Dosen Pengampu
KELOMPOK II :
2017
KATA PENGANTAR
Mini riset ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber acuan yang
minimal dapat dipakai di dalam keseluruhan rangkaian aktivitas penilaian hasil
belajar. Oleh karena itu dengantelah disahkannya mini riset ini, diharapkan dapat
bermanfaat untuk semua orang.Apresiasi dan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada berbagai pihak yang telah turut berpartisipasi dalam penyusunan
dan penyempurnaan makalah ini.
Kami menyadari kekurangan mini riset ini dan kami mengharapkan kritik
dan saran dari berbagai pihak untuk memaksimalkan karya tulis penulis
kedepannya.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Salah satu dari keperluan hal yang mendasar diatas maka perlu lah seorang
tenaga pendidik mengenali atau bahkan memahami teori perkembangan siswa
remaja, perkembangan konsep diri, penyesuaian diri dan perbedaan kebutuhan
remaja, masalah yang timbul pada remaja, dan implikasi perkembangan remaja
sekolah menengah terhadap penyelenggaran pendidikan.
/
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar Lampiran 1
Gambar Lampiran 2
Gambar Lampiran 3
Gambar Lampiran 4
DAFTAR LAMPIRAN
Dokumentasi berupa hasil beberapa foto dan video saat melakukan survei dan
wawancara.
Identitas Sekolah
BAB I
PENDAHULUAN
Maka dari itu akan di bahas dalam topik makalh ini yaitu Perkembangan
Remaja akan mengacu pada proses perkembangan, hal-hal yang membuat
perkembangan dan cara mengatasi masalah perkembangan sesuai dengan
kesimpulan dari pendapat objek peserta didik yang telah disimpulkan.
1.2.PENEMUAN MASALAH
Masalah yang akan di gali dalam mini riset ini yaitu bagaimana perkembangan
remaja baik perkembangan fisik, emosi, bakat khusus, intelektual, dan bahasa
pada peserta didik disekolah menengah atas tepat nya masa-masa dimana
puncaknya pubertas remaja dan bagaimana para siswa dapat menyesuaikan diri
pada perubahan-perubahan tersebut.
1.5.BATASAN RISET
Mini riset ini di batasi dengan permasalahan perkembangan pada masa remaja
khususnya pada remaja sekolah menengah atas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.KERANGKA TEORI
Pengertian Remaja adalah Istilah adolesence atau remaja berasal dari bahasa
Latin adolescere yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”, dalam
perkembangan menuju dewasa (Monks, 2001).
1. PERKEMBANGAN FISIK
Perubahan-perubahan fisik merupakan gejala primer dalam pertumbuhan masa
remaja, yang berdampak terhadap perubahan-perubahan psikologis.1[1] Pada
mulanya, tanda-tanda perubhan fisik dari masa remaja terjadi dalam konteks
pubertas, yaitu kematangan organ-organ seks dan kemampuan reproduksi
bertubuh cepat. Pada umumnya anak perempuan mulai mengalami pertumbuhan
cepat pada usia 10,5 tahun dan anak laki-laki pada usia 12,5 tahun, pertumbuhan
cepat ini berlangsung kira-kira 2 tahun.2[2]
Berikut ini akan dijelaskan beberapa dimensi perubahan fisik yang terjadi selama
masa remaja tersebut :
2. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Tahap Perkembangan Kognitif Remaja
Perkembangan kognitif remaja membahas tentang perkembangan remaja dalam
berfikir ( proses kognisi/proses menegetahui). Menurut Piaget perkembangan
kognitif remaja terbagi dalam empat tahap, yaitu:
a) Tahap sensorimotor (0-2 tahun)
Manusia mengetahui dunia melalui aksi-aksinya terhadap lingkungannya, seperti
menyedot, meraih, mengikuti arah dll.
b) Tahap praoperasional (2-7 tahun)
Anak-anak mengekploitasi kemampuan yang baru dicapainya serta
mengembangkannya.
c) Tahap operasi konkrit (7-11 tahun)
Anak-anak mulai mampu menggunakan operasi-operasi berpikir karena anak telah
mencapai struktur-struktur logikmatematik.
d) Tahap operasi formal (11 tahun keatas atau awal remaja hingga dewasa)
Operasi-operasi berpikir tidak lagi terbatas pada obyek-obyek konkrit, tetapi dapat
pula pada proposisi verbal dan kondisi hipotetik.5[5]
Kemampuan Kognitif Remaja
Berbagai penelitian selama dua puluh tahun terakhir dengan menggunakan
berbagai pandangan teori juga menemukan gambaran yang konsisten dengan teori
piaget yang menyimpulkan bahwa remaja merupakan suatu periode dimana
seseorang mulai berpikir secara abstrak dan logik.
Secara lebih nyata mereka mengaitkan suatu gagasan dengan gagasan lain.
Perubahan Perkembangan Kognitif Remaja
Ada 5 perubahan perkembangan kognitif remaja, yaitu :
1. Remaja sudah bisa melihat ke depan (future) ke hal-hal yang mungkin, termasuk
mengerti keterbatasannya dan memahami realita.
2. Remaja mampu berpikir abstrak. Kemampuan ini berdampak dan dapat
diaplikasikan dalam proses penalaran dan berpikir logis.
3. Remaja mulai berpikir lebih sering tentang berpikir. Berpikir itu sendiri biasa
dikenal dengan istilah metacognition, yaitu monitoring tentang aktivitas
kognitifnya sendiri selama proses berpikir menjadikannya introspektif, terkait
dengan adolescence egocentrism.
4. Pemikirannya lebih multidimensional dibandingkan singular karena mampu
melihat dari berbagai perspektif dan lebih sensitif pada kata-kata sarkastik,
sindiran “double entendres”.
5. Remaja mengerti hal-hal yang bersifat relatif, tidak selalu absolute dan sering
muncul saat remaja meragukan sesuatu dan ditandai dengan seringnya
berargumentasi dengan orangtua terutama tentang nilai-nilai moral. 6[6]
3. Perkembagnan Psikososial
Pencarian Identitas diri:
Tugas utama remaja menurut Erikson adalah melakukan konfrontasi
‘krisis’ dari identity cs identity confusion - dimana remaja sense diri yang kuat,
termasuk merasa dihargai dalam masyarakat.7[7]
Pembentukan identitas remaja ini berkaitan dengan penyelesaian 3 msalah
utama, yaitu: pilihan pekerjaan, pemakaina nilai dalam hidup, serta kepuasan
identitas seksual. Remaja yang mampu mengetasi krisis ini mampu memiliki
‘vitue’: fidelity, yaitu:
1. Identity Diffussion ( no commitment, no crisis)
Orang yang mengalami kebingungan dalam mencapai identitas.Ia tidak memiliki
krisis dan juga tidak memiliki tekad untuk menyelesaikannya.
2. Foreclosure (commitment without crisis)
Identitas ini ditandai dengan tidak adanya suatu krisis, tetapi ia memiliki
komitmen atau tekad.
3. Moratorium (crisis with no commitment)
Identitas ini ditandai dengan adanya krisis, tetapi ia tidak memiliki kemauan
kuat (tekad) untuk menyelesaikan masalah krisis tersebut. Ada dua kemungkinan
tipe individu ini, yaitu:
Individu yang menyadari adanya suatu krisis yang harus diselesaikan, tetapi ia
tidak mau menyelesaikannya, menunujukan bahwa individu ini cenderung
dikuasai oleh prinsip kesenangan dan egoism pribadi.
4. Identity achievement (crisis leading to commitment)
Seorang individu dikatakan telah memiliki identitas, jika dirinya telah mengalami
krisis dan ia dengan penuh tekad mampu menghadapinya dengan baik.
Relasi dengan Keluarga, peer, dan masyarakat
Remaja lebih banyak menghabiskan waktu dengan peer dari pada dengan
keluarga. G.Stanley meyakini bahwa usaha remaja untuk menyesuaikan diri
dengan perubahan tubuhnya dan tuntunan menjadi dewasa pada periode ‘storm
and stress’ ini membuat remaja mengalami konflik antara generasi. Tidak heran
bila adolescent rebellion terjadi.
METODE PENELITIAN
3.1.LOKASI PENELITIAN
Metode penelitian yaitu observasi lapangan dan wawancara pada siswa yang
di lakukan di sekitar lingkungan sekolah peneliti juga mengambil beberapa teori
tentang perkembangan remaja dari buku-buku mengenai Psikologi.
PEMBAHASAN
Salah satu dari hasil wawancara yang peneliti lakukan yang menjadi
sorotan adalah siswa remaja yang berusia lima belas tahun, yaitu siswa kelas X
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Model Medan. Terdapat sesuatu yang menjadi
hal lumrah dari dalam dirinya. Ditinjau dari aspek fisik, semenjak menginjak usia
remaja, Ia sudah mengalami perubahan-perubahan seperti; tinggi dan berat badan,
proporsi tubuh, pubertas, ciri-ciri seks primer yang ditandai dengan menstruasi
yang sudah Ia alami sejak berusia 12 tahun, ciri-ciri seks sekunder yang ditandai
dengan bentuk tubuh seperti pinggul yang membesar dan suara yang semakin
halus.
Ditinjau dari segi kognitif, Ia mempunyai daya tangkap yang cukup baik dalam
menyerap pelajaran atau ilmu-ilmu yang baru. Ia mengaku, cukup sulit
menyesuaikan diri terhadap ketatnya sistem pembelajaran yang berlaku
disekolahnya namun walau begitu ia dapat mudah dalam menyerap pelajaran
karena sejak kecil Ia sudah diberikan stimulus untuk bisa memahami sesuatu
dengan baik.
untuk mencari jati dirinya ia pun menyalurkan bakat nya kedalam sebuah
organisasi Unit Kesehatan Masyarakat (UKS) yang sesuai dengan jurusan, minat,
dan bakat yang ia punya.
Ia tidak terlalu mengikuti trend yang ada di masyarakat, untuk berpakaian pun
siswa tersebut menyesuaikan dengan syariat islam serta peraturan yang berlaku
disekolah.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Kehidupan manusia tidak terlepas dari perkembangan. Mulai dari tahap konsepsi
sampai meninggal. Selama tahap itu, juga dilalui masa remaja. Di dalam masa remaja
berkembang aspek-aspek fisik, kognitif dan psikososial yang berbeda dari masa anak-
anak.
Ketika remaja, seseorang mampu berpikir lebih baik. Memikirkan lebih dari satu hal
dalam waktu yang bersamaan. Hal itu menyebabkan, remaja pandai dan mudah
menyerap pelajaran dan ilmu-ilmu baru. Pelajaran ini yang jika dikembangkan oleh
remaja akan berbuah manis pada masa dewasa. Itu alasan mengapa munculnya
kalimat “Jangan sia-siakan waktu muda”. Oleh karena itu, masa remaja baik
digunakan untuk belajar dan belajar agar dapat memahami bagaimana kehidupan dan
tidak terjadi kegagalan dalam pencarian identitas diri.
Saran
Rawatlah fisik jasmani dan rohani agar terhindar dari segala penyakit
Manfaatkan masa remaja dengan baik.
Hindarkan diri dari pergaulan-pergaulan yang membawa dalam kerugian.
Belajar dengan sebaik-baiknya agar mencapai sukses di masa depan.
Berbuat baiklah kepada sesama, guna mencegah terjadinya perkelahian
dan pertikaian.
Tidak terpengaruh trend masyrakat dalam bergaya hidup
Tidak termasuk dalam salah satu genk atau komplotan yang bertujuan
negatif
DAFTAR REFERENSI
IDENTITAS SEKOLAH
Lampiran dokumentasi 2
Lampiran dokumentasi 3
Lampiran dokumentasi 4
Lampiran dokumentasi