Anda di halaman 1dari 4

Berbagai Jenis Gangguan Makan

___

yang Umum Dialami Ibu Hamil


Ditinjau oleh: dr Patricia Lukas Goentoro | Ditulis oleh: Winona Katyusha
Dipublikasikan tanggal: 12 Mei 2020 . Waktu baca 5 menit

Gangguan makan bisa menyerang siapa saja, termasuk pada ibu hamil.
Bahkan, menurut studi yang pernah dilakukan di Inggris, terdapat 7
dari 100 ibu hamil yang mengalami gangguan makan.

Meski tidak sedikit yang mengalaminya, kebanyakan ibu hamil enggan


mengungkapkan keadaan mereka kepada dokter karena ketakutan
dengan stigma dan reaksi negatif yang akan diterima.

Padahal, masalah gangguan makan bisa memberikan dampak yang


berbahaya, tidak hanya untuk ibu hamil tapi juga janin yang
dikandungnya.

Masalah gangguan makan yang umum


terjadi pada ibu hamil
Sumber: Very Well Mind
Gangguan makan bisa terjadi ketika seseorang memiliki pandangan
yang negatif tentang tubuhnya sendiri. Mereka cenderung memiliki
gambaran yang tidak realistis terhadap bentuk tubuh ideal. Tak
terkecuali ibu hamil.

Kebanyakan gangguan makan sudah dialami saat sebelum memasuki


masa kehamilan, tapi ada juga kasus yang baru muncul setelahnya.

Biasanya mereka dirundung rasa takut akan perubahan pada bentuk


tubuhnya ketika mengandung. Berikut adalah beberapa masalah
gangguan makan yang umum terjadi pada ibu hamil.

1. Anoreksia nervosa
Anoreksia adalah gangguan makan yang ditandai dengan rendahnya
berat badan yang sangat ekstrem. Para penderitanya memiliki
ketakutan berlebih akan meningkatnya berat badan, maka dari itu
mereka pun mengubah pola makan untuk menjaga agar berat badan
tubuh tidak naik.
Gangguan makan ini sangat mungkin terjadi pada ibu hamil. Apalagi,
masa kehamilan diketahui akan memberikan perubahan besar pada
tubuh termasuk berat badan yang akan melonjak drastis. Saking tak
ingin hal ini terjadi, ibu pun mengurangi porsi makannya dengan
berlebihan

Hal ini tentunya sangat berbahaya, mengingat ibu hamil seharusnya


mengonsumsi lebih banyak nutrisi agar bisa mendukung
perkembangan janin.

Kurangnya asupan makanan tidak hanya akan membuat ibu


kekurangan berat badan tapi juga berisiko memiliki bayi dengan berat
lahir rendah, bayi lahir prematur, atau bahkan keguguran.

2. Bulimia nervosa
Serupa dengan anoreksia, ibu yang mengalami gangguan makan
bulimia selalu merasa takut gemuk. Bedanya, ibu masih mau
mengonsumsi makanan dalam jumlah normal atau malah berlebih.

Namun setelahnya, ibu akan memuntahkan makanannya dengan


paksa. Terkadang ibu juga menggunakan obat pencahar dan
melakukan olahraga berlebihan.

Akibatnya ketika kebiasaan ini terus dilakukan, hal ini dapat berujung
dehidrasi, ketidakseimbangan cairan dalam tubuh, dan pada beberapa
kasus bayi yang dilahirkan juga memiliki masalah cacat jantung
bawaan.

Seringnya konsumsi obat pencahar yang biasa dilakukan orang-orang


dengan bulimia dapat memberikan gangguan kesehatan pada
pencernaan.

3. Binge eating disorder


Gangguan makan tak hanya bisa mendera mereka yang ingin
mengurangi berat badan. Ada sebagian orang yang menganggap
masa kehamilan sebagai masa-masa untuk melampiaskan keinginan
untuk mengonsumsi banyak makanan.

Mereka sering berdalih bahwa hal ini dilakukan demi memberikan


makanan yang cukup untuk janin.

Binge eating disorder  (BED) dirandai dengan dorongan untuk terus


makan dalam jumlah yang sangat banyak. Bertambahnya nafsu makan
pada ibu hamil memang merupakan hal yang wajar.
Namun, berhati-hatilah jika keinginan tersebut mulai tak terkendali.
Orang yang mengalami BED akan terus makan meski mereka sudah
tidak merasa lapar.

Dari data yang diambil pada penelitian di Norwegia, terdapat satu dari
21 ibu hamil mengalami gangguan makan dan paling banyak yang
dialami adalah BED.

Dampaknya, janin akan lebih rentan mengalami keguguran atau bisa


juga berujung pada waktu persalinan yang lebih lama.

Sedangkan efeknya untuk kehamilan, gangguan makan BED dapat


meningkatkan tekanan darah dan risiko diabetes gestasional

Apa yang harus dilakukan jika ibu hamil


terkena gangguan makan?
Orang-orang yang terkena gangguan makan sering kali tidak mau
mengakui bahwa mereka memiliki masalah tersebut, termasuk ibu
hamil. Ada yang merasa sangat bersalah dan malu terhadap dirinya
sendiri, ada juga yang tak ingin mendapatkan penilaian negatif dari
orang-orang di sekitarnya.

Meski demikian, gangguan makan tetap harus segera ditangani karena


dapat berpengaruh pada keselamatan janin. Dampaknya juga masih
bisa berlanjut sampai setelah persalinan, ibu bisa saja
mengalami postnatal depression.

Jika ini terjadi pada Anda, hal pertama yang harus dilakukan adalah
memberitahu dokter mengenai keadaan Anda. Mungkin nantinya
dokter akan memberikan rujukan pada layanan medis mental yang
dapat membantu mengubah kebiasaan Anda.

Biasanya, Anda juga harus menjalani psikoterapi seperti terapi


kognitif perilaku untuk melatih dan mengubah cara pikir Anda pada
masalah yang dihadapi.

Selain itu, dokter atau ahli terapis akan bekerja sama dengan ahli gizi
dalam membuat rencana pola makan yang akan dijalani selama masa
kehamilan. Buatlah janji tambahan dengan dokter untuk memastikan
perkembangan janin Anda masih berjalan dengan baik.

Menjalani perawatan untuk mengatasi gangguan makan memang


akan lebih sulit untuk ibu hamil. Komunikasikan kepada keluarga atau
dokter dan ahli terapis akan keadaan serta hal-hal yang Anda rasakan
untuk bantu mempermudah penyembuhan.

Anda mungkin juga menyukai