1688 4165 1 SM
1688 4165 1 SM
Oleh :
ABSTRAK
Perkembangan wilayah perkotaan secara fisik ditandai oleh pertumbuhan pesat pada kawasan
pinggiran kota yang dikenal sebagai proses suburbanisasi. Wilayah suburbanisasi tersebut dikenal
sebagai Wilayah Peri-Urban (WPU). Kecamatan Bojong Gede merupakan salah satu Kecamatan
yang terletak di Kabupaten Bogor, dengan tingkat pertumbuhan wilayah yang sangat tinggi, hal
tersebut tidak terlepas dari pengaruh wilayah sekitarnya yang berbatasan langsung dengan
Kecamatan Bojong Gede yaitu Kota Bogor, Kota Depok, dan Cibinong. Dengan demikian tingkat
pertumbuhan Kecamatan Bojong Gede serta kenampakan fisik perkotaan sangat tinggi, sehingga
Kecamatan Bojong Gede menjadi wilayah transisi antara desa kota yang disebut WPU.
Pertumbuhan WPU memberikan berbagai dampak pada perkembangannya baik secara fisik,
ekonomi maupun sosial. Tujuan penelitian ini adalah mengklasifikasikan tipologi zona WPU
perdesa, dan mengidentifikasi keselarasan pertumbuhan WPU Kecamatan Bojong Gede terhadap
RTRW Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pengumpulan
data primer, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi lapangan dan
dokumentasi. Serta pengumpulan data sekunder meliputi studi literatur dan survei instansi.
Metode analisis yang digunakan yaitu metode analisis deskriptif kuantitaif dengan metode skoring
dan pembobotan serta analisis GIS. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa tipologi zona
WPU berdasarkan aspek fisik, aspek ekonomi, dan asepk sosial didapat 2 klasifikasi yaitu tipologi
Predominantly Urban dan Semi Urban. Tipologi Predominantly Urban meliputi Desa Pabuaran
dan Desa Bojong Baru, dan Untuk tipologi Semi Urban meliputi Desa Bojong Gede, Desa
Cimanggis, Desa Susukan, Desa Ragajaya, Desa Kedung Waringin, Desa Waringin Jaya dan Desa
Rawa Panjang. Karakteristik WPU Kecamatan Bojong Gede yaitu sebagai wilayah yang dijadikan
sebagai tempat tinggal, karena banyak didominasi oleh kawasan permukiman dan perumahan.
Pertumbuhan WPU Kecamatan Bojong Gede selaras dengan RTRW kabupaten Bogor, sehingga
perlu adanya pengendalian untuk merencanakan Kecamatan Bojong Gede dimasa yang akan
datang.
Identifikasi Dinamika Pertumbuhan Wilayah Peri-Urban (Wpu)….… (Janthy T. Hidayat & M. Yogie Syahbanda) 31
pertumbuhan penduduk dan pembangunan untuk menghasilkan nilai pada setiap kelas
yang semakin tinggi. yang sudah ditentukan yaitu Predominantly
Urban, Semi Urban dan Potential Urban,
Dengan adanya fenomena wilayah peri urban selanjutnya dilakukan pembobotan pada setiap
(WPU) ini mendorong peneliti untuk mencari aspek dan dilakukan metode overlay untuk
tahu dinamika pertumbuhan WPU di menghasilkan tipologi zona WPU Kecamatan
Kecamatan Bojong Gede, dengan Bojong Gede. untuk lebih jelasnya disajikan
mengidentifikasi secara spasial tingkat pada gambar 1 dan gambar 2
pertumbuhan WPU melalui perubahan tutupan
lahan dengan mengklasifikasikan antra lahan
terbangun dan non terbangun, untuk
memperkuat penelitian tersebut peneliti akan
melihat bagaimana pertumbuhan WPU dari
tahun 2005-2017.. Setelah mengetahui tren
perkembangan WPU Kecamatan Bojong
Gede, selanjutnya peneliti akan melakukan
klasifikasi tipologi zona perwilayah WPU,
berdasarkan aspek fisik, ekonomi, dan sosial.
Hasil klasifikasi tersebut akan menghasilkan
tiga zona WPU, yaitu Predominantly Urban,
Semi Urban, Potential Urban (Soegijoko Gambar 1. Proses Identifikasi Klasifikasi Zona WPU
dalam Hidajat, 2014) Dari hasil tersebut, Kecamatan Bojong Gede Berdasarkan Variabel dalam Asepk
Fisik, Aspek Sosial, dan Aspek Ekonomi.
selanjutanya peneliti akan menyandingkan
antara peta klasifikasi tipologi zona WPU
dengan RTRW Kabupaten Bogor, untuk
melihat keselarasan antara pertumbuhan WPU
dengan RTRW Kabupaten Bogor.
Berdasarkan latar belakang yang telah
dipaparkan, tujuan penelitian ini adalah :
Karakteristik
No Variabel Predominatly Urban Semi Urban Potential Urban
Kriteria Skor Kriteria Skor Kriteria Skor
1 Aspek Fisik
a. Penggunaan lahan >50% lahan non- ≥50% lahan non-
pertanian atau <50% 2 - - pertanian atau ≤50% 1
lahan pertanian lahan pertanian
b. Sarana Kesehatan Tingkat kecukupan Tingkat kecukupan Tingkat kecukupan
pelayanan kesahatan 3 pelayanan 2 pelayanan kesehatan 1
Tinggi kesehatan sedang rendah
c. Sarana Pendidikan:
SD Tingkat kecukupan 3 Tingkat kecukupan 2 Tingkat kecukupan 1
SMP pelayanan 3 pelayanan 2 pelayanan Pendidikan 1
SMA Pendidikan Tinggi 3 Pendidikan sedang 2 rendah 1
PT 3 2 1
2 Sosial
a. Kepadatan ≤3000 jiwa/km2
≥5000 jiwa/km2 ≥1000 jiwa/km2 hingga
penduduk 3 hingga <5000 2 1
(tingkat desa) <3000 jiwa/km2 (desa)
jiwa/km2 (desa)
b. Tingkat kelahiran
CBR tinggi 3 CBR sedang 2 CBR rendah 1
penduduk
c. Tingkat kematian
CDR rendah 3 CDR sedang 2 CDR tinggi 1
penduduk
3 Ekonomi
a. Proporsi keluarga
Keluarga pra Keluarga pra Keluarga pra sejahtera
pra sejahtra dengan 3 2 1
sejahtera rendah sejahtera sedang tinggi
sejahtera (KK)
b. Proporsi mata 40%-60%
>60% penduduk 20%-40% penduduk
pencaharian bidang penduduk bermata
bermata pencaharian 3 2 bermata pencaharian 1
non pertanian (Usia pencaharian sector
sector non pertanian sector non pertanian
Produktif) non pertanian
c. Proporsi mata 40%-60%
20%-40% penduduk >60% penduduk
pencaharian bidang penduduk bermata
bermata pencaharian 3 2 bermata pencaharian 1
pertanian (Usia pencaharian sector
sector pertanian sector pertanian
Produktif) pertanian
Total 35 22 12
Sumber : Analisis 2018
A. Aspek Fisik
Identifikasi Dinamika Pertumbuhan Wilayah Peri-Urban (Wpu)….… (Janthy T. Hidayat & M. Yogie Syahbanda) 33
Tabel 2. Klasifikasi Wilayah Peri Urban Terkait kepadatan tinggi, dengan adanya pusat pusat
Aspek Fisik kegiatan di Desa Bojong Baru dan Desa
Pabuaran menjadi daya tarik bagi
bertambahnya jumlah penduduk pada kedua
desa tersebut, sehingga berdampak pada
tingginya pertumbuhan kawasan terbangun di
Desa Pabuaran dan Desa Bojong Baru. Untuk
lebih jelasnya disajikan pada gambar 3.
Identifikasi Dinamika Pertumbuhan Wilayah Peri-Urban (Wpu)….… (Janthy T. Hidayat & M. Yogie Syahbanda) 35
Penduduk bermata pencaharian bidang Dari hasil analisis terdapat dua klasifikasi
pertanian diklasifikasin berdasarkan jenis yaitu Predominantly Urban dan Semi Urban,
pekerja setiap penduduk, antara lain petani dan Klasifiaksi Predominatly Urban Meliputi
buruh tani. Dalam data stastis dan dinamis Desa Bojong Baru dan Desa Pabuaran. Desa
Kecamatan Bojong Gede penduduk dengan Bojong Baru terklasifikasi sebagai
mata pencaharia sebagai petani sangat rendah, Predominatly Urban, hal tersebut dipengaruhi
sedangan kan penduduk yang bermata oleh sifat kekotaan pada wilayah sekitarnya.
pencaharian sebagai buruh tani lebih besar. Desa Bojong Baru memiliki sifat kekotaan
Hal tersebut berarti bahwa di Kecamatan karena berbatasan langsung dengan
Bojong Gede rata-rata penduduk sudah tidak Kecamatan Cibinong, yang merupakan Ibu
punya lagi lahan pertanian, sehingga lahan Kota Kabupaten Bogor, dengan terhubungnya
pertanian di Kecamatan Bojong Gede sudah Jalan Tegar Beriman memberikan dampak
terkonversi menjadi lahan terbangun. Untuk pada pembangunan di wilayah Bojong Baru.
lebih jelasnya klasifikasi WPU berdasarkan
aspek ekonomi di sajikan pada tabel 4. Sementara itu, Desa Pabuaran memiliki ciri
kenampakan fisik kekotaan yaitu dari adanya
Tabel 4. Klasifikasi Wilaya Peri Urban Terkait kawasan-kawasan perumahan dan penduduk
Aspek Ekonom yang bercirikan penduduk perkotaan, karena di
Desa Pabuaran didiominasi oleh penduduk
yang bekerja di Kota Jakarta, sehingga Desa
Pabuaran menjadi pilihan untuk tempat tinggi.
Secara letak geografis Desa Pabuaran
berbatasan langsung dengan Kota Depok, dan
menjadi sampul utama penghubung jalan dari
wilayah Kabupaten Bogor ke Kota Depok
sampai ke Jakarta. Untuk klasifikasi Semi
Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas, Urban, terdapat 7 desa antara lain Desa
dapat disimpulkan bahwa wilayah peri urban Bojong Gede, Desa Waringin Jaya, Desa
Kecamatan Bojong Gede memiliki Cimanggis, Desa Kedungwaringin, Desa
karakteristik Predominantly Urban, yaitu Susukan, Desa Rawapanjang, dan Desa
kawasan yang kondisinya dan kegiatan Ragajaya. Untuk lebih jelasnya disajikan pada
bercirikan perkotaan. pada aspek ekonomi Tabel 5.
semua variabel sudah terklasifikasi sebagai
Predominantly Urban, antara lain tingkat Tabel 5. Klasifikasi Zona WPU Kecamatan
penduduk pra sejahtera rendah, dan mata Bojong Gede Terkait Aspek Fisik,
pencaharian penduduk sudah didominasi non Aspek Sosial, dan Aspek Ekonomi
pertanian. Untuk lebih jelasnya disajikan pada
gambar 5.
Identifikasi Dinamika Pertumbuhan Wilayah Peri-Urban (Wpu)….… (Janthy T. Hidayat & M. Yogie Syahbanda) 37
terbangun baik permukiman, perumahan, adanya pengendalian tersebut, akan
maupun bangunan fasilitas lainnya. Pengaruh memberikan dampak terhadap pertumbuhan
dari meningkatnya pertumbuhan penduduk perkotaan baru yang lebih baik dan dengan
memberikan dampak pada aspek fisik, aspek perencanaan yang sustainable untuk
ekonomi, dan aspek sosial. memebrikan kenyamanan bagi penduduk nya.
Hasil analisis klasifikasi tipologi zona WPU [1] Bintarto, 1977. Pola Kota dan
Kecamatan Bojong Gede berdasarkan aspek Permasalahannya. Yogyakarta: Fakultas
fisik, aspek sosial dan asepk ekonomi Geografi UGM.
menghasilkan dua klasifikasi, yiatu [2] Branch, M.C. 1995. Perencanaan Kota
Perdominantly Urban dan Semi Urban. Hasil Komprehensif: Pengantar & Penjelasan.
tersebut menunjukan tinggi nya transformasi Terjemahan: B.H. Wibisono & A.
pertumbuhan kawasan perkotaan di Djunaedi. Yogyakarta: Gadjah Mada
Kecamatan Bojong Gede. Untuk klasifikasi University Press.
Perdominantly Urban terdapat di dua desa [3] Daldjoeni, N. 1998. Geografi Kota dan
yaitu Desa Bojong Baru dan Desa Pabuaran, Desa. Bandung: Penerbit Alumni.
untuk klasifikasi Semi Urban terdapat di tujuh [4] Hadi, M.A. 2013. Urban Sprawl di Kota
desa, yaitu Desa Ragajaya, Desa Rawa Semarang : Karakteristik dan
Panjang, Desa Susukan, Desa Bojong Gede, Evaluasinya Terhadap Rencana Detil
Desa Kedungwaringin, dan Desa Cimanggis. Tata Ruang Kota. Skripsi. Fakultas
Karakteristik WPU Kecamatan Bojong Gede Geografi. Universitas Gajah Mada.
memiliki karakteristik sebagai wilayah Yogtakarta.
perkotaan dengan aktivitas masyarakat yang di [5] Hidajat, J.T. dkk. 2013. Dinamika
dominasi oleh kegiatan non agraris dan banyak Pertumbuhan dan Status Keberlanjutan
fasilitas penunjang kawasan perkotaan seperti Kawasan Permukiman di Pinggiram Kota
perdagangan dan jasa, fasilitas kesehatan, Wilayah Metropolitan Jakarta. Jurnal
fasilitas Pendidikan, fasilitas pemerintahan Globe. 15 (1): 93-100
dan fasilitas peribadatan. Keselarasan [6] Kurnianingsih, N.A. (2013). Klasifikasi
pertumbuhan WPU Kecamatan Bojong Gede Tipologi Zona Perwilayah Peri-Urban di
dengan RTRW Kabupaten Bogor menunjukan Kecamatan Kartasura Kabupaten
kesesuaian antara pertumbuhan WPU Sukoharjo. Jurnal Wilayah dan
Kecamatan Bojong Gede dengan RTRW Lingkungan. 1(3): 251-264.
Kabupaten Bogor, baik dari struktur ruang [7] ------------. 2016. Peraturan Daerah
maupun pola ruang. Kabupaten Bogor No. 11 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Kabupaten
V. SARAN Bogor Tahun 2016-2036.
[8] [URDI] Urban and Regional
Pertumbuhan wilayah peri urban merupakan Development Institute, 2011. Bunga
bentuk transformasi antara perubahan kawasan Rumpai : Pembangunan Kota Indonesia
pedesaan menjadi kawasan perkotaan (sub dalam Abad 21: Konsep dan Pendekatan
urbanisasi), wilayah tersebut merupakan Perkotaan di Indonesia. YSS, Jakarta.
perpaduan antara desa-kota yang di sebut [9] Yunus, H.S. 2008. Dinamika Wilayah
dengan wilayah peri urban (WPU) Dalam Peri - Urban: Determinan Masa Depan
peroses tranformasi tersebut perlu adanya Kota. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
pengawasan dan pengendalian terhadap
perkembangan wilayah tersebut. Perlu adanya PENULIS :
pengendalian pertumbuhan penduduk, agar
perkembangan WPU Kecamatan Bojong Gede 1. Dr. Ir. Janthy T. Hidayat., M.Si. Staf
dapat dikendalikan, terutama pada desa Dosen Program Studi Perencanaan
dengan klasifiksi Predominantly Urban. Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik –
Pengendalian terhadap pertumbuhan Universitas Pakuan, Bogor.
permukiman dan pembangunan bangunan 2. M. Yogie Syahbandar, ST., M.Si. Staf
yang tidak permanent serta tidak memiliki ijin, Dosen Program Studi Perencanaan
agar tidak menjadi kawasan yang acak dan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik –
tidak beraturan (Urban Sprawl). Dengan Universitas Pakuan, Bogor.
38 Jurnal Teknologi, Vol. I, Edisi 31, Periode Januari-Juni 2018 (31-38)