UX PORTFOLIO
Setiap UI/UX Designer memiliki portfolio, tidak peduli seberapa lama mereka berada di industri
atau seberapa lama pengalaman yang mereka miliki. Baik seorang designer pemula dengan
pengalaman satu project ataupun expert dengan pengalaman bertahun-tahun di industri, kamu
perlu memiliki portfolio yang up-to-date dan sudah kamu ‘poles’.
UX DESIGN PORTFOLIO
UX design portfolio adalah sebuah pameran dari hasil kerja seorang UX designer. Biasanya
berbentuk website personal yang memperkenalkan UXer sebagai designer dan memamerkan
project pilihan yang pernah dikerjakan oleh UX designer.
Fokusnya adalah untuk mendemonstrasikan proses, bukan hanya hasil akhir. Tidak seperti
bidang desain lain yang fokus pada elemen visual pada desain, UX lebih memperhatikan dan
mempedulikan tentang bagaimana caramu sampai kesana? : bagaimana kamu mengidentifikasi
masalah? bagaimana kamu mendapatkan solusinya? proses apa yang kamu lalui?
Mengkomunikasikan proses bisa dibilang lebih sulit dibandingkan menunjukkan gambar, desain
halaman dan layout. Karena kamu harus melatih caramu berkomunikasi tekstual.
UX Case Study
Case study adalah sebuah tulisan yang membantumu mennyampaikan sebuah “cerita tentang
suatu project”. Tujuannya adalah untuk memamerkan seluruh UX process dari discovery hingga
pengujian solusi dan impact nya dalam bentuk teks dan gambar. Case study bisa menunjukkan
kemampuan UXer dalam memberikan impact pada sebuah project, dan meningkatkan experience
bagi user dan bisnis.
Case study ini bersifat krusial dalam menunjukkan potensi skill yang dimiliki UXer dalam
berpikir dan bekerja sebagai UI/UX designer kepada calon rekruter dan calon klien.
1. Introductory headline
2. “About”
3. Beberapa case study yang memaparkan proses proyek
4. Gambar, foto dan deliverable/artefak asli dari proses desain
5. Informasi kontak dan link ke project tambahan lainnya.
Dari desain landing page portfolio Jems Kemerun buatan K M Jubayer Hossain di atas, kita
langsung mengetahui tentang apa website ini. Ada perkenalan yang jelas, dan ada button call-to-
action : “Download CV” yang mengarahkan visitor untuk mendownload CV nya. Jika kamu
melihat portfolio lain, ada pula designer yang membuat call-to-action nya “See my work” untuk
mengarahkan visitor untuk melihat hasil kerjanya.
Dalam “about” section, tips nya adalah gunakan nada bicara seperti kamu sedang berkomunikasi
secara langsung dengan audiens yang datang melihat portfoliomu. Dengan kalimat
yang menunjukkan personality kamu, bisa membuat audiens pembaca dan visitor menemukan
kekuatanmu di dalamnya (yaitu soft skills yang diperlukan oleh UX designer seperti :
komunikasi, empati dan terorganisir).
Rekomendasi bacaan tentang inspirasi UX portfolio terbaik milik UX designer yang dikurasi
oleh CareerFoundry dan alasan kenapa mereka yang disebutkan dalam kurasi tersebut memiliki
portfolio terbaik.
Banyak interviewee yang pandai dalam menjelaskan alur desain produk dan
fungsinya, tapi tidak menjelaskan “why” atau alasan dibalik design tersebut.
Rekruter dan manajer ingin melihat bagaimana interviewee berpikir strategis,
menemukan hubungan antar insight untuk menemukan solusi.
Seperti apa proses yang dilalui? Langkah apa yang diambil untuk mengetahui
lebih lanjut dan memahami user?
Portfolio yang bisa menjelaskan seluruh proses, tidak hanya menunjukkan foto
research, user flow, wireframe,dsb, tapi mengubahnya menjadi sebuah cerita
untuk menunjukkan bagaimana interviewee berpikir untuk berpindah dari proses
satu ke proses lainnya.
Perlu memikirkan bagaimana rekruter dan manajer perlu melihat 10 portfolio
dalam 10 menit, bagaimana cara menarik perhatian mereka terhadap proses yang
kamu paparkan
Memfokuskan contoh pekerjaanmu sesuai dengan posisi yang akan kamu ambil.
jika posisi baru akan berhubungan dengan app design, maka tampilkan contoh
pekerjaan app design
Sebelum interview, latihlah caramu mempresentasikan secara verbal case study
yang kamu buat. pilih case study yang memecahkan masalah paling kompleks.
Tunjukkan evolusi produk dari design sketch hingga prototype dan sampai
rilisnya, hingga menjelaskan impact nya
Lakukan interview dengan antusias dan datang dengan keadaan kamu sudah
melakukan riset tentang perusahaan tersebut, tanyakan hal-hal berkaitan dengan
perusahaan.
MEMPUBLIKASIKAN
PORTFOLIO
Portofolio bisa kamu presentasikan dalam berbagai format. Namun yang paling
direkomendasikan adalah membuat portofolio online, dan menyediakan versi case study panjang
dan lengkap serta versi pendek.
ika kamu atau tim memiliki blog atau website, itu platform yang baik untuk membagikan case
study mu. Jika tidak, kamu bisa menggunakan platform desain seperti Behance dan Dribbble,
atau platform blogging seperti Medium dan atau menggunakan WordPress. Linkedin juga bisa
menjadi platform yang bermanfaat untuk membagikan case study dan menghubungkannya
dengan profil professional mu disana.
Solusi bagi kamu yang pernah mengerjakan suatu project yang terikat dengan sebuah perjanjian
kerahasiaan atu NDA, bisa memberikan password pada case study yang berkaitan dengan project
dengan NDA tersebut. Kamu hanya menampilkannya kepada rekruter atau klien yang sudah
hampir berhasil melakukan deal denganmu.