelajari oleh calon guru atau oleh
kebudayaan, kepribadian, typikal yang terdapat dalam guru umumnya dalam rangka meningkatkan kemampuannya
individu dan kelompok masyrakat tertentu. Pembahasan untuk melaksanakan tugas tugas kependidikan (Oemar
ini jelas memiliki kaitan erat untuk kepentingan Psikologi Hamalik,1992:12). Pada bidang Psikologi Pendidikan
Pendidikan ingin menyikap tabir kepribadian anak dalam kepentingan dunia pendidikan baik prinsip maupun teknis
hal; memahami, membina, mengembangkan, mengarahkan jelas tidak dapat dipungkiri, pembahasan didaksologi menjadi
serta mengelompokkan. lapangan utama dari Psikologi Pendidikan ini, baik dengan
cara memadukan teori dan prinsip maupun dengan melihat
Dengan dasar tersebut antropologi dan Psikologi Pendidikan
adanya sintesa dan analisa dari dua disiplin ilmu tersebut
memiliki kaitan fungsional yang lebih praktis untuk menemu-
merupakan proses utama dalam perkembangan Psikologi
kan gejala kejiwaan dari sudut latar belakang dan kebudayaan.
Pendidikan.
b. Psikologi Pendidikan dengan Fisiologi
d. Psikologi Pendidikan dengan Pembelajaran
Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi fungsi berbagai
Bila didaksologi lebih bersifat makro dalam menelaah bidang
organ yang ada dalam tubuh manusia dan berbagai sistem
bidang pendidikan, maka pembelajaran lebih bersifat teknis
peredaran darah dan lain sebagainya. Sementara itu psikologi
dan operasional. Kemampuan guru untuk kegiatan operasional
juga akan membahas adanya satu interaksi antara aspek
ini adalah kemampuan dalam hal merancang, mengem-
biologis dan psikologi sebagai satu kesatuan gejala dalam
bangkan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Seorang
dunia pendidikan.
guru dalam merancang pembelajaran sangat membutuhkan
Dalam pendekatan fungsional, maka kedua disiplin ilmu informasi dari siapa penerima pembelajaran khususnya
ini dapat lebih mengarah pada satu proses saling mengisi kondisi psikologis mereka. Begitu juga dalam mengembang-
dan melengkapi untuk pembahasan gejala pertumbuhan kan strategi pembelajaran, apakah pembelajaran akan
dan perkembangan baik fisik maupun mental peserta didik diberikan kepada individu, pasangan atau kelompok semuanya
atau anak. memerlukan kajian psikologi pendidikan. Dalam mengevaluasi
c. Psikologi Pendidikan dengan Didaksologi hasil belajar seorang pendidik memerlukan analisis per-
kembangan dan kemampuan dari sipebelajar, ini artinya
Didaksologi adalah ilmu yang mempelajari proses interaksi
psikologi pendidikan sangat dibutuhkan oleh pendidik dalam
pendidikan dan pengajaran, dari upaya penciptaan suasana
menilai keberhasilan atau kegagalan dari proses pembelajaran.
belajar, komunikasi dan interaksi antara pendidik dan peserta
didik, sampai evaluasi kependidikan.

14 15
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

D. Psikologi Pendidikan untuk Strategi dayagunakan alat dan sumber yang haus dikembangkan untuk
menunjang perubahan tingkah laku yang diinginkan berdasrkan
Pembelajaran
tujuan pendidikan yang telah ditentukan. (Sudjana, 1991:42).
Pendidikan adalah sebuah proses yang dilakukan anak
Seiring dengan hal tersebut, dewasa ini telah banyak
manusia untuk mempersiapkan generasi muda. Sebagai sebuah
penelitian tentang otak manusia yang kemudian dijadikan
proses maka pendidikan memerlukan media, ruang dan penataan,
dasar bagaimana seseorang harus belajar. Wawasan ilmiah
begitu juga dengan generasi maka memerlukan pemahaman
semakin mendalam tentang fungsi otak manusia menumbuhkan
tentang manusia. Bagaimana memahami kondisi manusia secara
kegairahan besar di kalangan pendidik; namun, proses menerap-
tepat dan benar, agar pelaksanaan pendidikan dalam dilaksanakan
kan temuan bidang neurobiologsi dalam dunia pendidikan
dengan baik sesuai dengan tujuan dan kehendaknya.
sejauh ini masih belum konsisten.(Barbara K.Given,2007:37).
Berbagai penelitian banyak dilakukan terhadap proses
Nyatanya adalah peran psikologi pendidikan akan mem-
belajar, tentunya hasil penelitian tersebut menjadi dasar dasar
berikan teori teori bagaimana seorang perancang pembelajaran
bagaimana manusia memandang proses belajar. Pada gilirannya
menata pembelajaran dari cara membuat perencanaan pem-
lahirlah apa yang disebut dengan teori belajar. Fungsi dari
belajaran, mengelola pembelelajaran, membuat pembimbingan
teori teori tersebut tentu memberi rambu rambu bagaimana
bagi peserta didik, sampai pada menetapkan proses keberhasilan.
kita harus memahami anak, memahami proses pendidikan,
memahami kegiatan belajar dan lain sebagainya. Menurut
Patrick Suppes (1974) sedikitnya ada empat fungsi teori belajar E. Suplemen
yani: (1) berguna sebagai kerangka untuk melakukan penelitian,
dan (2) memberikan suatu kerangka kerja bagi pengorganisasian
butir-butir informasi tertentu. Teori juga sering (3) menggung- EDUCATIONAL PSYCHOLOGY

E
kapkan peristiwa-peristiwa yang kelihatannya sederhana dan
ducational psychology is a field of psychology in which
(4) mengorganisasikan kembali pengalaman-pengalaman psychological knowledge and methods are used to study
sebelumnya.(Gredler,1994:6). the processes of teaching and learning. Educational psychology
Begitu juga dengan fungsi teori pengajaran adalah; combines psychology and education by applying the scientific
merupakan prinsip, teknik, cara dalam mendayagunakan sumber study of human behaviour to educational goals. Such study
sumber pengajaran (sofware dan hardware) untuk mencapai provides the information that teachers need to help students
learn.
tujuan pengajaran. Dengan perkataan lain bahwa teori pengajaran
merupakan penerapan prinsip prinsip teori belajar dalam men-

16 17
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

3. Telusurilah beberapa webside tentang psikologi pendidikan,


Educational psychologists conduct many kinds of research. silahkan saudara temukan hal apa yang terbaru berkaitan
They study how people change while growing from infancy
dengan psikologi pendidikan.
to old age. Psychologists thus discover what kinds of behaviour
are typical of students at different ages. Educators use such
information to develop effective teaching methods for various
age groups.
Educational psychologists analyse individual differences
among students and determine the effect these differences
have on learning. Attitudes, intelligence, social adjustment,
and other characteristics vary greatly among students and
affect how well students learn. By understanding these differences,
teachers may develop better instructional methods.
Educational psychologists also study the principles of
learning. Such research provides teachers with information
about how students learn and what stimulates them to learn.
Educators use this information to design curriculums. Educational
psychologists also develop tests and other methods of measuring
what students have learned and how much they are able to
learn. (Copyright ©a2zpsychology.com (2002-2006). All rights reserved)

F. Tugas Tugas
1. Identifikasilah beberapa pengertian psikologi pendidikan
pada beberapa literatur, kemudian tulislah satu definisi
tentang psikologi pendidikan yang dapat mengakomodir
berbagai kepentingan pembelajaran.
2. Identifikasi beberapa istilah penting dalam psikologi
pendidikan yang terkait dengan kegiatan pembelajaran,
kemudian susun dalam sebuah daftar istilah.

18 19
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

1. Peristiwa Gejala Pertumbuhan


Dalam hal ini pertumbuhan pribadi manusia bertolak dari
BAB II peristiwa awal herditer. Manusia terbentuk dari meterial yang
lemah. Materil yang dimaksudkan adalah materil genetis.
PERTUMBUHAN Pertumbuhan genetis manusia tidak jauh berbeda dengan
pertumbuhan genetis pada hewan, karena keduanya merupakan
DAN PERKEMBANGAN organisme. Setiap organisme tumbuh dari keadaan sederhana
ANAK dengan satu sel tunggal menjadi banyak sel dan membentuk
organisme yang bersusunan sangat kompleks.
Mencermati gejala pertumbuhan tersebut Dalyono
menegaskan bahwa; Pertumbuhan pada masing masing individu
dalam segi proses hal umum yang sama, tetapi dalam hal hal
yang khusus belum tentu sama. (M. Dalyono,1997:63)
A. Gejala Pertumbuhan dan Perkembangan
Disadari bahwa gejala pertumbuhan yang mempunyai
Istilah pertumbuhan dan perkembangan dalam dunia kaitan erat dengan perkembangan sangat berarti bagi proses
psikologi dan pendidikan selalu mempunyai kaitan yang erat belajar yang akan dialami seorang anak. Dalam kajian teoritis
sekali. Istilah ini sering digunakan secara bergantian namun maka gejala pertumbuhan yang dicerminkan dengan per-
sebenarnya keduanya mempunyai pengertian yang berbeda. kembangan jiwa seorang disestematisasikan pada pengelompokan
Tumbuh memang berbeda dengan berkembang. Sesuatu yang usia sebagai berikut:
tumbuh adalah sesuatu yang bersifat material dan kuantitatif,
a. Masa Kanak kanak yaitu sejak lahir sampai 05.00
sedangkan berkembang adalah suatu yang bersifat fungsional
b. Masa Anak yaitu umur 06.00 sampai 12.00
dan kualitatif. (Tadjab,1994:19).
c. Masa Puberitas yaitu masa 13.00 sampai kl. 18.00 bagi
Pada diri seorang anak gejala pertumbuhan dan per- anak putri dan sampai umur 22.00 bagi anak putera.
kembangan selalu menyatu dalam proses pendidikan atau proses d. Masa Adolesen sebagai masa transisi kemasa dewasa.
belajar yang dialami anak. Hal ini erat kaitannya dengan tingkat (Agus Sujanto,1986:1).
kemampuan, keinginan serta kejenuhan yang menjadi lingkatan
bagi kegiatan belajar dan tentunya akan berpengaruh pada Adapun fungsi fungsi kepribadian manusia yang ber-
hasil belajar itu sendiri. hubungan dengan aspek jasmaniah dan aspek kejiwaan ini
semuanya menyatu sebagai proses perkembangan yakni:

20 21
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

a. Fungsi motorik pada bagian tubuh menyangkut perubahan materil dan struktur fisiologis, dimana
b. Fungsi sensoris pada alat alat indra sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek tertentu yang saling ber-
c. Fungsi neurotik pada sistem saraf hubung. Beberapa aspek yang sangat berperan dalam proses
d. Fungsi seksual pada bagian bagian tubuh yang erotis pertumbuhan ini adalah:
e. Fungsi pernapasan pada alat pernapasan a. Anak sebagai keseluruhan
f. Fungsi peredaran darah pada jantung dan urat nadi b. Umur mental anak mempengaruhi pertumbuhan
g. Fungsi pencernaan makanan pada alat pencernaan. (M. c. Permasalahan tingkah laku sering berhubungan dengan
Dalyono,1997:79) pola pola pertumbuhan
d. Penyesuaian pribadi dan sosial mencerminkan dinamika
Gejala pertumbuhan tentunya telah banyak dikaji sebagai
pertumbuhan. (M. Dalyono,1997:72).
landasan teoritis para ahli untuk menerapkan sistem pendidikan
dan pembelajaran bagi seorang anak. Dari beberapa kajian
Pandangan yang lebih luas mengenai pertumbuhan dapat
tersebut disimpulkan bahwa hukum yang mengatur pertumbuhan
diperoleh dengan memperhatikan beberapa generalisasi yang
adalah sebagai berikut:
dapat dipergunakan sebagai prinsip prinsip sementara dalam
a. Pertumbuhan adalah kualitatif dan kuantitatif memajukan dan mendorong pertumbuhan pendidikan.
b. Pertumbuhan merupakan suatu proses yang berke- (Witherington,1986:145).
sinambungan dan teratur Indikator pertumbuhan yang dapat dijadikan satu bagian
c. Tempo pertumbuhan anak adalah tidak sama dari proses kehidupan anak tampak pada tinggi badan yang
d. Taraf perkembangan berbagai aspek pertumbuhan adalah terdapat pada anak. Gelaja pertumbuhan yang normal tentu
berbeda beda harus diiringi oleh keseimbangan masukan gizi yang baik.
e. Kecepatan serta pola pertumbuhan dapat dimodifikasi Adapun untuk menafsirkan tinggi badan anak dapat digunakan
oleh kondisi kondisi di dalam dan di luar badan rumus (Wasty Soemanto,1987:54), sebagaimana tampak pada
f. Masing masing individu tumbuh menurut caranya sendiri gambar berikut:
yang unik
g. Pertumbuhan adalah kompleks, dan semua aspek
aspeknya saling berhubungan. (Ahmad Mudzakir, 1997:
65).

Gejala pertumbuhan organisme anak manusia jelas

22 23
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

No Jenis Kelamin Rumus Tinggi Badan primer dari jiwa dan menjadi awal dari aktivitas intelektualnya.

Tinggi badan ayah + 110 % tinggi badan ibu c. Tanggapan


1 Laki laki
2 Tanggapan merupakan unsur dasar dari jiwa manusia. Selain
Tinggi badan ibu + 92 % tinggi badan ayah itu, tanggapan juga merupakan bayangan yang menjadi
2 Perempuan
2 kesan yang dihasilkan dari pengamatan. Kesan tersebut
Gambar 2
menjadi isi kesadaran yang dapat dikembangkan dalam
Rumus Penafsiran Tinggi Badan hubungannya dengan konteks pengalaman waktu sekarang
serta antisipasi keadaan untuk masa yang akan datang.
d. Ingatan
2. Peristiwa Gejala Perkembangan Mengingat berarti menyerap atau melekatkan pengetahuan
Disamping gejala pertumbuhan diri seseorang maka ia dengan cara pengecaman secara aktif. Ada 3 fungsi ingatan,
juga mengalami gejala perkembangan, dimana gejala ini tidak diantaranya: mencamkan (menangkap atau menerima kesan-
ditekankan pada segi materil, melainkan pada segi fungsional. kesan), menyimpan kesan-kesan dan mereproduksi kesan-
Untuk itu perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan kesan tersebut.
kualitatif dari fungsi fungsi. e. Fantasi
Sementara itu fungsi fungsi yang berkembang dalam aspek Fantasi dapat didefenisikan sebagai aktivitas imajinasi untuk
kejiwaan secara kualitatif tampak dalam sifat kejiwaan sebagai- membentuk tanggapan-tanggapan baru dengan pertolongan
mana pendapat Wasty Soemanto, diantaranya: tanggapan-tanggapan lama yang telah ada dan tanggapan
baru itu tidak harus sama atau sesuai dengan benda-benda
a. Perhatian
yang ada. Dalam fantasi itu sendiri terbagi 2 yakni fantasi
Perhatian bukan merupakan fungsi, melainkan modus dari
sengaja secara pasif (yang tidak dikendalikan oleh pikiran
fungsi. Sementara modus itu sendiri adalah cara berposisi
dan kemauan) dan fantasi sengaja secara aktif (yang diken-
dan menggerakkan. Dengan kata lain bahwa perhatian meru-
dalikan oleh pikiran dan kemauan)
pakan cara menggerakkan bentuk umum dan cara bergaulnya
jiwa dengan bahan-bahan dalam medan tingkah laku. f. Pikiran
Pikiran diartikan sebagai kondisi letak hubungan antara
b. Pengamatan
bagian pengetahuan yang ada dalam diri yang dikontrol
Pengamatan merupakan fungsi sensoris yang memungkinkan
oleh akal. Dalam hal ini akal berfungsi sebagai pengendali
seseorang menangkap stimuli dari dunia nyata sebagai
pikiran. Sementara itu, pengetahuan sendiri mencakup
bahan yang dapat diamati. Pengamatan sebagai suatu fungsi

24 25
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

segala konsep, gagasan, dan pengertian yang telah dimiliki perkembangan individu mengikuti pola umum yang
atau diperoleh manusia. sama.
g. Perasaan f. Perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan ling-
kungan.
Perasaan dapat diartikan sebagai suasana psikis yang
mengambil bagian pribadi dalam situasi, dengan jalan g. Perkembangan yang lambat dapat dipercepat.
membuka diri terhadap suatu hal yang berbeda dengan keadaan h. Perkembangan meliputi individuasi dan integrasi. (Wasty
atau nilai dalam diri. Jika berpikir itu bersifat objektif, Soemanto,1987:56)
maka perasaan itu bersifat subjektif karena dipengaruhi
Menurut Hurlock (1994: 14), ada beberapa tahapan perkem-
oleh keadaan diri.
bangan individu berdasarkan rentang kehidupannya, diantaranya:
h. Kemauan
· Periode pranatal: konsepsi kelahiran.
Kemauan disebut juga dengan kekuatan, kehendak, yang
· Bayi: kelahiran-akhir minggu kedua.
diartikan sebagai kekuatan untuk memilih dan merealisasikan
· Masa bayi: akhir minggu kedua-akhir tahun kedua.
suatu tujuan. Dimana tujuan ini merupakan pilihan diantara
· Awal masa kanak-kanak: 2 sampai 6 tahun.
berbagai tujuan yang bertentangan.
· Akhir masa kanak-kanak: 6 sampai 10/ 12 tahun.
Dalam prosesnya perkembangan tidak dapat dipisahkan · Masa puber/ pramasa remaja: 10/ 12 sampai 13/ 14 thn.
dengan pertumbuhan dimana keduanya saling mempengaruhi · Masa remaja: 13/ 14 sampai 18 thn.
dan saling memiliki kekuatan untuk membentuk pola · Awal masa dewasa: 18 sampai 40 thn.
pertumbuhan dan perkembangan. Kematangan fungsi jasmaniah · Dewasa madya: 40 sampai 60 thn.
sangat besar pengaruhnya pada perubahan fungsi kejiwaan.
· Dewasa akhir/ Masa tua/ usia lanjut: 60 sampai meninggal
Untuk itu hukum hukum perkembangan yang harus diperhatikan
disini adalah sebagai berikut: Dari tahapan perkembangan individu diatas, Havighurst
a. Perkembangan adalah kualitatif (dalam Hurlock, 1994: 10), membagi beberapa tugas perkem-
b. Perkembangan sangat dipengaruhi oleh proses dan hasil bangan bagi sepanjang rentang kehidupannya. Diantaranya:
dari belajar 1. Masa bayi hingga awal masa kanak-kanak
c. Usia ikut mempengaruhi perkembangan · Belajar memakan makanan padat.
d. Masing masing individu mempunyai tempo perkembangan · Belajar berjalan.
yang berbeda beda
· Belajar berbicara.
e. Dalam keseluruhan periode perkembangan, setiap species

26 27
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

· Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh. · Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang ber-
· Mempelajari perbedaan seks dan tata caranya. tanggung jawab.
· Mempersiapkan diri untuk membaca. · Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan
· Belajar membedakan benar dan salah serta mulai mengem- orang dewasa lainnya.
bangkan hati nurani. · Mempersiapkan karir secara ekonomi.
2. Akhir masa kanak-kanak · Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.
· Memperoleh perangkat nilai dan sisitem etis sebagai
· Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk
pegangan untuk berperilaku-mengembangkan idiologi.
permainan-permainan yang umum.
· Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri 4. Masa dewasa
sebagai makhluk yang sedang tumbuh. · Mulai bekerja.
· Belajar menyesuaikan diri dengan teman seusianya. · Memilih pasangan.
· Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita · Belajar hidup dengan pasangan/ tunangan.
yang tepat. · Mulai membina rumah tangga.
· Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk · Mengasuh anak.
membaca, menulis dan berhitung. · Mengelola rumah tangga.
· Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan · Mengambil tanggung jawab sebagai warga Negara.
untuk kehidupan sehari-hari. · Mencari kelompok sosial yang menyenangkan.
· Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tata
5. Masa usia pertengahan/ dewasa madya
serta tingkatan nilai kehidupan.
· Mencapai tanggung jawab sosial sebagai warga Negara.
· Mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial dan
· Membantu anak-anak remaja belajar untuk menjadi
lembaga.
orang dewasa yang bertanggung jawab dan bahagia.
· Mencapai kebebasan pribadi.
· Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu
3. Masa remaja senggang untuk orang dewasa.
· Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan · Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup
teman sebaya baik pria maupun wanita. sebagai suatu individu.
· Mencapai peran sosial pria dan wanita. · Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-
· Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan ktubuhnya perubahan fisiologis yang terjadi pada tahap ini.
secara efektif.

28 29
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

· Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan anak menjadi lebih maksimal dengan bantuan media
dalam karir maupun pekerjaan. yang dapat merangsang kegiatan kegiatan anak.
· Menyesuaikan diri dengan orang tua yang semakin tua. c. Pembinaan harus memiliki ketentuan. Hal ini perlu
6. Dewasa akhir/ masa tua untuk menata adanya sistematika materi yang akan
· Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dipelajari, dikuasai dan dimiliki oleh anak.
dan kesehatan. d. Pembinaan harus menjadi perlindungan terhadap jiwa
· Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurang- anak, hal ini sekaligus dijadikan dasar untuk nilai tanggung-
nya penghasilan keluarga. jawab seorang pembina atau pendidik.
· Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup. e. Pembinaan harus mempu menjadi satu organisasi yang
· Membentuk hubungan dengan orang-orang yang seusia. integrated antara pembina, yang dibina, penanggung-
· Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan. jawab serta lingkungan pembinaan.
· Menyesuaikan diri dengan peras sosial secara luwes.

Gejala pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut B. Perkembangan Kemampuan Anak


di atas, menjadi pertimbangan bagi pendidik untuk memberikan Kemahiran seorang anak diiringi dengan seperangkat vitalitas
pembinaan dan bimbingan agar perkembangan anak menuju kehidupan baik itu jasmaniah, rohaniah maupun eksistensi.
arah yang baik dan benar. Untuk ini syarat syarat utama dalam Jasmaniah artinya seperangkat fisik yang mengalami pertum-
melakukan pembinaan terhadap pertumbuhan dan perkembagan buhan, maka harus dipupuk diberi materi agar mampu bertahan
diantaranya adalah: hidup, sehat maka pendidikan jasmaniah diawali dari konsep
a. Pembinaan dilakukan dengan tanggung jawab, yakni ini. Rohaniah adalah seperangkat fsikhis yang mengalami
dilakukan oleh orang tua kemudian dilakukan guru, perkembangan, maka harus dibina dan diberi bimbingan arah
baru diserahkan pada formal masyarakat yang ada kehidupan agar mampu memiliki arti kehidupan. Eksistensi
disekelilingnya. Pembinaan harus didasarkan pada sifat artinya seperangkat nilai yang mengalami perobahan keberadaan,
dasar anak dengan memahami tata cara pendidikan maka harus dikembangkan dan diarahkan agar anak mempunyai
dan pembinaan. satu nilai sosial dalam lingkungannya.

b. Pembinaan harus dilengkapi dengan sarana dan fasilitas Keluarga modern sadar bahwa anak anak mereka tidak
yang memadai, artinya pembinaan harus didukung oleh akan menikmati perkembangan akal yang sempurna yang
adanya media agar perkembangan dan pertumbuhan merupakan pemberian Tuhan, kecuali jika mereka mendapatkan

30 31
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

pendidikan akal, dan jiwa mereka mendapat kesempatan yang mengingat. Dalam fase ini disarankan pada orang tua untuk
cukup di rumah, keluarga, sekolah dan masyarakat pada lebih banyak memberi pengalaman tambahan pada anak,
umumnya untuk mengembangkan, menumbuhkan, dan meng- kemudian pengulangan pengalaman dengan mengingatkan
garap kesediaan kesediaan, bakat bakat, minat, dan kecakapan anak.
kecakapan intelektual anak anak tersebut. Untuk itu aspek
yang menjadi keprihatinan utama psikologi dalam pendidikan
2. Fase Intuitif – Pra Operasional (2 – 7 tahun).
adalah dalam hal perwarisan atau pemindahan budaya, nilai
nilai, ilmu ilmu, dan keterampilan keterampilan dari generasi Pada fase ini pengalaman kognitif anak didasarkan pada
tua kepada generasi muda.(Hasan Langgulung,1988:390). pengkayaan pengalaman baik interaksi dengan lingkungan
maupun pengulangan ingatan.
Konsep psikologi tentang perkembangan anak tentunya
tidak hanya didasarkan pada eksistensi lingkungan orang tua Beberapa kecakapan baru yang penting adalah kemajuan
satu satnya pemeran pembentukan pribadi anak. Dalam hal yang sungguh pesat dalam pengumpulan kosa kata. Anak
ini, menurut para ahli psikologi kognitif, pendayagunaan kapasitas umur 2 tahun memiliki 200 kosa kata, untuk umur lima
rana kognitif manusia sudah mulai berjalan sejak manusia tahun 2000 kata begitu seterusnya.
itu mulai mendayagunakan kapasitan motor dan sensoriknya, Dalam fase ini disarankan agar orang tua untuk lebih banyak
hanya, cara dan intensitas pendayagunaan kapasitas rana kognitif berinteraksi dengan bahasa dan kata kata yang semakin
tersebut masih belum jelas benar. (Muhibbin Syah,1995:65). kaya, bercerita, bernyanyi dan lain sebagainya. Pada bagian
Jean Peaget seorang pakar psikologi terkemuka menurut yang sama anak disamping memiliki kemampuan meniru
penulis dianggap representatif untuk mengklasifikasi urutan juga telah mampu mendayagunakan imajinasinya. Latihan
perkembangan kognitif anak ini yakni sebagai berikut: berekspresi keindahan baik pada dunia seni maupun apresiasi
kehidupan sudah saatnya diberi kesempatan.

1. Fase Sensori Motor (umur 0 – 2 tahun)


3. Fase Operasi – Kongkrit (umur 7 – 11 tahun)
Pada fase ini pengalaman kognitif anak didasarkan pada
perlakuan panca indra anak. Perkembangan kognitif akan Pada fase ini pengalaman kognitif anak berangsur beralih
tampak bila anak memiliki banyak pengalaman interaksi dari dunia fantastif ke dunia nyata, maka logis tidaknya
dengan lingkungan khusunya bersifat material/fisik. satu keadaan telah menjadi pertimbangan tindakannya.

Beberapa tahapan kemampuan yang dapat dideteksi adalah Pada saat inilah maka kita disarankan untuk membimbing
sebagai berikut: a. kemampuan mengenali, b. kemampuan

32 33
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

kreatifitas, mengembangkan keterampilan dan mendorong 3. Object-permanance (ketetapan benda) yakni anggapan
keberanian yang positif pada anak. bahwa setiap benda akan tetap ada walaupun sudah
ditinggalkan atau tidak dilihat lagi.

4. Fase Operasi Formal (umur 11 – 16 tahun) 4. Assimilation (asimilasi) yakni keseimbangan antara skema
yang digunakan dengan lingkungan yang direspons
Dalam fase terakhir ini pengalaman kognitif anak telah
sebagai hasil ketetapan akomodasi.
kaya dengan pengalaman baik itu yang bersifat kongkrit
maupun abstrak. Berfikir secara rasional semakin kentara 5. Accomodation (akomodasi), yakni keseimbangan antar
dengan memberanikan diri memilah mana yang logis mana skema yang digunakan dengan lingkungan yang direspons
yang imajinatif dan abstrak. sebagai hasil ketetapan akomodasi

Perkembangan fase ini bukan hanya dibimbing dan di- 6. Eguilibrium (ekuilibrium), yakni keseimbangan antara
kembangkan, tetapi harus lebih banyak mendapat perhatian skema yang digunakan dengan lingkungan yang direspons
tentang kendali tindakan anak, karena fase ini lebih banyak sebagai hasil kecepatan akomodasi. (Muhibbin Syah,
mendapat perhatian tentang kendali tindakan anak. Karena 1995:67).
fase ini beriringan dengan fase pubertas pada aspek emosional
Menjadikan anak cerdas terampil dan bersopan santun
anak.
memang merupakan tugas besar baik bagi pendidik, orang
Pada perbendaharaan psikologi Piaget ini keterampilan tua, guru dan masyarakat. Cita ideal kemampuan anak yang
keterampilan kognitif anak banyak dideteksi sebagai satu dilihat dari sudut perkembangan ini tentulah seiring dengan
kemampuan yang orisinil dari anak itu sendiri. Beberapa tujuan pendidikan nasional, maka setidaknya ada dua pernyataan
kemapuan tersebut adalah sebagai berikut: yang harus dijawab, apa dan bagaimana jalan yang harus
1. Sencory-motor schema (skeme sensori motor) ialah sebuah dilakukan.
atau rangkaian perilaku terbuka yang tersusun secara Pertama, adalah dengan pengenalan makna cerdas, terampil
sistematis untuk merespons lingkungan seperti orang, dan moralitas bagi lingkungan kehidupan anak, yang menurut
barang, keadaan atau kejadian. kurikulum harus selalu dititipkan pada tiap jenjang, tiap jenis
2. Cognitive-schema (skema kognitif) ialah perilaku tertutup dan bahkan tiap institusi pendidikan.
berupa tatan langkah langkah kognitif (perasitons) yang Kedua, adalah dengan memberikan pengalaman yakni;
berfungsi memahami apa yang tersirat atau menyimpul a. pengasahan otak agar dapat berfikir kritis dan obyektif, b.
lingkungan yang direspons. pelatihan fisik agar dapat terampil dan cekatan dalam bertindak

34 35
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

serta, c. penghayatan hati agar dapat menyadari arti dan keber- dapat diartikan sebagai pewarisan atau pemindahan biologis
adaan dirinya ditengan tengah kehidupan. karakteristik individu dari pihak orang tuanya. Pewarisan ini
Pendekatan psikologi modren tentu tidak memihak pada terjadi melalui proses genetis. (Wasty Soemanto,1987:78).
satu dari dua jalan di atas, dimana mengupayakan satu konsepsi Itulah sebabnya maka dalam dunia pendidikan juga dibutuhkan
dengan pendayagunaan potensi anak bukan hanya disadarkan ilmu ilmu biologi yang memang mempunyai kaitan erat dengan
pada aspek kemampuan yang ibheren pada anak. Akan tetapi psikologi pertumbuhan anak.
juga kemampuan pengelolaan yang kuat untuk membimbing Pembahasan tentang hereditas sebagai sebuah gejala yang
dan membina potensi tadi. dialami oleh seorang anak tentu akan mengarah pada proses
Adalah justru psikologi kognitif lebih mengarahkan pada berlangsungnya hereditas tersebut, kemudian prinsip prinsip
adanya keterpaduan yang mampu memberikan jembatan antara apa yang akan muncul dari keberlangsungan hereditas. Berikut
perkembangan kogitif dengan usaha yang dilakukan lewat akan dijabarkan satu persatu.
penciptaan lingkungan yang telah dan terpadu. Artinya penciptaan
lingkungan yang dapat menyuburkan perkembangan kognitif 1. Proses Hereditas
anak harus dimulai dari lingkungan, orang tua kemudian guru.
Hereditas pada seorang anak adalah berupa warisan “specific
Orang tua lebih memberikan kesempatan kreatifitas anak,
genes” yang berasal dari kedua orang tuanya “Genes” ini terhimpun
dan guru memberikan bimbingan kemajuan fikiran anak sekaligus
di dalam kromoson-kromoson atau “colored bodies”. Kromoson-
orang tua dan guru memberikan pengendalian kognitif anak.
kromoson, baik dari pihak ayah ataupun dari pihak ibu ber-
interaksi membentuk pasangan pasangan. Dua anggota dari
C. Faktor Hereditas dan Prinsip Prinsipnya masing masing pasangan memiliki bentuk dan fungsi yang
Faktor hereditas dalam hal ini adalah sifat sifat atau ciri sama.
yang diperoleh pada seorang anak atas dasar keturunan atau Dalam pada itu masing masing individu mulai hidup dengan
pewarisan dari generasi kegenerasi melalui sel benih. Sifat satu sel di dalam indung telur yang telah dibuahi oleh satu
sifat ciri pembawaan tersebut ada dari pembawaan sejak lahir, sperma. Sel ini berbagi menjadi dua, masing masing berbagi
dan masih merupakan benih, yang masih merupakan kekuatan/ lagi menjadi dua, sekali lagi menjadi dua dan seterusnya sehingga
potensi terpendam dalam diri seseorang. Potensi baru akan membentuk organ. Proses pembagian sel ini disebut dengan
aktual dan tumbuh serta berkembang setelah mendapatkan “mitosis”. Menurut para ahli disebutkan bahwa; semua sel
rangsangan rangsangan dan pengaruh dari luar/faktor eksten. dalam badan memiliki hereditas identik sebagai akibat dari
Dalam kedudukannya pada proses pendidikan, hereditas adanya proses individuasi dan diferensiasi. (Wasty Soemanto,

36 37
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

1987:79). Namun yang pasti setiap sel terdeferensiasi sebagian 2. Prinsip Prinsip Hereditas
menjadi sel mata, sebagian menjadi sel telinga dan seterusnya.
Prinsip dalam hal ini adalah aturan yang memang menjadi
Kelangsungan proses di atas terjadi apabila dua individu hukum atau bagian teori yang menjadi pedoman bagi ilmuan
berlainan jenis kelamin melakukan perkawinan terjadilah proses atau pengguna untuk menjadikan hereditas sebagai landasan
genetis seperti tadi kesemuanya dalam rangka membentuk pendidikan.
individu baru. Dalam hal ini Janathan L. Freeman memberi
Dari beberapa penelitian tentang prinsip hereditas menurut
penegasan: Along the length of each chromosome are a number
catatan (Tadjab,1994:29) bahwa diketemukan beberapa hal
of areas called genes. The structure of the DNA in a pair of genes
yang utama yakni:
(one on each chromosome) determines the exact chemical nature
of paraticular proteins within the cell. Since these proteins, called 1. Prinsip reproduksi; artinya menghasilkan atau membuat
enzymes, control the function of the cell, ultimately it is the genes kembali. Dalam hal ini proses penurunan sifat atau
that determine how the cell functions. (Jonathan L. Freeman, ciri hereditas tersebut melalui sel benih, kemudian cirinya
1978:243). dalam bentuk nyata, maka anak harus mengulang kembali
dari awal pertumbuhan dan perkembangan serta peng-
Kutipan di atas menjelaskan bahwa telah ditemukan adanya
alaman yang telah dialami oleh generasai pen-dahulunya.
ketentuan ketentuan yang alami berlaku untuk proses genetika
dari orang tua kepada anak. Sehingga rumus DNA menjadi 2. Prinsip konformitas; yakni setiap jenis makhluk menurun-
populer sebagai panduan untuk melihat hal ini, apa dan bagaimana kan jenisnya sendiri dalam hal ini tidak akan melahirkan
dasar dasar biologi yang dapat memberikan konstribusi terhadap atau menurunkan sifat sifat atau ciri-ciri makhluk lain
anak sebagai keturunan. yang bukan ciri/sifatnya. Prinsip ini termasuk aliran
yang menolak bahwa manusia adalah keturunan dari
Untuk catatan dalam hal ini bahwa dalam pendekatan
makhluk jenis lain.
biologis terdapat satu aturan sistem yang memberikan pedoman
bagi psikologi pendidikan dimana anak dalam kelahiran dan 3. Prinsip variasi; artinya setiap individu disamping mewarisi
pertumbuhan telah diawali dari adanya garis keturunan yang sifat atau ciri umum yang sama, juga mewarisi sifat
tidak terpisah dengan orang tuanya. Untuk itu nativisme yang atau ciri yang berbeda beda. Anak yang berasal dari orang
menjadi aliran dalam hal ini sangat penting sebagai bagian tua yang sama, bahkan anak kembar sekalipun mem-
kajian yang harus ditelusuri lebih jauh. punyai sifat atau ciri yang berbeda. Adalah tidak benar
bila dua orang manusia mempunyai sifat dan ciri yang
persisi sama di muka bumi ini.

38 39
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

4. Prinsip regresi filial; adalah sifat atau ciri yang diturunkan proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan
dari generasi kegenerasi akan cenderung menuju kearah jenis pendidikan tertentu.
rata rata. Prinsip ini memberikan pengertian bahwa Peserta didik sebagai anak, memiliki dunianya ia harus
anak dari orang tua yang sangat cerdas menunjukkan dijadikan dasar bagaimana seorang guru merancang, mengelola
kecenderungan untuk menjadi kurang cerdas daripada dan mengembangkan strategi pembelajaran sampai pada
orang tuanya. Sebaliknya anak dari orang tua yang mengevaluasi keberhasilan belajar. Dalam hal merancang
lemah akan cenderung menjadi lebih pintar pembelajaran, maka anak secara psikologis harus benar benar
diperhatikan sesuai dengan keadaan dan kondisi obyektifnya.
D. Pembelajaran yang Mempertimbangkan Anak adalah anak, orang dewasa adalah adalah orang dewasa
jadi tidak benar bila anak adalah orang dewasa yang berukuran
Potensi Anak
kecil. Untuk itu anak dengan segala dunianya menjadi faktor
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan baik efisien penting bagaimana kita harus memberlakukan anak dalam
dan efektif, mencapai hasil optimal, itulah gambaran dari apa hal kegiatan belajar.(Mardianto,2008:8).
yang diharapkan oleh para pendidik di akhir program pendidikan.
Sementara dalam pengembangan strategi pembelajaran
Hasil seperti yang diharapkan tersebut di atas bentuk bukan
latar belakang anak yang tumbuh dan berkembang untuk
hadiah, bukan datang dari langit, akan tetapi harus direncanakan,
mendapatkan jati dirinya, maka strategi harus mengakomodir
dikelola dikendalikan dengan baik. Untuk itu kegiatan pem-
apakah itu dengan strategi pembelajaran individual, pembelajaran
belajaran adalah sebuah proses mengelola berbagai aspek yang
berkelompok atau juga pembelajaran dengan kelas besar. Sampai
terkait dengan pembelajaran.
pada kegiatan evaluasi pembelajaran. Disadari bahwa evaluasi
Beberapa faktor utama dari kegiatan pembelajaran adalah adalah memberikan tanda sampai dimana keberhasilan anak
pendidik dan peserta didik. Peserta didik yang menjadi subyek dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Evaluasi yang baik
dan obyek dari kegatan pembelajaran, dimana pada dirinyalah adalah yang memberikan data, informasi keterangan yang
awal kegiatan dilakukan, pada keadaan dirinyalah kondisi akurat apa yang dialami anak, apa yang mungkin dapat
dianalisis, dan pada dirinyalah perumusan tujuan diharapkan. dikembangkan oleh anak untuk mengikuti kegiatan pembelajaran
Maka tinjauan terhadap peserta didik harus dilakukan secara berikutnya.
lengkap, komprehensif dan lain sebagainya. Sebagaimana
disebutkan dalam Undang Undang No.2 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional bahwa Peserta didik adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui

40 41
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

E. Suplemen “minum”, bukan mimik. Anak juga belajar melalui permainan


dan pergaulan. Di usia itu dia masih mementingkan diri sendiri
dan tidak mau berbagi. Maka ini saatnya orangtua mengajar
MELATIH ANAK GEMAR BELAJAR anak tentang kebersamaan. Sebentar lagi dia masuk sekolah.
Di Indonesia, tahun ajaran baru dimulai bulan Juli. Setelah Anak kita harus mengerti soal ini sebelum dia menemui kelompok
kita bersusah-payah mencarikan sekolah yang baik dan pas yang lebih besar.
untuk anak, masalah baru menghadang sebagian besar di
antara kita: bagaimana agar anak memanfaatkan waktu belajar MULAI DARI BAKAT
dengan baik? Apakah arti belajar sesungguhnya?
Dewasa ini, anak-anak mulai masuk playgroup di usia 3
atau lebih muda. Mulailah dia mempraktekkan semua pelajaran
POTENSI SUDAH ADA yang didapatnya di rumah selama tiga tahun pertama usianya.
Sebenarnya, sejak bayi anak sudah suka belajar. Lihat Kalau tadinya dia hanya mencoret-coret dinding, sekarang
saja bagaimana dia melatih tangan dan kaki dengan merangkak, dia menggunakan buku dan pinsil. Orangtua bisa menemukan
berjalan, berlari. Kadangkala, tanpa disadari orangtualah yang bakat yang menonjol dalam diri anak setelah beberapa saat
menghalangi proses belajar itu. “Awas! Hati-hati, jangan lari- masuk ke sekolah formal (playgroup). Maka, kita mulai meng-
lari. Nanti jatuh!” Atau membiarkan anak digendong terus, ikutsertakan anak dalam beberapa kelompok belajar. Misalnya
demi mencegah dia tidak jatuh. Tapi akibatnya, anak tidak menggambar, musik, matematika, olahraga, dsb. Umumnya
melatih keseimbangannya. Di usia satu tahun anak kita mulai setelah satu-dua bulan, anak mulai merasa kesulitan. Apalagi
ingin makan sendiri. Ini sebenarnya cara belajar juga. Supaya jika di saat yang bersamaan dia punya kesukaan lain. Di sini
proses ini berjalan baik, kita mesti rela ruangan makan kita anak membutuhkan bantuan orang dewasa. Bukan dengan
kotor. Kalau kita ingin anak melatih tangannya menulis, biarkan mengomel atau memberi hukuman, tapi mendorong. Misalnya
dia mencoret-coret dinding. Kita yang kreatif melapisi tembok dengan sering-sering memuji permainan pianonya, atau
dengan karton putih atau membatasi gerak anak hanya di mengerjakan matematika dengan peraga, menggunting, melipat,
kamar belajar. Selain melatih gerak motoriknya, anak juga dsb. Olahraga akan menyenangkan jika dilakukan bersama-
mengembangkan kosa kata, daya pikir, teknik berbicara sejak sama. Biarkan anak melihat orangtuanya membaca sesering
usia enam bulan. Ketika anak sudah mulai mengeluarkan bunyi- mungkin; ajak dia menggambar di meja, bukan di lantai atau
bunyian dari mulutnya, ini adalah kesempatan baik untuk tempat tidur. Waktu anak masih balita terasa sekali keinginan
mengenalkan anak pada kata. Supaya tidak rancu, mulailah belajar yang kuat dalam diri anak-anak kita. Sayangnya, ketika
mengajak anak bicara dengan baik dan benar. Misalnya, katakan mereka memasuki usia Sekolah Dasar, sebagian anak mengalami
“makan” kalau yang dimaksud makan, bukan “ma’em”. Sebut masalah dalam konsentrasi, enggan ke sekolah, dan sebagainya.
BAHANA-Magazine.mht.2009.

42 43
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

F. Tugas Tugas
1. Identifikasilah beberapa literatur baik majalah, surat kabar
tentang psikologi yang berkaitan dengan pembahasan BAB III
bagaimana anak tumbuh dan berkembang.
2. Kumpulkanlah beberapa rumus bagaimana gejala per- BELAJAR DAN PEM-
tumbuhan dan gejala perkembangan anak.
BELAJARAN
3. Susunlah secara sistematis bagaimana ketersinggungan usia
kronologis, usia psikologis, kemudian kaitkan dengan usia
religius.

A. Pengertian dan Tujuan Belajar


Belajar adalah syarat mutlak untuk menjadi pandai dalam
semua hal, baik dalam hal ilmu pengetahuan maupun dalam
hal bidang keterampilan atau kecakapan. Seorang bayi misalnya,
dia harus belajar berbagai kecakapan terutama sekali kecakapan
motorik seperti; belajar menelungkup, duduk, merangkak, berdiri
atau berjalan. Berikut beberapa definisi belajar menurut para
ahli: Belajar adalah satu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingahlaku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. (Slameto, 1988:2).
Pengertian belajar menurut James Owhittaker sebagaimana
dikutip Abu Ahmadi adalah:Learning is the process by which
behavior (in the broader sense originated of changer through
pracice or training). Artinya belajar adalah proses dimana tingkah
laku (dalam arti luas ditimbulkan atau diubah melalui praktek
atau latihan. (Abu Ahmadi dkk,1991:119).

44 45
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Ciri ciri kematangan belajar adalah: diri antara lain perubahan tingkah laku diharapkan kearah
a. Aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu positif dan kedepan.
yang belajar, baik aktual, maupun potensial. 3. Belajar juga bertujuan untuk mengadakan perubahan sikap,
b. Perubahan itu pada dasarnya berupa didapatkannya dari sikap negatif menjadi positif, dari sikap tidak hormat
kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif menjadi hormat, dan sebagainya.
lama. 4. Belajar juga bertujuan mengadakan perubahan kebiasaan
c. Perubahan itu terjadi karena usaha.(Nuhi Nst,1993:2). dari kebiasaan buruk, menjadi kebiasaan baik. Kebiasaan
buruk yang harus dirubah tersebut untuk menjadi bekal
Belajar dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja dengan
hidup seseorang agar ia dapat membedakan mana yang
guru atau tanpa guru, dengan bantuan orang lain, atau tanpa
dianggap baik ditengah-tengah masyarakat untuk dihindari
dibantu dengan siapapun. Belajar juga diartikan sebagai usaha
dan mana pula yang harus dipelihara.
untuk membentuk hubungan antara perangsang atau reaksi.
(Mustaqin,1991:60). Belajar dilakukan oleh setiap orang, baik 5. Belajar berutujuan mengadakan perubahan pengetahuan
anak anak, remaja, orang dewasa maupun orang tua. Belajar tentang berbagai bidang ilmu, misalnya tidak tahu membaca
berlangsung seumur hidup, selagi hayat dikandung badan. menjadi tahu membaca, tidak dapat menulis jadi dapat
menulis , dari tidak tahu berhitung menjadi tahu berhitung,
Berbagai definisi (rumusan) tentang belajar telah di-
dari tidak tahu berbahasa Arab menjadi dai berbahasa Arab.
kemukakan oleh para ahli, yang semuanya sepakat bahwa
belajar itu bertujuan untuk mengadakan perubahan. Jelasnya 6. Belajar dapat mengadakan perubahan dalam hal keterampilan,
belajar dapat didefinisikan sebagai Suatu usaha atau kegiatan misalnya: keterampilan bidang olah raga, bidang kesenian,
yang bertujuan untuk mengadakan perubahan di dalam diri bidang teknik dan sebagainya.
seseorang, mencakup; perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan,
Dari uaraian di atas, cukup jelas bahwa belajar adalah
ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya. Dari definisi
salah satu kegiatan.usaha manusia yang sangat penting dan
tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa:
harus dilakukan sepanjang hayat, karena melalui usaha belajarlah
1. Belajar adalah suatu usaha, yang berarti perbuatan yang kita dapat mengadakan perubahan (perbaikan) dalam berbagai
dilakukan secara sungguh sungguh, sistematis, dengan hal yang menyangkut kepentingan diri kita. Dengan kata lain,
mendayagunakan semua potensi yang dimiliki, baik fisik melalui usaha belajar kita akan dapat memperbaiki nasib melalui
maupun mental. belajar kita akan dapat sampai kepada cita cita yang senantiasa
2. Belajar bertujuan untuk mengadakan perubahan di dalam didambakan. Oleh sebab itu maka belajar dalam hidup dan ke-
hidupan mempunyai tempat yang sangat penting dan strategis

46 47
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

untuk mengarahkan meluruskan dan bahkan menentukan arah Sementara itu pendekatan dari proses belajar sebagai
kehidupan seseorang. sebuah sistem, dan dengan dasar tersebut maka belajar dipengaruhi
oleh dua faktor utama yakni:
a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita
B. Faktor Faktor yang mempengaruhi Belajar sebut faktor individual.
Belajar adalah sebuah proses kegiatan atau aktivitas yang b. Faktor yang diluar individu yang kita sebut faktor sosial.
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman Yang termasuk kedalam faktor individual antara lain; faktor
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan
Keadaan-keadaan yang mengiringi kegiatan tersebut jelas faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara
mempunyai andil bagi proses dan tujuan yang dicapai, maka lain faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara
hal itu disebut dengan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar. mengajarnya, alat alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar,
lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.
Berhasil tidaknya seorang dalam belajar bertanggung jawab
(M. Ngalim Purwanto,1987:106).
pada banyak faktor, antara lain; kondisi kesehatan, keadaan
inteligensi dan bakat, keadaan, minat dan motivasi, cara belajar Empat faktor utama yang dijadikan uraian ini adalah sebagai
siswa, keadaan keluarga dan sebagainya.(Anwar Bey,1994:85). berikut:
Di bawah ini akan dikemukan secara ringkas faktor-faktor 1. Faktor faktor non sosial
yang turut menuntukan (mempengaruhi) belajar tersebut dapat
Faktor faktor ini dapat dikatakan juga tidak terbilang banyak
dilihat dari dua faktor yakni:
jumlahnya seperti keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu
1. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, dan ini pagi, atau siang, malam, letak tempat, alat alat yang dipakai
masih lagi dapat digolongkan menjadi dua golongan dengan untuk belajar dengan kata lain alat alat pelajaran. Hal tersebut
catatan bahwa overleapping tetap ada yaitu: harus diatur sedemikian rupa, diusahakan agar dapat
a. Faktor-faktor non sosial, dan memenuhi syarat syarat menurut pertimbangan didaktis,
b. Faktor-faktor sosial psikologi dan paedagogis.

2. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar, dan 2. Faktor faktor sosial
inipun dapat lagi digolongkan menjadi dua golongan yaitu: Faktor ini adalah faktor manusia baik manusianya itu ada
a. Faktor-faktor fisiologis, dan (hadir) ataupun tidak hadir. Kehadiran orang lain pada
b. Faktor-faktor psikologis, (Sumadi Suryabrata,1995:249). waktu seseorang sedang belajar, banyak sekali mengganggu

48 49
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

situasi belajar. Misalnya suatu kelas sedang mengerjakan 4. Faktor Psikologi


ujian, kemudian mendengar suara anak anak ribut di samping Faktor ini mempunyai andil besar terhadap proses ber-
kelas atau seseorang sedang belajar di kamar, kemudian langsungnya belajar seseorang, baik potensi, keadaan maupun
ada satu dua orang yang hilir mudik keluar masuk kamar kemampuan yang digambarkan secara psikologi pada seorang
itu dan banyak lagi contoh contoh lain. Faktor-faktor sosial anak selalu menjadi pertimbangan untuk menentukan hasil
yang telah dikemukakan tersebut umumnya bersifat meng- belajarnya.
ganggu situasi proses belajar dan prestasi belajar, sebab
Menurut Andend N. Frandsen bahwa hal hal yang dapat
mengganggu kosentrasi, hal ini perlu diatur agar belajar
mendorong seseorang untuk belajar itu adalah sebagai
berlangsung dengan sebaik baiknya.
berikut:
3. Faktor faktor fisiologis
a. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia
Pada faktor-faktor ini harus ditinjau, sebab bisa terjadi yang lebih luas.
yang melatar belakangi aktivitas belajar, keadaan tonus
b. Adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan ber-
jasmani, karena jasmani yang se segar dan kurang segar,
keinginan untuk selalu maju.
lelah, tidak lelah akan mempengaruhi situasi belajar, yang
c. Adanya keinginan untuk mendapat simpati dari orang
ada hubungannya dengan hal ini terdapat dua hal yaitu:
tua, guru dan teman temannya.
a. Cukupnya nutrisi karena kekurangan bahan makanan, d. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang
ini akan mengakibatkan kekurangan tonus jasmani, lalu dengan usaha yang baru baik dengan kooperasi
akibatnya terdapat kelesuan, lekas ngantuk, lelah dan maupun dengan kompetisi.
sebagainya.
e. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila
b. Adanya beberapa penyakit yang kronis umpamanya telah menguasai pelajaran. (A. N. Frandsen,1961:216).
pilek, influensa sakit gigi, batuk hal lain sangat
mengganggu belajar maka perlu mendapatkan perhatian
C. Tipe Tipe Belajar
serta pengobatan.(Akhyas Azhari,1996:43).
Dalam pendidikan teori-teori tentang belajar dan pem-
Disamping itu fungsi jasmani tertentu terutama fungsi fungsi
belajaran merupakan satu rangkaian yang sangat membantu
panca indra, sebab panca indra itu merupakan pintu gerbang
seorang pendidik untuk melakukan kegiatan pembelajaran
masuknya pengaruh kedalam diri individu, orang dapat
dan pengembangan pembelajaran itu sendiri. Teori belajar
mengenal duni sekitarnya dan semua belajar itu dengan
secara ideal mencakup secara luas mengenai kenapa perubahan
mempergunakan pancaindra.

50 51
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

perubahan belajar terjadi namun tidak lengkap dalam hal implikasi 5. Discomination Learning (belajar membedakan)
praktisnya bagi pendidik. (Nana Sudjana,1991:6). Dalam tahapan ini siswa mengadakan diskriminasi (seleksi
Dekan memperhatikan aktivitas yang berlangsung dalam dan pemilihan) atas perangsang, serta memilih respon yang
belajar serta tahapan tahapan perkembangan anak, Gagne sesuai/diantara alat tulis yangh ada dapat menyebabkan
mengelompokkan belajar atas 8 tipe yakni sebagai berikut: mana prioritas pilihan dan mana pula yang tidak.
1. Signal Learning (Belajar isyarat tanda) 6. Concept Learning (belajar konsep)
Tipe belajar ini merupakan tahapan pertemuan adalah proses Kemahiran mengadakan diskriminasi akan membantu siswa
penguasaan pola pola tingkah laku yang bersifat involuntery dalam menemukan persamaan persamaan serta menemukan
(tidak disengaja dan tidak disadari). karakteristik dari stimulus yang ada. Selanjutnya berdasarkan
Misalnya anak menolak untuk dibawa ke dokter sebagai hal ini akan diperolehnya pengertian pengertian tertentu
reaksi atas pengalaman yang kurang menyenangkan. Kondisi (konsep) misalnya pensil, buku, bul point dll.
yang diperlukan bagi berlangsungnya tipe belajar ini adalah 7. Rule Learning (belajar membuat generalisasi atau hukum
perangsang (stimulus) tertentu yang diberikan secara berulang hukum dan disebut juga menghubungkan bebebrapa konsep).
ulang (repetition).
Pada tingkat ini siswa mengadakan kombinasi dari berbagai
2. Stimulus Response Learning konsep dengan mengapreiasikan logika (induktif, deduktif,
Tipe belajar ini termasuk classical condition atau belajar analysis, sintesa komperasi, kausalitas), sehingga siswa
dengan trial and error. Kondisi yang diperlukan untuk ber- dpat menemukan kesimpulan tertentu berupa dalil, aturan,
langsungnya tipe belajar ini adalah faktor reinpocerment. hukum, prinsip dan sebagainya.
3. Chaening (mempertautkan) 8. Problem Solving (pemecahan masalah)
Tipe Chaening disebut juga belajar membentuk (chaeing Dengan menggunakan hukum, dalil dan prinsip yang ada,
Molore) rangkaian tingkah laku. Proses belajar ini berlangsung sis merumuskan dan memecahkan masalah masalah. Proses
dengan menghubungkan gerakan yang satu dengan gerakan belajar problem solving berlangsung dalam beberapa tahapan
yang lain (masuk ke kelas, duduk, ambil buku dan seterusnya). yang sistematis.
4. Verbal Associateori (Chaeing Verbal)
Tipe ini memberikan reaksi verbal pada stimulus yang datang
(misalnya buku, bahasa yang disenangi, blook, makan,
catatan nomor telepon).

52 53
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

D. Kedudukan Belajar dalam Strategi yang ingin anak berhasil dalam belajar.

Pembelajaran Pembelajaran ternyata tidak berdiri sendiri artinya tidak


hanya dilakukan oleh anak tanpa melibatkan orang lain, keadaan
Merencanakan masa depan intinya adalah pendidikan,
lain, benda lain, akan tetapi pembelajaran berinteraksi dengan
dalam pendidikan intinya adalah pembelajaran, dalam pem-
berbagai hal. Untuk itu benar bila dikatakan bahwa pembelajaan
belajaran yang dibahas adalah kegiatan belajar. Sampai disini
adalah proses interaksi antara peserta didik dengan sumber
benar kata Ivor K. Davies bahwa hakikat pendidikan adalah
belajar, dan lingkungan untuk mendapatkan pengetahuan dan
belajarnya murid dan bukan mengajarnya guru.(Ivor K. Davies:
keterampilan baru. Tiga kata kunci dalam pembelajaran begitu
1991:31)
penting, yakni; proses interaksi, sumber dan lingkungan, serta
Kegiatan belajarnya peserta didik akan dapat menentukan pengetahuan dan keterampilan baru.
keberhasilannya, artinya keberhasilan peserta didik mencapai
Bila belajar ingin berhasil maka perlu sumber dan lingkungan
tujuan pendidikan sangat ditentukan oleh belajarnya. Untuk
yang tepat, mencukupi untuk menjadikan belajar memperoleh
itu belajar perlu direncanakan, ditata, dikelola, diberi kondisi,
hasil yang maksimal. Merancang pembelajaran memerlukan
dievaluasi dan dikembangkan serta dapat dikendalikan sesuai
input sumber dan lingkungan, atau berfikir sebaliknya, sumber
dengan keadaan siswa yang belajar. Bagaimana sebenarnya
dan lingkungan yang ada harus secara tepat dimanfaatkan
belajar, hal ini pernah diuraikan oleh Kimble (1961) sebagaimana
untuk kegiatan belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
dikutip oleh Hergenhahn sebagai berikut: (1) belajar adalah
Kemudian bila kegiatan belajar ingin efektif dan efisien, maka
perubahan perilaku yang dapat diukur, (2) perubahan itu relatif
interaksi harus ditata sedemikian rupa. Pola pola interaksi
permanen, (3) perubahan tidak mesti langsung terjadi tetapi
antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan
dapat dengan lambat laun, (4) perubahan terjadi akibat dari
sumber dan lingkungan harus didasarkan pada pendekatan
pengalaman atau pelatihan, dan (5) pengalaman dan praktek
psikologis. Pola interaksi yang tidak dikendalikan oleh guru,
harus diperkuat. (B. R. Hergenhahn, 2008:2)
maka pembelajaran di sekolah akan mengikuti kemauan anak,
Ketika anak mengikuti kegiatan pembelajaran dan akhirnya dan kondisi lingkungan. Begitu juga dengan belajar untuk
ia memperoleh hasil lebih dari yang diharapkan itu adalah mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru, merumuskan
harapan semua orang yang terlibat dalam pendidikan anak. tujuan pembelajaran harus memperhatikan berbagai aspek,
Bila anak dilayani dengan baik, diberi lingkungan dengan apakah dari aspek kemampuan awal anak, aspek materi yang
tepat, diberi sarana dan fasilitas dengan cukup, dirangsang harus dipelajari, juga aspek dukungan sarana dan fasilitas.
dengan kondisi yang tepat, dan diberi hadiah bila ia memperoleh Pengetahuan dan keterampilan akan diperoleh anak dengan
sesuatu yang luar biasa, ini adalah pekerjaan semua orang baik dan secara permanen menjadi bagian dari kehidupannya,

54 55
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

bila dirumuskan dalam tujuan pembelajaran secara tepat dan


membaca bagi Anda. Cara mudah, penuhi rumah Anda dengan
benar.
novel, koran, poster. Anda dapat meletakkan tatakan piring
makan anggota keluarga dengan tatakan
E. Suplemen
BEBAS BERPENDAPAT

7 CARA MENYEMANGATI ANAK BELAJAR Dukung anak Anda untuk dapat mengungkapkan
pendapatnya, bicarakan mengenai perasaannya dan beri
Bila ingin anak Anda jadi bintang kelas, jangan batasi
kesempatan kepadanya untuk memilih makanan penutup dan
wawasan belajarnya hanya sebatas dinding ruang kelasnya. biarkan memilih kegiatan yang diminatinya di luar sekolah.
Walaupun keterampilan belajarnya merupakan hal yang penting Minta pendapatnya mengenai keputusan keluarga dan perlihatkan
bagi pertumbuhan intelektual dan sosialnya, anak Anda kepadanya bahwa Anda menghargainya. Salah satu hal yang
memerlukan bantuan Anda untuk melihat dunia. Biasakan penting di sekolah adalah dengan ikut berpartisipasi pada
membaca Isi dunia anak Anda dengan membaca. Anda dapat kegiatan yang diadakan kelas atau sekolah. Di rumah berikan
menetapkan waktu membaca keluarga, atau membaca secara kesempatan kepadanya untuk mengungkapkan perasaannya
bergantian antara anak dan Anda. Sangat penting untuk atas apa yang dirasakannya tadi di sekolah. Cara ini merupakan
memperlihatkan kepada anak bahwa selain tugas sekolah ada cara yang baik untuk menumbuhkan rasa percaya diri.
hal-hal lain yang perlu diketahuinya. Perlihatkan kepadanya
betapa pentingnya membaca bagi Anda. Cara mudah, penuhi
SELALU ANTUSIAS
rumah Anda dengan novel, koran, poster. Anda dapat meletakan
tatakan piring makan anggota keluarga dengan tatakan yang Perlihatkan antusiasme Anda terhadap minat anak Anda
berisi kata-kata. dan berikan dukungan kepadanya dalam mengembangkan
Keterampilan belajarnya merupakan hal yang penting bagi topik yang disukainya. Bila dia senang dengan kuda, pilih
pertumbuhan intelektual dan sosialnya, anak Anda memerlukan cerita yang berhubungan dengan kuda, atau minta dia untuk
bantuan Anda untuk melihat dunia. Biasakan membaca Isi mencari lima hal tentang kuda di ensiklopedi. Sediakan permainan
dunia anak Anda dengan membaca. Anda dapat menetapkan dengan berbagai macam gaya belajar, mulai dari belajar men-
waktu membaca keluarga, atau membaca secara bergantian dengar dan melihat sampai dengan belajar memilih dan merangkai.
antara anak dan Anda. Sangat penting untuk memperlihatkan Kembangkan satu permainan, misalnya permainan blok. Dukung
kepada anak bahwa selain tugas sekolah ada hal-hal lain yang anak Anda untuk mengembangkan kreativitasnya serta keteram-
perlu diketahuinya. Perlihatkan kepadanya betapa pentingnya pilan dalam memecahkan masalah. Anak Anda memerlukan

56 57
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

banyak sekali waktu bermain yang tidak terlalu terjadwal. untuk belajar. Semakin besar seorang anak, semakin banyak
Oleh karena itu Anda perlu menyadari kegiatan yang terlalu tanggungjawabnya dan semakin banyak hal yang membuatnya
padat dapat membuat anak Anda stress dan mengganggu per- sedih. Oleh karena itu tanyakan padanya secara teratur untuk
kembangan minatnya untuk belajar. memastikan dia tidak merasa kelelahan dengan tugas yang
banyak.
PERBEDAAN MINAT
RAYAKAN PRESTASI
Tunjukan hal-hal yang baru Anda pelajari dengan antusias.
Bicarakan dengan anak tentang minat Anda berdua yang berbeda. Rayakan prestasi yang dicapainya, tidak perduli sekecil
Misalnya anak Anda berminat untuk melukis sementara Anda apapun. Misalnya bila anak Anda telah menyelesaikan pekerjaan
tertarik untuk belajar bahasa Mandarin. Cari guru privat, atau rumahnya, beri waktu kepadanya untuk bermain video game
Anda dapat mendaftarkan diri di tempat kursus. Orangtua selama satu jam. Dengan memberikan dukungan yang positif,
merupakan contoh yang paling penting dalam kehidupan seorang anak Anda jadi tidak malas belajar, dan sebaliknya justru akan
anak dan bila Anda memperlihatkan kepadanya bahwa belajar merasa tertantang. Bila seorang anak merasa dihargai bila
adalah pengalaman hidup yang tidak ada batasan umurnya dia telah berhasil menyelesaikan suatu tugas maka hal ini
anak Anda akan menangkap pesannya. Tanya pelajaran Tanyakan akan membuatnya bersemangat dan selanjutnya akan lebih
kepada anak Anda apa yang telah dipelajari di sekolah bukan mudah bagi Anda untuk memintanya belajar.
nilai yang diperolehnya. Walaupun dia tidak mendapatkan nilai
matematika sebaik teman sekelasnya, dia masih dapat memper- KEMBANGKAN BAKAT
baikinya dan tentu Anda tidak ingin mengecilkan hatinya. Minta
anak Anda untuk mengajarkan kepada Anda apa yang telah Pusatkan pada kelebihan yang dimilikinya yaitu dengan
dipelajarinya di sekolah dan dengan membiarkan dia meng- memberikan dukungan kepada anak Anda dalam mengem-
gunakan kata-kata dan caranya maka akan membantunya untuk bangkan bakatnya. Walaupun anak Anda tidak menguasai
dapat menguasai apa yang telah dipelajarinya tadi di sekolah. matematika, kemungkinan dia dapat menulis puisi indah. Agar
anak Anda bersemangat belajar dan mengerjakan tugas mate-
TIDAK KELELAHAN matika, selingi waktu belajarnya untuk membuat puisi. Bila
anak Anda menyadari bahwa dia berbakat disalah satu bidang,
Minta anak untuk selalu mengumpulkan ulangan, tes
dia akan cukup merasa percaya diri untuk mencoba bidang-
apapun tugas sekolahnya. Lakukan bersama-sama sehingga
bidang lainnya.
dia akan menyadari bahwa Anda memberikan perhatian terhadap
kemajuannya di sekolah, bila cara Anda seperti mengintimidasi
maka yang dirasakannya adalah kekhawatiran bukan keinginan

58 59
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

KEMBANGKAN DUNIA

Manfaatkan kejadian sehari-hari sebagai kesempatan untuk


belajar. Belajar terbentuk dari yang Anda tahu dan menghubung-
kannya dengan fakta-fakta. Dukung anak Anda untuk mengem-
bangkan dunia di sekitarnya, ajukan pertanyaan-pertanyaan
BAB IV
dan rangkaikan.
TEORI TEORI BELAJAR
WWW.PITOYO.COM HOME IMPROVEMENT Kamis,26 Feb 2009
By Aldo Desatura
Friday, 31-August-2007, 03:57:11
Aldo Desatura - sumber : milis balita-anda

A. Pengantar Teori Teori Belajar


F. Tugas Tugas
Secara garis besar teori belajar dapat dikelompokkan menjadi
1. Uraikanlah beberapa konsep tentang pembelajaran; dua bagian. Pembagian ini didasarkan atas pandangan belajar
- Belajar dalam mengenal manusia yakni:
- Mengajar 1. Pandangan yang menyatakan bahwa manusia adalah
- Belajar-mengajar organisme yang pasif, yang dikuasai oleh stimulus yang
- Pembelajaran terdapat dalam lingkungan.
- Pelatihan
Menurut pandangan ini manusia dapat dimanipulasi, tingkah
- Pengembangan
lakunya dapat dikontrol. Caranya adalah dengan mengontrol
- Pendidikan
stimulus-stimulus yang ada dalam lingkungannya. Hukum-
- Pembimbingan
hukum yang berlaku bagi alam pada umumnya berlaku bagi
- Pembinaan
manusia. Pandangan seperti ini dikenal dengan Behavioristik,
- Penyuluhan dengan ciri cirinya:
2. Identifikasilah berbagai faktor yang mempengaruhi belajar a. Mementingkan pengaruh lingkungan
pada anak usia sekolah, kemudian buat daftar intensitas
b. Mementingkan bagian bagian
secara kuantitatif dari faktor-faktor tersebut.
c. Mementingkan peranan reaksi

60 61
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

d. Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar 6. Mementingkan pembentukan struktur kognitif


e. Mementingkan sebab sebab diwaktu yang lain 7. Dalam pemecahan problemanya ciri khasnya intringht
f. Mementingkan pembentukan kebiasaan Teori yang termasuk dalam kelompok teori Kognitif
g. Dalam pemecahan masalah, ciri khasnya trial and error adalah:
Teori teori yang termasuk Behacioristik adalah: 1. Teori Gestalt (Kohler)
1. Konneksionsime (Thorndike) 2. Teori Medan (Kurt Lewin)
2. Classical Conditioning (Ivan Pavlov) 3. Teori Organistik (Whuler)
3. Systematic Behavior Theory (Hull) 4. Teori Sign Gestalt
4. Descriptive Behaviorisme (Operant Conditioning) (BF. 5. Teori Humanistik (A. Maslow)
Skinner). Dari hasil percobaan Thorndike, maka kita mengenal
3 hukum pokok yaitu:
2. Pandangan kedua menganggap manusia adalah bebas untuk
1. Hukum Kesiapan (Law of readiness)
membuat semua kegiatan.
2. Hukum Latihan (Law of exercise)
a. Teori Kognitif 3. Hukum Akibat (Law of effect)
Pada hakekatnya manusia bebas untuk membuat pilihan Selain ketiga hukum pokok di atas Thorndike mengemu-
dalam setiap situasi, titik paut kebebasan adalah kesadaran. kakan adanya 5 hukum tambahan, yaitu:
Tingkah laku manusia adalah ekspresi yang dapat diamati
1. Law of multiple respnse; individu mencoba berbagai
dan akibat dari pada dunia eksistensi internal yang pada
respons sebelum mendapat respons yang tepat (trial
hakekatnya bersifat pribadi.
and error).
Pandangan ini melahirkan teori kognitif yaitu mem-
2. Law of attitude; proses belajar dapat berlangsung
pelajari manusia, tingkah laku dan kesadaran dirinya.
bila ada kesiapan mental yang positif pada siswa.
Ciri ciri teori Kognitif adalah:
3. Law of partial activity; individu dapat bereaksi secara
1. Mementingkan apa yang ada pada pelajaran selektif terhadap kemungkinan kemungkinan yang
2. Mementingkan keseluruhan ada dalam situasi tertentu individu dapat memilih
3. Mementingkan peranan fungsi kognitif hal hal yang kecil.
4. Mementingkan keseimbangan dalam diri si pelajar 4. Law of response by analogy; individu cenderung mem-
5. Mementingkan kondisi yang ada pada waktu itu punyai reaksi yang sama terhadap situasi baru, atau

62 63
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

dengan kata lain individu bereaksi terhadap situasi dapat menjelaskan tentang bentuk belajar yang sifatnya kompleks
yang baru sebagaimana dia bereaksi terhadap situasi yang membutuhkan pemecahan masalah.
yang mirip dengan situasi yang dihadapinya waktu Teori ini menerangkan pada percobaan proses belajar,
yang lalu. Jadi respon respon selalu dapat diterangkan yang bersifat kognitif dengan mempertimbangkan persepsi
dengan apa yang telah dikenalnya. ingatan, berfikir dan sebagainya.
5. Law of associative; sikap respons yang telah dimiliki Teori ini dikemukakan oleh Wofang Kohlerr. Percobaan
individu dapat melekat pada stimulus baru (proses dilakukan pada seekor Simpanse yang diberi nama dengan
conditioning). Sultan. Dalam prakteknya kegiatan yang dilakukan Simpanse
b. Teori Konditioning dimasukkan ke dalam kandang, di atas kandang digantungkan
Pelopor teori ini adalah Ivan P. Pavlov (Rusia), seorang makanan dan di dalam kandang itulah dicatat beberapa gejala
ahli psikologi. Dalam eksperimennya Pavlov menggunakan yang dapat dikaitkan dengan dunia pendidikan.
seekor anjing yang dioperasikan air ludahnya dan dirancang Menurut teori ini belajar bukan hanya pembentukan
sedemikian rupa sehingga air ludah yang keluar dapat hubungan stimulus respons, tetapi lebih dari itu, belajar merupa-
diukur. kan aktivitas yang kompleks timbul dari berbagai aktivitas
Teori kondisioning menunjukkan bahwa tingkah laku yang merupakan jawaban terhadap situasi secara keseluruhan.
tertentu dapat dibentuk melalui proses condisioning. Anak Insting lebih mudah dicapai bila elemen elemen esensial bagi
dapat kita jadikan takut pada kucing, dan sebaliknya dapat pemecahan masalah diatur, sehingga mudah dipesepsikan.
pula kita buat menjadi sayang pada tikus. Sekali masalah dapat dipecahkan, pemecahan ini dapat diulang
lagi dengan segera dan diterapkan pada situasi baru yang
Menurut kondisioning belajar adalah pembentukan
lain.
kebiasaan kebiasaan dengan mengasosiasikan stimulus dengan
stimulus yang lebih kuat pada waktu yang bersamaan.
Dalam kehidupan sehari hari manusia banyak belajar melalui B. Tiga Teori Belajar
cara condisioning dan re-condisioning.

1. Teori Operan Conditioning


1. Teori Gestalt Dalam sejarah ilmu pengetahuan telah terjadi dua kutub
Teori teori belajar yang dibicarakan di atas mendasari yang sangat berbeda untuk memahami hakikat realitas, hakikat
percobaannya pada pendekatan stimulus respon dan tidak buah pikiran manusia hal ini terdapat pada pikiran Plato beraliran

64 65
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

filsafat idealisme dan Aritoteles beraliran Ralisme. Masing tahun 1931. Gelar profesor psikologi diraihnya pada tahun
masing aliran tersebut mempunyai asumsi, epistimologi sampai 1948 dari almamater. Snelbecker (1974:86) mencatat; ..even
pada pengembangan individu yang berbeda satu dengan lainnya. at this early stage he seemed intesrested in the behavior of animals
Dari filsafat timbullah ilmu pengetahuan, dalam ilmu juga and men and was curiousas to why they act as they do. But he
diketahui terdapat dasar dasar yang berbeda antara rasionalisme also had interest in art, music, and writing. Artinya kebiasaan
yang lebih mengandalkan pemikiran deduktif sebagai metodologi memperhatikan binatang, dan kecintaan terhadap seni, musik
kebenaran (idealisme) dengan empirisme yang mengandalkan dan menulis ini menjadi bakal dalam pengembangan kariernya
pemikiran induktif sebagai metodologi kebenaran (realisme). di kemudian hari.

Para tokoh psikologi didalamnya termasuk psikologi Beberapa jabatan yang pernah disandangnya adalah pada
pendidikan mau tidak mau terpengaruh dengan dasar dasar Research Fellowship of the National Research Counci, Junior
pembentukan ilmu pengetahuan di atas, seperti J.B Watson fellowship Harvard Society of Felowws, dan Guggenheim
dikenal dengan tokoh psikologi yang lebih condong dengan Followship, kemudian tahun 1942-1943 beliau mengabdikan
pemikiran empirisme. Namun ketika sampai pada pemahaman diri sebagai direktur satu proyek penelitian masa perang.
terhadap model model psikologi mengenai realitas yang berkaitan BF. Skinner memandang bahwa; belajar adalah perubahan
belajar tercatata ada tiga model yang berbeda yakni pandangan dalam perilaku yang dapat diamati dalam kondisi yang dikontrol
Behavioristik didalamnya termasuk Kondisioning operan diwakili secara baik. Ada tiga syarat terjadinya interaksi antara organisme
oleh BF. Skinner sementara Model instruksional didalamnya dan lingkungannya; ketiga syarat tersebut adalah: (1) saat
terdapat tokoh Kondisi belajar oleh Rober M. Gagne. (Gredler, respon terjadi, (2) respon itu sendiri, (3) konsekuensi penguatan
1994:106). respon. (Sudjana,1991:86).
Kita ingin mencoba lebih jauh mengetahui apa hakikat Rumus belajar menurut BF. Skinner adalah:
yang menjadi dasar bagi kedua tokoh ini dalam memandang
realitas, hakikat belajar, sampai pada beberapa implikasinya B = f (S)
dalam kegiatan pembelajaran yang terjadi saat ini.
Keterangan:
B = Behavior
Kondisioning Operan dari BF. Skiner F = Fungsi
S = Stimulus
BF. Skinner nama lengkapnya adalah Burrhus Frederic
Skinner psikolog Amerika lahir tahun 1904. Beliau mendapat Ada enam asumsi yang membentuk landasan untuk
pendidikan di Hamilton College dan Harvard University pada kondisioning operan. Asumsi tersebut adalah: (1) belajar itu

66 67
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

adalah tingkah laku, (2) perubahan tingkah laku (belajar) apabila stimulus dapat ditetapkan dan dikembangkan secara
secara fungsional berkaitan dengan adanya perubahan dalam tepat maka respon yang akan diperoleh akan sesuai dengan
kejadian kejadian di lingkungan kondisi kondisi lingkungan, yang diinginkan. Dua hal penting dalam pemilihan ini yakni
(3) hubungan yang berhukum antara tingkah laku dan lingkungan generalisasi dan diskriminasi. Generalisasi adalah kecen-
hanya dapat ditentukan kalau sifat sifat tingkah laku dan kondisi derungan organism (manusia) untuk memberikan respons
eksperimennya didefinisikan menurut fisiknya dan diobservasi tidak saja terhadap stimulus khusus yang dilatih, tetapi
di bawah kondisi kondisi yang dikontrol secara seksama, (4) juga terhadap stimulis lain yang berhubungan. (Djiwandono,
data dari studi eksperiemntal tingkah laku merupakan satu 2002:134). Sementara itu diskriminasi adalah belajar mem-
satunya sumber informasi yang dapat diterima tentang penyebab berikan respons terhadap suatu stimulus dan tidak mem-
terjadinya tingkah laku, (5) tingkah laku organisme secara berikan respons terhadap stimulus lain, walaupun stimulus
individu merupakan sumber data yang cocok, dan (6) dinamika itu berhubungan dengan stimulus pertama. (Djiwandono,
interaki organisme dengan lingkungan itu sama untuk semua 2002:136).
jenis makhluk hidup. (Gredler,1994:122). b. Memberikan penguatan, bila belajar di kelas maka pemberian
Untuk itu maka dijelaskan dalam hal ini bahwa semua ini dapat berbentuk pemberian nilai, ijazah, wisudah dan
kita pada umumnya akan dapat melakukan sesuatu dalam lain sebagainya. Penguat alami, yakni memberikan penguatan
belajar bila mendapat ganjaran atau hadiah (reward). Maka secara alamiah kepada kegiatan pembelajaran, contoh (1)
reward ini menjadi penting dalam kegiatan belajar agar terulang menemukan kata yang tepat untuk memberikan sesuatu,
atau mengulang ulang kegiatan yang sama. istilah reward (2) mengatasi kebingunan sementar,a dan (3) kesempatan
ini, Skinner lebih memilih istilah reinforcement daripada reward melangkah maju ke tahap berikutnya dari suatu kegiatan.
karena reward diinterpretasikan sebagai tingkah laku subjektif Penguatakalan, adalah pemberian penguatan diluar yang
yang dihubungkan dengan kesenangan, sedangkan reinforcement alami seperti pemberian medali, pemberian waktu istirahat
adalah istilah yang netral. (Djiwandono,2002:131). ketika ditengah tengah waktu belajar dan lain sebagainya.
c. Waktu pemberian penguatan, pada waktu anak memiliki
Komponen pembelajaran keberhasilan tidak selamanya harus segera diberi pujian
atau penguatan, namun yang paling tepat adalah ketika
Dalam merancang pembelajaran maka komponen utama
ia mendapatkan masalah, maka pemberian bantuan
yang harus diperhatikan untuk mengembangkan konsep operant
merupakan proses penguatan yang sangat berkesan.
conditioning adalah sebagai berikut:
d. Prosedur pembentukan tingkah laku meliputi langkah langkah
a. Memilih stimulus, pemilihan ini sangat penting karena
sebagai berikut: (1) Mengidentifikasi tingkah laku yang

68 69
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

sesuai ataupun yang tidak sesuai yang dapat diukur, (2) Tabel 1
Menggambarkan penguat yang bekerja secara alamiah dalam Ikhtisar Teori Belajar BF. Skinner
situasi yang dapat diamati, (3) Dipertanyakan kembali apakah
bentuk tingkah laku baru harus diciptakan atau dibutuhkan Unsur Dasar Definisi
penguat dari luar sebagian-tambahan terhadap penguat Asumsi Perubahan tingkah laku ialah fungsi
alamiah, (4) Mengidentifikasi penguat dari luar\disamping dari kondisi lingkungan dan
peristiwa
yang alamiah yang mungkin diperlukan dan benar benar
berguna, (5) Perbaikan tingkah laku dicobakan melalui Belajar Perubahan tingkahlaku ditunjukkan
kombinasi penguat untuk merubah tingkah laku sehingga oleh meningkatnya keseringan
respon
hanya tingkah laku yang diinginkan yang diperbuat, (6)
Pergunakan simulasi diskriminatif secara maksimum untuk Hasil belajar Respon yang baru (tingkah laku)
mengisyaratkan organisme agar membuat berbagai respons Komponen belajar (SD)-(R)-(Sreinf)
yang sesuai. (Sudjana,1991:92)
Perancangan Merancang urutan stimulus respon
pembelajaran untuk penguatan untuk mengembangkan
Untuk lebih jelasnya dalam melihat pemikiran tentang belajar yang kompleks himpunan respons kompleks
pembelajar dari FB. Skinner ini dapat dilihat seperti tabel
Isi pokok dalam Pemindahan kendali stimulus,
berikut: merancang waktu penguatan; menghindarkan
pembelajaran hukuman.

Sumber dikutip dari Grelder (1994:172)

Implikasi langsung yang dapat dipetik dari pemikiran


BF.Skinner khususnya untuk menata pembelajaran ada empat
hal yang dapat dilakukan yakni: (1) tiap tiap langkah di dalam
proses belajar perlu dibuat pendek pendek, berdasarkan tingkah
laku yang telah pernah dipelajari sebelumnya, (2) pada permulaan
belajar perlu ada penguatan atau imbalan, serta perlu ada
pengontrolan secara hati hati terhadap pemberian penguatan,
baik yang bersifat kontiniu maupun yang tidak, (3) penguatan
harus diberikan secepat mungkin begitu terlihat adanya respons

70 71
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

yang benar, (4) individu yang belajar perlu diberi kesempatan stimulus. Dengan respon yang terjadi dalam diri
untuk mengadakan generalisasi dan diskriminasi stimuli yang seseorang yang tidak dapat kita amati, yang bertalian
diterima karena hal ini akan memperbesar kemungkinan adanya dengan sistem syaraf dimana terjadi transformasi
keberhasilan. (Soekamto, Winataputra, 1997:17) perangsang yang diterima melalui alat indra.

Gagne menetapkan bahwa asas belajar pada seseorang


2. Conditioning of Learning Robert M.Gagne
adalah kupasan terhadap berbagai performance sampai pada
Nama Robert M. Gagne dalam dunia psikologi pendidikan keterampilan yang kompleks. Untuk itu dalam asumsinya batasan
dan pembelajaan sudah tidak asing lagi. Banyak pemikiran belajar merupakan faktor yang luas yang dibentuk oleh pertum-
beliau memberikan petunjuk dan panduan bagi para pemikir, buhan perkembangan tingkah laku itu merupakan hasil dari
perancang, pengelola dan pelaksana pembelajaran baik di luar efek komulatif dari belajar. (Gredler,1994:183). Model komulatif
kelas dan di dalam kelas. ini merupakan karya penting dari Gagne. Dimana model komulatif
Kegiatan belajar adalah merupakan interaksi antara individu memberikan beberapa keterampilan yang mempunyai susunan
dengan lingkungan, maka individu akan memiliki kontak dengan rapi berurutan yang memberikan pengetahuan konkrit tentang
lingkungan secara sempurna apabila lingkungan dijadikan wadah, volume, luas, panjang, lebar, tinggi, dan zat cair. Performasi
ransangan dan ini yang disebut dengan stimulus. Jadi stimulus pada prasyarat prasyarat ini memungkinkan anak belajar kaidah
yang dikembangkan untuk menjadi situasi dalam sebuah kegiatan yang kompleks, atau tugas konservasi. (Gredler,1994:184).
pembelajaran akan sangat besar perannya untuk menentukan Tentang model kompulatif ini dapat dilihat pada gambar
respon apa yang akan dikehendaki pada peserta didik. Dari berikut:
beberapa penelitian yang dilakukan, maka sampai pada akhirnya
Gagne mencoba memberikan satu batasan dengan rumus belajar.
Rumus belajar menurut Robert M Gagne adalah:

S ------ R

Keterangan:
S = situasi yang memberi stimulus
R = respon atau stimulus
--- = garis yang menghubungkan adalah hubungan antara

72 73
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

A. Conplex Rules berikutnya untuk edisi keempat Gagne mencoba memberikan


type belajar kedalam lima golongan besar yakni; (1) intellectual
skill; disriminations, concepts, rules, problem solving, (2) cognitive
Simple Rules strategies, (3) verbal information, (4) motor skills, dan (5) attitudes.
(Richey, 2000:158).

Concepts Dari sinilah kemudian Gagne mencoba mengembangkan


satu model pembelajaran yang disebut dengan “Analisis Tugas
Belajar” (learning task analysis). Sementara itu pula Dari
Multiple Discriminations pengembangan type belajar di atas, kemudian Gagne mencoba
merumuskan beberapa hasil belajar yang nantinya akan dapat
menentukan bentuk kegiatan apa yang harus dilakukan. Lima
Chains Motor and Verbal domain hasil belajar yang pernah dirumuskannya adalah sebagai
berikut:

S-R Connections 1. Keterampilan motorik, merupakan kateregori yang baik


untuk memulai, karena pada umumnya mudah dikenal
Gambar 3 untuk dibedakan. Kemampuan kemampuan ini ditunjukkan
General Sequence for Comulatife Learning dikutip dari: oleh kinerja motorik yang teratur, seperti mengikat tali
The Legacy of Robret M.Gagne, Richey(2000:45) sepatu, mencetak huruf huruf, mengucapkan bunyi huruf,
menggunakan alat alat dan peralatan/instrumen
Sementara itu dalam membedakan tipe tipe belajar Robert 2. Informasi verbal, adalah kategori kedua yang merupakan
M.Gagne mencoba mengembangkan satu pemikiran dimana kategori paling penting di sekolah, fakta fakta, prinsip prinsip,
masing masing type belajar berbeda satu dengan lainnya. Sedikit- dan generalisasi yang mengatur porsi besar dari setiap
nya beliau membedakan belajar dalam 8 type yakni: (1) Signal kurikulum bagi kebanyakan bidang
learning (belajar isyarat), (2) Stimulus-respon learning (belajar
3. Kemampuan inelektual, ini adalah kategori penting karena
stimulus-respons), (3) Chaining (rantai atau rangkaian), (4)
merupakan perbedaan konsep konsep dan peraturan per-
Verbal association (asosiasi verbal), (5) Discrimination learning
aturan yang menata kemampuan dasar dan dasar kurikulum
(belajar diskriminasi), (6) Concept learning (belajar konsep),
dan semua elaborasi yang tejadi sepanjang kemajuan bidang
(7) Rule learning (belajar aturan), dan (8) Problem soving (meme-
cahkan masaslah). (Nasution,1988:136). Dalam perkembangan 4. Strategi kognitif, pada dasarnya hal ini juga termasuk skill,

74 75
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

yang secara nyata berbeda dengan pengetahuan verbal. Tabel 2


Mereka secara mendalam menata kemampuan yang mengatur Ikhtisar Teori Pembelajaran Gagne
tingkah laku individu dalam pengetahuan, ingatan dan
pikiran. Unsur pokok Definisi
5. Sikap bidang ini tidak dipelajari dengan praktek, satu cara Asumsi Dalam batas batas parameter yang
yang paling efektif untuk merubah sikap adalah dilakukan ditetapkan pertumbuhan,
oleh orang tersebut dan mempratekkannya kepada orang perkembangan individu merupakan
lain. Persyaratan yang jelas bagi keterlibatan seseorang hasil dari akibat komulatif dari
belajar. Belajar itu luas sifatnya,
di dalam proses pembentukan sikap membuat jenis penge- lebih dari proses tunggal, dan proses
tahuan ini memiliki bentuk tersendiri dan berbeda respeknya ini tidak bisa dikurangkan atau
dari bentuk bentuk lainnya. dimanpatkan menjadi satu

Masih banyak lagi pemikiran pemikiran yang dapat digali Belajar Fase pengolahan informasi yang
ditunjang oleh rangsangan dari
dari karya Gagne ini, dimana beliau banyak merumuskan dari
lingkungan yang dijalankan untuk
asumsi dasar bagiamana orang belajar, sampai pada proses jenis jenis belajar yang berbeda
kegiatan belajar yang sangat rigit. Ini membentukan bahwa
model pembelajaran yang dikembangkan oleh Gagne memiliki Hasil belajar Kapabilitas internal yang
orisinalitas yang diakui oleh kalangan pendidikan pada khususnya dicerminkan dalam unjuk perbuatan
tertentu untuk setiap jenis belajar
dan ilmu pengetahuan pada umumnya. Untuk lebih menyeder-
hanakan pemahaman tentang karya Gagne berikut ini adalah Komponen belajar Lima ragam belajar; informasi
ikhtisar dari teori pembelajaran yang dapat dilihat pada tabel berbal, keterampilan intelek, siasat
berikut: kognitif, sikap, dan keterampilan
gerak (motorik)
Kondisi internal belajar; keteram-
pilan prasyarat dan sembilan fase
pengolah iformasi
Kondisi eksternal belajar; acara
pembelajaran

76 77
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

8. Mengusahakan transfer dengan memberikan contoh contoh


Merancang Menyajikan antara pembelajaran
pembelajaran untuk urutan urutan ketermapilan tambahan untuk menggeneralisasikan apa yang telah
untuk belajar yang yang ada dalam proses dan hirarki dipelajari sehingga dapat menggunakannya ditempat lain
kompleks belajar 9. Memantapkan apa yang dipelajari dengan memberikan
Isu pokok dalam Mengenai kapabilitas yang akan di- latihan latihan untuk menerapkan apa yang telah dipelajari
merancang pelajari analisa tugas terhadap itu.
pembelajaran tujuan; lain acara pembelajaran yang
cocok. Setiap seorang mendapat satu stimulus maka ia akan
melakukan respon, apabila stimulus dapat di manipulasi atau
Sumber: dikutip dari (Gredler 1994:231) ditata sedemikian rupa maka akan mengakibatkan respon yang
diinginkan dari manipulasi tersebut. Apabila respon itu benar
seperti yang diinginkan kemudian diberi penguatan maka hasilnya
Apa yang dapat dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran
akan menggembirakan kemudian akan diulanginya kembali
dari pemikiran Gagne ini, tentu banyak sekali, namun dalam
ini disebut dengan reinforcement.
hal ini penulis mencoba memberikan beberapa bagian penting
yang dapat diperhatikan dalam hal mengembangkan pem- BF.Skinner memandang ini murni kegiatan behavioristik
belajaran yakni sebagai berikut: sementara itu RM.Gagne teori belajar yang disusunnya merupakan
perpaduan yang seimbang antara behaviorisme dan kognitivisme,
1. Membangkitkan dan memelihara perhatian
yang berpangkal pada teori proses informasi. (Soekamto dan
2. Menjelaskan kepada murid hasil apa yang diharapkan
Winataputra, 1987:30)
daripadanya setelah belajar
3. Merangsang murid untuk mengingat kembali konsep, aturan, Dalam peta sejarah psikologi BF. Skinner adalah termasuk
dan keterampilan untuk prasyarat belajar berikutnya dalam kelompok berfikir tentang ilmu perilaku manusia harus
4. Menyajikan stimuli yang berkenaan dengan bahan belajar didasarkan pada empirisme. Sehingga ia dianggap penerus
dari tokoh psikologi sebelumnya seperti JB.Watson, maupun
5. Memberikan bimbingan kepada murid dalam proses belajar
Ivan Pavlov, sementara itu dalam Learning Theories for Teachers
6. Memberikan feedbeck atau balikan dengan membertahukan
karya Moris BF.Skinner ditempatkan dalam kelompok K.W.
kepada murid apakah hasil belajarnya benar atau tidak
Spence, R.M. Gagne, dan A. Bandura yang mana mereka sama
7. Menilai hasil belajar dengan memberikan kesempatan kepada
sama mengembangkan pemikiran Klark. L Hull semuanya
murid untuk mengetahui apakah ia telah benar benar
berfikiran bahwa belajar adalah berdasarkan teori S-R. Paling
menguasai bahan pelajaran dengan cara memberi soal
tidak pengelompokan ini merupakan satu peta pemikiran yang

78 79
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

membantu kita untuk menelusuri lebih jauh bagaimana teori faktor yang mempengaruhi belajar sehingga dapat mencapai
pembelajaran pada masa lalu. hasil yang diinginkan.
Bernad Weiner seorang tokoh teori teori psikologi pendidikan
BF. Skinner dan Robert M. Gagne telah mewariskan satu mencoba menggali pemikiran di atas, menurut beliau bahwa,
teori pembelajaran yang membenarkan bahwa lingkungan apabila siswa telah mendapat informasi tentang apa yang telah
atau stimulus adalah bagian penting untuk menentukan tingkah dilakukannya (informasi umpanbalik), maka hal itu akan
laku apa yang akan diminta dalam kegiatan pembelajaran. mempengaruhi kegiatan belajar berikutnya. Informasi umpan
Model pembelajaran yang dikembangkan oleh keduanya telah balik dapat menjadi nilai positif bila siswa menganggapnya
membuktikan bahwa belajar adalah sebuah proses atau interaksi itu adalah pemacu prestasi berikutnya, tetapi bukan tidak mungkin
dengan lingkungan. justru menjadi negatif bila siswa menganggap ini adalah nasib
yang tidak mungkin dirubah. Nah, bagaimana seorang guru
Salah satu kata kunci yang harus dicatat dari diskusi ini
atau perancang pembelajaran memahami hal ini, dengan tujuan
adalah bahwa lingkungan mempunyai peran penting dalam
agar siswa tetap mencapai hasil belajar yang optimal. Sebagian
kegiatan pembelajaran. Kini bagaimana seorang perancang
dari teori Atribusi yang dikembangkan Weiner akan memberikan
pembelajaran menata, mengembangkan situasi serta mengontrol
bimbingan untuk membahas persoalan tersebut.
lingkungan agar dapat menjadi bagian penting dari proses
pertumbuhan dan perkembang anak baik di kelas maupun di Pengertian dasar dari Atribusi berasal dari kata “Attribute”
luar kelas? Inilah tugas para ahli pendidikan untuk menyesuai- yang artinya(sifat, ciri, tanda) yakni sifat karaktaristik yang
kannya dengan masa kini dan yang akan datang, dan kita fundamental atau pokok dari sesuatu atau seseorang. (Chaplin,
termasuk didalamnya. 1989:44). Teori atribusi untuk mengembangkan penjelasan
dari cara cara kita menilai orang orang secara berlainan.
Bergantung pada makna apa yang kita hubungkan kesuatu
3. Teori Atribusi Bernard Weiner perilaku tertentu. Pada dasarnya teori itu menyarankan bahwa
Siswa belajar dan hasilnya mendapat prestasi begitulah bila kita mengamati perilaku seorang individu, kita berusaha
idealnya. Prestasi dihasilkan oleh satu cara belajar yang baik, menentukan apakah perilaku itu ditimbukan secara internal
didukung oleh berbagai faktor, baik faktor internal, faktor ataukah eksternal. Tetapi penentuan tersebut sebagian besar
eksternal dan banyak lagi faktor lain yang turut serta mem- bergantung pada tiga faktor (1) kekhususan ketersendirian
pengaruhi prestasi belajar siswa. Dasar fikir ini menjelaskan (distinctiveness), (2) konsensus, dan (3) konsistensi. (Robin,
kepada kita bahwa prestasi belajar siswa sangat tergantung 1996:127). Artinya adalah seseorang akan melakukan sesuatu
bagaimana kita mengelola, menata dan mengembangkan faktor- pertama didasarkan atas keadaan secara spesifik yang ada

80 81
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

pada dirinya sendiri tanpa campurtangan pihak lain. Berikutnya, busikan kegagalan pada kurangnya kemampuan alih alih pada
seseorang akan melakukan sesuatu karena memang merupakan kurangnya usaha. Dan kegagalan cenderung makin lama makin
konsensus atau kesepakatan bersama, disini ada hukum atau buruk. (Gredler,1994:465).
norma juga peraturan-peraturan, dan terakhir seseorang Teori Atribusi mencoba untuk mengerti mengapa seseorang
melakukan sesuatu karena ia patuh pada pendiriannya atau itu memberi alasan alasan sebagai keputusan pribadi tentang
konsisten dengan apa yang diyakini selama ini. keberhasilan dan kegagalan yang ia peroleh. Menurut tokohnya
Di sisi lain seseorang mempunyai perilaku dipengaruhi Weiner bahwa sukses dan gagal itu ada tiga ciri yakni; pertama
oleh faktor internal dan eksternal. Perilaku yang disebabkan disebabkan dari faktor internal dan eksternal. Kedua, stabil
oleh faktor internal adalah perilaku yang diyakini berada di atau tidak stabil, dan ketiga diterima sebagai kontrol atau
bawah kendali peribadi dari individu itu. Perilaku yang disebabkan tidak. (Djiwandono,2002:334).
oleh faktor eksternal dilihat sebagai hasil dari sebab sebab Dalam teori Atribusi ini ada empat penjelasan untuk sukses
luar; yaitu, orang itu dilihat sebagai terpaksa berperilaku itu dan gagal dalam mencapai prestasi yaitu: (1) kemampuan,
oleh situasi. (Robin, 1996:127). (2) usaha, (3) tugas yang sulit, dan (4) keberuntungan atau
Perilaku seseorang atau perbuatan yang dilakukan akan nasib. Dapat dijelaskan disini bahwa kemampuan itu tidak
memperoleh hasil, dalam hal ini seperti halnya dengan siswa sama dengan usaha, dalam hal ini kemampuan berhubungan
yang melakukan sesuatu seperti belajar akan menghasilkan dengan stabil, artinya kemampuan siswa dalam belajar akan
prestasi. Harus diakui bahwa ada siswa yang rajin belajar tapi stabil selamanya, dan tidak dapat berubah ubah. Sementara
ada juga siswa yang malas belajar, ini fenomena yang tidak itu usaha dapat berubah artinya siswa akan mengalami kadang
dapat dihindari dalam kegiatan pendidikan. Rajin dan malas kala berusaha sekuat tenaga, kadang kala tidak berusaha sama
untuk belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya sekali. Kaitannya dengan tugas yang sulit, maka tugas ini
adalah akibat dari umpan balik yang diberikan oleh guru pada akan berhasil dilakukan bila berusaha dengan keras, dengan
siswa. cara itu maka ia akan memperoleh satu kemampuan yang
stabil. Sementara itu pula keberuntungan atau nasib adalah
Ada siswa yang menganggap ia harus rajin ada juga yang
tidak stabil artinya tidak dapat diramalkan.
terus bermalas malasan itu disebut dengan “keputusan pribadi”.
Tentang keputusan peribadi ini menjadi penting, dimana siswa Dalam konsep teori Atribusi terdapat tiga istlah penting
biasanya menunjukkan gejala dalam tiga hal yakni; (1) yakni sebagai berikut:
kecenderungan menyerah kalau akan gagal, (2) mengelak  Locus of Control. Locus artinya location, atau satu tempat
dari tanggung jawab pribadi sebagai penyebab kegagalan, dan pada suatu organ atau ada di permukaan tubuh. (Chaplin,
(3) kalau tanggung jawab diakui, kecenderungan mengatri- 1989:280).

82 83
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

 Internal locus of control artinya adalah apabila seseorang Tabel 3


yang merasa bahwa keberhasilannya atau kegagalannya Atribusi untuk Kesuksesan dan Kegagalan
adalah disebabkan oleh kemampuan pribadinya sendiri,
seperti ia percaya bahwa ia dapat menjawab ujian dan Teori Atribusi menggambarkan dan menyarankan implikasi
dari penjelasan orang orang akan kesuksesan dan
berhasil memperoleh nilai yang tinggi, atau ia gagal sama
kegagalan mereka
sekali.
Locus of Stabil
 Eksternal locus of control artinya adalah apabila seseorang
control Stabil Tidak stabil
yang merasa bahwa keberhasilannya atau kegagalannya
Internal Kemampuan Usaha
adalah diebabkan oleh faktor luar apakah itu karena nasib,
keberuntungan, atau karena orang lain disekelilingnya. Sukses “Saya pandai” “Saya berusaha keras”
Gagal “Saya bodoh” “Saya tidak berusaha”
Locus of control itu sendiri tidak seragam secara totalitas
Eksternal Tugas yang sulit Keberuntungan (nasib)
tetap tetapi dapat berbeda beda dalam kehidupan siswa, sebagai
contoh seorang siswa dapat saja internal locus of controlnya Sukses “Tugas itu mudah” “Saya beruntung”(nasib)
tinggi dalam bidang akedemik, tetapi eksternal locus of controlnya Gagal “Tugas itu sangat “Saya tidak beruntung”
rendah dalam bidang olahraga. Dalam teori Atribusi ini untuk sulit” (Nasib saya sedang sial)
kesuksesan dan kegagalan dapat dilihat pada tabel berikut: Diadapatasi dari Weiner B,1974 dalam (Dijandono, 2002:337).

Dari tabel di atas, dapat dijelaskan locus of control siswa


ada empat hal penting yang terjadi yakni sebagai berikut:
1. Locus of control internal dan stabil pada hal dimana siswa
mengalami kesuksesan maka dia mengangap dirinya dengan
tingkat kemampuan “saya pandai” itu akan tetap salamanya
sebagai sebuah keputusan pribadi, ini harus dihargai dan
diterima oleh guru. Sementara pada hal dimana siswa
mengalami kegagalan ia menyatakan dirinya dengan
kemampuan “saya bodoh” itupun akan tetap permanen
dan menjadi keputusannya secara independen (tidak
tergantung orang lain), ini harus diterima.

84 85
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

2. Locus of control internal dan tidak stabil pada hal dimana nasib saya sial”, siswa inilah yang perlu mendapat perhatian
siswa yang mengalami kesuksesan, maka ia memiliki usaha serius, dimana guru harus menegaskan bukan nasib yang
“saya berusaha keras”, ini tidak stabil, maka guru harus menentukan segala galanya, akan tetapi kita juga dapat
memberi bimbingan, arahan, atau pembinaan agar ia terus merubah nasib bila mau berusaha, kongkritnya bahwa “nasib
tetap berusaha keras. Sementara pada hal dimana ia meng- dapat dirubah”.
alami kegagalan, usaha yang dilakukannya seperti tidak
ada, yakni “saya tidak berusaha”, keputusan yang tidak Bagaimana proses Atribusi dilakukan di dalam kelas, dan
stabil ini harus segera diketahui oleh guru, dan dari sinilah bagaimanapula peran guru untuk mengatasi keadaan siswa,
guru memberikan jalan keluar bagi siswa. Siswa segera hal ini digambarkan dalam model hubungan afektif seperti
diajak mengikuti kegiatan belajar berikutnya. berikut:

3. Locus of control eksternal dan stabil pada hal dimana siswa Guru Atribusi (1) Reaksi (2) Afek (3)
mengalami kesuksesan untuk menghadapi tugas yang sulit, Gagal afektif dikomunikasikan
kepada siswa
ia akan menyatakan bahwa “tugas itu mudah” keadaan
itu akan tetap permanen, ini harus dipelihara dan tetap
dikontrol guru agar ia terus semangat belajar namun tidak
Siswa Inferensi (4) Atribusi diri (5) Pengharapan
menganggap remeh pada tugas berikutnya. Sementara itu tentang apa untuk mencapai
ketika siswa mengalami kegagalan ia akan menyatakan yang dicapai keberhasilan
bahwa “tugas itu sangat sulit” ini akan menjadi keputusan guru kelak

yang permanen pada diri siswa, maka guru harus memberi


Gambar 4
jalan keluar dengan cara mempermudah materi pelajaran
Model Atribusi mengenai pengisyarat efektif guru untuk kegagalan.
berikutnya sehingga siswa mempunyai kesan materi pelajaran
berikutnya ternyata mudah. Gambar di atas, memberi satu penjelasan secara prosedural,
4. Locus of control eksternal dan tidak stabil dimana ketika pertama adalah guru harus menerima apa adanya siswa, baik
siswa mengalami kesuksesan ia akan menyatakan pada yang berhasil maupun yang gagal adalah satu keadaan dari
dirinya bahwa “saya beruntung itu nasib saya”, untuk keadaan sebuah kenyataan. Kedua, adalah guru harus memutuskan
ini guru harus meyakinkan bahwa nasib tidak selamanya bahwa siswa yang mengalami kegagalan harus dicari jalan
berpihak pada kebetulan, maka harus diiringi dengan usaha keluarnya, dan diberi bantuan atau bimbingan, bila perlu ia
dan do’a juga. Disamping itu bagi siswa yang mengalami boleh mengikuti program program berikutnya agar tetap
kegagalan ia akan menyatakan dirinya “saya tidak beruntung, memperoleh kepercayaan diri. Ketiga guru melakukan hubungan

86 87
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

emosional yang baik, ia harus melakukan pemanggilan, b. Dalam menghadapi siswa yang merasa bahwa kegagalan
pengiriman surat atau apapun bentuknya sebagai pernyataan disebabkan oleh faktor luar, maka guru harus menyatakan
tentang simpati terhadap apa yang diperoleh siswa tentang faktor luar dapat diatasi, bila kita mampu memahami
prestasinya (khususnya dalam hal kegagalan). Keempat, inferensi dan mengatasi berbagai rintangan dan menghalau
disini ialah siswa mempunyai satu kesimpulan yang positif tantangan. Peran bantuan berupa bimbingan dan lainnya
setelah menerima berbagai masukan dan perlakuan guru sangat berarti bagi siswa.
terhadapnya. Kelima, atribusi diri dalam hal ini siswa mempunyai c. Hindari sikap diskriminasi secara terbuka, artinya guru
kesimpulan atau keputusan bahwa apa yang diperolehnya baik tidak perlu menyatakan atau membedakan siswa yang
itu kegagalan khususnya maupun keberhasilan adalah harus bodoh dengan yang pintar secara terbuka di depan
segera diatasi, dan jangan berlarut larut. Keenam, dalam hal kelas, tetapi dengan cara arif dan bijaksana memberi
ini siswa mempunyai satu pertimbangan penting, bila ia ingin bimbingan yang lebih intensif kepada mereka tetapi
mencapai satu cita cita dikemudian hari, maka harus dimulai tidak dengan cara memisahkannya waktu belajar, ini
dari hari ini, apa yang dapat dilakukan dilakukan saja, apa akan lebih menghargai, dan menghormati serta menutupi
yang harus ditinggalkan maka ditinggalkan dengan segera. kebodohan secara tepat dalam teori Atribusi.
2. Dalam hal melakukan pengembangan kegiatan pembelajaran
Implikasi untuk Kegiatan Pembelajaran seperti dalam menyusun Rancangan Kegiatan Pembelajaran
atau Silabus, atau juga Skenario Pembelajaran, maka ada
Implikasi langsung yang dapat dikembangkan dari teori beberapa prinsip yang harus diperhatikan yakni:
Atribusi ini khususnya dalam kegiatan pembelajaran ada dua
a. Membangkitkan perhatian
tugas penting yakni; bagi guru dan bagi perancang pembelajaran.
b. Memberitahu siswa tujuan belajar
1. Bagi guru terdapat kegiatan kegiatan praktis yang dapat
c. Merangsang ingatan akan hal hal yang sudah dipelajari,
dilakukan bila menghadapi berbagaimana siswa setelah
dan
mendapat umpan balik yakni sebagai berikut:
d. Menyajikan ciri ciri stimulus yang jelas (topik/pokok
a. Dalam menghadapi siswa yang merasa bahwa kegagalan + sesuatu yang penting tentang topik tersebut=gagasan
disebabkan oleh faktor dirinya sendiri, harus segera pokok) ditambah dua atau tiga contoh
dihibur, dan menyatakan bahwa kegagalan tidak semata- e. Memberikan bimbingan belajar
mata karena diri sendiri, tetapi karena banyak faktor, dan f. Menimbulkan unjuk perbuatan dan pemberian umpan
dapat diatasi bila kita berusaha, dan tekun dalam belajar. balik
Peran motivasi dalam hal ini sangat penting sekali.

88 89
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

g. Retensi atau penguatan yang diberikan beberapa hari dengan berbagai strategi dan metode pembelajaran di kelas
kemudian (Gredler,1994:490) maupun di luar kelas. Teori tentunya diharapkan menjadi
pegangan bagaimana ia memandang anak sebagai peserta didik
Prinsip di atas, akan lebih tepat bila dijadikan dasar untuk yang mengikuti kegiatan belajar, ia juga akan menempatkan
menyusun strategi pembelajaran atau juga keiatan belajar proses belajar sebagai kegiatan yang memiliki sistem dan aturan.
mengajar pada silabus atau skenario pembelajaran.
Apa pentingnya teori untuk kegiatan pembelajaran, apa
Sebagai guru atau perancang pembelajaran, kita tidak pula pentingnya hasil penelitian untuk meningkatkan kemampuan
dapat menghindari dari perilaku siswa yang kadang kala sulit mengajar. Teori belajar secara ideal mencakup secara luas
untuk mengikuti proses pembelajaran. Guru dan perancang mengenai kenapa perubahan-perubahan belajar tejadi namun
pembelajaran harus menyadari, bahwa sikap siswa dalam belajar tidak lengkap dalam hal implikasi praktisnya agi pendidik.
sebagian dari penyebabnya adalah akibat perlakuan yang kita Sedangkan teori pengajaran idealnya mencakup secara luas
berikan kepada mereka. Menghadapi kenyataan ini, maka teori mengenai prinsip-prinsip praktis namun tidak lengkap mengenai
Atribusi yang telah dikemukakan oleh Weiner dapat memberikan bagiamana prosedur prosedur perubahan itu terjadi. (Sudjana,
beberapa cara praktis bagaimana kita memperlakukan siswa 1991:6).
agar ia tetap memiliki motivasi dan merasa dibimbing untuk
Bila kita ingin menjadikan kegiatan pembelajaran menjadi
mengatasi berbagai kesulitan belajar, serta yang tidak kalah
kegiatan ilmiah, bertanggungjawab dilaksanakan secara
pentingnya menghargai keberhasilannya.
profesional maka paling tidak kita harus memiliki tiga hal
Untuk itu teori Atribusi ini akan lebih fungsional atau yakni; kegiatan pembelajaran memiliki dasar teori, pengelolaan
bermanfaat bila para guru dan perancang pembelajaran dilakukan secara profesional, kesiapan kita menerima perubahan.
memahami benar apa arti motivasi belajar, mengenal dengan Pembelajan penuh dengan temua temuan baru baik itu tentang
baik kondisi psikologis siswa. Dengan cara seperti inilah, maka belajar, tentang mengajar, evaluasi, media, kelas, perbedaan
semua siswa dapat ditolong, dibina dan dikembangkan mencapai individual dan lain sebagainya. Semuanya diperoleh dari berbagai
hasil belajar yang optimal. pengalaman tentang pembelajaran di berbagai daerah. Untuk
itu teori teori yang pernah dikembangkan dan diterapkan perlu
C. Teori Belajar untuk Pembelajaran dikaji untuk dijadikan rujukan agar pekerjaan pembelajaran
yang dikembangkan menjadi lebih baik.
Bila seorang pendidik melakukan kegiatan pembelajaran
didasari oleh teori yang tepat, hasil hasil penelitian terbaru, Pengelolaan pembelajaran perlu dilakukan secara
kemudian bacaan yang memadai, pada gilirannya ia akan kaya profesional, artinya perlu penataan yang baik, maka berbagai
kajian yang telah dilakukan oleh orang lain perlu dijadikan

90 91
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

bahan perbandingan, pada waktu yang tepat dan saat yang


Ciri pada anak:
tepat kepada orang yang tepat, model orang lain dapat diterapkan
- Mudah ingat dari apa yang didengarnya, mudah mengingat
pula di tempat kita. Begitu juga halnya dengan ketersediaan
apa yang didiskusikan.
pekerjaan kita menerima perubahan, semuanya bertujuan untuk
- Tak bisa belajar dalam suasana berisik atau ribut
berbaikan dan penyesuaian. Pembelajaran adalah kegiatan
- Senang dibacakan atau mendengarkan.
yang terus berkembang, pada peserta didik yang terus berubah, - Lebih suka menuliskan kembali sesuatu, senang membaca
pada sistem persekolahan yang terus berkembang pada situasi dengan suara keras, dan pandai bercerita.
yang terus berbeda. Untuk itu perubahan dasar dasar - Bisa mengulangi apa yang didengarnya, baik nada, irama,
pembelajaran harus dilakukan apakah itu dari teori teori yang dan lainnya.
telah ditemukan maupun untuk mendapatkan teori baru. - Lebih suka humor lisan ketimbang baca buku.
- Senang diskusi, bicara atau menjelaskan panjang lebar.
- Menyenangi seni musik.
D. Suplemen
Kendala pada anak:
Sering lupa apa yang dijelaskan guru, sering lupa membuat
GAYA BELAJAR tugas yang diinstruksikan guru secara lisan, kerap keliru

A
mengerjakan seperti yang diperintahkan guru, dan kesulitan
nda sadari atau tidak, ketika belajar, masing-masing anak
mengekspresikan apa yang dipikirkan.
punya gaya yang belum tentu sama. Oleh karena itu,
jangan buru-buru menudingnya malas belajar bila nilainya
di sekolah menurun. Mungkin penyebabnya karena dia “dipaksa” 2.GAYA BELAJAR VISUAL (PENGLIHATAN)
belajar dengan cara yang bukan gayanya. Coba simak gaya
Berkaitan dengan proses belajar, seperti matematika
belajar mereka di bawah ini, dan lihat bagaimana hasil belajar
(geometri), serta bahasa Mandarin dan Arab atau yang berkaitan
mereka dengan gaya tersebut.
erat dengan simbol dan letak-letak simbol. Perbedaan letak
simbol bisa berpengaruh karena terjadi perbedaan bunyi.
1. GAYA BELAJAR AUDITORI (PENDENGARAN)
Ciri pada anak
Kaitannya dengan proses belajar menghafal, matematika
- Lebih mudah ingat dengan cara melihat.
dalam hal mengerjakan soal cerita, membaca, dan mengerti
- Tidak terganggu oleh suara ribut saat belajar.
isi bacaan.
- Lebih suka membaca.
- Lebih suka mendemonstrasikan sesuatu daripada menjelaskan.

92 93
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

- Tahu apa yang harus dikatakan tapi tak bisa mengungkapkan- Kendala pada anak:
nya dengan kata-kata. Anak cenderung tidak bisa diam. Anak dengan gaya belajar
- Tertarik pada seni seperti lukis, pahat, gambar daripada seperti ini tidak bsia belajar di sekolah-sekolah yang bergaya
seni musik. konvensional di mana guru menjelaskan dan anak duduk diam.
- Sering lupa jika harus menyampaikan pesan secara verbal Anak akan lebih cocok dan berkembang bila di sekolah dengan
kepada orang lain. sistem active learning, dimana anak banyak terlibat dalam
proses belajar.
Kendala pada anak: Nah, yang mana gaya belajar anak Anda?
Utamanya dalam visual motor, seperti terlambat menyalin
pelajaran di papan tulis, dan tulisan tangannya berantakan Kompas_com
sehingga tak terbaca. Jumat, 12 Desember 2008 | 16:24 WIB

3.GAYA BELAJAR KINESTETIK (GERAK)

Kaitannya dengan proses belajar yang membutuhkan E. Tugas Tugas


banyak gerak, semisal pelajaran olahraga dan percobaan-
1. Susunlah satu grand theory tentang teori belajar dari konsep
percobaan sains.
ideologi, philosofi, psikologi, model, sampai strategi pem-
Ciri pada anak: belajaran.
- Lebih banyak menggunakan bahasa tubuh. 2. Identifikasilah sedikitnya empat teori belajar kemudian
- Menyukai kegiatan atau permainan yang menyibukkan secara kembangkan fungsionalisasi dari teori belajar tersebut untuk
fisik. kegiatan pembelajaran di kelas.
- Ketika membaca, menunjuk kata-katanya dengan jari tangan.
- Kalau menghafal sesuatu dengan cara berjalan atau melihat
langsung.
- Belajar melalui praktik langsung atau dengan manipulasi
(trik, peraga).
- Banyak gerak fisik dan punya perkembangan otot yang baik.
- Menanggapi perhatian fisik.

94 95
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

variasi ini berarti, bahwa anak anak mungkin menyerupai


dan mungkin pula tidak menyerupai orang tua mereka
mengenai suatu sifat tertentu.
BAB V 4. Anak ataupun keturunan cenderung untuk menuju kerata-
rataan (avarage) mengenai suatu sifat tertentu. Prinsip
KEMAMPUAN DAN regresi filial ini turut pula menerangkan adanya variasi
INTELIGENSI variasi dari orang tua.

Dengan aturan aturan prinsip di atas, maka seorang anak


sekolah mempunyai latar belakang yang sangat kentara perbedaan
antara satu anak dengan anak lainnya, khususnya bila dilihat
dari faktor hereditas yang sangat kompleks. Variasi dari hereditas
A. Kemampuan Dasar Manusia tersebut menjadi medan kajian dari psikologi pendidikan untuk
dapat mengembangkan dan memanfaatkannya pada proses
Setiap individu adalah hasil dari dua keturunan atau dua
pendidikan dan pengajaran.
faktor utama yakni; hereditas dan lingkungan. Kedua faktor
inilah yang sangat berarti mempenyaruhi pertumbuhan dan Pada konsep lainnya diketahui bahwa pendidikan dan
perkembangan anak. Agar individu dapat dipelajari secara pengajaran adalah upaya membina prilaku anak dengan cara
utuh, hal ini harus dilihat dari banyak faktor utama yakni: interaksi antara individu dengan lingkungannya. Beberapa
faktor yang turut mempengaruhi interaksi ini adalah sebagai
1. Hereditas bekerja dengan melalui sel sel benih. Prinsip
berikut:
prinsip reproduksi ini berarti, bahwa ciri ciri atau karakteristik
karakteristik yang dipelajari oleh orang tua tidak diteruskan 1. Kesiapan (readines) yaitu kapasiti baik fisik maupun mental
kepada anaknya. untuk melakukan sesuatu.
2. Motivasi yaitu dorongan dari dalam diri sendiri untuk
2. Setiap jenis menghasilkan jenisnya sendiri. Prinsip konformitas
melakukan sesuatu.
ini berarti, bahwa setiap anggota jenis atau golongan (species)
mengikuti suatu pola umum. 3. Tujuan yang ingin dicapai

3. Sel benih (germ-cell) mengandung banyak diterminant yang Perbedaan tingkahlaku penting pada proses interaksi tersebut
berkomunikasi dengan cara cara yang beraneka warna semakin lama semakin kompleks sesuai dengan keadaan yang
untuk menghasilkan perbedaan perbedaan individual. Prinsip dihadapi maupun yang dialami oleh anak itu sendiri. Berikut

96 97
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

dijabarkan tujuh bagian utama tingkah laku penting yang harus 6. Perasaan
diketahui untuk kepentingan proses belajar mengajar sebagai Ialah suatu pernyataan jiwa yang sedikit banyak bersifat
berikut: subyektif, untuk merasakan senang atau tidak senang, dan
1. Motivasi yang tidak tergantung kepada perangsang dan alat alat
Adalah keadaan keadaan dalam diri individu yang mendorong indra.
orang untuk melakukan aktivitas aktivitas tertentu guna 7. Bakat
mencapai suatu tujuan.
Ialah kemampuan khusus yang menonjol di antara berbagai
2. Perhatian jenis yang dimiliki seseorang, biasanya berbentuk keterampilan
Adalah pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu obyek atau sesuatu bidang ilmu.
serta menampakkan adanya banyak atau sedikit kesadaran
yang menyertai aktivitas yang dilakukan. Tentu banyak lagi kemampuan kemampuan lain yang
sangat besar artinya bagi proses pembelajaran. Namun demikian
3. Ingatan
fungsi fungsi penting dari kemampuan di atas diharapkan
Adalah suatu daya jiwa kita yang dapat menerima, menyimpan
dapat menjadi bekal bagi pendidik untuk menemukan krangka
dan mereproduksikan kembali pengertian pengertian atau
pengajaran yang benar dan tepat dalam menghadapi dan melayani
tanggapan tanggapan kita.
peserta didiknya.
4. Fantasi
Ialah suatu daya jiwa untuk menciptakan sesuatu yang
B. Kognitif, Afektif dan Psikomotor
baru, dengan fantasi manusia dapat membentuk suatu yang
sebelumnya belum ada sehingga sesuatu yang baru itu Tujuan pendidikan atau tujuan instruksional telah lama
merupakan suatu kreasi, meski dengan jalan bagaimanapun dirumuskan oleh para ahli rancangan pembelajaran . Dalam
juga. perkembangannya mereka banyak memperoleh keberhasilan
keberhasilan baik dalam bidang item yang akan diukur serta
5. Berfikir
metode pengukuran itu sendiri. Binyamin S. Bloom bersama
Ialah gejala jiwa yang dapat menetapkan hubungan hubungan
rekan rekannya adalah dianggap orang pertama yang mem-
antara ketahuan-ketahuan yang ada selama ini. Dengan
pelopori penemuan klasifikasi tujuan instruksional (educational
berfikir, manusia dapat melakukan proses dialektis artinya
objecitves). Pada tahun 1956 terbitlah karya “Taxonomy of
selama manusia berfikiran maka kita akan mengadakan
Eduational Objectives Cognitives, Affective Domain”. Kelompok
tanya jawab dengan fikiran kita dan akhirnya ingin menemu-
ini pada akhirnya tidak berhasil menyusun rana psikomotor
kan kesimpulan.

98 99
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

yang kemudian dilakukan oleh E. Simpson pada tahun 1967 Dalam pemetaan kognitif, pembagian ranah penting untuk
dan A. Harrrow pada tahun 1972. (W.S.Winkel,1987:149). kepentingan pengukuran instruksional. Artinya seorang perancang
Berikut ini akan dijabarkan ketiga rana tersebut sebagai pengajaran akan memanfaatkan kata kerja operasional sebagai
pembahasan utama, namun harus didasari ketiga itu tetapi acuan mengevaluasi proses pembelajaran. Berikut ini akan
memiliki keterkaitan dan kesatuan yang utuh sebagai peng- ditabelkan pemetaan kata kerja operasional tersebut:
klasifikasian tujuan instruksional.
Tabel 4
Pemetaan Rana Kognitif

1. Rana Kognitif
No Tingkatan Rana Kata Kerja Operasional
Rana ini bertujuan pada orientasi kemampuan “berfikir”
mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu Mengidentifikasi
“mengingat” sampai pada satu kemampuan untuk memecahkan Pengetahuan/pe- Memilih
01
ngenalan Menyebutkan nama
masalah. Pengertian kognitif dalam hal ini dibatasi sebagai
Membuan daftar
satu hal yang memiliki delapan lapangan seperti kutipan berikut:
Modern cognitive psychoogy freely draws theories and techiques Membedakan
Menjelaskan
from eight principal areas of resarch perception, arrention, 02 Pemahaman
Menyimpulkan
memory, imagery, language, functions, developmental psychology, Memperkirakan
thingking anda problem solving, and artificial intelegence.
(Robert L. Solso:1979,4). Menghitung
Mengembangkan
Sementara itu pembagian ranah kognitif dalam hal ini 03 Penerapan
Menggunakan
oleh Binyamin S. Bloom sendiri dipecah menjadi enam bagian Memodifikasi
utama seperti kutipan dari buku aslinya sebagai berikut:
Membuat diagram
a. Knowladge Membedakan
04 Analisis
b. Comprehension Menghubungkan
c. Application Menjabarkan
d. Analysis
e. Synthesis
f. Evaluation (Binyamin S. Bloom:1956,18)

100 101
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Tabel 5
Menciptakan Pemetaan Rana Afektif
Mendisain
05 Sintesis
Memformulasikan
Membuat prediksi No Tingkatan Rana Kata Kerja Operasinal

Membuat kritik Mendengarkan


Membuat penilaian Pengenalan/Pene- Menghadiri
06 Evaluasi 01
Membandingkan rimaan Melihat
Membuat evaluasi Memperhatikan

Mengikuti
Mendiskusikan
2. Rana Afektif 02 Pemberian respon Berlatih
Berpartisipasi
Taksonomi ini lebih dikenal pada rana yang berorientasi Memenuhi
pada rasa atau kesadaran. Banyak dikalangan para ahli
menginterpretaikan rana afektif menjadi sikap, nilai sikap yang Memilih
diartikan tentu akan berpengaruh terhadap penyusunan tujuan Penghargaan Menyakinkan
03
terhadap nilai Bertindak
instruksional yang akan ditetapkan dalam tujuan pembelajaran.
Mengemukakan argumen
Adapun ciri dari organisasi rana afektif ini adalah lebih
mengorientasikan pada nilai nilai, norma norma untuk Memilih
Memutuskan
diinternalisaikan dalam sistem kerja pribadi seseorang. Dalam
04 Pengorganisasian Memformulasikan
pemetaannya afektif untuk kepentingan tujuan instruksional, Membandingkan
maka kata kerja operasional yang disusun dapat dilihat pada Membuat sistematis
tabel berikut:
Menunjukkan sikap
Menolak
05 Pengalaman
Mendemonstrasikan
Menghindari

102 103
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

3. Rana Psikomotor Tabel 6


Pemetaan Rana Psikomotor
Yang termasuk dalam rana psikomotor ini adalah ke-
mampuan yang menyangkut kegiatan otot dan kegiatan fisik. No Tingkatan Rana Kata Kerja Operasinal
Jadi tekanan kemampuan yang menyangkut penggunaan anggota
Mengulangi
tubuh dan gerak. Penguasaan kemampuan ini meliputi gerakan
Mengikuti
anggota tubuh yang memerlukan koordinasi syarat otot yang 01 Meniru Memegang
sederhana dan bersifat kasar menuju gerakan yang menurut Menggambar
koordinasi syarat otot yang lebih kompleks dan bersifat lancar. Mengucapkan
Dalam kepentingan pendidikan maka penyusunan rana Kerjasama
ini dijabarkan dalam kategori kata kerja yang lebih kompleks 02 Manipulasi
Kemampuan meniru
artinya kata kata yang dapat dipergunakan untuk tujuan
instruksional seperti tampak pada tabel berikut: Dengan tepat
03 Ketetapan gerakan Dengan lancar
Tanpa kesalahan

Selaras
Terkoordinasi
04 Artikulasi
Stabil
Lancar

Dengan otomatis
05 Naturaliasi Dengan sempurna
Dengan lancar

C. Inteligensi
Inteligensi terkait erat dengan tingkat kemampuan seseorang
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik itu kemampuan
secara fisik maupun non fisik. Banyak hal yang telah diteliti
orang tentang kemampuan ini, sehingga melahirkan rumus

104 105
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

tentang bagaimana mengukur tingkat inteligensi seseorang. temuan dan pedoman bagi para ahli untuk mengembangkannya
Uraian tentang inteligensi akan dijabarkan dalam dua pokok lebih jauh.
bahasan yakni; pengertian intelegensi dan tingkahlaku inteligensi. Sebagai pembahasan perbincangan tentang inteligensi
harus didasarkan pada empat hal pokok yakni:
a. Arti Inteligensi a. Bahwa inteligensi itu ialah faktor total. Berbagai macam
Banyak definisi yang dikemukakan para ahli tentang daya jiwa erat bersangkutan di dalamnya (ingatan, fantasi,
inteligensi, kadangkala pengertian pengertian yang mereka perasaan, perhatian, minat, dan sebagainya untuk
bangun berdasarkan hasil penelitian atau pendekatan yang mempengaruhi inteligensi seseorang).
dilakukan. Menurut William Stern inteligensi adalah kesanggupan b. Bahwa manusia hanya dapat mengetahui inteligensi
untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru dengan meng- dari tingkah laku atau perbuatannya yang tampak.
gunakan alat alat berfikir yang sesuai dengan tujuan. (Agus Inteligensi hanya dapat kita ketahui dengan cara tidak
Sujanto,1986:66). langsung, melalui “kelakuan inteligensinya”.
c. Bahwa bagi suatu perbuatan inteligensi bukan hanya
Sementara itu penelitian yang berkenaan dengan inteligensi
kemampuan yang dibawa lahir saja yang penting. Faktor
dilakukan oleh para ahli selalu dikaitkan dengan masalah masalah
faktor lingkungan dan pendidikan pun memegang
konsep tentang berbagai hal yang menyangkut perilaku
peranan.
kemampuan berfikir seseorang. Banyaknya lahir konsep tentang
inteligensi ini digolongkan menjadi lima golongan yakni: d. Bahwa manusia dalam kehidupannya senantiasa dapat
menentukan tujuan tujuan yang baru, dapat memikirkan
a. Konsepsi konsepsi yang bersifat spekulatif
dan menggunakan cara cara untuk mewujudkan dan
b. Konsepsi konsepsi yang bersifat pragmatis mencapai tujuan itu (M. Ngalim Purwanto,1987:53).
c. Konsepsi konsepsi yang didasarkan atas analisis faktor
yang kiranya dapat kita sebut konsepsi konsepsi faktor Perkembangan dan pertumbuhan inteligensi dalam diri
d. Konsepsi konsepsi yang bersifat operasional, dan seseorang berirama sesuai dengan gejala pertumbuhan dan
e. Konsepsi konsepsi yang didasarkan atas analisis fungsional, perkembangan yang ia alami. Namun demikian terdapat beberapa
yang kiranya dapat kita sebut konsepsi fungsional. (Sumadi faktor yang mempengaruhi inteligensi ini yakni:
Suyabrata,1989:128) a. Perbawaan, ialah gejala kesanggupan kita yang telah
kita bawa sejak lahir, dan yang tidak sama pada setiap
Dalam pada itu konsepsi tentang inteligensi ini berkembang
orang.
terus sehingga banyak mendapat dan dalil-dalil yang menjadi

106 107
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

b. Kemasakan, ialah saat munculnya sesuatu daya jiwa sadar tertuju kepada tujuan tertentu.
kita yang kemudian berkembangan dan mencapai saat f. Problem itu memiliki nilai sosial
puncaknya. g. Cara yang digunakan dalam pemecahan problem itu
c. Pembentukan, ialah segala faktor luar yang mempengaruhi orisional atau asli, yaitu penemuan sendiri.
inteligensi dimasa perkembangannya dan
Salah satu penegasan tentang inteligensi ada yang menye-
d. Minat, inilah yang merupakan motor penggerak dari butkan bahwa; inteligensi sebagai kemauan yang dibawa sejak
inteligensi kita. (Agus Sujanto,1985:66). lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan
cara tertentu. (Ahmad Mudzakir,1997:133). Untuk itu seseorang
Tentunya pengertian dan pembatasan inteligensi tidak
ketika menghadapi suatu masalah, dan dengan dasar tersebutlah
berhenti sampai di sini, para ahli terus berusaha menyempurna-
maka para ahli menggolongkan aktivitas aktivitas dari inteligensi
kan sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman dan
tersebut.
perobahan yang ada pada struktur aturan kegiatan keilmuan
itu sendiri. Dalam usaha membedakan bentuk tingkahlaku atau aktivitas
memang kadang sukar dilakukan. Namun demikian menurut
Ahmad Thonthowi dapat dibedakan dalam dua kelompok,
b. Tingkah laku Inteligensi yakni:
Dalam hal ini yang dimaksud dengan tingkah laku inteligensi a. Aktivitas pada tingkat inteligensi yang rendah. Adalah
adalah pernyataan dan aktivitas manusia yang dengannya dapat aktivitas yang dapat meliputi seluruh aktivitas manusia
diketahui, diukur dan ditentukan apa dan bagaimana keadaan dan hewan, aktivitas itu bersifat nyata atau kongkrit.
inteligensi.
b. Aktivitas pada tingkat inteligensi yang tinggi. Adalah
Inteligensi sebagai suatu aktivitas oleh G.D.Stonddard aktivitas yang timbul pada situasi yang mengandung
dinyatakan adalah kegiatan untuk memecahkan problem yang proses proses konseptual dan fantasi konstruktif. Dalam
demikian nyata, dengan ciri ciri sebagai berikut: hal ini sifatnya tidak langsung dan abstrak serta diperlukan
a. Problem itu harus tergolong sulit. ide ide dan pengertian pengertian dengan memper-
b. Problem itu mengandung kerumitan atau kompleks. gunakan bermacam macam simbolisme. (Ahmad
c. Problem itu memerlukan daya mengabstraksi. Thonthowi, 1993:83).
d. Tingkahlaku untuk melaksanakan pemecahan problem
Sampai di sini jelas bahwa inteligensi pada konsepnya
itu harus cepat.
adalah abstrak, namun dapat dilihat dan dipahami ketika
e. Tingkahlaku dalam melaksanakan pemecahan problem

108 109
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

tingkahlaku manusia menunjukkan adanya usaha atau aktivitas 1. Tes Wechsler


seperti memecahkan masalah yang masalah tersebut memiliki Tes inteligensi ini dibuat oleh Wechsler Bellevue, yang terdiri
karakteristik tersendiri. dari 3 macam sesuai dengan usia individu yakni:
a. WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale). Direvisi terakhir
D. Perkembangan dan Pengukuran Inteligensi sekali pada tahun 1981, yang merupakan produksi
instrument pada tahun 1939. Versi aslinya disebut dengan
Kemampuan yang dapat diperoleh dari inteligensi ini adalah
WBIS (Wechsler-Bellevue Intelligence Scale). Alat tes ini
dapat diketahui dengan cara menggunakan tes inteligensi.
diperuntukan pada anak usia 16 – 17 tahun hingga
Tes ini dirancang sedemikian rupa sehingga menyerupai satu
dewasa. Terdiri atas 11 subtes, 6 subtes diantaranya
paket alat ukur terpadu untuk melihat tingkat kemampuan
merupakan verbal scale (meliputi: information, digit
yang ada pada diri seorang individu.
span, vocabulary, arithmetic, comprehension dan similarities),
Sejak awal disadari bahwa tes untuk mengukur kemampuan sementara 5 subtes lainnya merupakan bagian dari
inteligensi seseorang adalah tidak ada yang sempurna sama performance scale (meliputi: picture completion, picture
sekali. Dalam hal ini diketahui bahwa ebilitas mental yang arrangement, block design, object assembly, dan digit symbol/
sangat kompleks menjadikan pengukuran hanya sebatas disusun, coding). (Sattler, 1988: 220)
dibentuk dan dilengkapi. Untuk itulah maka ditegaskan sekali
b. WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children). Pertama
lagi bahwa; macam macam test ebilitas mental. Tes inteligensi
sekali alat tes ini dipublikasikan pada tahun 1974, dan
dapat diklasifikasikan menjadi:
diperuntukkan bagi anak usia 6 tahun 0 bulan hingga
1. Individual atau kelompok 16 tahun 11 bulan. Yang meliputi 12 subtes, 6 subtes
2. Bahasa atau verbal, bukan bahasa atau non verbal atau pertama merupakan Verbal scale (meliputi: information,
perbuatan similarities, arithmetic, vocabulary, comprehension dan digit
3. Mudah atau lebih sukar, disesuaikan dengan umur atau span), sementara untuk 6 subtes berikutnya merupakan
tingkat tingkat sekolah. (Lester D.Crow,1984:228). performance scale (meliputi: picture completion, picture
arrangement, block design, object assembly, coding dan
Beberapa ahli yang telah merancang dan mengembangkan
mazes). (Sattler, 1988: 121)
tes ukur inteligensi ini sampai kini sebagian darinya tetap
digunakan oleh pada pendidik, namun sebagian ditinggalkan. c. WPPSI (Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence).
Beberapa model tes yang pernah dikembangkan tersebut adalah: Dipublikasikan pada tahun 1967 dan diperuntukan bagi
anak usia 4 tahun hingga 6 tahun 6 bulan. Agak mirip
dengan alat tes WISC karena akan mengukur verbal

110 111
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

scale dan performance scale dari individu tersebut. Akan dapat juga diberikan pada orang yang dewasa. Terdiri
tetapi pada alat tes WPPSI terdiri 11 subtes, 8 subtes atas 60 aitem yang dibagi atas 5 set yang berisi 12 aitem
pertama meliputi: information, vocabulary, arithmetic, dalam setiap set nya.
similarities, comprehension, picture completion, mazes 3. APM (Advance Progressive Matrices) dapat diberikan
dan , block design. Sementara itu, untuk 3 subtes sisanya pada remaja akhir dan dewasa yang diperkirakan memiliki
meliputi sentences, animal house dan geometric design. kemampuan diatas rata-rata. Pada alat tes ini terdiri
(Sattler, 1988: 192) atas 12 masalah pada set 1 dan 36 masalah pada set 2.
2. Tes Progressive Matrices (Sattler, 1988: 309)
Aslinya dibuat pada tahun 1938 dengan sebutan raven’s 3. Tes Army Alpha dan Beta
progressive matrices, yang merupakan alat tes nonverbal
Tes inteligensi yang ini digunakan untuk mentes calon calon
dan hanya berupa stimulus gambar saja. Pemberian tes ini
tentara di Amerika Serikat. Dimana tes army alpha khusus
dapat dilakukan secara individual maupun kelompok/
untuk calon tentara yang pandai membaca sedang army
bersama-sama. Dalam tes ini mengukur kemampuan individu.
beta untuk calon yang tidak pandai membaca. Tes ini diciptakan
Dalam tes ini mengukur kemampuan individu dalam mem-
awalnya untuk memenuhi keperluan yang mendesak dengan
bandingkan, menganalogikan, dan menggabungkan bagian-
menseleksi calon tentara waktu perang dunia II.
bagian yang terpecah menjadi satu kesatuan. (Sattler, 1988:
308). Tes progressive matrices ini tidak bisa mengukur inteligensi 4. Tes Binet-Simon
karena hanya mengukur satu aspek saja (aspek abstrak), Pak untuk tes binet ini, saya hanya menambahkan saja
sehingga akan lebih baik jika dipadukan dengan pemberian dari apa yang sudah bapak masukkan dalam buku.
alat tes lainnya. Ada 3 jenis untuk tes Raven’s progressive Skala inteligensi Stanford-Binet ini pertama sekali diciptakan
matrices ini, diantaranya: oleh Alfred Binet, yang lahir di Perancis 8 Juli 1857 dan
1. CPM (Coloured Progressive Matrices), terdiri atas 36 wafat pada tanggal 18 Oktober 1911. Sejak pertama sekali
aitem dan dapat diberikan pada anak usia 5 hingga 11 dibuat pada tahun 1905 hingga tahun 1973, alat tes binet
tahun. Warna-warna yang digunakan pada lembar alat ini mengalami beberapa kali revisi untuk memperoleh kesem-
tes membuat anak lebih tertarik/ lebih menarik perhatian purnaan dengan beberapa orang penulis diantaranya Binet,
anak. Simon, Terman, Merrill, dan Thorndike. Alat tes binet ini
terdiri dari 15 subtes, yang diperuntukan pada anak usia
2. SPM (Standard Progressive Matrices), dapat diberikan
2 hingga 23 tahun. Ke 15 subtes tersebut berisi 4 area
pada anak usia 6 hingga 17 tahun, meskipun begitu
kemampuan kognitif, diantaranya verbal reasoning, abstract/

112 113
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

visual reasoning, quantitative reasoning dan short-term memory. Tabel 8


(Sattler, 1988: 246-251). Berikut ini pembagian dari setiap Interpretasi Angka
area, subtes dan pemberian usianya.
IQ Klasifikasi
Tabel 7 >130 Very superior
120 – 129 Superior
Area, Subtes dan Rentang usia
110 – 119 Bright normal
90 – 109 Average
Area Subtes Rentang usia
80 – 89 Slow learner
Vocabulary 2 hingga 23 tahun Borderline
70 – 79
verbal Comprehension 2 hingga 23 tahun Mental retardation
2 hingga 14 tahun
< 69
reasoning Absurdities
Verbal relations 12 hingga 23 tahun
pattern analysis 2 hingga 23 tahun Sementara itu, untuk menentukan tingkat IQ seseorang,
abstract/ copying 2 hingga 13 tahun
visual
Terma menggunakan istilah mental quotion dari Stern. Adapun
matrices 7 hingga 23 tahun
reasoning 12 hingga 23 tahun rumus untuk menentukan tingkat IQ seseorang dengan
paper folding and cutting
menggunakan sistem binet, adalah sebagai berikut;
Quantitative 2 hingga 23 tahun
quantitative Number series 7 hingga 23 tahun
reasoning Equation building 12 hingga 23 tahun
bead memory 2 hingga 23 tahun
short-term memory for sentences 2 hingga 23 tahun
memory memory for digits 7 hingga 23 tahun Keterangan:
memory for objects 7 hingga 23 tahun
· MA (mental age), cara menghitung MA dengan menambahkan
umur basal dengan kredit tambahan yang diperoleh subjek
Dari bagan diatas disimpulkan bahwa ke 15 subtes tidak (di atas umur basalnya)
diberikan pada semua kelompok usia, hanya 6 subtest yang · CA (chronological age) atau usia kronologis/ usia kalender.
diberikan pada semua kelompok usia diantaranya vocabulary, Untuk menghitung CA dengan cara mengurangi (tahun,
comprehension, pattern analysis, quantitative, bead memory bulan dan tanggal saat pemeriksaan dilakukan) dengan
dan memory for sentences. (tahun, bulan dan tanggal lahir individu tersebut).
Berikut ini merupakan kategorisasi pembagian IQ berdasarkan · Nilai IQ diperoleh dengan membandingkan usia mental
binet, yakni dan usia kronologis individu tersebut.

114 115
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Sebagai contoh: untuk merespon, mengadaptasi apa yang ada disekelilingnya


Seorang anak berusia 7 tahun 6 bulan (CA), akan dites IQ dengan cara menggunakan berfikir, merasa dan bertindak.
nya. Maka soal tes yang diberikan akan diturunkan satu tahun Multiple intelligence sebagai satu gagasan bahwa kecerdasan
dari usia anak tersebut yakni tahun ke 6. Soal akan terus diberikan yang dimiliki manusia adalah beragam, dan masing masing
hingga anak tersebut dapat menjawab semua soal dengan benar individu memiliki keunikan tidak sama satu dengan lainnya.
(disebut juga dengan basal). Misalkan, pada tahun ke 6 sudah Proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah harus
menemukan basal, maka soal akan dinaikan kembali ke usia memperhatikan keragamam keceradasan yang dimiliki anak,
berikutnya hingga si anak tidak mampu menjawab semua soal dengan cara seperti ini, potensi dan hak anak akan dapat dihargai
dengan benar (disebut juga dengan ceiling). atas dasar perbedaan dan kemampuan. Akhirnya anak akan
CA = 7 tahun 6 bulan ( [7 x 12 bulan] + [6 bulan] = 90 bulan) nyaman belajar dan dapat mencapai hasil yang optimal sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Seorang guru
Misal, basal = 6 tahun
sebaiknya memiliki wawasan multiple intelligence untuk
Grade 7 tahun = 3 tes berhasil = 6 bulan merancang kurikulum, mengembangkan metodologi pem-
Grade 8 tahun = 4 tes berhasil = 8 bulan belajaran, dan mengevaluasi hasil belajar anak.
Grade 9 tahun = 1 tes berhasil = 2 bulan Pendidikan adalah sebuah proses memberikan lingkungan
Grade 10 tahun = ceiling agar peserta didik dapat berinteraksi dengan lingkungan untuk
MA = 6 tahun 16 bulan atau 7 tahun 4 bulan ([6 x 12 bulan] mengembangkan kemampuan yang ada pada dirinya.
+ [16bulan] = 88 bulan) Kemampuan tersebut dapat berupa kemampuan kognitif yakni
mengasah pengetahuan, kemampuan afektif mengasah kepekaan
(average/ rata-rata) perasaan, dan kemampuan psikomotorik yakni keterampilan
melakukan sesuatu. Dengan tiga kemampuan ini menurut
Perlu diperhatikan bahwa hasil tes IQ seseorang dapat Binyamin S. Bloom (1956) seorang peserta didik diharapkan
bervariasi disebabkan oleh keslahan dalam mengukur, pengaruh dapat disiapkan menjadi individu yang siap memasuki dunia
latihan, cara mengetes yang salah serta bervariasinya dalam di luar sekolah.
pertumbuhan intelektual (Lumbantobing, 2001: 31)
Akan tetapi kenyataan yang terjadi kini, kemampuan
seseorang di luar sekolah sangat kompleks. Kemampuan
E. Intelligensi dan Pembelajaran kemampuan tersebut disamping kemampuan yang ada pada
dirinya secara internal juga kemampuan yang ada di luar dirinya
Intelligence adalah satu kecerdasan yang dimiliki manusia
secara eksternal. Sebagai contoh kemampuan seseorang untuk

116 117
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

melakukan kerjasama dengan orang lain berpartisipasi dalam


percepatan intelektual atau di ranah kognitif. Sebaliknya, tidak
satu kelompok kini menjadi bagian penting bila individu ingin membuat siswa memperoleh percepatan perkembangan di
sukses meraih apa yang ia inginkan. Ini artinya bahwa kemampuan ranah afektif dan psikomotorik.
kemampuan yang dibatasi selama ini sudah saatnya dirubah “Perkembangan akademik siswa akselerasi memang
dan dikembangkan sesuai dengan tuntutan dunia luar sekolah. dipercepat, tetapi lain. Perkembangan kecerdasan logika dan
kecerdasan verbal mampu diakselerasi, tetapi jenis kecerdasan
Dalam hal mengakomodir berbagai kemampuan pada
yang lain tidak dipercepat,” ungkap Asmadi Alsa dalam pidato
seorang peserta didik, kemampuan ganda atau multiple in- pengukuhannya sebagai guru besar Fakultas Psikologi Universitas
telligence adalah satu bagian penting yang harus diperkenalkan. Gadjah Mada, Rabu (6/6) di UGM. Asmadi menyampaikan
Artinya peserta didik sejak dini sudah harus diberi wawasan, pidato berjudul Keunggulan dan Kelemahan Program Akselerasi
kegiatan, orientasi yang merupakan bentuk lingkungan agar di SMA (Tinjauan Psikologis Pendidikan).
mereka dapat mengembangkan diri sesuai dengan nilai nilai Menurut Asmadi, kendala utama tidak tercapainya standar
yang ada di luar sekolah. Ini maksudnya adalah memperkenalkan kompetensi siswa kelas akselerasi pada perkembangan ranah
mutiple intelligence dalam kegiatan pembelajaran harus afeksi adalah kurikulum yang padat dan adanya ujian nasional
yang hanya mengutamakan faktor kognitif. Dalam kelas
dilakukan, dan tentunya memerlukan satu pembahasan yang
akselerasi, aktivitas belajar yang padat memang mampu
baik. Pembahasan dimaksudkan untuk memberikan satu meningkatkan regulasi diri dalam belajar sehingga siswa lebih
penjelasan, dimana multiple intelligence adalah bagian yang memiliki semangat belajar.
tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan pembelajaran siswa Namun, secara umum di kelas akselerasi kurang memer-
di kelas, di luar kelas yang secara keseluruhan adalah bagian hatikan perkembangan ranah afektif.
dari tanggungjawab guru. Ia memberi contoh beberapa mata pelajaran yang diasumsi-
kan dapat menumbuhkan ranah afeksi, seperti pelajaran Agama,
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Ilmu Pengetahuan
F. Suplemen Sosial dan lainnya, tidak berhasil menumbuhkan afeksi siswa.
Menurutnya, penyebabnya karena metode pembelajaran
KELAS AKSELERASI yang dipakai guru masih konvensional dengan model ceramah.
Metode seperti itu diterima siswa sebatas pengetahuan. Kegiatan
Siswa Hanya Peroleh Percepatan Kognitif,
ekstrakulikuler yang menjadi media belajar efektif untuk
Tidak di Ranah Afektif
mengembangkan ranah afeksi justru kurang termanfaatkan.
Yogyakarta, Kompas - Penyelenggaraan kelas akselerasi atau Ini karena siswa tidak memiliki banyak waktu untuk kegiatan
percepatan pendidikan dari tiga tahun menjadi dua tahun di ekstrakulikuler akibat padatnya tugas-tugas belajar.
SMA dinilai hanya mampu membuat siswa memperoleh Asmadi mengingatkan, siswa kelas akselerasi yang dituntut

118 119
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

belajar lebih keras dan menggunakan sebagian besar waktu


untuk belajar membuat siswa yang bersangkutan kehilangan
banyak waktu untuk bersosialisasi dengan teman sebaya.
“Kelompok siswa ini potensial tertimpa masalah akademik,”
katanya. (RWN) BAB VI
Sumber: Kompas,07 Juni 2007

KECERDASAN JAMAK
G. Tugas Tugas
1. Identifikasilah beberapa teori dan model pengukuran
inteligensi yang pernah disusun oleh para ahli selama ini,
buatlah perbandingan antara satu dengan lainnya kelebihan A. Perkembangan Pengukuran Kecerdasan
dan kelemahan masing masing teori.
Kesempurnaan kepribadian manusia adalah tujuan hidup
2. Silahkan saudara mengakses beberapa lembaga yang bergerak semua ummat, menuju kepada kesempurnaan tentu memerlukan
dalam bidang pembinaan, pembimbingan tentang pengukuran belajar, latihan, meditasi penyadaran dan lain sebagainya. Yang
inteligensi. Buatlah satu laporan berupa kertas kerja dari paling rasional adalah dengan belajar manusia akan mendapatkan
apa yang saudara peroleh pada studi lapangan tersebut. hasil, bila belajar didayagunakan atau diprogram secara tepat
3. Buatlah satu kertas kerja yang menjelaskan tentang berbagai dan benar, maka akan memperoleh hasil seperti yang diinginkan.
kegiatan yang dapat dilakukan orang tua untuk merangsang, Pengukuran terhadap keberhasilan, terhadap potensi yang
meningkatkan kemampuan intelligensi anak. dimiliki, terhadap proses perubahan selalu berangkat dari
pengalaman apakah itu penelitian maupun teori teori yang
telah disusun sebelumnya. Seperti halnya dengan keberhasilan
manusia ada yang melihat dari kepintaran otaknya, atau juga
keterampilan kerjanya, atau juga kebaikan dalam menghadapi
diri dan orang lain. Semakin banyak pengukuran dilakukan
maka semakin banyak pula model model yang ditawarkan,
semua tergantung dari mana sudut pandang melihat keberhasilan.
Dari sini lahir apa yang disebut dengan pengukuran

120 121
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

kepintaran atau yang disebut dengan intelligence quotient, Selama ini IQ diyakini sebagai satu satunya faktor yang
begitulah dan terus berkembang sampai beberapa dekade.Sebuah menentukan kesuksesan seseorang. Penyelidikan ilmiah pertama
kecenderungan klasik, sepanjang sejarah manusia, bahwa konflik yang pernah dilakukan membandingkan kecerdasan emosional
konflik intelektual yang besar, berlangsung menurut oposisi (emotional intelligence) dengan cognitive inteligence (IQ),
biner (dua posisi yang berseberangan). Sebutlah misalnya, dilakukan dengan cara mengukur prestasi kerja menggunakan
iman yang berhadapan dengan rasio, liberalisme dengan Baron Emotional Questient Inventory (EQ-i). Hasil penyelidikan
sosialisme, EQ versus SQ atau juga IQ yang berkompetisi dengan menunjukkan bahwa cognitive intelligence (IQ) mempengaruhi
EQ. kemutlakan peran IQ yang dulu begitu diagungkan, kini sekitar 1% performance kerja aktual. EI (emotional intelligence)
sedikit tergeser posisinya dengan keberadaan EQ yang begitu mempengaruhi sebesar 27 % dan 72 % lainnya dipengaruhi
menghebohkan.(Ary Ginanjar Agustian,2001:xxxix) oleh hal hal lain. (Multi-Health Systems Inc, 1998,2-3). Stein
Sekolah tempat anak belajar, tidak luput dari pengaruh dan Book menyatakan bahwa IQ dapat digunakan untuk
pengaruh pikiran besar tentang keberhasilan baik itu diukur mempekirakan sekitar 1-20 % (rata-rata 6 %) keberhasilan
dengan kepintaran, keterampilan maupun kebaikan. Dalam dalam pekerjaan tertentu. EQ di sisi lain ternyata berperan
hal inilah guru memerlukan pengetahuan dan wawasan sebesar 27-45 %, dan berperan langsung dalam keberhasilan
perkembangan pemikiran tentang pengukuran agar bermanfaat pekerjaan tergantung pada jenis pekerjaan yang diteliti. (Stein
bagi kegiatan pembelajaran. Tidak hanya penting bagi guru dan Book, 2000:34).
untuk mengenal kecerdasan sistem pikiran/tubuh kita, tetapi
penting juga untuk menyadari bahwa ada kemungkinan untuk C. Kercerdasan Jamak dan Pengukurannya
menciptakan lingkungan yang cerdas bagi hidup dan belajar.
Pandangan terhadap kegandaan (multiple) kecerdasan
(Linda Campbell,2006:7).
dipelopori oleh Gardner. Siapa sebenarnya Gadner itu? Dalam
sebuah tulisan di Ensyclopedia Encarta disebutkan; American
B. Teori Teori Kecerdasan Jamak psychologist Howard Gardner originated the theory of kecerdasan
Goelman mengemukakan, bahwa kehidupan mental jamaks. Gardner’s theory sought to broaden the range of human
manusia dibentuk dari dua pikiran yaitu pikiran rasional dan abilities that should be considered aspects of intelligence.Woodfin
pikiran emosional yang bekerja dalam keselarasan yang erat, Camp and Associates, Inc./Paula Lerner © 1993-2003 Microsoft
dan saling melengkapi. (Goleman,2001:11-12). Kecerdasan Corporation. All rights reserved.
pikiran rasional diukur dengan IQ (intelligence Question). Test Gadner seorang tokoh muda dalam biang psikologi di
IQ digunakan sebagai dasar meramalkan kemampuan bidang Amerika telah memberikan banyak sumbangan terhadap psikologi
karir akademik.

122 123
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

khususnya tentang pengukuran psikologi anak. Hal ini tanpak Linguistik intelligence (kecerdasan lnguistik); (2) Logical-
sebagaimana ditulis oleh beberapa ahli tentang perkembangan mathematical intelligence (kecerdasan logika-matematika);
pemikiran yang menyangkut tentang intelligence seperti kutipan (3) Spatial intelligence (kecerdasan spasial berpikir dalam
berikut: tiga dimensi); (4) Bodily-kinesthetic intelligence (kecerdasan
Gardner’s theory found rapid acceptance among educators kinestetik-tubuh); (5) Musical intelligence (kecerdasan musik);
because it suggests a wider goal than traditional education (6) Interpersonal intelligence (kecerdasan interpersonal); dan
has adopted. Critics of the kecerdasan jamaks theory have (7) Intrapersonal intelligence (kecerdasan intrapersonal)
several objections. First, they argue that Gardner based his (Campbell, Campbell dan Dickinson,2002:2-3). Pemikiran
ideas more on reasoning and intuition than on empirical studies. Gardner tentang kecerdasan jamak mengenai kecerdasan
They note that there are no tests available to identify or measure interpersonal di atas ditempatkan oleh Salovey dalam definisi
the specific intelligences and that the theory largely ignores dasar tentang kecerdasan emosional. (Goleman,2001:57-59).
decades of research that show a tendency for different abilities Ketujuh kecerdasan ini, kini banyak dikembangkan baik
to correlate—evidence of a general intelligence factor. In addition,
dalam pendidikan maupun pelatihan, serta pengembangan
critics argue that some of the intelligences Gardner identified,
sumber daya manusia. Bagaimana sebenarnya pengembangan
such as musical intelligence and bodily-kinesthetic intelligence,
ketujuh kecerdasan terkait dengan pilihan profesi yang dapat
should be regarded simply as talents because they are not
diberikan pada kegiatan pembelajaran, hal ini dapat dilihat
usually required to adapt to life demands. © 1993-2003 Microsoft
sebagaimana uraian tabel berikut dibawah ini.
Corporation. All rights reserved

Kutipan di atas, cukup memberikan informasi bahwa


berbagai teori tentang pengukuran inteligensi selama ini banyak
memiliki kelemahan disatu sisi, sementara anatomi manusia
dipakai semakin kompleks. Dibutuhkan berbagai pendekatan
untuk melihat dasar kemampuan, bakat dan kemauan serta
stabilitas seseorang, untuk itulah Gadner mencoba memberikan
tawaran bagaimana pengukuran kemampuan manusia secara
lebih lengkap.
Gardner yang terkenal dengan kecerdasan jamak tidak
memandang kecerdasan manusia sema berdasar secor tes standar,
tetapi meliputi tujuh macam kecerdasan manusia yaitu: (1)

124 125
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Tabel 9
5 Musical Adalah kemampuan dalam Komposer,
Pengembangan Kecerdasan Jamak intelligence sensitivitas pada pola konduktor,
(kecerdasan titinada, melodi, ritme dan musisi, kritikus,
No Kecerdasan Pengertian Aktualisasi musik) nada. pembuat alat
musik, dan
1 Linguistic Kemampuan dalam bentuk Novelis, pendengar
intelligence berfikir tentang kata kata, pengarang, musik
(kecerdasan menggunakan bahasa penyair, jurnalis,
linguistik) untuk mengekspresikan pembicara, 6 Interpersonal Adalah kemampuan untuk Guru, pekerja
dan menghargai makna penyiar berita intelligence memahami dan sosial, artis atau
yang kompleks. (kecerdasan berinteraksi dengan orang politisi yang
interpersonal) lain secara efektif sukses.
2 Logical- Kemampuan dalam Ilmuwan, ahli
mathematical menghitung, mengukur, matematika, 7 Intrapersonal Adalah kemampuan untuk Agamawan, ahli
intelligence mempertimbangkan akuntan, insiyur, intelligence membuat persepsi yang psikologi dan
(kecerdasan proposisi dan hipotesis programing (kecerdasan akurat tentang diri sendiri ahli filsafat.
logika- serta menyelesaikan komputer intrapersonal) dan menggunakan
matematika) masalah operasi pengetahuan semaca itu
matematis. dalam merencanakan dan
mengarahkan kehidupan
3 Spatial Kemampuan berpikir Pilot, pelaut, seseorang.
intelligence dalam tiga dimensi yakni; pemahat,
(kecerdasan membayangkan keadaan pelukis dan Diadaptasi dari Gardner 1983.
spasial internal dan eksternal, arsitek
berpikir dalam melukiskan kembali,
tiga dimensi) merubah atau Namun demikian Lazear (1998) selangkah lebih maju
memodifikasi bayangan, dimana ia menemukan kecerdasan jamak dengan istilah “8
mengemudiakan diri
sendiri dan obyek melalui ways of knowing”. Kedelapan tersebut meliputi: (a) kecerdasan
ruangan dan menghasilkan verbal/linguistik, (b) kecerdasan logika matematika, (c)
menguraikan informasi
grafis kecerdasan intrapersonal, (d) kecerdasan interpersonal, (e),
kecerdasan naturalis, (f) kecerdasan tubuh kinestetik, (g)
4 Bodity- Adalah kemampuan Atlet, penari,
kinesthetic menggerakan obyek dan ahli bedah dan kecerdasan musik irama, dan (h) kecerdasan visual spatal.
intelligence keterampilan ketrampilan seniman. Dengan demikian hampir tidak berhenti para ahli untuk meneliti
(kecerdasan fisik yang halus.
kinestetik- dan mengembangkan kecerdasan manusia. Oleh sebab itu
tubuh) benar bila dikatakan bahwa kecerdasan jamak atau intelligensi
jamak merupakan perkembangan mutakhir dalam bidang
intelligensi menjelaskan hal hal yang berkaitan dengan jalur

126 127
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

jalur yang digunakan oleh manusia untuk menjadi jerdas. 4) Kehandalan kemampuan peserta didik melakukan sesuatu
(Jamaris,2002:74). harus didefinisikan secara jelas dan luas dalam suatu
standar yang dapat dicapai melalui kinerja yang dapat
diukur.
D. Penerapan Kecerdasan Jamak dalam
5) Penyusunan standart kompetensi, kompetensi dan hasil
Pembelajaran
belajar hendaknya didasarkan pada kecerdasan jamak
Memperkenalkan kecerdasan jamak dalam kegiatan yang ditetapkan secara proporsional, tidak melulu hanya
pembelajaran dapat dilakukan dalam tiga bentuk utama yakni; apsek kognitif atau spritual belaka tetapi seimbang dan
orientasi kurikulum, metodologi pengembangan pembelajaran, tepat sasaran.
dan evaluasi hasil pembelajaran.

Pengembangan Metodologi Pembelajaran


Orientasi Kurikulum
1) Metode bercerita, adalah salah satu bentuk untuk mengem-
Kompentensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan bangkan intelligence lingusitic, dimana siswa diajak
nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir menyenangi dan mencintai bahasa, dimana siswa dapat
dan bertindak. Kebiasaan berpikir dan bertindak secara konsisten menikmati suara dari kata kata, menghargai dan memakai
dan terus menerus memungkinkan seorang menjadi kompeten, kekuatan dengan penuh tanggungjawab.
dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-
2) Problem solving: Siswa dihadapkan pada masalah konkret.
nilai dasar untuk melakukan sesuatu.
Misalnya adanya perkelahian antar pelajar, sering terlabat
Dasar pemikiran untuk menggunakan konsep kecerdasan sekolah, prestasi kelas merosot, komunikasi dengan
jamak dalam kurikulum adalah sebagai berikut: guru kurang lancar. Siswa diajak untuk memikirkan
1) Kecerdasan jamak berkenaan dengan kemampuan peserta bersama, mendiskusikan bersama, dan memecahkan
didik dalam melakukan sesuatu dalam berbagai konteks. masalah secara bersama-sama. Metode ini dapat mengasah
kecerdasan interpersonal
2) Kecerdasan jamak menjelaskan pengalaman belajar yang
dilalui peserta didik untuk menjadi standart kompentensi. 3) Reflective thinking/critical thinking, siswa secara pribadi
atau berkelompok dihadapkan pada suatu artikel,
3) Kecerdasan jamak merupakan hasil belajar (learning
peristiwa, kasus, gambar, foto, dan lain sebagainya.
outcomes) yang menjelaskan hal-hal yang dilakukan
Siswa diajak untuk membuat catatan refleksi atau
peserta didik setelah melalui proses pembelajaran.
tanggapan bahan-bahan tersebut. Bahan-bahan bisa

128 129
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

diplih sendiri oleh siswa. Cara ini dapat mengembangkan siswa agar mereka berkembang segara maksimal sesuai
kecerdasan bodily kenisthetic, juga interpersonal inteligence. dengan potensi yang mereka miliki. Pelayanan secara
4) Group dynamic, siswa dibimbing untuk kerja kelompok individual bukan berarti mengajari anak satu persatu
secara kontinyu dalam mengerjakan suatu proyek tertentu. secara bergantian, melainkan dengan memberikan
Metode ini dapat diterapkan untuk mengembangkan peluang sebesar-besarnya kepada setiap individu untuk
kecerdasan logical mathematical, dan kecerdasan inter- memperoleh pengalaman belajar sebanyak-banyaknya.
personal. Hal ini dapat dilakukan dengan mengaktifkan siswa
baik secara individu maupun beregu. Satu dari cara
5) Community bulding, siswa satu kelas diajak untuk
yang paling biasa untuk mendorong kerja-regu adalah
membangun komunitas atau masyarakat mini dengan
meminta siswa-siswa untuk bekerja dalam suatu regu
aturan, tugas, hak, dan kewajiban yang mereka atur
atau kelompok untuk mencari jawaban-jawaban pada
sendiri secara demokratis. Cara ini dapat dikembangkan
pertanyaan-pertanyaan, untuk memecahkan suatu
untuk membangun kecerdasan intrapersonal.
masalah, untuk melaksanakan suatu eksperimen atau
6) Responsibility building, siswa diberi tugas yang konkret meneliti suatu topik proyek. Namun, guru harus berhati-
dan diminta membuat laporan pertanggungjawaban hati agar harapan akan kerjasama, toleransi, semangat
secara jujur. Cara ini juga dapat dikembangkan untuk regu dan pengertian tentang hakikat pekerjaan hendaklah
membangun kecerdasan intapersonal. realistis mengingat ketrampilan dan pengalaman siswa-
7) Picnic, siswa merancang kegiatan santai di luar sekolah, siswa. Cara cara seperti di atas dapat dikembangkan
tidak harus ke tempat jauh dan biaya mahal. Untuk oleh guru untuk membangun kecerdasan siswa dalam
menggali nilai-nilai sosial, spritual, keindahan, dsb. bidang interpersonal, juga kecerdasan body kinesthetic.
Ini adalah cara yang tepat untuk mengembangkan ke- 10) Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental, banyak
cerdasan spatial, dan kecerdasan musical. guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para
8) Camping study, siswa di ajak melakukan kegiatan kamping siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi
dalam rangka belajar. Kegiatan ini juga tidak harus jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa
jauh, bisa di halaman sekolah. Seperti hal di atas, ini duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah
dapat diterapkan guru untuk membangun kecerdasan ciri yang sebenarnya dari PAKEM. Aktif mental lebih
spatial, juga intrapersonal. diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mem-
pertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan
9) Kerja individu dan kelompok, proses pembelajaran pada
gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat
intinya adalah pemberian layanan kepada setiap individu

130 131
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan yang efektif untuk dipakai oleh kelompok-kelompok
tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau pakar ketika pendekatan (jigsaw) terhadap proyek
takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya penelitian digunakan. Cara ini juga dapat dikembangkan
menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang untuk melatih anak dalam hal kecerdasan linguistic
datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. dan juga kecerdasan logical mathematical.
Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan 13) Mengamati (mengawasi) aktif, Sering siswa-siswa tidak
‘PAKEM’. Cara seperti ini dapat mengembangkan berbagai berpikir dan belajar aktif pada waktu menonton video.
kecerdasan seperti kecerdasan lingustic, kecerdasan Beberapa orang guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan
bodily kinethetic, dan bahkan kecerdasan interpersonal. kepada siswa-siswa untuk dijawab pada waktu mereka
11) Pertanyaan efektif, jika siswa diminta untuk mengerti menonton video. Biasanya pertanyaan-pertanyaan itu
dan bukan sekedar mengingat informasi yang ditemu- disajikan dengan susunan dimana jawaban-jawaban
kannya di dalam buku pelajaran, bahan rujukan, surat akan muncul didalam video dan ungkapan-ungkapan
kabar dan sebagainya, maka mereka haruslah aktif kunci didalam pertanyaan-pertanyaan juga terjadi didalam
mengumpulkan informasi. Pengajuan suatu pertanyaan video, sehingga menunjuk pada jawaban. Pertanyaan-
menggunakan kata-kata dan ungkapan yang tidak mudah pertanyaan seperti itu mudah dijawab dan jarang
ditemukan di dalam teks atau naskah. Sehingga men- menuntut keterlibatan aktif. Cara ini dapat digunakan
dorong siswa berpikir dan berpendapat tidak hanya guru untuk melatih anak mengembangkan kecerdasan
untuk menyalin jawaban. Keterampilan ini sangat tepat linguistic, kecerdasan musical.
bila digunakan guru untuk mengasah kecerdasan linguistic. 14) Peta akibat, metode ini dapat digunakan sebelum atau
12) Membandingkan dan mensintesiskan informasi, Pema- sesudah siswa-siswa mempelajari sesuatu topik. Hal
haman informasi yang dikumpulkan dari sumberdaya itu dapat digunakan untuk menemukan seberapa tuntas
dapat ditingkatkan jika siswa-siswa bekerja dalam siswa-siswa dalam memikirkan sesuatu isu atau peristiwa,
kelompok dan setiap anggota kelompok diberi sumber atau dapat digunakan untuk menemukan apakah mereka
data yang berbeda untuk digunakan dalam mencari sudah mampu menerapkan informasi yang sudah
jawaban atas pertanyaan yang sama. Dengan demikian, dipelajarinya dalam menganalisis situasi baru. Siswa-
siswa-siswa harus membandingkan dan mendiskusikan siswa diminta untuk mempertimbangkan semua hasil
jawaban-jawaban yang sudah mereka tuliskan, sehingga, atau akibat yang mungkin dari suatu tindakan atau
sebagai hasilnya, mereka akan mampu memberi satu perubahan dan kemudian hasil-hasil dan akibat-akibat
jawaban yang memuaskan. Ini sering merupakan strategi sesudah itu. Mereka juga didorong untuk berpikir tentang

132 133
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

akibat-akibat positif dan negatif. Cara ini juga dapat yang diterimanya, bahwa setiap diskusi berlangsung
digunakan guru untuk melatih anak anak dalam tertib dan mendorong peran serta yang jika perlu dengan
mengembangkan kecerdasan linguistic. mengajukan pertanyaan.Pada akhir konperensi meja
15) Keuntungan dan kerugian, suatu tugas analisis yang bundar, siswa-siswa hendaklah didorong untuk mem-
kurang rumit dapat melibatkan siswa-siswa untuk perhatikan semua sudut pandang dan tiba pada suatu
memeriksa informasi yang mereka temukan tentang keputusan pribadi tentang isu itu. Metode ini dapat
keputusan, sikap atau tindakan yang kotroversial (menjadi dikembangkan untuk untuk meransang anak agar terlahit
sengketa). Siswa-siswa bekerja sebagai satu kelas kecerdasan interpersonalnya dengan baik.
keseluruhan atau dalam kelompok-kelompok untuk
menggolong-golongkan informasi yang mereka Pengembangan Evaluasi Hasil Pembelajaran
kumpulkan apakah untung atau rugi bagi mereka sendiri,
1) Evaluasi dikembangkan dengan prinsip untuk memberikan
keluarganya, desa atau masyarakat umumnya. Sesudah
informasi kemajuan belajar siswa dalam berbagai bidang
klasifikasi atas keuntungan dan kerugian sudah
intelligensi (kecerdasan jamak). Hal ini sudah harus
dirampungkan, siswa-siswa dapat diminta untuk
tergambar sejak dalam perencanaan pembelajaran
memutuskan. Ini adalah salah satu cara guru untuk
pengembangan kegiatan pembelajaran.
mengembangkan kecerdasan logical mathematical.
2) Bentuk evaluasi harus dikembangkan dengan berbagai
16) Permainan peranan/ konferensi meja bundar, strategi-
macam yang dapat mengakomodir kecerdasan yang
strategi ini meliputi permainan peranan atau advokasi
sangat kompleks, baik itu kecerdasan dalam lingusiti,
untuk kepentingan kelompok komunitas tertentu. Hal
logical mathematical, interpersonal dan lain sebagainya.
ini dimaksudkan untuk membantu siswa-siswa mengenali
bentuk tes soal ujian harus diiringi dengan tugas, jadi
bahwa biasanya terdapat suatu rentang sudut pandang
nilai praktek dan nilai sehari hari sangat besar perannya
mengenai sesuatu isu dan suatu rentang cara menafsirkan
dalam penentuan keberhasilan belajar.
informasi tentang isu itu. Pandangan-pandangan ini
biasanya ditentukan oleh pengalaman, harapan dan 3) Proses penilaian benar benar berbasis kelas dan berangkat
cita-cita, nilai pendidikan, gaya hidup dan peranan di dari potensi apa yang dimiliki anak, kemudian kecerdasan
dalam masyarakat dari orang yang mengungkapkan apa yang tepat untuk dikembangkan pada dirinya. Artinya
pandangan itu. Guru bertindak sebagai fasilitator (pemberi kompetensi yang ditetapkan oleh guru dalam tujuan
kemudahan), memastikan bahwa semua siswa diper- pembelajaran juga harus diiringi dengan pertimbangangan
kenankan mengemukakan pandangan sesuai peranan lain dimana masing masing anak memiliki keunikan

134 135
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

yang khas, sehingga pengukuran kecerdasannyapun F. Suplemen


membutuhkan ciri khas.

YANG CERDAS
E. Kecerdasan Jamak untuk Pembelajaran
Tidak hanya penting bagi guru untuk mengenal kecerdasan
Kecerdasan jamak kini telah banyak dikembangkan dari sistem pikiran/tubuh kita, tetapi penting juga untuk menyadari
sejak kajian teoretis sampai pada berbagai praktek kegiatan bahwa ada kemungkinan untuk menciptakan lingkungan yang
pendidikan dan pembelajaran baik di kelas maupun di luar cerdas bagi hidup dan belajar. Lingkup penelitian baru tentang
kelas. Kajian kajian tentang pengembangan kemampuan anak kognisi tersalurkan menunjukkan bahwa kecerdasan berkembang
berdasarkan kecerdasan jamak ini diharapkan memberikan di luar individu dan meningkat melalui interaksi dengan orang
satu nuansa baru bagaimana sebenarnya hakikat manusia dari lain, melalui berbagai sumber dalam buku dan database, peralatan
sisi potensi, bakat dan kemampuannya dapat dikembangkan yang kita gunakan untuk berpikir, belajar, menyelesaikan masalah,
misalnya pensil dan keras, buku catatan dan jurnal, kalkulator,
secara optimal. Tentu kajian ini tidak berhenti sampai di sini
dan komputer.
saja. Lebih dari itu, masih terlalu dini untuk mengungkapkan
Bayangkanlah sebentar tentang lingkungan kelas anda.
bahwa kecerdasan jamak adalah yang terbaik dalam pengem-
Apakah cukup smart? Apakah ada peluang yang cukup bagi
bangan kepribadian seorang anak.
siswa untuk berinteraksi dengan orang lain secara berpasangan,
Namun yang pasti memberi kesempatan bagi guru dan berkelompok atau dikelas besar? Apakah sumber sumber
peserta didik sejak awal, khususnya tentang kecerdasan jamak pembelajaran cukup tesedia dalam bentuk buku, majalah,
kiranya dapat memberikan satu motivasi yang kuat, bahwa publikasi lain, papan buletin, karya seni, poster, komputer,
kegiatan pendidikan dan pembelajaran perlu dikaji lebih jauh. database, dan jaringan? Apakah ada banyak alat yang dapat
diharapkan menjadi nilai nilai inspirasi bagi upaya peningaktan digunakan untuk belajar dan menyelesaikan masalah? Apakah
kemauan dan kemampuan dalam memahami kecerdasan jamak para siswa memiliki jurnal mereka sendiri? Perlu diingat bahwa
para neurophyshologist semacam Marian Diamond yang ada
tersebut.
di University of California di Barkeley telah menemukan bahwa
otak dapat berubah secara fisiologis sebagai akibat pembelajaran
dan pengalaman secara membaik atau memburuk. Sepanjang
kehidupan, kita dapat terus mengembangkan kemampuan
mental di lingkungan yang positif, mengasah, merangsang,
dan interaktif.
Sumber: Linda Campbell dkk,2006:7

136 137
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

G. Tugas Tugas
1. Analisislah peta perkembangan antara IQ, EQ, SQ, dan
ESQ dalam beberapa bagian:
- Pengertian
BAB VII
- Tokoh
- Rumus pengukurannya KECAKAPAN BERBAHASA
- Persamaan dan perbedaan serta hubungan diantara
keempatnya
2. Identifikasilah beberapa bentuk kegiatan pelatihan tentang
ESQ atau pelatihan lainnya. Temukan beberapa hal yang
dapat dijadikan prinsip prinsip dasar pengembangan
A. Pengertian Kecakapan Berbahasa
kecerdasan jamak.
Sulit dibayangkan apabila manusia tidak dapat ber-
3. Buatlah satu analisis bagaimana kecerdasan jamak kaitannya
komunikasi dengan sesamanya, bagaimana ia harus menyapaikan
dengan konsep manusia menurut agama Islam (Ulul Albab).
apa yang dirasakan, apa yang dikehendaki, dan apa yang tidak
diinginkan. Dirasakan, dikehendaki dan diinginkan, ketiganya
menjadi bagian penting dari seorang individu ketika ia berinteraksi
dengan orang lain, dan interaksi inilah yang melahirkan pola
komunikasi untuk menyatakan kesamaan, kesetujuan dan
akhirnya dapat memenuhi semua apa yang dialami.
Bahasa lahir dari perlunya interaksi dan komunikasi baik
antara individu dengan individu lain, antar individu dengan
kelompok, antar individu dengan bukan manusia dan lain
sebagainya. Semua komunikasi tersebut sesungguhnya perlu
mediasi yang dapat disetujui oleh anggota yang berinteraksi.
Untuk kepentingan keilmuan maka bahasa direduksi menjadi
alat komunikasi khusus antar manusia. Seperti dijelaskan bahwa;
bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat, berupa

138 139
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

lambang bunyi suara, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. atau belajar berbahasa sejak awal, adalah bagian penting yang
(Kerap,1984:16). tidak dapat dipungkiri. Karena bagaimanapun; belajar membaca
Seorang yang mampu berbahasa dengan baik, santun barangkali merupakan keterampilan terpenting yang akan di-
dalam menyampaikan pesan, mampu mendengarkan siapa peroleh anak selama tahun tahun pertama di sekolah. Ada
saja, adalah satu kondisi dimana individu adalah bagian dari berbagai macam pendekatan dalam pengajaran membaca. (Muijs
masyarakat yang sangat diinginkan semua orang. Kemampuan & Reynolds, 2008:330). Begitulah ketika bahasa dijadikan bagian
berbahasa diawali dari kemampuan mendengar yang baik, penting dalam kehidupan, maka psikologi pendidikan menempat-
kemampuan mengolah kata dengan tertib, kemampuan me- kannya sebagai sebuah gejala yang harus dipahami secara tepat,
nyampaikan baik secara lisan maupun tulisan yang baik, akhirnya sehingga anak, belajar dan berbahasa dapat ditempatkan secara
apa yang disampaikan tidak sekedar sampai kepada sasaran, benar dalam proses pembelajaran di sekolah atau dimana saja.
akan tetapi menimbulkan kesenangan baik pihak lain yang
diajak berkomunikasi. Fungsi bahasa disamping sebagai alat B. Perkembagan Kecakapan Berbahasa
komunikasi juga bahasa untuk menyatakan ekspresi diri, sarana
Perangkat tubuh manusia dilahirkan ke muka bumi adalah
untuk beradaptasi dan berintegrasi dalam mayarakat, dan srana
untuk difungsikan menjadi alat bantu bagi kehidupan. Panca
untuk mengontrol masyarakat itu sendiri. (Santuri dkk, tt:3)
indra, dari telinga untuk mendengar, mulut untuk berbicara,
Jadi bahasa sebagai sistem komunikasi memiliki makna yang
mata untuk melihat, kulit untuk merasa, dan lain sebagainya,
lebih luas dari sekedar berbicara.
semuanya tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan fisik pada
Ketika kita mendengar bahwa; seseorang yang mampu pancaindra beriringan pula dengan perkembangan fungsional
berbicara dalam berbagai bahasa merupakan aset sosio-kultural dari kemampuan indra tersebut.
berdimensi ekonomi. Setiap bahasa merupakan komponen
Perkembangan kecakapan berbahasa beriringan dengan
aset yang berharga. Aset ini perlu dibudayakan komunitas
pertumbuhan usia seseorang, hal ini bila kedaan pada seorang
atau bangsa yang hanya berbicara dalam satu bahasa, dari
anak berjalan normal tanpa hambatan atau gangguan. Khususnya
generasi ke generasi.(Najafi, 2006:151). Lebih dari itu dengan
dalam perkembangan berbahasa, maka kelangsungan ke-
berbahasa cermin budaya bangsa akan tampak berwibawa,
mampuan anak juga memiliki irama tersendiri. Seorang anak
bahasa bila ditata sedemikian rupa akan menjadi bagian yang
tidak saja mengikuti pertumbuhan secara alami dari keadaan
tidak terpisahkan dari kepribadian baik individu, masyarakat,
fisiknya, akan tetapi ia juga harus belajar untuk mengembangkan
bahkan sampai bangsa.
kemampuan berbahasanya. Nyatanya adalah; perkembangan
Bagaimana kita mengenal bahasa lebih jauh, dalam bahasa verbal atau bahasa yang diucapkan tidak hanya
pandangan psikolog pendidikan kemampuan anak berbahasa,

140 141
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

memerlukan belajar kata kata, tetapi juga belajar tata bahasa 6 3-4 tahun Rata rata panjang ucapan naik dai 3 sampai 4
dan aturan aturan dalam membuat kalimat. (Djiwandono, morfem per kalimat
2002:77). Menggunakana pertanyaan “ya” dan “tidak”
dan pertanyaan “mengapa, di mana, siapa,
Dari kajian yang pernah dilakukan para ahli, maka kapan”
perkembangan bahasa adalah beriringan dengan pertumbuhan Menggunakan bentuk negatif dan perintah
Pemahaman pragmatis bertambah
fisik yang dialami anak. Seperti yang dikemukakan oleh Santrok
berikut ini. 7 5-6 tahun Kosakata mencapai rata rata 10000 kata
Koordinasi kalimat sederhana
Perkembangan bahasa menurut John W. Santrock (2007:75)
8 6-8 tahun Kosakata terus bertambah cepat
Lebih ahli menggunakan aturan sintaksis
Tabel 10
Keahlian bercakap meningkat
Tonggak Utama Kemampuan Berbahasa
9 9-11 tahun Definisi kata mencakup sinonim
No Periode Umur Perkembangan/Perilaku Anak Strategi berbicara terus bertambah

1 0-6 bulan Sekadar bersuara 10 11-14 tahun Kosakata bertambah dengan kata kata abstrak
Membaedakan
edakan huruf hidup Pemahaman bentuk tata bahasa kompleks
Berceloteh pada akhir periode Pemahaman fungsi kata dalam kalimat
Memahami metafora dan satire
2 6-12 bulan Celoteh bertambah dengan mencakup suara
dari bahasa ucap 11 15-20 tahun Dapat memahamai karya sastra dewasa.
Isyarat digunakan untuk mengomunikasikan
suatu objek
Dalam catatan Santrock menyebutkan bahwa daftar ini
3 12-18 bulan Kata pertama diucapkan
Rata rata memahami 50 kosakata lebih tidak final tetapi untuk menunjukkan beberapa ciri utama
perkembangan bahasa. Juga harap diingat bahwa ada banyak
4 18-24 bulan Kosakata bertambah sampai rata rata 200
buah
variasi usia di mana anak bisa mencapai tahapan itu dan masih
Kombinasi dua kata dianggap normal dalam perkembangan bahasa.

5 2 tahun Kosakata bertambah cepat Tugas tugas perkembangan bahasa secara umum bila
Penggunaan bentuk jamak secara tepat dipelajari akan dapat dipilah pilah dalam beberapa bagian
Penggunaan kata lampau yakni sebagai berikut:
Penggunaan beeberapa preposisi atau awalan

142 143
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

1. Perkembangan kecakapan bahasa lisan lahir, akan tetapi dipelajari untuk dijadikan bagian dari
Kemampuan berkomunikasi secara lisan diawali dari tangis keterampilan.
bayi apakah disengaja oleh bidan saat kelahirannya atau Membaca sering dilukiskan sebagai perolehan pikiran dari
tidak. Ini artinya bahwa tangis bayi dapat diartikan petunjuk halaman halaman tercetak. Suatu lukisan yang mungkin
bahwa ianya telah melakukan komunikasi secara lisan kepada lebih baik mengenai kesanggupan membaca adalah me-
orang lain apa yang terjadi pada dirinya. Hubungan kedekatan nempatkan pikiran pikiran ke dalam apa yang dibaca simbol
antara bayi, antara individu dengan orang lain, akan membatu simbol di mana seseorang menerima sambutan sambutan
perkembangan, dapat kita bayangkan, orang yang berada visual daripadanya.(Crow & Crow, 1987:92).
pada daerah dengan penduduk sedikit, dengan penduduk
yang padat, maka bahasa lisan akan sangat tergantung 4. Perkembangan penguasaan kosakata
pada kondisi tersebut. Salah satu kemampuan berbahasa adalah penguasaan anak
terhadap kosakata. Pengembangan kosakata penting sekali
2. Perkembangan kecakapan mengeja. dalam meningkatkan keterampilan berbahasa anak yang
Untuk keterampilan membaca, maka diperlukan satu tahapan salah satunya adalah keterampilan menulis karangan. Ketika
dengan apa yang disebut mengeja. Mengeja sebagai satu seoang anak akan menulis karangan, siswa menghadapi
kegiatan mengenal huruf satu persatu, kemudian meng- beragam kosakata yang ada untuk ditulisnya, dan mau
hubungkan nya dalam bentuk kalimat adalah satu proses tidak mau mereka dituntut untuk mempelajarinya. Dalam
yang sangat terkait dengan perkembangan psikologis anak. hal ini pendapat Dale (dalam Tarigan, 1989:3) mengemuka-
Pengejaan kata kata yang benar, harus telah menjadi tetap kan pentingnya pengajaran kosakata bagi peserta didik
seawal mungkin sehingga dengan demikian mengenai ejaan dalam pengajaran bahasa: (1) kuantitas dan kualitas tingkatan
ini tidak merintangi perluasan pikiran pikiran seseorang dan kedalaman kosakata seseorang merupakan indeks pribadi
pada umur mana saja yang tengah bergulat dengan penciptaan yang baik bagi perkembangan mentalnya, (2) perkembangan
dengan bahasa tulis.(Crow & Crow, 1987:107).d kosakata merupakan perkembangan konseptual yang me-
rupakan tujuan pendidikan dasar bagi setiap sekolah atau
3. Perkembangan kecakapan membaca
perguruan, (3) semua pendidikan pada prinsipnya adalah
Alat Komunikasi yang lebih lanjut ditemukan manusia adalah
pengembangan kosakata yang juga merupakan pengem-
tulisan, artinya ungkapan perasaan dapat ditampakkan dalam
bangan konseptual, (4) suatu program yang sistematis bagi
tulisan, dengan itu tulisan dapat dibaca. Keterampilan
pengembangan kosakata akan dipengaruhi oleh usia, jenis
membaca adalah bagian penting dari komunikasi tulisan
kelamin, pendapatan, kemampuan, bawaan, dan status
ini. Kemampuan membaca jelas bukan pembawaan sejak

144 145
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

sosial, dan (5) faktor geografis ikut mempengaruhi per- buktikan di atas kertas dengan organisasi outline yang baik
kembangan kosakata. terhadap apa saja yang ia inginkan untuk dikatakan.(Crow
Kosakata merupakan faktor yang sangat penting dalam & Crow, 1987:104).
pengajaran bahasa Indonesia. Kosakata tidak saja mem-
pengaruhi keterampilan menulis seseorang, tetapi juga sangat
mempengaruhi keterampilan berbahasa lainnya, seperti C. Kecakapan Berhasa Asing
berbicara, membaca, dan menyimak. Ketika seseorang mampu berkomunikasi dengan banyak
Untuk lebih tegasnya lagi dalam Kamus Besar Bahasa orang itu berarti ia dapat mengadaptasikan dirinya pada berbagai
Indonesia, kosakata berarti perbendaharaan kata atau lingkungan, “dimana bumi di pihak di situlah langit dijunjung”.
banyaknya kata yang dimiliki. Sehubungan dengan itu, Makna tersebut dimanapun kita berada maka adat istiadat,
Sugiono (1998:123) mengatakan kosakata adalah: (1) semua budaya, bahkan bahasa sebaiknya kita terima dan dapat kita
kata yang terdapat dalam suatu bahasa, (2) kekayaan kata ikuti.
yang dimiliki oleh seseorang pembicara atau penulis, (3) Kemampuan kita menguasai berbagai bahasa selain bahasa
kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmu pengetahuan, ibu dengan baik dan benar adalah satu anugerah dari Tuhan,
dan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus disertai disamping didukung oleh bakat dan keinginan yang kuat. Artinya
penjelasan singkat dan praktis. mampu berbahasa asing tidak semua orang dapat memilikinya,
tetapi bagi mereka yang menginginkan akan lebih mudah
5. Perkembangan kecakapan bahasa tulis
mendapatkan kemampuan tersebut. Jadi belajar bahasa asing
Komunikasi dapat dilakukan secara lisan juga secara tulisan. bukan semata mata karena tuntutan, kebutuhan atau faktor
Kemampuan menyampaikan gagasan, ide atau keinginan kebetulan, akan tetapi bakat dan keinginan menjadi seseorang
dalam bentuk tulisan adalah keterampilan yang dihasilkan menjadi terampil dalam berbahasa selain bahasa ibu. Disadari
oleh belajar atau latihan. Jadi menulis atau berkomunikasi bahwa; memang kemampuan otak seorang anak kecil memung-
dengan bahasa tulisa adalah satu keterampilan yang mem- kinkan mereka belajar banyak hal, temasuk bahasa. Namun
butuhkan belajar atau pelatihan. inti dari mengajarkan segala sesuatu kepada anak adalah sama
Bila proses mengajar dan belajar bahasa pada taraf sederhana sekali jangan sampai ada paksaan. Boleh saja orangtua mensti-
di tiap tingkatan sekolah dimaksudkan untuk menghasilkan mulasi anak dengan bahasa asing, tapi jangan memaksa anak
produk kecakapan dalam bahasa tulis, individu harus untuk mau belajar. Apalagi mengharuskannya untuk bisa meng-
memperkembangkan kebiasaan menilai diri sendiri. Sebelum uasainya dengan cepat. (Nova, Sindo Minggu 13 Juli 2008
ia menulis ia harus telah siap mental atau telah dapat mem- hal. 35).

146 147
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Dalam pada itu, untuk memiliki pengetahuan tentang ia mempelajari bahasa asing. Namun demikian untuk berbahasa
suatu bahasa seperti bahasa kedua atau bahasa asing, seseorang asing sebagai sebuah keterampilan, hal di atas tidaklah berlaku,
harus mempelajari kosakata bahasa tersebut. Dengan menguasai berbagai pekerja yang terlibat dalam biro perjalanan wisata,
kosakata bahasa kedua atau bahasa asing, akan mempermudah atau penduduk di daerah sekitar pariwisata, ia tidak disulitkan
seseorang dalam menangkap dan memahami informasi yang mempelajari tata bahasa asing, namun ia dapat saja lancar
terkandung dalam suatu tulisan dan menghemat waktu dalam berkomunikasi dengan orang asing, hal ini lebih disebabkan
menggunakan kamus. oleh kebutuhan. Namun demikian banyak juga para penggemar
Bukan tidak banyak seorang sarjana yang telah bertahun bahasa asing dari beberapa pengalaman mereka mencoba
tahun belajar bahasa asing seperti bahasa Inggris sejak SMP, memberikan bagaimana tips agar mudah mempelajari bahasa
SMA, bahkan Perguruan Tinggi mungkin saja sampai S3 tetapi asing dengan baik. Beberapa tips untuk banyak menguasai
kemampuan bahasa asingnya hanya pas pasan.14 tahun belajar bahasa adalah;
secara formal di sekolah ternyata tidak menjadi jaminan seseorang  Bicara tanpa rasa takut
menguasai bahasa asing dengan baik. Mungkin dalam hal ini  Gunakan semua sumber
disamping pembelajaran yang kurang tepat adalah terdapat  Hidup di lingkungan berbahasa asing
kesulitan yang dihadapi oleh sesorang tadi.  Dengarkan penutur asli sebanyak mungkin
Setiap usaha pasti ada hasilnya, setiap kerja pasti ada  Tonton film dan televisi berbahasa asing
dukungan dan tantangan. Dalam hal ini; kesulitan yang dihadapi  Dengarkan musik berbahasa asing
dalam mempelajari bahasa asing adalah jika bahasa diharapkan  Jalani latihan dan ujian. (Sindo,28 Juli 2008,hal.35).
menjadi subjek alat yang efektif, pelajar harus dapat berpikir
Bila kegiatan kegiatan kecil di atas dapat dilakukan, maka
dalam bahasa itu sebagai gambaran ekspresi dirinya jika seorang
gambarannya adalah seseorang akan menguasai bahasa asing
individu mulai pelajaran bahasa asingnya setelah ia mem-
secara baik dengan ciri ciri; ia dapat mendengar dan menyimak,
perkembangkan kebiasaan kebiasan berpikir yang sukar dalam
ia dapat mengolah kata dengan baik, dapat menyampaikan
bahasa daerah, sering sulit baginya untuk bepikir dalam bahasa
secara lisan dengan tepat dan benar, dan akhirnya ia dapat
asing, terutama apabila ia hanya mempergunakan waktu tidak
menuliskan pesan dengan bahasa yang santun.
lebih dari dua tahun dalam studinya.(Crow & Crow, 1987:114)
Baik secara psikologis maupun sosiologis, keterampilan
berbahasa asing memang sangat kompleks, salah satu yang
dituntut pertama kali adalah kemampuan seseorang menguasai
bahasa ibu secata baik dan benar terlebih dahulu baru sebaiknya

148 149
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

D. Lingkungan yang Mendukung lingkungan. Harus diakui, bahwa sebagian masyarakat kita
belum menjadikan membaca adalah kebutuhan, apakah itu
Ketika lingkungan menjadi bagian dari proses pembelajaran,
disebabkan oleh kondisi masyarakat itu sendiri atau oleh sistem
maka situasi, sarana dan fasilitas, proses komunikasi semua
pemerintahan yang ada. Lemahnya budaya membaca ini bukan
orang yang terlibat menjadi bagian penting yang mendukung
hanya terletak pada mayarakat, juga pemerintah. Banyak pe-
terjadinya proses pembelajaran tersebut. Dapat dibayangkan,
merintah daerah (pemda) yag tidak menganggap penting sebuah
bila orang tua disamping bahasa ibu, ia mencoba memberikan
perpustakaan atau teman bacaan masyarakat. (Suharmansyah,
ketrampilan bahasa asing di rumahnya, apakah pada saat hari
Sindo, 18 Juli 2008, hal.13).
hari tertentu, atau waktu waktu tertentu, kepada anggota keluarga,
hal ini akan menjadi suasana yang menyenangkan. Setelah lingkungan yang tidak baik, ternyata kesulitan
belajar berbahaa juga ada pada faktor diri anak. Sampai pada
Suasana dalam hal ini adalah bagian dari kemampuan
faktor internal anak, maka banyak hal yang harus diperhatikan
orang tua dalam mesetting keadaan, sebagai contoh apabila
menurut Lovitt (1989) sebagaimana dikutip Muliyono bahwa
orang tua membuat kesepakatan pada anak apabila hari sabtu
kesulitan belajar bahasa disebabkan lima faktor yakni; (a)
dan hari minggu, maka bahasa yang digunakan di rumah
kekurangan kognitif, (b) kekurangan dalam memori, (c)
sebaiknya bahasa Inggeris, apabila pulang kampung pada keluarga
kekurangan kemampuan melakukan evaluasi, (d) kekurangan
di desa maka mereka menggunakan bahasa daerah. Pembiasaan
kemampuan memproduksi bahasa dan (e) kekurangan dalam
dari kesepakatan ini, akan mengikat anak untuk ikut serta
bidang pragmatik atau penggunaan fungsional bahasa.
dan menyenangkan. Jadi lingkungan akan menjadi bagian
(Abdurrahman, 1994:162)
dari pendukung proses penguasaan bahasa asing pada diri
anak. Pada gilirannya tanggungjawab individu, tanggungjawab,
keluarga, lingkungan sekolah, masyarakat, dan pemerintah
Betapa tidak karena bagaimanapun rumah dalam keluarga
harus menjadi satu kesatuan untuk menciptakan lingkungan
adalah tempat pertama dan utama bagi anak untuk belajar.
yang dapat mendukung pembelajaran bahasa. Hal ini harus
Dalam hal ini pernah ditegaskan bahwa; rumah adalah lingkungan
didasarkan pada satu pandangan dimana bahasa bukan hanya
pertama anak anak dididik dengan pengetahuan dasar. Dengan
kebutuhan individu, akan tetapi persoalan masyarakat, budaya
kepedulian orangtua, buah hati bisa mempraktikkan langsung
dalam arti yang lebih luas. Tiga aspek penyebab pergeseran
bahasa asing di rumah. (Bernadette Lilia Nova, Sindo, Minggu.13
bahasa atau (pelestariannya), yaitu;
Juli 2008 hal.35)
 Pelestarian bahasa sebagai fungsi keutuhan kelompok,
Faktor lain yang menjadikan keberhasilan dalam mempelajari
terutama yang menyangkut loyalitas kelompok terhadap
bahasa adalah budaya atau kebiasaan yang dilakukan oleh
kenasionalan.

150 151
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

 Penduduk kota cenderung lebih peka terhadap pergeseran  Psikologi anak anak yang dihadapinya
bahasa dibandingkan dengan penduduk desa.  Tipoligi anak anak
 Bahasa dengan prestise lebih tinggi akan mendesak  Ciri ciri khas kelompok anak anak tertentu
bahasa yang memiliki prestise kurang. (Feisal,1995:360).  Psikologi anak anak secara perseorangan, dan sebagainya.
(Faisal,1995:369)
Apabila kita mampu menjadikan lingkungan adalah bagian
dari proses pembelajaran, khususnya pembelajaran bahasa, Bila pembelajaran bahasa dilakukan dengan pola komunikasi
maka sumber belajar dan lingkungan adalah pendukung keber- yang baik, maka bahasa harus dapat dijadikan bagian dari
hasilan belajar, termasuk belajar bahasa asing. Lingkungan emosi anak. Menurut kami ada beberapa hal penting dalam
yang baik bukanlah kelengkapan atau canggihnya sarana dan pembelajaran bahasa ini yakni sebagai berikut:
fasilitas belajar, akan tetapi fungsional dari masing masing a. Seorang guru dalam merancang pembelajaran bahasa
unsur untuk terlibat secara tepat mendukung proses belajar asing, harus melibatkan seluruh aspek seluruh komponen
yang sedang terjadi. baik lingkungan, sumber seluruh orang untuk turut
serta mensukseskan pembelajaran bahasa asing.

E. Pembelajaran untuk Kecakapan Berbahasa b. Pembelajaran bahasa asing anggap sebagai kebutuhan,
yang pada gilirannya menjadi kesenangan untuk dapat
Dengan sentuhan komunikasi yang baik, guru dan siswa dipelajari lebih jauh. Namun harus dihindari bahwa
dapat terlibat dalam sebuah pembicaraan yang serius, kadang belajar bahasa asing bukan dengan paksaan yang harus
pula tertawa, dan bahkan menjadikan emosi sebagai bagian mengejar silabus atau target.
dari pembicaraan tersebut. Mengapa itu dapat terjadi, hal ini
c. Menanggulangi kelemahan pada point di atas, jadikan
disebabkan karena kedua telah memiliki pola komunikasi yang
belajar bahasa asing adalah sebuah keterampilan, karena
baik, yang disepakai oleh kedua belah pihak, sehingga tidak
keteramilan maka strategi yang dikembangkan dapat
ada salah pengertian atau salah tanggap.
lebih diarahkan pada pelatihan pelatihan praktis. Kecen-
Sebelum mempelajari bahasa asing sebagai sebuah proses derungan guru dalam berusaha mengajarkan keterampilan
pembelajaran, maka perlu diperhatikan faktor faktor yang ketrampilan verbal secara terpisah atau di luar konteks
turut serta. Dalam melaksanakan pendidikan dan pembelajaran bisa menjadi satu alasan mengapa siswa tidak menguasai-
bahasa maka banyak faktor yang harus diperhatikan, beberapa nya.(Campbell, 2006:13)
faktor penting diantaranya adalah:
 Hukum hukum psikologi pada umumnya Setelah menelaah beberapa prinsip utama dalam meng-

152 153
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

ajarkan bahasa asing, kemudian ada tahapan yang harus dilalui. ilmu pengetahuan. Penguasaan bahasa membantu dalam
Tahapan bagaimana peserta didik dapat menguasai pelajaran pemprosesan informasi yang diterima dan seterusnya disimpan
bahasa maka perlu dipehatikan hal hal berikut: dalam memori untuk diaplikasikan dalam kehidupan seharian
 Tiap guru menyajikan dan menerangkan bahan pelajaran oleh pelajar. (Nachiappan dkk, 2008:119).
baru kepada murid muridnya. Akhir dari kegiatan pembelajaran bahasa asing atau bahasa
 Guru mencoba dengan sungguh sungguh agar murid pada umumnya adalah memiliki tujuan yang lebih luas dan
muridnya memahami bahan itu, kadang kadang hanya lebih mulia. Dimana kemahiran berbahasa bertujuan melancarkan
dua fase ini yang diperhitungkan orang. komunikasi yang jelas dan teratur dengan semua anggota masya-
 Murid murid harus sanggup mengemukakkanya kembali rakat. Ia memungkinkan terpeliharanya tata sosial, adat istiadat,
dengan bebas dan dapat menggunakannya dengan aktif kebiasaan dan sesbagainya, melalui pengkhususan dari fungsi
dan kreatif.(Faisal, 1995:369). komunikatif tadi. Jadi yang paling penting dari kemahiran
berbahasa adalah pemakaian bahasa secara baik untuk kepen-
Perlu diingat, bahwa pembelajaran bahasa asing, telah tingan tiap individu dalam masyarakat, untuk kebaikan umat
banyak strategi dan metode yang dikembangkan para ahli, manusia sendiri. (Kerap,1984:10).
apakah itu hasil penelitian, dari teori teori tentang belajar dan
Bila pembelajaran telah ditata sedemikian rupa, alasan
lain sebagainya. Namun demikian yang harus juga diperhatikan
psikologis, sosiologis dan kebudayaan yang lebih luas, akan
adalah; kemampuan guru dalam merancang pembelajaran,
menjadi bagian dari proses perencanana, pengelolaan, dan
mengelola kegiatan pembelajaran, menjadikan media sebagai
evaluasi serta pengembangan pembelajaran bahasa. Dan pada
pendukung pembelajaran, sampai pada evaluasi untuk
gilirannya pembelajaran bahasa baik itu bahasa ibu maupun
keterampilan berbahasa, adalah hal yang sangat utama dalam
bahasa asing akan dengan mudah diperoleh anak.
pembelajaran.
Seorang pendidik merancang pembelajaran bahasa sebaiknya
bukan hanya untuk tujuan sesaat atau tujuan menyelesaikan
kurikulum, lebih dari itu tugas pembelajaran bahasa adalah
mengembangkan bakat dan kemampuan yang dimiliki anak,
maka pendekatan psikologi harus menjadi penting. Menjadikan
anak sebagai bagian dari masyarakat yang berbudaya, maka
pendekatan sosiologis adalah jawabannya. Kemahiran berbahasa
harus dimiliki olehk anak kanak dan pelajar untuk menimba

154 155
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

F. Suplemen gagasan, ide, hingga mengapresiasikan diri. Dengan membaca


anak anak memiliki kemampuan berkomunikasi dan pergaulan
yang luas. Itu membangun konsep diri yang positif pada anak,
ASAH KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI. disamping membuat mereka semakin percaya diri. Papar Seto.

P erkembangan anak ternyata tidak saja dibentuk keluarga, Manfaat lain yang tidak kalah penting dari koran anak
guru, ataupun sekolah. Dengan membaca, kemampuan adalah munculnya suasana belajar yang menyenangkan, bukan
anak untuk mengekspresikan diri lebih mudah terbentuk seperti dengan cara-cara yang kaku atau terlalu serius seperti orang
terungkap dalam penelitian yang dilakukan Seto Mulyadi dari dewasa. (Bernadette 1). Sindo, Senin 26 November 2007.
Komisi Nasional untuk Anak, yang juga tercatat sebagai ketua
Asah Pena Jakarta.
Melalui sebuah percobaan sederhana yang melibatkan
sepuluh anak, pria yang akrab dipanggil Kak Seto itu secara G. Tugas Tugas
teratur memberi kesempatan kepada anak untuk membaca
koran khusus anak setiap hari, sekitar 30 menit. Sebelum 1. Kunjungilah satu kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu),
percobaan dimulai, anak anak diberi tugas mudah, yaitu berpidato apa yang dapat saudara peroleh dari kegiatan yang dilakukan
dan menuliskan sebuah karangan bebas. Hasilnya dari 10 anak pada kegiatan tersebut. Coba analisis hubungan antara
hanya satu orang anak yang berani berbicara dan sekitar dua perkembangan fisik, fsiikhis khususnya kemampuan berbahasa
anak saja yang berani dan memiliki kemampuan untuk anak.
menuliskan karangan bebas. Itupun hasilnya belum memuaskan.
2. Silahkan saudara melakukan penelitian kecil terhadap
Setelah anak anak dberi koran, hasilnya kesepuluh anak mampu
memenuhi tugas dengan hasil cukup mengagumkan ungkap lembaga kursus bahasa asing, silahkan buat satu analisa
pria murah senyum ini. yang berkaitan dengan motivasi belajar bahasa asing, strategi
Melalui koran anak yang terbit setiap hari, Seto mengaku
para tutor dalam mengajarkan bahasa asing, usia anak
mencatat beberapa hal penitng dalam penelitian yang telah untuk belajar bahasa asing, harapan mereka untuk belajar
dilakukannya, di antaranya koran anak mampu memenuhi bahasa asing.
rasa ingin tahu anak mendorongnya untuk lebih rajin membaca.
Pembiasaan membaca akhirnya akan membangun minat
baca yang tinggi. Dengan kebiasaan membaca pula, pemahaman
bahasa Indonesia anak semakin berkembang dan kemampuan
memahami bahasa tersebut membuat anak mampu menuangkan

156 157
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

visi kedepan, maka seorang anggota komisi tersebut Karan

BAB VIII Sing menuliskan betapa dunia semakin kompleks, rumit dan
runyam. Namun diantaranya masih ada secerca harapan dengan

DIMENSI KREATIVITAS adanya kreatifitas manusia sampai ke angkasa luar.


Bagi visi UNESCO semua persoalan dapat saja dikaitkan
DALAM PSIKOLOGI dengan pendidikan dan kebudayaan, namun lebih jujur diakui
PENDIDIKAN bahwa temuan temuan baru, yang menjadi pilihan bagi masa
depan ummat manusia, justru lahir dari satu kelebihan manusia
yakni ia dapat berkreasi dan lahirlah kreatifitas. Jelas bahwa
kedudukan kreatifitas tidak dapat dipandang hanya sebagai
satu kebetulan atau satu kemampuan biasa, akan tetapi memiliki
dimensi yang unik tetapi handal dalam pengembangan sumber
A. Menggagas Kreativitas daya manusia.
Pada waktu kita bergerak melalui dasawarsa terakhir abad Rancang bangun kreatifitas diawali dengan berfikir yang
luar biasa ini yang menyaksikan pengrusakan yang tiada taranya baik tepat, dan benar, dan puncak keberhasilannya adalah
dan kemajuan yang tak terbayangkan, pembunuhan massa peradaban. Kualifikasi dan identifikasi peradaban telah menjadi
yang paling kerjam dalam sejarah manusia dan terobosan satu orientasi baru yakni lahirnya future oriented, dan mimpi
terbosoan yang paling mengagumkan dalam kesejahteraan mimpi indah tentang masa depan, namun yang pasti fondasi
manusia, datangnya senjata senjata yang mematikan yang belum yang dibangun oleh cara kita berfikir menjadi penentu itu
pernah terjadi dan pemeriksaan secara kreatif kedalam angkasa semua. Walau harus disadari bahwa kreatifitas hanya sedikit
luar, kita menemukan diri pada titik penting dalam sejarah signifikansinya terhadap peradaban manusia bahkan nyaris
ras manusia yang panjang dan berliku liku di planet bumi ini. tidak tampak. Namun yang pasti antara kreatifitas, berfikir
Sekarang sudah sangat jelas bahwa kemanusiaan berada secara benar dan peradaban manusia dapat dijadikan satu
dalam keadaan yang sangat sekarat dalam peralihan ke masyarakat thema besar dengan merajut benar merah lewat talenta
global. (Karan Sing:1996:12). UNESCO sudah lama didirikan pendidikan.
dan banyak berperan dalam berbagai kegiatan pendidikan Tahukan kita, bahwa belajar adalah tempat dimana ada
dan kebudayaan khususnya untuk negara negara berkembang yang mengalir, dinamis, penuh risiko, dan menggairahkan.
dan juga negara negara terbelakang. Ketika memasuki melanium Belum ada “aku tahu” disana. Kesalahan, kreativitas, potensi,
ketiga salah satu komisi yang ditugasi dalam hal menyampaikan dan ketakjuban mengisi tempat tersebut. (Booby DePorter,

158 159
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

2001:29). Dalam kegiatan pendidikan inilah ada belajar, dimana namun lebih didasarkan pada azas fungsional konsep untuk
dalam belajar tersebut ada kegiatan kreativitas untuk men- mendasari pembahasan yang diperlukan.
dapatkan sesuatu. Berfikir kreatif harus memenuhi tiga syarat. Pertama,
Karena dunia keilmuan tidak terlepas dengan dunia kreatifitas memperlihatkan respons atau gagasan yang baru,
pendidikan, maka bagaimana pendidikan itu sendiri menjadikan atau yang secara statistik sangat jarang terjadi. Tetapi kebaruan
kreatifitas sebagai satu bagian yang harus mendapat perhatian saja tidak cukup. Anda dapat mengatasi kepadatan penduduk
kita semua. Melahirkan manusia yang kreativ tentu memerlukan di kota dengan membangun rumah rumah di bawah tanah.
bentuk pendidikan yang tepat, tepat dalam hal memahami Ini baru, tetapi sukar dilakanakan. Syarat kedua kreatifitas
kondisi peserta didik, tetap dalam menempatkan kreatifitas ialah dapat memecahkan persoalan secara realistis. Ketiga
sebagai satu potensi yang harus diperhatikan. Jelaslah bahwa kreatifitas merupakan usaha untuk mempertahankan insight
kreatifitas mempunyai janji terhadap lahirnya manusia manusia yang orisinal, menilai dan mengembangkannya sebaik mungkin.
yang lebih terampil baik untuk meningkatkan kemampuan (Mac.Kinnon, 1962)
dirinya maupun untuk membina orang lain. Diawali dengan pengetahuan tentang anatomi otak, terdapat
belahan otak pada kepala manusia. Otak sebagai masa jaringan
B. Pengertian dan Kedudukan Kreatifitas syaraf pada tengkorak manusia, (Chaplin, 1968:65), namun
masing masing dari dua belahan otak bertanggung jawab atas
Berfikir kreatif sebagai sebuah sistem dapat dipandang
cara berpikir yang berbeda beda dan mengkhususkan diri pada
dari berbagai sudut disiplin ilmu. Berfikir adalah aktualisasi
kemampuan kemampuan tertentu, walaupun penyilangan
dari cara kerja otak, dalam hal ini pengetahuan tentang anatomi
memang terjadi.(Booby DePorter, 1992:123). Fungsi dari otak
otak sangat diperlukan maka lahirlah fisiologi. Kreatifitas adalah
kiri adalah; logis, sekuensial, linear, dan rasional. Sementara
produk dari tata cara berfikir yang baik dan benar, maka lahirlah
fungsi otak kanak adalah; acak, tidak teratur, intuitif, dan
filsafat sebagai satu disiplin ilmu tentang tata cara berfikir.
holisitk. Namun demikian kombinasi dalam prosesnya akan
Kemudian sebagai satu gejala kejiwaan baik berfikir maupun
selalu tetap terjadi.
kreatifitas maka lahirlah psikologi yang mencoba menjelaskan
bagaimana fenomena jiwa dalam empat hal yakni; gejala Landasan pembagian otak kiri dan kanan secara fungsional
mengenal (kognisi), gejala merasa (emosi), gejala kehendak tersebut di atas, kini banyak dikembangkan sebagai dasar pengem-
(konasi) dan gejala campuran (kombinasi). (Atkinson:1981:26). bangan pembelajaran seperti model Quantum Learning oleh
Booby DePorter (1992), The Accelerated Learning (2000), Total
Dalam hal pembahasan tentang berfikir kreatif ini,
Mind Learning (2008), Brain Based Teaching (2007) dan lain
sesungguhnya tidak ingin membatasi hanya pada satu bidang
sebagainya.

160 161
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Sementara itu menurut Coleman Berfikir kreatif adalah Evaluation

Operations
“thinking which produces new methods, new concepts, new Convergen thinking
Devergen thinking
understandings, new inventions, new work of art”. Guilford
Memory
membedakan berpikir kreatif dengan tidak kreataif atas dasar Cognition
perbedaan berpikir konvergen dan devergen. Units
Classes
Berpikir konvergen adalah berpikir yang bersifat linier,
Relations

Products
konstanta sebagai contoh bila diberi pertanyaan maka jawabannya Systems
satu, tepat dan benar. Berpikir divergen adalah berpikir yang Transformation
bersifat acak, kombinasi sebagai contoh bila diberi pertanyaan Implications
maka jawabannya dapat banyak dan memberikan pilihan pilihan. Figural

Contents
Symbolic
Kreatifitas berada pada bentuk berpikir divergen. Dimana berpikir
Semantic
seperti ini dapat diukur dengan cara fluency, flexibility dan Behavioral
originality. Modulasi berfikir konvergen dan divergen ini banyak
Gambar 5
memberi inspiras bagi sistem evaluasi pendidikan termasuk Guilford‘s theory: a factor approach
dinegeri kita. Dengan sistem evaluasi tersebut, maka model
pembelajaranpun justru berbalik menyesuaikan dengan formula Sampai di sini jelaslah bahwa berfikir kreatif sebagai satu
yang dikembangkan. gejala psikologis bergerak dari anatomi otak kiri kemudian
Dalam hal pengembangan kreatifitas sebagai sebuah sistem, melakukan silang dengan otak kanan. Lahirnya banyak tantangan
Guilford mencoba menjelaskan bahwa terdapat tiga komponen yang memerlukan berbagai jawaban alternatif maka otak yang
utama untuk melihat kreatifitas pada satu individu yakni; contents, mempunyai daya rangsang tinggi akan melahirkan berbagai
produkct, dan operation yang masing masing mempunyai bagian jawaban dan disinilah lahir kreatifitas.
penting. Aktualisasikan dari proses berfikir manusia dijabarkan Bagaimana proses berfikir kreatif dalam diri seseorang,
dengan jelas sebagaimana tampak pada gambar berikut: tentang hal ini juga banyak diteliti oleh para ahli. Sementara
itu proses berpikir kreatif, para psikolog menyebutkan lima
tahap berpikir kreatif yakni:
1) Orientasi; masalah dirumuskan, dan aspek aspek masalah
diidentifikasi.
2) Preparasi; pikiran berusaha mengumpulkan sebanyak
mungkin informasi yang relevan dengan masalah.

162 163
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

3) Inkubasi; pikiran beristirahat benar, ketika berbagai terikat pada konvensi konvensi sosial. Mungkin inilah
pemecahan berhadapan dengan jalan buntu. Pada tahap sebabnya, orang orang kreatif sering dianggap “nyentrik”
ini, proses pemecahan masalah berlangsung terus dalam atau gila.
jiwa bawah sadar kita.
Bagaimana berfikir kreatif dapat dikembangkan sebagai
4) Iluminasi; masa inkubasi berakhir ketika pemikir mem-
satu sistem dalam pendidikan, tentu hal ini memerlukan pemikiran
peroleh semacam ilham, serangkaian insight yang
lanjutan. Mengapa hal ini perlu karena disadari bahwa kreatifitas
memecahkan masalah, ini menimbulan Aha Erlebnis.
diduga akan menghasilkan individu yang berkemampuan kognitif
5) Verifikasi; tahap terakhir untuk menguji dan secara
tinggi, maka perlu pendidikan, dengan kreatifitas maka individu
kritis menilai pemecahan masalah yang diajukan pada
akan bersifat terbuka, maka perlu pembiasaan, dan dan kreatifitas
tahap keempat.
individu akan bebas dan otonom, maka perlu kedewasaan
Rangkaian proses berfikir tersebut dapat berlangsung secara dan bertanggungjawab.
baik bila rangsangan atau lingkungan pembelajaran dapat ditata Potensi kreatif dan perwujudan ini pula yang ternyata
sesuai dengan tahapan tahapan yang sekuensial. Namun demikian merupakan kemungkinan dan kekuatan untuk menjalankan
perlu juga diperhatikan bahwa keberhasilan membentuk seorang berbagai langkah perubahan kehidupan manusia dalam
anak untuk berfikir kreatif tentu banyak dipengaruhi oleh peningkatan harkat dan martabatnya. Apa yang dihayati sebagai
berbagai faktor. Faktor faktor yang mempengaruhi berfikir ambisi terkandung dalam potensi itu, dan ilmu dalam hal ini
kreatif menurut Coleman dan Hammen (1974) adalah: adalah wahana dalam keterwujudan mencapai tujuannya. Dan
1) Kemampuan kognitif; termasuk di sini kecerdasan di pada gilirannya benarlah bahwa; kreativitas yang dimiliki manusia
atas rata rata, kemampuan melahirkan gagasan gagasan lahir bersamaan dengan lahirnya manusia itu. Sejak lahir, manusia
baru, gagasan gagasan yang berlainan, dan fleksibilitas memperlihatkan kecenderungan mengaktualkan dirinya yang
kognitif. mencakup kemampuan kreatif. (Conny dkk ,1991:60).

2) Sikap yang terbuka; orang kreatif mempersiapkan dirinya Secara konsepsional dapat ditegaskan bahwa kreatifitas
menerima stimulasi internal dan eksternal; ia memiliki dapat dibentuk lewat pengembangan filsafat ilmu yang mem-
minat yang beragam dan luas. berikan tata cara berfikir radikal, universal dan sistematis. Ia
tidak terikat pada satu sistem kaku akan tetapi terbuka untuk
3) Sikap yang bebas, otonom, dan percaya pada diri sendiri.
perubahan. Dengan kreatifitas akan menciptakan individu yang
Orang kreatif tidak senang “digiring”, ia ingin menampil-
mampu mandiri, dinamis namun tetap menghargai perbedaan
kan dirinya semampu dan semaunya; ia tidak terlalu
antar sesama serta tanggungjawab akan apa yang ia lakukan.

164 165
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Dengan pendidikan kreatifitas akan menghantarkan misi salah satunya adalah mengembangkan potensi yang telah dimiliki
pendidikan menciptakan masyarakat terbuka, dinamis dan oleh individu secara hakiki, sehingga ia dapat mengenal dan
mau berpartisipasi terhadap lahirnya toleransi dan bertanggung- mengembangkannya secara merdeka dan dapat teraktualisasi
jawab. secara mandiri.
Identifikasi terhadap berbagai persoalan pendidikan
C. Pendidikan Kreatif khususnya yang sedang dialami negeri tercinta ini, tentu sampai
kapanpun tidak kunjung usai, namun upaya menyadari bahwa
Pendidikan adalah proses transfer nilai budaya dari satu terdapat persoalan yang mesti diselesaikan, merupakan awal
generasi kepada generasi berikutnya diformat sedemikian rupa dari satu kearifan. Persoalan tidak berdiri sendiri, tanggung
dengan harapan generasi mendatang akan lebih banyak mendapat jawab tidak harus dipikul sendiri dan melakukan anatomi terhadap
pilihan, terbimbing untuk mendapatkan kesejahteraan. Penelusuran kompleksitasnya persoalan pendidikan adalah satu dari langkah
terhadap nilai budaya berarti menelaah lebih jauh nilai nilai yang patut dihargai.
yang terkandung dalam kehidupan sehari hari dari masyarakat
Dalam hal mencoba memberikan sumbangan terhadap
antar berbagai zaman. Sementara itu antar generasi tentunya
pendidikan tersebutlah, bila kreatifitas berperan bagi dunia
mengarah pada adanya satu tanggungjawab kemanusiaan agar
pendidikan di Indonesia perlu ditelaah lebih jauh. Pisau analisis
warisan yang diberikan mempunyai nilai tambah sesuai dengan
psikologi sebagai satu keterampilan dalam berfikir akademik
kemauan. Akan halnya dengan kesejahteraan adalah alternatif
dapat dijadikan formula untuk menelusuri lebih jauh apa yang
alternatif yang dijadikan flat form masa depan yang baik dan
akan dialami.
benar. Ketiga hal di atas ditata dalam satu kegiatan yakni proses
transper dengan cara bimbingan kepada pelaku kegiatan Persoalannya dapat dirumuskan sebagai berikut: Apa yang
pendidikan. mendasari manusia untuk melaksanakan kegiatan (pendidikan)
sehingga muncul berbagai bentuk dan alternatif? Bagaimana
Bentuk dari kegiatan pendidikan sederhananya terdapat
kreatifitas dapat dijadikan satu modulasi yang dapat membentuk
dalam tiga hal yakni; pembelajaran, pelatihan dan pembimbingan
manusia secara efektif? Apa implikasinya bagi upaya pembenahan
dimana ketiganya mempunyai titik tekan berbeda, namun pada
dan pengembangan pendidikan di Indonesia masa depan?
intinya adalah memanusiakan manusia sesuai dengan kodrat
dan kemampuan yang ia miliki. Untuk itulah ragam pendidikan Berfikir kreatif tentu mempunyai epistimologi yang kompleks
dimunculkan baik dalam bentuk pilihan jurusan, pilihan profesi, tetapi mapan, intinya adalah upaya menemukan dimensi
pilihan cara belajar, pilihan bentuk kegiatan dan lain sebagainya. kreatifitas dalam sistem pendidikan di Indonesia. Telaah dengan
Namun yang perlu disadari bahwa makna hakiki pendidikan psikologi sebagai satu formula tetap menjadi nilai yang inheren
dalam setiap pembahasan yang dilakukan.

166 167
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Kerangka fikir diartikan sebagai satu tata berfikir bagaimana Hasil budi daya manusia lahirlah apa yang disebut dengan
memetakan obyek, metodologi, analisis sebagai satu rangkaian kebudayaan, salah satu diantaranya adalah ilmu, filsafat, seni
ilmiah. Untuk itu dalam hal mengenal obyek penulis mencoba dan agama, termasuk didalamnya adalah psikologi. Kini per-
menata persoalan secara ilmiah lewat kajian logis dan akhirnya kembangan ilmu telah mendominasi 80% dari sistem kehidupan
menemukan landasan persoalan yang diangkat serta fokus manusia. Untuk itu peran eksistensi ilmu tidak dapat diabaikan
yang akan dikembangkan. Metodologi mencoba menghantarkan dalam berbagai hal, termasuk didalamnya tentang upaya pem-
tata urut pembahasan bagaimana prasyarat ilmiah yang harus binaan pengembangan sumber daya manusia. Untuk menelusuri
dipenuhi guna menelaah bidang akademik. Kemudian analisis hal tersebut psikologi memberikan wahana bagaimana mengenal
adalah kunci utama menemukan anatomi persoalan, yang lebih dalam peran ilmu untuk pengembangan sumber daya
dengannya diharapkan mampu memberikan solusi serta alternatif manusia tersebut.
yang dapat ditawarkan atas wacana yang dikembangkan sebelumnya. Kajian tentang psikologi menghantarkan kita kepada satu
Transfer pengetahuan (termasuk pendidikan) dapat pola fikir universal, dimana dengannya kita dapat menata
dilaksanakan dimana saja, oleh siapa saja, dan kapan saja. obyek, metode, dan sistematika sehingga menemukan dinamika
Namun semakin selektif tempat kegiatan pendidikan, semakin dan kreatifitas tinggi. Begitu juga dengan psikologi berfikir
ditentukan kompetensi pelaksana yang terlibat serta tertatanya yang identik dengan filsafat ilmu. Sebagaimana disebutkan
waktu kegiatan, maka akan menghasilkan produk pendidikan dalam kutipan berikut: ... among philosophers of science one
yang berkualitas. Untuk itu diperlukan beberapa bagian penting finds an assumption that machines can do everything that people
yang dapat menghantarkan kualitas produk pendidikan bagi can do, followed by an attempt to interpret what this bodes for
manusia di muka bumi ini, termasuk didalamnya adalah bangsa the philosphy if mind; while among moralistis and theologians
Indonesia. one finds a last-ditch retrenchment to such highly sophisticated
Pendidikan harus didasarkan pada upaya pengembangan behavaior as moral chice, love and creative discovery, claimed
potensi manusia yang alami. Potensi yang dikenali, diidentifiaksi to be beyond the scope of any machine. (Dreyfus:1972).
dan dideteksi akan memberi informasi yang tepat guna peng- Apa yang dapat diaktualisasikan oleh psikologi dalam
embangan sumber daya manusia secara proporsional dan hal kreatifitas anak manusia, tentu menjadi satu bagian penting
berkompeten. Untuk itu pengetahuan tentang pengenalan diri dalam kegiatan sumber daya manusia. Dengan filsafat, sebuah
(psikologi) diperlukan guna memberi bekal bagaimana kegiatan kajian keilmuan akan memberikan nilai nilai moral, nilai nilai
pendidikan harus dilaksanakan. Salah satu dimensi dari potensi yang dapat dijadikan hikmah bagi kehidupan manusia. Akhirnya
manusia adalah kreatifitas, maka bagaimana kreatifitas dijadikan dengan bimbingan psikologilah sebuah kajian keilmuan dapat
power point dalam kegiatan pendidikan di negeri ini. berfungsi secara berarti bagi kelangsungan hidup manusia.

168 169
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Salah satu yang membantu berfikir kreatif adalah psikologi Pendidikan sebagai satu sistem, dapat dilihat dalam satu
dan filsafat. Psikologi dan filsafat ilmu menurut Beerling (1970) epitimologi yang sederhana yakni terjadinya interaksi antara
merupakan suatu bentuk pemikiran secara mendalam yang personal, sumber belajar dan media sebagai perantara. Beregam
bersifat lanjutan (secondary reflexion) dengan dua fungsi utama personal bain individual maupun kelompok serta masyarakat
yakni: a. Dapat mengarahkan metode metode penyelidikan luas, dikombinasikan dengan berbagai sumber baik alam,
ilmiah kejuruan kepada penyelenggaraan kegiatan kegiatan lingkungan, materil, situasi dan lain sebagainya maka di-
ilmiah. b. Dapat menerapkan penyelidikan kefilsafatan terhadap temukanlah modular modular sistem media yang dikembangkan.
kegiatan ilmiah. Dengan itulah maka lahir berbagai model pendidikan, seperti
Dalam memahami peran psikologi dan filsafat ilmu ini pembelajaran, pelatihan dan pembimbingan.
untuk pengembangan kreatifitas pada pendidikan yang ada, Dari praktek pendidikan yang dilakukan selama ini tentu
maka dapat ditata pada tiga pembahasan utama yakni; identifikasi, tidak seluruh hal yang direncanakan sesuai dengan kenyataan
analisis, dan konkulisi/solusi. Pertama identifikasi dalam hal yang dipraktekkan, dan akhirnya hasil yang diharapkan tidak
ini adalah upaya berfikir deduktif untuk mengetahui secara selamanya didapatkan seperti yang direncanakan. Salah satunya
mendalam beberapa konsep yang terkait dengan kreatifitas, hasil evaluasi pendidikan pada tingkat internasional, nasional
baik itu dalam tinjauan psikologis, tinjauan sosiologis, dan dan lokal akhir abad duapuluh menjelaskan bahwa masih diperlu-
tinjauan ilmu komunikasi. Identifikasi juga mencoba melihat kan satu sistem rancangan pendidikan yang dengannya mampu
beberapa persoalan pendidikan yang sedang dialami oleh bangsa menjadikan manusia menemukan hakikat diri sebagiamana
Indonesia dengan berfikir induktif diharapkan menemukan yang diingikan. Ini artinya bahwa isu pendidikan terus berjalan
satu grand tour dan fokus pendidikan yang dapat dicermati sesuai dengan dinamika perkembangan masyarakat yang ada
dan diberikan jalan keluarnya. di sekelilingnya.
Kedua analisis, yakni mencoba memberikan satu evaluasi Dalam satu kesimpulan yang dirumuskan oleh UNESCO
silang atas kesenjangan antara das solen dan das sein pada tentang pendidikan bagi masa depan bangsa di muka bumi
dimensi kreatifitas untuk pendidikan di Indonesia. Dalam analisis bahwa terdapat empat pilar utama yang harus ditegakkan
ini analogi, silogisme digunakan untuk mencoba menelaah bila suatu bangsa ingin tetap eksis memasuki abad 21. Adapun
berbagai persoalan, sehingga menemukan anatomi eksistensi Empat sendi (pilar) pendidikan yakni:
kreatifitas dalam sistem pendidikan yang sedang terjadi. Belajar mengetahui, dengan memadukan pengetahuan
Ketiga konklusi/solusi yakni menarik kesimpulan sekaligus umum yang cukup luas dengan kesempatan untuk bekerja
mencoba memberikan berbagai langkah strategis untuk secara mendalam pada sejumlah kecil mata pelajaran. Ini juga
pemecahan masalah, dan aplikasinya dalam berbagai tindakan. berarti belajar untuk belajar, sehingga memperoleh keuntungan

170 171
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

dari kesempatan kesempatan pendidikan yang disediakan baru tentang realitas pendidikan, perubahan yang mendasar
sepanjang hayat. pada pemikiran, persepsi, dan nilai nilai yang kita miliki yang
Belajar berbuat, untuk dapat memperoleh bukan hanya berkaitan dengan pendidikan. (Zamroni: 2001)
suatu keterampilan kerja, tetapi lebih luas sifatnya, kompetensi Sehubungan dengan hal tersebut, dalam menghadapi transisi
untuk berurursan dengan banyak situasi dan bekerja dalam bangsa ini, maka H.A.R. Tilaar (2002) menjelaskan bahwa:
regu regu. Ini juga berarti, belajar berbuat dalam konteks Masyarakat Indonesia kini dalam transisi. Kita ingin membangun
pengalaman kaum muda dalam berbagai kegiatan sosial dan masyarakat demokratis atau masyarakat madani dari masyarakat
pekerjaan yang mungkin bersifat informal, sebagai akibat konteks yang relatif masih tertutup dan kualitas sumber daya manusianya
lokal atau nasional, atau bersifat formal melibatkan kursus yang belum menggembirakan mutunya. Pedagogik transformatif
kursus, program bergantian belajar dan bekerja. yang mengandalkan kepada pengembangan potensi individu
Belajar hidup bersama, dengan jalan mengembangkan melalui proses partisipatif dalam masyarakat dan dunia sekitarnya.
pengertian akan orang orang lain dan apresiasi atas interdepen- Respon dari berbagai wacana yang dikembangkan oleh
densi melaksanakan proyek proyek bersama dan belajar mengelola para pemikir, para nara sumber di berbagai seminar, dan lain
perselisihan dalam semangat menghormati nilai nilai ke- sebagainya sebagian tentu ditanggapi secara serius oleh
majemukan, saling memahami dan perdamaian. Departemen Pendidikan Nasional. Berbagai kebijakan diratifikasi,
Belajar menjadi seseorang, sehingga dapat mengembang diinovasi, direvisi dan sampai pada upaya pembaharuan
kan kepribadian lebih baik dan mampu bertindak otonom, diberbagai bidang pendidikan. Diketahui bahwa; Departemen
membuat pertimbangan dan rasa tanggungajwab pribadi yang Pendidikan Nasional terakhir ini menempatkan tiga bidang
semakin besar. Dalam hubungan ini, pendidikan tidak boleh studi utama ditingkat sekolah dasar dan menengah pengetahuan
memandang remeh satu aspek pun dari potensi seseorang dasar yang akan diuji pada standart naional yakni Bahasa
ingatan, penalaran, rasa estetika, kemampuan fisik dan Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika. (Malik Fajar:Kompas:
keterampilan berkomunikasi. 30 Nopember 2002). Sebagai kelengkapannya maka kemudian
menawarkan empat hari efektif di masa libur sekolah untuk
Berkenaan rumusan UNESCO di atas, masing masing negara
membuat formula pendidikan yang orientasinya adalah
mencoba menata sistem pendidikan negerinya, berbagai
pembentukan keterampilan yang berguna untuk membentuk
pembicaraan, seminar dan bahkan rekomendasi untuk perubahan
kecakapan hidup. (Kompas:16 Desember 2002).
kebijakanpun dilakukan. Pemikir pendidikan Indonesia pernah
menjelaskan bahwa; Untuk membangun peradaban, bangsa Akhir dari isu tersebut akan lahir isu baru, dan persoalan
ini mutlak memerlukan paradigma pendidikan yang baru; visi tentu tidak akan kunjung berakhir, namun demikian dari
identifikasi yang dapat ditelaah adalah bahwa kebijakan pen-

172 173
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

didikan akan tetap berubah sesuai dengan tuntutan masyarakat, Tabel 11


berbagai dinamika masyarakat dan apresiasinya terhadap sistem Konfigurasi Bentuk Berfikir

pendidikan yang ada harus direspon positif sebagai bagian


dari upaya pembenahan pendidikan nasional.

D. Meningkatkan Pembelajaran Berbasis


Kreativitas
Menelaah tentang kreatifitas dalam psikologi dapat di-
kembangkan dari anatomi kreatifitas yang mencoba mengem-
bangkan dari kemampuan dasar manusia. Dalam analisis ini
penulis mencoba menguraikan aktualisasi kratifitas, pengem-
bangan kreatifitas dalam dimensi psikologi, kemudian upaya
merefleksikannya dalam sistem pendidikan nasional di Indonesia.
Aktualisasi kreatifitas sebagaimana disebutkan dalam kajian Bentuk Aktualisasi
konsep terdahulu dapat dikembangkan dengan melihat kodifikasi No
Berfikir Indikator
gen Deskripsi
fungsional berfikir individu. Hal ini dapat digambarkan sebagai-
1 Konvergen Berfikir linier Individu seperti ini
mana berikut ini: cenderung
Berfikir logis
mempunyai tatanan
Berfikir berfikir sistematik,
sekuensial teratur dan ketat,
Berfikir linier sangat taat azas dan
hukum, siap
menanggung resiko
dan penuh prinsip.
Dapat dijadikan
dasar dasar
pengembangan
kreatifitas individu.

2 Diveren Berfikir acak Individu seperti ini


cenderung
Berfikir tidak
mempunyai banyak
teratur
pilihan dalam hidup,
174 Lebih intuitif
175
menemukan
Berfikir holistik berbagai cara dan
langkah dalam
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Berkaitan dengan ini kreativitas juga berhubungan dengan ini dirasa perlu sebagai upaya melihat bagaimana dimensi
filsafat. Karena filsafat adalah bagian dari cara berfikir yang kreatifitas dapat diidentifikasi, dikembangkan sesuai dengan
tepat dan benar termasuk di dalamnya adalah filsafat ilmu. nilai yang terdapat didalamnya.
Filsafat ilmu sebagai satu disiplin pengetahuan yang mencoba Tentang pemetaan ini dapat dilihat sebagaimana tabel
menelaah satu obyek, dari sisi ontologi, epistimologi, dan aksiologi berikut:
(Jujun.1984). Dengan tiga rana tersebut pengetahuan yang
Tabel 12
satu dapat dibedakan dengan pengetahuan lain seperti antara
Formula Bentuk Berfikir Kreatifitas dalam Psikologi
ilmu, agama, seni dan lainnya. Kajian ontologi adalah upaya
mengenal, mengidentifikasi obyek satu pengetahuan (hakikat
Dimensi Dimensi Psikologi
pengetahuan, metafisika). Kajian epistimologi adalah penataan ch
Berfikir Ontologi Epistimologi Aksiologi
tentang bagaimana pengetahuan diperoleh dan dikembangkan
sesuai dengan aturan yang berlaku. Sementara itu kajian aksiologi 1 Konvergen Obyektif Pada tahap ini Pengamanan
adalah satu pembahasan tentang sistem nilai yang patut dijadikan yakni, logiko, nilai keilmuan
landasan untuk pemanfaatan ilmu bagi masyarakat dan ilmu hipotiko dan harus diper
veripikatiko. tanggungjawab
itu sendiri. Nilai nilai tersebut akhirnya menjadi etika atau
kan secara
norma keilmuan. Berfikri linier,
konsekuen
sekuensial dan
Pada sisi epistimologi nilai nilai yang yang dapat didaya- baik itu tg.
rasional sangat
jawab profesi
gunakan berfikir diawali dari berfikir konvergen. Instrumen menentukan
maupun
instrumen dalam filsafat ilmu seperti analitis sistematis, logis, keberhasilan.
akademik.
dan obyektif memberikan satu langkah dari bagi upaya
kemampuan seseorang dalam filsafat ilmu. Sementara berfikir 2 Divergen Berfikir - Berfikir holistik
intuitif untuk sangat
divergen dtemukan khususnya pada saat ontologi dan aksiologi
mencari hal diperlukan
keilmuan. hal yang untuk memberi
Formulasi dari dimensi berfikir konvergen dan divergen belum ada pertimbangan
sebelumnya kegunaan ilmu
akan melahirkan berbagai macam kemampuan yang didapatkan
sangat bagi
oleh individu. Sementara itu dimensi filsafat ilmu dengan tiga dibutuhkan. masyarakat
ranah utama yakni ontologi, epistimologi dan aksiologi mencoba luas dan lain
memberikan penjelasan akan nilai nilai yang harus dijadikan sebagainya.
asas bagi kegiatan yang dilalui. Pengembangan dari formulasi

176 177
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

dengan memasukkan nilai keilmuan yang lebih proporsional


3 Kreatifitas Nilai Kreatifitas Kreatifitas
kreatifitas dapat dapat kesetiap jenjang pendidikan.
menjadi dikembangkan dikembangkan b. Tataran kebijakan, semangat untuk melakukan respon akan
motor dengan agar dinamika
tunutan masyarakat, perubahan zaman dan inovasi kebijakan,
penggerak menemukan keilmuan terus
bagi upaya formula terjaga. dapat dilakukan dengan cara menata ulang kurikulum
menemukan formula baru pendidikan nasional. Sistem evaluasi, proses pembelajaran
hal baru bagi dalam sampai pada kompetensi yang diinginkan dari satu lembaga
dunia mempelajari
pendidikan.
keilmuan. dunia ilmu.
c. Tataran praktis, dalam hal ini guru sebagai orang dalam
garda depan pendidikan, sebaiknya diberi orientasi bagaimana
Dengan pengembangan psikologi untuk berfikir secara
menata pembelajaran yang sarat akan nilai nilai kreatifitas.
formal maka akan menghasilkan individu yang berfikir logis,
Sebagai contoh adalah memberikan kebebasan pada peserta
sistematis, namun dinamis, dan terbuka serta bertanggungjawab
didik untuk mengekspresikan satu nilai yang ia minati,
atas apa yang dilakukannya.
namun kebebasan yang dimaksudkan adalah yang bertang-
Untuk menata upaya pengembangan individu dalam gungjawab.
kegiatan pendidikan, tentu harus diawali dari satu paradigma
pemikiran bahwa pembelajaran filsafat ilmu harus dimulai Tentang pemetaan pembenahan sebagaimana maksud di
sejak dini. Karena dengan itu individu individu yang mengikuti atas dapat dilihat sebagaimana tabel berikut:
kegiatan pembelajaran akan mampu mengembangkan potensi
diri baik dalam tata berfikir, tata merasa dan tata berkehendak
dengan tanggungjawab yang baik dan benar. Berikutnya adalah
pembenahan kurikulum yakni memasukkan nilai nilai psikologi
tentang kebenaran secara proporsional pada setiap jenjang
pendidikan, maka akan menghasilkan satu suasana pendidikan
yang memiliki kemampuan unggul.
Analisis strategi pengembangan tersebut dapat dilakukan
dalam tiga tataran utama yakni;
a. Tataran konsep; perubahan paradigma harus dilakukan,
dimana dasar pendidikan, tujuan dan sasaran harus diinovasi

178 179
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Tabel 13 Dimensi kreatifitas diharapkan muncul sedini mungkin


Formula Kurikulum Kreatifitas Dalam Sistem Pendidikan pada individu usia sekolah, sehingga tahapan yang dilalui pada
embaga lembaga selanjutnya akan membentuk kreatifitas
Lembaga KreatifitasPsikologi Kebenaran
sebagaimana yang diinginkan. Tentunya formula tersebut di
No Pendidi- Psikologi
kan Kreatifitas Deskripsi atas tidaklah kaku namun sbagai satu acuan dapat dikembangkan
Berfikir
untuk melihat lebih jauh bagaimana pendistribusian nilai nilai
1 Pendidikan Formasi Berfikir Pada tahap ini psikologi tentang tentang berfikir untuk pengembangan kreatifitas
Dasar diberikan Berbuat individu telah
sebanyak Merasa mengenal arti individiu pada jenjang pendidikan.
20% Bertindak pentingnya Kegiatan pendidikan bukanlah sekedar seremoni belaka,
bertindak
dengan dasar akan tetapi mempunyai tanggungajwab yang besar dan mulia.
pengetahuan Untuk itu pengembangan potensi individu merupakan paradigma
yang benar.
pendidikan yang harus dikembangkan, dan munculnya kreatifitas
2 Pendidikan Formasi Berfikir Pada tahap ini adalah pemberian suasana kebebasan pada individu untuk
Menengah diberikan Merasa individu berbuat yang bertanggungjawab merupakan langkah yang harus
sebanyak Bertanggung mempunyai
30% jawab wawasan
dikembangkan. Seorang yang kreatif selalu ingin tahu, suka
tentang mencoba, senang bermain, intuitif; dan anda mempunyai potensi
perbuatan, untuk menjadi orang kreatif seperti itu. (Bobbi DePorter:1992)
berkreasi dan
tanggungjawab Akhirnya bila dibenarkan psikologiberfikir kreatif sebagai
satu sistem pengetahuan, maka ia akan memberikan makna
3 Pendidikan Formasi Berfikir Pertanggung
Tinggi diberikan Berbuat jawaban, bagi upaya pengembangan sumber daya manusia. Bila dikembang-
sebanyak Bertanggung perbuatan dan kan kreatifitas sebagai satu bentuk dari produk pendidikan,
50% jawab aktualisasi diri
maka ia akan melahirkan individu yang dinamis dan penuh
Bereksperimen harus
Bertenggang dilakukan tanggungjawab. Dan bila kreatifitas dalam psikologi berfikir
rasa sekaligus dituangkan dalam satu analisis mengenai persoalan pendidikan,
menjaga
maka ia akan memberikan solusi yang penuh dengan kearifan
keseimbangan,
seperti dan mampu menjeput masa depan.
toleransi dan
lainnya.
Dimensi kreatif dalam psikologi berfikir tentu tidak berhenti
sampai disini, formula formula baru akan terus dikembangkan,
sesuai dengan semangat keilmuan itu sendiri. Kratifitas berarti

180 181
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

selalu menciptakan yang baru, namun orisinil, indevenden dinamis, dan bertanggungjawab. Kreatifitas perlu ditumbuh
dan bertanggungjawab. suburkan pada seluruh individu karena dengannya diharapkan
lahirnya rasa toleransi dan tanggungjawab terhadap berbagai
persoalan hidup berbangsa dan bernegara.
E. Pembelajaran yang Mengutamakan
Kratifitas dalam psikologi berfikir akan lahir secara hakiki
Kreatifivitas
bila disadari bahwa nilai nilai pendidikan harus ditata sedemikian
Satu hal yang tidak dapat dipungkiri adalah bahwa dunia rupa sesuai dengan kebebasan individu dalam berbuat, dan
pendidikan akan tetap aktual untuk dibicarakan sampai kapanpun. bertanggungjawab. Inilah mimpi sang psikolog pendidikan
Psikologiberfikir yang memiliki peran sebagai penata epistimologi ketika belajar ilmu tentang kreatifitas manusia, dari jauh kesadaran
pendidikan kehadirannya harus dijadikan dasar bagi upaya yang timbul adalah bahwa mendidik perlu mandiri, obyektif
identifikasi, analisis serta strategi pengembangan pendidikan dan toleran dengan sesama. Dengan kreatifitas seorang ilmuan
masa depan. Satu dimensi yang harus disadari yakni kreatifitas akan selalu melakukan inovasi dan renovasi secara benar dan
sebagai satu nilai dalam psikologi befikir harus mendapat tempat bertanggung jawab. Dengan demikian jadilah kreatifitas sebagai
secara proporsional dalam lembaga pendidikan. satu dimensi pada psikologi berfikir pengetahuan yang me-
Dalam taksonomi pembelajaran kreativitas adalah terdapat nempatkan ilmuan pada posisi kebenaran, kejujuran dan kearifan.
pada ranah psikomotorik pada tingkatan yang terakhir. Kreativitas Akhirnya telaah psikologi berfikir bukan merupakan akhir
dalam hal ini diterjemahkan dalam bentuk menciptakan yang dari segala galanya akan tetapi menjadi awal dari satu kesadaran,
baru, berinisiatif dengan kata kerja operasional terdiri atas; bahwa kreatifitas akan mendorong manusia untuk melakukan
merancang, menyusun, menciptakan, mendesain, mengkom- sesuatu secara baik dan benar. Untuk itu kreatifitas harus ditumbuh
binasikan, mengatur dan merencanakan. (WS.Winkel, 1987:160). kembangkan dikalangan individu sebagai upaya pembinaan
Psikologi berfikir sebagai satu pengetahuan yang memiliki generasi mendatang agar lebih cemerlang.
kehandalan dalam pengembangan berfikir ilmiah dan obyektif,
kini perlu mendapat perhatian serius khususnya bagi lembaga
F. Suplemen
pendidikan di negeri ini. Perhatian tersebut dapat berupa pembehan
kurikulum tentang berfikir ilmiah dan formal pada setiap jenjang
pendidikan. DIMENSI KREATIVITAS DALAM FILSAFAT ILMU
Kratifitas sebagai satu dimensi aktualisasi dari berfikir
Kreativitas manusia – karunia Ilahi yang tidak diberikan
ilmiah, maka sangat memberikan sumbangan besar bagi upaya
Nya kepada ciptaan yang lainnya tidak hanya menghasilkan
pengenalan, pemahaman, pengembangan individu yang inovatif,

182 183
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

pengembangan ilmu secara evolusi, tetapi juga membuahkan


penemuan penemuan ilmiah yang merupakan revolusi keilmuan,
loncatan loncatan jauh ke depan. Hal ini adakalanya menye-
babkan dirombaknya landasan ilmiah yang sebelumnya sudah BAB IX
mapan
Tidak dapat disangkal bahwa kemajuan keilmuan ini PERAN MOTIVASI
membawa kemakmuran, kesejahteraan, dan berbagai kemudahan
dalam hidup. Bagaimana dengan kebahagiaan?
DALAM PEMBELAJARAN
Ternyata pengaruh negatifnya juga tidak dapat dianggap
enteng. Penemuan inti atom, misalnya, tidak hanya digunakan
untuk kesejahteraan. Kedahsyatan daya perusaknya tak dapat
dibayangkan setengah abad yang lalu. Dan itu dimanfaatkan A. Pengertian Motivasi
pula oleh manusia. Bahkan ada penemuan yang sebagian orang
menganggapnya telah menyerobot mopoli Ilahi. Alam semakin Kemauan belajar pada anak tidak dapat tumbuh begitu
terbuka bagi kreativitas manusia. Tentu dengan pengaruh positif saja, akan tetapi selalu diberi rangsangan yang mengakibatkan
maupun negatifnya. Apa yang akan terjadi di hari depan tak anak tersebut mau melakukannya. Hasilnya selalu tampak
dapat diduga. Yang pasti adalah ketidakpastian, demikian kata bahwa ada orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya
seorang ilmuwan. sampai batas kemampuan yang ia miliki, disaat yang sama
Conny R.Semiawan dkk,1991. ada anak yang tidak mau sekolah. Begitu juga halnya dengan
pilihan, ada anak yang ingin masuk ke perguruan tinggi dengan
program studi yang diinginkannya, sementara orang tua dengan
dalih berpengalaman atau kemampuan yang dimiliki, lebih
G. Tugas Tugas
memilihkan anak dengan program studi lainnya. Akhirnya
1. Jelaskan apa yang saudara ketahui tentang kreativitas, apa orang tua dan anak tidak memiliki titik temu, apa yang terjadi?
hubungannya, dengan psikologi, filsafat, dan pendidikan. Program studi bukan pilihan si anak, sekolah tetap berjalan.
2. Susunlah indikator indikator yang dapat menggambarkan Banyak kasus yang kita hadapi dalam masyarakat, bagaimana
kreativitas anak sekolah, kemudian kembangkan alat perilaku orang tua, guru, dan lingkungan terhadap anak sebagai
pengukuran sekaligus cara dan teknis pengukurannya. sebuah bagian dari kegiatan pendidikan. Dalam hal ini pendidikan
sebagai sebuah proses memilih, memilih dari berbagai pilihan

184 185
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

yang ada. Mengapa mesti tercipta pilihan, hal ini disebabkan yang memberi atau menjadi sumber masukan atau pertimbangan
semakin banyaknya lingkungan menawarkan berbagai alternatif. seseorang untuk melakukan tindakan pertama atau kedua.
Apa yang akan kita lakukan, bagaimana cara melakukan,
dan apa dasar kita melakukan bila ditata semikian rupa akan B. Pengendalian Motivasi
membantu kita untuk tidak terjebak pada proses pemilihan
Bila kita memiliki pengetahuan yang cukup, keterampilan
yang kompleks dan rumit. Khususnya mengapa kita harus
memilih, maka faktor pendorong dalam hal ini disebut dengan yang memadai, serta kemampuan mengenal diri secara baik,
motivasi adalah hal penting. Jadi hal yang menyebabkan kita maka kita dapat menentukan sendiri apa yang harus dilakukan.
untuk melakukan kegiatan, memilih satu tindakan apalagi Motivasi pada diri kita akan menjadi bagian dari kehidupan
keputusan disebut dengan motivasi. kita untuk melakukan, mengembangkan serta mengendalikan
diri mau kemana kita akhirnya.
Satu definisi tentang motivasi diawali dari pendapat sebagai
berikut: Motivation pertains to why behavior occurs. Tho important Bagi anak usia sekolah sesuai dengan tugas perkembangan
features of motivastion are that it energizes and directs behavior. psikologisnya, maka pada usia anak sekolah dasar hal tersebut
(Benjamin, 1987:290) pendapat kedua menyebutkan bahwa; belumlah terjadi. Pada anak usia ini mereka justru sedang
motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan menikmati apa yang ada dilingkungannya, pilihan pilihan
kegigihan prilaku. Artinya perilaku yang termotivasi adalah dilakukan atas dasar kemasan yang tampak di depan maka
perilaku yangpenuh energi, terarah dan bertahan lama. (Santrock, bukan semata karena hakiki apalagi fungsinya untuk diri dan
2007: 510). Dan pendapat ketiga lebih fungsional lagi adalah masa depan anak. Namun demikian lambat laun usia sekolah
menegaskan; motif ialah segala sesuatu yang mendorong sampai pada jenjang yang lebih tinggi baik itu pada usia SLTP,
seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. (Purwanto, SLTA apalagi perguruan tinggi maka pengenalan terhadap diri
1985:69). sendiri semakin membaik.

Dari tiga definisi di atas, secara prinsip motivasi terkait Dalam mengenal diri pada anak usia sekolah inilah, maka
dengan dorongan yang terdapat pada diri seseorang untuk memberikan pengertian tentang hal hal yang harus dilakukan,
melakukan sesuatu. Tiga kata kunci dalam motivasi adalah dipilih dan dihindari harus diberikan pada anak usia sekolah.
sebagai berikut: (a) dalam motivasi terdapat dorongan yang Ini adalah bagian dari pekerjaan memotivasi anak untuk
menjadikan seseorang mengambil tindakan atau tidak mengambil melakukan sesuatu tepat untuk dirinya. Karena motivasi ini
tindakan, (b) dalam motivasi terdapat satu pertimbangan apakah sangat berfungsi bagi kegiatan anak itu sendiri. Kegunaan
harus memprioritaskan tindakan alternatif, baik itu tindakan atau fungsi dari motif motif tersebut bagi tindakan manusia
A atau tindakan B, dan (c) dalam motivasi terdapat lingkungan secara umum adalah sebagai berikut:

186 187
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

 Motif itu mendorong manusia untuk berbuat/bertindak hal ini tentang perbedaan motivasi dari dalam dan dari luar
 Motif itu menentukan arah perbuatan dijelaskan sebagai berikut: motivasi ekstrinsik adalah melakukan
 Motif itu menyeleksi perbuatan kita.(Purwanto,1985:81). sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk
mencapai tujuan). Motivasi instrinsik adalah motivasi internal
Bila satu tindakan memang akan memberi manfaat baik untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri(tujuan itu
untuk dirinya sendiri atau untuk orang lain, maka hal itu pantas sendiri). (Santrock,2007:514).
dilakukan. Pertimbangan pertimbangan seperti inilah yang
Mengendalikan tindakan itu berarti membekali diri dengan
harus diberikan pada anak ketika ia ingin melakukan sesuatu.
berbagai pengetahuan dan keterampilan yang pada gilirannya
Pada bagian berikutnya bahwa tindakan atau perbuatan yang
mampu memberi pertimbangan sendiri apa yang harus dilakukan.
akan dilakukan itu beresiko pada perbuatan berikutnya, apakah
Beberapa tahapan yang juga harus dipertimbangan dalam
itu untuk menjadikan diri menjadi pintar, menjadi orang terkenal,
mengambil tindakan ini disebut dengan proses yang menggambar-
atau menjadi berprestasi dalam belajar, maka pertimbangan
kan motivasi itu berperan dalam diri kita. Proses motivasi itu
pertimbangan ini harus diberikan disampaikan kepada anak
tiga langkah yaitu:
sebelum ia menentukan kemana arah tindakan yang ia lakukan.
Dan terakhir adalah berbagai kemungkinan untuk melakukan  Adanya suatu kondisi yang terbentuk dari tenaga tenaga
tindakan harus disusun, dibuat pilihan pilihan, dan pada gilirannya pendorong (desakan, motif, kebutuhan dan keinginan)
cari tindakan yang mungkin untuk dilakukan, pertimbangan yang menimbulkan suatu ketegangan atau tension.
norma yakni tidak melanggar adat, hukum, agama sangat penting.  Berlangsungnya kegiatan atau tingkah laku yang di-
Kegiatan menyeleksi perbuatan yang akan dilakukan sangat arahkan kepada pencapaian sesuatu tujuan yang akan
penting, khususnya melihat resiko yang akan terjadi, apakah mengendalikan atau menghilangkan ketegangan.
itu resiko negatif atau juga kemungkinan kebaikan yang akan
 Pencapaian tujuan dan berkurangnya atau hilangnya
diperoleh. Jadi semua tindakan yang akan dilakukan pasti
ketegangan. (Sukmadinata, 2004:62)
memiliki resiko walau sekecil apapaun tindakan tersebut.
Dalam menetapkan tindakan tentu sekali lagi seseorang Pada setiap proses tersebut, seseorang harus selalu diberi
harus diberdayakan untuk menyusun sendiri pilihan pilihan kondisi yang baik, artinya ia jangan sekali sekali melakukan
yang akan dilakukan, tentu hal ini sesuai dengan tugas sesuatu atas dasar tekanan, atau tuntutan yang berlebihan.
perkembangan psikologisnya. Pengendalian dirinya untuk Suasana yang nyaman, dengan cara seperti itu motivasi dapat
menentukan tindakan sangat penting, yang pada gilirannya dikelola dikendalikan dan diarahkan sesuai dengan yang
ia akan mendayagunakan motivasi dari dalam dirinya. Jadi diinginkan oleh pendidik, oleh orang tua, oleh lingkungan
peertimbangan bukan lebih mempertimbangan dari luar. Dalam dan sesungguhnya untuk masa depan anak itu sendiri.

188 189
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Memberi tahu kepada anak, apa dasar melakukan belajar, Ketiga rangkaian di atas, dapat dilakukan oleh seorang
mengapa ia harus melakukan itu, adalah satu hal yang sangat anak sekolah, bila ia diberitahu sejak awal tentang pentingnya
penting. Anak harus belajar dan harus mengerti mengapa harus belajar dalam kehidupan ini. Dengan cara seperti itu maka ia
belajar. Maka menyadarkan atau meyakinkan anak akan arti akan melakukan berniat belajar memang dari dalam dirinya,
terdirik bagi kedudukan orang dalam masyarakat, menyadarkan kemudian melakukan kegiatan belajar sesuai apa yang
atau meyakinkan akan manfaat bahan-bahan pelajaran yang diperintahkan, dan tujuan belajar juga mencapai hasil belajar
disajikan oleh sekolah bagi kehidupannya kelak sesudah yang maksimal. Bagaimanapula peran motivasi dalam belajar
meninggalkan sekolah dan sebagainya merupakan usaha usaha ini, maka; untuk penggunaan motivasi, maka ada dua golongan
memotivasikan tindakan belajar si anak.(Thorntowi,1993:72). motivasi yakni sebagai berikut:
 Motif primer atau motif dasar yang menunjukkan pada
C. Motivasi untuk Belajar dan Berprerstasi motif yang tidak dipelajari yang sering juga untuk ini
digunkan istilah dorongan, baik itu dorongan fisiologis,
Belajar dilakukan dengan niat yang benar, dilaksanakan
maupun dorongan umum.
dengan baik, dan mencapai hasil atau prestasi yang gemilang,
adalah sebuah harapan yang diinginkan oleh semua orang,  Motif skunder menunjukkan kepada motif yang bekembang
semua anak sekolah. Untuk mencapai hal di atas maka ada dalam diri individu karena pengalaman, dan dipelajari.
tiga bagian penting; pertama, niat yang baik, artinya ia dengan (Makmun,1998:29)
niat yang yang benar, berarti ia belajar memang dilakukan
Bila belajar telah diketahui sejak awal, apa yang mendasari
dengan sepenuh hati, bukan karena diperintah, bukan karena
kegiatan belajar, apa pula yang harus dilakukan dan apa tujuan
dijadwal atau karena dihukum. Melakukan belajar kapan saja,
belajar, maka hal ini akan memudahkan seseorang mengenal
dimana saja, dengan siapa saja, dan bahkan belajar apa saja
kegiatannya. Kemudian ia akan mengendalikan belajar sesuai
akan dilakukannya, selagi itu dalam koridor tidak menyalahi
dengan yang diinginkannya. Salah satu fungsi motivasi dalam
hukum. Kedua, belajar dilaksanakan dengan baik, maka seorang
hal ini adalah memberikan penguatan terhadap kegiatan yang
anak akan melakukan belajar dengan usaha usaha yang dapat
akan dilakukan sehingga bermakna dan bermanfaat. Beberapa
dilakukan oleh semua orang, tidak curang, tidak merugikan
fungsi motivasi ialah:
orang lain. Belajar dengan benar menggambarkan seseorang
melakukan kegiatan belajar sesuai aturan yang ditetapkan.  Mendorong timbulnya kelakukan atau suatu perbuatan.
Ketiga mencapai hasil yang gemilan, bahwa dengan belajar Tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti
akan memperoleh hasil, hasil yang diperoleh benar benar adalah belajar.
disebabkan kegiatan belajar bukan karena yang lain.

190 191
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

 Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan yang sangat besar bagi seseorang untuk melakukan kegiatan
kepada pencapaian tujuan yang diinginkan. termasuk didalamnya adalah kegiatan belajar. Motivasi dianggap
 Sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi penggerak utama dalam menstruktur tingkah laku, pemikiran,
mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat emosi, hal tujuan, dan minat pelajar untuk mencapai sesuatu
atau lambatnya suatu pekerjaan.(Hamalik, 1992:175). matlamat pembelajaran secara berkesan.(Nachiappan,2008:247)
Kedudukan motivasi dalam belajar tidak hanya memberikan
Demikian pula apabila seorang anak mengetahui bahwa
arah kegiatan belajar secara benar, lebih dari itu dengan motivasi
rangkaian dari niat belajar yang baik, dilakukan dengan baik
seseorang akan mendapat pertimbangan pertimbangan positif
pula maka ia akan mencapai prestasi yang gemilang. Harus
dalam kegiatannya termasuk kegatan belajar. Motivasi merupakan
dicatat, tidak ada motivasi memberi alternatif yang tepat apabila
hal yang sangat penting dalam belajar adalah sebagai berikut:
dibalik, bahwa prestasi adalah menjadi motivasi belajar bagi
anak. Bila ini terjadi maka motivasi akan memberikan kepuasan  Motivasi memberi semangat seorang pelajar dalam
sesaat dan bukan permanen sebagaimana yang diinginkan kegiatan kegiatan belajarnya.
dalam hukum belajar.  Motivasi motivasi perbuatan sebagai pemilih dari tipe
kegaitan kegaitan dimana seseorang berkeinginan untuk
melakukannya.
D. Pembelajaran yang Mendayagunakan
 Motivasi memberi petunjuk pada tingkahlaku.(Crow
Motivasi & Crow,1984:358)
Bila anak belajar dengan semangat yang tinggi, tanpa
Sekali lagi seorang pendik dengan bekal psikologi
diperintah ia telah melakukan belajar sendiri, baik di rumah,
pendidikan, psikologi anak, psikologi perkembangan juga psikologi
disekolah, pada waktu belajar, pada waktu istirahat, maka pendidik
belajar, maka ia akan menjadikan anak sebagai bagian dari
atau guru selalu menggambarkan inilah anak sekolah yang
kehidupan yang memiliki dunianya sendiri. Berangkat dari
baik. Bagaimana itu semua dapat terjadi, seorang pengajar biasanya
hal tersebut, pendidik akan merancang pembelajaran berdasarkan
hanya memberikan rangsangan rangsangan sehingga anak
apa kebutuhan anak, hal ini untuk menyelaraskan perkembangan
mau belajar, tetapi seorang pendidik yang benar maka ia akan
jiwa anak dengan materi pembelajaran. Pendidik akan mengelola
mendalami bagaimana dunia anak, dan menjadikan anak belajar
materi dengan kemasan yang menyenangkan, agar anak merasa
tanpa beban tetapi atas dasar dorongan dari dirinya sendiri.
bahwa apa yang dipelajari adalah bagian dari kehidupannya.
Betapa pentingnya dorongan atau motivasi ini, apabila Pendidik akan mengembangkan strategi sesuai dengan kondisi
dikelola dengan baik, maka motivasi akan menjadi kekuatan psikologis anak, hal ini ditujukan agar anak nyaman dan senang

192 193
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

mengikuti kegiatan belajar sampai berakhir. Pada akhirnya


Salah satu solusi bagi orang tua yang tidak ingin memercaya-
seorang pendidik akan mengembangkan alat evaluasi sesuai
kan pendidikan anak anaknya pada sekolah sekolah umum
dengan tingkat perkembangan anak, hal ini yang menjadikan ataupun sekolah swasta adalah dengan mengoptimalkan
anak belajar tidak terbebani dengan apa yang harus dimiliki pendidikan di rumah, atau homeschooling. Untuk mendapatkan
diperoleh dan dikuasai. kualitas homeschooling yang baik, orangtua harus pintar pintar
Hal terakhir yang paling penting dalam mengembangkan memilih kurikulum dan mencocokkannya dengan usia dan
motivasi untuk kegiatan belajar adalah bahwa; motivasi instrinsik kemampuan anak.
lebih baik daripada motivasi ekstrinsik. Karena itu, bangunkanlah Dengan homeschooling, orangtua bebas memilih kurikulum
motif motif instrinsik pada anak anak didik kita. Jangan hendaknya yang sesuai dengan kondisi anak. Sebelum memutuskan kurikulum
anak mau belajar dan bekerja hanya karena takut dimarahi, yang akan dipakai ada baiknya orangtua mempelajari kurikulum
tersebut. Tanyakan pendapat kawan-kawan ataupun orangtua
dihukum, mendapatkan angka merah, atau takut tidak lulus
yang juga menggunakan kurikulum tersebut. Kalau jawabannya
dalam ujian.(Purwanto,1985:83). Dengan motivasi tersebut
memuaskan, kurikulum tersebut bisa dicoba dan dipraktikkan
anak akan memeproleh awal kegiatan belajar dengan benar,
di rumah. Kata peneliti yang sudah mempelajari gerakan home-
ia akan belajar dengan baik, dan prestasi akan dicapainya schooling, Dr. Briyan Ray
sesuai dengan apa yang diharapkannya.
Brian menyebutkan, banyak hal menarik bisa dilakukan
anak anak ketika belajar di rumah. Diantarnaya, anak anak
E. Suplemen punya lebih banyak waktu untuk bersosialisasi karena mereka
tidak perlu menghabiskan waktu untuk hal hal administratif
di sekolah. Anak anak juga punya lebih banyak waktu untuk
kenal dekat dengan temannya, tetangga, dan keluarga homeschool
MEMILIH KURIKULUM YANG SESUSI lainnya.
Memang anak-anak terlihat tidak mempunyai teman

M endidik anak tekadang ibarat memakan buah simalakama


bagi orang tua. Bagaimana tidak, jika dimasukkan ke
sekolah umum, kualitas pendidikan dan sekolah sekolah di
sebayak anak lain, tapi mereka mempunyai lebih banyak
teman dekat atau sahabat. Di sekolah, anak anak terlibat seperti
mempunyai teman banyak, tapi sebagian besar mereka hanya
Indonesia masih sangat rendah. Sementara biaya pendidikan kenal nama. Bukan teman dekat, katanya lagi.
sangat tinggi. Jika disekolahkan, bagaimana masa depan si Selanjutnya menurut Ray, bagi orangtua yang ingin anak
buah hati di kemudian hari. Apalaagi persaingan di dunia anaknya menekuni pendidikan berbasis di rumah ini adalah
kerja sangat membutuhkan orang orang yang berkualitas. kepintaran orangtua untuk memilih kurikulum yang cocok.

194 195
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Diantaranya, lebih memilih kurikulum yang terakreditasi


dibandingkan dengan yang biasa agar orangtua tidak menulis
sendiri kurikulum yang sesuai. Kalau ada yang tidak cocok,
dari kurikulum yang dibeli, tinggalkan saja ke jenjang selanjutnya, BAB X
ujarnya.
Jika orangtua tidak percaya dengan kurikulum yang dibeli, MASALAH KESULITAN
karena yang mengetahui pribadi dan kebutuhan anak adalah
orangtuanya sendiri, juga boleh membuat sendiri kurikulum.
BELAJAR
(Nova, Sindo, Minggu, 20 Juli 2008, hal.31).

A. Siswa dan Kesulitan Belajar


F. Tugas Tugas
Belajar adalah proses dimana seorang peserta didik
1. Buatlah satu kertas kerja untuk menggambarkan bagaimana
mengalami perubahan dari satu kondisi kepada kondisi lain,
perbedaan motivasi instrinsik dengan motivasi ekstrensik.
kondisi yang lain tersebut tentu direncanakan, dikontrol dan
2. Susunlah satu instrumen sederhana yang dapat mengukur dikendalikan. Usaha pencapaian agar peserta didik sampai
atau mengidentifikasi seorang anak siswa SLTA dalam memilih pada kondisi yang diinginkan tentu menempuh berbagai cara,
jurusan perguruan tinggi, kemudian terapkan ke beberapa melewati berbagai kondisi dan mengikuti beberapa prinsip
anak di satu sekolah, buatlah laporannya dalam bentuk yang menjadi atauran dalam belajar. Namun harus disadari
kertas kerja. bahwa ditengah tengah antara kondisi awal sampai kondisi
tujuan terdapat beberapa hal yang menjadi rintangan baik
datang dari siswa maupun dari luar diri siswa.
Rintangan atau hambatan yang dialami siswa tersebut
dalam psikologi pendidikan disebut dengan hambatan atau
kesulitan belajar. Kesulitan belajar dapat diterjemahkan dari
fenomena dimana siswa mengalami kesulitan ketika yang ber-
sangkutan tidak berhasil mencapai taraf keualifikasi hasil belajar
tertentu berdasarkan ukuran kriteria keberhasilan seperti yang

196 197
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

dinyatakan dalam Tujuan Instruksional atau tingkat per- awal penelusuran terhadap penyebab kesulitan belajar merupakan
kembangannya. (Abin Syamsuddin M, 1998:107). hal penting untuk diketahui dan dipetakan lebih awal.
Banyaknya variabel dari kesulitan belajar ini selalu di- Secara garis besar faktor-faktor yang menjadi penyebab
identikkan dengan faktor-faktor yang menjadi pendukung timbulnya kesulitan belajar ada dua macam yakni:
kegiatan belajar. Sehingga banyak diketahui oleh orang bahwa 1. Faktor intern siswa, yakni hal hal atau keadaan keadaan
semakin banyak belajar semakin banyak kesulitan yang dihadapi. yang muncul dari dalam diri siswa sendiri.
Untuk kepentingan diagnosis (penyelesaian) maka kesulitan
2. Faktor ekstern siswa, yakni hal hal atau keadaan keadaan
dikelompokkan yakni;
yang datang dan muncul dari luar siswa. (Muhibbin
1. Dilihat dari jenis kesulitan belajar: Syah, 1995:173).
a. ada yang berat
b. ada yang sedang Mengatasi kesulitan belajar, tentu tidak dapat dipisahkan
2. Dilihat dai bidang studi yang dipelajari: dari faktor-faktor kesulitan belajar seperti di atas. Maka usaha
untuk mencari sumber penyebab kesulitan primer dan skunder
a. ada yang sebagian bidang studi dan
adalah menjadi mutlak perlu yang kesemuanya dalam rangka
b. ada yang keseluruhan bidang studi
sistematika penyembuhan kesulitan belajar. Secara umum ada
3. Dilihat dari sifat kesulitannya: enam tahapan yang akan dilakukan orang untuk mengatasi
a. ada yang sifatnya hanya permanen/menetap dan kesuilitan belajar yang terlanjur dialami siswa yakni:
b. ada yang sifatnya hanya sementara
1. Pengumpulan data
4. Dilihat dari segi faktor penyebabnya: 2. Pegolahan data
a. ada yang karena faktor inteligensi, dan 3. Diagnosis
b. ada yang karena faktor non inteligensi. (Abu Ahmadi 4. Prognosa
dan Widodo S,1991:75). 5. Tratmen/perlakuan
6. Evaluasi. (Abu Ahmadi, Widodo S,1991:92).
Kenyataan yang selalu dialami oleh siswa bahwa apabila
mengalami kesulitan belajar maka berpengaruh pada rendahnya Penjabaran enam hal di atas tidak diuraikan dalam
semangat belajar, lemahnya motivasi, hilangnya gairah belajar pembahasan ini, hanya saja disarankan untuk mendalaminya
dan akhirnya turunnya prestasi yang diperoleh. Hal ini tentu dalam mata kuliah Bimbingan dan Konseling. Untuk kepentingan
harus dicari jalan keluarnya, namun demikian sebagai langkah psikologi pendidikan, sampai disini ditegaskan bahwa untuk
melaksanakan diagnosis kesulitan belajar ini disarankan dengan

198 199
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

menggunakan rambu rambu yang ditetapkan seperti dijelaskan a. Perkembangan Fisik


oleh Ross dan Stanley (1956,332) sebagai berikut: Perkembangan fisik mempunyai pengaruh langsung terhadap
anak karena menentukan hal-hal yang dapat dilakukan
5. How can error be provented ? oleh anak dan secara tidak langsung baik terhadap dirinya
Bagaimana kelemahan dapat dicegah ? sendiri maupun terhadap orang lain. Perkembangan fisik
yang normal memungkinkan anak menyesuaikan diri pada
4. What remedies are suggested ?
Penyembuhan apakah yang disarankan ? situasi yang ada dengan tuntutan sosial untuk usianya,
sedangkan perkembangan fisik yang menyimpang akan
3. Why are the erros occur ? menghambat penyesuaikan diri anak tersebut. Kondisi
Mengapa kelemahan itu terjadi ?
kesehatan anak berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik,
2. Where are the errors located ? kualitas energi, perkembangan diri, keadaan emosi, tingkah
Dimanakah kelemahan
kelemaha itu dapat dialokasikan ? laku sosial dan prestasi sekolah anak. Pengaruh psikologis
kecelakaan yang dialami sering lebih merusak dan bertahan
1. Who are populis having trouble ?
Siapa siapa siswa yang mengalami gangguan ? pada gangguan fisiknya karena akan mempengaruhi keper-
cayaan anak pada dirinya sendiri dan sering menimbulkan
Gambar 6 rasa malu yang generalisasi. (Sutjihati Somantri, 2005: 4-5)
Tahapan Diagnosis Kesulitan Belajar
b. Emosi yang tidak stabil
Gambar di atas diharapkan dapat menjadi satu rambu Emosi mempengaruhi aktivitas mental secara umum. Emosi
rambu prosedur untuk melakukan diagnosis terhadap kesulitan yang tidak menyenangkan akan menyebabkan penurunan
belajar yang dialami oleh siswa. Dengan cara tersebut kesulitan prestasi dari aktivitas mental. Emosi mempengaruhi interaksi
yang memang kerap dialami oleh peserta didik tidak menjadi seseorang. Emosi yang tidak menyenangkan mendorong
kendala dalam kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan. anak untuk mengubah tingkah laku sosial, sedangkan emosi
Artinya langkah langkah yang digunakan akan diterapkan oleh yang menyenangkan mendorong anak untuk mempertahan-
pendidik jelas mempunyai sistematika disetiap upaya pendekatan, kan tingkah laku sosialnya. Emosi diartikan sebagai keadaan
penyelesaian dan jalan keluar yang akan ditempuh. dimana seorang anak kurang memperoleh kesempatan untuk
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi kesulitan belajar mendapatkan pengalaman emosional yang menyenangkan,
pada anak, diantaranya: khususnya kasih sayang, kegembiraan, kesenangan dan
rasa ingin tahu. Hal ini biasanya dijumpai pada anak-anak
yang ditelantarkan atau ditolak oleh orang tuanya, atau

200 201
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

anak-anak yang dirawat di lembaga-lembaga seperti rumah Disamping itu, ada empat tingkat keparahan bagi penderita
sakit atau panti asuhan dalam jangka waktu yang lama. Mental retardation. Diantaranya adalah (APA, 2000: 43):
(Sutjihati Somantri. 2005: 22-23). 1. Mild MR (85 %) à IQ 50-55 hingga 70. Termasuk kategori
Pola-pola emosi, diantaranya: (1) Takut, (2) Malu, (3) Khawatir/ “educable”, seringkali tidak dapat dibedakan dari anak normal
cemas, (4) Marah, (5) Iri hati, (6) Sedih, (7) Hasrat ingin hingga usia yang lebih besar. Masih bisa hidup dengan baik
tahu, (8) Kesukaan, kesanggupan, kegembiraan, dan (9) dalam masyarakat tapi membutuhkan supervisi, bantuan
Kasih sayang. Emosi negatif cenderung membuat anak merasa dan bimbingan .
rendah diri dan merasa ditolak dari lingkungan sosialnya,
2. Moderate MR (10 %)  IQ 35-40 hingga 50-55. Termasuk
begitu sebaliknya jika emosi positif yang dirasakan anak.
kategori “trainable”. Masih dapat melakukan pekerjaan
(Sutjihati Somantri, 2005: 27-33).
yang bersifat unskilled atau semiskilled dengan bimbingan.
c. Kemampuan intelektual dibawah rata-rata/ mental retardation.
Biasanya dapat beradaptasi dengan baik dalam lingkungan
Anak mental retardation biasanya mengalami keterlambatan yang tersupervisi.
yang sangat luas mencakup perkembangan fungsi kognitif
3. Severe MR (3-4 %)  IQ 20-25 hingga 35-40. Termasuk
dan sosial. Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual
kategori “survival”. Pada saat dewasa bisa saja mampu
of Mental Disorders, kriteria diagnosa untuk anak mental
melakukan pekerjaan sederhana dalam setting dengan
retardation, adalah: (APA, 2000: 41)
supervisi yang ketat. Biasanya dapat beradaptasi dengan
1. Fungsi intelektual dibawah rata-rata (IQ kira-kira 70 baik dalam komunitas dan keluarga, kecuali bila memiliki
atau kurang pada tes IQ secara individual, sedangkan
cacat lain yang membutuhkan perawatan.
untuk bayi adanya pertimbangan klinis fungsi intelektual
dibawah rata-rata). 4. Profound MR (1-2 %) IQ dibawah 20 atau 25. biasanya
terdapat diagnosa kondisi neurologis yang berkaitan dengan
2. Adanya defisit atau gangguan yang menyertai dalam
MR tersebut. Beberapa dapat melakukan tugas sederhana
fungsi adaptif yakni efektifitas seseorang untuk memenuhi
dalam setting yang terlindungi dan tersupervisi.
standar yang dituntut menurut usianya dalam kelompok
minimal dua bidang keterampilan, seperti : komunikasi, Selain keempat tingkat di atas ada satu tingkat keparahan
merawat diri sendiri di rumah, keterampilan sosial atau yang tidak dapat ditentukan yaitu MR Severity unspecified
interpersonal, menggunakan sarana masyarakat, meng- (Keparahan tidak ditentukan): jika terdapat kecurigaan kuat
arahkan diri sendiri, keterampilan akademik fungsional, adanya MR tetapi inteligensi pasien tidak dapat diuji oleh tes
pekerjaan, liburan, kesehatan dan keamanan inteligensi baku.
3. Keadaan tersebut tampak sebelum usia 18 tahun.

202 203
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

B. Lupa dalam Belajar teman di kantor, atau dengan orang lainnya. Bagian bagian
tertentu dari interaksi tersebut menuntut kita untuk mengingat,
Satu penomena yang selalu menjadi masalah dalam
apakah itu mengingat orang, mengingat tempat, mengingat
pembelajaran adalah ketika peserta didik tidak dapat menceritakan
kejadian dan lain sebagainya. Apalagi satu proses yang dengan
kembali apa yang telah dipelajari. Hal tidak dapat menceritakan
sengaja untuk melakukan ingatan yakni belajar, belajar dimana
kembali secara sederhana disebut dengan “lupa”. Lupa dalam
kita harus mengingat beberapa bagian dari materi pembelajaan
konteks pembelajaran merupakan bagian integral dari proses
agar kita memperoleh pengetahuan baru.
itu sendiri artinya terjadinya lupa sangat tergantung dengan
kegiatan yang dilakukan pada saat proses pembelajaran ber- Pada bagian tertentu, kita bisa saja mengingat bagian
langsung. bagian dari yang kita alami secara utuh, sehingga ketika diminta
untuk mengulang (recal), maka akan dengan mudah kita
Dalam tujuan psikologi pendidikan maka lupa akan
menceritakan baik secara tulisan maupun lisan. Namun kita
dijabarkan pada empat hal yakni:
mungkin tidak menyadari bahwa ternyata lebih banyak bagian
1. Pengertian Lupa bagian dari yang kita alami tidak dapat kita ingat atau yang
disebut lupa. Apakah itu menjadi masalah atau tidak? Tergantung
Lupa menurut pengertian dasarnya adalah lepas dari ingatan;
apakah pengalaman hidup tersebut perlu untuk hari depan
tidak dalam pikiran (ingatan) lagi. (Departemen P dan K RI,
atau tidak, termasuk untuk memecahkan masalah sehari hari.
1990:538). Dalam wacana psikologi lupa kehilangan kemampuan
untuk mengingat, mengingat kembali, atau menimbulkan kembali Bila kita lihat lebih jauh bagaimana peserta didik yang
dalam ingatan sesuatu yang telah dipelajari sebelumnya. (CP. mengikuti kegiatan belajar, pada saat tertentu yakni ujian atau
Chaplin, 1989:197). Lupa juga diartikan sebagai; ketidakmampuan belajar, pada tempo berikutnya ia diminta untuk menyebutkan
mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dipelajari atau materi pelajaran sebelumnya, atau mempergunakan materi
dialami. (Reber Athur S, 1988). pelajaran yang lalu untuk pelajaran yang sedang dilalui. Tidak
selamanya peserta didik dapat mengingat dengan baik. Dan
Pengertian pengertian di atas menggambarkan bahwa
kata yang paling tepat untuk memberikan solusinya adalah
lupa lebih bermakna psikologis dimana terjadinya pada saat
“Saya benar benar Lupa”.
sederhana lupa dapat diartikan sebagai; keadaan dimana terjadi
proses penghapusan informasi yang mengakibatkan jejak jejak Lupa tentu tidak selamanya menjadi alasan untuk tidak
ingatan hilang atau menjadi kabur (info jarang digunakan lagi). dapat mengingat, masih banyak sisi sisi lain yang dapat dibenarkan
menjadi referensi bahwa keadaan tidak dapat mengingat
Setiap hari kita berinteraksi dengan dunia luar, baik itu
disebabkan oleh faktor lain. Pembahasan berikut ini mencoba
dengan anggota keluarga, dengan guru di sekolah, dengan

204 205
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

mengartikulasikan lupa dalam proses pembelajaran dari sudut cara cara tertentu. Secara singkat lupa dapat diartikan sebagai;
pandang yang lebih luas. keadaan dimana terjadi proses penghapusan informasi yang
Lupa juga diartikan sebagai; ketidakmampuan mengenal mengakibatkan jejak jejak ingatan hilang atau menjadi kabur
atau mengingat sesuatu yang pernah dipelajari atau dialami. (informasi jarang digunakan lagi).
(Robert Athur S,1988). Dalam Al Qur‘an terminologi Lupa
2. Lupa dalam Belajar
dimaknai dengan “Nasiya” atau Nisyaanan” yang berarti
melupakan atau lupa. Tidak lebih 12 kali dalam 8 surat terdapat Satu penomena yang selalu menjadi masalah dalam
kata Lupa dalam Al Quran, itu berarti lebih sedikit dibanding pembelajaran adalah ketika peserta didik tidak dapat menceritakan
dengan kata ingat yakni lebih dari 300 ayat. kembali apa yang telah dipelajari. Hal tidak dapat menceritakan
kembali secara sederhana disebut dengan “lupa”. Lupa dalam
Dalam Ensyclopedia Encarta disebutkan bahwa: Forgetting,
konteks pembelajaran merupakan bagian integral dari proses
the loss of ability to recall memories. Forgetting is a normal
itu sendiri artinya terjadinya lupa sangat tergantung dengan
process of the mind, but it can also be an abnormal condition,
kegiatan yang dilakukan pada saat proses pembelajaran
especially when extreme. What people forget can be influenced
berlangsung.
by such factors as time, importance, and psychological needs.
(Microsoft ® Encarta ® 2006) (Lupa, dapat diartikan sebagai a. Penyebab terjadinya lupa
proses hilangnya kemampuan untuk mengingat memori.
Gejala lupa sebagai fenomena psikologis mengundang
Melupakan adalah suatu proses normal dalam kegiatan pikiran,
para psikolog mencari apa yang menjadi latar belakang penyebab
namun demikian lupa dapat juga diartikan sebagai suatu kondisi
terjadinya lupa. Sementara itu pada paedagog juga tidak
abnormal, apabila terjadi secara berlebihan. Ketika lupa terjadi
ketinggalan, satu hal yang sangat dirasakan riskan ketika pendidik
pada orang orang tertentu hal ini dapat dipengaruhi oleh berbagai
menyampaikan materi pelajaran dengan usaha maksimal, namun
faktor seperti, lamanya kesan terpendam, penting atau tidaknya
peserta didiknya paham saat ketika belajar dan lupa saat keluar
kesan, dan kebutuhan psikologis).
dari ruangan belajar.
Pengertian pengertian di atas menggambarkan bahwa
Banyak hal yang terkait ketika lupa menjadi sebuah gejala
lupa lebih bermakna psikologis dimana terjadinya pada saat
dalam proses pembelajaran. Intinya bahwa proses pembelajaran
tertentu. Tiga bagian penting untuk memaknai lupa yakni; a)
adalah mengkaitkan satu item dengan item lainnya disaat mana
lupa adalah sebuah proses yang terjadi pada seseorang dimana
lupa menjadi bagian item tersebut. Dalam hal ini dijelaskan
ia telah melakukan penyimpanan informasi, b) lupa dapat
bahwa penyebab lupa sedikitnya ada enam yakni sebagai berikut:
terjadi pada saat kapan saja tergantung pada situasi pemanggilan
memori, dan c) lupa dapat dihindari atau dikurangi dengan

206 207
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

a. Lupa dapat terjadi karena gangguan konflik antara item Kini semakin jelas, lupa terjadi diakibatkan oleh faktor
item informasi atau materi yang ada dalam sistem memory baik itu faktor psikologis peserta didik maupun faktor biologis,
siswa. faktor paedagogis dan faktor lainnya. Pentingnya pemahaman
b. Lupa dapat terjadi pada seorang siswa karena adanya tentang penyebab terjadinya lupa akan menghantarkan
tekanan terhadap item yang telah ada, baik sengaja bagaimana cara mengatasi lupa dalam belajar.
ataupun tidak. Agar lupa tidak selamanya menjadi masalah dalam belajar,
c. Lupa dapat terjadi pada siswa karena perubahan situasi maka kegiatan pembelajaran berlu dirancang dengan tepat.
lingkungan antara waktu belajar dengan waktu mengingat Kemampuan pendidik untuk mendisain pembelajaran yakni
kembali. dengan menjadikan peserta didik sebagai bagian integral
pengajaran adalah perlu diartikan untuk menjadikan materi
d. Lupa dapat terjadi karena perubahan sikap minat siswa
pengajaran dapat benar benar diterima peserta didik, maka
terhadap proses dan situasi belajar tertentu.
strategi pendidik sangat dibutuhkan seperti apa yang pernah
e. Lupa dapat terjadi karena materi pelajaran yang telah dikemukakan oleh Filosof China Confusius dalam (Roem
dikuasai tidak pernah digunakan atau dihafalkan siswa. Topatimasang dkk, 1990:49).
f. Lupa dapat terjadi karena perubahan urat syarat otak. Saya dengar saya lupa
(Muhibbin Syah, 1995:158). Saya lihat saya ingat
Saya lakukan saya paham
Sementara itu menurut pendapat lain bahwa lupa terjadi
pada peserta didik tidak semata mata disebabkan oleh faktor Rancangan pembelajaran yang tepat, dengan memperhatikan
biologis yang memang permanen keadaannya sesuai dengan bagaimana peserta didik dapat belajar dengan baik, maka
irama perkembangan psikologis anak, akan tetapi dikarenakan akan mendapatkan hasil yang baik pula, optimal, serta permanen
proses interaksi informasi yang dilakukan oleh pendidik ketika dalam dirinya. Kemasan informasi yang ditata sedemikian rupa
pembelajaran. Untuk kepentingan psikologi pendidikan maka akan menjanjikan bahwa peserta didik akan ingat selamanya,
penyebab lupa dibagi dalam tiga hal, yakni: dan faktor penyebab lupa dapat dieliminir.
a. Karena apa yang dialami tidak pernah digunakan lagi.
3. Proses terjadinya Lupa
b. Karena adanya hambatan hambatan yang terjadi
disebabkan oleh gejala isi jiwa yang lain. Saat saat terjadinya lupa merupakan gejala yang sangat
c. Karena gejala represi.(M. Ngalim Purwanto,1997:117). sensitif dalam proses pembelajaran. Kadang waktu ujian
pengalaman peserta didik sangat penting untuk mengulang

208 209
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

apa yang telah dipelajari, namun usaha untuk mengingat sulit Fiksasi Retensi Evokasi

dilakukan dan lupapun terjadi pada saat itu.


(ecoding) (storage) (retrieval)
Dalam proses pembelajaran sedikitnya ada tujuh fase yang
F. Konsen- F. Mengolah F. Menyimpan F. Menggali F. Prestasi
dialami oleh peserta didik yakni: trasi (Fase 2) (Fase 3) (Fase 4) (Fase 5) (Fase 6)
a. Fase motivasi
c. Fase konsentrasi Keluar Keluar Lupa

d. Fase megolah
e. Fase menyimpan Gambar 7
f. Fase - Menggali 1 Proses Saat terjadinya Lupa
- Menggali 2
g. Fase prestasi Gambar di atas menunjukkan satu sistematika dimana
h. Fase umpan balik. (WS.Winkel,1997:209). saat terjadi lupa ada satu rangkaian dengan fase lain. Artinya
lupa tidak berdiri sendiri sebagai satu gejala tunggal dalam
Pembagian fase fase pembelajaran seperti di atas, disatu pembelajaran, akan tetapi sebuah proses yang terkait antara
sisi adalah menjadi rambu rambu bagi para pendidik untuk satu fase dengan fase lain. Apabila kegiatan pembelajaran
mendisain rancangan pengajaran yang akan dilakukan. Kemudian dapat dikontrol dengan baik oleh pendidik, sejak fase konsentrasi,
proses pembelajaran tersebut dalam hal ini akan dilihat saat peserta didik dengan fokus mengikuti kegiatan pembelajaran,
mana terjadi lupa menurut WS.Winkel dapat dipetakan dimana kemudian dilibatkan dalam mengelolah informasi, maka
pendidik dapat melakukan interaksi dengan peserta didiknya. penyimpanan informasi akan dapat dilaksanakan dengan baik.
Saat tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Dengan demikian ketika fase menggali apakah itu saat post
test atau ujian, peserta didik akan dapat menghindari lupa.

a. Usaha Mengurangi Lupa


Sampai pembahasan ini jelas bahwa lupa tidak merupakan
gejala tunggal yang dialami peserta didik pada proses pem-
belajaran, untuk itu harus didekati dari rangkaian pembelajaran
secara utuh baik dengan fase fase pembelajaran maupun dengan
faktor pembelajaran. Berkaitan dengan usaha mengurangi
kelupaan pada peserta didik beberapa ahli yang pernah meneliti

210 211
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

hal ini yakni; Barlow Daniel Lenox: 1985, Anderson John R: 31 hari. Hasilnya dapat dilihat di dalam gambar kurva di bawah
1990 mereka sependapat bahwa banyak kiat yang dapat dilakukan ini. Kemudian ia juga menemukan bahwa ia ingat kurang dari
oleh peserta didik agar lupa dapat diatasi. 40 persen hal ha yang menyangkut materi setelah sembilan
Dari beberapa pendapat tersebut usaha yang dapat dilakukan jam, tetapi tingkat kelupaannya semakin hari semakin bertambah.
secara praktis oleh peserta didik adalah: Microsoft ® Encarta ® 2006.

a. Overlearing (belajar lebih)


b. Exta Study Time (tambahan waktu belajar)
c. Memonic Device (muslihat memori)
d. Clustering (pengelompokan)
e. Distributed Praktice (latihan terbagi)
f. The Serial Position Effecit (pengaruh letak bersambung).
(Muhibbin Syah, 1995:161).
Berkaitan dengan faktor penyebab terjadinya lupa, maka
hal ini akan dijadikan dasar untuk upaya penanggulangannya,
yakni sebagai berikut:
a. Mengurangkan lupaan sebab tidak digunakan.
b. Mengurangkan lupaan akibat dari pada pengurusan Gambar 8
Kurva Kemampuan Kita dalam Mengingat
ingatan.
c. Untuk mengelakkan lupaan yang disebabkan oleh Usaha mengurangi lupa yang dapat dilakukan oleh pihak
gangguan. pendidik adalah diawali dari sejak perancangan pembelajaran.
d. Mengelakkan lupaan yang disebabkan penekanan.(Atan Paling tidak ada tiga hal yang harus diperhatikan secara seksama
Long, 1988:404). yakni:
a. Seorang pendidik harus menata disain pembelajaran
Pada tahun 1885 ahli filsafat Jerman Hermann Ebbinghaus
dengan memperhatikan titik materi apa yang harus
untuk pertama kali membuat satu penelitian tentang ingatan
dikuasai peserta didik setelah pembelajaran berlangsung.
pada dirinya sendiri. Ia menghafalkan daftar beberapa suku
kata yang tidak perlu dan kemudian menguji ingatannya secara b. Seorang pendidik harus berbahasa yang sistematis agar
berselang-seling berkisar 20 suku kata beberapa menit selama

212 213
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

materi yang disampaikan mudah dikenal, dipahami terjadi karena informasi lama ditimbuni informasi informasi
dan diingat artinya tidak dilupakan peserta didik. baru. Jenis lupa ini disyaratkan dalam Firman Allah: Kami
c. Seorang pendidik harus memberi penguatan dalam proses akan membacakan Al Qur‘an kepadamu (Muhammad) maka
pembelajaran, agar materi yang disampaikan benar kami tidak akan lupa”.(QS,87:6)
benar sampai kepada sasaran yang diinginkan. 2. Lupa mengandung makna lalai. Misalnya seseorang yang
lupa akan apa yang akan dikerjakannya atau yang akan
Mengapa kita optimis dapat mengendalikan lupa, karena dibicarakanya kepada orang lain. Kejadian ini pernah
pada dasarnya lupa adalah bagian dari proses kerja otak manusia. dicontohkan dalam Al-Quran, ketika murid Musa lupa
Sebagai sebuah alat pengenalan pola, otak hampir hampir menceritakan bahwa ikan bekal mereka telah berjalan menuju
tidak ada yang menyamai. Ia mampu menyimpan hampir setiap laut. Firman Allah; Muridnya menjawab: Tahukah kamu
potongan data yang diserapnya. Semakin luas anda mengait tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka
ngaitkan berbagai hal hal semakin banyak anda belajar. Jeannette sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan
Vos sebuah pesan dalam lokakarya Learning Revolution tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya
international, yang mencaku teknik memori berbasis otak (Gordon kecuali setan, dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan
Dryden,2001:131). Artinya bahwa belajar dengan cara mencari cara yang aneh sekali. (QS,18:63).
berbagai hal yang terkait dengan obyek, maka akan memperkaya
3. Lupa dengan pengertian hilang perhatian terhadap sesuatu
berbagai informasi. Dan ternyata daya tampung otak pada
hal. Contohnya: “Mereka telah lupa kepada Allah, maka
usia tertentu akan mendukung pengkayaan tersebut.
Allah pun melupakan mereka”. (QS, 9:67).

Dalam al Quran penyebab lupa ada dua yakni: karena


C. Lupa dalam Referensi Agama Islam sifat alami manusia yang memang memiliki keterbatasan, dan
Dalam agama Islam referensi tentang “lupa” banyak dijumpai, karena godaan syetan “Syetan telah menguasai mereka lalu
apakah dalam kisah, maupun dalam berbagai perintah dan menjadikan mereka lupa bahwa sesungguhnya golongan setan
ajaran. tulah golongan yang merugi.(QS,58:19), begitu juga pada ayat
Lupa menurut Usman Najati (1985:228) dibedakan dalam yang lain “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika
tiga jenis: kami lupa atau kami tersalah” (QS,2: 286).

1. Lupa yang terjadi pada benak mengenai berbagai peristiwa Dalam beribadah sifat alami manusia kadang muncul seperti
dan informsi yang telah diperoleh seelumnya. Lupa ini terjadinya lupa di saat shalat. Untuk ini terdapat satu sarana
yang disebut dengan sujud Sahwi. Sujud sahwi adalah dua

214 215
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

kali sujud yang dilakukan orang shalat untuk menambal Sepanjang hidup kita mengalami sebuah proses yakni
kekurangsempurnaan shalatnya lantaran terkena lupa. Sebab mengetahui berbagai materi, fakta, kejadian dan lain sebagainya.
kelupaan ada tiga; kelebihan, kekurangan dan keraguan. Pengetahuan tersebut ada yang dibutuhkan untuk direcall atau
Kelebihan (tambah): Jika yang shalat sengaja menambahkan dipanggil kembali untuk kepentingan pengembangan penge-
berdiri, duduk, ruku’ atau sujud, batal-lah shalatnya. Jika ia tahuan yang akan datang. Kemampuan kita memanggil akan
lupa akan kelebihannya dan baru sadar ketika sudah selesai, menghasilkan prestasi, ketidak mampuan kita memanggil atau
maka ia wajib sujud sahwi. Jika sadarnya itu terjadi di tengah- gagal dalam pemanggilan itulah yang disebut lupa. Dan sebagian
tengah shalat, hendaklah ia kembali ke shalatnya lalu sujud kita pernah mengalami dan menganggap ini merupakan hal
sahwi. Contohnya, jika ia lupa shalat Zuhur lima raka’at dan yang manusiawi.
baru ingat sedang tasyahud, hendaklah ia sujud sahwi dan Kita memahami bahwa lupa merupakan hal yang wajar
salam. Jika ingatnya itu di tengah-tengah raka’at kelima, atau alami, maka dengan mengenali lebih jauh apa, kapan
hendaklah langsung duduk tasyahud dan salam. setelah itu dan faktor apa penyebab terjadinya lupa, untuk itu banyak hal
sujud sahwi dan salam. Syaikh Muhammad bin Shalih Al- yang dapat dilakukan agar lupa dapat dihindari. Lupa pasti
Utsaimin (2002). pernah terjadi, namun kita mampu mengendalikannya dengan
Bagian terakhir dari hal ini adalah bahwa agama Islam cara mengelola informasi secara baik, merancang pembalajaran
juga memberi beberapa solusi untuk mengurangi lupa. Terapi secara tepat, hal ini akan memberikan ingatan yang lebih kuat
mengurangi lupa adalah dengan malakukan satu kegiatan yang bagi peserta didik. Dan lupapun akan menjauh dari ingatan
terus mengingat satu hal yakni dengan berfikir, hal ini dijelaskan kita. Wallahu a‘lam.
dalam firah Allah: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan
bumi, dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda
D. Bimbingan Belajar
tanda bagi orang orang yang berakal, Yaitu orang orang yang
meningat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan Masalah belajar merupakan kegiatan inti dalam proses
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit pembelajaran khususnya di lembaga pendidikan. Untuk itu
dana bumi (seraya berkata), “Ya tuhan kami, tiadalah Engkau masalah yang menyangkut dengan persoalan belajar sejak
menciptakan ini dengan sia sia, Maha Suci Engkau, maka perencanaan, kegiatan atau proses, evaluasi sejak pada tindak
peliharalah kami dari siksa neraka”. (QS,3:190-191). Sementara lanjut kegiatan pembelajaran merupakan hal penting yang
pada ayat lain disebutkan; “Hai orang orang yang beriman, harus selalu diperhatikan biak oleh peserta didik terlebih lebih
berzikirlah kepada Allah dengn zikir yang sebanyak banyaknya. bagi pendidik sendiri.
Dan bertasbilah kepada Nya di waktu pagi dan petang, (QS,33:41). Masalah belajar dapat diartikan sebagai suatu keadaan

216 217
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

yang menjadikan peserta didik sulit atau payah untuk melakukan pembelajaran berlangsung. Menurut pandangan ini maka fungsi
kegiatan belajar dalam hal mencapai tujuan instruksional. guru untuk membimbing siswa yang dapat diharapkan dari
Terjadinya kesulitan dan kepayahan inilah yang dijadikan alasan adalah sebagai berikut:
maka siswa memerlukan jalan keluar dan tugas pendidik adalah 1. Memberikan berbagai informasi yang diperlukan dalam
memberikan bimbingan tes kepada individu dalam menghadapi proses belajar.
pesoalan persoalan yang (dapat) timbul dalam hidupnya. (WS
2. Membantu setiap siswa dalam mengatasi masalah masalah
Winkel: 1998,11).
pribadi yang dihadapinya.
Dalam prakteknya kegiatan bimbingan yang dilakukan
3. Mengevaluasi hasil setiap langkah kegiatan yang telah
oleh para pendidik terhadap peserta didik memang beragam,
dilakukannya.
akan tetapi yang cukup dipahami dakam hal ini adalah bahwa
4. Memberikan kesempatan yang menandai agar setiap
makna dan tujuan dari kegiatan bimbingan tersebut adalah
siswa dapat belajar sesuai dengan karakteristik pribadinya.
sebagai berikut:
5. Mengenal dan memahami setiap siswa secara individual
1. Memberikan informasi, yaitu menyajikan pengetahuan maupun secara kelompok. (Abu Ahmadi, Widodo S,
yang dapat digunakan untuk mengambil suatu keputusan, 1991:110).
atau memberitahukan sesuatu sambil memberi nasehat.
2. Mengarahkan, menuntun kesuatu tujuan. Tujuan itu Dalam batasan pembahasan ini hanya ditegaskan bahwa
mungkin hanya dikaitkan oleh pihak yang mengarahkan, bimbingan terhadap kegiatan belajar siswa harus dilakukan
mungkin perlu diketahui oleh kedua belah pihak. (WS. oleh pendidik, karena disamping fungsinya sebagai pendidik
Winkel:1991,57). pengajar, dan pembimbing juga pengganti orang tua. Peserta
didik yang mengalami kesulitan belajar, lupa dan banyak lagi
Betapa besarnya peranan pendidik dalam melakukan hambatan akan dapat diselesaikan persoalannya bila kegiatan
bimbingan adalah menjadi bagian yang menyatu dengan tugasnya bimbingan dilakukan oleh pendidik.
sebagai pengajar. Sekali lagi dalam hal ini dijelaskan bahwa;
mengajar adalah membimbing seseorang atau sekelompok
E. Pembelajaran untuk Mengatasi Masalah
orang supaya belajar berhasil. (Chalidjah Hasan, 1994:52).
Dengan belajar anak mendapat pengetahuan, dengan belajar
Untuk itu pendidik sebagai pembimbing dituntut agar
anak memahami nilai kebaikan, dengan belajar pula anak
mengadakan pendekatan bukan saja melalui pendekatan
memperoleh keterampilan. Pengetahuan, nilai kebaikan dan
instruksional akan tetapi dibarengi dengan pendektan yang
keterampilan diharapkan mampu menjadi bekal anak dalam
bersifat pribadi (personal approach) dalam setiap proses

218 219
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

mengarungi kehidupan yang penuh dengan tantangan baik definisikan kembali problem dan solusi dari waktu kewaktu.
itu tantangan dalam dirinya untuk mengendalikan hawa nafsu, (John W. Santrock,2004,371).
maupun tantangan dari luar dirinya untuk mengikuti kebudayaan. Dengan demikian jelaslah bahwa seorang pendidik dalam
Dalam kehidupan terdapat interaksi, antar individu, antar merencananakan pembelajaran maka ia harus melakukan analisis
budaya, antar generasi dan lain sebagainya. Dari interaksi ini terhadap berbagai problema dan masalah yang dihadapi siswa,
selalu terjadi masalah, bagaimana agar anak mampu menghadapi, inilah awal dari kegiatan pembelajaran. Kemudian dalam
mengatasi dan mengendalikan masalah, tentu perlu pengetahuan, mengembangkan strategi pembelajaran lakukan nilai nilai
kebaikan dan keterampilan. Jadi pendidikan dan pembelajaran pembecahan masalah adalah bagian dari strategi atau metode
perlu diorientasikan untuk mengatasi masalah kehidupan baik agar siswa dapat mengaplikasikan apa yang diperolehnya kedalam
yang sedang dihadapi, maupun yang mungkin akan dihadapi masyarakat, begitu juga sebaliknya ambillah bagian bagian
oleh anak. masalah yang ada dalam kehidupan sehari hari siswa sebagai
Berkaitan dengan ini Gardner pernah menceritakan bahwa inspirasi dan materi dari kegiatan pembelajaran. Sampai pada
kecerdasan seseorang justru tampak dari kemampuannya akhirnya evaluasi yang harus dikembangkan pada pembelajaran
menjelaskan masalah secara rinci adalah; (1) kemampuan adalah upaya memahami kemampuan anak mengenali masalah,
untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan memahami dan mengidentifikasi dan bila perlu kemampuan
manusia, (2) kemampuan untuk menghasilkanpersoalan mengatasi masalah dalam kehiudpan sehari hari yang ia hadapi.
persoalan baru untuk diselesaikan, dan (3) kemampuan untuk
menciptakan sesuatu atau menawarkan jasa yang akan menim- F. Suplemen
bulkan penghargaan dala budaya seseorang. (Linda Campbell,
2006:2).
CARA JITU LATIH DAYA INGAT ANAK
Dalam pembelajaran diperlukan cara cara praktis yang

K
dapat digunakan guru dalam mengajar, agar siswa dalam belajar emampuan untuk mengingat sangat penting dilatih sejak
dapat secara praktis dan fungsional untuk memanfaatkan kegiatan balita guna mempersiapkan dirinya untuk memasuki jenjang
pembelajarannya secara fungsional dalam memecahkan masalah pendidikan dasar yang lebih tinggi. Dengan kemamuan mengingat
pada kehidupan sehari hari. Empat langkah yang terkenal yang baik, anak akan lebih mudah menangkap, memahami,
dalam pemecahan problem pendapat dari Bransford & Stein,1993) dan menerima pelajaran di sekolah nanti. Daya ingat juga
sebagaimana dikutip Santrock adalah: (1) Mencari dan memahami berguna untuk membangun kemandirian dan rasa percaya
problems, (2) menyusun strategi pemecahan problem yang baik, diri anak.
(3) mengeksplorasi solusi, dan (4) memikirkan dan men-

220 221
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Untuk melatih daya ingat anak yang baik, Anda bisa Jangan lupa untuk membeirkan pujian pada anak apabila
menggunakan berbagai cara dan stimulasi. Mulailah dari stimulasi mereka berhasil menyelesaikan permainan atau stimulasi denganb
yang sederhana, kemudian Anda bisa mengembangkannya ai. Begitu pula sebaliknya, jika anak tidak berhasil, berikan
menjadi sulit seiring dengan perkembangan anak. kata kata positif padanya agar anak tidak patah senangan
Berikut beberapa permainan dan stimulasi yang bisa Anda dan kecewa. (OHC).
terapkan di rumah untuk melatih daya ingat anak. Permainan Kompas. Fitur Klasika Anak Hal.33. Minggu 8 Maret 2009
tebak gambar merupakan bentuk stimulasi yang paling efektif
untuk melatih daya ingat karena melalui permainan ini anak
terpacu untuk mengingat gambar berpasangan yang disodorkan.
G. Tugas Tugas
Pertama, anda siapkan gambar berpasangan sesuai dengan
tema yang Anda pilih (misalnya piring gelas, buku pensil), 1. Identifikasilah berbagai problem yang berkenaan dengan
gunakan warna warna cera untuk menarik perhatiannya. belajar siswa di sekolah. Lakukan analisis terhadap problem
Sodorkan gambar tersebut pada anak dan beri dia waktu untuk tersebut didukung oleh literatur yang memadai
mengingatnya, kemudan acak kartu kartu tersebut dan biarkan
2. Susunlah langkah langkah praktis dalam bentuk tips untuk
anak menyusun ulang.
mengatasi problem yang dapat diterapkan baik oleh siswa,
Permainan mencari perbedaan. Permainan ini bertujuan
oleh guru maupun oleh orang tua.
untuk merangsang anak membedakan gambar satu dengan
yang lainnya. Persiapkan buku khusus yang banyak membeirkan
materi mencari perbedaan ini. Mulailah dari gambar yang
sangat sederhana dan biarkan si kecil melihat dan mencari
sendiri perbedaan di tiap gambar dengan memberikan tanda
di masing masing tempat.
Mendongeng pun bisa menjadi sarana melatih daya ingat
anak. Pilihlah dongeng yang pendek namun memiliki alur
cerita yang menarik. Mulailah mengdongeng dan buatlah anak
tertarik dengan dongeng Anda. Di tengah tengah cerita, Anda
bisa berhenti dan menanyakan kembali nama tokoh tokoh
yang telah Anda sebutkan, atau sepenggal cerita dari dongeng
yang telah Anda bacakan. Bila anak tidak mampu, Anda bisa
membantunya dengan memberikan petunjuk petunjuk yang
mengarah.

222 223
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Individu dalam segi segi tertentu adalah:


a. Seperti semua orang lain

BAB XI b. Seperti sejumlah orang lain


c. Seperti tak seorang lainpun. (Calvin S. Hall & Gardner

PENDIDIKAN Lindzey,1994:5).

KEPRIBADIAN Penyelidikan tentang individu dari segala bentuk keunikan


dan karakteristiknya semakin penting khusunya dalam dunia
pendidikan. Ada dua hal tujuan utama yang harus diperhatikan
dalam hal ini yakni:
1. Penelitian tentang hakekat dan ruang lingkup perbedaan
individual dalam proses proses psikologis
A. Pengertian Kepribadian
2. Usaha menemukan hubungan antara proses proses mental
Dalam kehidupan sehari hari sering dijumpai satu orang
yang terdapat pada individu agar dapat membagi sifat
individu berinteraksi dengan individu lainnya kadang menghadapi
sifat manusia dalam berbagai kelompok dan agar dapat
masalah, kadang akur dan kadang pula konflik. Hal ini merupakan
menetapkan fungsi fungsi manakah yang paling mendasar.
fenomena wajar yang harus diterima sebagai kenyataan hidup,
(Samuel Soeitoe, 1982:46)
sebagai satu gejala yang ada dalam diri manusia. Karena
merupakan kenyataan, maka penelitian tentang interaksi individu Pernyataan tersebut menjadi awal dari pemetaan dimana
tersebut dapat dilakukan secara ilmiah, kemudian hal ini meru- setiap individu mempunyai keunikan, yang dengan keunikan
pakan gejala individu maka dapat didekati dengan psikologi. itulah ia memiliki kemapuan dan kelemahan apakah dengan
Secara khusus psikologi yang mengkonsentrasikan membandingkannya dengan individu lain atau dengan
pembahasan tentang hal ini adalah psikologi kepribadian. Pribadi menyamakannya. Psikologi berangkat dari suatu kesadaran
manusia memang sangat unik, dan dengan keunikan tersebutlah bahwa tiap individu lahir dimuka bumi memiliki karakteristik
maka seorang individu menemukan pribadinya ditengan pribadi berbeda antara satu dengan lainnya.
pribadi lainnya. Ketika seorang antropolog dan psikolog Clyde Psikologi kepribadian sesungguhnya bukan ilmu baru namun
Kuckhon dan Henry Muray (1954) bersatu untuk berpendapat, sudah berdiri sejak lama, beberapa nama psikologi kepribadian
mereka membuat kategori manusia dalam tiga kelompok yakni: yang selalu disamakan adalah Charakteorologie, Psychology
of Personality ada juga The Psychology of Character atau ada

224 225
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

juga Theory of Personality. Dalam wacana keilmuan di Indonesia Dalam dunia kependidikan maka pengenalan terhadap
psikologi kepribadian selalu juga disebut dengan Ilmu Watak, potensi manusia sebagai individu sangat penting, dimana
Ilmu Perangai atau Karakterologi, Teori Kepribadian dan Psikologi pengenalan tersebut diawalai dari pemahaman terhadap keutuhan
Kepribadian. (Sumadi Suryabrata,1986:1). kepribadiannya. Menurut William James bahwa kebanyakan
Sedikit tentang perkembangan psikologi kepribadian yang orang secara fisik, intelektual maupun secara moral hidup
dibangun atas berbagai asumsi tentang bahwasannya hakekar dalam lingkaran potensi mereka yang sangat terbatas yang
dan martabat manusia menjadi sentral dari pembahasan akan disebut manusia normal. (Frank G. Goble, 1993:248). Kini
ciri kepribadiannya, sampai abad terakhir terdapat banyak bagaimana menggali potensi tersebut tentu diawali dengan
mazhab yang memiliki pengaruh besar terhadap dunia psikologi mengenalnya dan memahaminya secara tepat dan benar, inilah
dan pendidikan. Perkembangan terakhir ditandai dengan lapangan atau kajian dari psikologi kepribadian secara formal.
kesuksesan psikologi transpersonal yang memberikan tawaran Banyaknya lahir teori teori tentang kepribadian bermunculan
terhadap konsep manusia menurut dimensi yang lebih luas diabad ke-20 akibat dari semakin ramainya teori psikologi
dan lebih bermakna. Tentang perkembangan diri secara luas, menangkap penomena perkembangan kebudayaan manusia.
hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut: Oleh para ahli pengkategorian teori kepribadian ditinjau atas
Psikologi transpersonal adalah nama yang diberikan untuk dasar komponen yang dipakai sebagi landasan dalam penyusunan
suatu mazhab yang tengah bangkit dalam bidang psikologi rumusan teoritis adalah sebagai berikut:
oleh suatu kelompok yang tertarik pada kapasitas kapasitas 1. Teori teori konstitusional, seperti teori mazhab Italian,
dan potensi potensi dasar pada manusia yang tidak mazhab Perancis, Krestschement, Sheldon dan lainnya.
mendapatkan tempat sistematik dalam teori behavioristik 2. Teori teori temperament, seperti teori Kant, Meumann,
(mazhab pertama), teori psikoanalitik klasik (mazhab kedua), Enselhans, Heymans, Ewald dan lainnya.
atau atau psikologi humanistik (mazhab ketiga), atau psikologi
3. Teori ketidak sadaran, seperti teori Freud, Jung, Adler
humanistik (mazhab ketiga), psikologi transpersonal yang
dan pengikut mereka.
tengan timbul ini (mazhab keempat), secara khusus berbicara
4. Teori faktor, seperti teori Eysenck, Cattell dan lainnya.
mengenai nilai nilai dasar, kesadaran yang mempersatukan
5. Teori kebudayaan, seperti teori Spranger. (Sumadi
pengalaman pengalaman puncak, ekstase, pengalaman mistik,
perasaan terpesona, ada, aktualisasi diri, hakikat, kebahagiaan, Suryabrata, 1986:4).
keajaiban, arti dasar, transendensi diri, roh ketunggalan,
Dalam pembahasan ini penulis ingin menyajikan suatu
kesadaran kosmik dan konsep konsep, pengalaman
teori kepribadian yakni dari Spranger dimana ia memberikan
pengalaman serta aktivitas aktivitas yang berhubungan.
lukisan sejumlah type type di dalam penggambaran yakni sikap
(Calvin S. Hall & Garder Lindzey, 1994:233).

226 227
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

mengarah kepada nilai kebudayaan tertentu adalah memegang Typologi Spranger ini tentu bukan paling sempurna namun
peranan yang dominan. Menurutnya bahwa sikap yang mengarah dapat dianggap mewakili dari penataan typologi para ahli
pada pemegangan dominan tertentu akan mempengaruhi sikap dalam membedakan individu menurut kecenderungan
sikap lainnya. (Petrus Sardjonoprijo,1982:162). kebudayaan. Inilah salah satu dari upaya pengenalan terhadap
Adapun sikap yang dominan kemudian menjadi permanen kepribadian. Dengan itu pula ditarik berbagai teori untuk
dapat dibedakan dalam enam bidang kebudayaan dengan type kepentingan pendidikan sehari hari oleh para paedagog atau
type serasi sebagaimana dijabarkan pada tabel berikut: juga para perancang pembelajaran di kelas. Walau sesungguhnya
masih banyak lagi teori kepribadian yang lain namun untuk
Tabel 14 pembahasan ini hanya dibatasi pada satu contoh saja.
Typologi Menurut Spranger
B. Sifat, Tempramen dan Watak
Memandang manusia sebagai satu keutuhan kepribadian
tentu harus didasari oleh adanya pengetahuan bahwa manusia
sebagai individu terdiri dari komponen komponen fisik, mental
No dan eksistensi. Artinya
Nilai Kebudayaan Type komponen fisik yang
Typering tampak memberi
Singkat
konstribusi terhadap terhadap perkembangan fsikhis dan pada
Ia berfikir
01 gilirannya akan
Ilmu pengetahuan menciptakan
Manusia teoritis satu kondisi pada individu ditengah
Berteori
tengah makhluk lainnya. Jelasnya Mencari banyak
ilmu komponen yang
harus diperhatikan dalam membangun satu kepribadian yang
Ia bekerja
utuh dan padu.Manusia
02 Ekonomi Cari untung
ekonomis
Hemat
Aspek kepribadian yang akan dibangun dalam dunia
pendidikan didukung oleh berbagai aspek, dimana aspek ke-
Ia menikmati
03 Kesenian Menusia estetis
Menghayati
pribadian tersebutlah yang menjadi lapangan psikologi
kepribadian. Terdapat tiga aspek penting dalam hal ini yakni:
Ia menyembah
04 Agama Manusia religius Berbakti
a. Sikap adalah hasil dari pengaruh lingkungan.
Beribadah
b. Temperamen hampir tidak dipengaruhi oleh lingkungan,
dan Ia mengabdi
05 Masyarakat Manusia sosial Berkorban
c. Sifat berada ditengah tengah
Altruismerupakan percampuran

Manusia politik/ Ia memerintah


228 06 Politik negara
penguasa
229
Berkuasa
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

antara sifat sifat pembawaan dan pengaruh lingkugan. 2. Temperamen


(M. Ngalim Purwanto,1987:145). Temperamen masih berhubungan erat dengan konstitusi
jasmaniah dan bentuk badan. Kata “temperamen” berarti
Dalam hal ini pendidikan diartikan sebagai proses
“campuran” dari hasil hasil cairan yang terdapat di badan
pembimbingan, pembinaan terhadap potensi manusia, maka
manusia karenanya ia termasuk konstitusi psikis manusia.
pengenalan terhadap suasana individu tersebut dalam pendekatan
Menurut para ahli temperamen dapat diartikan sebagai
psikologi kepribadian diwakili oleh tiga hal yakni temperamen
sifat sifat kehidupan perasaan manusia yang umum dan
dan watak. Diketahui bahwa temperamen dan watak yang
formal dimana sifat itu timbul dalam reaksi, gerak tindak
tetap dan watak adalah suatu yang dapat berubah karenanya
dan sebagainya.
dapat dipengaruhi, diperbaiki dan dimajukan. (Agus Sujanto,
1985:102). Dalam pembagiannya temperamen ini merangkum seluruh
sifat sifat umum secara rinci dibagi dalam tiga hal yakni:
1. Sifat
a. Steming Dasar
Sifat merupakan suatu karakteristik yang membedakan
satu individu dengan individu lainnya. Kata “sifat” (traits) Steming dasar adalah keadan perasaan yang berlangsung
dalam istilah psikologi, berarti ciri ciri tingkah laku yang beberapa waktu lamanya, dan tidak sesaat (momentum)
tetap (hampir tetap) pada tiap seseorang. yang selalu berganti ganti.

Menurut Alport seorang ahli psikologi, sifat merupakan Macam macam dari Steming dasar ini adalah; ke-
disposisi yang dinamis dan flaksibel dihasilkan dari gembiraan, keriangan, ketidakpuasan, kemurungan dan
pengintegrasian kebiasaan kebiasaan khusus/tertentu, yang lainnya.
menyatakan diri sebagai cara cara penyesuaian yang khas b. Sifat sifat normal penghayatan
terhadap lingkungannya. Disposisi itu sendiri diartikan sebagai Sifat ini adalah sifat umum tertentu dari pada penghayatan,
kecenderungan masa lalu atau pengalaman yang ada pada terutama dari pada perasaan.
masa lampau.
Macam macam dari sifat normal penghayatan tersebut
Sekali lagi ditegaskan dalam hal ini bahwa sifat adalah meliputi: mudah tergerak tidaknya kehidupan perasaan,
ciri dari tingkah laku atau perbuatan yang banyak dipengaruhi intensitas perasaan, mendalamnya perasaan, lamanya
oleh faktor-faktor dari dalam diri seperti pembawaan, minat, dan ketetapan perasaan.
konsentrasi tubuh dan cenderung bersifat tetap/stabil.
c. Sifat formal reaksi dan penghayatan
Sifat ini adalah bagaimana keadaan temperamen yang

230 231
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

mencetus keluar dan mewujud dalam reaksi serta gerak b. Watak Intelijen
tingkah laku. Ialah watak yang bertalian dengan kesadaran dan
Macam macam dari sifat ini meliputi; tempo, daya intelijensi, dimana watak ini mengandung fungsi jiwa
kekuatan, lamanya, bentuk gerak tingkah laku dan lainnya. yang tinggi seperti kekuatan kemauan, kemampuan
membentuk pendapat atau berfikir, kehalusan perasaan.
3. Watak (M. Ngalim Purwanto, 1987:147).
Watak ialah pribadi jiwa yang menyatakan dirinya dalam
segala tindakan dan pernyataan, dalam hubungannya dengan; Watak sebagai bagian dari kepribadian tentu menjadi dasar
bakat, pendidikan, pengalaman dan alam sekitarnya. Watak awal bagi seorang pendidik untuk mengenal jiwa peserta
juga dapat diartikan sebagai karakter seluruh aku yang didiknya. Disadari bahwa perbedaan individu disamping
ternyata dalam tindakannya (insani, jadi dengan pilihan) karena karakter tertentu juga karena watak yang ia miliki
terlibat dalam situasi, jadi memang di bawah pengaruh selama ini dan dari sanalah pendidikan dilaksanakan.
dari pihak bakat, temperamen, keadaan tubuh dan lain
sebagainya. C. Kedudukan Keluarga dalam Pembentukan
Dengan dasar hal di atas, maka untuk usaha pendidikan Kepribadian
watak selalu disebutkan sebagai obyek yang dapat dididik
Keluarga adalah persekutuan atau organisasi terkecil yang
dibina dan dikembangkan. Karena memang watak merupakan
ada dimuka bumi ini tetapi mempunyai peran yang terbesar
keadaan jiwa yang tetap, tempat semua yang ada di dalam
dalam menentukan perkembangan kepribadian anggotanya.
alam kejiwaan, jadi dengan hal tersebut watak akan tampak
Setiap individu kita adalah anggota dari satu keluarga dari
dari adanya kemauan dan perbuatan seseorang.
kelaurga keluarga tersebutlah terbentuk satu kelompok
Dalam pembagian watak untuk terapi pembinaan individu masyarakat dan akhirnya terciptalah komunitas masyarakat
maka Kerschensteiner membagi watak dalam dua kategori yang lebih luas yakni negara, bahkan ummat di muka bumi
yakni: ini.
a. Watak Biologis Berbagai teori banyak dikemukakan para ahli tentang
Ialah watak yang mengandung nafsu/dorongan insting peranan keluarga dalam pengembangan dan pembinaan anak
yang rendah, yang terikat kepada kejasmanian dan dimasa pertumbuhan dan perkembangannya. Hakikat sebuah
kehidupan biologisnya, watak ini dapat diubah dan keluara dijadikan dasar untuk usaha pembinaan tersebut. Dalam
dididik. agama Islam keluarga dibangun atas dasar syari’at dalam hal

232 233
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

ini terdapat nilai nilai tujuan pembentukan keluarga yang itu kita selalu berada di bawah pengawasan saudara saudara
sangat penting artinya yakni: kita, yang merasakan bebas untuk mengeritik, menyarankan,
1. Mendirikan syari’at Allah dalam segala permasalahan memerintah, membujuk, memuji atau mengancam agar kita
rumah tangga melakukan kewajiban yang telah dibebankan kepada kita.
(Williem J. Goode: 1985,9). Dalam hal ini tentunya kekuatan
2. Mewujudkan ketenteraman dan ketenangan psikologis
keluarga untuk membangun kepribadian anak sangat besar
3. Mewujudkan sunnah Rasulullah SAW, dengan melahirkan
sekali. Dalam keluarglah anak mulai mengenal apa yang disebut
anak anak saleh sehingga umat manusia merasa bangga
dengan individu, sendiri, bersama, berkelompok, egois, altruis
dengan kehadirannya.
dan lain sebagainya.
4. Memenuhi kebutuhan cinta kasih anak anak.
Pengendalian keluarga tersebut adalah diperankan oleh
5. Menjaga fitrah anak agar anak tidak melakukan pe-
orang tua, dengan demikian peran orang tua mempunyai arti
nyimpangan penyimpangan. (Abdurrahman An Nahlawi,
yang sangat besar bagi upaya pembinaan dan pembentukan
1995:139).
kepribadian anak sesuai dengan yang diinginkan oleh tujuan
Pada bagian berikutnya maka tanggung jawab sebuah pembentukan keluarga itu sendiri. Karena itulah pemerintah
keluarga terhadap pendidikan anak begitu besar dan sangat menjadikan pendidikan keluarga sebagai bagian integral dari
strategis, artinya dikeluargalah penentuan anak apakah ia akan sistem pendidikan nasional. (Departemen P dan K RI: 1990).
dijadikan orang yang baik atau tidak baik. Dengan dasar tersebut Membangun keluarga sebagai pusat pembinaan kepribadian
pula maka proses pendidikan dan pengajaran yang dilakukan anak dalam hal ini ditegaskan pada tiga fungsi utama yakni:
di sekolah melakukan kontak dan kerjasama. Dalam hal ini
1. Keluarga sebagai rumah ibadah
pihak sekolah harus memperhatikan hal hal berikut:
Artinya dalam keluargalah dirintis untuk dilaksanakannya
1. Mengerti anak-anak dan orang tua yang bukan berasal rancang bangun pendakian spritual, jiwa dan mental
dari middle class. anak agar memiliki jiwa beragama, jiwa bersosial dan
2. Punya kesan baik terhadap sekolah maupun kelompok jiwa kemanusiaan yang tinggi.
lain di luar sekolah.
2. Keluarga sebagai rumah sakit
3. Diusahakan mendapatkan kurikulum bagi keduanya.
Artinya pusat kebersihan dan kesehatan yang harus
(Koestoer Partowisastro:1983,90).
diciptakan untuk menopang pembangunan individu
Keluarga itu terdiri dari pribadi-pribadi, tetapi merupakan dari segi fisik sehingga membina anak untuk kuat dan
bagian bagian dari jaringan sosial yang lebih besar. Oleh sebab sehat menjadi generasi yang handal.

234 235
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

3. Keluarga sebagai rumah sekolah intelektualitas seraya memenuhi kebutuhan fisik mereka. Dengan
Artinya dalam keluarga harus terjadi interaksi saling demikian akan terjadi perkembangan kualitas manusia secara
mengasihi, saling menyayangi dan mengeri akan fungsi berkesinambungan.(Ibnu Hasan Najati, 2006:43). Orang tua
dan peran tiap unsur keluarga. Ayah, Ibu, anak dan dan anak, adalah saling membutuhkan, orang tua ingin anak
anggota keluarga lainnya diharapkan dapat berinteraksi menjadi generasi penerus keturunan, sementara anak perlu
membentuk satu komunitas yang harmonis dengan itu perlindungan sebelum menjadi dewasa. Konsekuensi dari saling
pulalah keluarga dapat menjadi sakinah, mawaddah, ketergantungan ini maka masing masing pihak memiliki hak
dan warahmah menurut pandangan Islam. dan kewajiban untuk menempatkan diri pada peran dan fungsi
yang sangat strategis.
Dasar dasar di atas diharapkan dapat menjadi fondasi bagi
upaya pembentukan kepribadian anak, karena dengan dasar Pembelajaran akan terjadi dengan baik apabila anak memiliki
fungsi dan peran keluarga yang dapat dan benar maka lingkungan yang mendukung. Bila orang tua mengerti dan
pembinaan dan pembentukan anggota keluarga khusunya melaksanakan hak dan kewajibannya dalam keluarga, maka
anak anak akan dapat dilaksanakan dengan baik. pendidikan dan pembelajaran yang dilaksanakan baik di rumah
tangga maupun di sekolah akan berjalan dengan baik pula.

D. Pendidikan Keluarga untuk Pembelajaran


E. Suplemen
Sebuah lingkungan yang baik akan menjadi kondisi yang
mendukung kegiatan pembelajajaran anak, seperti halnya
keluarga didalamnya bukan hanya kondisi fisik adanya anggota RAHASISWA MEMBUAT ANAK KETAGIHAN
keluarga yang lengkap akan tetapi suasana baik itu komunikasi BELAJAR
maupun situasi yang mampu memberikan kenyamanan bagi
anak sehingga ia dapat belajar dengan baik pula. Tentu keluarga Artikel ini sengaja dibuat karena ada begitu banyak email
tidak lahir begitu saja, keluarga harus diawali dari adanya menanyakan kapan seminar dengan judul ini dibuat di beberapa
satu persepsi yang sama antara orang tua, anggota keluarga kota besar. Secara pribadi saya harus meminta maaf karena
lain, pihak sekolah terhadap fungsi dan peran semuanya dalam keterbatasan waktu dan tenaga sehingga tidak bisa melayani
setiap permintaan. Sebagai gantinya telah ada CD dengan
kegiatan pendidikan. Dari sinilah lahir apa yang disebut dengan
judul yang sama “Rahasia Membuat Anak Ketagihan Belajar”
keluarga sebagai lingkungan pembelajaran.
yang bisa dipesan melalui sekolahorangtua.com. Dan sekarang
Salah satu kewajiban orang tua dalam keluarga terhadap saya juga akan membahasnya melalui artikel berikut ini walau
anak adalah; memberikan rasa aman pada anak anak, membentuk

236 237
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

hanya intisarinya. Namun semoga intisari ini bisa ditangkap pribadi saya mendalami masalah ini sejak 1995 saat berkutat
dan diaplikasikan oleh para orangtua terutama yang sudah dengan puluhan anak dari SD hingga SMU setiap sore untuk
membaca buku “Rahasia Mendidik Anak agar Sukses dan membantu mereka memecahkan masalah pelajarannya di
Bahagia”. Selamat menjadi orangtua terbaik bagi anak Anda! sekolah. Saya pun meyakini bahwa semua anak-anak itu memiliki
otak yang encer sampai-sampai saya khawatir karena encernya
“ RAHASIA MEMBUAT ANAK KETAGIHAN otak itu bisa meleleh keluar melalui hidung dan telinganya!
BELAJAR “ Apa yang saya dapatkan dari pengalaman membantu
anak-anak tersebut sebenarnya telah saya tuangkan dalam
Seorang ibu mengeluh pada temannya “Aduh gimana
sebuah kursus yang diberi nama Mathemagics – yang telah
nih, nilai anakku kok merosot terus dari hari ke hari?” sementara
tersebar di berbagai kota besar di Indonesia termasuk juga
temannya juga mengatakan hal yang mirip “Ia susah banget
di Jakarta. Namun demikian banyak orangtua yang tetap berusaha
ya memotivasi anak-anak kita untuk suka belajar, kalau main
mencari saya untuk mengajari anaknya dan menerapi mereka
game saja yang gak perlu diminta?”
secara langsung.
Satu ibu lagi datang dengan muka yang tak kalah masamnya
Sebenarnya permasalahan yang ada tidaklah terlalu rumit
mengatakan “Kalau anakku sih masalahnya lain lagi, ia bisa
jika kita mau sedikit melihat dan merasakan apa yang dirasakan
belajar sih kalau sudah waktunya walau agak cemberut, tapi
anak-anak kita. Setiap anak yang normal tentu juga ingin
herannya ya mengapa sewaktu di rumah bersama guru lesnya
nilai akademiknya bagus. Tak ada seorang anakpun yang ingin
mengerjakan latihan bisa tapi kok waktu tes hasilnya jelek
nilainya jelek dan mengikuti remidi berkali-kali.
lagi jelek lagi”.
Justru sikap kita sebagai orangtua yang terkadang kurang
Apakah Anda sering mengalami hal-hal seperti itu? Mengapa
mendukung dengan membuat situasi hati anak kita menjadi
belajar menjadi sesuatu yang berat – bahkan momok bagi
makin keruh dan tidak kondusif untuk mencapai prestasi bagus
sebagian anak – dan rasanya tak menyenangkan bagi sebagian
di sekolahnya.
besar anak-anak kita? Banyak orangtua dan guru meyakini
bahwa anak-anak itu sebenarnya tidak bodoh dan harusnya Salah satu hal penting dan mendasar adalah rasa aman.
bisa mendapatkan nilai bagus tetapi mengapa belajar jadi Rasa aman mendasari motivasi setiap anak bahkan setiap orang
begitu berat dan menyusahkan? dewasa. Dengan rasa aman inilah kita akan memiliki motivasi.
Jangan mengharapkan adanya motivasi jika rasa aman tak
Sebagai seorang hipnoterapis keluarga saya sering
terpenuhi.
mendapatkan keluhan semacam di atas dari para orangtua.
Jika menyangkut anak-anak maka sebagian masalah yang hendak Sebagai pendiri kursus Mathemagics saya sering meminta
dikonsultasikan adalah motivasi dan inisiatif belajar. Secara pengelola kursus bahkan juga instruktur di sana untuk
mengingatkan orangtua tentang hal ini. Namun seringkali

238 239
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

orangtua hanya menuntut nilai baik tanpa peduli apa yang sebuah pendidikan. Memberikan bekal pengetahuan yang baik
dirasakan sang anak tercinta. Anak-anak seakan hanya menjadi melalui sebuah proses mental dan psikologis yang benar.
simbol kebanggaan dari orangtua yang tak mau repot. Ingatlah nilai baik hanya bisa dicapai melalui belajar.
Suatu kasus terjadi saat seorang anak keluar dari ruangan Belajar bisa terjadi jika ada motivasi. Dan motivasi bisa muncul
kursus Mathemagics dan langsung disambut orangtuanya dengan jika ada perasaan mampu dalam diri sendiri. Selanjutnya perasaan
serentetan pertanyaan yang diarahkan pada instrukturnya mampu dalam diri berakar dari harga diri yang sehat dan
“Bagaimana Miss, dia tidak bisa lagi ya? Dasar memang anak harga diri yang sehat berawal dari adanya rasa aman dan
aneh. Ya begitu itu Miss dia ini. Kalau di rumah juga begitu. rasa diterima sebagai seorang individu yang unik.
Lemot dan tak punya gairah!”. Siapakah yang bisa membuat seorang anak merasa aman,
Sang instruktur yang hilang kesadaran sesaat mengatakan merasa dicintai dan merasa diterima? Orangtua. Orangtua
“Lho dia ini anak hebat lho Bu. Tadi dia bisa menjawab semua memegang peranan terbesar dalam hal ini. Memang guru dan
pertanyaan dengan bagus lho!” Dan rupanya sang ibu tidak teman juga memiliki pengaruh namun tak sebesar pengaruh
puas dengan jawaban tadi dan mengatakan “Alaa … jangan orangtua. Karena interaksi anak dengan orangtuanya telah
digitukan dia Miss. Nanti besar kepala. Kalau memang harus dimulai sejak bayi sebelum adanya teman-teman dan guru si
diberi PR yang banyak silakan aja Miss biar tidak malas!” anak.
Saya tak akan membahas percakapan di atas dari teori Saya mendorong para orangtua melakukan introspeksi
yang muluk-muluk, cukup Anda bayangkan bagaimana perasaan terhadap cara berkomunikasi dan bersikap pada anaknya.
Anda jika posisi Anda sebagai sang anak. Terlepas dari maksud Dari pengalaman praktek terapi dan konseling yang saya lakukan
baik si orangtua yang ingin memotivasi anaknya – mungkin sebagian besar permasalahan anak terjadi karena ketidaktahuan
orangtua si anak diperlakukan begitu juga oleh orangtuanya orangtua harus bersikap bagaimana kepada anaknya. Kebanyakan
dan orangtuanya juga diperlakukan begitu oleh orangtuanya yang dilakukan adalah menduplikasi apa yang kita terima saat
lagi – namun cara ini sungguh sangat melukai hati si anak. kita dulu masih kecil. Karena itu selain mendirikan Mathemagics
Bagaimana motivasi belajar bisa tumbuh jika tak ada penghargaan sebagai sarana perbaikan konsep diri anak melalui pembelajaran
dan rasa aman untuk bertindak? Mimpi kali ye! matematika yang menyenangkan saya juga mendirikan sekolah
Terdapat hubungan yang sangat erat antara prestasi orangtua.com sebagai sarana belajar bagi para orangtua untuk
akademik dengan motivasi belajar. Dan terdapat hubungan meningkatkan kemampuan sebagai orangtua maupun individu.
yang sangat erat pula antara motivasi belajar dengan rasa Semoga artikel ini memberikan wawasan baru dalam
aman dan konsep diri yang baik. Sejak saya memahami hal penanganan masalah belajar anak-anak tercinta kita.
ini maka setiap instruktur Mathemagics diwajbkan untuk menjaga Jika Anda membutuhkan hal-hal yang lebih mendetail
hal tersebut pada diri seorang anak. Karena itulah esensi dasar berkaitan dengan artikel atau CD yang terkait adalah “Rahasia

240 241
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Membuat Anak Ketagihan Belajar” dan “Tangki Cinta Anak”


salam hangat penuh cinta untuk Anda sekeluarga DAFTAR BACAAN
Ariesandi S.,CHt.Sekolahorangtua.com-pusat. Pendidikan
keluarga-Pusat pendidikan keluarga-Nov.18th,2008 by ariesandi

Abdurrahman An Nahwali (1995), Pendidikan Islam di Rumah,


F. Tugas Tugas Sekolah dan Masyarakat, Jakarta: Grafiti Press.
Abin Syamsuddin Makmun (1998), Psikologi Kependidikan,
1. Silahkan saudara mengidentifikasi beberapa fungsi, peran Bandung: Remaja Rosdakarya.
dan kewajiban orang tua terhadap anak terkait dengan
Abu Ahmadi, Widodo Supriyono (1991), Psikologi Belajar, Jakarta:
kegiatan pembelajaran. Analisislah berdasarkan dukungan
Rineka Cipta.
literatur agama, psikologi maupun kebudayaan.
Agus Sujanto (1985), Psikologi Perkembangan, Jakarta: Rajawali.
2. Rumuskanlah cita ideal individu secara psikologis, sosiologis Agus Sujanto (1986), Psikologi Umum, Jakarta: Rajawali.
maupun agama. Rumusan dianalisis berdasarkan usia
Ahmad Mudzakir, Joko Sutrisno (1997), Psikologi Pendidikan,
kronologis. Bandung: Pustaka Setia.
Ahmad Thonthowi (1993), Psikologi Pendidikan, Bandung:
Angkasa.
Akhyas Azhari (1996), Psikologi Pendidikan, Semarang: Dina
Utama.
AN. Fandsen (1961), The Principles of Learning and Teaching.
Anderson John R (1990), Cognitive Psychology and its Implecation,
New York: W, H. Freeman and Company.
Anwar Bey Hasibuan (1994), Psikologi Pendidikan, Medan:
Pustaka, Widyasarana.
APA. (2000). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders
(4th ed. Text Revision). Washington, DC: American
Psychiatric Association.
Ariesandi S.,CHt. Sekolahorangtua.com-pusat. Pendidikan

242 243
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

keluarga-Pusat pendidikan keluarga-Nov.18th, 2008 by Calvin S. Hall, Gardner Lindzey (1993), Teori Teori sifat dan
ariesandi Behavioristik, (Terj. A. Supratiknya), Yogyakarta: Kanisius.
Ary Ginanjar Agustian (2001), Emotional Spritual Quotient, Campbell, Linda, Bruce Campbell dan Dee Dickinson,(2006)
Jakarta: Arga. Metode Praktis Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak,
Atan Long (1988), Psikologi Pendidikan, Kuala Lumpur: Adabi. Depok: Intuisi Press.
SDN. Chalidjah Hasan (1994), Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan,
Surabaya: Al Ikhlas.
Atkinson. Rita L., Atkinson. Richard C., dan Hilgard. Ernest
R. (1983). Pengantar Psikologi jilid 1-edisi kedelapan. Coleman J.C dan CL Hammen (1974), Contemporary Psychology
Jakarta: Penerbit Erlangga. (terjemahan Nurdjannah Taufiq and Effective Behavior, Glenview: Scott, Foresman, and
Co.
dan Rukmini Barhana)
Conny R. Semiawan dkk (1991), Dimensi Kreatif Dalam Filsafat
B.R. Hergenhahn, Matthew H. Olson (2008), Theories of Learning
Ilmu, Bandung: Remadja Rosdakarya.(2000),
(Teori Belajar), Terj. Tri Wibowo. S., Jakarta: Kencana.
CP Chaplin (1989), Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta: Rajawali.
BAHANA-Magazine.mht. 2009
(Terj. Kartini kartono).
Barbara K. Given (2007), Brain-Based Teaching, Bandung: Kaifa.
Dave Meier (2000), The Accelerated Learning, New York, Mc.Graw
(Terj. Lala Hermawati Dharma).
Hill.co.
Beerling, dkk (1970), Inleiding tot de Wetnshapsleer, Bonn:
Departeman P dan K RI (1990), Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Ultrecht.
Jakarta: Balai Pustaka.
Benjamin S. Blomm (ed) (1956), Taxonomy of Educational
Departeman P dan K RI (2000), Undang Undang No. 2 Tahun
Objectives, New York: David. Mc. Kay Company, Inc.
1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Armas
Berlow Daniel Lenox (1985), Educational Psychology, Chicago: Duta Jaya.
The Mody Bible Institute.
Departemen Agama RI (1994), Al Qur‘an dan Terjemahnya,
Bobbi DePorter & Mika Hernacki (1992), Quantum Learning, Jakarta: Bumi Restu.
New York: Dell Publishing.
Departemen P dan K RI (2004), Pedoman Kurikulum KBK 2004,
Calvin S. Hall, Gardner Lindzey (1993), Teori Teori Holistik Jakarta: Balitbang.
(Organismik Fenomenologis), (Terj. A. Supratiknya),
Departemen Pendidikan Nasional (2004), Undang undang No.20
Yogyakarta: Kanisius.
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bandung:
Calvin S. Hall, Gardner Lindzey (1993), Teori Teori Psikodinamik Fokus Media.
(Klinis), (Terj. A. Supratiknya), Yogyakarta: Kanisius.
Djaali (2011), Psikologi Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara.

244 245
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Djiwandono, Sri EW (2002), Psikologi Pendidikan, Jakarta: Ida Sinambela (2003), Filsafat Ilmu II, Bahan Perkuliahan PPs.
Grasindo UNJ pada Program Doktor.
Dreyfus H.L (1971), What Computers Can‘t Do: A Critique of Ikhwanuddin dan Dodo M, (ed) (2001), Pendidikan Untuk
Artificial Reason, New York: Harper and Row. Masyarakat Indonesia Baru, Jakarta: Grasindo.
Endang Saifuddin Ansari (1987), Ilmu, Filsafat dan Agama, Ivor K. Davies (1991), Pengelolaan Belajar, Jakarta: Rajawali.
Surabaya: Bina Ilmu. (Terj. Sudarsono Sudirdjo, dkk).
Frank G. Goble (1993), Mazhab Ketiga Psikologi Humanistik Jalaluddin Rakhmat (1989), Psikologi Komunikasi, Bandung:
Abraham Maslow, Yokyakarta: Kanisius. (Terj.) Remadja Karya.
Gage N. L. And Berliner D.C (1998), Educational Psychology, Jamaris, Martini (2002), Pengembangan Kecerdasan Intelligensi,
Boston: Houghton Miffin Company. Kecerdasan Emosi dan Kecerdasan Spritual, Jurnal Teknologi
Gardner, H (1983), Frames of Mind: The Theory of Multiple Pendidikan, Vol.2.No.4, Agustus 2002, Jakarta: PPs.UNJ.
Intelligences, new York: Basic Books. John Lose (1972), A.Historical Introcuction to the Philosophy
Goleman Daniel (2001), Emosional Intelligence: mengapa EI of Science, New York: Oxpord University.
lebih penting dari pada IQ, Jakarta: Gramedia. (Terj.) John W.Santrock (2007), Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana.
Gordon Dryden & Jeanette Vos (2001), Revolusi Cara Belajar, (Terj. Triwibowo S).
Bandung: Kaifa. (Terj.) Jonathan L. Freedman (1978), Introductionary Psychology, New
Gredler M.E.B (1994), Belajar dan Membelajarkan, Jakarta: York: Addison-Wsley Publiching Company.
Rajawali. (Terj.) Jujun S. Suriasumantri (1984), Ilmu dalam Perspektif, Jakarta:
Hasan Langgulung (1988), Asas Asas Pendidikan Islam, Jakarta: Gramedia
Pustaka Al Husnah. Jujun S. Suriasumantri (1984), Filsafat Ilmu, Jakarta: Sinar
HC. Witherington (1986), Psikologi Pendidikan, (Ter. M. Buchari), Harapan.
Bandung: Jemmars. Jusuf Amir Feisal (1995), Reorientasi Pendidikan Islam, Jakarta:
HC. Witherington, (1952), Educational psychology, Boston: Ginn Gema Insani Press.
and Company. Kimble G.A (1961), Hilgard and Marquis Conditioning and Learning,
New Jersey: Englewood Cliffs-Prentice Hall.
Hurlock, Elizabeth B. (1994). Psikologi Perkembangan: suatu
pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Penerbit Kluckhohn C & Murray, H (1954), Personallity Formation: The
Erlangga. Determinants, in Personality in Nature Society, and Culture,
New York: Alfed-A-Knopf.
Ibnu Hasan Najati & Mohamed A.Khalfan, (2006), Pendidikan
Koestoer Partowisastro (1983), Dinamika dalam Psikologi
& Psikologi anak, Jakarta: Cahaya. (Terj. M.Anis Maulachela).
Pendidikan, Jakarta: Erlangga. (Jilid 1,2,3)

246 247
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Lazear David, Pathways of Learning, Arizona: Zephyr Press,1998. Mc.Kinnon, DW, (sdd”The Nature and Nurture of Creative
Lester D. Crow and Allice Crow, (1958), Educational Psychology, Talent” American Pscychologist, 17(7).
New York: American Book Company. Microsoft ® Encarta ® 2006. © 1993-2005 Microsoft Corporation.
Lester D. Crow dan Allice Crow (1984), Psikologi Pendidikan, All rights reserved.
Surabaya: Bina Ilmu. Jilid 1 (Terj. Z.Kasizan) Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin (2002), Al Qur‘an Digital,
Lester D. Crow, Alice Crow (1987), Psikologi Pendidikan, Surabaya: http://almanhaj.or.id/index.php? Action=more &article_id
Bina Ilmu. Jilid 2. (Terj. Z.Kasizan) =329&bagian=0
Linda Campbell, Bruce Campbell, Dee Dickinson (2006), Metode Muhibbin Syah (1995), Psikologi Pendidikan, Bandung: Remadja
Praktis Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences, Depok: Karya.
Intuisi Press. (Terj. Tim Intuisi). Muhibbin Syah (1999), Psikologi Belajar, Jakarta: Logos.
Lumbantobing, SM. (2001). Anak dengan Mental Terbelakang. Mustafa Al Maraghi (1986),Tafsir al Maraghi, (Terj. Bahrum
Jakarta: Balai penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Abu Bakar dkk), Semarang: Toha Putra.
Indonesia. Mustaqim, Abdul Wahib (1991), Psikologi Pendidikan, Jakarta:
Rineka Cipta.
M. Dalyono (1997), Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.
Nasution S (1988), Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar
M. Dimyati Mahmud (1990), Psikologi Pendidikan, Yogyakarta:
dan Mengajar, Jakarta: Bina Aksara
BPEE.
Nevi Darmayanti (2009), Psikologi Belajar, Bandung, Citapustaka.
M. Djunaidi Ghony (tt), Hakekat Ilmu Pengetahuan Dalam
Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional. Noehi Nasution dkk (1993), Psikologi Pendidikan, Jakarta: UT.
M. Ngalim Purwanto (1987), Psikologi Pendidikan, Bandung: Oemar Hamalik (1992), Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung:
Remadja Karya. Sinar Baru.
M.Utsman Najati (1985), Al Qur‘an dan Ilmu Jiwa, (Terj. Ahmad Patrick suppes (1974), The Place of theory in Educational researrch,
Rofi‘ usmani), Bandung: Pustaka. Educational Research, 3 (6)
Mahmud (2010), Psikologi Pendidikan, Bandung, Pustaka Setia. Petrus Sarjonoprijo (1982), Psikologi Kepribadian, Jakarta:
Rajawali.
Malik Fajar (2002), Membenahi Pendidikan Nasional, Harian
Kompas, Edisi 30 Desember 2002. Pintner R. (1951), Educational Psychology, New York: Barner
& Neble.
Malik Fajar, (2003), Pemanfaatan Libur Sekolah, Harian Kompas,
Edisi16 Desember 2002. Richard C.S and Norman A.S (1975), Educational Psychology,
Addison Wesley Publishing Company.
Mardianto (2008), Psikologi Pendidikan, Medan, FT. IAIN SU.

248 249
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Richey CR (2000), The Legacy of Robert M.Gagne, New York: Sudjana N (1991), Teori Teori Belajar untuk Pengajaran, Jakarta:
Syracuse. FE.UI
Rita L.Atkinson, Richard, Ernest (1981), Introduction to Psychology, Sukamto T, Winataputra U.S (1987), Teori Belajar dan Model
New York: Harcourt Brace Jovanovich. Model Pembelajaran, Jakarta: PAU-Dirjen Dikti P dan K RI
Robert Arthur S. (1988), The Pinguin Distionary of Psychology, Sumadi Suryabrata (1986), Psikologi Kepribadian, Jakarta,
Ringwood Victoria: Pinguin Book Autralia Ltd. Rajawali.
Robert L. Solso (1979), Cognitive Psychology, New York: Harcourt Sutjihati Somantri. (2005). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung:
Brace Jovanovich, Inc. PT. Refika Aditama.
Roem Topatimasang (1990), Belajar dari Pengalaman, Jakarta: P3M. Syamsul Bachri Thalib, (2010), Psikologi Pendidikan Berbasis
Ross CC and Stanley JC (1956), Measurement in Today’s Scools, Analisis Empiris Aplikatif, Jakarta, Kencana.
New York: Prentice-Hall. T.M. Hasby Ash Shiddiqy (1983), Pedoman Shalat, Jakarta:
Samuel Soeitoe (1982), Psikologi Pendidikan, Jakarta: FU. Bulan Bintang.
UI. (Jilid 1,2). Tadjab (1994), Ilmu Jiwa Pendidikan, Surabaya, Karya Abditama.
Sattler, Jerome M. (1988). Assessment of Children-third edition. Tilaar H.A.R (2004), Perubahan Sosial dan Pendidikan, Jakarta,
San Diego: Jerome M. Sattler publisher. Grasindo.
Slameto (1988), Belajar, Jakarta, Bina Aksara. UNESCO (1996), Learning: The Treasure Within, Report to UNESCO
Snelbecker G.E (1974), Learning Theory Instructional Theory, of the International Commission on Education for the Twenty
and Psychoeducational Design, New York:McGraw-Hill first Century. Paris.
Wasty Soemanto (1987), Psikologi Pendidikan, Jakarta, Bina
Soemanto, Wasty. (2003). Psikologi Pendidikan-landasan kerja
Aksara.
pemimpin pendidikan. Jakarta: Rineka cipta.
Weiner B (1974), Achievement Motivation and Attribution Theory,
Stein Steven J dan Howard E. Book, Ledakan EQ, 15(2000),
New york: Geneal Learning Press.
Prinsip Dasar Kecerdasan Emosional Meraih Sukses, Bandung:
Kaifa. (Terj.) Willem J. Goode (1985), Sosiologi Keluarga, Jakarta, Bina Aksara.
Stephen P. Robin (1996), Perilaku Organisasi, Jakarta: Prenhallindo. WS. Winkel (1987), Psikologi Pengajaran, Jakarta, Gramedia.
(Terj.) WS. Winkel (1991), Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan,
Stuart J.Russel Peter N (1990), Artificial Intelligence, New Jersey: Jakarta, Gramedia.
Prentice Hall. WS. Winkel (1991), Bimbingan di Sekolah Menengah, Jakarta,
Sudirman N. Dkk (1992), Ilmu Pendidikan, Bandung, Remaja Gramedia.
Rosdakarya. www. Kompas_comJumat, 12 Desember 2008 | 16:24 WIB

250 251
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

www. Kompas_com Kompas. Fitur Klasika Anak Hal.33. Minggu LAMPIRAN 1


8 Maret 2009
www.Kompas_com. “Kelompok siswa ini potensial tertimpa
masalah akademik,” katanya. (RWN)Kompas,07 Juni 2007
www.PITOYO.COM HOME IMPROVEMENT Kamis,26 Feb 2009 Peta Teori Dasar
By Aldo Desatura
Yovan P. Putra (2008), Total-Mind Learning: Memori dan Psikologi Pendidikan
Pembelajaran Efektif, Jakarta: Yrama Widy

P sikologi Pendidikan merupakan aplikasi dari teori teori


psikologi dalam hal praktek kependidikan dan pembelajaran.
Salah satu bagian dari psikologi Pendidikan adalah teori belajar
yang besar sekali sumbangannya terhadap praktek kependidikan
dan pembelajaran khususnya dalam bidang perencanaan
pembelajaran, pengembangan strategi dan evaluasi pembelajaran.
Untuk itu teori pembelajaran harus dirujuk secara tepat dan
benar dari teori Psikologi Pendidikan, begitu pula halnya dengan
teori teori Psikologi Pendidikan harus memiliki landasan yang
kokoh dan kuat dengan bersandar dari teori Psikologi.
Psikologi Pendidikan pada awalnya adalah rangkaian dari
pengembangan filsafat, psikologi dan dunia pendidikan. Untuk
itu sepanjang sejarah filsafat, psikologi dan singgungan dari
ketiganya diharapkan dapat menjadi alur perjalanan psikologi
pendidikan harus diawali dengan pengenalan Grand Theory
agar memiliki landasan yang kuat dan kokoh.
Dalam hal ini penulis melampirkan apa yang telah disusun
oleh Morris L. Bigge untuk dapat dijadikan panduan atau pedoman
bagi penelusuran teori teori psikologi pendidikan dengan

252 253
kedepan.

254
PSIKOLOGI PENDIDIKAN

komparatif bagi pembaca dalam melihat peta teori yang sedang


memperkenalkan 7 pokok bahasan yang dapat memberi

dikembangkan oleh para ahli psikologi pendidikan kini dan


keterangan tuntas sebuah teori psikologi pendidikan. Bagan
tersebut diharapkan dapat menjadi rujukan, atau panduan

Learning Theories for Teacher, fourth edition


New York, Harper & Row, Publishers
Morris L. Bigge California State University, Fresno

Psychological Conception of Basic to


Emphasis in Contemporary
Theory of Learning System or Humankind’s Moral Transfer or Key Person
Teaching Exponens
Outlook And Actional Nature Learning
I II III IV V VI VII
St. Agustine
Exercised
Thestic Bad-active mind J. Calvin Many Hebrac
Faculty faculties Exercise of
1 Mental substance continues C. Wolft Cristian
Psychology Automatic faculties the mint
Discipline active untul curbed J. Edward Fundamentalist
transfer
255

Neutral-active mind
Humanistic Training of M.J. Adler
Classical subtance ot be Cultivated mind Plato
Mental 2 Mental intrinsic mental Harry S. Broudy
humanism Developed throug or intellect Aristole
Discipline Discipline power R.M. Hutchins
exercise
Theories
Negative of
of Natural Romantic
PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Good-active natural Recapitulation of permissive J.J.Rousseau P. Goodman


Mind Unfoldment of naturalism
3 personality to racial history, no education F.Froebel J. Holt
Substance Self Or psychedelic
Unfold transfer needed centered no Progressivist A.H. Maslow
Family Actualization Humanism
feelings
Addition of new
Neutral-passive mental states or
Appreception Growing Many teachers
mind composed of ideas to a store J.F.Herbart
4 Or Structuralism apperceptive And Administra
Active mental state of old ones in E.B.Titchener
Herbartianism mass tion
or ideas subconscions
mind
Neutral-passive of Promotion of
reactive organism Identical acquisition of A.I. Gates
5 S-R bond Connectionism E.L.Thorndike
With many potential elements desired S-R J.M. Stephens
S-R connections connections
Promotion of
Neutral-passive or adhesion of
S-R Conditioning Conditioned
Classical reactive organism disired
(stimulus 6 With responses or J.B.Watson E.R. Gurhreic
conditioning With innate reflexive responses to
response) Reinforcement reflexes
drives and emotions appropriate
conditionin
stimuli
g theories
Successive,
of
sysstematic
behaviorist Neutral-active being Reinforced or
chaneges in
ic family whose activity conditioned B.F. Skinner
Conditioning organisms’
Instrumental Follows responses plus K.W. Spence
7 through environment to C.L.Hull
Conditioning psychological and stimulus and R.M. Gagne
Reinforcement increase the
needs with response A.Bandura
probabillity of
Their drive stimuli induction
desired
responses

256
Neutral-interactive
purposive individual Transposition of Promotion of
Gestalt M.Wertheimer
8 Insight in sequetial generalized insightful W. Kohler
psychology K.Koffka
relationships with insights learning
environment
Neutral-interactive
purpusive individual Aid student in
Configurationa B.H.Bode
PSIKOLOGI PENDIDIKAN

9 Goal-insiht in sequential Tested insights developing high- E.E. Bayles


Cognitive lism R.H.Wheeler
relationships with quality insights
theories of
environment
gestalt-
Neutral-interaqtive
field family Help students
purposive person in
retructure their K. Lewin E.L. Deci
Stimultaneous
Field Continuity of life Life specesgain E.C. Tolman M.L. Bigge
mutual interaction
psychology or spaces new insights J. Dewey J.S. Bruner
10 Cognitive field with
Positive Experience, or Into their G.W. Allport D. Snygg
Psychological
realitivism insight contemporaneou A. Ames Jr M. Deuttsch
environment,
s R. May S. Koch
including
Situataions
Other person
P
LAMPIRAN 2

257
PSIKOLOGI PENDIDIKAN

dilakukan oleh Smith (1953), Mardianto (1997).


Pendidikan
Pembahasan Psikologi
Perkembangan

Dalam rangka pengembangan keilmuan Psikologi Pendidikan


landasan kuat dikembangkan dari pendekatan psikologi

Untuk pengembangan ini, maka diperlukan penelitian baik

topik yang dianggap menjadi kajian Psikologi Pendidikan.


perkembangan literatur diharapkan memberikan andil bagi
murni dan terapan. Psikologi Pendidikan lebih mengorientasikan

dalam kelas maupun di luar kelas. Penelitian tentang


sikologi Pendidikan adalah satu disiplin ilmu yang mempunyai

dan masa depan. Sebagaimana penelitian tersebut pernah


upaya pemetaan atas perkembangan Psikologi Pendidikan kini
secara praktis memecahkan persoalan pembelajaran, baik di
memberi masukan agar Psikologi Pendidikan lebih berfungsi

dalam lagi. Untuk itu penulis mencoba mengidentifikasi delapan


di tengah masyarakat akademik khususnya, perlu dikaji lebih
literatur maupun penelitian lapangan dengan tujuan untuk
diri pada bidang kajian terapi psikologi untuk dunia kependidikan.

secara praktis, maka identifikasi terhadap literatur yang beredar


PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Kedelapan topik tersebut adalah: TABEL IDENTIFIKASI PSIKOLOGI PENDIDIKAN

a. Pengertian dan ruang lingkup psikologi pendidikan No


Penulis,
Penyusun, Editor
Judul Buku (Primer) Penerbit
A B
PILIHAN PEMBAHASAN
C D E F G H
T

b. Peranan Psikologi Pendidikan dalam pendidikan 1 Abin Syamsuddin


Makmun
Psikologi Pendidikan Bandung, Remadja
Rosdakarya
- X X X - X - X 4

c. Teori teori psikologi belajar


2 Abu Ahmadi, Psikologi Belajar Jakarta, Rineka X - - X X - X X 12
Widodo S. Cipta
3 Ahmad Mudzakir, Psikologi Pedidikan Bandung, Pustaka X X X X X X X X 8

d. Pertumbuhan dan perkembangan manusia


Joko Sutrisno Setia
4 Ahmad Thontowi Psikologi Pendidikan Bandung,Angkasa X X X X X - X - 6
5 Akhyas Azhari Psikologi Pendidikan Semarang, Dina X - - X X - X - 3

e. Pembawaan dan lingkungan dalam proses belajar


Utara
6 Anita E.Woolfolk Educational New Jersey, X X X X X X X X 15
Psychology Prentice Hall

f. Ciri ciri kematangan dalam belajar


7 Anwar Bey Psikologi Pendidikan Medan, Pustaka X - - X X - - - 8
Nasution Widyasarana
8 Atan Long Psikologi Pendidikan Kuala Lumpur, X X X X X X - X 6

g. Kemampuan dan inteligensi


Adabi, SDN
9 Chalidjah Hasan Dimensi Dimensi Psi Surabaya, Al Ikhlas X X - - - X X X 7
Pendidikan

h. Tipe tipe dan kesulitan belajar


10 Djaali Psikologi Pendidikan Jakarta, Bumi - - X X X - X - 6
Aksara
11 Gage NL. Berliner Eduactional Boston, Houghton X X X X X X X X 13

i. Total bab pembahasan


DC Psychology Mifflin Company
12 H.C. Witherington Psikologi Pendidikan Bandung, Jammars X X X X X X X X 19
1,2,3. (Terjemahan)
13 Ibnu Hasan Najati Pendidikan dan Jakarta, Cahaya. - - - X X X X X 32
& Mohamed Psikologi Anak (Terjemahan).

Setelah terdata sebanyak 40 buah literatur Psikologi


A.Khalfan, (Terjemahan)
14 Jeanne Ellis Educational New Jersey, Merrill X X X X X X X X 16
Ormrod Psychology Prentice Hall

Pendidikan, maka identifikasi yang dilakukan dapat dilihat


15 John W.Santrok Psikologi Pendidikan Jakarta,Kencana X X X X X X X X 16
(Terjemahan) (terjemahan)
16 Koetoer Dinamika Dalam Psi Jakarta, Erlangga X - - X X X - X 30

pada tabel berikut.


Partowisastro Pendidikan
1,2,3
17 Lee J. Cronbach Educational New York, Harcourt, X X X X X X X X 19
Psychology Brace and Com
18 Lester D. Crow, Psikologi Pendidikan Surabaya, Bina Ilmu X X X X X X X X 29
Alice Crow 1,2 (Terjemahan)
19 M. Dalyono Psikologi Pendidikan Jakarta, Rineka X X X X X X X X 8
Cipta
20 M. Dimyati Psikologi Pendidikan Yogyakarta, BPEE X X X - - - - - 7
Mahmud
21 M. Ngalim Psikologi Pendidikan Bandung, Remadja X X X - X - X X 9
Purwanto Rosdakarya
22 Mahmud Psikologi Pendidikan Bandung, Pustaka X X X X X X - - 9
Setia
23 Muhibbin Syah Psikologi Belajar Jakarta, Logos - X X X - X - X 7
24 Muhibbin Syah Psikologi Pendidikan Bandung, Remadja X X X X - - X X 8
Rosdakarya
25 Mustaqim, Abdul Psikologi Pendidikan Jakarta, Rineka X X - X X - - X 7
W ahib Cipta
26 Nana Syaodih Landasan Psikologi Bandung, Remadja X X X X X X X X 14
Sukmadinata Proses Pendidikan Rosda Karya
27 Nevi Darmayanti Psikologi Belajar Bandung, Cita - - X X X X - X 9
Pustaka
28 Noehi Nasution Psikologi Pendidikan Jakarta, UT - - X - - - X X 6
29 Oemar Hamalik Psikologi Belajar dan Bandung, Sinar X X - X - - - - 14
Mengajar Baru
30 Richard C. Educational Philipphinees, X X X X X X X X 23
Sprinthall, Norman Psychology Addison-Wesley
AS Com
31 Robert E.Slavin Educational Boston, Allyn and X X X X X X X X 14
Psychology: A Bacon
Foundation for
Teaching
32 Samuel Soeitoe Psikologi Pendidikan Jakarta, FE-UI X X X X X X X X 20
1,2
33 Sri Esti W uryani Psikologi Pendidikan Jakarta,Grasindo - - X X X X X X 7
Djiwandono
34 Sumadi Psikologi Pendidikan Jakarta, Rajawali X X X X X X X - 8
Suryabrata
35 Suppiah Psikologi Pendidikan Selangor, Oxpord X X X X X - X - 14
Nachiappan,dkk Fajar
36 Syamsul Bachri Psikologi Pendidikan Jakarta, Kencana X X X X X X 16
Thalib Berbasis Analisis
Empiris Aplikatif
37 Tadjab Ilmu Jiwa Pendidikan Surabaya, Karya X X X X X - - X 16
Abditama
38 W asty Soemanto Psikologi Pendidikan Jakarta, Bina Aksara X X X X X X X - 11
39 William Clark Trow Educational USA, Houghton X X X X X X X X 17
Psychology Mifflin Com
40 W. S. W inkel Psikologi Pengajaran Jakarta, Gramedia X X X - - - - X 12

258 259
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Penulis,
LAMPIRAN 3 No Penyusun,
Editor
Judul Buku
(Primer)
Kandungan Buku Implikasi Pesan Pembelajaran

1 Abin Psikologi Buku yang satu ini akan menuntut Dalam buku ini ditemukan
Syamsuddin Pendidikan para calon guru untuk prinsip dasar proses belajar
Makmun memamahami psikologi mengajar yang dapat digunakan
kependidikan yang relevan dengan untuk mengembangkan
tugsnya kelak lewat sistem perencanaan pembelajaran,
pengajaran modul. Pemilihan dan pengembangan strategi

Psikologi Pendidikan
penyusunan pokok bahasannya pembelajaran, namun tidak
dikembnagkan dengan ditemukan tentang evaluasi
berpedoman kepada kadiah kaidah pembelajaran.
sistem pendidikan guru

untuk Pembelajaran
berdasarkan kompetensi (CBTE
dan PBTE). Sistem peengajraan
modul kependidikan (SPMK) ini
juga telah didesain untuk
memungkinkan mehasiswa blajar
secara aktif (studen active learning)

P
dan mandiri (self instrucitonal).

sikologi Pendidikan adalah satu disiplin ilmu yang memiliki 2 Abu Ahmadi, Psikologi Buku ini bertujuan memberi bekal Beberapa bagian dari isi buku ini
Widodo S. Belajar kepada pembaca tentang dasar membahas tenta prinsip belajar,
hubungan fungsional dengan ilmu ilmu lain. Khususnya dengan dasar psikologi dan kemampuan
mengembangkan pemahaman
namun tidak ditemukan secara
khusus tentang implikasi
pembelajaran, maka psikologi pendidikan selalu mengklaim terhadap jiwa anak. Jadi tentang
psikologi umum dibahas secara
psikologi pendikan terhadap
perencanaan pembelajaran,
sebagai kajian ilmiah yang memberikan sumbangan besar bagi luas, kemudian pembahasan
tentang persoalan belajar.
strategi pembelajaran secara
luas. Hanya buku ini dilengkapi
dengan penjabaran evaluasi
dunia pembelajaran dari sejak memahami peserta didik, upaya dalam pembelajaran.
3 Ahmad Psikologi Buku ini semula adalah buku teks Tentang pembelajaran dalam
mengembangkan perencanaan pembelajaran, mengelola berbagai Mudzakir, Pedidikan untuk panduan mahasiswa, maka buku ini tidak disentuh, dari
Joko penjabarannya disesuaikan dengan perencanaan, pengembangan
strategi mengajar, sampai pada menilai kemajuan dan keberhasilan Sutrisno kurikulum untuk pendidikan
keguruan.
strategi sampai evaluasi tidak
ditemukan dalam buku ini.
belajar. 4 Ahmad
Thontowi
Psikologi
Pendidikan
Dalam buku ini pembahasan
tentang psikologi pendidikan dari
Sehubungan dengan
penjabaran buku ini lebih
dasar keilmuan, mengenal anak, diarahkan pada aspek keilmuan
Baru ini mencoba mengembangkan satu analisis bagaimana serta dunia belajar dibahas psikologi pendidikan, maka
tentang pembelajaran hampir
beberapa buku psikologi pendidikan yang ada selama ini menyoroti tidak ditemukan. Implikasi
psikologi pendidikan terhadap

atau menyertakan bagian dari strategi pembelajaran. Tiga kata


perencanaan pembelajaran
tidak ada sama sekali, hanya
sedikit tentang strategi
kunci dari pembelajaran yang menurut kami dapat dijadikan pembelajaran, bahkan evaluasi
pembelajaranpun tidak dibahas
tolok ukur kesinggungan antara peran psikologi pendidikan 5 Akhyas Psikologi Tiga pembahasan buku ini disekitar
sedikitpun.
Dalam buku ini tidak dijabarkan
dengan pembelajaran adalah; perencanaan pembelajaran, strategi Azhari Pendidikan landasan keilmuan psikologi
pendidikan, proses belajar, dan
baik secara tersirat maupun
spesifik tentang bagaimana
pembelajaran dan evaluasi atau penilaian pembelajaran.Tentulah diakhiri dengan prinsip prinsip
belajar mengajar.
seorang guru memanfaatkan
psikologi untuk kegiatan
perencanaan pembelajarna,
ketiga hal tersebut di atas bukanlah satu satunya yang menjadi untuk pengembangan strategi
pembelajaran sampai pada
ukuran dari kegiatan pembelajaran, namun paling tidak pembahasan evaluasi.
6 Anita Educationa Pembahasan buku ini diawali dari Tentang pembelajaran dalam
psikologi pendidikan yang terkait dengan kegiatan di kelas E.Woolfolk l
Psycholog
pengenalan terhadap psikologi
pendidikan dengan menceritakan
buku ini banyak ditemukan,
khususnya yang berkenaan
dapat diwakili oleh ketiga ranah tersebu. y bagaimana tugas, peran dan
kedudukan guru dalam kegiatan
dengan tugas guru dalam
merancang pembelajaran,
pembelajaran. Perkembangan mengelola strategi
Dari sejumlah buku yang telah kami analisis maka hasilnya manusia, teori teori belajar, motivasi
dan pengelolaan kelas sampai pada
pembelajaran, sampai pada
evaluasi pembelajaran.
dapat dilihat sebagai berikut: perencanaan pembelajaran dan
diakhiri dengan evaluasi.

260 261
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

7 Anwar Bey Psikologi Secara umum buku ini membahas Pembahasan buku ini hanya 15 John Psikologi Setidaknya ada enambelas bab Buku ini sangatlah kaya kan
Nasution Pendidikan delapan bab diawali dari menyampaikan sedikit tentang W.Santrok Pendidikan pembahasan buku ini, diawali dari teori, pengalaman dan contoh
pengenalan psikologi pendidikan, belajar, namun tidak ditemukan (Terjemah pengenalan psikologi pendidikan, contoh tekait dengan
pertumbuhan dan perkembangan secara khusus tentang implikasi an) berkembangan anak. Berbagai teori perencanaan pembelajaran,
anak, tentang belajar dan beberapa psikologi pendidikan untuk belajar sampai pada penilian kelas. pengembangan strategi, serta
pembahasan praktis. kegiatan perencanaan evaluasi berdasarkan psikologi
pembelajaran, strategi sampai pendidikan.
pada evaluasi pembelajarna. 16 Koetoer Dinamika Buku ini terdiri dari tiga jilid, pada Dalam buku ini tidak ditemukan
8 Atan Long Psikologi Ada enam pembahasan buku ini Kaitannya dengan pembelajaran Partowisastr Dalam bagian awal menjelaskan tentang bagaimana seorang guru
Pendidikan diawali dari sjarah psikologi buku ini menyugukan berbagai o Psikologi peserta diri dengan segala memanfaatkan psikologi
pendidikan, pendidikan yang alternatif dalam Pendidikan aspeknya. Kemudian pada bagian pendidikan untuk perencanaan
diterapkan di masyarakat, mengembangkan strategi (Jilid 1,2,3) kedua pertumbuhan dan pembelajarna. Namun hal hal
pertumbuhan dan perkembangan pembelajarna, da juga evaluasi perkembangan anak, juga yang terkait dengan strategi
anak, pembelajaran dan diakhiri yang harus dikembangkan oleh membahas remaja dan berbagai pembelajaran dibahas,
dengan penilaian. guru. Namun tidak menyinggung
masalah yang dihadapi. kemudian juga dilengkapi
masalah tentang perencanaan
Pada bagian ketiga buku ini dengan arti penting psikologi
pembelajaran.
menguraikan tentang belajar, dalam pengembangan evaluasi
9 Chalidjah Dimensi Buku ini ditulis untuk memberi bekal Daam buku ini ada sedikit
hubungan pendidik dan peserta pembelajaran.
Hasan Dimensi kepada calon guru khusunya guru dibahas tentang urgensi
didik beberapa metode
Psi agama Islam. Pembahasannya psikologi dalam pendidikan.
Pendidikan dimulai dari pengertian psikologi Namun secara eksplisit tidak
pembelajaran dan juga evaluasi.
pendidikan, potesi dasar manusia, ditemukan uraian tentang peran 17 Lee J. Educatio- Buku ini ditulis berdasarkan Teori teori yang dikembangkan
interaksi belajar mengajar juga psikologi untuk perencanaan Cronbach nal kebutuhan buku teks tentan dalam buku ini memang sangat
dibahas tentang dimensi Islam pembelajaran, strategi Psycho- psikologi pendidikan untuk kegiatan berguna bagi guru. Namun
tentang psikologi pendidikan. pembelaran sampai pada logy pendidikan dan pembelajaran di demikian petunjuk praktis
evaluasi pembelajaran. sekolah sekolah. Berbagai teori dan tentang bagaimana
10 Djaali Psikologi Psikologi pendidikan dalam buku ini Buku ini adalah kumpulan dari hasil penelitian menjadi dasar merencanakan pembelajaran
Pendidikan menguraikan tentang gambaran tugas tugas mahasiswa dalam pemikiran penulisan buku ini. Dari tidak ditemukan. Sementara
manusia dalam konteks pendidikan menyelesaikan studi untuk mata sejak analisis kebutuhan guru di tentang pengembangan strategi
sehingga dapat dibangun menjadi kuliah psikologi pendidikan. kelas, pengenalan psiologi pembelajaran berdasarkan teori
sesuatu yang bepotensi dalam Kemasan yang sederhana perkembangan anak, sampai pada teori belajar diuraikan secara
pembangunan bangsa. Secara rinci menjadikan buku ini sangat berbagai hal tentang belajar dan luas. Begitu juga dengan
buku ini membahas tentang menarik sekaligus dapat permasalahannya dibahas dalam evaluasi pembelajaran yang
kepribadian, pertumbuhan dan dijadikan landasan praktis buku ini. didasarkan dari psikologi
perkembangan manusiia, hubungan sebagai bahan perbandingan pendidikan.
sosial dan karaktear, pengalaman tentang penanganan anak 18 Lester D. Psikologi Buku yang terdiri dari dua jilid ini Tentang kaitan pembahasan
sosial remaja, pembentukan dalam pendidikan. Crow, Alice Pendidikan mempulai pembahasannya dari buku ini dengan pembelajaran,
karakter, teori kognitif, psiklogi Crow (Jilid 1,2) bantuan psikologi untuk pendidikan, tidak ditemukan secara eksplisit
behavioristik, dan faktor faktor yang pertumbuhan dan perkembnagan bagaimana seorang guru harus
mempengaruhi belajar. anak, potensi dan prinsip umum membuat perencanaan
11 Gage NL. Eduactiona Terdapat lima bagian utama buku Secara eksplisit buku ini belajar. pembelajaran, namun dasar
Berliner DC l ini yakni; latar belakang psikologi memang tidak membahas Pada jilid dua dibahas tentang dasar psikologi dalam
Psycholog pendidikan, karteristik peserta didik, tentang bagaimana seorang evaluasi hasil belajar, kemudian mengembangkan metode
y belajar dan motivasi, pembelajaran, guru harus merancang psikologi dari berbagai era belajar pembelajaran serta evaluasi
serta pengukuran. pembelajaran, namun strategi diakhiri dengan penyesuaian diri dibahas secara luas.
pembelajaran dijabarkan secara dalam kehidupan.
luas, serta berbagai konsep 19 M. Dalyono Psikologi Secara umum buku ini membahas Dalam hal pembelajaran buku
dasar evaluasi pembelajaran. Pendidikan tentang landasan keilmuan psikologi ini tidak membahas fungsi
12 H.C. Psikologi Buku yang terdiri dari tiga jilid ini Terkait dengan pembelajaran pendidikan, beberapa hal terkait psikologi pendidikan untuk
Witherington Pendidikan menguraikan tentang dasar dasar buku tidak sedikitpun dengan ciri pertumbuhan dan kegiatan perencanaan
(Jilid 1,2,3) psikologi untuk kegiatan pendidikan. menyinggun masalah
perkembnagan anak, belajar dan pembelajaran, pengembangan
Buku ini membahas secara luas perencanaan pembelajaran,
beberapa masalah serta upaya stratagi pembelajaran, juga
tentang aktivitas anak dalam gejala strategi pembelajaran. Hanya
mengatasinya. evaluasi.
pertumbuhan, perkembangan pada bagian beberapa bab buku
sampai pada kepribadian. Bahkan ini mengulas tentang evalusi 20 M. Dimyati Psikologi Buku ini dijelaskan sebagai Dua hal penting yang dijelaskan
buku ini juga menjabarkan tentang yang harus dilakukan menurut Mahmud Pendidikan psikologi pendidikan suatu dalam buku ini yakni tentang
pendidikan watak dan juga psikologi pendidikan. pendekatan terapan. Penekanan aplikasi psikologi dalam proses
kepribaian pada pendekatan terapan tampak pembelajaran, serta penilaian.
13 Ibnu Hasan Pendidikan Buku praktis ini didasari dari Berkaitan dengan perencanaan dalam penjabaran isinya dimana Khusus tentang perencanaan
Najati & dan psikologi anak, menyampaikan pembelajaran dikelas, strategi buku ini tidak hanya membahas tidak disinggung sedikitpun.
Mohamed Psikologi pengelaman kemudian mudah pembelajaran serta evaluasi teori teori akan tetapi hal hal yang
A.Khalfan, Anak untuk dilaksanakan dalam tidak ditemukan dalam aplikasi.
(Terj.) kehidupan sehari hari. pembahasan buku ini. 21 M. Ngalim Psikologi Buku ini memang disiapkan untuk Tentang pembelajaran dalam
14 Jeanne Ellis Educatio- Buku ini dibangun dengan tiga Dalam pembahasan buku ini Purwanto Pendidikan mahasiswa calon pendidik. buku ini tidak dibahas, dari
Ormrod nal bagian utama yakni; perkembangan bagaimana seorang guru harus Pembahasan buku ini diawali dari perencanaan pembelajaran,
Psycho- anak, memahami bagaimana anak merancang pembelajaran, pengertian tentang psikologi pengembangan strategi
logy belajar dan terakhir adalah proses mengembangkan berbagai pendidikan, mengenal anak, berfikir, mengajar sampai pada evaluasi.
pembelajaran. strategi pembelajaran sampai inteligensi, motivasi serta belajar
penggunakan psikologi untuk dan juga kepribadian.
mengembangkan alat evaluasi
dijabarkan secara luas beserta
contoh contoh.

262 263
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

22 Mahmud Psikologi Buku ini dirancang dalam kemasan Dalam buku ini ditegaskan 28 Noehi Psikologi Buku ini dirancang untuk modul Dalam buku ini tampak jelas,
Pendidikan yang sangat luas. Sembilan bab bahwa; walaupun pendidikan Nasution Pendidikan pembelajaran mahasiswa di UT. bagaimana seorang pendidik
yang diuraikan meliputi; hakikat dikembangkan oleh para ahli Jadi penulisannya sangat praktis memanfaatkan psikologi untuk
psikologi pendidikan, hakikat psikologi, ia bukan subdisiplin dan mudah dipraktekkan oleh guru kegiatan kegiatan mengenal
manusia, belajar, mengingat, dari psikologi. Pendidikan guru di kelas. anak, khususnya dalam
pengetahuan, menganl otak, guru menembus banyak disiplin ilmu. merancang pembelajaran,
dan mengajar, perkembangan dan Sebagai gejala perlaku, dalam mengembangkan strategi
diakhiri dengan pembahasan pendidikan dipelajari oleh pembelajaran dalam berbagai
tentang konsep diri. macam macam disiplin ilmu, model, dan buku secara lengkap
seperti psikologi, sosiologi, menjabarkan bagaimana
filsafat, dan disiplin lainnya, evalausi dilakukan untuk anak.
termasuk antropologi. Jadi jelas 29 Oemar Psikologi Buku ini disusun dalam tiga bagian Dalam hal pembelajaran buku
buku ini memberi rancangan Hamalik Belajar dan utama yakni; studi psikologi ini banyak memberikan petunjuk
besar terhadap peran psikologi Mengajar pendidiakn yang mencakup baik teoretis maupun praktis.
pendidikan bagi para pendidik psikologi belajar dan mengajar dan Tentang perencanaan, tentang
khususnya. pemanfaatan psikologi pendidikan pengembangan strategi dan
23 Muhibbin Psikologi Menurut buku ini kajian psikologi Dalam buku ini dibahas tentang di sekolah. Bagian kedua tentang evaluasi pembelajaran
Syah Belajar ada dua yakni; proses bagaimana seorang pendidik pendidikan di sekolah yang semuanya dibahas dan diberi
perkembangan peserta didik mengembangkan strategi dan membahas pendidikan alternatif, berbagai pedoman dan petunjuk
dihubungkan dengan belajar, dan metode pembelajaran perbedaan individual, pengaruh praktis.
proses belajar peserta didik itu berdasarkan psikologi keluarga dan lingkungan. Dan
sendiri. pendidikan, begitu juga dengan bagian ketiga membahas guru
berbagai hal terkait dengan dalam proses belajar mengajar.
evaluasi hasil belajar. 30 Pintner R Educatio- Buku ini membahas berbagai hal Buku ini banyak membahas
nal tentang psikologi pendidikan tentang pertimbangan psikologi
24 Muhibbin Psikologi Sekali lagi buku ini dianggap Kaitannya dengan
psycho- sebuah pendekatan perkembangan; untuk merancang pembelajaran,
Syah Pendidikan sebagai buku dengan pendekatan pembelajarna, buku ini secara
logy dari perkembangan tingkah laku, kemudian tentang pilihan pilihan
baru, tampak bahwa pembahasan tersirat tampak memberikan
dunia belajar hubungannya dengan yang harus diperhatikan untuk
buku ini disamping hal hal berupa rambu rambu bagi guru
mengajar, perbedaan individu, menyusun strategi
teori belajar namun aplikasi teori bagaimana ia harus
kesehatan mental sampai pada pembelajaran. Namun buku ini
terhadap kegiatan pendidikan dan memanfaatkan psikologi untuk
kebijakan pendidikan. tidak membahas bagaimana
pembelajaran banyak dibahas. merancang pembelajarna,
evaluasi dikembangkan
kemudian memilih dan
berdasarskan psikologi
mengembangkan strategi pendidikan.
pembelajarna. Namun alam
31 Robert Educatio- Sesuai dengan judulnya, buku ini Dalam pembelajaran buku ini
buku ini tidak dibahas E.Slavin nal dirancang untuk para guru di banyak menyajikan
bagaimana evaluasi pembelaran Psycho- sekolah. Pembahasan buku ini pertimbangan pertimbangan
harus dikembangkan logy: A sampai pada 14 bagian, dimulai dari psikologis bagi seorang guru
25 Mustaqim, Psikologi Sedikitnya ada lima pembahasan Seperti buku lainnya, secara Foundation psikologi pendidikan sebagai dasar dalam merancang
Abdul Wahib Pendidikan yang disarikan buku ini yakni; tujuan khusus buku ini tidak for untuk mengajar, sampai pada pembelajaran. Begitu juga
dan metode psikologi pendidikan, menjabarkan bagaimana peran Teaching penilaian guru terhadap proses halnya untuk memilih dan
hereditet dan lingkungan, psikologi dalam menetapkan pembelajaran. menetapkan strategi
pertumbuhan dan perkembangan, perencanaan pembelajaran, pembelajaran. Pada bagian
masalah belajar, peniliaan serta mengembangkan berbagai terakhir buku ini secara luas
penanganan anak yang strategi,. Namun pembahan memberi petunjuk bagaimana
bermasalah. tentang penilaian sedikit evaluasi dan pengukuran harus
disinggung. dilakukan dengan pertimbangan
26 Nana Landasan Buku ini diawali dari upaya Dari pembahasa tentang tugas psikologi kepada proses belajar
Syaodih Psikologi mengenal proses pendidikan, guru, maka dalam buku ini peserta didik.
Sukmadinata Proses kemudian ruang lingkup psikologi. secara tersirat telah membahas 32 Samuel Psikologi Buku ini terdiri dari dua jilid Uraian tentang perencanaan
Pendidikan Dari sanalah baru kemudian tentang perencanaan Soeitoe Pendidikan diperuntukkan bagi para pendidik pembelajaran, strategi
dibahas bagaimana peserta didik pembelajaran secara sekilas, (Jilid 1,2) dan calon pendidik. Pembahasan pembelajaran sampai pada
dalam berbagai aspek dan kemudian pengembangan pada bagian pertama diawali dari evaluasi kaitannya atau peran
permasalahannya. Akhir dari buku strategi pembelajaran psikologi terapan, kesiapan dalam psikologi pendidikan hampir
ini dijelaskan bagaimana guru dan berdasarkan psikologi pendidikan, kognitif, teori teori tidak ditemukan dalam buku ini.
tugas tugasnya dalam kegiatan pendidikan. Namun dalam hal belajar serta proses kematangan.
pendidikan. evaluasi buku ini tidak Pada bagian kedua perkembangan
menyinggung sama sekali. manusia, perbedaan individua,
27 Nevi Psikologi Buku ini dimaksudkan untuk Disadari bahwa banyak faktor kesehatan mental diakhiri dengan
Darmayanti Belajar membantu para mahasiswa dan yang harus diketahui oleh calon teori psikologi dan praktek
calon pendidik dalam pendidik dalam upaya pendidikan.
mengembangkan wacana dan peningkatan prestasi belajar, 33 Sri Esti Psikologi Menurut buku ini psikologi Untuk itulah pembahasan buku
pemahamannya di bidang proses baik faktor internal maupun Wuryani Pendidikan pendidikan bertujuan untuk ini secara runtut menguraikan
belajar. Sembilan bab yang faktor eksternal dari individu. Djiwandono menerapkan psikologi ke dalam bagaimana seorang guru
menjadi pembahasan buku ini Pendekatan belajar, upaya proses yang membawa perubahan merancang tujuan instruksional
meliputi; pendahuluan, teori belajar pembentukan suasana, sampai tingkah laku (proses belajar atau merancang pembelajaran,
classical conditioning, conditioning upaya mengatasi kesulitan mengajar). Dengan memahami mengelola kelas,
operant, koneksionisme, teori belajar disajikan buku ini dan psikologi, proses mengajar belajar mengembagkan strategi
belajar kognitif, sign learning, menjadi pedoman yang baik aan mencaai hasil yang maksimal. pembelajaran berdasarkan
belajar sosial, ingatan, dan transfer, bagi para calon pendidik berbagai teori belajar, juga
lupa dan kesulitan belajar. profesional tentunya. evaluasi berdasarkan psikologi
pendidikan.

264 265
PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

39 William Clark Educati- Buku ini ditulis untuk menjadi buku Uraian buku ini jelas memberi
Trow onal teks bagi mahasiswa di perguruan gambaran kepada praktisi
Psycho- tinggi atau praktisisi pendidikan. pendidikan bagaimana seorang
logy Uraian buku ini banyak didukung pendidik harus
oleh berbagai teori, temuan hasil mempertimbangkan psikologi
penelitian dari sejak sejarah pendidikan untuk kegiatan
psikologi pendidikan, pertumbuhan pembelajaran namun uraian
dan perkembangan anak, belajar, tentang perencanaan hampir
inteligensi dan lain sebagainya. tidak ditemukan, sedikit tentang
strategi pembelajaran dan juga
evaluasi dalam pandangan
psikologi pendidikan.
40 W. S. Winkel Psikologi Psikologi pendidikan merupakan Sesuai dengan judulnya, maka
Peng- cabang dari psikologi prkatis yang buku ini memang benar benar
ajaran mempelajari prasyarat parasyarat memberikan petunjuk bagi guru
atau faktor faktor bagi aktivitas bagaimana mengelola kelas,
belajar di sekolah dan pelbagai dari sejak merencanakan
kegiatan belajar lainnya serta fase pembelajaran, mengembangkan
fase dalam proses belajar. Psikologi berbagai strategi berdasasrkan
praktis ikut berperan perbedaan individual, fase fase
mengembnagkan situasi mengajar belajar, sampai pada
belajar di dalam kelas. mengembangkan sistem
Buku ini mencoba menguraikan evaluasi untuk kegiatan
tentang bagaimana secara prkatis pembelajaran.
psikologi pengajaran dapat menjadi
landasan bagi guru guru dalam
mengelola pembelajaran di kelas, di
sekolah sekolah agar sesuai
dengan fungsi psikologi yang
sangat praktis tadi.

34 Sumadi Psikologi Persoalan psikologi pasti Dalam buku ini memang tidak
Suryabrata Pendidikan bersangkutan dengan pendidikan ditemukan bagaimana seorang
menurut buku ini. Untuk itu buku ini guru haus mempertimbangkan
dirancanag dengan pendekatan psikologi pendidikan untuk
operasional, mencakup semua kegiatan merancang
persoalan psikologi dalam proses pembelajaran, namun secara
pendidikan agar dapat berfungsi implisit dijelaskan bagaimana
secara maksimal. pertimbangan psikologi belajar
Pembahasan buku ini diawali dari untuk mengembangkan strategi
psikologi umum, perubahan individu pembelajaran yang tepat.
karena belajar, sampai pada hasil Tentang evaluasi diuraian
penilaian dari proses pendidikan. secara luas, bagaimana peran
psikologi untuk mengukur dan
menilai hasil belajar peserta
didik.
35 Suppiah Psikologi Buku ini awalnya dirancang untuk Awal buku ini memang
Nachiappan, Pendidikan mahasiswa baik yangmengikuti menjelaskan tentang peran
dkk perkuliahan maupun pelatihan psikologi dalam kegiatan
tentang aplikasi psikologi dalam pembelajaran secara umum.
pengajaran dan pembelajaran. Namun secara eksplisit tidak
Tajuk tajuk yang dibahas dalam ditemukan bagaimana peran
buku ini adalah aspek teori dan psikologi pendidikan dalam
aplikasi psikologi pendidikan, kegiatan perencanaan
psikologi perkembangan, psikologi pembelaaran, namun tentang
pembelajaran, psikoseksual, strategi pembelajaran banyak
psikososial, perkembangan kognitif, diuraikan. Dalam buku ini juga
moral, bahasa, pesonaliti, teori tidak ada diuraikan tentang
kecerdasan, behaviorisme dan lain peran psikologi dalam
sebagainya. mengembangkan evaluasi
pendidikan.
36 Syamsul Psikologi Tema utama yang dikembangkan Buku psikologi pendidikan yang
Bachri Thalib Pendidikan dalam buku ini berkisar pada topik berbasisi anallisis empiris
Berbasis krusial seperti tahap perkembangan aplikatif ini memberi bimbingan
Analisis individu dari masa bayi, anak anak langsung kepada guru yang
Empiris sampai remaja, pemberdayaan menjadi garda terdepan untuk
Aplikatif kearifan lokal dalam PAUD dan memberi layanan kepada anak
analisis sosiokultural Vytgotsky, didik. Sampai pada
kontrol diri dan kematangan profesionalisme guru serta

266 emosional, konsep diri dan


pengembangannya, keterampilan 267 pengembangan soft skills yang
berbasis Islam juga menjadi
komunikasi diadik dan implikasinya bagian penting dari buku ini.
dalam pembelajaran dan Untuk strategi pembelajarna
ketaerampilan sosial serta agama Islam buku ini memiliki
perkembangannya. tips tips yang dapat
dimanfaatkan oleh guru maupun
calon guru.
PSIKOLOGI PENDIDIKAN

268

Anda mungkin juga menyukai