Anda di halaman 1dari 50

PENGANTAR INVENTORY

Inventory Assesment

Tes inventory adalah tes-tes yang terutama menggunakan papper and pencil test.
Merupakan self report questionnaire, untuk menentukan karakteristik-karakteristik, kepribadian,
minat (Interest) , sikap-sikap (attitude), nilai-nilai (value). Tes inventorial modern mempunyai
tahapan perkembangan yang dimulai dengan personal interviews dan kemudian berkembang
menjadi personal information questionnaire.
Tes inventorial berguna untuk mengetahui ciri-ciri kepribadian/karakteristik kepribadian
seperti minat, penyesuaian diri, motivasi, prasangka/prejudice, inventory, dan sebagainnya. Tes
ini berkembang dalam lapangan tes psikologi, dikenal sebagai psikometrik, oleh karena adanya
dua faktor menunjang yaitu:
a. Kurangnya teori-teori kepribadian yang mantap dan tangguh sehingga tidak ada suatu
sistem diagram yang unggul. Kriteria kepribadian saat itu demikian banyak sehingga
pengertiannya menjadi kabur dan masing-masing tidak lengkap.
b. Tidak dikembangkannya suatu metodologi psikometrik lain yang penting untuk
kemajuan tes psikologi.
Pengaruh metode eksperimen dari lapangan fisika melahirkan teknik inventorial dalam
tes psikologi. Dengan teknik ini, maka tes psikologi mengalami kemajuan yang pesat, namun
banyak pula dampak negatifnya antara lain:
1. Penelitian-penelitian yang diadakan merupakan pemborosan dan sifat cause, tidak jelas.
2. Tes inventorial demikian banyak, namun banyak pula yang diragukan signifikasinya.
Tahun 1959 tercatat ada 96 tes-tes non-projective character dan tes-tes kepribadian. Atas
alasan dasar di atas, maka Starke R. Hartway menyatakan bahwa dalam pemakaian tes inventory
perlu diperhatikan validitas atau kontrol eksperimentaly yang ketat, serta moralitas yang tinggi.
Kita harus mengingat bahwa pengukuran kepribadian sangatlah dekat dengan manusia yang
kompleks. Demikian pula dengan hubungan interpersonal.
Alat-alat inventorial yang digunakan umumnya tidak ada yang sempurna sehingga
penilaian yang kita buatpun sulit untuk dikatakan tepat. Dalam pemakaian tes inventorial, kita
harus mengingat bahwa masing-masing tes tersebut hanya menjelaskan tentang satu atau
beberapa aspek saja dari kepribadia/ manusia seutuhnya. Jadi meskipun kemampuan dari

1
intelegensi itu terpisah dari interest dan mtivasi, tidaklah secara mutlak, contoh seorang yang
mempunyai bakat musik dan kemampuan performance yang baik maka kita tidak dapat
menganjurkan dia untuk menempuh kehidupan sebagai seorang musikus.
Kita tidak hanya melihat bakat dan kemampuan saja, tapi juga perlu diperhatikan minat
dan motivasinya. Cronbach (1960) membagi tes psikologi dalam kategori sebagai berikut:
1. Tes Inteligensi
2. Special Aptitude Test
a. Mechanical Aptitude Test (Bennet-Slater, 1945)
b. Clerical Aptitude test (Andrew-peterson-longstaff, 1946)
3. Achievement Test: menentukan apa yang diketahui subyek.
4. Interest Test: tes minat dari kuder dan Strong.
5. Personality Test: kelompok tes yang bervariasi dari bentuk-bentuk transisional, seperti
Prejudice Test, Authoritarian Personality,sex Role Identification Test sampai pada
bentuk tes yang disebut tes personality yaitu tes yang ditujukan untuk menggambarkan
kategori/skala-skala eksperesi yang kompleks dari seseorang yang mempunyai konotasi
dengan istilah personality-nya.
Tes tentang kualitas kepribadian yang umum ini dapat diterapkan pada mental disorder.
Tapi biasanya lebih banyak digunakan untuk keperluan seleksi, placement, dan konseling. Darly
dan Hagenah (1956) telah mempelajari kembali dan menyimpulkan bahwa walaupun abilities,
interest dan kepribadian itu merupakan asek-aspek yang berlainan, sebenarnya merupakan suatu
hal yang sulit untuk membuat alat tes psikologi yang spesifik untuk masing-masing bidang
tersebut. Hal ini merupakam suatu masalah dalam pembuatan tes kepribadian.
Wujud dari tes inventory kepribadian adalah sejumlah pertanyaan/statement yang
memungkinkan subyek memberikan respon selektif kombinasi dari item tersebut ke dalam
pengukuran-pengukuran yang mengarah pada skala (scale). Beberapa mesalah dalam personality
inventories adalah sebagai berikut:
1. Definisi kepribadian sedemikian banyak, oleh karenanya seleksi yang tepat dari
bermacam-macam kepribadian perlu mendasari personality di inventory.
2. Tes inventories kepribadian tidak dapat bersifat culture free, oleh karenanya harus selalu
mempertimbangkan aspek kultural. Nilai-nilai kultur selalu berubah, sedangkan dilain
pihak daharapkan dapat memberikan suatu profil kepribadian. Dengan adanya perubahan

2
nilai-nilai kultural, maka makna dari profil tes juga menjadi berubah. Selain itu individu
juga mengalami perubahan pada kepribadiannya oleh karena pengalaman-pengalaman
hidup, learning, dan proses tua/aging. Hal-hal di atas menimbulkan kesan seolah-olah
stabilitas tes kepribadian sulit dicapai. Sebenarnya stabilitas kepribadian harus dilihat
secara tidak absolut. Sehubungan adanya kemampuan adaptasi manusia pada
lingkungannya. Personality Inventory Test yang ideal harus mampu mencakup macam-
macam perubahan ini pada saat-saat yang berlainan.
3. Bila personality inventory terlalu sensitive terhadap perubahan maka sulit memperoleh
reliabilitas yang tinggi. Dalam hal ini yang penting adalah kemampuan prediksinya,
untuk menilai apakah suatu personality inventories itu bail/tidak.
Tes kepribadian yang baik adalah yang moderat, baik dalam stabilitasnya maupun dalam
aspek-aspek yang luhur (reliabilitasnya). Seperti diketahui tes kepribadian selalu mengukur dua
pasang aspek yaitu:
a. Instrinsik dan sosial
b. Stabilitas dan transitory
Beberapa kelemahan atau kekurangan di dalam inventory assessment secara umum
adalah sebagai berikut:
1. Itemnya abigous/perintah tidak jelas
2. OP ingin menunjukan kesan-kesan tertentu pada tester
3. Kesukaran semantik/penafsiran yang berbeda
4. Sikap OP yang tidak kooperatif/defensive
5. Faking/tidak jujur
6. Acquiescence kalau item-item yang dibuat lebih mengarah ke jawaban-jawaban tertentu
7. Inventory transparan
Validitas yang umum dipakai pada personality inventories adalah:
1. Face validity, validitas yang didasarkan pada tampaknya saja
2. Content validity, validitas yang didasarkan pada isi/konsep tertentu
3. Empirical validity, validitas tes yang didasarkan atas data-data empiris, gejala, simtom.
Pada mulanya pembuatan tes inventorial menggunakan rational personality constrac
(content validity) tetapi Rossanof (1938) memperkenalkan empirical method (empirical validity)
dalam pembuatan/konstruksi kepribadian, contohnya MMPI. Sedangkan Cettel menggunakan

3
factor approach yang menganalisis faktor. Dasar utama dari analisis faktor adalah
menyederhanakan deskripsi data dengan cara meredusir jumlah veriabel-veriabel/dimensi-
dimensi yang perlu saja, contohnya bila dari 20 tes beterai ternyata terdiri dari lima faktor saja
yang sama, maka dengan menggunakan lima skor saja kita memberikan informasi yang
diperlukan. Analisis faktor selalu berakhir dengan faktor matriks, yaitu suatu tabel yang
menunjukkan weight/luding dari masing-masing faktor dalam setiap tes.
Secara konvensional personality tes (secara psikometrik) adalah “instrument/perangkat/alat
untuk mengukur:
a. Emosi
b. Motivasi
c. Interpersonal
d. Sikap-sikap yang karakteristik
Dalam rangka clinical judgement
Intensive studi terhadap individual case/upaya psikologi dalam bidang klinis.

Salah satu upaya klinis:


Mengumpulkan
- tentang life story
- respon individu terhadap suatu stimulus
Data gathering
Research finding

Data synthesis
Explorasi teori kepribadian

Experience

Tentative hypotheses intuition

-clinical
-“kiat”

4
Self Report Inventories
Prototype Woodword Personel Data Sheet
Standarisasi-interview psikiatri
- penyesuaian dengan tes untuk penggunaan massal
Pada mulanya pertanyaan tentang:
Phobia
Obsesi Umumnya ada pada diri seseorang.
Compulsi Dari jawaban klien, seorang psikolog
dapat menarik kesimpulan, apakan ia
Nightmare
menderita salah satu gangguan
Sleep disturbance tersebut
Excessive
Symptom-symptom psikomotorik
Unreality feeling disturbance (tics), tremor

di-validasi (dengan statistik, dsb)

inventory test

Perbedaan pokok tes inventory dengan tes-tes lainnya adalah dari bentuknya. Dan yang
penting dalam inventory adalah penghayatan orang terhadap suatu keadaan atau situasi.

Macam-macam tes inventory

Tes inventory kepribadian:


1. MMPI (Minnesota Personality Inventory)
2. CPI (California Psychologycal Inventory)
3. PIC (Personality Inventory for Children)
4. MCMI (Million Clinical Multiaxial Inventory)
5. 16 PF (Sixteen Personality Factor Questionnaire)
6. EPPS (Edward Personal Preference Schedule)
7. PRF (Personality Research Form)
8. Jackson Personality Inventory

5
Tes Inventory Minat
1. SCII (Strong-Campbell Interest Inventory)
2. JVIS (Jackson vocationalinterest Survey)
3. KPR-V (Kuder Preference Record-Vocational)
4. CAI (Career Assessment Inventory)
5. RM (The Rothwell-Miller Interest Blank)

Tes Inventory Nilai

1. Study of Value
2. WVI (Work Value Inventory)

6
A. PAULI

1. Sejarah dan Teori

Seorang psikiater akhir abad 19 menciptakan alat tes kreaplin yang digunalkan sebagai
alat bantu untuk mendiagnosa gangguan otak yaitu Alzheimer dan dementio. Tes ini sangat
sederhana, siapapun yang bisa menghitung dapat mengikuti tes. Pada periode tidak lama
selanjutnya pada tahun 1938 Prof. Dr. Richard Pauli bersama DR. Wilhelm Arnold serta Prof.
Dr. Vanmethod memperbarui tes kreaplin tadi sehingga dapat meningkatkan suatu “Check
Method” yang sangat menguntungkan dan dapat dipercaya. Metode ini disempurnakan
sedemikian rupa oleh Prof. Dr. Pauli sehingga memungkinkan untuk mendapatkan data tentang
kepribadian.
Richard Pauli membuat tes kreaplin tersebut sebagai tes yang distandarisasikan, dan
setelah Pauli meninggal pada tahun 1951, tes yang di standarisasikan tersebut dinamakan tes
pauli. Berdasarkan atas cara yang di ajukan oleh Pauli, tes ini juga mempunyai corak
eksperimentak. Pauli juga menghubungkan metose eksperimental tersebut dengan karakterologi
modern, sehingga tes Pauli dapat dibandingkan dengan tes kepribadian.
Tes Pauli sebenarnya adalah perbaikan dan penyempurnaan dari tes Kreaplin yang
disusun oleh Emil Kreaplin. Emil Kreaplin seorang psikiater akhir abad 19 menciptakan alat tes
Kreaplin yang digunakan sebagai alat bantu untuk mendiagnosa gangguan otak yaitu Alzheimer
dan Dementia.
Teori yang mendasari tes ini mengacu pada teori konvergensi dari William Stern bahwa
kepribadian sesungguhnya terbentuk dari bakat dan lingkungan. Tes bisa diciptakan juga
bisadisimulasikan karena tes merupakan simulasi dari lingkungan. Meskipun tes Pauli banyak
mungukur sikap kerja namun tes Pauli tetap digolongkan tes kkepribadian karena unsur yang
paling kuat dalam dalam tes Pauli adalah kemauan yang merupakan unsur dari
watak/karakter/kepribaduan seseorang. Dan masalah kepribadian tidak lain adalah merupakan
masalah dinamika motif.

7
Aspek yang diukur Tes Pauli antara lain:
a. Energy psikis (jml): energy psikis mengungkap besarnya potensi energy kerja, terutama
ketika dibawah tekanan.
b. Ketelitian dan tanggung jawab (Be): ketelitian dan tanggung jawab menunjukkan adanya
kesediaan bertanggung jawab, teliti, kepedulian, akan tetapi dapat berarti pula mudah
dipengaruhi, labil, kurang waspada.
c. Kehati-hatian (Sa): kehati-hatian menunjukkan adanya kecermatan, hati-hati, konsentrasi,
kesiagaan dan kemantapan kerja terhadap pengaruh tekanan.
d. Pengendalian perasaan (Si): pengendalian perasaan menunjukkan adanya ketenangan,
penyesuaian diri, keseimbangan dan sebaliknya dapat berarti menggambarkan penuh
temperamen, mudah terangsang, dan cenderung egosentris.
e. Dorongan berprestasi (Ti): dorongan berprestasi menggambarkan kesediaan dan
kemampuan berprestasi, serta kemauan untuk mengembangkan diri.
f. Vitalitas dan perencanaan (Tp): vitalitas dan perencanaan menunjukkan ambisi untuk
Mengarahkan diri, dan mengatur kemampuan dalam mengatur tempo dan irama kerja.
Kegunaan tes Pauli antara lain:
a. Sebagai suatu metode eksperimental untuk mendapat pengaruh sikap kerja terhadap
prestasi kerja.
b. Sebagai alat diagnostic yang dapat dipercaya untuk memeriksa batas-batas perbedaan
individu.
c. Sebagai tipologi kepribadian.
d. Untuk usaha pemeriksaan prestasi yang cukup baik.
e. Untuk mendiagnosis perbedaan konstitutif. Hasil itu antara lain menunjukkan bahwa
daya tahan wanita lebih besar dari pria, jeajegan prestasi orang desa lebih tinggi dari
orang kota, dan sebagainya. Hal-hal tersebutpun akhirnya mampu menunjukkan bahwa
tes Pauli bisa dimanfaatkan untuk pemahaman psikologi sosial.
f. Digunakan untuk orang yang menderita luka/gangguan di otak, missal terkena tembakan
dikepala. Hasilnya menunjukkan bahwa luka pada “parietal” dan “frontal” menunjukkan

8
kurangnya prestasi yang besar, sedang luka pada “occipital” menunjukkan kurangnya
prestasi yang tak terlalu besar (paling minimal).
g. Digunakan sebagai salah satu metode untuk mengetahui pengaruh perangsangan dari luar
(misal narkoba).
h. Dapat digunakan sebagai diagnostic untuk mendeteksi anak-anak yang sukar dibimbing.
Pada tes itu terdapat kurve dengan bentuk-bentuk tertentu untuk mereka yang terhambat
perkembangannya. Untuk mereka yang tidak mempunyai pendirian (Hatloso) dan mereka
yang lemah diri.
i. Tes pauli ini digunakan sebagai metode pemeriksaan untuk orang yang buta meskipun
prestasinya bila dibandingkan dengan orang yang normal berkurang, akan tetapi prestasi
individual masih terlihat di dalam tes sebagai prestasi orang yang normal.
j. Untuk alat pembantu eksperimental yang menjadi dasar untuk diagnostic karakterologi.

2. Instruksi Pauli

 Dihadapan saudara sudah terdapat lembar tes yang baru.

 Isilah identitas saudara terlebih dahulu

 Baik, jika sudah selesai letakkan alat tulis saudara dan perhatikan kedepan

 Lembar ini tercetak penuh dengan ANGKA-ANGKA

 Tugas saudara adalah sangat sederhana, yakni MENJUMLAH. Namun cara


menjumlahkannya ISTIMEWA, seperti yang akan saya jelaskan berikut ini.

 Jumlahkanlah angka yang diatas dengan angka yang dibawahnya dan letakkanlah angka
hasil penjumlahan tersebut disebelah kanan di antara ke dua angka yang saudara
jumlahkan tadi. Angka puluhan harus di buang.

 (berikan contoh di papan tulis)

 Saudara diminta untuk menjumlahkan angka-angka kolom demi kolom, setelah saudara
selesai pada akhir kolom segera lanjutkan pada kolom berikutnya. Angka terakhir pada
kolom pertama tidak perlu dijumlahkan dengan angka pertama kolom selanjutnya

 (diperagakan dengan menggunakan tes Pauli)

 Pada waktu-waktu tertentu akan terdengar aba-aba GARIS dari saya. Pada saat saudara
mendengarkan aba-aba GARIS, berilah garis dibawah angka hasil penjumlahan terakhir

9
yang sedang saudara tulis. Dan segera lanjutkan kembali penjumlahan saudara. Jangan
sampai ada angka yang terlewat tidak dijumlahkan.

 Dapat ditambahkan: garis yang saudara buat tidak perlu terlampau panjang tetapi juga
jangan terlampau pendek, sewajarnya saja yang penting saya bisa tahu kalau itu adalah
garis dari saudara.

 Kemudian hati-hati setelah selesai menggaris banyak orang yang terlupa tidak
menjumlahkan angka di bawah garis (beri contoh)

 Jika saudara melakukan kesalahan dan saudara ingin mengkoreksinya saudara tidak perlu
mencoret atau menghapus, tetapi cukup DITIMPA saja.

 (beri contoh di papan tulis)

 Di tengah-tengah mengerjakan seandainya saudara terlewat satu kolom saudara tidak


perlu kembali mengerjakan kolom tersebut, yaa=ng perlu saudara lakukan adalah
meneruskan kembali penjumlahan saudara. Karena pada prinsipnya kita bekerja dari atas
ke bawah dan dari kiri kekanan. Kolom demi kolom.

 Pada saat saudara sudah sampai pada kolom terakhir dihalaman ini segera lanjutkan
kehalaman berikutnya

 Karena tes ini dicetak dengan istimewa maka cara membalikkannya pun istimewa, yakni
seperti ini. Silahkan dicoba

 Jika saudara sudah menyelesaikan seluruh lembar ini dan belum ada aba-aba BERHENTI
dari saya maka angkat tangan kiri saudara dengan tangan kanan tetap menulis, maka saya
akan mendatangi saudara untuk memberikan lembar yang baru.

 Saudara harus bekerja secepat dan seteliti mungkin. Apakah ada pertanyaan?

 Jika tidak ada, atur posisi duduk saudara, pastikan pulpen saudara tidak macet dan cukup
nyaman digunakan. Jika pulpen saudara macet kami bisa meminjamkan alat tulis yang
lain. Jika ada yang mau ke kamar kecil kami berikan waktu karena pada tes ini tidak
boleh dipotong. Silahkan.

 Ok, baik… jika semua sudah siap, kita akan mulai pada hitungan yang ke tiga 1,2,3,
mulai!

Versi singkat:
 Identitas

 Tugas sangat sederhana: menjumlah

 Cara menjumlahnya istimewa, angka puluhan harus di buang

10
 Aba-aba GARIS, DITIMPA, PARIT

 Cara membalik

 Ganti kertas

 Ada pertanyaan?

 Duduk, pulpen, kamar kecil

 Mulai!!

3. Skoring

a. Alat yang diperlukan:


1) Penggaris Pauli
2) Grafik kerja Pauli
3) Spidol merah
4) Pensil
5) Pulpen
6) Penggaris
7) Kalkulator
b. Langkah awal
1) Hitung jumlah garis= 20 (menggunakan spidol merah)
2) Hitung jumlah total (∑ )
3) Hitung jumlah per kurun waktu
4) Hitung jumlah salah (S) dan dibetulkan (B), caranya (gubakan spidol merah)
a) Untuk jumlah > 4000 hitung jumlah salah dan benar pada kolom 13-20
dan 39-40
b) Untuk jumlah ˂4000 hitung salah dan benar pada klom 13-20
c. Memasukkan data ke grafik Pauili:
1) Masukkan jumlah per kurun waktu di kolom pada grafik Pauli (pakai
pensil/pulpen)
2) Buat grafik berdasarkan jumlah per kurun (pakai pulpen)

11
3) Buat grafik rataan 1 (pakai pensil)
4) Buat grafik rataan 2 (pakai spidol merah)
5) Hitunglah jumlah simpangan (Si) dari kurun 3-18-jarak antara grafik awal dengan
grafik rataan 2 (jarak antara garis pulpen dan spidol)
d. Masukkan ke dalam rumus

Masukkan ke dalam tabel di atas grafik, lihat norma kelompok di bawah ini:

Jumlah Salah (%) Dibetulkan Simpangan Tinggi Tempat


(%) Puncak
> 3000 ˂ 0.6 ˂ 0.7 ˂ 2.6 47-58 16-18
2350-3000 0.6-1.5 0.7-2 0.6-4 36-46 13-15
˂2350 > 1.5 >2 >4 ˂36,>58 ˂13,>18

Istilah didalam Pauli


1) Jumlah total (∑)= kapasitas energy yang dimiliki, produktivitas.
2) Tipe grafik (I,IIa, IIb, IIc, III)= sikap kerja.
3) Salah (S)= ketelitian.
4) Dibetulkan (B)= ketelitian, tanggung jawab, kecemasan.
5) Simpangan (Si)= stabilitas emosi, keterlibatan perasaan dalam bekerja, moody.
6) Tinggi (Ti)/tanjakan (Ta)= motivasi kerja.
7) Tempat puncak= daya tahan.
8) Penurunan awal (PA)= kesulitan yang dihadapi HA-Tb, norma 11-15.
9) Titik balik (Tb)= penyesuaian diri terhadap tugas di kurun ˂5.
10) Hasil awal (HA)= percaya diri, kesepian kerja dibandingkan rata-rata Pauli.

12
B. PAPI KOSTICK (Perceptual and Preference Inventory Test)

1. Sejarah dan Teori

Tes PAPI kostik dibuat oleh guru besar psikologi industri asal Massachusetts, Amerika
Dr. Max Martin Kostick pada awal tahun 1960an. PAPI Kostick mengukur dinamika kepribadian
(psychodynamics) dengan memperhatikan keterkaitan dunia sekitar (environment) termasuk
perilaku dan nilai perusahaan (values) yang diterapkan dalam suatu perusahaan/situasi kerja
dalam bentuk motif (need) dan standar gaya perilaku menurut persepsi kandidat (role) yang
terekam saat psikotes.
Di Indonesia diperkenalkan sekitar tahun 1980 dan berkembang dengan cepat menjelang
akhir 1990-an yang berbentuk self report inventory. PAPI sekarang digunakan oleh lebih dari
1000 perusahaan di dunia. Tersedia dalam 25 bahasa, dapat dikerjakan secara online, serta CD-
Room installable. Tes ini merupakann salah satu tes kepribadian yang tercermin dalam tingkah
laku yang didasarkan pada kategorisasi. Papi mengukur role dan need individu dalam kaitannya
dengan situasikerja. Dengan mempelajari Papi Kostick, maka kita akan banyak memperoleh
informasi mengenai profil individu baik dari segi tipologi kepribadiannya, maupun dalam kontek
pekerjaannya.
Secara singkat, PAPI Kostick merupakan laporan inventory kepribadian (self report
inventory), terdiri atas 90 pasang pernyataan pendek berhubungan dalam situasi kerja, yang
menyangkut 20 aspek kepribaadian yang dikelompokkan dalam 7 bidang: kepemimpinan
(leadership), arah kerja (work direction), aktivitas kerja (activity), relasi sosial (social nature),
gaya bekerja (work style), sifat temperamen (temperament), dan posisi atasan-bawahan
(followership).
Tes Papi Kostick saat ini sering digunakan dalam lingkup HRD disuatu
perusahaan/organisasi. Tes ini merupakan salah satu tes kepribadian yang tercermin dalam
tingkah laku yang didasarkan pada kategorisasi. Papi mengukur role dan need individu dalam
kaitannya dalam situasi kerja. Dengan mempelajari Papi Kostick, maka kita akan banyak
memperoleh informasi mengenai profil individu baik dari segi tipologi kepribadiannya, maupun
dalam kontek pekerjaannya.

13
Landasan teori Papi kostick not a full personality mengukur role dan need semata-mata
dalam kaitannya dengan situasi kerja, sempadan kepribadian dalam situasi kerja mengacu pada
dimensi temperamen dari Thurstone (1953), pikiran Edwards (1959) dan Schulz (1960) berakar
pada konsep Murray (1938). Dasar pemikiran untuk desain dan formulasi PAPI sebagai suatu
asesmen yang mengukur kecenderungan (need/kebutuhan) dan persepsi (role/peran) adalah
didasarkan pada teori needs-press Murray. Papi mengeksplor dimensi kepribadian yang luas.
Dimensi-dimensi ini dipisahkan ke dalam skala role dan need. Sedangkan dalam keterkaitannya
teoru Murray dengan PAPI adalah skala role PAPI mengukur persepsi individu terhadap dirinya
dalam lingkungan kerja dan memperhatikan area-area seperti kepemimpinan, perencanaan
integrative dan gaya pekerjaan (perhatian terhadap detil). Skala need memperhatikan
kecenderungan mendalam yang tidak bisa dipisahkan dari perilaku individu seperti kebutuhan
untuk menjadi bagian dari kelompok, kebutuhan untuk diperhatikan dan kebutuhan untuk
didukung.
Henry Murray (1938) yang justru lebih banyak dapat bermanfaat dalam penelitian
kepribadian manusia. Needs didefinisikan sebagai tujuan manusia dan dorongan dasar (desires),
traits didefinisikan kebiasaan pola pikir manusia, pengaruh (affect), dan tingkah laku (behavior).
Traits menjawab pertanyaan “bagaimana” manusia bertingkah laku, needs mennjawab
pertanyaan ”mengapa” karena itu traits dan needs mengambarkan dua aspek fundamental yang
berbeda dari kepribadian yang semestinya keduanya tidak dipisahkan ketika kita hendak
mengetahui kepribadian manusia secara komprehensif (Sanz et.al, 2006).
Aspek-aspek yang diungkap dalam PAPI KOSTICK yang disusun sebagai dua aspek
terpisah yaitu pengukuran kebutuhan/needs dan pengukuran persepsi/role, yaitu persepsi keadaan
individu ditempat kerja. PAPI Kostick untuk menjabarkan kepribadian dalam 20 aspek yang
masing-masing mewakili needs dan role. Berikut aspek-aspek tersebut:
a. Work Direction
1) Needs to finish task (N)
2) Hard intens worked (G)
3) Need to achieve (A)

14
b. Leadership
1) Leadership role (L)
2) Need to control others (P)
3) Ease in decision making (I)
c. Activity
1) Pace (T)
2) Vigorous type (V)
d. Social nature
1) Need for closeness and affection (O)
2) Need to belong to groups (B)
3) Social extension (S)
4) Need to be noticed (X)
e. Work style
1) Organized type (C)
2) Interest in working with derails (D)
3) Theoretical type (R)
f. Temperament
1) Need for change (Z)
2) Emotinonal tesistant (E)
3) Need to be forceful (K)
g. Followership
1) Need to support autrority (F)
2) Need for rules and supervision (W)

2. Instruksi dan penyajian alat tes PAPI KOSTICK

a. Waktu
Dalam pelaksanaan Papi Kostick Test secara tertulis tidak ada batasan waktu yang
diberikan. Durasi pengerjaan tes bergantung pada kecepatan testee dalam menjawab
semua pernyataan yang tersedia. Namun pada umumnya testee dapat menyelesaikan dan
menjawabb semua pernyataan pada tes ini dalam waktu kurang dari 35-45 menit.

15
b. Materi test
1) Buku soal Papi kostick Test
2) 1 lembar jawaban Papi Kostick Test
3) 1 lembar psikogram Papi Kostick Test
4) 1 buku norma Papi Kostick Test
c. Instruksi
1) Ada 90 pasang pernyataan, pilihlah salah satu dari setiap pasangan pernyataan
tersebut yang anda anggap paling dekat menggambarkan diri saudara. Bila tidak
sarupun dari sebuah pasangan pernyataan yang cocok, pilihlah yang saudara
anggap benar.
2) Lingkarilah tanda panah pada setiap pernyataan yang saudara pilih pada lembar
jawaban yang tersedia.
Contoh:
a. saya adalah pekerja keras
b. saya tidak mudah murung

3) dalam hal ini, anda melingkari tanda anak panah “a” (horizontal), karena
pernyataan “a” merupakan gambaran diri anda. Tetapi jika pernyataan “b”
(diagonal) lebih sesuai dengan diri anda, maka lingkarilah tanda anak panah pada
pernyataan “b”.
4) kerjakan secepat mungkin dan pilihlah hanya satu pernyataan dari tiap pasang.
d. Pelaksanaan tes
Tester membagikan satu buku soal dan lembar jawaban pada testee. Tester
meminta testee mengisi kolom identitas pada kolom yang tersedia pada lembar jawaban.
Tester memberikan instruksi tata cara pelaksanaan Papi Kostick Test pada testee.
Kemudian testee diberi kesempatan bertanya pada tester, dan jika tidak ada
pertanyaan, tester memberikan instruksi mulai mengerjakan Papi Kostick Test sambil
mengaktifkan stopwatch.
Setelah tes selesai, testee diminta mengecek kembali jawaban dan cara
menjawabnya.

16
3. Skoring

a. Perhitungan skor peran, yaitu dengan menjumlahkan anak panah yang dilingkari,
baik yang horizontal maupun vertikal sesuai dengan arah anak panah.
b. Kemudian menuliskan jumlah skor pada masing-masing kotak skor dibawah huruf
G, L, I, T, V, S, R, D, C, E yang telah tersedia pada lembar jawab.
c. Menghitung jumlah skor pada seluruh kotak skor peran secara horizontal dan jumlah
skor harus 45. Menghitung jumlah skor “kebutuhan” yaitu dengan menjumlahkan
anak panah yang dilingkari baik horizontal maupun vertikal sesuai dengan arah tanda
panah.
d. Menjumlahkan jumlah skor pada masing-masing kotak dibawah huruf N, A, P, X,
B, O, Z, K, F, W yang telah tersedia pada lembar jawaban.
e. Menghitung jumlah skor pada seluruh kotak skor kebutuhan secara vertikal, dan
jumlah skor harus 45.
f. Memindahkan setiap skor pada lembar jawaban ke lembar skoring sesuai dengan
setiap huruf pada aspek “peran” dan “kebutuhan” dengan cara melingkari angka di
dalam lingkaran.
g. Membuat garis penghubung antara angka yang satu dengan angka yang lainnya
sehingga terbentuklah sebuah diagram pada lembar psikogram yang telah tersedia.

17
C. EPPS ( Edwards Personal Preference Schedule)

1. Sejarah dan Teori

EPPS merupaka tes kepribadian yang bersifat verbal dan memakai metode forced choice
yaitu memilih diantara dua pernyataan pada setiap itemnya. Item tersebut pada kenyataannya
sulit untuk dilepaskan bebas dari social desireability (sesuatu pernyataan yang diharapkan oleh
orang/lingkungan pada umumnya), karena biar bagaimanapun manusia sebagai makhluk sosial
tidak mungkin lepas dari apa yang dikehendaki dan diharapkan lingkungannya. Namun bentuk
pilihan pada EPPS membuka adanya konflikdalam menilai apa yang harus dipilih, serta
kemudian dipaksa untuk memutuskan penilaiannya.
Ketidakbebasan untuk memilih ini menyudutkan subyek untuk berhati-hati dalam menilai
dirinya untuk sampai pada keputusan. Karena itu yang tergali dari EPPS selain hasil dari
pertimbangan kognisi adalah juga keinginan, kebutuhan dan kesukaan seseorang,, yang baik
secara sadar maupun tak sadar akan tercermin dari hasil penilaiannya itu.
Atas dasar pemikiran ini Edward mengacu pada teori Murray tentang 30 needs
(kebutuhan) manusia yang dipilihnya sebagai needs mendasar sebanyak 15 kebutuhan.
Kebutuhan adalah seuatu keadaan yang ditandai dengan perasaan kekurangan dan ingin
memperoleh sesuatu yang akan diwujudkan melalui suatu usaha atau tindakan (James Drever,
1971). Teori kebutuhan dalam konteks psikologi sangat banyak jenisnya, seperti misalnya teori
Maslow, yang mengemukakan hierarki dari kebutuhan manusia dari yang paling mendasar yaitu
pemenuhan kebutuhan fisik, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan kash sayang, kebutuhan
untuk dihargai dan pada hierarki yang paling tinggi adalah kebutuhan untuk mengaktualisasikan
diri. Teori Maslow menjadi acuan dari banyak teori tentang needs, termasuk yang dikembangkan
oleh Murray, yang kemudian melalui aktivitas penelitian yang panjang dikembangkan oleh Allen
L. Edwards sebagai salah satu alat diagnostik untuk mendeskripsikan kepribadian seseorang.
Hasip EPPS bukan hanya sekedar menggambarkan struktur kebutuhan seseorang, tetapi
terkandung juga didalamnya arti dinamis dari struktur kebutuhan tersebut, sehingga seseorang
psikodiagnostikus akan mampu memahamu perilaku subyej serta membuat prediksi dari
perilakunya itu.

18
Kelompok needs dalam EPPS adalah:
a. N. Achievement (Ach)
Positif: Adanya kemauan dan kesanggupan (bukan kemampuan) untuk menunjukkan
prestasi, baik dalam bidang studi maupun pekerjaan, sukses dalam kehidupan sosial dan
status dan sebagainya.
Negatif: Keinginan yang berlebihan, sehingga merugikan bagi subyek. Dapat dikatakan
subyek ambisius, sehingga mengalami kekurangan dalam kehidupan sosial atau
bermasyarakat.
b. N. Deference (Def)
Positif: Mengandung arti adanya kemauan untuk menyesuaikan diri, mengikuti,
menuruti, menghargai suatu cara/aturan, konvensional.
Negatif: Ada kecenderungan sugestibel, kurang bersikap kritis, untuk ini perlu
diperhatikan taraf intelegensi, bila rendah artinya kemungkinan untuk sugestibel dan
kurang kritis. Tetapi bila intelegensi tinggi, maka subyek ini mengikuti tata aturan yang
berlaku namun tanpa disertai pemahaman dan pengolahan pengertian atas itu.
c. N. Order (Ord)
Positif: Adanya kebutuhan akan keteraturan dan memiliki minat pada hubungan manusia,
dengan benda dan juga ide yang memberi suatu efek yang baik terhadap pengertian,
pertanggungjawaban dalam menunaikan tugas dan kewajibannya dengan cara dewasa.
Negatif: Mengurangi kelincahan, kreatifitas dan kemampuan untuk memimpin/mengatur,
terlalu takut menyimpang sehingga peraturan dipegang teguh.
d. N. Exhibition (Exh)
Positif: Mau menunjukkan diri secara euphoris, riang, extraversi, percaya diri, optimis
Negatif: Kebuthan yang berlebihan untuk menunjukkan diri, sehingga sering mengurangi
pengendalian diri (self control), kurang disiplin, memamerkan dan menonjolkan diri, sok
tahu dan sombong.
e. N. Authonomy (Aut)
Posotif: Keinginan untuk mandiri, sifat tidak tergantung dalam hal pendapat/pendirian,
menolak sugesti dalam kebutuhannya akan pendirian yang bersifat inkonvensional,
berkeinginan untuk progresif dan orisinil.

19
Negatif: Bila kebutuhan ini berlebihan, maka subyek kurang mampu menyesuaikan diri
secara kooperatif, fanatic, radikal (selalu menginginkan perubahan), kepala batu.
f. N. Affiliation (Aff)
Positif: Kebutuhan untuk memperhatikan sesame manusia, untuk pergaulan yang
harmonis dengan manusia lain yang disertai dengan toleransi dan kehangatan dalam
pendekatan.
Negatif: Kurang tegas, kurang dapat mempertahankan pendiriannya, kurang berani,
menjadi budak orang lain.
g. N. Interception (Int)
Positif: Kebutuhan akan minat/pengarahan terhadap masalah manusia untuk diketahui
dan dianalisis, menempatkan diri pada kebutuhan orang lain, empati. Ada kepekaan dan
diferensiasi perasaan, serta ada keaktifan dalam diri baik untuk mengembangkan diri
maupun bagi kepentingan orang lain.
Negatif: Mudah hanyut dan terbawa oleh situasi/perasaan orang lain, kurang dapat
mempertahankan jarak. Untuk mengambil jarak, subyek harus bersikap kritis,
mengendalikan diri dan rasional.
h. Succorance (Suc)
Lebih bersifat negatif dan mempunyai arti kebutuhan akan pemujaan diri, pasif,
kebutuhan akan kontak sosial yang diwarnai oleh meminta bantuan yang bersifat
egosentris dan kurang dewasa, dependen, juga mencari rasa aman. Semua itu
mencerminkan labilitas emosi dan kurang tegas dalam menyesuaikan perasaan/emotional
adjustment. Secara klinis biasanya terdapat pada penderita hysteria, meminta perhatian
terlalu banyak bagi dirinya, namun pasif (profilnya: suc++, Het++, Int-).
i. Dominance (Dom)
Positif: Umumnya merupakan kebutuhan akan suatu keinginan/kemauan yang masih
dapat diterima (acceptable) yaitu keinginan untuk memimpin, mempengaruhi,
membimbing, mengawasi, membina, mengarahkan, menghimpun, mengorganisasikan,
memberi instruksi, mengatur, adanya kepercayaan pada diri sendiri dan juga merupakan
seorang yang mampu mengadakan hubungan sosial (social competence).
Negatif: Keinginan untuk menjelajah, mengharuskan, mewajibkan, yang
kesemuanyaberbau otoriter, tidak mengikuti hak-hak dan kewajiban manusia,

20
mempertentangkan antari dirinya dengan orang lain. Dom mempunyai korelasi positif
dengan Agg, Ach dan Exh. Korelasi negatif dengan Aba, Def, Suc dan Nur. Dom
biasanya disertai dengan agresi, tetapi tidak semua orang demikian. Harus dilihat profil
keseluruhan.
j. Abasement (Aba)
Positif: Keinginan untuk merendahkan diri dengan maksud mendukung kainginan untuk
menyesuaikan diri, kompromi, terlihat ada toleransi. Keberanian mengakui kesalahan,
mengoreksi diri, rendah hati dalam arti tidak sombong dan tahu tata karma.
Negatif: tercermin kurang cukup adanyakeinginan, kemauan, aspirasi, hambatan atau
labilitas emosi. Kurang adanya rasa percaya diri yang pada umumnya diiringi oleh rasa
bersalah dan berdosa. Semua ini merupakan sifat-sifat yang kompleks yang merugikan
kompetensi dalam relasi sosial dan pergaulan.
k. Nurturance (Nur)
Positif: Merupakan variabel kebutuhan yang mencerminkan adanya kehangatan
perasaan, dan dalam pergaulan desertai dengan pelayanan, memberi, merawat terutama
pada manusia (tapi bisa juga pada benda). Juga mencerminkan rasa sosial terhadap
sekelilingnya, bersedia atau siap memberi pertolongan kepeda siapa yang pantas dan
layak menerimanya.
Negatif: Merupakan pencerminan emosi yang berlebihan, sehingga kurang tegas, kurang
rasional, baik dalam hubungan sosial maupun cara berpikir. Melupakan diri sendiri
sehingga dirinya terlantar dan bahkan menjadi korban. Nur mempunyai korelasi positif
dengan Aff, Aba, Suc dan korelasi negatif pada Aut, Agg, Ach dan Het. Nur yang baik
seharusnya memiliki unsur take and give.
l. Change (Chg)
Positif: menunjukkan adanya human devotion (pelimpahan emosi yang ditujukan ke
luar/terhadap manusia), fleksibel, perasaan kemanusiaan terhadap manusia lain sehingga
ada kemampuan dalam hubungan sosial, ingin mengadakan eksperimen, ingin mencoba
hal yang baru, menginginkan variasi dalam rangkapenyegaran dan pengembangan diri.
Negatif: Sering kurang mengadakan introspeksi, hangat diluar, misalnya orang yang
mementingkan urusan diluar rumah sehingga urusan dalam rumah terlantar. Tidak tetap
pada pendapat/pendirian atau tidak adanya kemantapan dalam menyelenggarakan

21
sesuatu, plin-plan. Chg memiliki korelasi positif dengan Aut, Ext, dan korelasi negatif
dengan Ord, Ach, End, Suc. Bila Chg disertai dengan Aut+, perubahan yang diinginkan
dikendalikan oleh dirinya sendiri. Bila Chg disertai Aut-, perubahan yang dikendalikan
oleh pengaruh luar.
m. Endurance (End)
Positif: Adanya keuletan, kegigihan, ketekunan dalam menyelesaikan pekerjaan dan
adanya antisipasi akan kebenaran dan manfaat hasil jerih payahnya. Tersirat juga adanya
rintangan-rintangan, antisipasi mampu menerobos, mengatasi, menyelesaikan aral
melintang, bertubi-tubi terbentur pada rintangan tetapi tetap maju terus dengan stamina
yang kuat.
Negatif: Asal tahan/asal betah, sifatnya kaku, rigid dan tidak disadari oleh pertimbangan
lain.
n. Heterosexual (Het)
Positif: Kehidupan seksual sehari-hari dalam batas normal, pandangan yang wajar akan
pemahaman dan masalah seksual.
Negatif: Kehidupan seksual yang berlebih/over acting atau sebaliknya ditekan (repressed
or suppressed). Repressed artinya ada libido namun ditekan sehingga tidak muncul. Bila
Het – maka ini berarti suppressed dan bukan repressed, karena disini nafsu seksual selalu
timbul (kompulsif), subyek nerasa terganggu dan setiap kali ditekan.
o. Aggression (Agg)
Positif: Agresi yang dikendalikan dan diperhitungkan, berani, ada energy mendobrak
sesuatu dengan tujuan untuk hasil yang lebih baik (progresif).
Negatif: Nekat, mengadakan perbuatan destruktif dalam segala bentuk. Tidak ada hasil
yang progresif, asal saja dan merusak.

2. Instruksi EPPS

 Dihadapan saudara telah terdapat satu lembar jawaban tes yang baru.

 Isilah identitas saudara terlebih dahulu.

 Baik, jika telah selesai, letakkan alat tulis saudara dan saya akan membagikan buku
soalnya.

22
 Jangan membuka buku soal sebelum ada instruksi dari saya.

 Perhatikan, buku soal tidak boleh dilipat, dicoret, ataupun dijadikan alas.

 Silahkan buka buku soal pada halaman petunjuk.

 Saya akan membacakan petunjuk pengerjaan tes, silahkan saudara ikuti di dalam hati.

 Pada halaman-halaman berikut, saudara akan membaca sejumlah pernyataan-pernyataan


dalam pasangan tentang berbagai hal yang mungkin saudara suka lakukan atau tidak suka
lakukan (inginkan atau tidak inginkan).

 Perhatikan contoh: A. Saya suka berbicara tentang diri saya dengan orang lain.
B. Saya suka bekerja untuk suatu tujuan yang telah saya tentukan bagi diri
saya.

 Yang manakah dari dua pernyataan tersebut, lebih menggambarkan diri saudara?

 Bila saudara lebih suka berbicara tentang diri saudara dengan orang-orang lain, daripada
bekerja untuk suatu tujuan yang telah saudara tentukan bagi diri saudara, maka saudara
hendaknya memilih A.

 Tetapi, bila saudara lebih suka bekerja untuk suatu tujuan yang telah saudara tentukan
bagi diri saudara, daripada berbicara tentang diri saudara dengan orang-orang lain, maka
saudara hendaknya memilih B.

 Mungkin saudara suka A dan B kedua-duanya. Dalam hal ini saudara tetap diharapkan akan
memilih. Dan hendaknya saudara memilih yang lebih saudara sukai.

 Sekiranya saudara tidak suka kedua-duanya, hendaknya saudara memilih yang saudara tidak
terlalu tidak suka.

 Beberapa pasangan pernyataan adalah mengenai hal-hal yang saudara suka seperti A dan
B diatas. Pasangan-pasangan lain adalah mengenai bagaimana perasaan saudara.

 Perhatikan contoh berikutnya: A.Saya bersusah hati, bila saya gagal dalam sesuatu.
B.Saya merasa gugup bila harus bicara depan orang
banyak.
 Yang manakah dari kedua pernyataan ini, lebih menggambarkan perasaan saudara?

 Kalau bersusah hati, bila gagal dalam sesuatu lebih menggambarkan diri saudara daripada
merasa gugup, bila harus bicara di depan orang banyak, maka hendaknya saudara
memilih A.

 Dan sekiranya yang kedua lebih menggambarkan diri saudara, maka hendaknya saudara
memilih B.

23
 Bila kedua pernyataan menggambarkan perasaan saudara, maka hendaknya saudara
memilih yang saudara anggap lebih khas bagi diri saudara.

 Bila tidak satupun di antara dua pernyataan itu dengan tepat menggambarkan diri
saudara, maka hendaknya saudara memilih yang ketidaktepatannya lebih kurang.

 Pilihan saudara setiap kali hendaknya didasarkan atas kesukaan dan perasaan saudara
sekarang. Dan tidak didasarkan atas apa yang saudara anggap wajar. Ini bukan suatu
TES. Di sini tidak ada jawaban yang betul atau salah. Apa yang saudara pilih, hendaknya
merupakan suatu gambaran dari apa yang saudara suka lakukan dan perasaan-perasaan
saudara. Buatlah pilihan saudara pada tiap pasangan, jangan ada yang dilewati.

 Pasangan-pasangan pernyataan pada halaman-halaman berikut ini, serupa dengan contoh


yang telah diberikan di atas. Bacalah setiap pasangan dan pilihlah pernyataan yang lebih
menggambarkan diri saudara.

 Untuk cara pengerjaan, silahkan saudara lingkari jawaban yang saudara pilih. Kerjakan
nomor 1-5 secara vertikal (atas ke bawah), selanjutnya kerjakan soal 6-10 di sampingnya.
Silahkan saudara isi sampai dengan nomor soal 225.

 Bekerjalah dengan cepat, tetapi jangan sampai ada nomor pernyataan yang terlewatkan.

 Untuk kolom disamping pilihan jawaban, diabaikan saja.

 Apakah ada pertanyaan?

 Baik, jika tidak ada pertanyaan, siapkan alat tulis saudara. Jika ada yang ingin pergi ke
kamar kecil kami berikan waktu karena pada tes ini tidak boleh dipotong. Silahkan.

 Baik, jika semua sudah siap, balik kertas soal, kita akan mulai pada hitungan yang ke
tiga. 1, 2, 3. MULAI…

3. Skoring

Periksalah jangan ada aitem yang terlewati tidak dijawab oleh subyek. Bila ada 3 aitem
yang tidak diisi, dapat diisi sendiri oleh pemeriksa dengan cara toss (undian). Bila lebih dari 3
aitem yang tidak diisi, maka hasil tes tidak valid.
Langkah-langkah yang harus dilakukan:
a. Buat garis diagonal merah melalui:
1) No 1, 7, 13, 19, 25
2) No 101, 107, 113, 119, 125
3) No 201, 207, 213, 219, 225 b.

24
Buatlah garis diagonal biru melalui:
1) No 26, 32, 38, 44, 50
2) No 51, 57, 63, 69, 75
3) No 151, 157, 163, 169, 175
c. Disisi kanan lembar jawaban terdapat kolom n (need), r (row= baris), c (coloum=
kolom), s (sum= jumlah).
1) r dihitung dengan cara menghitung pada setiap baris (horisontal) hanya aitem A yang
dilingkari oleh subyek, kecuali A yang terkena garis merah tidak dihitung, baik yang
dilingkari maupun yang tidak dilingkari.
Jumlah maksimum skor 14
2) c dihitung secara vertikal, hanya aitem B yang dilingkari subyek, kecuali B yang
terkena garis merah.
Jumlah maksimum skor 14
3) s adalah jumlah r+c
jumlah maksimum skor 28
d. pada bagian bawah lembar jawaban terdapat kotak-kotak (15 kotak). Isilah kotak tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut:
bandingkan jawaban A/B yang terkena garis merah dan garis biru. Bila ditemukan persamaan
dalam menjawab berikan tanda “v” pada kotak pada garis sejajar dibawahnya. Persamaan
artinya bila aitem yang terkena garis merah dilingkari pada A, maka aitem yang terkena garis
biru juga dilingkari pada A. atau bila aitem yang terkena garis merah dilingkari pada B, maka
aitem yang terkena garis biru juga dilingkari pada B. bila tidak ada persamaan tersebut, maka
kotak pada garis sejajar dibawahnya dikosongkan (tidak diberi tanda apa-apa).
Kemudian jumlahkan kotak yang diberi tanda. Skor maksimal 15, minimal 10. Skor ini
menunjukkan apakah subyek konsisten dalam menjawab seluruh aitem, sehingga hasil tes
EPPS dapat diinterpretasikan karena di anggap valid.
e. Carilah kedudukan skor s (sum) dari masing-masing need berdasarkan profil yang
tercetak dibalik lembar jawaban. Berdasarkan kedudukan ini diperoleh grafik need
subyek secara keseluruhan.

25
f. Tinggi rendahnya need pada individu itu sendiri dibandingkan melalui mean profile, yang
berbeda normanya bagi pria dan wanita untuk setiap need. Untuk memperoleh ini
gunakan tabel mean profile, sehingga diperoleh gambaran untuk setiap need sebagai berikut:
+++, ++ dan + : kecenderungan need tinggi (diatas rata-rata)
0 : need rata-rata
---, -- dan - : kecenderungan need rendah (dibawah rata-rata)

26
D. MSDT (Management Style Diagnostic Test)

1. Sejarah dan Teori

MSDT atau gaya manajemen, alat tes ini sebenarnya didasarkan dari teori J. W. Reddin
tentang 3 D theory of managerial effectiveness, atau tiga dimensi gaya manajemen yang efektif.
Dasar dari teori Reddin mengacu paca situasional leadership theory dari Harsey dan Blanchard,
dinama ciri kepemimpinan memiliki orientasi sifat yang berbeda, yaitu task oriented (tugas) dan
people oriented (hubungan). Lebih lsnjut Reddin menjelaskan kedua hubungan
mengklasifikasikan dalam empat kategori, yaitu:
a. Orientasi tinggi pada hubungan dan tugas diistilahkan sebagai integrated type.
b. Orientasi tinggi pada hubungan dan rendah pada tugas diistilahkan sebagai related type.
c. Orientasi rendah pada hubungan dan tinggi pada tugas diistilahkan sebagai dedicated
type.
d. Keduanya rendah diistilahkan sebagai separated type.
Selanjutnya Reddin menjabarkan gaya manajemen yang lebih spesifik dan dikelompokkan
menjadi 8 kategori yaitu:
a. Deserter
b. Missionary
c. Autocratic
d. Compromiser
e. Biureaucratic
f. Developer
g. Benevolent Autocratic
h. Executive

27
2. Instruksi MSDT

 Dihadapan saudara telah terdapat satu lembar jawaban tes yang baru.

 Isilah identitas saudara terlebih dahulu.

 Baik, jika telah selesai, letakkan alat tulis saudara dan saya akan membagikan buku
soalnya.

 Jangan membuka buku soal sebelum ada instruksi dari saya.

 Perhatikan, buku soal tidak boleh dilipat, dicoret, ataupun dijadikan alas.

 Silahkan buka buku soal pada halaman pedoman.

 Saya akan membacakan petunjuk pengerjaan tes, silahkan saudara ikuti di dalam hati.

 Pada halaman-halaman berikut, saudara akan membaca sejumlah pernyataan mengenai


tindakan yang mungkin saudara lakukan dalam tugas saudara di perusahaan.

 Saudara diminta untuk memilih salah satu pernyataan yang paling sesuai dengan diri
saudara, atau paling mungkin saudara lakukan.

 Perhatikan contoh: Bagian A. Saya datang ke kantor lebih awal bila sedang banyak
pekerjaan.
Bagian B. Saya bersedia bekerja lembur bila tugas saya belum selesai.

 Manakah dari dua pernyataan tersebut yang paling mungkin saudara lakukan. Jika
saudara lebih memilih datang lebih awal daripada bekerja lembur maka pilihlah
pernyataan A. Tetapi bila saudara lebih memilih bekerja lembur, maka pilihlah B.

 Karena kedua pernyataan selalu disajikan berpasangan, mungkin saudara memilih


pernyataan A maupun B sekaligus. Dalam hal ini, saudara tetap diminta untuk hanya
memilih satu pernyataan. Tulislah jawaban saudara pada lembar jawaban, dan jangan
menulis apapun dalam buku persoalan.

 Ini bukan suatu tes. Disini tidak ada jawaban “benar” atau “salah”. Apapun yang saudara
pilih, hendaknya sungguh-sungguh menggambarkan diri saudara.

 Apakah ada pertanyaan?

 Baik, jika tidak ada pertanyaan, saya akan melanjutkan untuk cara pengisian pada lembar
jawaban. Isilah A (dengan huruf kapital) apabila saudara memilih A dan isilah B (dengan
huruf kapital) apabila saudara memilih B. Urutan pengerjaannya disesuaikan dengan
nomor yang tertera pada kolom-kolom di lembar jawaban. Artinya, saudara menjawab

28
berdasarkan urutan nomor secara horizontal, yaitu nomor 1 – 8, dilanjutkan dengan
nomor 9 – 16, dan seterusnya hingga nomor 64.

 Periksa kembali jawaban saudara apabila telah selesai dalam pengerjaan. Jangan sampai
terdapat satu nomor yang terlewatkan.

 Sampai disini apakah ada pertanyaan?

 Baik, jika tidak ada pertanyaan, siapkan alat tulis saudara. Jika ada yang ingin pergi ke
kamar kecil kami berikan waktu karena pada tes ini tidak boleh dipotong. Silahkan.

 Baik, jika semua sudah siap, balik kertas soal, kita akan mulai pada hitungan yang ke
tiga. 1, 2, 3. MULAI…

3. Skoring

a) Siapkan spidol merah untuk menskoring.

b) Perhatikan lembar jawaban saudara.

c) Pada lembar jawaban terdapat kotak-kotak dengan urutan nomor pengerjaan. Di


bawahnya, terdapat kotak-kotak yang belum terisi, yaitu bagian A dan B.

d) Untuk mengisi bagian A, silahkan saudara menghitung jawaban yang A saja secara
horizontal. Misalnya pada bagian A pertama, untuk mengisinya adalah menghitung yang
jawaban A saja pada nomor 1 – 8 (kiri ke kanan). Begitupun pada bagian A kedua, untuk
mengisinya adalah menghitung yang jawaban A saja pada nomor 9 – 16 (kiri ke kanan).
Lakukan hal tersebut hingga bagian A kedelapan.

e) Berbeda hal dengan cara pengisian bagian B. Untuk mengisi bagian B adalah dengan
menghitung jawaban yang B saja secara vertikal. Misalnya pada bagian B pertama,
untuk mengisinya adalah menghitung yang jawaban B saja pada nomor 1 – 57 (atas ke
bawah). Begitupun pada bagian B kedua, untuk mengisinya adalah menghitung yang
jawaban B saja pada nomor 2 – 58 (atas ke bawah). Lakukan hal tersebut hingga bagian
B kedelapan.

f) Langkah selanjutnya ialah totalkan seluruh jumlah A dan B, serta koreksi. Adapun
rumusnya ialah: (A + B + KOREKSI). Hasil dari penjumlahan tersebut letakkan pada
kotak jumlah. Misalnya: A memiliki skor 3, B memiliki skor 4, koreksi pada bagian
kotak pertama ialah +1, maka cara penjumlahannya ialah: (3 + 4 + 1 = 8), sehingga angka
8 diletakkan pada kotak jumlah bagian pertama. Lakukan hal tersebut hingga kotak
jumlah kedelapan, sehingga seluruh kotak terisi.

29
g) Untuk tulisan di bawah kotak yaitu TO, RO, E dan O, diabaikan saja terlebih dahulu.

h) Perhatikan kembali, dibawahnya telah terdapat kotak-kotak yang lain pula. Kotak-kotak
tersebut terpisah-pisah. Langkah selanjutnya ialah saudara diminta untuk memasukkan
angka yang terdapat pada kotak jumlah diatas.

i) Kotak-kotak tersebut terdiri dari 8 baris. Setiap baris ada yang 1 kotak, 2 kotak ataupun 3
kotak. Pada kotak baris pertama, saudara hanya perlu memasukkan angka jumlah diatas.
Misalnya: pada kotak jumlah bagian pertama adalah 8, maka di kotak bawah (deretan Ds
– A) diisi dengan angka 8. Lakukan hal tersebut hingga kotak pada baris ketiga (Au – C).

j) Pada kotak baris bagian keempat (Co – D) terdapat 2 kotak, saudara tidak perlu bingung,
cara pengisiannya sama dengan diatas, akan tetapi silahkan saudara tambahkan
pengisiannya pada kotak keduanya. Misalnya: jumlahnya ialah 7, maka pada kotak
pertama bagian Co – D diisi dengan angka 7, begitupun pada kotak kedua isi pula dengan
angka 7. Sehingga, jumlah tersebut ditulis 2 kali sesuai dengan angka jumlah di atas.

k) Lakukan hal tersebut hingga kotak baris kedelapan (E – H). Pada bagian ini terdapat 3
kotak, maka untuk mengisinya, angka jumlah di atas ditulis 3 kali sesuai dengan angka
jumlah di atas.

l) Jika sudah selesai pengisian kotak, selanjutnya ialah menjumlahkannya. Cara


penjumlahannya disesuaikan dengan turunan dari kotak yang atas hingga bawahnya.
Maka jumlah tersebut telah didapat dan jangan lupa untuk menuliskan di bawah
penjumlahan akhir tersebut dengan kotak jumlah pertama TO, kotak jumlah kedua RO,
kotak jumlah ketiga E, serta kotak jumlah keempat O.

m) Baiklah, saudara telah selesai mengerjakan hingga total akhir keseluruhan. Selanjutnya
ialah balik kertas jawaban.

n) Perhatikan, pada bagian paling atas terdapat tabel. Tabel tersebut adalah norma untuk
menentukan tipe kepemimpinan testee tersebut dengan menyesuaikan jawaban TO, RO,
E, dan O pada lembar jawaban dibaliknya.

o) Terdapat 2 baris dan 8 kolom. Pada baris pertama adalah jumlah dari jawaban testee,
sedangkan pada baris kedua adalah norma yang akan disesuaikan dengan jumlah dan
selanjutnya dimasukkan pada bagan di bawahnya. Untuk kolom 1 – 8 adalah rentang
jumlah yang disesuaikan dengan jumlah testee tersebut.

p) Selanjutnya, masukkan jawaban testee sesuai dengan norma pada bagan dengan
memberikan tanda ( ) sesuai arah pada bagan yang telah ditentukan. Misalnya, nilai TO
adalah 28, maka pada tabel terlihat bahwa nilai 28 termasuk di dalam rentang angka (0 –
29), yang mengartikan bahwa normanya adalah 0.

q) Untuk memasukkan TO testee, berikan tanda pada bagan di bagian TO di bawah 2. Hal
ini dikarenakan, jawaban TO testee berada pada norma 0.

30
r) Langkah berikutnya masukkan kembali nilai RO. Misalnya nilai RO testee adalah
34.
Karena pada tabel nilai 34 terdapat pada norma 2.4, maka pada bagan berikan tanda
RO
diatas 2.

s) Selanjutnya, masukkan nilai E testee. Misalnya nilai E testee adalah 31,


maka lihat kembali panduan pada tabel norma. Nilai 31 memiliki norma 0.6,
sehingga pada bagan berikan tanda E di bawah 2.

t) Maka, terlihat gaya kepemimpinan testee yaitu Compromiser.

u) Untuk bagian paling bawah, terdapat grafik kepemimpinan. Saudara


diminta memasukkan jumlah pada halaman di baliknya, dimana yang pertama
kali saudara hitung. Berikan tanda titik pada grafik. Jika sudah, garislah tanda titik
pada setiap kolom di grafik tersebut, sehingga tampak pola kepemimpinan testee.

31
E. PF16 (Personality Factor Sixteen)

1. Sejarah dan Teori

Tes kepribadin 16 faktor merupakan karya adaptasi dari “ sixteen personality factor
questionaire (16 PF)” yang di ciptakan oleh Raymond B. Cattel. Tes itu diterbitkan oleh institut
for personality and ability (IPAT) pada tahun 1972 . Tes ini memiliki sejarah penelitian empiris
yang panjang untuk membuktikan keilmiahannya dan memang telah terbukti berguna dalam
memahami berbagai variasi perilaku penting. Pada saat itu, bidang psikologi ilmiah sangat
terbatas ruang lingkupnya. Cattell mempelajari bagaimana kerja psikologi fisiologi dan psikologi
eksperimen (mis. Pavlov, Thorndike, dan Wundt) yang menggunakan metode ilmiah untuk
menyelidiki fungsi-fungsi manusia seperti sensasi dan belajar. Tes kepribadian 16 faktor terdiri
dari beberapa bentuk, yaitu : Bentuk A,B,C,D,E dan F. Bentuk A,B,C,D dapat menggunakan
buku manual singkat, bentuk E dan F adalah untuk indifidu-indifidu yang mengalami kesukaran
atau hambatan di dalam pendidikan dan membaca.

Tes kepribadian 16 PF ini di rancang untuk usia 16 tahun ke atas dan menghasilkan skor dengan
ciri-ciri sebagai berikut :

a. Keberanian
b. Sosial
c. Dominasi
d. Kewaspadaan
e. Stabilitas Emosional
f. Kesadaran Peraturan

2. Tujuan

Digunakan untuk mengukur kemampuan mental dan untuk menghasilkan penelitian yang
cermat berdasar aspek kepribadian normal.Walaupun 16 PF hanya mengukur kepribadian normal
(bukan psikopatologi), tes tersebut juga sering digunakan dalam bidang konseling dan klinis
karena kemampuannya dalam memberikan gambaran utuh dan mendalam pada seseorang,
termasuk kelebiahn dan kelemahannya. Selain itu 16 PF telah digunakan pula dalam berbagai

32
bidang, dari industri seperti rekrutmen, promosi dan training hingga penelitian tentang sosial,
proses penuaan dan militer.

3. Bentuk PF16 (Personality Factor Sixteen)

a. Form A paralel dengan B Untuk Usia mulai 16 tahun, pendidikan akademis Jumlah soal
187 butir.
b. Form C paralel dengan D Untuk usia 16 tahun ke atas, pendidikan SLTA (Jumlah soal
105).
c. Form E paralel dengan F Untuk orang dewasa namun kemampuan membacanya tidak
tinggi (pendidikan rendah).
16PF dirancang untuk usia ≥ 16 th, pendidikan minimal sekolah menengah. Tes yang
serumpun & diperuntukkan bagi usia yang lebih muda :
 High School Personality Questionnaire (HSPQ) : usia 12 – 16 tahun.
 Children Personality Questionnaire (CPQ) : usia 8 – 12 tahun.
 Early School Personality Questionnaire (ESPQ) : usia 6 – 8 tahun.
 Clinical Analysis Questionnaire (CAQ): untuk kasus klinis.

4. Material Tes
a. Buku soal Tes 16PF Form C.
b. Lembar Jawaban Tes 16PF Form C.
c. Alat tulis: pensil dan penghapus.
d. Kunci Tes 16PF Form C.
e. Norma Standard Tes 16PF Form C.

5. Instruksi

 Dihadapan saudara telah terdapat satu lembar jawaban tes yang baru.

 Isilah identitas saudara terlebih dahulu.

 Baik, jika telah selesai, letakkan alat tulis saudara dan saya akan membagikan buku
soalnya.

 Jangan membuka buku soal sebelum ada instruksi dari saya.

33
 Perhatikan, buku soal tidak boleh dilipat, dicoret, ataupun dijadikan alas.

 Silahkan buka buku soal pada halaman petunjuk.

 Saya akan membacakan petunjuk pengerjaan tes, silahkan saudara ikuti di dalam hati.

 Berikut ini Anda akan menghadapi 105 buah pertanyaan dengan tiga kemungkinan
jawaban untuk dipilih. Jawablah setiap pertanyaan dengan jujur sesuai dengan kenyataan
yang ada pada diri sendiri.

 Dalam menjawab pertanyaan ini, usahakanlah untuk memilih salah satu kemungkinan
jawaban sebelah kiri, ialah a), atau sebelah kanan, ialah c). Hanya kalau Anda benar-
benar merasa ragu-ragu, Anda boleh memilih jawaban yang di tengah, ialah b).

 Contoh:
1. Saya terbiasa lambat kalau bangun pagi.
a) Ya (benar) b) Di antaranya (ragu-ragu) c) Tidak (tidak benar)

2. Saya lebih senang:


a) Mendengarkan lagu-lagu merdu
b) Tidak pasti
c) Membaca cerita yang menarik

 Jawaban Anda hendaknya dicantumkan pada lembar jawaban, dengan cara


mencantumkan lingkaran kecil di dalam salah satu kotak, kiri-tangah-kanan, sesuai
dengan jawaban yang Anda pilih.

 Misalnya contoh No. 1, Anda setuju dengan pernyataan itu. Kalau begitu, cantumkanlah
lingkaran kecil dalam kotak kiri, (lihat contoh di bawah), jika pada contoh No. 2 Anda
merasa ragu-ragu, cantumkanlah lingkaran dalam kotak tengah.

 Sekali lagi, kami mengharapkan Anda untuk menjawab dengan sebenarnya.

 Apakah ada pertanyaan?

 Baik, jika tidak ada pertanyaan, siapkan alat tulis saudara. Jika ada yang ingin pergi ke
kamar kecil kami berikan waktu karena pada tes ini tidak boleh dipotong. Silahkan.

 Baik, jika semua sudah siap, balik kertas soal, kita akan mulai pada hitungan yang ke
tiga. 1, 2, 3. MULAI…

34
6. 16 Faktor Primer

a. Faktor A (Sifat yang berhubungan dengan adaptasi dan kesediaan untuk bekerja sama).
b. Faktor B (Sifat yang berhubngan dengan kecakapan memcahkan masalah).
c. Faktor C (Sifat yang berhubungan dengan pengendalian emosi dan kedewasaan).
d. Faktor E (Sifat yang berhubungan dengan keberanian,ketegasan dan keyakinan diri).
e. Faktor F (Sifat yang berhubungan dengan kegembiraan,kebebasan dan keterbukaan).
f. Faktor G (Sifat yang berhubungan dengan rasa tanggung jawab,ketekunan,kecermatan
dan sikap moralitas).
g. Faktor H (Berhubungan dengan kemampuan sosial, spontanitas dan ketabahan).
h. Faktor I (Berkaitan dengan kepekaan perasaan, ketergantungan dan khayalan).
i. Faktor L (Berkaitan dengan kecurigaan dan kesulitan penyesuaian diri).
j. Faktor M (Berkait dengan imajinasi, kreasi, semangat dan cita-cita).
k. Faktor N (Kecerdasan, kesadaran sosial dan kelancaran).
l. Faktor O (Pesimisme dan kegelisahan).
m. Faktor Q1 (Modernisasi, inovasi, liberalisme).
n. Faktor Q2 (Kepercayaan diri dan ketergantungan kepada kelompok).
o. Faktor Q3 (Harga diri, kedisiplinan, keteguhan pendirian).
p. Faktor Q4 (Ketegangan emosi, kelelahan dan frustrasi).

7. Administrasi

a. Ubah angka kasar (raw score) menjadi weighted score berdasarkan tabel norma STEN
(standard ten score) à sesuaikan dg karakteristik subjek (tingkat pendidikan/masyarakat
umum dan jenis kelamin)
b. Norma STEN bergerak dari skor 1 – 10
 Rendah :1–3
 Rata-rata :5–6
 Tinggi : 8 – 10

35
8. Skoring

Menghitung Skor:
a. Siapkan spidol merah Anda.

b. Perhatikan lembar jawaban saudara.

c. Pada lembar jawaban terdapat nomor soal dari 01 – 102.

d. Langkah pertama ialah siapkan kunci jawaban untuk memberikan nilai pada setiap nomor
soal. Dimulai secara horizontal (kiri ke kanan), misalnya dari nomor 01, 18, 35, 52, 69,
88, serta 103.

e. Rentang skor dimulai dari 0 – 2. Apabila tidak ada skor di kunci jawaban dengan pilihan
testee, maka nilainya adalah 0.

f. Letakkan jumlah skor pada kolom “raw” disamping tulisan “MD”.

g. Untuk memberikan keterangan letak jumlah dilihat dari abjad sebelah kiri, misalnya
“MD” untuk nomor 01 – 103.

h. Langkah selanjutnya ialah memberikan skor pada nomor 03. Hal ini dikarenakan sesuai
urutan nomor pada kunci jawaban. Untuk nomor 03 lihat pada kunci jawaban pula,
berikan skor pada nomor 01, 20, 37, 54, 71, 88, 104 dan 105. Letakkan jumlah skor pada
garis B.

i. Lakukan langkah yang sama pada nomor 17 secara horizontal.

j. Selanjutnya hitung pada nomor yang dimulai dengan angka genap, yaitu nomor 02 secara
horizontal pula. Lakukan langkah selanjutnya hingga nomor 16.

k. Apabila telah selesai, berikan skor pada kolom “sten score (std)”, yaitu dengan melihat
dari nilai “raw MD”, disesuaikan pula dengan jenis kelamin testee. Misalnya, nilai “raw
MD” adalah 7, testee adalah laki-laki, maka std-nya adalah 5.

l. Berikan pula “sten score” pada baris A – Q4, lihat skor jawaban testee dengan angka skor
di dalam tabel, angka “sten score” yang dituliskan adalah yang ada di atasnya.

m. Jika telah selesai, balik lembar jawaban dan masukkan skor std di tabel. Sesuaikan
dengan faktor yang ada tulisannya di sisi kiri dan kanan. Misalnya, pada baris A std-nya
adalah 7, maka lingkarilah angka 7 di faktor A.

n. Lakukan selanjutnya hingga Q4, jika telah selesai hubungkan jawaban testee per faktor
dengan menggarisnya, sehingga membentuk grafik.

36
9. Peraturan Khusus

a. Batas STEN skor 6 à jika lebih gunakan MD


scale. b. MD : Motivational Distortion.
c. Guna MD scale : melihat & mengetahui sikap testee dlm mengerjakan tes
(bersungguh- sungguh, jujur, dan lepas dr pengaruh/gangguan-gangguan lain).

10. MD Scale

a. Jika STEN skor 10


1) Tambah 2 pada STEN skor faktor O dan Q4.
2) Kurang 2 pada STEN skor faktor C dan Q3.
3) Tambah 1 pada STEN skor faktor L, N dan Q2.
4) Kurang 1 pada STEN skor faktor A, G,
dan H. b. Jika STEN skor 9 atau 8
1) Tambah 1 pada STEN skor faktor L, N, O, Q2 dan Q4.
2) Kurang 1 pada STEN skor faktor A, C, G, H,
dan Q3. c. Jika STEN skor 7
1) Tambah 1 pada STEN skor faktor O dan Q4.
2) Kurang 1 pada STEN skor faktor C dan Q3.

37
F. MBTI (Myers-Briggs Type Indicator)

1. Sejarah dan Teori

Tes MBTI adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui tipe-tipe kepribadian
seseorang dalam lingkungannya. Tes ini dikembangkan oleh Katherine Cook Brigss dan
putrinya, Isabel Brigss Myers. Mereka mengembangkan tes ini sejak perang dunia II
(1939-1945). Mereka percaya bahwa pengetahuan akan kepribadian dapat membantu
perempuan yang akan memasuki dunia kerja di bidang industri. Setelah mengalami
pengembangan, akhirnya tes MBTI ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 1962.
Sampai saat ini, tes MBTI adalah tes kepribadian yang paling banyak dipakai di
dunia. Tes ini juga dipakai untuk mengetahui karakter kepribadian karyawan perusahaan agar
dapat ditempatkan pada bidang-bidang yang membuat potensi karyawan tersebut optimal.
Diantara sekian banyak tes kepribadian yang paling akurat dan paling banyak digunakan
adalah MBTI (Myers Brigss Type Indicator). MBTI dikembangkan oleh Katherine Cook
Brigss dan Isabel Brigss Myers berdasarkan teori kepribadian dari Carl Gustav Jung.

38
Tes MBTI bertujuan secara khusus untuk mengklasifikasikan orang-orang menurut
tipe- tipe kepribadian yang spesifik yang kini menjadi rujukan bagi berbagai organisasi
dalam melakukan tes bagi pesertanya. Kuesioner ini didasarkan pada empat skala, yang
menghasilkan enam belas kemungkinan kombinasi atau tipe-tipe kepribadian yang luas.
MBTI bersandar pada empat dimensi utama yang saling berlawanan. Masing-masing
memiliki sisi positif dan sisi negatif. Berikut empat skala kecenderungan MBTI, yaitu:
a. Ekstrovert (E) vs Introvert (I)
Dimensi IE untuk melihat orientasi energy, apakah ke dalam atau keluar. Ekstrovert
artinya pribadi yang menyukai dunia luar. Tipe kepribadian ini senang bergaul,
menyenangi interaksi sosial, menyukai aktivitas dengan orang lain, dan berfokus pada
dunia luar. Sebaliknya, tipe introvert adalah pribadi yang menyukai dunia dalam (diri
sendiri). Tipe ini suka menyendiri, merenung, membaca, menulis, dan tidak terlalu
menyukai pergaulan dengan banyak orang. Individu dengan tipe kepribadian ini mampu
bekerja sendiri, berkonsentrasi dan fokus. Tipe kepribadian ini bagus dalam pekerjaan
pengolahan data dan back office.
b. Sensing (S) vs Intuition (I)
Dimensi SI melihat bagaimana individu memproses data. Sensing memproses data dengan
cara bersandar pada fakta yang konkret, praktis, realistis dan melihat data apa adanya.
Sensing menggunakan pedoman pengalaman dan data konkret serta memilih cara-cara
yang sudah terbukti. Individu tipe kepribadian ini fokus pada masa kini atau hal-hal apa
saja yang bisa diperbaiki pada masa sekarang. Individu sensing bagus dalam perencanaan
teknis dan detail aplikatif. Tipe intuition memproses data dengan melihat pola dan
hubungan, pemikir abstrak, konseptual, serta melihat bagaimana kemungkinan yang bisa
terjadi. Tipe intuition berpedoman pada imajinasi, memilih cara unik, dan berfokus pada
masa depan atau apa yang akan dicapai pada masa mendatang. Tipe ini sangat inovatif,
penuh insprasi dan ide unik, bagus untuk penyusunan konsep, ide dan visi jangka panjang.

39
c. Thinking (T) vs Feeling (F)
Dimensi ketiga melihat bagaimana seseorang dapat mengambil keputusan. Thinking
adalah selalu menggunakan logika dan melakukan analisa dalam mengambil keputusan,
cenderung berpusat pada tugas dan objektif. Terkesan kaku dan keras kepala, menerapkan
prinisip dengan konsisten dan bagus untuk melakukan analisa serta menjaga prosedur atau
standar. Sementara feeling adalah tipe kepribadian yang melibatkan perasaan, empati, serta
nilai-nilai yang diyakini pada saat pengambilan keputusan. Tipe ini berorientasi pada
hubungan dan subjektif. Bersifat akomodatif tetapi lebih terkesan memihak, empatik dan
menginginkan harmoni dan bagus dalam menjaga keharmonisan dan memelihara
hubungan.
d. Judging (J) vs Perceiving (P)
Dimensi terakhir melihat bagaimana derajat fleksibilitas seseorang. Judging pada hal ini
bukanlah judging untuk menghakimi, namun pada hal ini bertumpu pada rencana yang
sistematis, senantiasa berpikir dan bertindak teratur. Tipe judging tidak suka akan hal-
hal mendadak atau diluar perencanaan. Individu tipe ini bagus dalam penjadwalan,
penetapan struktur, dan perencanaan step by step. Tipe perceiving adalah mereka
yang bersifat spontan, adaptif, dan bertindak secara acak untuk melihat berbagai peluang
yang muncul. Perubahan mendadak bukanlah suatu masalah bagi tipe ini. Bagus dalam
menghadapi perubahan dan situasi mendadak.

40
2. Kegunaan Tes MBTI

Berikut ini adalah kegunaan dari tes MBTI, yaitu :


a. Bimbingan Konseling
Tes ini sangat berguna untuk pengembangan karir, dan dapat juga digunakan untuk
panduan untuk memilih jurusan di perguruan tinggi atau bahkan profesi yang sesuai
dengan kepribadian
b. Pengembangan diri
Dengan tes MBTI, individu dapat melihat kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam
diri sendiri. Individu dapat lebih fokus untuk mengembangkan kelebihan dan
memperbaiki sisi negatif dalam diri.
c. Memahami orang lain dengan cara yang lebih baik
Tes MBTI juga dapat memperbaiki hubungan dan cara pandang individu terhadap orang
disekitarnya. Individu akan dapat memahami dan menerima perbedaan yang dimiliki oleh
orang lain.

3. Instruksi MBTI

 Dihadapan saudara telah terdapat satu alat tes yang baru.

 Terdapat satu buku soal dan satu lembar jawaban.

 Isilah identitas saudara terlebih dahulu.

 Jika telah selesai, letakkan alat tulis saudara dan perhatikan saya.

 Jangan membuka buku soal sebelum ada instruksi dari saya.

 Perhatikan, buku soal tidak boleh dilipat, dicoret, ataupun dijadikan alas.

 Silahkan buka buku soal pada halaman petunjuk.

 Saya akan membacakan petunjuk pengerjaan tes, silahkan saudara ikuti di dalam hati.

 Dalam buku soal berikut ini, anda akan menjumpai sejumlah pernyataan-pernyataan
mengenai tingkat laku yang biasa anda lakukan. Jawaban anda terhadap pernyataan-
pernyataan tersebut tidak dinilai “benar” atau “salah”. Jawaban anda akan membantu
anda mengungkapkan cara yang anda sukai dalam memandang berbagai kenyataan.
 Dengan mengetahui cara yang lebih anda sukai, dapat membantu anda mengenai diri
anda.

41
 Bacalah tiap pernyataan dengan peniliti dan tandai jawaban anda pada lembaran jawaban
yang bersedia (bukan pada buku soal ini). Jangan mencoret atau menulis apapun apada
buku soal ini. Jangan memikirkan pilihan jawaban anda terlalu lama. Bila anda tidak
dapat mengambil keputus dalam memilih jawaban, lewati dulu periksa lagi kemudian.
 Lingkari pada lembar jawaban nomor-nomor soal yang anda lewati, untuk mempermudah
anda mencarinya kemudian.

 Dalam buku soal ini ada dua bagian. Bagian pertama, nomor 1 sampai nomor 60. Bagian
kedua, nomor 61 sampai dengan nomor 100. Perhatikan baik-baik petunjuk pelaksanaan
kedua bagian tersebut, karena cara mengerjakan kedua bagian itu berbeda.

 Bacalah setiap pernyataan dengan teliti, kemudian lingkari huruf yang sesuai dengan
pilihan jawaban anda pada setiap nomor pada lembaran jawaban. Perhatikan kesesuaian
nomor soal yang anda baca dengan nomor yang anda lingkari pada lembar jawaban
kerjakan mendatar dari kiri ke kanan.

 Bila anda sudah selesai menjawab seluruh soal, periksalah kembali soal-soal yang anda
lewati dan jawablah.

 Bagian 1.
 Di halaman-halaman berikut ini akan disajikan sejumlah pernyataan-pernyhatan yang
merupakan kegiatan sehari-hari dalam bentuk pasangan-pasangan. Anda diminta untuk
memilih salah satu pernyataan dati tiap soal yang lebih mengungkapkan bagaimana
biasanya anda merasa atau bertindak. Buatlah pilihan secara spontan, jangan
dipikirkan terlalu lama.

 Perhatikan letak huruf dalam lembar jawaban, anda diharapkan untuk melingkari huruf
pada masing-masing nomor sesuai dengan huruf pilihan anda untuk pernyataan yang ada
pada setiap soal.

 Kemudian silahkan buka halaman 9 pada buku soal.

 Bagian II

 Dalam soal-soal berikut ini, anda akan berhadapan dengan pasangan-pasangan


kata atau ungkapan. Pilihlah salah satu yang lebih menarik bagi anda, untuk setiap
soal.

 Buatlah pilihan berdasarkan arti kata atatu ungkapan tersebut. Jangan membuat pilihan
berdasarkan rangkaian huruf atau bunyi kata atau ungkapan tersebut.

 Bekerjalah dengan cepat, tetapi jangan sampai ada nomor pernyataan yang terlewatkan.

 Apakah ada pertanyaan?

42
 Baik, jika tidak ada pertanyaan, siapkan alat tulis saudara. Jika ada yang ingin pergi ke
kamar kecil kami berikan waktu karena pada tes ini tidak boleh dipotong. Silahkan.

 Baik, jika semua sudah siap, balik kertas soal, kita akan mulai pada hitungan yang ke
tiga. 1, 2, 3. MULAI…

4. Skoring

a) Siapkan spidol merah untuk menskoring MBTI.


b) Perhatikan lembar jawaban saudara.
c) Pada tabel bagian atas terdapat tulisan “Bagian I”. Langkah pertama ialah menghitung
jumlah jawaban yang dilingkari per kolom secara vertikal (atas ke bawah). Apabila telah
selesai menjumlahkan, letakkan angka penjumlahan tersebut pada tabel “Tipe
Kepribadian (Bagian I)”.
d) Selanjutnya lakukan hal yang sama pada tabel “Bagian II” dengan menghitung jumlah
jawaban yang dilingkari per kolom secara vertikal (atas ke bawah). Jika sudah, letakkan
angka penjumlahan pada tabel “Tipe Kepribadian (Bagian II)”.
e) Di bawahnya ada tabel bagian I, II, dan jumlah pada baris, serta E, I, S, N, T, F, J, dan P
pada kolom. Cara pengisiannya adalah dengan menuliskan angka penjumlahan yang
letaknya pada “Tipe Kepribadian I” dan “Tipe Kepribadian II”. Setelah itu, jumlahkanlah
kedua bagian tersebut.
f) Cara untuk melihat tipe kepribadian testee ialah dengan melihat dari total jumlah tersebut
mana yang lebih dominan, misalnya antara E dan I, E mendapatkan jumlah 10 sedangkan
I jumlahnya 12, maka testee memiliki tipe kepribadian I.
g) Jika telah selesai menjumlahkan dan melihat tipe kepribadian mana yang dominan,
selanjutnya ialah letakkan tipe kepribadian tersebut di tabel paling bawah, misalnya I,
N, F, dan J.

43
G. D.I.S.C (Dominant. Influencing. Steadiness. Conscientiousness)

1. Sejarah dan Teori D.I.S.C

Alat tes DISC adalah sebuah alat untuk memahami tipe-tipe perilaku dan gaya
kepribadian, pertama kali dikembangkan oleh William Moulton Marston. Dalam penerapannya
di dunia bisnis dan usaha, alat ini telah membuka wawasan dan pemikiran, baik secara
profesional maupun secara personal. Seperti umumnya alat-alat tes sejenis (termasuk IQ tes),
DISC pertama kali digunakan untuk kepentingan militer dan secara luas digunakan sebagai
bagian dalam proses penerimaan tentara AS pada tahun-tahun menjelang Perang Dunia II.
Setelah keandalannya terbukti, kemudian DISC secara bertahap dipakai untuk kepentingan
rekrutmen yang lebih umum.
Pada awal pemakaiannya secara luas, DISC terbatas digunakan pada sektor komersial.
Agar efektif, dibutuhkan juga pendapat para ahli, dan hal inilah yang membuatnya menjadi
mahal. Sebelum memanfaatkan komputer, interpretasi jawaban kuesioner DISC menjadi profil
seseorang merupakan pekerjaan yang sulit dan juga kompleks. Kemajuan dalam penggunaan
komputer telah membuat DISC dapat dimanfaatkan secara universal, karena hasilnya dapat
diperoleh dan diinterpretasikan secara otomatis dan cepat. Pada akhirnya, DISC menjadi solusi
hemat bagi setiap orang, dan telah berkembang menjadi alat asesmen perilaku (behavioral
assessment tool) yang paling banyak digunakan di dunia saat ini.
Berdasarkan pengalaman, DISC merupakan salah satu tools atau alat yang cukup
powerful untuk mengidentifikasi karakter kepribadian seseorang dalam waktu yang relatif
singkat. Keahlian seseorang dalam membaca dinamika kepribadian yang tergambar pada grafik
sisi kepribadian eksternal dan internal serta menjadi kunci akurasi analisanya. Termasuk di
dalamnya mengenali kecenderungan seseorang dalam memanipulasi jawaban pada kuesioner
yang diberikan.

44
2. Sistem DISC

DISC personality system merupakan bahasa universal mengenai perilaku. Penelitian


mengelompokkan karakteristik perilaku dalam empat bagian utama yang disebut sebagai gaya
kepribadian. Orang dengan gaya yang serupa cenderung menampilkan ciri perilaku yang mirip.
Setiap individu memiliki keempat gaya ini, akan tetapi bervariasi menurut intensitasnya. DISC
merupakan akronim 4 tipe kepribadian yang berarti
a. Dominant (D)
Orang yang Dominant tinggi akan bersifat asertif (tegas) dan langsung.
Biasanya mereka sangat independen dan ambisius. Dalam pemecahan masalahnya,
tipe dominan ini melakukan pendekatan yang aktif dan cepat menyelesaikan
masalah. Mereka ini orang yang cukup gagah, mereka sangat menyukai tantangan
dan persaingan. Mereka dipandang orang lain sebagai orang yang berkemauan keras.
Oleh karena itu mereka menginginkan segala sesuatu sesuai dengan kemauan
mereka.
b. Influencing (I)
Tipe Influencing ini senang berteman. Mereka suka menghibur orang lain dan
bersifat sosial. Dalam penyelesaian masalah atau mengerjakan sesuatu, mereka
banyak mengandalkan keterampilan sosial. Orang yang bersifat interpersonal ini

45
senang berpartisipasi dalam kelompok dan suka bekerja sama. Keterbukaan sikapnya
membuat orang lain memandang dirinya sebagai pribadi yang gampang bergaul dan
ramah. Biasa nya pribadi seperti ini memiliki banyak teman. Tipe antarpribadi ini,
tipe orang yang emosional karena mereka mudah mengungkapkan emosi kepada
orang lain, emosional disini artinya bukan mudah marah, tetapi mudah
mengungkapkan isi hatinya. Mereka lebih merasa nyaman berurusan dengan emosi
daripada hal lain.
c. Steadiness (S)
Orang yang bertipe Steadiness ini adalah orang yang berkeras hati, gigih, dan
sabar. Mereka mendekati dan menjalani kehidupan dengan memanfaatkan standar
yang terukur dan stabil. Pada umumnya, mereka tidak begitu suka kejutan. Pribadi
steadiness ini tidak banyak menuntut dan bersifat akomodatif. Mereka sangat ramah
dan memperlihatkan kesetiaannya kepada mereka yang ada disekitarnya. Mereka
sangat menghargai ketulusan. Orang yang bertipe steadiness ini jujur dan
mengatakan apa adanya dan berharap orang lain melakukan hal yang sama. Orang
lain memandang mereka sebagai orang yang tenang, berhati-hati dan konsisten dalam
cara mereka menjalani kehidupan. Memiliki tingkat ketabahan yang luar biasa.
Mereka dapat mempertahankan fokus dan kepentingan mereka dalam jangka waktu
yang lama dibandingankan orang lain yang mampu melakukan.
d. Conscientiousness (C)
Teliti, begitu sebutan untuk tipe orang ini. Tipe teliti ini sangat tertarik pada
presisi (ketelitian dan kecermatan) dan juga dengan akurasi (kecepatan). Mereka
menyukai segalanya serba teratur dan jelas. Dan mereka sangat fokus terhadap fakta,
menginginkan adanya bukti. Orang tipe Conscientiousness ini sangat menghargai
peraturan, mereka tidak suka melanggar peraturan. Dalam beraktivitas pun begitu,
menggunakan sistematis dan aturan-aturan agar semuanya terkelola dengan baik.
Mengatasi konflik secara tidak langsung. Dihadapan orang lain, mereka dipandang
pasif dan selalu mengalah.

46
3. Manfaat DISC
a. Memberikan pemahaman tentang diri seseorang terkait dengan kelebihan dan kekurangan
dirinya (secara garis besar untuk memahami tipe kepribadian).
b. Perencanaan masa depan yang lebih baik.
c. Penempatan yang sesuai dengan keunikan seseorang.

4. Instruksi DISC
 Dihadapan saudara telah terdapat satu lembar tes yang baru.

 Isilah identitas saudara terlebih dahulu.

 Baik, jika telah selesai, letakkan alat tulis saudara dan saya akan membacakan instruksi
dari pengerjaan tes berikut.

 Setiap nomor di bawah ini memuat 4 (empat) kalimat. Tugas saudara adalah:
a. Beri tanda (X) pada kolom di bawah huruf (P) disamping kalimat yang PALING
menggambarkan diri saudara.
b. Beri tanda (X) pada kolom di bawah huruf (K) disamping kalimat yang PALING
TIDAK menggambarkan diri saudara.

 Perlu diingat ! setiap nomor hanya ada 1 (satu) tanda (X) di bawah masing-masing kolom
P dan K.

 Ini bukan suatu tes. Disini tidak ada jawaban “benar” atau “salah”. Apapun yang saudara
pilih, hendaknya sungguh-sungguh menggambarkan diri saudara.

 Apakah ada pertanyaan?

 Baik, jika tidak ada pertanyaan, siapkan alat tulis saudara. Kita akan mulai pada hitungan
yang ke tiga. 1, 2, 3. MULAI…

5. Skoring

Skoring manual:
a) Gunakan transparansi kunci jawaban yang telah disediakan.
b) Jumlahkan tanda yang telah dilingkari pada respon P pada kolom dibaliknya yang
bertuliskan MOST sesuai dengan masing-masing jawaban.
c) Jumlahkan tanda yang telah dilingkari pada respon K pada kolom dibaliknya bertuliskan
LEAST, sesuai dengan masing masing jawaban.

47
d) Hitung selisihnya (kurangi jumlah MOST dan LEAST) tuliskan di kolom CHANGE lalu
buat grafiknya.
Skoring software:
a) Bukalah file software dengan nama “Software DISC New”. Tampilan software berbentuk
Microsoft excel.

b) Tampilan software akan berbentuk sama dengan lembar jawaban.

c) Isilah identitas terlebih dahulu.

d) Selanjutnya adalah salinlah jawaban testee. Akan tetapi perlu diingat, pada software ini
urutan angka tidak sesuai dengan lembar jawaban. Jadi, perhatikan saja pada pernyataan
soal di lembar jawaban disesuaikan dengan pernyataan pada software.

e) Sebagai contoh, saudara salin terlebih dahulu jawaban testee pada lembar jawaban di
nomor 1 (satu) pada software. Langkah berikutnya ialah salin nomor 2 (dua) pada lembar
jawaban ke software dengan urutan nomor 9 (sembilan). Sehingga, saudara dapat
menyalin jawaban testee pada lembar jawaban ke software secara horizontal (kiri ke
kanan).

f) Jika telah selesai menyalin jawaban, langkah berikutnya yaitu bukalah sheet “result”.

6. Arti grafik dalam DISC

a. Grafik 1 merefleksikan “MOST”, dikenal dengan grafik M. Biasanya kita berpikir lebih
mudah tentang diri kita dalam “MOST”. Kita tidak mengatakan “Saya kurang suka
memberi”, tetapi “Saya adalah orang yang sangat hati-hati dengan uang saya”. Jadi,
gambaran yang terlihat dalam “MOST” memperlihatkan bagaimana kita menginginkan
sebuah topeng untuk menjadi seseorang yang sukses.
b. Grafik 2 adalah gambaran mengenai “LEAST” dan dikenal dengan grafik L. Ini
mempresentasikan sejarah perilaku kita karena bila kita berbicara dalam “LEAST” ini,
biasanya didasarkan pada pengalaman masa lalu. Contohnya: “Saya tahu saya bukan
seseorang yang murah hati”. Hal ini disebut dengan reaksi krisis grafik yang dapat
mendeskripsikan diri kita yang sebenarnya.
c. Grafik 3 adalah perhitungan total “MOST“ dan pengurangan “LEAST”, Grafik ini adalah
grafik yang paling penting diantaranya kira kira 70% dari informasi total tentang diri kita
berasal dari profil ini. Grafik ini disebut dengan self image, dan paling penting
karenadidalamnya berisi kesadaran “MOST dan LEAST“.

48
DISC
1. Pengertian
 DISC (Dominance, Influence, Steadiness, Compliance) merupakan “alat psikometri” yang
diciptakan untuk mengukur kepribadian seseorang, lebih tepatnya “perilaku kerja”
seseorang dan “bagaimana dia bereaksi”
 DISC mengukur perilaku yang dapat diobservasi
 DISC merupakan alat yang bebas bias budaya (culture free)
 DISC dapat mengidentifikasi tipe perilaku seseorang (bagaimana ia akan berperilaku dalam
situasi kerja, bagaimana ia menangani lingkungannya, dan bagaimana perilau pada kondisi
tertentu, pressure)

2. Apa yang diukur DISC


Kepribadian dalam artian perilaku yang dapat diamati (behavior), dimana perilaku akan muncul
sebagai hasil perpaduan dari kepribadian dengan lingkungan. Artinya situasinya sangatlah
praktis sekali, perilaku seseorang tergantung dimana dia berada (lingkungannya).

3. Bagan behavior
Perilaku seseorang adalah hasil dari pertemuan antara kepribadian (personality) seseorang
dengan lingkungannya (environment), jadi orang sama mungkin akan berperilaku berbeda jika
dia berada pada lingkungan yang tidak sama. Artinya perilaku seseorang tergantung kepada
lingkungan dimana dia berada.

4. DISC tidak mengukur


 Intelegensi (IQ) seseorang
 Sistem nilai (Value System) yang dianut seseorang
 Keterampilan (skill) yang telah dimiliki oleh individu
 Tinggi rendahnya pendidikan seseorang

5. Tujuan penggunaan
 Memahami diri sendiri (kekuatan dan kelemahan diri)
 Belajar untuk memahami dan menerima orang lain (dengan tipe dan keunikannya)
 Menemukan cara untuk mengatasi konflik yang telah terjadi atau menghindari terjadinya
konflik
 Meningkatkan kemampuan (keterampilan) untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Misalnya kemampuan menjual (sales, konseling, pasangan suami-instri, dll)
 Dapat memberikan arahan atas wilayah apa yang perlu dikembangkan oleh seseorang

49
6. Administrasi Tes
 Waktu test antara 7 – 12 Menit
 Dapat dilaksanakan oleh siapa saja, baik psikolog maupun bukan psikolog
 Tentu saja perlu pelatihan yang memadai, khususnya untuk menginterpretasikan DISC

50

Anda mungkin juga menyukai