Anda di halaman 1dari 2

OKTARINI KUNTARI

19/447413/PEK/24714
TEORI DAN PRAKTIK AKUNTANSI KEUANGAN
BAB 5: KONSEP DASAR
Sumber konsep dasar pada umumnya merupakan abstraksi atau konseptualisasi karakteristik
lingkungan tempat atau wilayah diterapkannya pelaporan keuangan. Daftar seperangkat konsep
dasar antara lain:
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), IAI mengadopsi rerangka konseptual IASC sehingga konsep
dasar yang dipilih mengikuti IASC. Ada dua konsep dasar, yaitu: Basis akrual (Accrual basis) dan
Usaha berkelanjutan (Going concern).
Paul Grady, konsep dasarnya adalah: Struktur masyarakat dan pemerintah yang mengakui hak
milik pribadi (A society and government structure honoring private property right), Entitas bisnis
spesifik (Specific business entities), Usaha berlanjut (Going Concern), Penyimbolan secara
moneter dalam seperangkat akun (Monetary expression in accounts), Konsistensi antara perioda
untuk entitas yang sama (Consistency between periods for same entity), Keanekaragaman
perlakuan akuntansi di antara entitas independen (Diversity in accounting among independent
entities), Konservatisme (Conservatism), Keterandalan data melalui pengendalian
internal(Dependability of data through internal control), Materialitas (Materiality), Ketepatan
waktu dalam pelaporan keuangan memerlukan taksiran (Timeliness in financial reporting requires
estimates).
Accounting Principles Board, konsep dasarnya adalah: Entitas akuntansi (Accounting Entity),
Usaha Berlanjut (Going concern), Pengukuran sumber dan kewajiban (Measurement of economic
resources an obligations), Periode-periode waktu (Time Periods), Pengukuran dalam unit Uang
(Measurement in terms of money), Akrual (Accrual), Harga Pertukaran (Exchange Price), Angka
pendekatan (Approximations), Pertimbangan (Judgment), Informasi Keuangan umum (General
Purpose financial information), Statement keuangan berkaitan secara mendasar (Fundamentally
related financial statement), Subtansi daripada bentuk (Substance over form), Materialitas
(Materiality).
Wolk, Tearney dan Dodd, konsepnya yaitu: Usaha berlanjut (Going Concern), Periode waktu
(Time periode), Entitas akuntansi (Accounting entity), Unit Moneter (Monetary unit).
Anthony, Hawkins, Merchant, konsep dasarnya adalah: Pengukuran dengan unit uang (money
meansurement), Entitas (entity), Usaha berlanjut (going Concern), Kost (cost), Aspek ganda (dual
aspect), Periode akuntansi (accounting period), Konservatisme (conservatism), Realisasi
(realization), Penandingan (matching), Konsistensi (consistency), Materialitas (materiality)
Paton dan Littleton, konsep dasarnya yaitu: Entitas bisnis dan kesatuan usaha (The business entity),
Kontinuitas kegiatan/usaha (continuity of activity), Penghargaan sepakatan (measured
consideration), Kost melekat (costs attach), Upaya dan pencapaian/hasil (effort and
accomplishment), Bukti terverivikasi dan objektif (verifiable, objective evidence), Asumsi
(assumptions), serta konsep dasar lainnya.

Manfaat Konsep Dasar


Walaupun telah disinggung sebelumnya bahwa konsep dasar berfungsi melandasi penalaran pada
tingkat perekayasaan akuntansi, konsep dasar lebih banyak manfaatnya bagi penyusun standar
dalam berargumen untuk menentukan konsep, prinsip, metoda, atau teknik yang akan dijadikan
standar. Dalam tiap standar yang diterbitkan (Statement of Financial Accounting Standards),
misalnya, FASB menyertakan bagian yang disebut Basis Penyimpulan (Basis for
Conclusions atau Background Information) yang di dalamnya terrefleksi konsep dasar yang dianut
baik secara eksplisit maupun implicit. P&L menegaskan bahwa penyusunan standar harus
dilandasi oleh pemikiran atau penalaran yang jelas dan jernih (hall-marks of clear thinking).
Gagasan di atas sejalan dengan apa yang dikatakan Kam (1990) yang menyatakan bahwa
praktik yang sehat harus dilandasi oleh teori yang sehat pula (good practice is based on good
theory). Bahwa standar harus objektif dan tidak memihak (impersonal and impartial) berarti
bahwa standar harus bebas dari selera dan kepentingan pribadi atau kelompok. Pemilihan istilah,
misalnya, harus didasarkan atas pikiran yang jernih dan kaidah kebahasaan yang baik bukannya
atas selera seseorang yang berkuasa. Demikian juga, standar akuntansi tidak harus tunduk pada
apa yang nyatanya dipraktikkan tetapi harus lebih berorientasi ke masa depan demi perbaikan
secara bertahap (gradual improvement).

Referensi :

Suwardjono. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE, 2005.

Anda mungkin juga menyukai