Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN MINI RISET

Dosen Pengampu

Rahmila Wati S.Pd.,M.Pd.

KELOMPOK II :

AUFAA NABIILAH LUBIS (5172143008)

AZMAL HUDAYA (5171143001)

DICKY CHANDRA (517213502)

WAN ARAS (5173143025)

YOHANA PERTIWI (5173143025)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BUSANA

FAKULTAS TEKNIK UNIMED

2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Segala Puji bagi Allah SWT atas rahmat dan


hidayahNya,sehingga Mini Riset ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun
untuk dapat digunakan sebagai bahan evaluasi Perkembangan Remaja. Menyadari
bahwa keberhasilan pembelajaran dan penilaian hasil belajar terkait dengan
banyak aspek, maka diperlukan suatu acuan yang terstandar diberbagai aspek
tersebut.

Mini riset ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber acuan yang
minimal dapat dipakai di dalam keseluruhan rangkaian aktivitas penilaian hasil
belajar. Oleh karena itu dengantelah disahkannya mini riset ini, diharapkan dapat
bermanfaat untuk semua orang.Apresiasi dan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada berbagai pihak yang telah turut berpartisipasi dalam penyusunan
dan penyempurnaan makalah ini.

Kami menyadari kekurangan mini riset ini dan kami mengharapkan kritik
dan saran dari berbagai pihak untuk memaksimalkan karya tulis penulis
kedepannya.

Medan,10 November 2017

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................2


DAFTAR ISI ..............................................................................................................................3
ABSTRAK .................................................................................................................................4
DAFTAR TABEL ......................................................................................................................5
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................5
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................................................5
BAB I .........................................................................................................................................5
PENDAHULUAN .....................................................................................................................6
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH ............................................................................6
1.2. PENEMUAN MASALAH ..........................................................................................6
1.3. TUJUAN MINI RISET ...............................................................................................6
1.4. MANFAAT RISET .....................................................................................................6
1.5. BATASAN RISET ......................................................................................................6
BAB II ........................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................7
2.1.KERANGKA TEORI .......................................................................................................7
BAB III ....................................................................................................................................13
METODE PENELITIAN .........................................................................................................13
3.1.LOKASI PENELITIAN .................................................................................................13
3.2.TEKNIK PENGUMPULAN DATA ..............................................................................13
BAB IV ....................................................................................................................................14
PEMBAHASAN ......................................................................................................................14
4.1.HASIL MINI RISET ......................................................................................................14
4.2.HASIL PEMBAHASAN MINI RISET .........................................................................16
BAB V......................................................................................................................................16
PENUTUP ................................................................................................................................18
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................18
DAFTAR REFERENSI ...........................................................................................................19
LAMPIRAN .............................................................................................................................20
ABSTRAK

Keberhasilan siswa dalam belajar merupakan harapan dan tanggung jawab


guru. Untuk dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan mewujudkan
harapan besar tersebut guru perlu memahami siswa sebagai manusia seutuhnya
agar dapat memberikan layanan secara profesional kepada siswanya.

Salah satu dari keperluan hal yang mendasar diatas maka perlu lah seorang
tenaga pendidik mengenali atau bahkan memahami teori perkembangan siswa
remaja, perkembangan konsep diri, penyesuaian diri dan perbedaan kebutuhan
remaja, masalah yang timbul pada remaja, dan implikasi perkembangan remaja
sekolah menengah terhadap penyelenggaran pendidikan.

Maka perlunya membahas tentang perkembangan remaja sekolah


menengah atas ini untuk menyimpulkan segala konsep dan perkembangan remaja
secara langsung oleh peserta didik.

/
DAFTAR TABEL

Tabel 01. fase Perkembangan Remaja


Tabel 02. Nama Peserta Didik

DAFTAR GAMBAR

Gambar Indentitas Sekolah

Gambar Lampiran 1

Gambar Lampiran 2

Gambar Lampiran 3

Gambar Lampiran 4

DAFTAR LAMPIRAN

Dokumentasi berupa hasil beberapa foto dan video saat melakukan survei dan
wawancara.

Identitas Sekolah
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG MASALAH

Remaja berarti serangkain perubahan-perubahan progesif yang terjadi sebgai


akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Dari hal tersebut dapat maka
perkembangan terbagi menjadi beberapa jenis yaitu dapat di kelompokkan
kedalam perkembangan fisik dan sosial peserta didik dalam menjalani masa
perkembangan tersebut dapat mengalami masalah-masalah yang sangat sering di
alami pada usia tersebut.

Maka dari itu akan di bahas dalam topik makalh ini yaitu Perkembangan
Remaja akan mengacu pada proses perkembangan, hal-hal yang membuat
perkembangan dan cara mengatasi masalah perkembangan sesuai dengan
kesimpulan dari pendapat objek peserta didik yang telah disimpulkan.

1.2.PENEMUAN MASALAH

Masalah yang akan di gali dalam mini riset ini yaitu bagaimana perkembangan
remaja baik perkembangan fisik, emosi, bakat khusus, intelektual, dan bahasa
pada peserta didik disekolah menengah atas tepat nya masa-masa dimana
puncaknya pubertas remaja dan bagaimana para siswa dapat menyesuaikan diri
pada perubahan-perubahan tersebut.

1.3.TUJUAN MINI RISET


Penelitian ini dilakukan guna mengetahui seluruh perkembangan remaja pada
masa usia sekolah menengah atas atau masa pubertas dan mengetahui cara
mengatasi dan penyesuaian peserta didik oleh guru dan orang tua atas perubahan
yang terjadi pada diri peserta didik.
1.4.MANFAAT RISET

Mini riset ini dapat bermanfaat untuk mengetahui proses perkembangan


remaja dan dan masalah-masalah yang timbul akibat dari hal tersebut dan cara
penyesuaian serta cara mengatasinya untuk mempermudah mempelajari karater
siswa dan cara pemperlakukan siswa sesuai dengan perkembangannya.

1.5.BATASAN RISET
Mini riset ini di batasi dengan permasalahan perkembangan pada masa remaja
khususnya pada remaja sekolah menengah atas

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.KERANGKA TEORI

PERKEMBANGAN MASA REMAJA

Pengertian Remaja adalah Istilah adolesence atau remaja berasal dari bahasa
Latin adolescere yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”, dalam
perkembangan menuju dewasa (Monks, 2001).

No. Fase Perkembangan Umur


1. Fase remaja awal dalam rentang usia 12–15 tahun
2. Fase remaja madya dalam rentang usia 15–18 tahun
3. Fase remaja akhir dalam rentang usia 18–21 tahun
Tabel 01 fase Perkembangan Remaja
Di negara barat, istilah remaja dikenal dengan “edolescence” yang berasal dari
bahasa latin “edolescere” yang berarti tumbuh menjadi dewasa atau dalam
perkembangan menjadi dewasa. Batas usia remaja yang umum digunakan para
ahli adalah antara 12-21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini di bedakan atas
tiga, yaitu: 12-15 tahun = masa remaja awal, 15-18 tahun = masa remaja
pertengahan, dan 18-21 tahun = masa remaja akhir.

1. PERKEMBANGAN FISIK
Perubahan-perubahan fisik merupakan gejala primer dalam pertumbuhan masa
remaja, yang berdampak terhadap perubahan-perubahan psikologis.1[1] Pada
mulanya, tanda-tanda perubhan fisik dari masa remaja terjadi dalam konteks
pubertas, yaitu kematangan organ-organ seks dan kemampuan reproduksi
bertubuh cepat. Pada umumnya anak perempuan mulai mengalami pertumbuhan
cepat pada usia 10,5 tahun dan anak laki-laki pada usia 12,5 tahun, pertumbuhan
cepat ini berlangsung kira-kira 2 tahun.2[2]

Berikut ini akan dijelaskan beberapa dimensi perubahan fisik yang terjadi selama
masa remaja tersebut :

 Perubahan dalam tinggi dan berat


tingkat pertumbuhan tinggi badan tertinggi terjadi pada usia 11 atau 12 tahun
untuk anak perempuan dan 2 tahun kemudian untuk anak laki-laki. Dalam tahun
itu tinggi anak perempuan bertambah sekitar 3 inci dan anak lelaki bertambah
lebih dari 4 inci.3[3] Percepatan pertumbuhan badan juga terjadi dalam berat
badan, yakni sekitar 13 kg bagi laki-laki dan 10 bagi perempuan.4[4]
 Perubahan dalam porporsi tubuh
Bagian-bagian tubuh tertentu yang sebelumnya terlalu kecil, pada masa remaja
menjadi terlalu besar. Hal ini terlihat jelas pada pertumbuhan tangan dan kaki,
yang sering tidak proposional. Peruabhan lain juga terlihat pada ciri-ciri wajah,
seperti dahi yang menjadi lebih luas, mulut melebar dan bibir lebih penuh. Di
samping itu dalam perubahan struktur karangka, terjadinya percepatan
pertumbuhan otot, sehingga mengurangi jumlah lemak dalam tubuh.
 Perubahan pubertas
Perubahan ini ditandai dengan perubahan pada ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri
seks sekunder. Meskipun perubahan ini biasanya mengikuti suatu urutan tertentu,
namun urutan dari kematangan seksual tidak sama pada setiap anak, dan terdapat
perbedaan individual dalam umur dari perubahan-perubahan tersebut.
 Perubahan ciri-ciri seks primer
Ciri-ciri seks primer menunjukan pada organ tubuh yang secara langsung
berhubungan dengan proses reproduksi. Ciri-ciri seks ini berbeda antara anak laki-
laki dan perempuan. Perubahan utama ciri-ciri seks laki-laki di tandai dengan
terjadinya produksi sperma. Perubahan-perubahan pada ciri-ciri seks pria sngat
dipengaruhi oleh hormon, terutama hormon perangsang yang diproduksi oleh
kelenjar bawah otak.
Sementara perempuan ditandai dengan munculnya periode menstruasi.
 Perubahan ciri-ciri seks sekunder
ciri-ciri seks sekunder adalah tanda-tanda jasmaniah yang tidak langsung
berhubungan dengan proses reproduksi, namun merupakan tanda-tanda yang
membedakan antara laki-laki dan perempuan. Tanda-tanda jasmaniah ini muncul
sabagai konsekuensi dari berfungsinya hormon-hormon. Di antara tanda-tanda
jasmaniah yang terllihat pada laki-laki adalah tumbuh kumis, jakun, janggut, bahu
dan dada melebar, suara berat,otot-otot menjadi kuat dll. Sementara pada
perempuan pinggul membesar, suara menjadi halus dll.

2. PERKEMBANGAN KOGNITIF
 Tahap Perkembangan Kognitif Remaja
Perkembangan kognitif remaja membahas tentang perkembangan remaja dalam
berfikir ( proses kognisi/proses menegetahui). Menurut Piaget perkembangan
kognitif remaja terbagi dalam empat tahap, yaitu:
a) Tahap sensorimotor (0-2 tahun)
Manusia mengetahui dunia melalui aksi-aksinya terhadap lingkungannya, seperti
menyedot, meraih, mengikuti arah dll.
b) Tahap praoperasional (2-7 tahun)
Anak-anak mengekploitasi kemampuan yang baru dicapainya serta
mengembangkannya.
c) Tahap operasi konkrit (7-11 tahun)
Anak-anak mulai mampu menggunakan operasi-operasi berpikir karena anak telah
mencapai struktur-struktur logikmatematik.
d) Tahap operasi formal (11 tahun keatas atau awal remaja hingga dewasa)
Operasi-operasi berpikir tidak lagi terbatas pada obyek-obyek konkrit, tetapi dapat
pula pada proposisi verbal dan kondisi hipotetik.5[5]
 Kemampuan Kognitif Remaja
Berbagai penelitian selama dua puluh tahun terakhir dengan menggunakan
berbagai pandangan teori juga menemukan gambaran yang konsisten dengan teori
piaget yang menyimpulkan bahwa remaja merupakan suatu periode dimana
seseorang mulai berpikir secara abstrak dan logik.
Secara lebih nyata mereka mengaitkan suatu gagasan dengan gagasan lain.
 Perubahan Perkembangan Kognitif Remaja
Ada 5 perubahan perkembangan kognitif remaja, yaitu :
1. Remaja sudah bisa melihat ke depan (future) ke hal-hal yang mungkin, termasuk
mengerti keterbatasannya dan memahami realita.
2. Remaja mampu berpikir abstrak. Kemampuan ini berdampak dan dapat
diaplikasikan dalam proses penalaran dan berpikir logis.
3. Remaja mulai berpikir lebih sering tentang berpikir. Berpikir itu sendiri biasa
dikenal dengan istilah metacognition, yaitu monitoring tentang aktivitas
kognitifnya sendiri selama proses berpikir menjadikannya introspektif, terkait
dengan adolescence egocentrism.
4. Pemikirannya lebih multidimensional dibandingkan singular karena mampu
melihat dari berbagai perspektif dan lebih sensitif pada kata-kata sarkastik,
sindiran “double entendres”.
5. Remaja mengerti hal-hal yang bersifat relatif, tidak selalu absolute dan sering
muncul saat remaja meragukan sesuatu dan ditandai dengan seringnya
berargumentasi dengan orangtua terutama tentang nilai-nilai moral. 6[6]
3. Perkembagnan Psikososial
Pencarian Identitas diri:
Tugas utama remaja menurut Erikson adalah melakukan konfrontasi
‘krisis’ dari identity cs identity confusion - dimana remaja sense diri yang kuat,
termasuk merasa dihargai dalam masyarakat.7[7]
Pembentukan identitas remaja ini berkaitan dengan penyelesaian 3 msalah
utama, yaitu: pilihan pekerjaan, pemakaina nilai dalam hidup, serta kepuasan
identitas seksual. Remaja yang mampu mengetasi krisis ini mampu memiliki
‘vitue’: fidelity, yaitu:
1. Identity Diffussion ( no commitment, no crisis)
Orang yang mengalami kebingungan dalam mencapai identitas.Ia tidak memiliki
krisis dan juga tidak memiliki tekad untuk menyelesaikannya.
2. Foreclosure (commitment without crisis)
Identitas ini ditandai dengan tidak adanya suatu krisis, tetapi ia memiliki
komitmen atau tekad.
3. Moratorium (crisis with no commitment)
Identitas ini ditandai dengan adanya krisis, tetapi ia tidak memiliki kemauan
kuat (tekad) untuk menyelesaikan masalah krisis tersebut. Ada dua kemungkinan
tipe individu ini, yaitu:
Individu yang menyadari adanya suatu krisis yang harus diselesaikan, tetapi ia
tidak mau menyelesaikannya, menunujukan bahwa individu ini cenderung
dikuasai oleh prinsip kesenangan dan egoism pribadi.
4. Identity achievement (crisis leading to commitment)
Seorang individu dikatakan telah memiliki identitas, jika dirinya telah mengalami
krisis dan ia dengan penuh tekad mampu menghadapinya dengan baik.
 Relasi dengan Keluarga, peer, dan masyarakat
Remaja lebih banyak menghabiskan waktu dengan peer dari pada dengan
keluarga. G.Stanley meyakini bahwa usaha remaja untuk menyesuaikan diri
dengan perubahan tubuhnya dan tuntunan menjadi dewasa pada periode ‘storm
and stress’ ini membuat remaja mengalami konflik antara generasi. Tidak heran
bila adolescent rebellion terjadi.

Seiring dengan ketegangan antara ketergantungan pada orang tua dan


keinginan untuk lepas dari orang tua membuat terjadinya konflik dalam keluarga
serta pembentukan pola asuh orang tua. pola asuh authoritative dianggap sesuai
diterapkan pada anaknya yang remaja.

Menurut Jackie Robinson, sumber pendukung emosional remaja selama


menghadapi masa transisi diusia remaja ini adalah keterlibatan dengan peer. peer
menjadi sumber kasih sayang, simpati, pemahaman, dan pengarahan moral.
Pengaruh peer sangat kuat pada masa remaja ini. Meskipun peer mendominasi
kehidupan remaja, dalam relasi sosialnya remaja tetap menjalin persahabatan
secara personal, clique kelompok/perkumpulan, dan berpacaran/romantic
relationship. Relasi dengan pacar merangsang emosi yang kuat baik positif dan
negaitf, serta berkontribusi pada perkembangan intimacy dan identitas.

Menurut Jackie Robinson, sumber pendukung emosiomal remaja selama


menghadapi masa transisi diusia remaja ini adalah keterlibatan dengan peer. Peer
menjadi sumber kasih sayang, simpati, pemahaman dan pengarahan moral.
Pengaruh peer sangat kuat pada masa remaja ini. Meskipun peer mendominasi
kehidupan remaja, dalam relasi sosialnya remaja tetap menjalin persahabatan
secara personal, clique, kelomok/perkumpulan, dan berpacaran/romantic
relationship. Relasi dengan pacar merangsang emosi yang kuat baik positif dan
negative, serta berkontribusi pada perkembangan intimacy dan identitas.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di pelataran MAN 1 Model Medan, Jl.Wiliem


Iskandar No.7b, Bantan Tim , Medan Tembung, Kota Medan. Sumatera Utara,
Kode Pos 20222.

3.2.TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Metode penelitian yaitu observasi lapangan dan wawancara pada siswa yang
di lakukan di sekitar lingkungan sekolah peneliti juga mengambil beberapa teori
tentang perkembangan remaja dari buku-buku mengenai Psikologi.

Alat penelitian dalam pengumpulan data menggunakan alat-alat yaitu :


Alat perekam, catatan, pena, dan kamera.
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1.HASIL MINI RISET

Hasil pengumpulan data dengan observasi dan metode wawancara. Masalah


masalah perkembangan-perkembangan yang dialami siswa pada saat remaja.

 Subjek : 10 siswa MAN 1 Model Medan.


 Apa perubahan fisik saat memasuki masa SMA yang sangat dialami ?
 jawab : banyak perubahan terutama sebagai perempuan yaitu payu dara
membesar, bokong melebar, dan tumbuh bulu di sekitar kemaluan.
 Apa perbedaan pembelajaran yang di alami di SMA dibanding dengan Di
SMP ?
 jawab : di SMP memang menggunakan full day school namun siswa masih
dapat bersantai-santai karena belum memiliki target kedepannya, untuk
pelajaran SMA lebih sulit dan lebih banyak mata pelajaran.
 Pengaruh Kondisi dirumah dengan perkembangan emosi anak disekolah?
 Jawab : terkadang emosi dari masalah di rumah tebawa ke sekolah
sehingga menjadi murung namun untuk mengendalikannya siswa memiliki
teman terdekat sebagai penghibur.
 Apa yang terjadi jika peserta didik emosi ?
 Jawab : marah dan terdiam serta menangis.
 Apa penyebab peserta didik emosi ?
 Jawab : perbedaan argrument dengan teman lainnya
 Bagaimana cara mengendalikan emosi yang terjadi pada diri siswa itu
sendiri?
 Jawab : tenangkan pikiran atur nafas dan pergi sholat.
 Apa perkembangan bakat yang telah di salurkan siswa ?
 Jawab : menyalurkan ke bidang kesehatan yaitu UKS
 Bagaimana kegiatan sosial komunikasi peserta didik dengan orang lain
 Jawab : komunikasi sosial terhadap teman yang beda kelas sering di
lakukan namun terhalang waktu maka berkomunikasi saat ada keperluan
saja.
 Perubahan kebiasaan sehari-hari yang dilakukan untuk sekolah siswa
menengah atas tersebut ?
 untuk kesekolah tidak memakai make up,hanya bedak bayi, dan minyak
wangi saja.
 Perkembangan kesantuhan bahasa siswa di sekolah maupun diluar
sekolah.
 Jawab : selama di madrasah di latih bertutur kata yang baik sehingga dapat
berbicara dengan sopan.
 Apakah siswa fokus terhadap belajarnya dibanding megikuti trend di
masyarakat ?
 Jawab : tidak, hanya mengikuti apa yang telihat cocok dengan diri sendiri
 Apakah siswa pernah berkelahi ?
 Jawab : tidak, hanya cek cok ringan saja.

No Nama Peserta Didik Kelas


1. Sabillah Azkia Nisa X Mia 4
2. Zihan Syah Putri X Mia 6
3. Putri Nurul Umaya X Iis 9
4. Siffa Nabila X Iis 2
5. Irawati X Mia 5
6. Sindi XI Iis 4
7. Aiyah Ningsih XII Mia 1
8. Indah Sari XII Iis 1
9. Nayla XII Mia 3
10 Wika Sari XII Iis 2
Tabel 02. Nama Peserta Didik

4.2.HASIL PEMBAHASAN MINI RISET

Salah satu dari hasil wawancara yang peneliti lakukan yang menjadi
sorotan adalah siswa remaja yang berusia lima belas tahun, yaitu siswa kelas X
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Model Medan. Terdapat sesuatu yang menjadi
hal lumrah dari dalam dirinya. Ditinjau dari aspek fisik, semenjak menginjak usia
remaja, Ia sudah mengalami perubahan-perubahan seperti; tinggi dan berat badan,
proporsi tubuh, pubertas, ciri-ciri seks primer yang ditandai dengan menstruasi
yang sudah Ia alami sejak berusia 12 tahun, ciri-ciri seks sekunder yang ditandai
dengan bentuk tubuh seperti pinggul yang membesar dan suara yang semakin
halus.

Ditinjau dari segi kognitif, Ia mempunyai daya tangkap yang cukup baik dalam
menyerap pelajaran atau ilmu-ilmu yang baru. Ia mengaku, cukup sulit
menyesuaikan diri terhadap ketatnya sistem pembelajaran yang berlaku
disekolahnya namun walau begitu ia dapat mudah dalam menyerap pelajaran
karena sejak kecil Ia sudah diberikan stimulus untuk bisa memahami sesuatu
dengan baik.

Berdasarkan aspek terakhir, yaitu aspek psikososial. Dalam menjalani


masa remajanya, Ia pun masih sama seperti remaja awal pada umumnya.
Menjalankan kegiatan dan pandai bergaul bersama-sama temannya dengan baik
dan tidak memiliki musuh. Karena Ia masih berada pada tahap remaja awal, Ia
masih berada juga pada tahap awal pencarian identitas diri, yaitu masih adanya
kebimbangan dan keraguan dalam memilih pekerjaan, pemakaian nilai dan norma,
juga kepuasan tersendiri yang menjadi sesuatu yang berbeda. Ia menjalankan dan
mencari identitas dirinya seiring berjalannya waktu. Hampir sama dengan remaja
pada umumnya, memilih sesuatu untuk kehidupan yang akan datang, pasti banyak
yang mengalami kebimbangan. Dapat dikatakan bahwa, krisis yang ada pada
dirinya adalah dalam pencarian identitas diri. Karena, pencarian identitas diri
memerlukan waktu yang tidak sebentar. Ia terus belajar untuk memahami
bagaimana kehidupan yang lebih baik kedepannya, yang dapat membuatnya
memiliki kepuasan dalam menjalani kehidupan sebagai remaja.

untuk mencari jati dirinya ia pun menyalurkan bakat nya kedalam sebuah
organisasi Unit Kesehatan Masyarakat (UKS) yang sesuai dengan jurusan, minat,
dan bakat yang ia punya.

Ia tidak terlalu mengikuti trend yang ada di masyarakat, untuk berpakaian pun
siswa tersebut menyesuaikan dengan syariat islam serta peraturan yang berlaku
disekolah.
BAB V

PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Kehidupan manusia tidak terlepas dari perkembangan. Mulai dari tahap konsepsi
sampai meninggal. Selama tahap itu, juga dilalui masa remaja. Di dalam masa remaja
berkembang aspek-aspek fisik, kognitif dan psikososial yang berbeda dari masa anak-
anak.
Ketika remaja, seseorang mampu berpikir lebih baik. Memikirkan lebih dari satu hal
dalam waktu yang bersamaan. Hal itu menyebabkan, remaja pandai dan mudah
menyerap pelajaran dan ilmu-ilmu baru. Pelajaran ini yang jika dikembangkan oleh
remaja akan berbuah manis pada masa dewasa. Itu alasan mengapa munculnya
kalimat “Jangan sia-siakan waktu muda”. Oleh karena itu, masa remaja baik
digunakan untuk belajar dan belajar agar dapat memahami bagaimana kehidupan dan
tidak terjadi kegagalan dalam pencarian identitas diri.

Saran

 Rawatlah fisik jasmani dan rohani agar terhindar dari segala penyakit
 Manfaatkan masa remaja dengan baik.
 Hindarkan diri dari pergaulan-pergaulan yang membawa dalam kerugian.
 Belajar dengan sebaik-baiknya agar mencapai sukses di masa depan.
 Berbuat baiklah kepada sesama, guna mencegah terjadinya perkelahian
dan pertikaian.
 Tidak terpengaruh trend masyrakat dalam bergaya hidup
 Tidak termasuk dalam salah satu genk atau komplotan yang bertujuan
negatif

DAFTAR REFERENSI

Ansori, M. A. (2005). Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara.

Syarif, K. (2015). Perkembangan Peserta Didik. Medan: Unimed Press.


LAMPIRAN

IDENTITAS SEKOLAH

Nama Sekolah : MAN 1 Model Medan

Alamat : Jl.Wiliem Iskandar No.7b, Bantan Tim , Medan Tembung,

Kota Medan. Sumatera Utara

Kode Pos : 20222

foto Identitas sekolah


Lampiran dokumentasi 1

Lampiran dokumentasi 2
Lampiran dokumentasi 3

Lampiran dokumentasi 4

Lampiran dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai