Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH TENTANG ATURAN DAN STANDAR AMBULANCE

Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah KGD Dan Bencana


Dosen: Komarudin, S.Kp, M.Kep

Disusun oleh :

Keke Adesti

( P2.06.20.2.18.019 )

3A Keperawatan

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TASIKMALAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN CIREBON
JALAN PEMUDA NO 38 TELP.245739 KOTA CIREBON 45132
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
yang berjudul “Makalah Aturan dan Standar Ambulance ”
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari segi isi, penyusunan maupun kata dan kalimat yang digunakan.
Namun dengan demikian penulis sudah berupaya dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki sehingga tugas ini dapat kami selesaikan. Segala kritik dan saran
yang bersifat membangun guna perbaikan untuk penyusunan tugas yang berikutnya akan
penulis terima dengan senang hati.
Penulis ucapkan terimakasih kepada Bapak Komarudin, S.Kp, M.Kep , selaku dosen
pengampu mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat dan Bencanan kepada semua pihak
yang telah terlibat dan membantu dalam penyusunan tugas ini. Semoga apa yang penulis
tulis dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita semua sebagai pembaca.

Cirebon, 03 Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................1
1.3 Tujuan ...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................3
2.1 Pengertian Ambulance.......................................................................................3
2.2 Standar pelayanan dan persyaratan Ambulance................................................3
2.3 Macam-macam Ambulance ..............................................................................4
2.4 Syarat Ambulance Gawat Darurat ....................................................................5
2.5 Teknis Kendaraan .............................................................................................5
2.6 Tata Terbit Kendaraan ......................................................................................6
2.7 Standart Peralatan Gawat Darurat Ambulance..................................................6
2.8 Petugas Ambulance............................................................................................7
2.9 Persyaratan Pengemudi diAmbulance...............................................................8
2.10 Aturan Ambulance Gawat Darurat Dijalan Raya............................................9
2.11 Spesifikasi Ambulance ...................................................................................11
BAB III PENUTPAN ............................................................................................15
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................15
3.2 Saran..................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................16

ii
1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ambulan merupakan salah satu komponen EMS (Emergency Medical


Ser- vices) yang tersedia 24 jam per hari di sebagian besar rumah sakit.
Erdog˘an et al,. (2008) berpendapat bahwa efektivitas dari kualitas layanan
komponen EMS dapat ditentukan berdasarkan pada kriteria ganda, termasuk
waktu respon rata- rata, jenis pelayanan EMS pada masing-masing staf rumah
sakit dan peralatan medis yang digunakan. Pada persoalan ini, indikator yang
sering digunakan dalam menentukan kualitas layanan EMS adalah perbandingan
antara jumlah perminta- an yang dipenuhi pada batas waktu tertentu, 8 hingga 10
menit. Sehingga dalam model perencanaan, jumlah permintaan selalu ditentukan
dengan menggunakan konsep coverage, dimana terdapat suatu titik permintaan
diasumsikan dapat dipe- nuhi oleh ambulan jika waktu respon rata-rata
mempunyai batas waktu.
Zaharudin et al. (2009) menambahkan bahwa tingkat resiko kematian seo-
rang pasien sangat bergantung pada waktu respon ambulan terhadap permintaan
layanan ambulans. Waktu respon yang didefinisikan adalah waktu saat operator
menerima panggilan permintaan layanan ambulans, sehingga waktu respon men-
jadi komponen penting dalam menentukan kualitas kinerja EMS. Amponsah et
al,. (2010) memberikan pandangan bahwa komponen EMS merupakan layanan
perawatan yang bersifat out-of-hospital yang disediakan oleh rumah sakit serta
menyediakan transportasi bagi pasien yang memerlukan perawatan medis ke
rumah sakit.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Ambulance ?
2. Apa saja Aturan dan Standar Ambulance ?
3. Apa saja Macam-macam Ambulance ?
4. Apa saja Syarat Ambulance Gawat Darurat ?
5. Apa saja Teknis Kendaraan ?
6. Apa saja Tata Tertib Kendaraan ?
7. Apa saja Standart Peralatan Gawat Darurat Ambulance ?
8. Siapa saja Petugas Ambulance ?
9. Apa saja Persyaratan Pengemudi Ambulance ?

1
10. Apa saja Aturan Ambulance Gawat Darurat Di Jalan Raya ?
11. Apa saja Spesifikasi ambulance ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dibuat nya makalah ini adalah untuk mengetahui aturan dan
standar dalam ambulance.
2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui Pengertian ambulance
2. Mengetahui Aturan dan Standar ambulance
3. Mengetahui Macam-macam Ambulan
4. Mengetahui Syarat Ambulan Gawat Darurat
5. Mengetahui Teknis Kendaraan
6. Mengetahui Tata Tertib Kendaraan
7. Mengetahui Standart Peralatan Gawat Darurat Ambulan
8. Mengetahui Petugas Ambulan
9. Mengetahui Persyaratan Pengemudi Ambulan
10. Mengetahui Aturan Ambulan Gawat Darurat Di Jalan Raya
11. Mengetahui Spesifikasi ambulance

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian ambulan
Ambulan adalah alat transportasi untuk membawa orang yang sakit ataupun
terluka menuju rumah sakit. Kata ambulan digunakan untuk mendiskripsikan alat
trasnportasi yang memiliki peralatan medis untuk pasien yang ada di luar rumah sakit
atau untuk membawa pasien ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih
lanjut.
Kebutuhan akan ambulance gawat darurat menjadi sangat penting sebagai pilar
utama dalam rantai pelayanan kesehatan dan emergency respons plank baik dirumah
sakit maupun public service/perusahan. Ambulance gawat darurat merupakan sarana
pelayanan medis darurat diluar rumah sakit (pra hospital ) dengan kata lain sarana
kesehatan (gawat darurat) menghampiri pasien/korban bukan pasien / korban yang
menghampiri sarana kesehatan
Jadi ambulan adalah alat transportasi yang digunakan untuk memindahkan
orang sakit trauma ataupun non trauma ke rumah sakit baik dalam keadaan emergency
ataupun non emergency yang di lengkapi dengan peralatan medis yang memadai.

B. Standar pelayanan dan persyaratan Ambulan


1. Landasan Hukum :
a. Undang undang  Penanggulangan Bencana Nomor 24 tahun 2007
b. Undang undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009
c. Undang undang Rumah Sakit No 44 tahun 2009
d. S.K. MENKES No, 856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standar IGD
RUMAH SAKIT
e. Kepmenkes No. 0152/YanMed/RSKS/1987, tentang Standarisasi
Kendaraan Pelayanan Medik.
f. Kepmenkes No 143/Menkes-kesos/SK/II/2001, tentang Standarisasi
Kendaraan Pelayanan Medik. Diperlukan standarisasi perlengkapan umum
dan medik pada kendaraan ambulans AGDT, khususnya
untukkeseragaman dan peningkatan mutu pelayaan rujukan
kegawatdaruratan medik. 

3
2. Acuan lain : 
Surat Ketua IKABI, nomor 005./IKABI/PP/VIII/2002, tanggal 12 Agusutus
2002, Perihal : Spesifikasi AGD 118
Homepage:http://www.ikabi.or.id Diperlukan rekomendasi komisi trauma
IKABI atas ambulans yang dibuat atau di supplay oleh perusahaan karoseri
lokal. 
3. Yang diatur dalam Kepmenkes 143/Menkes-Kesos/SK/II/2001 adalah jenis
kendaraan :
a. Ambulans Transportasi; 
b. Ambulans Gawat darurat; 
c. Ambulans Rumah sakit lapangan; 
d. Ambulans Pelayanan medik bergerak; 
e. Kereta Jenazah. 
f. Ambulans Udara. 

C. Macam-macam Ambulan
Ambulan dapat dikelompokkan menjadi berbagai macam
1. Berdasarkan fungsi yang dijalankan:
1) Ambulans Transportasi
Mengutip keputusan Kementerian Kesehatan, ambulans transportasi
digunakan untuk pasien yang tidak memerlukan perawatan khusus atau
Tindakan darurat untuk menyelamatkan nyawa dan diperkirakan tidak akan
timbul kegawatan selama dalam perjalanan.
Berisi tabung oksigen dan peralatannya, pengukur tekanan darah,
obat-obatan sederhana, dan cairan infus.
2) Ambulans Advance atau Emergency
Ambulans gawat darurat ditujukan untuk pertolongan gawat darurat
pra rumah sakit dengan maksud membawa pasien kegawatdaruratan dari
lokasi kejadian ke tempat Tindakan seperti rumah sakit.
Ambulans advance dapat digunakan untuk suatu kondisi khusus yang
bahkan bisa saja dilakukan Tindakan gawat darurat didalam ambulance bila
kondisi pasien mengharuskan demikian. Karena itulah diperlukan dukungan
sarana prasarana lengkap dan advance (tingkat lanjut).
3) Ambulans Rumah Sakit Lapangan
4
Ambulans jenis ini dalam keadaan sehari-hari melaksanakan fungsi
ambulans gawat darurat. Bila diperlukan, dapat digabungkan dengan
ambulans sejenis dan ambulans pelayanan medik bergerak.

4) Mobil Jenazah
Seperti Namanya, tujuan penggunaan hanya untuk pengangkutan
jenazah. Berbeda dengan jenis ambulans lain, dalam mobil jenazah tidak
difasilitasi dengan alat medis.

D. Syarat Ambulan Gawat Darurat


Syarat ambulan gawat darurat antara lain :
1. Idealnya sampai di tempat pasien dalam waktu 6-8 menit agar dapat mencegah
kematian karena sumbatan jalan nafas, henti nafas, henti jantung atau
perdarahan masif (“to save life and limb”)
2. Berkomunikasi dengan pusat komunikasi, rumah sakit dan ambulan lainnya
3. Melakukan pertolongan pada persalinan
4. Melakukan transportasi pasien dari tempat kejadian ke RS atau dari RS ke RS
5. Menjadi rumah sakit lapangan dalam penanggulangan bencana.
6. Mampu menanggulangi gangguan A (airway), B (breathing), C (circulation)
dalam batas-batas Bantuan Hidup Dasar.
7. Juga dilengkapi dengan alat-alat ekstrikasi, fiksasi, stabilisasi dan transportasi
8. Dilengkapi dengan semua alat/obat untuk semua jenis kegawat-daruratan medic

E. Teknis Kendaraan
1. Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi lunak
2. Warna kendaraan : kuning muda
3. Tanda pengenal kendaraan : di depan - gawat darurat/ emergency, disamping
kanan dan kiri tertulis : Ambulan dan logo : Star of Life, bintang enam biru dan
ular tongkat.
4. Menggunakan pengatur udara AC dengan pengendali di ruang pengemudi.
5. Pintu belakang dapat dibuka ke arah atas.
6. Ruang penderita tidak dipisahkan dari ruang pengemudi
7. Tempat duduk petugas di ruang penderita dapat diatur/ dilipat
8. Dilengkapi sabuk pengaman bagi pengemudi dan pasien
5
9. Ruang penderita cukup luas untuk sekurangnya dua tandu. Tandu dapat dilipat.
10. Ruang penderita cukup tinggi sehingga petugas dapat berdiri tegak untuk
melakukan tindakan
11. Gantungan infus terletak sekurang-kurangnya 90 cm di atas tempat penderita
12. Lampu ruangan secukupnya/ bukan neon dan lampu sorot yang dapat digerakan
13. Lemari obat dan peralatan
14. Tersedia peta wilayah dan detailnya
15. Penyimpan air bersih 20 liter, wastafel dan penampungan air limbah
16. Sirine dua nada
17. Lampu rotator warna merah dan biru
18. Radio komunikasi dan telepon genggam di ruang kemudi
19. Buku petunjuk pemeliharaan semua alat berbahasa Indonesia

F. Tata Tertib Kendaraan


1. Saat menuju ke tempat penderita boleh menghidupkan sirine dan lampu rotator.
Selama mengangkut penderita hanya lampu rotator yang dihidupkan
2. Mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku
3. Kecepatan kendaraan kurang dari 40 km di jalan biasa, 80 km di jalan bebas
hambatan.
4. Petugas membuat/ mengisi laporan selama perjalanan yang disebut dengan
lembar catatan penderita yang mencakup identitas, waktu dan keadaan penderita
setiap 15 menit.
5. Petugas memakai seragam ambulan dengan identitas yang jelas.

G. Standart Peralatan Gawat Darurat Ambulan


1. Airway Equipmen
Laringoscope, Oropharyngeal Airway, Nasopharyngeal Airway,
Endotracheal Tube, Mouth Gage, Magil Forcep, Tounge Spatel, Suction
Manual, Suction Electric, Suction Canule, Xylochatain Jelly
2. Breathing equipment
Bag Valve Mask, Nasal Canule, Simple Mask, Rebreathing Mask, Non
Rebreathing Mask, Pocket Mask, Oxygen Tube, Portable Oxygen Tube
2. Circulation equipment

6
Veno Catheter / IV Catheter, Infuse Set, Infusion Fluid, Spuit, Tensimeter,
Stetoscope, Foley Catheter, Urine Bag, Steril Gauge, Roll Bandage, Trauma
Bandage, Triangular Bandage, Elastic Bandage
3. Extraction & stabilization equipment
Rigid Splint, Scoope Strecher, long Spine Board, Safety Belt, Head
Immobilizer, Neck Collar, Extrication Device
4. Advance equipment
Ventilator, Pulse Oxymeter, Defibrilator, Patient Monitor, ECG Monitor
(3 Lead)
5. Emergency Drugs
Adrenalin / Ephyneprin, Sulfas Atrophyn, Kalmethason, Buscopan,
Dextrose 40 %, Lasix, Aminophylin, Cylocard 100 mg, Neurobion 5000,
Lidocain 2 %, Diazepam, valium 10 mg, Nitrogliserin SL
6. Other equipment
Bandage Scissor, Anatomy Pincet, Cirurgy Pincet, Artery Clamp, Plester,
Pen light, ECG Electrode, Thermometre, Gastrictube, Neirbeken, Urinal /
Pispot, handscoon, Masker, ETC

H. Petugas Ambulan
1. Petugas Secara umum
Petugas ambulans dapat berasal dari beberapa profesi, antara lain:
a. First Responder
Seseorang yang datang pertama kali di lokasi kejadian,tugas utamnya
yaitu memberikan tindakan penyelamatan nyawa seperti CPR (Cardio-
Pulmonary Resuscitation) dan AED ( Automated External Defibrillator ).
b. Ambulance Driver
Pengemudi ambulan yang memenuhi syarat yang telah ditetapkan
c. Ambulance Care Assistant
petugas ini khusus untuk transport pasien yangmenggunakan kursi
roda maupun stretcher ambulans, namun bukan untuk transport pasien
kritis
d. Emergency Medical Technician

7
Dikenal juga sebagai Teknisi ambulans.Mereka mampu memberikan
layanan gawat adrurat yang lebih luasseperti defibrilasi, penanganan
trauma spinal, dan terapi oksigen.
e. Paramedik
Ini merupakan level atas dari pelatihan medis dan biasanya
mencakup keterampilan utama yang tidak diperuntukkan bagi teknisi
seperti pemasangan infus (dengan kemampuan untuk memberikan
obatseperti morfin), intubasi, dan skill lain seperti krikotirotomi.
f. Emergency Care Practitioner
Jabatan ini terkadang disebut SuperParamedik, didesain untuk
menjembatani antara pelayanan ambulans danpelayanan dokter praktek
umum. Ia juga meresepkanobat-obat yang sudah ditentukan.
g. Registered Nurse (RN)
Para perawat bisa dilibatkan dalam pelayananambulans, dengan
seorang dokter, biasanya mereka ditugaskan padaambulans udara dan
transport pasien kritis.
h. Dokter
Mereka mempunyai skill yang lebih dan tentu saja biasa menuliskan
resep.
2. Petugas secara khusus (Gawat Darurat)
Menurut Kemenkes No. 0152/YanMed/RSKS/1987, tentang Standarisasi
Kendaraan Pelayanan Medik serta Kemenkes No. 143/Menkeskesos/SK/II/2001
tentang Standarisasi Kendaraan Pelayanan Medik. Dikatakan bahwa petugas di
ambulan gawat darurat terdiri dari:
a. 1 (satu) pengemudi berkemampuan PPGD dan berkomunikasi
b. 1 (satu) perawat berkemampuan PPGD
c. 1 (satu) dokter berkemampuan PPGD atau ATLS/ACLS

I. Persyaratan Pengemudi Ambulan


Untuk menjadi seorang pengemudi ambulan yang aman:
1. Sehat secara fisik.
2. Sehat secara mental, emosi terkontrol. Mengemudikan ambulan bukanlah
perkerjaan bagi seseorang yang gemar memainkan lampu dan sirine.
3. Bisa mengemudi di bawah tekanan
8
4. Memiliki keyakinan positif atas kemampuan diri sebagai seorang pengemudi
tapi jangan terlalu percaya diri dengan menantang resiko.
5. Bersikap toleran dengan pengemudi lain. Selalu ingat bahwa orang akan
bereaksi berbeda ketika melihat kendaraan emergensi. Terima dan toleransi
kebiasaan buruk pengemudi lain tanpa harus marah.
6. Tidak dalam pengaruh obat-obat yang berbahaya. Alkohol, obat-obatan
terlarang seperti marijuana dan kokain, obat-obatan seperti antihistamin dan
obat penenang lainnya.
7. Mempunyai Surat Izin Mengemudi yang masih berlaku.
8. Pakai selalu kaca mata atau lensa kontak jika dibutuhkan saat menyetir.
9. Evaluasi kemampuan diri dalam menyetir berdasarkan respon diri Anda
terhadap tekanan perorangan, penyakit, kelelahan, dan mengantuk.

J. Aturan Ambulan Gawat Darurat Di Jalan Raya


Berikut adalah beberapa hal yang mencakup peraturan pengoperasian ambulan:
1. Pengemudi ambulan harus memiliki lisensi mengemudi yang sah dan harus
menyelesaikan program pelatihannya.
2. Hak-hak khusus memperbolehkan pengemudi ambulan untuk tidak mematuhi
peraturan ketika ambulan digunakan untuk respon emergency atau untuk
transportasi pasien darurat. Ketika ambulan tidak dalam respon emergency,
maka peraturan yang berlaku bagi setiap pengemudi kendaraan non-darurat,
juga berlaku untuk ambulan.
3. Walaupun memiliki hak istimewa dalam keadaan darurat, hal tersebut tidak
menjadikan pengemudi ambulan kebal terhadap peraturan terutama jika
mengemudikan ambulan dengan ceroboh atau tidak memperdulikan
keselamatan orang lain.
4. Hak istimewa selama situasi darurat hanya berlaku jika pengemudi menyalakan
respon gawat darurat yaitu harus di tunjukkan dengan menghidupkan alat
peringatan (warning device) berupa sirene dan lampu rotator. Sebagaimana
bunyi UU No.22 tahun 2009.

Penggunaan Alat Peringatan (Warning Device)

9
Alat peringatan bukanlah segalanya, penelitian membuktikan bahwa
pengemudi lain tidak melihat rotator atau mendengar sirene sampai jarak antara
15-30meter.
a. Sirine
1) Sirine adalah alat peringatan audio
2) Gunakan sirine dengan bijak dan hanya ketika perlu. Sirine hanya
digunakan saat respon gawat darurat. Suara sirine dapat menambah
rasa takut dan cemas pasien. Jika terlalu sering digunakan,
pengemudi lain cendrung tidak member jalan karena dianggap
sebagai penyalahgunaan.
3) Selalu waspada meski sudah membunyikan sirine. Adanya
bangunan, pepohonan, semak belukar dan radio tape dapat
menghalangi bunyi sirine
4) Selalu waspada terhadap maneuver aneh pengemudi lain yang
menjadi panic karena suara sirine.
5) Jangan membunyikan sirine secara tiba-tiba di dekat kendaraan lain,
gunakan klakson.
6) Jangan gunakan sirine untuk menakut-nakuti orang.
b. Lampu rotator
1) Berdasarkan UU No 22 tahun 2009 tentang lalulintas dan angkatan
jalan pasal 59 ayat 5
2) Lampu isyarat-isyarat yang digunakan oleh ambulance adalah
berwarna merah
3) Rotator, lampu peringatan dan semua lampu lain harus dinyalakan
pada respon gawat darurat.
5. Sebagian besar undang-undang memperbolehkan pengemudi kendaraan
emergensi untuk:
a. Memarkir kendaraannya di manapun, selama tidak merusak hak milik atau
membahayakan nyawa orang lain.
b. Melewati lampu merah dan tanda berhenti. Beberapa negara
mengharuskan pengemudi ambulan untuk berhenti terlebih dahulu saat
lampu merah, lalu melintas dengan hati-hati. Negara lain hanya
menginstruksikan pengemudi untuk memperlambat laju kendaraan dan
melintas dengan hati-hati.
10
c. Melewati batas kecepatan maksimum yang diperbolehkkan selama tidak
membahayakan nyawa dan hak milik orang lain.
d. Mendahului kendaraan lain di daerah larangan mendahului setelah
memberi sinyal yang tepat, memastikan jalurnya aman, dan menghindari
hal-hal yang membahayakan nyawa dan harta benda.
e. Mengabaikan peraturan yang mengatur arah jalur dan aturan berbelok ke
arah tertentu, setelah memberi sinyal dan peringatan yang tepat.

K. Spesifikasi ambulance
1. Spesipikasi ambulan standar 1
a. Lampu Rotary Light Bar Oval LTF 2000, CK – 02
b. Sirene Multi suara lengkap dengan Mic
c. Tempat duduk perawat dilengkapi dengan Box peralatan
d. Landasan tandu dilengkapi dengan tempat Scoop Stretcher
e. Tabung pemadam kebakaran kapasitas 1kg
f. Lampu sorot belakang model Spot Light
g. 2 (dua) buah lampu operasi model geser
h. Modifikasi lantai dari Plywood dilapis dengan Vinil
i. Logo dan Tulisan Standar dari bahan sticker 3M
j. Kaca film 60% – 80%
k. Gantungan Infuse model geser terbuat dari bahan Stainless steel
l. Bamper belakang mobil dilapisi plat stainless steel
m. Kotak P3K
n. Oksigen Therapy Set, CK – 202 :
1) 1 buah Tabung Oksigen 1m3
2) 1 buah Regulator standar
3) 1 set Flowmeter dan Humidifier
4) 1 buah Nasal Cannula
5) 1 buah Masker Oksigen
o. Ambulance Stretcher Roll-In Cot model Roll in chair, Konstruksi rangka
Stainless steel lengkap dengan Matress & Strap
2. Standar internasional
a. Lampu Rotary Light Bar Oval LTF 2000, Am – 02
b. Sirene Multi suara lengkap dengan Mic
11
c. Tempat duduk perawat dilengkapi dengan Box peralatan
d. Tempat duduk dokter
e. Landasan tandu dilengkapi dengan tempat Scoop Stretcher
f. Tabung pemadam kebakaran kapasitas 1kg
g. Lampu sorot model Spot Light
h. 2 buah lampu operasi model digeser
i. Modifikasi lantai dari Plywood dilapis dengan vinil antibakteri
j. Logo dan Tulisan Standard dari bahan 3M
k. Kaca film 60-80%
l. Lemari peralatan dengan Finishing Acrylic
m. Gantungan Infuse model geser terbuat dari bahan Stainless Steel
n. Bamper belakang mobil dilapisi plat Stainless Steel
o. Extra DC
p. Central Oxygen BSS System, CK – 201
1) 2 buah Tabung Oxygen 1M3
2) 2 buah Regulator Standard
3) 1 set Selang Oxygen tekanan tinggi dengan sistem press
4) 1 set Pengatur Oxygen dengan kran On / Off
5) 1 buah Keluaran dinding dengan tulisan “OXYGEN”
6) 1 set Flowmeter dan Humidifier
7) 1 buah Nasal Cannul
8) 1 buah Masker Oxygen
q. Ambulance stracher supra Cot model Roll in Chair kontruksi alminium
rangka alloy dan stainless steel lengkap dengan matres dan strap.
3. Ambulans standar
a. Lampu Rotary Light Bar Oval LTF 2000, CK – 02
b. Sirene Multi suara lengkap dengan Mic
c. Tempat duduk perawat dilengkapi dengan Box peralatan
d. Tempat duduk dokter
e. Landasan tandu dilengkapi dengan tempat Scoop Stretcher
f. Tabung pemadam kebakaran kapasitas 1kg
g. Lampu sorot model Spot Light
h. 2 buah lampu operasi model digeser
i. Modifikasi lantai dari Plywood dilapis dengan vinil antibakteri
12
j. Logo dan Tulisan Standard dari bahan 3M
k. Kaca film 60-80%
l. Lemari peralatan dengan Finishing Acrylic
m. Gantungan Infuse model geser terbuat dari bahan Stainless Steel
n. Bamper belakang mobil dilapisi plat Stainless Steel
o. Extra DC
p. Central Oxygen BSS System, CK – 201
1) 2 buah Tabung Oxygen 1M3
2) 2 buah Regulator Standard
3) 1 set Selang Oxygen tekanan tinggi dengan sistem press
4) 1 set Pengatur Oxygen dengan kran On / Off
5) 1 buah Keluaran dinding dengan tulisan “OXYGEN”
6) 1 set Flowmeter dan Humidifier
7) 1 buah Nasal Cannula
8) 1 buah Masker Oxygen
q. Ambulance stracher supra Cot model Roll in kontruksi alminium rangka
alloy dan stainless steel lengkap dengan matres dan strap
4. Ambulan econo 1
a. Lampu Rotary Light Bar Oval LTF 2000, CK – 02
b. Sirene Multi suara lengkap dengan Mic
c. Tempat duduk perawat dilengkapi dengan Box peralatan
d. Tabung pemadam kebakaran kapasitas 1kg
e. Lampu sorot belakang model Spot Light
f. Modifikasi lantai dari Plywood dilapis dengan Vinil
g. Logo dan Tulisan Standar dari bahan sticker 3M
h. Kaca film 60% – 80%
i. Gantungan Infuse model geser terbuat dari bahan Stainless steel
j. Kotak P3K
k. Oxygen Therapy Set, CK – 202
1) 1 buah Tabung Oksigen 1m3
2) 1 buah Regulator standar
3) 1 set Flowmeter dan Humidifier
4) 1 buah Nasal Cannula
5) 1 buah Masker Oksigen
13
l. Tandu model angkat, CK – 305 Konstruksi rangka Stainless stell lengkap
dengan Matress & Strap
5. Ambulance econo
a. Lampu Rotary Light Bar Oval LTF 2000,CK – 02
b. Sirene Multi suara lengkap dengan Mic
c. Tempat duduk perawat dilengkapi dengan Box peralatan
d. Tabung pemadam kebakaran kapasitas 1kg
e. Lampu sorot model Spot Light
f. Modifikasi lantai dari Plywood dilapis dengan vinil antibakteri
g. Logo dan Tulisan Standard dari bahan 3M
h. Kaca film 60-80%
i. Gantungan Infuse model geser terbuat dari bahan Stainless Steel
j. Kotak P3K
k. Bracket Oksigen
l. Wastafel
m. Tandu Model Angkat CK – 301 Kontruksi rangka besi lengkap dengan
matress & strap
6. Ambulance jenajah
a. Lampu Rotary Light Bar Oval LTF 2000
b. Sirene multi suara lengkap dengan Mic
c. Tempat duduk perawat dilengkapi dengan peralatan box peralatan
d. Lampu sorot belakang model spot light
e. Modifikasi lantai polywood dilapisi dengan vinyl.
f. Logo dan tulisan standard dari bahan 3M
g. Kaca film 60% – 80%.
h. Keranda Jenazah Full Steanlis stell lengkap dengan rell, matress dan strap.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ambulance gawat darurat adalah suatu alat transportasi yang digunakan oleh
Rumah sakit ataupun pihak instasi terkait untuk menolong masyarakat yang
membutuhkan segera dalam penanganan pasien ataupun membawa pasien ketempat
yang lebih baik lagi.
Terdapat beberapa macam ambulans, yaitu berdasarkan fungsi yang
dijalankan:ambulan transportsi,ambulan Advance atau Emergency, ambulan
rumah sakit lapangan,ambulan jenazah serta berdasarkan penyelenggaraan
pelayanan: ambulans kota, ambulan air, dan ambulans udara.

B. Saran
Harapan penulis makalah ini dapat dijadikan sebuah acuan atau referensi
untuk pembuatan makalah tentang peraturan dan standarisasi ambulance agar
menjadi lebih baik lagi dan sempurna. Mengingat banyak kekurangan dalam
pembuatan makalah ini hendaknya dapat memperoleh bahan dan sumber yang
lebih akurat.

15
DAFTAR PUSTAKA

Amin, dkk. (2012). AMBULAN Manajemen Dan Standar Operasional Prosedur


Ambulan Gawat Darurat. http:// www.serpihanilmuku.pdf (diakses 03 Februari
2021)
Pelayanan ambulan Rumah Sakit http://dokumen.tips › Documents (diakses 03
Februari 2021)
Best kencank (2012). NAMA, FUNGSI DAN RUANG PENGGUNA PERALATAN
MEDIS DI RS.
https://id.scribd.com/document/342618278/Standar-Pelayanan-Ambulan-Dan-
Persyaratan./ Diakses pada tanggal 03 Februari 2021

16

Anda mungkin juga menyukai