Anda di halaman 1dari 28

Makalah : Keperawatan Maternitas

Dosen : Minarni, S.SIT, SKM, M.kes

MAKALAH
SENAM NIFAS DAN PERAWATAN PAYUDARA

DISUSUN OLEH :
Nama : Yeyen Elsya Afridelinsari
Nim : 218042
Prodi : Akper II A

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


AKADEMI KEPERAWATAN PELAMONIA
KESDAM XIV HASANUDDIN
MAKASSAR
2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamualakum Wr. Wb...

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang


Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan
dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah


berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah tentang “
KEPERAWATAN MATERNITAS” ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan


para pembaca.Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga saya sangat mengharapkan
kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.

Makassar, 24 Maret 2020

Penyusun

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR.................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang............................................................................1
1. Senam Nifas.......................................................................1
2. Perawatan Payudara .........................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................2
C. Tujuan Makalah .........................................................................2
D. Manfaat Makalah .......................................................................3
BAB II PEMBAHASAN

A. Senam Nifas ..............................................................................4


1. Pengertian Senam Nifas ..................................................4
2. Tujuan Senam Nifas .........................................................4
3. Manfaat Senam Nifas .......................................................4
4. Syarat Senam Nifas .........................................................5
5. Kerugian Bila Tidak Senam Nifas ....................................5
6. Akibat Jika Senam Nifas Tidak di Laksananakan ............5
7. Kontraindikasi Senam Nifas .............................................5
8. Cara Melakukan Senam Nifas..........................................5
9. Langkah Senam Nifas.......................................................7
B. Perawatan Payudara .................................................................11
1. Pengertian Payudara ........................................................11
2. Fisiologi Payudara ............................................................14
3. Tahap Perkembangan Payudara .....................................15
4. Perawatan Payudara ........................................................17
5. Etiologi Perawatan Payudara ...........................................17
6. SOP Perawatan Payudara ...............................................18
7. Akibat Jika Tidak di Lakukan Perawatan Payudara .........21
BAB III PENUTUP

iii
A. KESIMPULAN .........................................................................22
1. Senam Nifas ....................................................................22
2. Perawatan Payudara ......................................................22
B. SARAN ....................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1. Senam Nifas
Masa nifas adalah masa masa dua jam setelah lahirnya
plasenta sampai enam menggu berikutnya. Perawatan ibu nifas
meliputi : pemenuhan sehar-hari, pemeriksa payudara, uterus,
lokea, perineum, (luka episiotomy dan hemoroid), kandung
kencing dan psikis ibu, menganjurkan untuk mabilisasi dini.
(manauba,1999:150)
Masa nifas (puerperium ) adalah masa setelah plasenta
lahir dan berakhit ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan seblum hamil. Masa nifas berlansung selama kira-kira
6 minggu (abdul bari. S, dkk 2002).
Senam nifas adalah latihan jasmani yang di lakukan oleh
ibu-ibu setelah melahirkan stelah kkeadaan tumbuhnya pulih di
mana fungsinya adalah untuk mengembalikan kondisi
kesehatan, untuk mempercepat penyembuhan, mencegah
timbulnya komplikasi, memulihkan dan memperbaiki regangan
pada otot-otot setelah kehamilan, terutama pada otot-otot
bagian punggung, dassar panggul, dan perut (anggriyana,
2010).
Kiat harus mengajarkan pada pasien untuk melakukan
senam nifaas, agar tidak terjadi, komplikasi pada masa nifas.
Kita harus pandai-pandai memberikan penyuluhan secara
perlahan di masyarakat.
2. Perawatan Payudara
Setiap wanita pasti menginginkan bentuk payudara yang
ideal dan menarik, maka tidak  jarang kita mendengar beberapa
wanita memilih untuk tidak menyusui buah hatinya  dikarenakan

1
kekhawatiran payudara akan menjadi kendor. Tidak hanya itu,
keinginan seorang ibu untuk menyusui buah hatinya kerap kali
terhambat oleh ketidak nyamanan yang timbul saat proses
menyusui, seperti misalnya akibat gangguan kecil seperti bayi
sulit menghisap ASI, payudara lecet dan lain-lain. Kondisi-
kondisi tersebut kerap menyurutkan niat bunda untuk
memberikan ASI pada si kecil. Dan hal tersebut sangatlah
disayangkan, karena ASI merupakan gabungan nutrisi penting
dengan proporsi ideal dan bentuk yang paling mudah diserap
oleh bayi, yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan proses
tumbuh kembang bayi.
Beberapa langkah yang dapat diterapkan untuk menjaga
kesehatan payudara saat menyusui, sehingga bunda bisa
memberikan ASI pada bayi tanpa perlu merasa
cemas. Perawatan payudara yang perlu dilakukan berupa
pemijatan payudara untuk memperbaiki sirkulasi darah,
merawat puting payudara agar bersih dan tidak mudah lecet,
serta memperlancar produksi ASI.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian senam nifas dan perawatan payudara ?
2. Bagaimana manfaat senam nifas dan perawatan payudara ?
3. Bagaimana tujuan senam nifas dan perawatan payudara ?
4. Bagaimana langkah-langkah senam nifas dan perawatan
payudara
C. Tujuan Makalah
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian senam nifas dan
perawatan payudara.
2. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat senam nifas dan
perawatan payudara.
3. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan senam nifas dan
perawatan payudara.

2
D. Manfaat Makalah
Memberikan informasi kepada mahasiswa/i tentang senam nifas
dan perawatan payudara meliputi : pengertian manfaat dan tujuan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Senam Nifas
1. Pengertian Senam Nifas
Senam nifas adalah senam yang dilakukan pada saat ibu
menjalani masa nifas atau (Ida Maryanti, 2009) senam nifas adalah
pelatihan gerak yang dilakukan secepat mungkin setelah melahirkan,
supaya oto-otot yang mengalami peregangan selama kehamilan dan
persalinan dapat kembali kepada kondisi normal seperti semula
(Ervina Sby, 2008). Senam nifas dapat dimulai 6 jam setelah
melahirkan dan dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara
bertahap, sistematis, dan kontinue.
2. Tujuan Senam Nifas
Tujuan senam nifas diantaranya:
a. Memperlancar terjadinya proses involusi uteri (kembalinya
rahim ke bentuk semula)
b. Mempercepat pemulihan kondisi tubuh ibu setelah
melahirkan pada kondisi semula
c. Mencegah komplikasi yang timbul selama menjalani masa
nifas
d. Memelihara dan memperkuat kekuatan otot perut, otot dasar
panggul serta otot pergerakan
e. Memperbaiki serkulasi darah, sikap tubuh setelah hamil, dan
melahirkan, tonus otot pelvis, peregangan otot tungkai
bawah
f. Menghindari pembengkakan pada pergelangan kaki dan
mencegah timbulnya varises
3. Manfaat Senam Nifas
a. Membantu penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul yang
menglami trauma serta mempercepat kemblainya bagian-
bagian tersebut ke bentuk normal

4
b. Membantu menormalkan sendi-sendi yang menjadi longgar
diakibatkan kehamilan.
c. Menghasilkan manfaat psikologis menambah kemampuan
menghadapi stress dan bersantai sehingga mengurangi
depresi pasca persalinan.
4. Syarat Senam Nifas
Senam nifas dapat dilakukan setelah persalinan,tetapi dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Untuk ibu melahirkan yang sehat dan tidak ada kelainan.
b. Senam ini dilakukan setelah 6 jam persalinan dan dilakukan
dirumah sakit atau rumah bersalinan, dan diulang terus
dirumah.
5. Kerugian Bila Tidak Melakukan Senam Nifas
a. Infeksi karena involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa
darah tidak dapat dikeluarkan.
b. Pendarahan yang abnormal, kontraksi uterus baik sehingga
resiko yang abnormal dapat dihindarkan
c. Trombosis vena ( sembatan vena oleh bekuan darah)
d. Timbul varises
6. Akibat Jika Senam Nifas Tidak Dilaksanakan
a. Kekuatan otot ibu menjadi kurang dan kurang optimal
b. Ibu postpartum menjadi laindan tidak segar
c. Produksi ASI kurang lancar
d. Sering menyebabkan sembelit dan gangguan pada saat
kencing
e. Sikap tubuh ibu kurang baik
7. Kontraindikasi Senam Nifas
a. Ibu postpartum dengan komplikasi yang belum terealisasi
b. Ibu postpartum dengan secsio sesarea (operasi)
8. Cara Melakukan Senam Nifas
a. Latihan senam nifas

5
1) Hari pertama,sikap tubuh terlentang dan rileks,
kemudian lakukan pernafasan perlu diawali dengan
mengambil nafas melalui hidung dan tahan 3 detik
kemudian buang melalui mulut,lakukan 5-10 kali.
Rasional :
Setelah melahirkan peredaran darah dan pernafasan
belum kembali normal.Latihan pernafasan ini ditujukan
untuk memperlancar peredaran darah dan
pernafasan.Seluruh organ tubuh akan teroksigenasi
dengan baik sehingga hal ini juga akan membantu
proses pemulihan tubuh.
2) Hari kedua, sikap tubuh terlentang. Kedua tangan
dibuka lebar hingga sejajar dengan bahu kemudian
pertemukan kedua tangan tersebut tepat diatas
muka.Lakukan 5-10 kali.
3) Hari ketiga, sikap tubuh terlentang, kedua kaki agak
dibengkokan, sehingga kedua telapak kaki berada
dibawah. Lalu angkat pantat ibu dan tahan hingga
hitungan ke tiga lalu turunkan pantat keposisi
semula.Ulangi 5-10 kali.
Rasional:
Latihan ini ditujukan untuk menguatkan kembali otot-
otot dasar panggul yang sebelumnya otot-otot ini
bekerja dengan keras selama kehamilan dan
persalinan.
4) Hari keempat, tidur terlentang dan kaki ditekuk kurang
lebih 45 derajat, kemudian salah satu tangan
memegang perut setelah itu angkat tubuh ibu kurang
lebih 45 derajat dan tahamn hingga hitungan ketiga.
Rasional:

6
Latihan ini ditujukan untuk memulihkan dan
menguatkan kembali otot-otot punggung
5) Hari kelima, tidur terlentang, salah satu kaki ditekuk
kurang lebuh 45 derajat, kemudian angkat tubuh dan
tangan yang bersebrangan dengan kaki yang ditekuk
usahakan tangan menyentuh lutut. Gerakan ini
dilakukan secara bergantian hingga lima kali.
Rasional:
Latihan ini bertujuan untuk melatih sekaligus otot-otot
tubuh diantaranya otot-otot punggung, otot-otot bagian
perut dan otot-otot paha.
6) Hari keenam, sikap tubuh terlentang kemudian tarik
kaki sehingga paha membentuk 90 derajat lakukan
secara bergantian hingga 5 kali.
Rasional:
Latihan ini ditujukan untuk menguatkan otot-otot di kaki
yang selamakehamilan menyanggah beban yang berat.
Selain itu, untuk memperlancar sirkulasi daerah kaki
sehingga mengurangi risiko edema kaki.
9. Langkah Senam Nifas
a. Berbaring dengan lutut ditekuk. Letakkan tangan diatas
perut dibawah area iga-iga. Tarik nafas dalam dan lambat
melalui hidung kemudian dihembuskan melalui mulut
secara perlahan, kencangkan dinding abdomen untuk
membantu mengosongkan paru-paru.

7
b. Berbaring terlentang, lengan dikeataskan diatas kepala,
telapak terbuka keatas. Kendurkan lengan kiri sedikit dan
regangkan lengan kanan. Pada waktu yang bersamaan
rilekskan kaki kiri dan rengangkan kaki kanan sehingga ada
regangan penuh pada seluruh bagian kanan tubuh.

c. Kontraksi vagina. Berbaring terlentang, kedua kaki sedikit


direnggangkan. Tarik dasar panggul, tahan selama tiga
detik dan kemudian rileks.

d. Memiringkan panggul. Berbaring, lutut ditekuk.


Kontraksikan/kencangkan otot-otot perut sampai tulang
punggung mendatar dan kencangkan otot-otot bokong
tahan 3 detik kemudian rileks.

e. Berbaring terlentang, lutut ditekuk, lengan dijulurkan ke


lutut. Angkat kepala dan bahu kira-kira 45 derajat, tahan 3
detik dan rilekskan dengan perlahan.

8
f. Posisi yang sama seperti diatas. Tempatkan lengan lurus di
bagian luar lutut kiri.

g. Tidur terlentang, kedua lengan dibawwah kepala dan kedua


kaki diluruskan. Angkat kadua kaki sehingga pinggul dan
lutut mendekati badan semaksimal mungkin. Lalu luruskan
dan angkat kaki kiri dan kanan vertikal dan perlahan-lahan
turunkan kembali ke lantai.

h. Tidur terlentang dengan kaki terangkat ke atas, dengan


jalan meletakkan kursi di ujung kasur, badan agak
melengkung dengan letak pada dan kaki bawah lebih atas.
Lakukan pergerakan pada jari-jari kaki seperti mencakar
dan meregangkan. Lakukan ini selama setegah menit.

9
i. Gerakan ujung kaki secara teratur seperti lingkaran ari luar
ke dalam dan dari dalam keluar. Lakukan gerakan ini
selama setengah menit.

j. Lakukan gerakan telapak kaki kiri dan kanan ke atas dan ke


bawah seperti gerakan menggergaji. Lakukan selama
setengah menit.

k. Tidur terlentang kedua tangan bebas bergerak. Lakukan


gerakan dimana lutut mendekati badan, bergantian kaki kiri
dan kanan, sedangkan tangan memegang ujung kaki, dan
urutlah mulai dari ujung kaki sampai batas betis, lutut dan
paha. Lakukan gerakan ini 8 sampai 10 setiap hari.

l. Berbaring terlentang, kaki terangkat ke atas, kedua tangan


di bawah kepala. Jepitlah bantal diantara kedua kaki dan
tekanlah sekuat-kuatnya. Pada waktu bersamaan angkatlah
pantat dari kasur dengan melengkungkan badan. Lakukan
sebanyak 4 sampai 6 kali selama setengah menit.

10
m. Tidur terlentang, kaki terangkat ke atas, kedua lengan di
samping badan. Pada saat yang sama tegangkan kaki dan
kendorkan lagi perlahan-lahan dalam gerakan selama 4
detik. Lakukanlah ini 4 sampai 6 kali selama setengah
menit.

B. Perawatan Payudara
1. Pengertian Payudara
Payudara adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit
dan di atas otot dada, tepatnya pada hemithoraks kanan dan
kiri dengan batas-batas yang tampak dari luar sebagai berikut:
Superior : iga II atau III, Inferior : iga VI atau VII, Medial :
pinggir sternum, Lateral : garis aksillaris anterior
Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk
nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara,
yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram
dan saat menyusui 800 gram. (Ambarwati, 2008). Dengan
kata lain, payudara terletak di dinding depan fasia superfisialis
antara tulang dada sampai tulang iga ke enam, bentuknya
cembung ke depan bervariasi dan di tengahnya terdapat
putting susu yang terdiri dari kulit dan jaringan erektil
(Maryunani, 2010). Ada tiga bagian utama payudara, yaitu:

11
a. Korpus (badan), yaitu yang membesar
b. Aerola, yaitu yang kehitaman di tengah
c. Papilla atau putting yaitu yang menonjol di puncak
payudara

Kulit puting susu berpigmen banyak dan tidak berambut.


Papilla dermis mengandung banyak kelenjar sebasea. Ada
empat macam bentuk puting, yaitu bentuk yang normal/umum,
pendek/datar, panjang dan terbenam (inverted). Namun
bentuk-bentuk putting ini tidak selalu berpengaruh pada
proses laktasi, yang penting adalah bahwa putting susu dan
areola dapat ditarik sehingga membentuk tonjolan atau “dot”
ke dalam mulut bayi.
Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus,
jaringan otot penyokong, lemak, pembuluh darah, saraf dan
pembuluh limfe. Jaringan kelenjarnya terdiri dari 15-25 lobus
yang tersebar radier mengelilingi puting. Tiap-tiap segmen
mempunyai satu aliran yang akan berdilatasi, sesampainya di
belakang areola.(Ambarwati, 2008)
Payudara retro oreala ini, duktus yang di latasi untuk
menjadi lembut, kecuali selama masa menyusui, ia akan
mengalami distensi. Masing-masing duktus ini tak berisi, dan

12
mempunyai satu bukaan ke arah puting (duktus eksretorius).
Tiap lobus dibagi menjadi 50-75 lobulus, yang bermuara ke
dalam suatu duktus yang mengalirkan isinya ke dalam duktus
aksretorius lobus itu. Diantara kelenjar susu dan fasia
pektoralis, juga diantara kulit dan kelenjar tersebut mungkin
terdapat jaringan lemak. Diantara lobulus tersebut ada
jaringan ikat yang disebut ligamentum Cooper yang
merupakan tonjolan jaringan payudara yang bersatu dengan
lapisan luar fasia superfisialis yang berfungsi sebagai struktur
penyokong dan memberi rangka untuk payudara.( Arianto,
2004)
 Payudara mengalami 3 macam perubahan yang
dipengaruhi hormon. Perubahan pertama ialah mulai dari
masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas,
sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas,
pengaruh estrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium
dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus
berkembang dan timbulnya asinus. Perubahan kedua adalah
perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari
kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada
beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi
pembesaran maksimal. kadang-kadang timbul benjolan yang
nyeri dan tidak rata.Selama beberapa hari menjelang
menstruasi, payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga
pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan.
Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna
karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai,
semuanya berkurang. 5 Perubahan ketiga terjadi pada waktu
hamil dan menyusui. Pada kehamilan, payudara menjadi
besar karena epitel ductus lobul dan ductus alveolus
berploliferasi, dan tumbuh ductus baru. Sekresi hormon

13
prolaktin dari hipofisis anterior memicu (trigger) laktasi. Air
susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus,
kemudian dikeluarkan melalui ductus ke puting susu.
1) Letak payudara
Payudara wanita disebut juga glandula mammaria
yang merupakan alat reprouksi tambahan. Payudara
terletak pada sisi sternumdan meluas setinggi antara costa
ke dua dan keenam. Payudara teletak pada fascia
superficialis dinding rongga dada diatas musculus
pectoralis mayor dan dibuat stabil oleh ligamentum
suspensori.(Ambarwati.2008)
2)  Bentuk payudara
Masing masing payudara berbentuk tonjolan
setengah bola dan mempunyai ekor ( caudal). Dari
jaringnan yang meluas ke ketiak atau axilla ( cauda axillaris
spence ).  (Ambarwati. 2008)
3) Ukuran payudara
Ukuran payudara berbeda untuk setiap individu, juga
bergantung pda stadium perkembangan dan umur. Tidak
jarang salah satu payudara ukurannya agak lebih besar
daripada payudara yang lain. (Ambarwati.2008)
2. Fisiologi Payudara
Payudara mengalami 3 macam perubahan yang
dipengaruhi hormon yaitu :
a. Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak
melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke
klimakterium dan menopause. Sejak pubertas, pengaruh
estrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan
juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus
berkembang dan timbulnya asinus.

14
b. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur
menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi payudara
jadi lebih besar dan pada beber apa hari sebelum
menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal.
kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak
rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi,
payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga
pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin
dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto
mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar
terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya
berkurang.
c. Perubahan ketiga terjadi pada waktu hamil dan
menyusui. Pada kehamilan, payudara menjadi besar
karena epitel ductus lobul dan ductus alveolus
berploliferasi, dan tumbuh ductus baru. Sekresi hormon
prolaktin dari hipofisis anterior memicu (trigger) laktasi.
Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus,
kemudian dikeluarkan melalui ductus ke puting susu.
(Walyani, Elisabeth Siwi. 2014)
3. Tahap Perkembangan Payudara
Payudara wanita adalah salah satu struktur tubuh yang
rumit dan luar biasa. Payudara wanita mulai tumbuh pada
masa puber dan terus berubah seiring dengan fluktuasi
hormonnya. Biasanya payudara mulai kendur pada akhir usia
40-an. Seperti apa kondisi payudara payudara dalam setiap
tahapan usia?
a. Usia 20-an
Pada masa pubertas ketika tubuh seorang gadis
remaja pertama menghasilkan estrogen dalam jumlah
cukup, payudaranya akan berkembang pesat,

15
membentuk dua kerangka jaringan ikat serta sistem
kelenjar, saluran, pembuluh darah, kelenjar getah
bening, dan saraf. Secara bersamaan, payudara juga
mengembangkan sel-sel lemak yang membentuk
gumpalan kelenjar payudara. Payudara juga lebih cepat
terpengaruh gaya gravitasi. Untuk mencegahnya,
kenakan bra yang mampu menyangga "aset" Anda ini
dengan sempurna.
b. Usia 30-an
Selama kehamilan, payudara secara bertahap akan
membesar. Boleh jadi bobot kedua payudara akan
bertambah sebanyak setengah kilogram. Peregangan
kulit di sekitar payudara akibat kenaikan berat badan
juga bisa mengganggu produksi kolagen sehingga
membuat kulit di sekitar payudara menjadi kendur,
terutama setelah persalinan. Lakukan pemeriksaan
payudara sendiri sekali setiap bulan. Jika ibu atau
saudari Anda memiliki riwayat kanker, lakukan
mamografi di usia 35 tahun.
c. Usia 40-an 
Walaupun Anda belum pernah hamil dan
melahirkan, di usia ini kelenjar penghasil susu (lobule)
akan mengecil sehingga payudara terlihat kendur.
Penurunan berat badan yang drastis juga bisa membuat
payudara terlihat kendur akibat lapisan lemak pada
payudara menyusut. Push up brabisa menyiasati hal
tersebut. Mamografi disarankan setahun sekali.
d. Usia 50-an
Pada saat menopause, perubahan pada payudara
yang biasanya terjadi selama siklus haid tidak terjadi
lagi. Namun, risiko kanker payudara akan semakin

16
meningkat seiring bertambahnya usia. Pemeriksaan
payudara menjadi lebih penting lagi dilakukan
setelahmenopause. (Verralls, Sylvia. 1997).
4. Perawatan Payudara
Post natal breast care pada ibu nifas merupakan
perawatan payudara yang dilakukan pada ibu pasca
melahirkan/nifas untuk melancarkan sirkulasi darah dan
mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga
memperlancar pengeluaran ASI. Pelaksanaan perawatan
payudara dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi
dilahirkan dan dilakukan 2 kali sehari.  Perawatan payudara
untuk ibu nifas yang menyusui merupakan salah satu upaya
dukungan terhadap pemberian ASI bagi buah hati.
5. Etiologi Perawatan Payudara
Air susu ibu (ASI) adalah sebuah cairan tanpa tanding 
yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan
melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan
penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu
berada pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki bentuk
paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang
sama, ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang
mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan
sistem saraf. Makanan-makanan buatan untuk bayi yang
diramu menggunakan teknologi masa kini tidak mampu
menandingi keunggulan ASI.
ASI merupakan makanan yang paling mudah dicerna
bayi. Meskipun sangat kaya akan zat gizi, ASI sangat mudah
dicerna sistem pencernaan bayi yang masih rentan. Karena
itulah bayi mengeluarkan lebih sedikit energi dalam mencerna
ASI, sehingga ia dapat menggunakan energi selebihnya untuk
kegiatan tubuh lainnya, pertumbuhan dan perkembangan

17
organ. Selain itu, mereka juga mempunyai banyak sekali
kelebihan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Seperti yang telah di jelaskan sebelumnya, betapa
banyak keunggulan yang diberikan ASI, maka perawatan
payudara perlu mendapatkan perhatian yang serius. Hal ini
juga karena  untuk menunjang pemberian air susu ibu (ASI)
ekslusif, payudara yang sehat dan terawat baik, mampu
melancarkan produksi ASI. Hal ini membuat proses pemberian
ASI menjadi lebih mudah baik bagi ibu maupun bayi.
Perawatan Payudara pasca persalinan merupakan
kelanjutan perawatan payudara semasa hamil, yang
mempunyai tujuan sebagai berikut :
1) Untuk menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar
dari infeksi
2) Untuk mengenyalkan puting susu, supaya tidak mudah
lecet
3) Untuk menonjolkan puting susu
4) Menjaga bentuk buah dada tetap bagus
5) Untuk mencegah terjadinya penyumbatan
6) Untuk memperbanyak produksi ASI
7) Untuk mengetahui adanya kelainan
6. SOP Tindakan Perawatan Payudara
a. Pengertian
Perawatan payudara adalah perawatan yang di
lakukan pada payudara agar dapat menyusui dengan
lancar dan mencegah masalah-masalah yang sering
timbul pada saat menyusui
b. Tujuan
1) Menjaga kebersihan payudara, terutama
kebersihan putting susu agar terhindar dari infeksi

18
2) Meransang kelenjar air susu, hingga produksi ASI
lancar
3) Mempersiapkan psikologis ibu untuk menyusui
4) Mencegar terjadinya bendungan ASI.
c. Alat dan bahan
1) Handuk besar 2 buah
2) Waslap 2buah
3) Wadah 2 untuk air hangat dan air dingin
4) Minyak kelapa / beby oil
5) Waskom kecil 1 buah berisi kapas atau kasa
secukupnya
6) Baki, alas dan penutup
d. Fase Orientasi
1) Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
2) Menjelaskan tujuan prosedur tindakan
3) Menanyakan persetujuan klien untuk di lakukan
tindakan
e. Fase Kerja
1) Membersikan putting susu
a) Jaga privasi pasien
b) Atur posisi pasien duduk santai bersandar dan
kaki di topang kursi kecil
c) Dekatkan alat-alat
d) Buka pakaian atas pasien
e) Cuci tangan
f) Letakkan handuk tepat di bawah payudara
g) Kapas dibasahi dengan beby oil / minyak
kelapa
h) Kompres kedua putting susu dengan kapas
yang sudah di basahi beby oil selama 5 menit

19
i) Ambil kapas yang di beri beby oil Lalu gosokan
kapas di sekitas putting susu untuk
mengangkat kotoran sampai bersih dengan
cara sirkuler sebanyak 30 kali
j) Apabila putting susu tenggelam, letakan kedua
ibu jari di sisi kiri dan kanan putting susu pada
payudara kiri, kemudian tekan lalu hentakkan
secara perlahan, hentakan sebayak 3 kali,
lakukan juga pada payudara sebelah kanan
2) Lakukan Pemijitan
a) Tuangkan beby oil/ minyak kelapa di telapak
tangan secukupnya
b) Letakkan kedua telapak tangan di antara kedua
belahan payudara, lalu di urut mulai dari atas
ke samping, kebawah, sampai menopang
payudara, dengan mengangkat payudara
perlahan-lahan dan lepaskan perlahan-lahan
pemijitan di lakukan sebanyak 3 kali
c) Tangan kiri menopang payudara sebelak kiri
kemudian tiga jari tangan kanan di letakkan di
atas payudara kiri, lakukan pemutaran searah
jarum jam sambil menekan mulai dari pangkal
dada sampai ke arah putting susu , dan lakukan
di payudara sebelan kanan dengan tangan
kanan yang menopang payudara sebelah
kanan. Lakukan sebnyak 2 kali pada masing”
payudara
d) Telapak tangan kiri menopang payudara
sebelah kiri, kemudian sisi tangan kanan
kelingking mengurut payudara sebelah kiri
mulai dari pangkal ke ujung, mulai dari sisi

20
kedalam, atas, samping. Kemudian lakukan di
sebelah kanan payudara dengan tangan kanan
menopang payudara sebelak kanan lakukan
sebanyak 30 kali
e) Lakukan pengurutan seperti tadi dengan tangan
kiri menopang payudara kiri kemudian kepalkan
tangan kanan untuk mengurut payudara kiri
sebanyak 30 kali lakukan juga di payudara
sebelah kanan
3) Melakuakan Pengompresan
a) Kompres kedua payuadara dengan waslap
hangat selama 2 mnit, kemudiang ganti dengan
kompres waslap dingin selama 1 mnit, lalu
kompres bergantian selam 2 kali berturut-turut
ahiri dengan kompres air hangat
7. Akibat Jika Tidak Dilakukan Perawatan Payudara
Berbagai dampak negatif dapat timbul jika tidak
dilakukan perawatan payudara sedini mungkin. Dampak
tersebut meliputi :
a. Puting susu kedalam
b. Anak susah menyusui
c. ASI lama keluar
d. Produksi ASI terbatas
e. Pembengkakan pada payudara
f. Payudara meradang
g. Payudara kotor
h. Ibu belum siap menyusui
i. Kulit payudara terutama puting akan mudah lecet

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Senam Nifas
Senam nifas adalah latihan gerak yang dilakukan secepat
mungkin setelah melahirkan, supaya otot-otot yang mengalami
peregangan selama kehamilan dan persalinan dapat kembali
kepada kondisi normal seperti semula (Ervinasby,2008).
Proses pemulihan kesehatan ibu pada masa nifas
merupakan suatu hal yang sangat penting dan ikut menentukan
berhasil tidaknya peran dan fungsi keluarga, dimana keluarga
mendukung proses pemulihan ibu post partum. Pada masa
nifas akan mengalami perubahan baik fisik maupun psikis.
Perubahan fisik meliputi ligamen-ligamen bersifat lembut dan
kendor otot-otot tegang, uterus membesar postur tubuh
berubah sebagai kompensasi terhadap perubahan berat badan
pada masa hamil.
2. Perawatan Payudara
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak
di bawah kulit, di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah
memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai
sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200
gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.
(Ambarwati, 2008).
Post natal breast care pada ibu nifas merupakan
perawatan payudara yang dilakukan pada ibu pasca
melahirkan/nifas untuk melancarkan sirkulasi darah dan
mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancar
pengeluaran ASI. Pelaksanaan perawatan payudara dimulai
sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan dan
dilakukan 2 kali sehari. Perawatan payudara untuk ibu nifas

22
yang menyusui merupakan salah satu upaya dukungan
terhadap pemberian ASI bagi buah hati.
B. Saran
Kami sebagai perawat menyarankan agar senam nifas dan
perawatan payudara ini dilakukan supaya membantu :
1. Memperlancar terjadinya proses involusi uteri (kembalinya
rahim ke bentuk semula).
2. Mempercepat pemulihan kondisi tubuh ibu setelah
melahirkan pada kondisi semula
3. Mencegah komplikasi yang mungkin timbul selama
menjalani masa nifas.
4. Memelihara dan memperkuat kekuatan otot perut, otot
dasar panggul, serta otot pergerakan.
5. Memperbaiki sirkulasi darah, sikap tubuh setelah hamil dan
melahirkan, tonus otot pelvis, regangan otot tungkai bawah.
6. Menghindari pembengkakan pada pergelangan kaki dan
mencegah timbulnya varises
7. Bagi ibu menyusui perawatan puting susu merupakan hal
yang sangat penting sehingga harus dibersihkan. Sebagai
seorang wanita harus menjaga organ refroduksi terutama
payudara agar dapat terhindar dari penyakit yang
menyerang payudara. Selain itu dengan merawat payudara
kitaterutama pada seorang Ibu maka zat gizi yang di
perlukan bayinya akan terpenuhi dengan baik, sehingga
pertumbuhan bayi dapat berjalan dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

23
Bobak, Lowdermilk & Jensen. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas.
Edisi 4. Jakarta: EGC

Ambarwati. (2008). Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendekia

Saleha. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba


Medika

Bobak, dkk. (2008). Keperawatan Maternitas Hal 460. Jakarta : EGC


diakses pada tanggal 27 Maret 2016 pukul 17.36 WIB

Mellyna, H. (2009). Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Hal 29. Jakarta :


Puspa Swara. diakses pada tanggal 27 Maret 2016 pukul 17.36 WIB

Saleha, sitti. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta:


Salemba Medika. diakses pada tanggal 27 Maret 2016 pukul 19.44
WIB

Saryono dyah pramitasari poischa. (2009). Perawatan payudara.


Jogjakarta: mitra cendikia. diakses pada tanggal 27 Maret 2016
pukul 19.52 WIB

Suririnah, (2007). ASI menyelamatkan Jiwa Bayi. Online

24

Anda mungkin juga menyukai