PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam proses belajar mengajar, tentunya tidak terlepas dari tujuan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran sendiri harus mengacu pada falsafah
bangsa. Untuk ketercapaian tujuan itu sendiri diaplikasikan melalui kurikulum.
Kurikulum merupakan salah satu hal yang mempengaruhi sistem pendidikan
nasional. Kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang disusun untuk
melancarkan proses belajar mengajar dibawah bimbingan dan tanggung jawab
sekolah atau lembaga pendidikan beserta staff pengajarnya (Nasution,
Kurikulum dan Pengajaran). Oleh karena itu, kurikulum harus dapat mengikuti
dinamika yang ada dalam masyarakat. kurikulum harus bisa menjawab
kebutuhan masyarakat luas dalam mengahadapi persoalan kehidupan yang
dihadapi.
Pendidikan yang baik dapat dilihat dari segi kurikulum dimana dalam
proses belajar dan pembelajaran bisa berjalan efektif dan tepat sasaran dengan
kurikulum yang bisa dikatakan semacam otak atau tujuan untuk berhasiknya
pendidikan kedepannya. Kurikulum yang baik bisa mencerminkan bahwa
Negara tersebut yang menerapkan dipandang baik dan maju begitu pula
sebaliknya. Berkembangnya pendidikan pada zaman modern ini tampak jelas
dengan adanya pengembangan dan pembaharuan kurikulum yang diterapkan di
Indonesia yang bertujuan peserta didik agar bisa bersaing di internasional,
maka pengembangan dan pembaharuan kurikulum menjadi acuan pendidikan
di Indonesia.
Pengembangan dan pembaharuan kurikulum penting untuk
keberlangsungan pendidikan yang pesat berkembang dan maju di era
globalisasi agar tidak ketinggal zaman pada masa kini. Hal semacam itu perlu
dilakukan namun yang penting sumber daya manusia dan minat terhadap
pendidikan yang perlu ditingkatkan lagi agar bibit-bibit penerus bangsa siap
bersaing dan bisa membanggakan nama Negara Indonesia itu sendiri. Oleh
karena itu, mengenai pengembangan dan pembaharuan kurikulum akan
disajikan dalam pembahasan berikut ini.
B. Tujuan Pembahasan
Makalah ini bertujuan untuk:
1. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Belajar dan
Pembelajaran.
2. Makalah ini disusun untuk menjelaskan tentang pengembangan dan
pembaharuan kurikulum.
3. Makalah ini disusun untuk mengetahui prinsip dan azas-azas
oengembangan kurikulum.
b. Domain Afektif
Domain afektif yaitu seseorang hanya akan memiliki sikap tertentu
terhadap suatu objek apabila telah memiliki kemampuan tertentu terhadap
suatu objek apabila telah memiliki kemampuan kognitif tingkat tinggi.
1. Penerimaan (Receiving) adalah siakp kesadaran atau kepekaan
seseorang terhadap gejala, kondisi, keadaan atau suatu masalah
2. Merespon (Responding) adalah kemampuan untuk
berpartisipasi aktif dalam kegiatan tertentu
3. Menialai (Valuing) adalah tujuan ini berkenaan dengan
kemauan untuk memberi penilaian atau kepercayaan kepada
gejala atau suatu objek tertentu.
4. Mengorganisasi (Organization) adalah tujuan yang
berhubungan dengan organisasi ini berkenaan dengan
pengembangan nilai ke dalam sostem organisasi tertentu.
5. Karakterisasi nilai adalah mengadakan sintesis dan internalisasi
sistem nilai dengan pengkajian secara mendalam.
c. Domain Psikomotor
Domain psikomotor adalah tujuan yang berhubungan dengan kemampuan
keterampilan atau skil seseorang. Ada 7 tingkatan yang termasuk kedalam
domain yaitu
1. Persepsi (Perception) adalah kemampuan seseorang dalam
memandang sesuatu yang dipermasalahkan
2. Kesiapan (Set) adalah kesediaan seseorang untuk melatih diri
tentang keterampilan tertentu yang direflesikan dengan
perilaku-perilaku khusus
3. Meniru (Imitation) adalah kemampuan seseorang dalam
mempraktikkan dalam gerakan-gerakan sesuai contoh yang
diamati
4. Membiasakan (Habitual) adalah sudah merupakan kemampuan
yang didorong oleh kesadaran diri walaupun gerakan yang
dilakukan masih seperti pola yang ada.
5. Menyelesaiakan (Adaptation) adalah gerakan atau kempuan itu
sudah diselesaiakan dengan keadaan situasi dan kodisi yang ada
6. Menciptakan (Organization) adalah kemampuan seseorang
untuk berkreasi dan menciptakan sendiri suatu karya.
f. Organisasi Kurikulum
Adanya berbagai pandangan yang medasari pengembangan kurikulum
memunculkan terjadinya keragaman dalam mengorgansiasikan kurikulum.
Terdapat 6 ragam pengorganisasian kurikulum yaitu :
1. Mata pelajaran terpisah (separated subject) adalah kurikulum
yang sejumlah mata pelajarannya terpisah
2. Mata pelajaran berkorelasi adalah menyampaikan pokok-pokok
materi pembelajaran yang saling berhubungan untuk
memudahkan peserta didik memahami pelajaran tertentu.
3. Bidang studi (broad field) adalah organisasi kurikulum yang
berupa peleburan beberapa mata pelajaran yang sejenis dan
memiliki ciri-ciri yang sama.
4. Progam yang berpusat pada anak (child centered) yaitu progam
kurikulum yang menitikberatkanpada kegiatan peserta didik
5. Inti masalah (core program) yaitu suatu progam yang berupa
unit-unit masalah
6. Electic program yaitu suatu program yang mencari
keseimbangan antara organisasi kurikulum
g. Evaluasi Kurikulum
Merupakan komponen untuk melihat efektivitas pencapaian tujuan.
Dengan evaluasi dapat diperoleh informasi yang akurat tentang
pelaksanaan pembelajaran, keberhasilan siswa, guru dan proses
pembelajaran. Berdasarkan hasil evaluasi dapat dibuat keputusan
kurikulum itu sendiri dan upaya bimbingan yang diperlukan
5. Kurikulum 1975
Kurikulum tahun 1968 yang telah dilaksanakan di berbagai sekolah
ternyata dipandang kurang sesuai lagi dengan kondisi masyarakat pada masa
pembangunan lima tahun tahap kedua (Pelita Kedua). Terdapat sejumlah
fenomena yang mempengaruhi adanya perubahan kurikulum, diantaranya
pembaharuan pendidikan selama Pelita I yang dimulai tahun 1969 telah
melahirkan gagasan-gagasan baru dalam pelaksanaan sistem pendidikan nasional,
hasil analisa dan penilaian mendorong peninjauan kembali terhadap kebijaksanaan
pendidikan nasional, masuknya berbagai inovasi dalam system belajar mengajar
yang dinilai lebih efisien dan efektif, serta banyaknya keluhan masyarakat
terhadap mutu lulusan pendidikan sekolah yang menuntut adanya peninjauan
kembali sistem pendidikan yang dilaksanakan.
Selain fenomena tersebut, kebijakan pemerintah di bidang pendidikan nasional
yang digariskan dalam Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR1973 tentang GBHN
menuntut adanya pelaksanaan. Dalam GBHN tersebut dinyatakan bahwa dasar
prndidikan nasional yakni Falsafah Negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945. Dengan latar belakang tersebut di atas maka mulai tahun 1975
dikembangkan kurikulum baru yang dikenal dengan Kurikulum SD 1975 yang
merupakan tonggak pembaharuan yang lebih nyata danlebih mantap dalam system
pendidikan nasional. Perubahan kurikulum tahun 1968 menjadi kurikulum 1975
dimaksudkan untuk mencapai keselarasan antara kurikulum dengan kebijakan
baru bidang pendidikan, meningkatkan mutu lulusan pendidikan dan
meningkatkan relevansi pendidikan dengan tuntutan masyarakat yang sedang
membangun.
Kurikulum 1975 dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah yang
secara umum mengharapkan lulusannya :
a. Memiliki sifat-sifat dasar sebagai warga Negara yang baik
b. Sehat jasmani dan rohani, dan
c. Memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap dasar yang diperlukan untuk
melanjutkan pelajaran; bekerja di masyarakat; mengembangkan diri sesuai dengan
asas pendidikan hidup.
Kurikulum1975 hingga menjelang tahun 1983 dianggap sudah tidak mampu lagi
memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntunan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bahkan siding umum MPR 1983 yang produknya tertuang dalam GBHN 1983
menyiratkan keputusan politik yang menghendaki perubahan kurikulum dari
kurikulum 1975 ke kurikulum 1984. karena itulah pada tahun 1984 pemerintah
menetapkan pergantian kurikulum 1975 oleh kurikulum 1984.
7. Kurikulum 1994
Kurikulm pendidikan dasar tahun 1994 disusun dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan nasional tersebut dengan memperhatikan tahap perkembangan
siswa dan kesesuaian dengan lingkungan kebutuhan pembangunan nasional,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian. Kurikulum
pendidikan dasar yang berkenaan dengan sekolah dasar (SD) menekankan
kemampuan dan keterampilan dasar “baca-tulis-hitung”. Kemampuan tersebut
merupakan kemampuan awal yang akan mempengaruhi kemampuan penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi lebih jauh.
Isi kurikulum sekolah dasar tahun 1994, sesuai dengan UU No.2/1989 dan PP
No.28/1990, sekurang-kurangnya memuat bahan kajian tentang pendidikan
Pancasila, pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa Indonesia,
membaca dan menulis, matematika (termasuk berhitung), pengantar sains dan
teknologi, ilmu bumi, sejarah nasional dan sejarah umum, kerajinan tangan dan
kesenian, pendidikan jasmani dan kesehatan, menggambar serta bahasa Inggris.
Ciri-ciri umum kurikulum 1994:
a. Perubahan dari semester ke caturwulan (Cawu)
b. Dari pola pengajaran berorientasi teori belajar mmenjadi berorientasi pada
muatan (isi)
c. Bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu system kurikulum untuk
semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga
daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan
lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar.
d. Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan
strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baikn secara mental, fisik, dan
sosial. Dalam mengaktifan siswa, guru dapat memberikan bentuk soal yang
mengarah kepada jawaban konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari
satu jawaban), dan penyelidikan.
A. Kesimpulan
Salah satu variabel yang mempengaruhi sistem pendidikan
nasional adalah kurikulum. Oleh karena itu, kurikulum harus dapat
mengikuti dinamika yang ada dalam masyarakat. kurikulum harus bisa
menjawab kebutuhan masyarakat luas dalam mengahdapi persoalan
kehidupan yang dihadapi. Sudah sepatutnya kalau kurikulum itu terus
diperbahatui seiring dengan realitas, perubahan, dan tantangan dunia
pendidikan dalam membekali peserta didik menjadi manusia yang siap
hiduo dalam berbagau keadaan. Kurikulum harus komprehensif dan
respinsif terhadap dinamika sosial, relevan, tidak overload, dan mampu
mengakomodasikan keberagaman keperluan dan kemajuan teknologi.
Dengan ini kurikulum dapat befungsi secara totalitas dalam aktulisasi
nilai- nilai yang bertumpu pada pilar- pilar pendidikan dengan mengarah
pada pancasila.
B. Saran
Sebaiknya Kurikulum tidak hanya menjadi sebuah esensi dilematis,
namun juga memberi dampak yang positif bagi perkembangan pendidikan
di Indonesia. Pengembangan kurikulum juga harus melihat aspek- aspek
budaya yang ada di Indonesia mengingat bahwa perubahan kurikulum
menjadi titik- titik utama dampak bagi perkembangan peserta didik. Maka
dari itu hal yang harus dilakukan adalah melakukan proses secara
berkeseinambungan dengan tidak melupakan esensi bahwa Indonesia
merupakan negara yang berkembang dan tentunya menjadi wahana
pendidikan bagi seluruh bangsa sesuai tujuan pendidikan Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
http://ephanlazok.wordpress.com/2010/01/14/perkembangan-kuriklum-indonesia-
dari-1947-2006. (Online), Di akses 24 Maret 2017