Oleh:
RYAN NUR RETNO
16416261201127
BAB I
PENDAHULUAN
1. Bagi Peninjau
Yaitu untuk memberikan tambahan ilmu pengetahuan ekonomi, khususnya
yang pernah dipelajari di bangku kuliah dan pengetahuan manajemen
keuangan antara teori dan praktek atau aplikasinya di lapangan atau dalam
lingkungan perusahaan.
2. Bagi Investor dan perusahaan.
Yaitu untuk menambah informasi atau referensi yang bermanfaat bagi
perusahaan dalam meningkatkan dan mengembangkan perusahaan secara
berkesinambungan dan bisa juga dipakai sebagai bahan acuan dalam
pengambilan keputusan manajemen agar perusahaan bisa menentukan
batasan minimal order secara keseluruhan agar tidak mengalami kerugian.
3. Bagi Kalangan Akademi.
Yaitu untuk menambah keanekaragaman referensi atau informasi atas
kejadian atau fenomena dalam lingkungan ekonomi dan organisasi yang
bermanfaat dalam melakukan penelitian lebih lanjut yang lebih luas dan
mendalam dalam ruang lingkup manajemen keuangan sehingga menjadi
lebih baik terutama dalam penulisan karya ilmiah.
kasus, studi komparatif, studi tentang waktu dan gerak, analisis tingkah laku, dan
analisis dokumenter.
Metode pengambilan data yang dipergunakan pada penelitian ini bisa
berupa data primer atau pun data sekunder melalui :
1. Studi pustaka yaitu pengumpulan data-data, informasi, dan teori-teori yang
relevan dari literatur, surat kabar, dan hasil karya para peneliti terdahulu untuk
mendukung analisisdan pemecahan masalah.
2. Penelitian lapangan yaitu usaha mendapatkan data dengan cara datang
langsung ke lokasi penelitian dengan menggunakan cara cara sebagai berikut :
a. Wawancara yaitu mengadakan tanya jawab secara langsung dengan para
pengelola atau manajemen, responden juga konsumen mengenai produk,
pelayanan dan sebagainya.
b. Observasi yaitu pegumpulan data melalui pengamatan objek penelitian
secara langsunguntuk mengetahui keadaan yang sesungguhnya.
Tempat peninjauan yang penulis lakukan yaitu di CV. Prestasi Usaha Mandiri
yang beralamat di Jl. Krajan II Desa Bengle Kecamatan Majalaya Kabupaten
Karawang, yangdimulai dari bulan Januari sampai dengan bulan Februari 2019.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Manajemen
1. Planning (Perencanaan)
2. Organizing (Mengorganisasi)
3. Staffing (Penempatan)
4. Coordinating (Mengkoordinasi)
5. Controlling (Mengontrol)
1. Metode / methode
4. Uang / money
5. Mesin / machines
13
Teknologi saat ini semakin maju, karena itulah perusahaan harus update
dalam membeli mesin terbaru. Hal ini supaya karyawan bisa bekerja dengan
efektif dan efisien.Sebagai contoh, dalam industri IT tanpa adanya dukungan
mesin komputer yang mumpuni maka pekerjanya tidak bisa secara maksimal
menjalankan tugasnya.Selain itu, dengan mesin yang bagus maka akan
mengurangi human error.
6. Pasar / market
2.1.4Tujuan Manajemen
Manajemen ada tentu ada tujuannya, tujuan paling utama untuk mencapai
target yang telah ditentukan. Lebih jelasnya berikut ini adalah tujuan-tujuan
diperlukannya manajemen yang baik :
1. Bisa menentukan strategi yang efektif serta efisien untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
2. Melakukan evaluasi kerja, dan mengkaji ulang akan situasi yang terjadi
yang bertujuan untuk melakukan penyesuaian strategi jika terjadi hal-hal
yang diluar strategi.
3. Mengatur dan menjaga kesehatan emosi (personal), keuangan, dan semua
sektor perusahaan supaya perusahaan bisa mencapai profit yang maksimal.
4. Mengevaluasi dan meninjau kembali kekuatan (strength), kelemahan
(weakness), peluang maupun ancaman yang ada. Dll.
berbeda. Pada pelaksanannya tentu tidak ada satu model penggolongan biaya yang
dapat dipakai untuk semua tujuan penyampaian informasi tentang biaya.
Menurut Mulyadi (2012:13), biaya digolongkan sebagai berikut;
1. Menurut objek pengeluaran
Penggolongan ini merupakan penggolongan yang paling sederhana, yaitu
berdasarkan penjelasan singkat mengenai suatu objek pengeluaran, misalnya
pengeluaran yang berhubungan dengan telepon disebut biaya telepon.
2. Menurut fungsi pokok dalam perusahaan
Selanjutnya penggolongan biayanya adalah sebagai berikut :
Biaya produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi
atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai. Biaya produksi
dapat digolongkan ke dalam biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya
overhead pabrik.
Biaya pemasaran, adalah biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan
kegiatan pemasaran produk, contohnya biaya iklan, biaya promosi, biaya
sampel, dll.Biaya administrasi dan umum, yaitu biaya-biaya untuk
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan produksi dan pemasaran produk,
contohnya gaji bagian akuntansi, gaji personalia, dll.
3. Menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.
Ada dua golongan, yaitu:
Biaya Langsung (direct cost), merupakan biaya yang terjadi dimana penyebab
satu-satunya adalah karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Dalam kaitannya
dengan produk, biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung.
Biaya tidak langsung (indirect cost), biaya yang terjadi tidak hanya
disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai, dalam hubungannya dengan produk,
biaya tidak langsung dikenal dengan biaya overhead pabrik.
4. Menurut perilaku dalam kaitannya dengan perubahan volume kegiatan
16
Biaya Tetap (fixed cost), biaya yang jumlahnya tetap konstan tidak
dipengaruhi perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai tingkat kegiatan
tertentu, contohnya; gaji direktur produksi.
Biaya variabel (variable cost), biaya yang jumlah totalnya berubah secara
sebanding dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas, contoh; biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.
Biaya semi variabel, biaya yang jumlah totalnya berubah tidak sebanding
dengan perubahan volume kegiatan.Biaya semi variabel mengandung unsur
biaya tetap dan biaya variabel, contoh; biaya listrik yang digunakan.
Biaya semi fixed, biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan
berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu
5. Menurut jangka waktu manfaatnya
Pengeluaran modal (capital expenditure), yaitu pengeluaran yang akan
memberikan manfaat/benefit pada periode akuntansi atau pengeluaran yang
akan dapat memberikan manfaat pada periode akuntansi yang akan datang.
Pengeluaran Pendapatan (revenue expenditure), pengeluaran yang akan
memberikan manfaat hanya pada periode akuntansi dimana pengeluaran itu
terjadi.
Klasifikasi biaya menurut Lili M Sadeli (2010:35) biaya perlu
diklasifikasikan dengan maksud untuk membantu hubungan diantara data biaya
sebagai bahan masukan dalam perencanaan dan pengendalian.Secara umum
hampir pada setiap perusahaan, biaya dapat dikelompokkan menjadi biaya tetap
(fixed cost) dan biaya variabel (variable cost).
Mulyadi (2012:16) menjelaskan bahwa dalam pembuatan produk terdapat
dua kelompokbiaya: biaya produksi dan biaya nonproduksi. Biaya produksi
merupakan biaya-biaya yangdikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi
produk, sedangkan biaya non produksi merupakanbiaya-biaya yang dikeluarkan
untuk kegiatan non produksi, seperti kegiatan pemasaran dan kegiatanadministrasi
dan umum. Biaya produksi membentuk kos produksi, yang digunakan untuk
menghitung kos produk jadi dan kos produk yang pada akhir periode akuntansi
17
2.4Harga Jual
18
Titik Impas atau analisis pulang pokok atau dikenal dengan nama analisis
Break even point (BEP), merupakan salah satu analisis keuangan yang sangat
penting dalam perencanaan keuangan perusahaan. Analisis titik impas sering
disebut juga analisis perencanaan laba (profit planning).
19
Analisis titik impas digunakan untuk mengetahui pada titik berapa hasil
penjualan sama dengan biaya. Atau perusahaan beroperasi dalam kondisi tidak
memperoleh laba dan tidak mengalami kerugian. Atau bisa dikatakan laba sama
dengan nol.
Menurut Kasmir (2014:333) mengartikan bahwa analisis titik impas adalah
suatu keadaan di mana perusahaan beroperasi dalam kondisi tidak memperoleh
pendapatan (laba) dan tidak pula menderita kerugian. Analisis titik impas juga
memberikan pedoman tentang berapa jumlah produk minimal yang harus
diproduksi atau dijual. Tujuannya agar perusahaan mampu memperoleh laba yang
maksimal, karena jumlah barang yang diproduksi dan akan dijual akan berkaitan
erat dengan biaya yang dikeluarkan, yang pada akhirnya biaya-biaya ini akan
menjadi penentu terhadap harga jual perusahaan.
Sedangkan Bambang Riyanto (2011:359) memberikan pengertian bahwa
analisis break even adalah suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan
antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan.
Analisa break even point sangat penting bagi pimpinan perusahaan untuk
mengetahui pada tingkat produksi berapa jumlah penjualan atau dengan kata lain
dengan mengetahui break even point kita akan mengetahui hubungan antara
penjualan, produksi, harga jual, biaya, rugi atau laba, sehingga memudahkan bagi
pemimpin untuk mengambil kebijaksanaan.
Teknik analisis titik impas sudah umum bagi segenap pelaku bisnis.Hal ini
sangat berguna di dalam pengaturan bisnis dalam cakupan yang luas, termasuk
organisasi yang kecil dan besar. Ada dua alasan mengapa para pelaku bisnis
menerima alasan ini :
1. Analisis ini berdasarkan pada asumsi yang lugas.
2. Perusahaan-perusahaan telah menemukan bahwa informasi yang didapat dari
metode titik impas ini sangat menguntungkan di dalam pengambilan
keputusan.
Break Even Point adalah suatu keadaan dimana perusahaan dalam operasinya
tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian atau dengan kata lain
20
total biaya sama dengan total penjualan sehingga tidak ada laba dan tidak ada
rugi. Hal ini bisa terjadi apabila perusahaan di dalam operasinya menggunakan
biaya tetap dan biaya variabel, dan volume penjualannya hanya cukup menutupi
biaya tetap dan biaya variabel.Apabila penjualan hanya cukup menutupi biaya
variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita
kerugian.Sebaliknya, perusahaan akan memperoleh keuntungan, apabila penjualan
melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus dikeluarkan.
Salah satu tujuan perusahaan adalah mencapai laba atau keuntungan sesuai
dengan pertumbuhan perusahaan. Untuk mencapai laba yang semaksimal
mungkin dapat dilakukan dengan tiga langkah sebagai berikut, yaitu :
1. Menekan biaya produksi maupun biaya operasional serendah-rendahnya
dengan mempertahankan tingkat harga, kualitas dan kuantitas.
2. Menentukan harga dengan sedemikian rupa sesuai dengan laba yang
dikehendaki.
3. Meningkatkan volume kegiatan semaksimal mungkin.
Dari ketiga langkah-langkah tersebut diatas tidak dapat dilakukan secara
terpisah-pisah karena tiga faktor tersebut mempunyai hubungan yang erat dan
saling berkaitan. Pengaruh salah satu faktor akan membawa akibat terhadap
seluruh kegiatan operasi. Oleh karena itu struktur laba dari sebuah perusahaan
sering dilukiskan dalam break even point, sehingga mudah untuk memahami
hubungan antara biaya, volume kegiatan dan laba.
Mulyadi, (2012:) analisisBreak Event adalah suatu cara untuk mengetahui
volume penjualan minimum agar suatu usaha tidak menderita rugi, tetapi juga
belum memperoleh laba (dengan kata lain sama dengan nol).
Menurut S. Munawir (2012) Titik break even point atau titik pulang pokok
dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana dalam operasinya perusahaan tidak
memperoleh laba dan tidak menderita rugi (total penghasilan = Total biaya).
berbagai tingkat volume penjualan dan juga hubungannya dengan potensi atau
kemungkinan mendapatkan keuntungan menurut tingkat penjualan yang
bersangkutan.
Berikut beberapa manfaat dari Break Even Point :
1. Sebagai alat dalam perencanaan untuk menghasilkan laba;
2. BEP menyediakan informasi tentang berbagai tingkat jumlah volume suatu
penjualan dan hubungannya dengan potensi mendapatkan laba berdasarkan
tingkat volume penjualan yang bersangkutan;
3. Untuk mengevaluasi laba entitas secara keseluruhan;
4. Mengganti tebalnya sistem laporan dengan grafik yang sangat mudah dibaca
ataupun dimengerti.
Berikut beberapa model rumus BEP yang dapat digunakan dalam analisis
Break Even Point menurut Bambang Riyanto (2012 : 364-365)
A. Pendekatan Matematis
Rumus BEP yang pertama adalah menghitung break even point yang harus
diketahui adalah jumlah total biaya tetap, biaya variabel per unit atau total
variabel.
Rumus yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
1. Break even point dalam unit.
Keterangan :
23
B. Pendekatan Grafik
Kemudian rumus BEP yang kedua yaitu pendekatan grafik yang
menggambarkan hubungan antara volume penjualan dengan biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan serta laba.
Selain itu juga untuk mengetahui biaya tetap dan biaya variabel dan
tingkat kerugian perusahaan. Asumsi yang digunakan dalam analisis pulang
pokok ini adalah bahwa harga jual, biaya variabel per unit adalah konstan.
Dari grafik di bawah terlihat bahwa untuk tiap-tiap masing unit penjualan
terdapat informasi yang lengkap setiap rupiah penjualan, biaya tetap, biaya
variabel, total biaya maupun laba atau rugi. Jadi manajemen dapat melihat jika
akan memproduksi sekian unit, akan terlihat seluruh komponen di atas. BEP
melalui grafik tampak jelas ditunjukkan baik dari segi unit maupun rupiah yang
diperoleh.
Gambar 2.1
Grafik Hubungan Biaya Tetap dan Biaya Variabel pada Posisi Titik Impas
24
Walaupun Analisa Break Even Point ini telah banyak dipergunakan oleh
berbagai perusahaan, namun tidak bisa dipungkiri bahwa analisa break even point
ini memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan yang paling menonjol dari analisa
BEP ini beberapa diantaranya: asumsi mengenai linearity, klasifikasi biaya dan
pada penggunaan terbatas dalam rentang waktu yang tidak panjang.
Berikut ini beberapa kelemahan dari analisis titik impas menurut Kasmir
(2014:336):
1. Perlu asumsi;
2. Bersifat statis;
3. Tidak digunakan untuk mengambil keputusan akhir;
4. Tidak menyediakan pengujian aliran kas yang baik;
27
BAB III
OBJEK PENINJAUAN
dilakukan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan serta
menetapkan hubungan antara unsur-unsur organisasi secara jelas dan terperinci.
Suatu bentuk kerjasama yang efektif dengan demikian akan dapat diperoleh untuk
mencapai tujuan yang diharapkan suatu perusahaan.
1. Direktur
30
Direktur adalah pimpinan puncak dari CV. Prestasi Usaha Mandiri yang
bertugas untuk :
a. Memimpin, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas para
manager bagian.
b. Merencanakan dan menerapkan kebijaksanaan mengenai perbaikan
dan perkembangan umum perusahaan.
c. bertanggung jawab dalam memimpin dan membina perusahaan
secara efektif dan efisien selain itu juga bertanggungjawab terhadap
keuntungan dan kerugian perusahaan.
2. Bagian Produksi (Production)
Bagian produksi bertanggung jawab kepada pimpinan perusahaan. Tugas
dari bagian produksiadalah :
a. Mengatur pengalokasian sumber daya produksi seperti jam kerja
mesin, jam kerja operator, pengiriman bahan baku yang
berhubungan dengan proses produksi.
b. Melakukan pengawasan dan pengendalian produksi agar hasil
produksi sesuai dengan spesifikasi dan standart mutu yang telah
ditetapkan.
c. Merencanakan perawatan mesin-mesin agar dapat beroperasi dengan
lancar.
d. Membuat laporan produksi secara berkala mengenai pemakaian
bahan baku.
e. Bertanggungjawab terhadap kelancaran proses produksi mulai dari
penerimaan bahan baku sampai proses produksi hingga menjadi
produk akhir.
3. Bagian Pembelian (Purchase)
Bagian pembelian bertanggung jawab kepada pimpinan perusahaan.
Tugas dari bagian pembelianadalah :
a. Membantu pimpinan dalam melaksanakan serta mengkoordinir
seluruh pengolahan yang berhubungan dengan pembelian,
31
Tenaga Kerja yang bekerja pada perusahaan ini dapat dibagi kedalam dua
jenis tenaga kerja yaitu tenaga kerja tetap dan tenaga kerja harian.Tenaga kerja
tetap terdiri dari staff dan kepala bagian, sedangkan tenaga kerja harian pada
umumnya adalah karyawan yang bekerja pada bagian produksi atau buruh
pabrik.Jumlah tenaga kerja yang ada sekitar 45 orang.
Dalam memelihara ketertiban dan kedisiplinan kerja perusahaan
mengeluarkan tata tertib atau peraturan kerja yang harus dipatuhi oleh setiap
karyawan perusahaan, termasuk dalam penetapan jam kerja.
Ketentuan jam kerja di CV. Prestasi Usaha Mandiri diatur menurut aturan
shift yang ditunjukkan pada Tabel 3.1 dan 3.2.
a. Jam kerja pada bagian administrasi dan kantor
Tabel 3.1.
Sistem pembagian jam kerja bagian administrasi dan kantor
Bahan baku untuk pembuatan papan kursi berupa kayu hasil kupasan
dari kayu log yang telah disiapkan sebelumnya baik dengan melakukan
kupasan sendiri dengan mempergunakan mesin rotary cutting, maupun
dengan membeli dari pihak ketiga berupa limbah hasil sisa kupasan
perusahaan pembuatan plywood lembaran atau perusahaan kayu lapis.
Moulded Plywoodatau biasa dikenal dengan sebutan papan kursi proses
produksinya tidak jauh berbeda dengan proses pembuatan kayu lapis
perbedaannya hanya terleptak pada bentuk cetakannya (moulded).
Prosesnya yaitu terbuat dari lembaran kayu tipis (veneer) dengan
ketebalan tertentu yaitu sekitar 2 mm, setiap lembaran kayu tersebut dipotong
sesuai dengan ukuran bahan yang akan di press, di lem dengan menggunakan
lem khusus, kemudian jumlah lapisan disesuaikan dengan ketebalan yang
diinginkan dan jumlahnya harus ganjil. untuk mencegah terjadinya
pembelokan (warping) dan menciptakan konstruksi yang seimbang. Lapisan
dalam jumlah genap akan menghasilkan papan yang tidak stabil dan mudah
terdistorsi, kemudian direkatkan bersama dengan sudut urat (grain) yang
disesuaikan untuk menciptakan hasil yang lebih kuat.
Setelah disusun dengan jumlah ketebalan yang diinginkan kemudian
lembaran-lembaran tersebut dipress dengan tekanan yang sangat tinggi serta
suhu hingga 120 derajat celcius. Selain jenis kayu, jenis perekat atau lem
adalah unsur penting dalam pembuatan plywood, ada 3 jenis lem yang biasa
dipakai dalam pembuatan plywoodyaitu :UF (Urea Formaldehyde), MF
(Melamine Formaldehyde), dan PF (Phenolic Formaldehyde).
Pada CV. Prestasi Usaha Mandiri jenis lem yang digunakan yaitu jenis
UF karena lem jenis ini lebih cocok digunakan untuk pembuatan kayu lapis,
36
Proses produksi adalah metode atau teknik untuk membuat suatu barang
atau jasa bertambah nilainya dengan menggunakan sumber tenaga kerja, mesin,
bahan baku, bahan penolong dan dana yang ada.
a. Memilih Log
Langkah pertama dalam pembuatan bahan baku adalah memilih log. Log
dipilih berdasarkan kelurusan dengan diameter bundar.Log yang baik untuk
pembuatan veneer adalah yang bebas dari mata kayu, bundar dengan diameter
berkisar antara 30 - 40 cm dan panjang antara 100 - 140 cm. Log yang sudah
sesuai dengan ketentuan untuk di kupas, dilakukan pengupasan dengan
menggunakan mesin pengupas yaitu rotary cutting, dengan ketebalan berkisar
antara 2 mm. Setelah selesai dilakukan pengupasan kemudian di potong
dengan ukuran lebar 60 cm dan direndam dalam larutan anti rayap kemudian
dilakukan pengeringan atau penjemuran. Hasil dari pengupasan log kayu
tersebut dinamakan veneer.
Veneer dapat juga di beli secara langsung dari pihak ketiga atau perusahaan
kayu yang melakukan pengupasan, atau bisa juga dengan memanfaatkan
limbah dari perusahaan kayu kupasan atau perusahaan kayu lapis.
Veneer yang kita gunakan dalam proses pembuatan papan kursi (Moulded
Plywood) CV. Puma menggunakan veneer sisa limbah perusahaan kayu lapis
yang di beli dari pihak ketiga dengan ukuran panjang 125 cm dan lebar 20 cm,
30 cm, 40 cm, dengan ketebalan berkisar antara 2 mm.
38
b. Pemotongan Veneer
Veneer yang dibeli dari pihak kertiga tersebut sudah dalam kondisi kering dan
nantinya akan dipotong dengan panjang disesuaikan dengan kebutuhan
berdasarkan type papan yang akan di press. Biasanya dipotong dengan ukuran
standar yaitu: 40 cm, 45 cm, 50 cm, 57 cm, 60 cm, 65 cm, 80 cm, 85 cm, 100
cm dan 110 cm.
c. Perekatan
Perekatan veneer dilakukan degan menggunakan lem jenis uf (urea
formaldehyde) yang sudah dicampur dengan tepung industri, hardiner dan anti
rayap kemudian diaduk dan setelah selesai dituangkan dalam mesin roller
coater agar pengelemanveneernya bisa merata. Jadi veneer yang akan di press
di berikan lem melalui mesin tersebut.
d. Penyusunan veneer sesuai dengan ketebalan yang diinginkan.
Veneer yang telah diberikan lem kemudian disusun sebanyak tujuh lapis agar
menghasilkan papan berukuran 12 mm atau bisa juga sesuai dengan keinginan
konsumen, tetapi umumnya ketebalan papan kursi yang dipress hasilnya
standar yaitu sekitar 12 mm.
e. Pressing
Lapisan-lapisan veneeryang sudah disusun rapi sesuai dengan ketebalan yang
diinginkan diatur di bawah mesin press dan dilakukan pengepressan dengan
tekanan tinggi kurang lebih selama 10 menit, dengan suhu antara 100 - 120
derajat celcius.
f. Finishing
Hasil papan yang sudah di press nantinya akan dipotong sesuai dengan jenis
mall atau contoh papan tertentu atas dasar pesanan para costumer atau
konsumen.
39
BAB IV
4.2 Pembahasan
Tabel 4.1
Data Biaya Produksi pada CV. Prestasi Usaha Mandiri Bulan Desember 2015
4.2.2 Tingkat Penjualan Yang Dicapai Pada Saat Kondisi Titik Impas
41
Titik impas yaitu keadaan dimana tingkat penjualan hanya cukup untuk
menutupi biaya-biaya perusahaan,Jadi perusahaan tidak mengalami keuntungan
dan juga tidak mengalami kerugian. Pada CV. Prestasi Usaha Mandiri biaya-biaya
yang ditimbulkan dari kegiatan proses produksiselama satu bulan untuk bulan
Desember tahun 2015 dihasilkan papan kursi sebanyak 65 m3 dengan rincian
biaya dapat dikelompokanke dalam biaya tetap dan biaya variabel, rincian biaya
yang dikeluarkan pada bulan Desember 2015 dapat dilihat pada tabel 4.1
23.335.200
=-----------------------------
4.900.000 –3.112.935
23.335.200
=---------------------
1.787.065
= 13,05 m3
Dari perhitungan tersebut diperoleh besaran titik impas pada tingkat penjualan
sebesar 13,056 m3 perbulan, agar penerimaan dari penjualan tersebut hanya dapat
menutupi semua biaya-biaya proses produksi dalam satu bulan.
2. Break even point dalam rupiah.
42
23.335.200
= -----------------------------
202.340.830
1 - --------------------------
318.500.000
23.335.200
= ------------------------------
1 -0,64
= Rp 64.820.000,-
Hasil perhitungan titik impas jumlah penjualan papan kursi pada CV.
Prestasi Usaha Mandiri terjadi saat tingkat penjualan dicapai sebanyak 13 m3, dan
apabila harga jual dianggap tetap sebesar Rp 4.900.000,-/m3 maka penerimaan
yang diperoleh pada saat titik impas sebesar Rp 64.820.000,- hanya cukup untuk
menutupi semua biaya baik biaya tetap maupun biaya variabel.
43
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Biaya yang dibebankan dalam mencapai tingkat penjualan pada keadaan titik
impas terdiri dari biaya tetap sebesar Rp 23.335.200,- dan biaya variabel
sebesar Rp 202.340.830,- dengan total biaya sebesar Rp 225.676.030,-
2. Titik impas untuk produksi papan kursidapat dicapai pada tingkat penjualan
sebanyak 13,05 m3 dengan tingkat harga sebesar Rp 4.900.000,- / m3. Dengan
jumlah penerimaan diperoleh sebesar Rp 64.820.000,-. dan pada saat keadaan
ini yaitu keadaan titik impas pendapatan yang diperoleh perusahaan adalah
sama dengan Rp 0,-
5.2 Saran
1. Biaya-biaya yang ditimbulkan dalam proses produksi papan kursi sudah dapat
terpenuhi, dan tetap harus dipertahankan agar total biaya tidak melebihi nilai
dari tingkat penjualan yang diperoleh.
2. Kemampuan perusahaan dalam memproduksi papan kursi sudah lebih besar
dari posisi titik impasnya, dan jika keuntungan yang besar seperti ini tetap
ingin dipertahankan, maka perusahaan harus terus berupaya untuk
mempertahankan kualitas produk yang dimiliki serta menjaga pelayanan
terhadap para konsumennya agar tingkat penjualan tidak mengalami
penurunan dan bisa terus ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Taswan, S.E., M.Si., 2013. Akuntansi Perbankan, Edisi III, UPP-STIM
YKPN, Yogyakarta.
Jurnal, Analisis Titik Pulang Pokok Usaha Furniture Rotan Pada Industri Irma
Jaya, Di Kota Palu, Annisa, Saharia Kassa, Dafina H.
Jurnal, Titik Pulang Pokok Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek
Perusahaan, Periansya, Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri
Sriwijaya.
BIODATA PENULIS
Agama : Islam
Orang Tua
Ayah : Saryono
1. SD Sirnabaya II 2002-2008
2. SMP 1 Telukjambe Timur 2008-2011
3. SMA 1 Telukjambe 2011-2014
4. Universitas buana Perjuangan Karawang 2016-2020
52
53
54
55
56
57
58
59
60