Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH KADAR GLUKOSA TERHADAP LAJU


RESPIRASI ANAEROB PADA RAGI

Disusun oleh,
Denok Safara Sekar Dely
XII IPA 1
12 / 0027063770

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 KERTOSONO
Jalan Panglima Sudirman No 10 Kertosono Kode Pos 64351
Telepon 035.321915 Faks. 035.321915
Email: Smaker1964@yahoo.comWebsite: sman1kertosono.sch.id
2020
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal penelitian yang berjudul “Pengaruh Kadar Glukosa Terhadap Laju


Respirasi Anaerob pada Ragi” telah disetujui dan disyahkan serta telah mendapatkan
rekomendasi pada semester 6 tahun pelajaran 2020/2021.

Rekomendasi Paraf

Disahkan di : Kertosono
Tanggal : 19 Februari 2021

Menyetujui/ Mengesahkan ,

Guru Mata Pelajaran Biologi Penulis,

Darius Ru’ung, S. Pd DENOK SAFARA SEKAR DELY

NIP. 19671222 199102 1 001 NISN. 0027063770

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufiq, dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul
“Pengaruh Kadar Glukosa Terhadap Laju Respirasi Anaerob pada Ragi” pada
Mata Pelajaran Biologi Semester 6 Tahun Pelajaran 2020/2021.

Proposal disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Biologi sebagai


bagian kegiatan ujian praktik untuk mencapai tingkat kompetensi yang
diharapkan.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada :

1. Yth. Bapak Darius Ru’ung selaku Guru Mata Pelajaran Biologi


2. Orang tua yang telah secara aktif memberikan dukungan materi
maupun non materi dalam penyusunan proposal.
Saran, kritik, pertimbangan, usul demi kesempurnaan proposal ini sangat
kami harapkan. Demikian, semoga proposal ini dapat diterima sehingga dapat
meningkatkan kompetensi peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan.

Kertosono, 19 Februari 2021

Penyusun,

Denok Safara Sekar Dely

iii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL …………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………… ii
KATA PENGANTAR …………………………………… iii
DAFTAR ISI …………………………………… iv
BAB I PENDAHULUAN …………………………………… 1
1.1 Latar Belakang …………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………… 2
1.3 Hipotesis …………………………………… 2
1.4 Tujuan …………………………………… 2
1.5 Manfaat Penelitian …………………………………… 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA …………………………………… 3


2.1 Pengertian Respirasi …………………………………… 3
2.2 Jenis-jenis Respirasi …………………………………… 3
2.3 Faktor yang
Mempengaruhi Laju
Respirasi …………………………………… 4
BAB III METODE
……………………………………
PENELITIAN 12
3.1 Waktu dan Lokasi …………………………………… 12
Penelitian
12
3.2 Alat dan Bahan ……………………………………
3.3 Prosedur Penelitian …………………………………… 12
BAB IV PENUTUP …………………………………… 13
DAFTAR PUSTAKA …………………………………… 14

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Respirasi anaerob (fermentasi) adalah respirasi yang terjadi dalam
keadaan ketersediaan oksigenbebas. Asam piruvat yang merupakan produk
glikolisis jika dalam keadaan ketadaan oksigen bebas akandiubah menjadi
alkohol atau asam laktat. Pada manusia, kekurangan oksigen sering terjadi
pada atlet-atlet yang berlari jarah jauh dengan kencang. Atlet tersebut
membutuhkan kadar oksigen yang lebihbanyak daripada yang diambil dari
pernafasan. Dengan kurangnya oksigen dalam tubuh, maka proses
pembongkaran zat dilakukan dengan cara anaerob, yang disebut dengan
fermentasi. Fermentasi tidak harus selalu dalam keadaan anaerob.
Fermentasi sudah dilakukan manusia sejak ditemukannya jamur dan
bakteri yang mampu memfermentasi. Contoh produk hasil fermentasi yaitu,
alkohol, bir, tape, dll. Tapi pada kenyataannya dilapangan, sering ditemui
produsen tape, misalnya, menggunakan ragi secara tidak wajar atau tidak
sesuai aturan. Padahal, jika terlalu berlebihan akan mengakibatkan
terciptanya produk yang tidak sesuai harapan.
Gula adalah bahan umum untuk fermentasi. Beberapa contoh hasil
fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hydrogen. Akan tetapi beberapa
komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi umtuk menghasilkan
etanol dalam bir, anggur (wine) dan minuman beralkohol lainnya. Pada
beberapa mikroba, peristiwa energy terlaksana karena asam piruvat diubah
menjadi asam asetat + CO2 selanjutnya asam asetat diubah menjadi alkohol.
Dalam fermentasi alcohol satu molekul glukosa hanya dapat
menghasilkan 2 molekul ATP, bandingkan dengan respirasi aerob, 1 molekul
glukosa mampu menghasilkan 38 molekul ATP.
Oleh karena itu, peneliti melakukan percobaan untuk mengetahui
pengaruh jumlah glukosa yang diberikan terhadap respirasi anaerob atau
fermentasi.

1
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu :
“Bagaimana pengaruh jumlah glukosa terhadap respirasi anaerob?”

1.3 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini, yaitu:
“Gula merupakan substrat utama atau substrat yang disukai oleh ragi, di
dalam ragi sendiri terdapat bakteri Saccharomyces cerevisiae. Maka semakin
banyak gula yang ditambahkan maka akan semakin banyak gas karbodioksida
dan etanol yang dihasilkan.”

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Mengetahui pengertian respirasi.
2. Mengetahui jenis-jenis respirasi.
3. Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi respirasi.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat dalam penelitian ini, yaitu:
"Untuk membuktikan bahwa pada fermentasi yang dilakukan oleh sel -
sel ragi terhadap perbedaan kadar glukosa akan menghasilkan
karbondioksida dan energi yang berbeda dan dapat mempengaruhi laju
reaksi."

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Respirasi


Respirasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung Oksigen serta menghembuskan udara yang banyak mengandung
Karbondioksida keluar dari tubuh. ( Syaifuddin; 2002 ).
Respirasi adalah pertukaran gas antara individu dan lingkungan atau
keseluruhan proses pertukaran gas antara udara atatmosf dan darah dan antara
darah dengan sel-sel tubuh ( Kozier; 1991 ). Respirasi adalah pertukaran gas,
yaitu oksigen (O²) yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme sel dan
karbondioksida (CO²) yang dihasilkan dari metabolisme tersebut dikeluarkan
dari tubuh melalui paru.
Sistem respirasi adalah system organ yang berfungsi untuk mengambil
O2 dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh untuk mentranspor CO2 yang
dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke atmosfer. Organ-organ respiratorik juga
berfungsi untuk produksi bicara dan berperan dalam keseimbangan asam
basa, pertahanan tubuh melawan benda asing, dan pengatran hormonal
tekanan darah.
Pertumbuhan dan Perkembangan tumbuhan merupakan proses yang
penting dalam kehidupan dan perkembangbiakan suatu spesies. Pertumbuhan
dan perkembangan adalah proses yang berlangsung secara terus menerus
sepanjang daur hidup, bergantung pada tersedianya meristem, hasil asimilasi,
hormon dan substansi pertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang
mendukung (Gardner, 1991: 247).

2.2 Jenis-jenis Respirasi


2.2.1 Respirasi Aerob
Respirasi aerob adalah proses penguraian senyawa organik
menggunakan oksigen bebas. Respirasi ini berlangsung di dalam organel sel
yang disebut mitokondria. Saat kamu mengonsumsi makanan yang
mengandung glukosa, misalnya nasi, setiap molekul glukosa akan dipecah
melalui empat tahap sampai dihasilkan eenergi. Tahapan respirasi aerob :

3
1. Glikolisis
Glikolisis merupakan tahap pertama respirasi aerob yang terjadi di
dalam sitoplasma atau sitosol. Pada tahap ini molekul glukosa akan
diuraikan menjadi senyawa yang lebih sederhana. Hasil penguraian
molekul glukosa pada glikolisis berupa 2 molekul ATP, 2 molekul asam
piruvat, dan 2 molekul NADH.

 Glukosa diubah menjadi glukosa, 6-fosfat disertai pemecahan ATP


menjadi ADP. ATP harus dipecah menjadi ADP karena
dibutuhkan sumber energi.
 Glukosa, 6-fosfat diubah menjadi fruktosa, 6-fosfat.
 Fruktosa, 6-fosfat diubah menjadi fruktosa, 1,6-bifosfat disertai
pemecahan ATP menjadi ADP.
 Fruktosa, 1,6-bifosfat (6 atom C) dipecah menjadi 1 molekul
gliseraldehid 3-fosfat atau PGAL (3 atom C) dan 1 molekul
dihidroksiaseton fosfat atau DHAP (3 atom C). Molekul DHAP
diubah menjadi senyawa PGAL, sehingga terbentuk 2 molekul
PGAL.

4
 Molekul PGAL diubah menjadi senyawa 1,3-bifosfogliserat
dengan cara mengikat Pi (fosfat organik). Setiap 1 molekul PGAL
menghasilkan 1 NADH.
 1,3-bifosfogliserat diubah menjadi 3-fosfogliserat. Pada reaksi ini,
dihasilkan ATP sebagai sumber energi.
 3-fosfogliserat diubah menjadi 2-fosfogliserat.
 2-fosfogliserat diubah menjadi senyawa fosfoenolpiruvat (PEP).
 Fosfoenolpiruvat diubah menjadi asam piruvat disertai
pembentukan AAATP.
ATP (adenosin trifosfat) merupakan sumber energi yang nantinya
digunakan untuk transpor aktif menuju mitokondria. Untuk 2 molekul
NADH yang dihasilkan akan ditransfer ke tahap transpor elektron.

2. Dekarboksilasi Oksidatif
Tahap kedua setelah glikolisis adalah dekarboksilasi oksidatif. Tahap
ini berlangsung di dalam mitokondria. Reaksi pertama diawali dengan
perubahan asam piruvat menjadi asetil koenzim A (asetil koA). Perubahan
tersebut menghasilkan molekul CO2 dan NADH. Artinya, satu molekul
asam piruvat akan menghasilkan 1 molekul asetil koA, CO2, dan NADH.
Oleh karena pada tahap glikolisis dihasilkan 2 asam piruvat, maka
dekarboksilasi oksidatif menghasilkan 2 molekul asetil koA, 2 molekul
CO2, dan 2 molekul NADH.

Urutan prosesnya adalah sebagai berikut.


 Asam piruvat yang terbentuk pada tahap glikolisis akan melepaskan
gugus karboksilat (COO–). Gugus tersebut akan diubah menjadi CO2.

5
 Sisa atom C dalam bentuk CH3COO– akan mentransfer kelebihan
elektronnya pada molekul NAD+ menjadi NADH. Untuk CH3COO–
akan diubah menjadi asam asetat.
 Asam asetat akan berikatan dengan koenzim A membentuk asetil
koenzim A (asetil koA).

3. Siklus Krebs
Siklus Krebs adalah tahapan ketiga dari serangkaian proses respirasi
aerob. Pada tahap ini akan dihasilkan 2 molekul ATP, 6 molekul NADH, 2
molekul FADH2, dan 4 molekul CO2.

 Asetil koA (2 atom C) berikatan dengan asam oksaloasetat (4 atom C)


membentuk asam sitrat (6 atom C). Itulah mengapa siklus Krebs biasa
disebut siklus asam sitrat.
 Asam sitrat diubah menjadi asam isositrat.
 Asam isositrat (6 atom C) diubah menjadi asam α-ketoglutarat (5
atom C). Reaksi ini disertai pelepasan CO2 dan pembentukan NADH.
 Asam α-ketoglutarat (5 atom C) diubah menjadi suksinil koA yang
memiliki 4 atom C. Reaksi ini juga disertai pelepasan CO2 dan
pembentukan NADH.

6
 Suksinil koA yang terbentuk diubah menjadi asam suksinat (4 atom
C). Reaksi ini menghasilkan GTP. Selanjutnya, GTP diubah menjadi
ATP.
 Lalu, asam suksinat diubah menjadi asam fumarat disertai
pembentukan FADH2.
 Asam fumarat yang terbentuk diberi tambahan air agar berubah
menjadi asam malat (4 atom C).
 Asam malat diubah menjadi asam oksaloasetat kembali disertai
pembentukan NADH.

4. Transpor Elektron
Tahap ini merupakan tahap akhir pada respirasi aerob yang disertai
pembentukan ATP paling banyak. Transpor elektron berlangsung di dalam
krista, yaitu membran dalam mitokondria. Reaksi yang berlangsung di
dalam transpor elektron adalah reaksi reduksi dan oksidasi antara senyawa
NADH dan FADH2. Kedua senyawa tersebut dihasilkan dari tahapan
sebelumnya. Senyawa yang terlibat dalam transpor elektron adalah
koenzim Q, sitokrom B, sitokrom C, sitokrom A, sitokrom A3, dan
oksigen.

 NADH mampu menghasilkan elektron berenergi tinggi melalui proses


oksidasi. Lalu, elektron tersebut ditransfer ke koenzim Q. Oleh karena
tingginya energi elektron, ADP dan fosfat anorganik bersatu
membentuk ATP.
 Koenzim Q akan dioksidasi oleh sitokrom B. Akibatnya, koenzim Q
akan melepaskan elektron dan 2 ion H+.

7
 Sitokrom B akan dioksidasi oleh sitokrom C, sehingga dihasilkan
energi cukup tinggi. Akibatnya, ADP dan fosfat anorganik akan
bersatu membentuk ATP.
 Selanjutnya, sitokrom C akan mereduksi sitokrom A.
 Sitokrom A akan mengoksidasi sitokrom A3. Reaksi ini juga memicu
bersatunya ADP dan fosfat anorganik membentuk ATP.
 Sitokrom A3 dioksidasi oleh sebuah atom oksigen. Hasil akhir dari
reaksi ini adalah terbentuknya molekul H2O.
Transpor elektron yang melibatkan oksidasi NADH akan
menghasilkan 3 ATP dan 1 H2O. Demikian halnya dengan oksidasi
FADH2. Pada oksidasi FADH2, jumlah ATP yang dihasilkan lebih sedikit,
yaitu 2 ATP. Hal itu disebabkan oleh kecilnya energi yang dihasilkan dari
oksidasi FADH2.

Dari tahapan glikolisis sampai siklus Krebs NADH dan FADH2 yang
dihasilkan berturut-turut adalah 10 dan 2 molekul.

Dengan demikian, tahap transpor elektron menghasilkan 34 ATP dan


12 H2O.

2.2.2. Respirasi Anaerob


Respirasi anaerob adalah peristiwa pernafasan yang tidak membutuhkan
oksigen untuk kelangsungan hidupnya dan memungkinkan pembentukan
energi AATP. Namun, dalam proses respirasi anaerob, glukosa diperlukan
untuk berfungsi sebagai substrat.
Respirasi anaerob dapat menghasilkan lebih sedikit energi daripada
respirasi aerob yang dapat menghasilkan energi dalam jumlah bebesar. Secara

8
keseluruhan, respirasi anaerob menghasilkan ATP, NADH dan NAD +,
sehingga proses glikolisis anaerob dapat terjadi.
Contoh respirasi anaerob ini adalah fermentasi. Fermentasi adalah
produksi energi yang terjadi dalam sel dan tidak melibatkan kandungan
oksigen atau sitosol.
1. Fermentasi Alkohol
Fermentasi alkohol adalah proses reaksi mikroorganisme dalam
bentuk ragi dan glukosa yang mengalami oksidasi untuk menghasilkan
etanol dan CCO.
Tahap metabolisme ini identik dengan glikolisis di mana, dalam
proses awal, molekul glukosa terurai menjadi pembentukan ppiruvat.
Kemudian, akan ada dua langkah reaksi enzimatik, yaitu reaksi modifikasi
asam piruvat dalam bentuk asetaldehida dan reaksi reduksi asetaldehida
dalam bentuk alkohol.
Fermentasi alkohol adalah salah satu metode fermentasi yang paling
sering digunakan oleh manusia sejak jaman ddahulu. Fermentasi ini
digunakan untuk mengolah makanan seperti roti dan minuman beralkohol.

2. Fermentasi Asam Laktat


Jika asam laktat diproduksi pada tingkat yang berlebihan, langkah
selanjutnya ditransfer ke hati untuk sintesis sampai menjadi asam piruvat
lagi.
Fermentasi asam laktat banyak digunakan dalam pembuatan
minuman dan makanan menggunakan bakteri asam laktat. Contoh produk
yang dibuat dari fermentasi asam laktat termasuk yogurt, keju, roti asinan
kubis dan lainnya.

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Laju Respirasi


1. Keadaan Protoplasma
Dalam rentang umur dari muda sampai dewasa semakin bertambah
umur suatu sel, semakin bertmabah bertambah kuantitas dan kualitas

9
protoplasma sel. Pertambahan kuantitas protoplasma disebabkan karena
sel masih melakukan pertumbuhan.
Seiring dengan bertambahnya massa protoplasma serta diikuti dengan
penambahan dan penyempurnaan enzim di dalam protoplasma. Dengan
demikian jelaslah bahwa semakin bertambah umur suatu sel, maka
semakin cepat laju respirasinya.
2. Konsentrasi substrat respirasi yang tersedia
Laju respirasi sangat bergantung pada konsentarsi substrat respirasi
yang tersedia. Substrat yang semakin banyak tersedia di dalam sel, maka
laju respirasinya akan mengalami peningkatan.
3. Temperatur
Seperti proses-proses yang lain, laju respirasi juga dipengaruhi oleh
temperatur. Di dalam rentang tempertaur 0°C sampai denagn 45°C,
peningkatan temperatur akan diikuti oleh peningkatan laju respirasi. Pada
temperatur yang tinggi, maka laju respirasi akan menurun seiring dengan
bertambahnya waktu. (Meyer dan Anderson; 1955)
4. Cahaya
Akan meningkatkan laju respirasi terutama pada bagian yang
berklorofil
5. Konsentrasi oksigen di udara
Oksigen merupakan faktor yang utama untuk berlangsungnya prsoses
respirasi aerob. Oleh sebab itu laju respirasi aerob juga sangat bergantung
pada konsentrasi yang tersedia.
6. Konsentrasi karbon dioksida
Peningkatan konsentrasi karbon dioksida di udara dapat
mengakibatkan terjadinya penutupan stomata. Sebagai akibatnya,
pertukaran gas menjadi berkurang dan akan terjadi penurunan laju
respirasi.
7. Luka
Luka pada organ tumbuhan pada umumnya dapat menyebabkan
inisiasi jaringan meristematik pada daerah luka sehingga akhirnya dapat
berkembang menjadi kalus. Dengan adanya inisiasi meristematik tersebut,

10
maka dapat menyebabkan peningkatan laju respirasi karena sel-sel yang
bersifat meristematik tersebut banyak mengandung substrat respirasi yang
cukup tersedia.
8. Senyawa Kimia
Beberapa senyawa kimia seperti karbomonoksida, sianida, aseton,
kloroform, eter, formaldehid, alkaloid, dan glukosida, bila dalam jumlah
sedikit, dapat meningkatkan laju respirasi pada tahapan di awal namn bila
keberadaan senyawa kimia dalam jumlah banyak, maka akan menurunkan
laju respirasi. Turunnya laju respirasi disebabkan karena senyaa- senyawa
tersebut diatas bersifat menghambat reaksi enzimatis pada proses respirasi.

11
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan
Oleh : Denok Safara Sekar Dely
Hari/tanggal : Minggu, 21 Februari 2021
Tempat : Desa Ngepung RT. 2/ RW. 5, Kec. Patianrowo

3.2 Alat dan Bahan


Alat:
3 Botol bekas
1 gelas air
Sendok
Bahan:
2 bungkus Fermipan 11gram
3 Balon karet
Gula pasir
3 Gelas air hangat

3.3 Prosedur Penelitian


1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Buka bungkus fermipan
3. Kemudian masukkan satu sendok fermipan ke dalam setiap botol.
4. Masukan 2 sendok makan gula pasir ke dalam balon ke tiga.
5. Masukkan 1 sendok makan gula pasir ke dalam botol kedua.
6. Isi menggunakan air satu hangat satu gelas dan kemudian kocok hingga
fermipan, gula dan air menjadi larut.
7. Kemudian tutup mulut botol menggunakan balon karet.
8. Lakukan hal yang sama pada botol yang lain.
9. Biarkan selama 1 jam 15 menit dan amati perubahan yang terjadi pada
larutan dan balon karet tersebut.

12
BAB IV
PENUTUP

Demikian proposal ini saya ajukan sebagai pedoman untuk melakukan


penelitian “PengaruPengaruh Kadar Glukosa Terhadap Laju Respirasi Anaerob
pada Ragi” Semoga penelitian dapat terlaksana dengan baik dan dengan hasil
yang diharapkan. Meskipun tidak ada kendala dalam menyusun proposal ini,
namun kritik dan saran pembangun tetap saya harapkan untuk memperbaiki
penelitian “Pengaruh Kadar Glukosa terhadap Laju Reaksi Respirasi Anaerob”.
Atas kurang dan lebihnya saya mohon maaf. Dan atas dukungan dan saran saya
ucapkan terimakasih.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/amp/s/generasibiologi.com/2016/10/faktor-internal-
yang-mempengaruhi-laju-respirasi-tumbuhan.html diakses pada 19 Februari
2021
https://pendidikanrumah.com/percobaan-ragi-meniup-balon/ diakses pada
19 Februari 2021
https://www.google.com/amp/s/saintif.com/respirasi-anaerob/amp/ diakses pada
19 Februari 2021
https://academia.co.id/laporan-praktikum-fermentasi-alkohol/ diakses pada
19 Februari 2021
https://detiks.github.io/nasi/post/laporan-praktikum-respirasi-anaerob-fermentasi-
ragi/ diakses pada 19 Februari 2021

14

Anda mungkin juga menyukai