Anda di halaman 1dari 7

Association South East

Asian Nations
(ASEAN)
Sejarah Konstitusi dan Integrasi Kawasan

KOESRIANTI

1
Daftar Isi

Halaman Persembahan
Moto
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar

Bab I. Pendahuluan
ASEAN: Organisasi Internasional di Kawasan Asia Tenggara
ASEAN dan Isu-isu global
Sejarah Perkembangan ASEAN
ASEAN: Antara Organisasi Antarpemerintah dan Supranasional
ASEAN sebagai Organisasi Berbasis Hukum
Mekanisme Penyelesaian Sengketa Dagang di ASEAN

Bab 2. Sejarah Terbentuknya ASEAN


Kolonialisme di Asia Tenggara
Istilah Asia Tenggara
Asia Tenggara Periode SEATO
Sejarah Terbentuknya ASEAN
Deklarasi Bangkok 1967
Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN I

Bab 3. Struktur Organisasi ASEAN


ASEAN Pada Masa Perang Dingin
ASEAN Pada Masa 1967-1975
Struktur Organisasi ASEAN
Organ Baru Bentukan Piagam ASEAN

Bab 4. Sejarah Konstitusi Negara-Negara Anggota ASEAN


Profil Negara-Negara Anggota ASEAN

2
Arti dan Tujuan Konstitusi
Sejarah Konstitusi Negara-Negara Anggota ASEAN

Bab 5. Piagam ASEAN dan Komunitas ASEAN


Tingkatan Integrasi Ekonomi dan Kedaulatan
ASEAN dan Konsensus
Piagam ASEAN
Struktur dan Prinsip Piagam ASEAN
Struktur Organisasi Menurut Piagam ASEAN
Penyelesaian Sengketa Menurut Piagam ASEAN

Bab 6. Kerjasama Negara-Negara ASEAN di Bidang Ekonomi


Kerjasama ASEAN di Bidang Ekonomi
The ASEAN Investment Area (AIA)
ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS)
Masyarakat Ekonomi ASEAN
Bali Concord II
Kerjasama ASEAN dengan Negara Lain

Bab 7. Kerjasama Negara-Negara ASEAN di Bidang Politik


Kawasan Damai, Bebas dan Netral
Traktat Persahabatan dan Kerjasama
Kawasan Bebas Senjata Nuklir di ASEAN
ASEAN dan Terorisme
Forum Regional ASEAN
Masyarakat Politik dan Keamanan ASEAN
Kejahatan Transnasional

Bab 8. Kerjasama Negara-Negara ASEAN di Bidang Sosial Budaya


Berbagai Macam Bidang Kerjasama Sosial dan Budaya ASEAN
Kerjasama ASEAN Bidang Lingkungan
Kerjasama ASEAN Bidang Sains dan Teknologi
Kerjasama ASEAN Bidang Makanan, Pertanian, dan Kehutanan
Budaya dan Informasi
Masyarakat Sosial Budaya ASEAN

Daftar Singkatan
Daftar Pustaka

3
Tentang Penulis

SEKAPUR SIRIH

Untuk mengawali sekapur sirih ini, perkenankan saya menyampaikan ucapan


selamat dan rasa bangga saya atas rampungnya buku ASEAN : Sejarah Konstitusi dan
Integrasi Kawasan yang ditulis oleh Ibu Koesrianti, S.H. LL.M, Ph.D. Buku ini saya nilai
isinya berbobot tinggi dan sangat komprehensif dan disajikan dengan struktur jelas dan
runut dalam rangkaian bab per bab. Dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti dan
alur yang jelas, saya yakin pembaca akan mendapatkan manfaat dan pemahaman
mendalam tentang ASEAN.

ASEAN memasuki usia yang ke-47 pada tahun 2014. Sejak dideklarasikan
berdirinya di Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967, ASEAN telah mengalami
kemajuan yang teramat signifikan dan mencapai banyak bagi kemaslahatan
masyarakat, khususnya di wilayah Asia Tenggara. ASEAN telah semakin dewasa dan
memiliki ketahanan dalam menghadapi segala perkembangan dan tantangan baik
ditingkat regional maupun global yang sangat dinamik. ASEAN juga terbukti mampu
menjaga stabilitas, keamanan, dan perdamaian selama 47 tahun tersebut.

Situasi global diwarnai dengan ketidakpastian seperti perekonomian dunia, krisis


pangan, energi dan air; perubahan iklim; bencana alam, serta dampak revolusi
teknologi informasi pada kehidupan masyarakat kita. Di tengah pancaroba ini, banyak
harapan ditumpukan pada kawasan Asia Tenggara. Sejarah telah menguji dan
membuktikan bahwa ASEAN kian menjadi asosiasi yang matang, yang mampu terus
menciptakan stabilitas dan keamanan kawasan, mampu meningkatkan kekuatan
ekonominya, serta mampu menjadi komunitas yang semakin people-centered dan
mampu pula menjalin kerukunan antar identitas dan peradaban yang beragam. Dengan
modal dan posisi ini, ASEAN dipercaya mampu berkontribusi dalam merespon berbagai
dinamika global tersebut.

Era globalisasi yang tengah terjadi, telah menjadikan ketergantungan antar


bangsa di dunia semakin besar. ASEAN dalam hal ini juga telah mempersiapkan diri
untuk berintegrasi ke dalam masyarakat global melaui Komunitas ASEAN. Untuk
menuju ke Komunitas ASEAN 2015, ASEAN telah berhasil meletakkan fondasi kokoh
yaitu kondisi wilayah yang aman, damai dan stabil serta berbagai mekanisme
kerjasama konkrit untuk pembangunan masing-masing negara anggotanya.

Untuk menuju kepada pembentukan Komunitas ASEAN, sejak ASEAN lahir


tahun 1967, telah mengalami berbagai transformasi menuju kearah kejasama yang
melembaga. Dengan telah diberlakukannya Piagam ASEAN tahun 2008, ASEAN
semakin memantapkan langkahnya mengantarkan masyarakat ASEAN menyatu dalam
sebuah komunitas. Piagam dimaksud memberikan kekuatan hukum bagi ASEAN

4
sehingga mekanisme kerjasama di dalam ASEAN berdasarkan pada asas landasan
hukum.

Kerja sama ASEAN kini menuju tahapan baru yang lebih integratif dan
berwawasan ke depan dengan pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015.
Selain sudah dilengkapi dengan landasan hukum Piagam ASEAN, ASEAN telah pula
menyiapkan Cetak Biru sebagai peta jalan (road map) untuk membentuk Komunitas
ASEAN 2015. Pembentukan Komunitas ASEAN 2015 dilandaskan pada 3 (tiga) pilar
Cetak Biru, yaitu Cetak Biru Komunitas Politik Keamanan ASEAN (ASEAN Political-
Security Community Blueprint), Cetak Biru Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN
Economic Community Blueprint), dan Cetak Biru Komunitas Sosial Budaya ASEAN
(ASEAN Socio-Cultural Community Blueprint). ASEAN juga telah merancangkan
langkah-langkah strategis untuk mengisi visi Komunitas ASEAN pasca 2015 yang
diharapkan dapat menciptakan kawasan yang secara politik-keamanan kohesif, secara
ekonomi terintegrasi, dan secara sosial-budaya bertanggung jawab.

Sejalan dengan cita-cita untuk membentuk Komunitas ASEAN yang bersifat


people-centered, maka masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan di negara
anggota ASEAN harus dilibatkan di dalamnya. ASEAN juga harus mampu menampung
aspirasi luas seluruh kelompok kepentingan yang ada. Untuk menyukseskan cita-cita
ASEAN, negara-negara ASEAN harus dapat menyadari agar solidaritas, kohesivitas,
dan efektivitas kerja sama dapat ditingkatkan. ASEAN harus dapat melakukan pelbagai
penyesuaian seiring dengan perkembangan yang pesat di bidang politik, keamanan,
ekonomi, sosial budaya, teknologi, dan pengetahuan, serta bidang-bidang lain.

Buku ini kiranya diterbitkan pada momentum yang tepat, di saat masyarakat
dituntut untuk lebih memahami ASEAN dan berperan dalam mengisi segala peluang
yang ditawarkan Komunitas ASEAN. Buku ini, dengan muatan sejarah, konstitusi dan
integrasi kawasan, akan mampu memberikan pemahaman yang mendalam bagi
masyarakat tentang ASEAN dan sekaligus menarik minat masyarakat mengikuti
perkembangan yang terjadi di ASEAN, bukan saja di masa lalu, masa kini dan tentunya
masa yang akan datang, khususnya terkait dengan Komunitas ASEAN 2015.

Buku ini juga saya nilai sabagai penunjang upaya Pemerintah RI yang telah,
sedang dan terus gencar meningkatkan pemahaman masyarakat tentang ASEAN,
khususnya Komunitas ASEAN agar mereka dapat siap berinteraksi, saling mengisi dan
bekerjasama dengan saudara-saudaranya dari kawasan Asia Tenggara untuk
menciptakan keamanan dan kesejahteraan bersama dan membangun “we feeling”
ASEAN. Untuk itu sekali lagi, saya sampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya
dengan terbitnya buku ini, dan sekaligus mendoakan sukses bagi ibu Koesrianti,S.H,
LL.M, PhD untuk jenjang karier selanjutnya.

Jakarta, April 2014

I Gusti Agung Wesaka Puja


5
Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN

6
Kata Pengantar

Association of South-East Asian Nations yang disingkat ‘ASEAN’ bukanlah istilah asing bagi
kebanyakan masyarakat di Indonesia. Namun demikian apa itu ASEAN sebenarnya masih
banyak pihak, para mahasiswa, yang tidak tahu secara persis. Tentu tidak dapat disalahkan bila
masih banyak yang tidak mengetahui secara akurat tentang ASEAN. Sumber kekurang-tahuan
karena kurangnya referensi yang memaparkan secara padat namun komprehensif apa itu
ASEAN, terlebih lagi dalam bahasa Indonesia.
Padahal pemahaman tentang ASEAN di Indonesia sangatlah penting karena ASEAN akan
memasuki ‘masyarakat’ ASEAN yang didahului dengan ASEAN Economic Community (AEC)
atas Komunitas Ekonomi ASEAN pada tahun 2015. Kehidupan berbangsa dan bernegara di
Indonesia akan banyak terdampak dengan kehadiran masyarakat ASEAN. Berbagai pihak tidak
mungkin mengabaikan ASEAN dengan segala aspeknya. Ke depan ASEAN tidak lagi menjadi
isu yang diperbincangkan antar pejabat dari negara-negara anggota ASEAN, tetapi juga pada
level masyarakat. Masyarakat yang akan merasakan betul dampak dari keberadaan ASEAN.
Bila masyarakat Indonesia, khususnya para intelektual, abai terhadap ASEAN maka Indonesia
akan banyak dirugikan dengan keberadaan ASEAN. Tetapi sebaliknya bila masyarakat Indonesia
sangat mengetahui (well informed) tentang ASEAN, Indonesia pasti akan mendapat banyak
keuntungan dari keberadaan ASEAN.
Buku ini merupakan nutshell tentang apa itu ASEAN dalam bahasa Indonesia. Memang
perspektif hukum lebih dominan menjadi pembahasan mengingat penulis buku ini berlatar
belakang hukum. Dalam buku ini bila dicermati ada tiga hal penting dari ASEAN yang dibahas.
Pertama, terkait dengan keberadaan ASEAN dalam perspektif hukum organiasasi internasional
dan sejarah pembentukan dari ASEAN. Kedua tentang profil dan konstitusi masing-masing
negara anggota ASEAN. Terakhir adalah kapita selekta tentang kerjasama antar anggota ASEAN
dibidang ekonomi, politik dan sosial budaya.
Mengingat buku ini merupakan pengantar maka pendalaman terhadap berbagai hal yang menjadi
bahasan dalam buku ini harus dilakukan melalui literatur-literatur yang membahas secara khusus.
Kekuatan dari buku pengantar adalah jangkaun pembaca sangat luas dan tidak memerlukan suatu
ilmu tertentu untuk memahaminya. Disamping itu bahasa yang digunakan pun tidak merupakan
bahasa ilmiah sehingga mudah untuk dipahami oleh siapapun yang memiliki minat terhadap
ASEAN.
Oleh kareanya saya menyambut baik buku yang berjudul ASEAN: Sejarah Konstitusi dan
Integrasi ASEAN yang ditulis oleh Saudari Koesrianti SH., LL.M, Ph.D seorang pengajar hukum
internasional dan hukum negara-negara ASEAN.
Saya berharap sidang pembaca akan memetik manfaat saat membaca buku ini sehingga lebih
mengenal dan memahami ASEAN yang berkaitan dengan hukum. Buku ini tentu sangat
bermanfaat tidak saja bagi mereka yang sedang mempelajari ilmu hukum namun ilmu lain yang
terkait dengan ASEAN.

Jakarta, 1 Mei 2014

Prof. Hikmahanto Juwana, SH., LL.M, Ph.D


Guru Besar Fakultas Hukum UI

Anda mungkin juga menyukai