Disusun oleh,
Denok Safara Sekar Dely
XII IPA 1
12 / 0027063770
Rekomendasi Paraf
Disahkan di : Kertosono
Tanggal : 19 Februari 2021
Menyetujui/ Mengesahkan ,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufiq, dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul
“Pengaruh Kadar Glukosa Terhadap Laju Respirasi Anaerob pada Ragi” pada
Mata Pelajaran Biologi Semester 6 Tahun Pelajaran 2020/2021.
Penyusun,
iii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL …………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………… ii
KATA PENGANTAR …………………………………… iii
DAFTAR ISI …………………………………… iv
BAB I PENDAHULUAN …………………………………… 1
1.1 Latar Belakang …………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………… 2
1.3 Hipotesis …………………………………… 2
1.4 Tujuan …………………………………… 2
1.5 Manfaat Penelitian …………………………………… 2
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu :
“Bagaimana pengaruh jumlah glukosa terhadap respirasi anaerob?”
1.3 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini, yaitu:
“Gula merupakan substrat utama atau substrat yang disukai oleh ragi, di
dalam ragi sendiri terdapat bakteri Saccharomyces cerevisiae. Maka semakin
banyak gula yang ditambahkan maka akan semakin banyak gas karbodioksida
dan etanol yang dihasilkan.”
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
1. Glikolisis
Glikolisis merupakan tahap pertama respirasi aerob yang terjadi di
dalam sitoplasma atau sitosol. Pada tahap ini molekul glukosa akan
diuraikan menjadi senyawa yang lebih sederhana. Hasil penguraian
molekul glukosa pada glikolisis berupa 2 molekul ATP, 2 molekul asam
piruvat, dan 2 molekul NADH.
4
Molekul PGAL diubah menjadi senyawa 1,3-bifosfogliserat
dengan cara mengikat Pi (fosfat organik). Setiap 1 molekul PGAL
menghasilkan 1 NADH.
1,3-bifosfogliserat diubah menjadi 3-fosfogliserat. Pada reaksi ini,
dihasilkan ATP sebagai sumber energi.
3-fosfogliserat diubah menjadi 2-fosfogliserat.
2-fosfogliserat diubah menjadi senyawa fosfoenolpiruvat (PEP).
Fosfoenolpiruvat diubah menjadi asam piruvat disertai
pembentukan AAATP.
ATP (adenosin trifosfat) merupakan sumber energi yang nantinya
digunakan untuk transpor aktif menuju mitokondria. Untuk 2 molekul
NADH yang dihasilkan akan ditransfer ke tahap transpor elektron.
2. Dekarboksilasi Oksidatif
Tahap kedua setelah glikolisis adalah dekarboksilasi oksidatif. Tahap
ini berlangsung di dalam mitokondria. Reaksi pertama diawali dengan
perubahan asam piruvat menjadi asetil koenzim A (asetil koA). Perubahan
tersebut menghasilkan molekul CO2 dan NADH. Artinya, satu molekul
asam piruvat akan menghasilkan 1 molekul asetil koA, CO2, dan NADH.
Oleh karena pada tahap glikolisis dihasilkan 2 asam piruvat, maka
dekarboksilasi oksidatif menghasilkan 2 molekul asetil koA, 2 molekul
CO2, dan 2 molekul NADH.
5
Sisa atom C dalam bentuk CH3COO– akan mentransfer kelebihan
elektronnya pada molekul NAD+ menjadi NADH. Untuk CH3COO–
akan diubah menjadi asam asetat.
Asam asetat akan berikatan dengan koenzim A membentuk asetil
koenzim A (asetil koA).
3. Siklus Krebs
Siklus Krebs adalah tahapan ketiga dari serangkaian proses respirasi
aerob. Pada tahap ini akan dihasilkan 2 molekul ATP, 6 molekul NADH, 2
molekul FADH2, dan 4 molekul CO2.
6
Suksinil koA yang terbentuk diubah menjadi asam suksinat (4 atom
C). Reaksi ini menghasilkan GTP. Selanjutnya, GTP diubah menjadi
ATP.
Lalu, asam suksinat diubah menjadi asam fumarat disertai
pembentukan FADH2.
Asam fumarat yang terbentuk diberi tambahan air agar berubah
menjadi asam malat (4 atom C).
Asam malat diubah menjadi asam oksaloasetat kembali disertai
pembentukan NADH.
4. Transpor Elektron
Tahap ini merupakan tahap akhir pada respirasi aerob yang disertai
pembentukan ATP paling banyak. Transpor elektron berlangsung di dalam
krista, yaitu membran dalam mitokondria. Reaksi yang berlangsung di
dalam transpor elektron adalah reaksi reduksi dan oksidasi antara senyawa
NADH dan FADH2. Kedua senyawa tersebut dihasilkan dari tahapan
sebelumnya. Senyawa yang terlibat dalam transpor elektron adalah
koenzim Q, sitokrom B, sitokrom C, sitokrom A, sitokrom A3, dan
oksigen.
7
Sitokrom B akan dioksidasi oleh sitokrom C, sehingga dihasilkan
energi cukup tinggi. Akibatnya, ADP dan fosfat anorganik akan
bersatu membentuk ATP.
Selanjutnya, sitokrom C akan mereduksi sitokrom A.
Sitokrom A akan mengoksidasi sitokrom A3. Reaksi ini juga memicu
bersatunya ADP dan fosfat anorganik membentuk ATP.
Sitokrom A3 dioksidasi oleh sebuah atom oksigen. Hasil akhir dari
reaksi ini adalah terbentuknya molekul H2O.
Transpor elektron yang melibatkan oksidasi NADH akan
menghasilkan 3 ATP dan 1 H2O. Demikian halnya dengan oksidasi
FADH2. Pada oksidasi FADH2, jumlah ATP yang dihasilkan lebih sedikit,
yaitu 2 ATP. Hal itu disebabkan oleh kecilnya energi yang dihasilkan dari
oksidasi FADH2.
Dari tahapan glikolisis sampai siklus Krebs NADH dan FADH2 yang
dihasilkan berturut-turut adalah 10 dan 2 molekul.
8
keseluruhan, respirasi anaerob menghasilkan ATP, NADH dan NAD +,
sehingga proses glikolisis anaerob dapat terjadi.
Contoh respirasi anaerob ini adalah fermentasi. Fermentasi adalah
produksi energi yang terjadi dalam sel dan tidak melibatkan kandungan
oksigen atau sitosol.
1. Fermentasi Alkohol
Fermentasi alkohol adalah proses reaksi mikroorganisme dalam
bentuk ragi dan glukosa yang mengalami oksidasi untuk menghasilkan
etanol dan CCO.
Tahap metabolisme ini identik dengan glikolisis di mana, dalam
proses awal, molekul glukosa terurai menjadi pembentukan ppiruvat.
Kemudian, akan ada dua langkah reaksi enzimatik, yaitu reaksi modifikasi
asam piruvat dalam bentuk asetaldehida dan reaksi reduksi asetaldehida
dalam bentuk alkohol.
Fermentasi alkohol adalah salah satu metode fermentasi yang paling
sering digunakan oleh manusia sejak jaman ddahulu. Fermentasi ini
digunakan untuk mengolah makanan seperti roti dan minuman beralkohol.
9
protoplasma sel. Pertambahan kuantitas protoplasma disebabkan karena
sel masih melakukan pertumbuhan.
Seiring dengan bertambahnya massa protoplasma serta diikuti dengan
penambahan dan penyempurnaan enzim di dalam protoplasma. Dengan
demikian jelaslah bahwa semakin bertambah umur suatu sel, maka
semakin cepat laju respirasinya.
2. Konsentrasi substrat respirasi yang tersedia
Laju respirasi sangat bergantung pada konsentarsi substrat respirasi
yang tersedia. Substrat yang semakin banyak tersedia di dalam sel, maka
laju respirasinya akan mengalami peningkatan.
3. Temperatur
Seperti proses-proses yang lain, laju respirasi juga dipengaruhi oleh
temperatur. Di dalam rentang tempertaur 0°C sampai denagn 45°C,
peningkatan temperatur akan diikuti oleh peningkatan laju respirasi. Pada
temperatur yang tinggi, maka laju respirasi akan menurun seiring dengan
bertambahnya waktu. (Meyer dan Anderson; 1955)
4. Cahaya
Akan meningkatkan laju respirasi terutama pada bagian yang
berklorofil
5. Konsentrasi oksigen di udara
Oksigen merupakan faktor yang utama untuk berlangsungnya prsoses
respirasi aerob. Oleh sebab itu laju respirasi aerob juga sangat bergantung
pada konsentrasi yang tersedia.
6. Konsentrasi karbon dioksida
Peningkatan konsentrasi karbon dioksida di udara dapat
mengakibatkan terjadinya penutupan stomata. Sebagai akibatnya,
pertukaran gas menjadi berkurang dan akan terjadi penurunan laju
respirasi.
7. Luka
Luka pada organ tumbuhan pada umumnya dapat menyebabkan
inisiasi jaringan meristematik pada daerah luka sehingga akhirnya dapat
berkembang menjadi kalus. Dengan adanya inisiasi meristematik tersebut,
10
maka dapat menyebabkan peningkatan laju respirasi karena sel-sel yang
bersifat meristematik tersebut banyak mengandung substrat respirasi yang
cukup tersedia.
8. Senyawa Kimia
Beberapa senyawa kimia seperti karbomonoksida, sianida, aseton,
kloroform, eter, formaldehid, alkaloid, dan glukosida, bila dalam jumlah
sedikit, dapat meningkatkan laju respirasi pada tahapan di awal namn bila
keberadaan senyawa kimia dalam jumlah banyak, maka akan menurunkan
laju respirasi. Turunnya laju respirasi disebabkan karena senyaa- senyawa
tersebut diatas bersifat menghambat reaksi enzimatis pada proses respirasi.
11
BAB III
METODE PENELITIAN
12
BAB IV
PENUTUP
13
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/amp/s/generasibiologi.com/2016/10/faktor-internal-
yang-mempengaruhi-laju-respirasi-tumbuhan.html diakses pada 19 Februari
2021
https://pendidikanrumah.com/percobaan-ragi-meniup-balon/ diakses pada
19 Februari 2021
https://www.google.com/amp/s/saintif.com/respirasi-anaerob/amp/ diakses pada
19 Februari 2021
https://academia.co.id/laporan-praktikum-fermentasi-alkohol/ diakses pada
19 Februari 2021
https://detiks.github.io/nasi/post/laporan-praktikum-respirasi-anaerob-fermentasi-
ragi/ diakses pada 19 Februari 2021
14