Anda di halaman 1dari 21

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

INFORMAL BERBASIS URBAN HERITAGE DAN ECO


SETTLEMENT DI KAMPUNG PANDEYAN, KOTA YOGYAKARTA

Strategy For Development Of Urban Heritage-Based Informal Settlement


Areas And Eco-Settlement in Pandeyan Village, Yogyakarta City
Dimas Bryanputra Christnawan 1*, RR. Dewi Junita Koesoemawati1, Dano Quinta Revana1

1Universitas Jember, Jl. Kalimantan No. 37, Kabupaten Jember, Jawa Timur
*Coresponding author. e-mail: dewi.teknik@unej.ac.id

ABSTRACT

Pandeyan Village is one of the villages designated as “Cultural Pioneer Villages” in the
Yogyakarta City area. With the diverse characteristics of the area and its population, several
strategies are needed in the development of the Pandeyan Village area which is conceptualized
based on Urban Heritage and Eco Settlement. The research method used is the analysis of the level
of satisfaction and the level of importance (IPA) with the output in the form of a Cartesian diagram
and quadrant analysis. The results obtained are strategies regarding the development of the
Pandeyan Village settlement area which are more priority to the strategy of developing
environmental conditions, the availability and optimization of facilities and infrastructure, to
developing the image and attractiveness of the Pandeyan Village area.
Keywords: Cultural Village, Settlement, Pandeyan, Urban Heritage, Eco Settlement

ABSTRAK

Kampung Pandeyan merupakan salah satu kampung yang ditetapkan sebagai “Kampung
Rintisan Budaya” di wilayah Kota Yogyakarta. Dengan keberagaman karakteristik kawasan dan
penduduknya, diperlukan beberapa strategi dalam pengembangan kawasan Kampung Pandeyan
yang dikonsepkan berbasis Urban Heritage dan Eco Settlement. Metode penelitian yang digunakan
yaitu menggunakan analisis tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan (IPA) dengan keluaran berupa
Diagram Cartesius dan analisis Kuadran. Adapun hasil yang didapatkan yaitu strategi mengenai
pengembangan kawasan permukiman Kampung Pandeyan yang lebih prioritas kepada strategi
pengembangan kondisi lingkungan, ketersediaan dan optimalisasi sarana dan prasarana, hingga
pengembangan citra dan daya tarik kawasan Kampung Pandeyan.
Kata kunci: Kampung Budaya, Permukiman, Pandeyan, Urban Heritage, Eco Settlement

1. PENDAHULUAN
Kota Yogyakarta merupakan salah satu daerah dengan pertumbuhan dan
perkembangan kawasan yang terpengaruh oleh kondisi sosial dan budaya kawasan yang
ada disekitarnya. Yogyakarta sebagai kota budaya dan kota pendidikan memiliki banyak
ragam potensi wisata yang dapat menarik wisatawan nusantara dan mancanegara. Salah
satu potensi tersebut adalah kampung-kampung wisata yang tersebar di wilayah
kecamatan yang ada dikota Yogyakarta. Karakteristik dari masing- masing kampung
wisata mampu menarik untuk dijual kepada wisatawan yang berkunjung di kota
Yogyakarta. Selanjutnya, di satu sisi, keberadaan sebuah kampung di kawasan perkotaan
merupakan potensi strategis dan diharapkan mempunyai model pemukiman yang unik
yang diperlukan pengelolaan yang baik dan maksimal, setara dengan permukiman yang
lain. segala kegiatan yang ada di kampung tersebut tidak bisa terlepas dari segala aspek
pembangunnya, salah satunya yaitu kawasan permukiman.
Kampung Pandeyan merupakan salah satu kawasan yang terletak di wilayah Desa
Gambiran, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, dimana kawasan kampung yang
termasuk dalam deretan Kawasan Kampung Budaya yang ada di Kota Yogyakarta ini
merupakan salah satu lokasi pengembangan kampung yang sedang dikembangkan oleh
Dinas Pariwisata kota Yogyakarta. Hal ini didasarkan oleh dokumen Rencana Strategis
(Renstra) Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Tahun 2020, dimana terdapat beberapa
rencana pengembangan kampung wisata atau kampung budaya, yang dikhususkan untuk
menunjang program pemerintah yaitu dengan slogan “Ngudi Murih Lestari lan
Ngrembakaning Budaya” yang sedang dicanangkan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta.
Berdasarkan pengamatan secara eksisting, aspek ekologi dan aspek sosial kebudayaan
menjadi salah satu aspek dengan urgensi yang cukup tinggi untuk dikembangkan, dimana
aspek tersebut akan berkaitan dengan penataan aspek lingkungan. urgensi penggunaan
konsep Eco Settlement di kawasan permukiman Kampung Pandeyan didasarkan pada
konten Dokumen Rencana Strategis Dinas Pariwisata Provinsi DIY Tahun 2017 – 2022,
dengan penataan konsep Kampung Budaya lebih mengarah kepada penataan aspek
lingkungan kawasan permukiman. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan adanya upaya
pengembangan konsep Kampung Budaya Pandeyan menjadi salah satu kampung budaya
yang berkelanjutan, dengan menerapkan konsep Urban Heritage dan Eco-Settlement di
wilayah Kampung Budaya Pandeyan

2. METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan metode analisa kualitatif dan kuantitatif, berupa
analisa kualitatif Delphi dan analisa Kuantitatif berupa Importance Performance
Analysis (IPA)[1]. Analisa kualitatif Delphi digunakan untuk mengetahui kesesuaian
dan penerapan variabel dari konsep Urban Heritage dan Eco-Settlement di wilayah
Kampung Pandeyan. Analisa Kuantitatif Importance Performance Analysis (IPA)
digunakan untuk mengetahui penentuan strategi dalam pengembangan kawasan
Kampung Pandeyan berbasis Urban Heritage dan Eco-Settlement. Ruang lingkup
penelitian yaitu wilayah yang termasuk kedalam wilayah Kampung Pandeyan,
Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada
gambar 1.

Gambar 1. Peta Deliniasi Kawasan Kampung Pandeyan, Yogyakarta


Sumber : Olah data Arcgis. 2022.
Dalam mengetahui penentuan strategi pengembangan kawasan permukiman di
wilayah Kampung Pandeyan, digunakan variabel berdasarkan hasil sintesis teori, adapun
variabel penelitian dapat dilihat dalam tabel 1.
Tabel 1. Variabel Penelitian
No Variabel Indikator
.
1 Aspek Ekologi - Kepadatan Bangunan
- Ketersediaan Kelas Jalan
- Kondisi Sarana dan Prasarana
- Ketersediaan Sarana dan Prasarana
2 Aspek Sosial -Tingkat kepuasan masyarakat
-Peran serta masyarakat
3 Aspek Kelembagaan - Bentuk program pemerintah
- Efektivitas program pemerintah
5 Aspek Budaya, Lingkungan, dan - Sosial kebudayaan
Bangunan Bersejarah - Lingkungan kawasan
- Ketersediaan bangunan bersejarah
6 Aspek Sosial Kemasyarakatan -Demografi kependudukan
Sumber : Data Primer, Puslitbangkim Kementerian Pekerjaan Umum (2006), Widayanti (2015),
2022
2.1. METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data menggunakan survei primer dan survei sekunder. Survei
primer dilakukan dengan melakukan wawancara dan penyebaran kuisioner kepada
masyarakat serta stekholder terkait. Adapun stakeholder pemerintahan yang termasuk
dalam responden yaitu Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Dinas Lingkungan Hidup Kota
Yogyakarta, Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kota Yogyakarta, Dinas Pekerjaan Umum
dan Kawasan Permukiman Kota Yogyakarta, serta Bappeda Kota Yogyakarta. Jumlah
responden dalam penelitian ini sebesar 99 orang yang merupakan hasil dari perhitungan
rumus Slovin dengan rentang umur 17-49 tahun. Sedangkan survei sekunder dilakukan
dengan kajian sumber literatur dengan cara telaah pustaka, publikasi ilmiah, data instansi
maupun situs resmi lembaga pemerintahan. Kegiatan pengumpulan data dilakukan sejak
April – Juni 2022.
2.2. METODE ANALISIS DATA
Dalam penelitian ini digunakan metode analisis berupa analisis kualitatif dan
kuantitatif. Untuk analisa kualitatif digunakan analisis tinjauan kebijakan dan penentuan
potensi permasalahan, serta Analisis Delphi. Analisis kuantitatif yang digunakan yaitu
analisis Skala Likert dan Analisis Importance Performance (IPA). Analisis tinjauan
kebijakan dan penentuan potensi permasalahan digunakan untuk mengetahui potensi dan
permasalahan yang ada di kawasan studi Kampung Pandeyan. Analisis Skala Likert dan
Analisis Importance Performance (IPA) digunakan untuk mengetahui tingkat kesesuaian
responden terhadap variabel yang digunakan sekaligus penentuan kuadran yang digunakan
sebagai acuan dasar penentuan strategi pengembangan kawasan permukiman di kawasan
studi Kampung Pandeyan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1. Gambaran Umum Kawasan Kampung Pandeyan
Secara geografis, Kelurahan Pandeyan terletak diantara 110° 23’ 36” Bujur Timur -
110° 22’ 57” Bujur Timur, dan 7° 49’ 08” Lintang Selatan - 7° 49’ 40” Lintang Selatan.
Rentang jarak wilayahnya dari utara ke selatan adalah sejauh kurang lebih 889 meter,
sedangkan rentang jarak dari barat ke timur adalah kurang lebih 1.258 meter. Selanjutnya,
dari segi administratif, Kelurahan Pandeyan memiliki luas 1,38 km2, dimana Batas wilayah
Kelurahan Pandeyan adalah:
 Sebelah Utara : Kelurahan Tahunan
 Sebelah Timur : Kelurahan Rejowinangun
 Sebelah Selatan : Kelurahan Sorosutan
 Sebelah Barat : Kelurahan Wirogunan
Wilayah Kelurahan Pandeyan, khususnya di area kampung Pandeyan sebagian besar
berada pada kemiringan 0-2 %, dengan jumlah luasan sebesar 1,38 km 2. Selain itu, terdapat
beberapa area di wilayah Kelurahan Pandeyan dengan kemiringan diatas 40% hanya
terdapat di area bantaran sungai Gajah Wong. Selanjutnya, Kondisi hidrologi Kelurahan
Pandeyan secara umum dipengaruhi oleh dua aliran sungai. Sungai tersebut antara lain
Sungai Gajah Wong yang mengalir di bagian timur, dan Sungai Manunggal di wilayah
barat. Secara umum, rata-rata curah hujan tertinggi di Kelurahan Pandeyan selama rentang
tahun 2017 - 2021 terjadi pada bulan November, yaitu sebanyak 692,5 mm. Kelembaban
udara di wilayah Kelurahan Pandeyan rata-rata cukup tinggi, tertinggi terjadi pada bulan
Februari, Maret, November sebesar 89% dan terendah pada bulan Agustus sebesar 84%.
Adapun suhu udara rata-rata di wilayah Kelurahan Pandeyan 26,71℃.
Secara geologi, Kelurahan Pandeyan terletak di daerah dataran dengan aliran alluvial
yang berasal dari Gunung Merapi. Berdasarkan struktur tanah, wilayah Kelurahan Pandeyan
memiliki jenis tanah berupa tanah Regosol. Ditinjau dari segi penggunaan lahan, mayoritas
Kawasan Kampung Pandeyan merupakan kawasan dengan tingkat kepadatan bangunan
yang tinggi, dengan fungsi utama sebagai kawasan permukiman serta perdagangan dan jasa.
Pada Gambar 2 dan Gambar 3, dijelaskan mengenai peta kondisi fisik di wilayah Kampung
Pandeyan, Kota Yogyakarta.

Gambar 2. Peta Topografi dan Kontur kawasan studi Kampung Pandeyan


Sumber : Olah data Arcgis. 2022.
Gambar 3. Peta Geologi kawasan studi Kampung Pandeyan
Sumber : Olah data Arcgis. 2022.
Ditinjau dari kondisi sosial kebudayaan, Kampung Budaya Pandeyan secara
eksisting memiliki pengembangan kawasan yang mengarah pada atraksi seni dan budaya.
Atraksi daya tarik wisata yang dikembangkan antara lain atraksi seni pertunjukan wayang
kulit, karawitan, kethoprak, jathilan, mocopat, ledek gogik, dan workshop pembuatan
gamelan jawa. Dilansir dari website Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Tahun 2020,
Dalam rangka meningkatkan atraksi daya tarik kampung wisata pandeyan setiap tahun
secara rutin juga digelar upacara adat dan tradisi yang diberi nama “Bakdo Kupat” yang
diselenggarakan satu minggu setelah idul fitri. Secara umum, pada Tabel 2 merupakan
klasifikasi dari aspek kependudukan di wilayah Kampung Pandeyan dan Gambar 4
menjelaskan mengenai kegiatan kebudayaan yang ada di wilayah Kampung Pandeyan.
Tabel 2. Data Aspek Kependudukan Wilayah Kampung Pandeyan
No. Aspek Jumlah
1. Jumlah Total Penduduk 12.234 jiwa
2. Kepadatan Penduduk 8,86 jiwa/m2
3. Jumlah Penduduk Laki-laki 6.006 jiwa
5. Jumlah Penduduk Perempuan 6.228 jiwa
6. Tingkat Sex Ratio 96%
7. Jumlah Penduduk berdasarkan Kecamatan 18,35%
Sumber : BPS Kecamatan Umbulharjo Dalam Angka; Data Sekunder. 2022.
Gambar 4. Kegiatan Kebudayaan “Bakdo Kupat” Dan Kirab Budaya di Kampung Pandeyan
Sumber : Olah data Arcgis. 2022
3.2. Fasilitas Dan Utilitas Kawasan Kampung Pandeyan
Mayoritas ketersediaan fasilitas Pendidikan di wilayah Kelurahan Pandeyan berada
di tingkat Sekolah Dasar dengan jumlah sekolah sebanyak 5. Secara eksisting, tingkat
keterjangkauan dari fasilitas Pendidikan sangat mudah, dengan lokasi fasilitas Pendidikan
yang berada di lokasi yang strategis. Selanjutnya, ketersediaan fasilitas kesehatan yang ada
di wilayah Kelurahan Pandeyan ketersediaannya cukup, dengan adanya dua rumah sakit
swasta dan juga 4 apotek, serta memiliki tingkat keterjangkauan yang mudah karena
berada di area pusat kawasan Kelurahan Pandeyan.
Selanjutnya, jumlah ketersediaan fasilitas peribadatan di wilayah Kelurahan
Pandeyan didominasi oleh fasilitas peribadatan berupa masjid, musholla langar, serta
adanya gereja. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat di Kelurahan Pandeyan
memeluk agama Islam. Beberapa jenis sarana perdagangan dan jasa yang ada di wilayah
Kelurahan Pandeyan merupakan jenis sarana perdagangan jasa formal dan informal.
Berdasarkan pengamatan primer dan kondisi eksisting, terdapat beberapa fasilitas
perkantoran serta beberapa bangunan umum yang berfungsi sebagai bangunan yang
dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar wilayah Kelurahan Pandeyan. Adapun fasilitas
tersebut berupa Kantor Kecamatan Umbulharjo, Kantor Kelurahan Pandeyan, Klinik
Rawat Inap, hingga kantor perwakilan PP Muhammadiyah wilayah Kecamatan
Umbulharjo.
Berdasarkan pengamatan observasi, didapatkan juga ketersediaan dari utilitas
kawasan yang ada di wilayah Kampung Pandeyan antara lain yaitu jaringan listrik,
jaringan komunikasi, jaringan air bersih, jaringan drainase, serta jaringan transportasi. Pada
Gambar 5 dan Gambar 6, dijelaskan mengenai sampel peta persebaran prasarana yang ada
di wilayah Kampung Pandeyan.
Gambar 5. Peta Persebaran Fasilitas Peribadatan di Kampung Pandeyan
Sumber : Olah data Arcgis. 2022.

Gambar 6. Persebaran Fasilitas Bangunan Umum dan Pemerintahan di Kampung Pandeyan


Sumber : Olah data Arcgis. 2022.
3.3. Penentuan Potensi dan Permasalahan Kawasan Kampung Pandeyan
Perumusan potensi dan permasalahan di kawasan Kampung Pandeyan, didapatkan
dari hasil analisis yang tertera dalam gambar 7 berikut.
Tinjauan Gambaran Umum
Kondisi Potensi dan
Permasalahan
Eksisting

Wawancara Klasifikasi Potensi dan


Permasalahan melalui
& Kuisioner Survei Primer

Klasifikasi Potensi dan


Tinjauan Permasalahan melalui
Kebijakan tinjauan dokumen
(Survei Data Sekunder

Gambar 7. Alur Penentuan Potensi dan Permasalahan Kawasan Kampung Pandeyan


Sumber : Data Primer. 2022.
Berikut merupakan hasil pengamatan permasalahan yang ada di Kampung Pandeyan :
1. Perubahan Guna Lahan
Berdasarkan dokumen Rencana Detail Tata Ruang Kota Yogyakarta Tahun 2015 –
2035 menyatakan bahwa wilayah Kelurahan Pandeyan tergabung dalam subzona
Kecamatan Umbulharjo, dengan penetapan fungsi sebagai kawasan permukiman dengan
kategori tinggi dan kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan guna lahan
yang masif tidak diimbangi dengan adanya sarana atau prasarana penunjang. Selain itu,
ditinjau dari aspek lingkungan, wilayah Kelurahan Pandeyan cenderung memiliki iklim
yang cukup gersang jika dibandingkan dengan beberapa wilayah lain yang ada di
sekitarnya. Hal ini dikarenakan masih minimnya penghijauan atau vegetasi di wilayah
Kelurahan Pandeyan serta beberapa berubahnya guna lahan di wilayah Kelurahan
Pandeyan tersebut.
2. Aksesibilitas Sarana Prasarana Penunjang Kawasan
Berdasarkan perspektif masyarakat, beberapa sarana prasarana yang ada di wilayah
Kelurahan Pandeyan masih dirasa belum optimal. Hal ini dibuktikan dengan minimnya
pengelolaan mengenai prasarana transportasi, seperti berubahnya fungsi pedestrian,
minimnya ketersediaan halte, hingga kurang optimalnya fungsi ketersediaan sarana, seperti
sarana pendidikan dan sarana peribadatan.
3. Kepadatan Penduduk
Berdasarkan dokumen Rencana Detail Tata Ruang Kota Yogyakarta Tahun 2015 –
2035 menyatakan bahwa wilayah Kelurahan Pandeyan tergabung dalam subzona
Kecamatan Umbulharjo, dengan penetapan fungsi sebagai kawasan permukiman dengan
kategori tinggi dan kategori sedang. Meski demikian, hal ini tidak diimbangi dengan
kontrol jumlah penduduk, khususnya yang ada di wilayah Kelurahan Pandeyan. Hal ini
juga membuat beberapa fungsi kawasan tidak berjalan secara optimal, seperti adanya
perubahan guna lahan, kurang optimalnya fungsi RTH dan RTNH, serta beberapa
permasalahan lingkungan seperti pembangunan di area bantaran Sungai Gajah Wong,
kurang optimalnya pengelolaan prasarana persampahan, hingga perubahan fungsi
pedestrian di sekitar area perdagangan dan jasa di wilayah Kelurahan Pandeyan.
4. Keterbatasan Inovasi mengenai Atraksi Wisata
Berdasarkan Dokumen Rencana Strategis Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, wilayah
Kelurahan Pandeyan termasuk kedalam 10 Kampung Rintisan Budaya yang telah
ditetapkan di kawasan Kota Yogyakarta. Meski demikian, berdasarkan perspektif
masyarakat di wilayah Kelurahan Pandeyan masih tergolong minim akan inovasi mengenai
kegiatan atau atraksi wisata yang ada di wilayah tersebut. Berdasarkan keterangan dari
pihak Kelurahan Pandeyan, minimnya inovasi mengenai kegiatan wisata yang ada di
Kampung Pandeyan diakibatkan oleh minimnya ketersediaan aspek penunjang, seperti
halnya RTNH yang menjadi tempat terselenggaranya kegiatan wisata, hingga prasarana
penunjang tambahan seperti area PKL hingga peningkatan jaringan prasarana lain yang
dirasa masih kurang optimal. Bila dibandingkan dengan wilayah lain, wilayah Kampung
Pandeyan masih memiliki permasalahan utama yaitu belum memiliki perencanaan
kawasan yang mensinergikan berbagai potensi seni budaya yang ada untuk menjadikan
sebagai peluang kegiatan pariwisata. Selain itu, dari segi citra kawasan yang masih belum
maksimal untuk memberikan sebuah “market value”.
5. Koordinasi Kelembagaan
Secara eksisting, kondisi kelembagaan di wilayah Kelurahan Pandeyan masih belum
optimal, terutama dalam hal mengenai pengembangan area Kampung Budaya Pandeyan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Lurah Pandeyan, didapatkan kondisi mengenai
minimnya keterlibatan masyarakat dalam pengembangan kawasan Kampung Budaya
Pandeyan. Hal ini juga disertai dengan minimnya aspek sarana prasarana penunjang yang
dirasa masih belum optimal sekaligus minimnya inovasi mengenai atraksi wisata yang
ditawarkan di area Kampung Budaya Pandeyan. Hal ini juga menjadi dampak adanya
pandemi Covid-19 sehingga atraksi wisata di wilayah Kampung Budaya Pandeyan
pelaksanaannya mengalami vakum selama dua tahun terakhir.
Selanjutnya, berikut merupakan potensi yang ada di wilayah Kelurahan Pandeyan,
Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta
1. Pengembangan sarana prasarana
Berdasarkan dokumen Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kota
Yogyakarta Tahun 2015 – 2035, dijelaskan bahwa wilayah Kelurahan Pandeyan yang
termasuk dalam Kecamatan Umbulharjo, dengan kode zonasi blok M1, dijelaskan bahwa
wilayah tersebut termasuk kedalam area pengembangan zona perumahan dengan
kepadatan tinggi dan sedang (R-1 & R-2). Selain itu, pengembangan prasarana juga
menjadi fokus utama, terutama berdasarkan Dokumen Rencana Detail Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi Kota Yogyakarta Tahun 2015 – 2035 serta Dokumen Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Yogyakarta Tahun 2015 – 2035, dijelaskan bahwa di wilayah
Kelurahan Pandeyan diutamakan kepada pengembangan jaringan baru air minum serta
pengembangan jaringan jalan lingkungan primer dan sekunder, serta jaringan sistem
limbah.
2. Potensi “Kampung Rintisan Budaya”
Kampung Pandeyan merupakan salah satu kawasan yang terletak di wilayah Desa
Gambiran, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, dimana kawasan kampung yang
termasuk dalam deretan Kawasan Kampung Budaya yang ada di Kota Yogyakarta ini
merupakan salah satu lokasi pengembangan kampung yang sedang dikembangkan oleh
Dinas Pariwisata kota Yogyakarta. Hal ini didasarkan oleh dokumen Rencana Strategis
(Renstra) Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Tahun 2020, dimana terdapat beberapa
rencana pengembangan kampung wisata atau kampung budaya, yang dikhususkan untuk
menunjang program pemerintah yaitu dengan slogan “Ngudi Murih Lestari lan
Ngrembakaning Budaya” yang sedang dicanangkan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta.
Menurut keterangan dari instansi pemerintahan Kelurahan Pandeyan, area
Kampung Budaya Pandeyan menjadi salah satu wilayah yang diprioritaskan sebagai
pengembangan Kampung Rintisan Budaya, dimana wilayah ini memiliki fokus utama
sebagai wilayah dengan pengembangan aspek kebudayaan, sosial kemasyarakatan, hingga
pengembangan aspek lingkungan yang nantinya akan menunjang kegiatan pariwisata yang
ada didalamnya.
3.4. Penentuan Strategi Pengembangan Kawasan Permukiman Informal Kampung
Pandeyan
Setelah penentuan potensi dan permasalahan kawasan, dilanjutkan dengan penentuan
kesesuaian konsep yaitu Eco Settlement dan Urban Heritage di kawasan permukiman
Kampung Pandeyan, selanjutnya dilakukan analisis dalam penentuan strategi
pengembangan kawasan permukiman di Kampung Pandeyan, Kota Yogyakarta, dalam hal
ini menggunakan analisis Importance Performance Analysis (IPA). Tahapan analisis yang
pertama yaitu melakukan perhitungan Tingkat Kesesuaian pada setiap variabel, dengan
rumus dan hasil perhitungan sebagai berikut :

Dimana :
Tki =  Tingkat kesesuaian responden.
Xi =  Skor penilaian kinerja perusahaan
Yi =  Skor penilaian kepentingan pelanggan
Sumbu mendatar (X) akan diisi oleh skor tingkat kinerja, sedangkan sumbu tegak (Y)
akan diisi oleh skor tingkat kepentingan . Berikut merupakan standar interval tingkat
kesesuaian responden menurut kajian Pustaka yang tercantum dalam Tabel 3.
Tabel 3. Penilaian Interval Tingkat Kesesuaian Responden
No. Interval Indeks Keterangan
1. 0% – 19,99% Sangat Tidak Penting / Sangat Tidak Baik
2. 20% – 39,99% Tidak Penting / Tidak Baik
3. 40% – 59,99% Cukup Penting / Cukup Baik
4. 60% – 79,99% Penting / Baik
5. 80% – 100% Sangat Penting / Sangat Baik
Sumber : Sumber : Data Sekunder, 2022
Adapun hasil Tingkat Kesesuaian Responden penelitian ini dapat dilihat pada Tabel
4, yaitu sebagai berikut :
Tabel 4. Tingkat Kesesuaian Responden
Nomo Konsep Kod Variabel Tingkat Tingkat Tingkat Keteranga
r e Kepuasa Kepentinga Kesesuaian n
n n (%)
1 Kepadatan
P1 2,69 3,12 86,29% Tinggi
Eco Settlement

Bangunan
Ketersediaan
P2 3,03 4,03 75,18% Sedang
Kelas Jalan
Ketersediaan
P3 2,87 4,36 65,92% Sedang
Transportasi
P4 Ketersediaan 2,95 4,59 64,27% Sedang
Nomo Konsep Kod Variabel Tingkat Tingkat Tingkat Keteranga
r e Kepuasa Kepentinga Kesesuaian n
n n (%)
sarana
pendidikan
Ketersediaan
P5 sarana 4,00 4,51 88,60% Tinggi
kesehatan
Ketersediaan
P6 sarana 4,03 4,51 89,25% Tinggi
peribadatan
Ketersediaan
sarana
P7 3,93 4,26 92,26% Tinggi
perdagangan
dan jasa
Kondisi
P8 sarana 3,81 4,28 88,89% Tinggi
kawasan
Ketersediaan
P9 utilitas 3,81 4,33 87,89% Tinggi
sanitasi
Ketersediaan
P10 utilitas 4,00 4,60 86,92% Tinggi
jaringan listrik
Ketersediaan
utilitas
P11 jaringan 3,95 4,50 87,72% Tinggi
telekomunikas
i
Kondisi
P12 utilitas 3,82 4,25 89,73% Tinggi
kawasan
Peran
masyarakat
dalam
P13 3,72 4,36 85,30% Tinggi
pengembanga
n kawasan
permukiman
Peran
pemerintah
dalam
P14 3,62 4,21 85,94% Tinggi
pengembanga
n kawasan
permukiman
Efektivitas
P15 program 3,56 4,12 86,56% Tinggi
pemerintah

Citra dan daya


P16 3,32 4,17 79,53% Sedang
tarik kawasan
Urban
2. Heritag
e
Ketersediaan
P17 sarana 3,04 4,28 70,98% Sedang
pendidikan
Nomo Konsep Kod Variabel Tingkat Tingkat Tingkat Keteranga
r e Kepuasa Kepentinga Kesesuaian n
n n (%)

Ketersediaan
P18 sarana 3,91 4,45 87,99% Tinggi
kesehatan

Ketersediaan
P19 sarana 4,01 4,40 91,17% Tinggi
peribadatan

Ketersediaan
sarana
P20 3,98 4,29 92,76% Tinggi
perdagangan
dan jasa

Kondisi
P21 sarana 3,96 4,35 91,07% Tinggi
kawasan

Ketersediaan
P22 utilitas 3,69 4,32 85,39% Tinggi
sanitasi

Ketersediaan
P23 utilitas 3,80 4,47 85,00% Tinggi
jaringan listrik

Ketersediaan
utilitas
P24 jaringan 3,62 4,44 81,62% Tinggi
telekomunikas
i

Kondisi
P25 utilitas 3,97 4,25 93,38% Tinggi
kawasan

Intensitas
P26 3,97 4,31 92,12% Tinggi
atraksi wisata

Kondisi
lingkungan
P27 3,99 4,28 93,20% Tinggi
Kampung
Pandeyan
Sumber : Olah Data Primer. 2022.
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4, didapatkan hasil bahwa rata-rata tingkat
kesesuaian pada setiap variabel memiliki perhitungan antara sedang hingga sangat tinggi.
Dijelaskan bahwa setiap variabel memiliki tingkat kesesuaian yang bervariatif serta
terklasifikasi menjadi beberapa tingkatan, mulai sedang, tinggi, hingga sangat tinggi.
Selanjutnya, berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat disusun Diagram
Cartesius pada setiap konsep untuk mengetahui letak kuadran sebagai bahan lanjutan
dalam rangka untuk mengetahui tingkat prioritas pengembangan kawasan permukiman
Kampung Pandeyan. Berikut hasil perhitungan Diagram Cartesius konsep Eco Settlement
dan Urban Heritage yang dimuat dalam Gambar 8 dan Gambar 9

Gambar 8. Diagram Kartesius Konsep Eco Settlement


Sumber : Olah Data Primer, SPSS. 2022.

Gambar 9. Diagram Kartesius Konsep Urban Heritage


Sumber : Olah Data Primer, SPSS. 2022.
Berdasarkan grafik Diagram Cartesius konsep Eco Settlement pada Gambar 8, dapat
dijelaskan beberapa variabel yang termasuk ke dalam setiap kuadran, dengan penjabaran
setiap kuadran yaitu :

1) Kuadran 1 : Kuadran Prioritas Utama (Concentrate These)


Merupakan kuadran dengan penanganan prioritas utama, memiliki tingkat kepentingan
yang tinggi, namun secara eksisting masih belum memenuhi kepuasan masyarakat. Adapun
variabel yang termasuk kuadran 1 yaitu ketersediaan sarana transportasi dan ketersediaan
sarana pendidikan.
2) Kuadran 2 : Lanjutkan Prestasi (Keep Up The Good Work)
Merupakan kuadran dengan tujuan mempertahankan tingkat kepuasan yang telah
didapatkan sebelumnya, dengan mengedepankan tingkat kepentingan. Adapun variabel
yang termasuk dalam kuadran 2 yaitu ketersediaan sarana kesehatan, ketersediaan sarana
peribadatan, kondisi sarana penunjang kawasan, ketersediaan prasarana sanitasi,
telekomunikasi, listrik, serta tingkat peran serta masyarakat.
3) Kuadran 3 : Prioritas Rendah (Low Priority)
Merupakan kuadran dengan tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan yang rendah.
Hal ini menunjukkan bahwa variabel dalam kuadran ini memiliki prioritas penanganan
yang rendah. Adapun variabel yang termasuk dalam kuadran 3 yaitu variabel kepadatan
bangunan, ketersediaan kelas jalan, dan efektivitas program pemerintah.
4) Kuadran 4 : Kuadran Berlebihan (Possible Overkill)
Merupakan kuadran dengan tingkat kepuasan yang tinggi, dalam arti memiliki kondisi
yang sangat baik, tetapi, bukan menjadi kepentingan yang utama bagi masyarakat yang
menggunakan variabel tersebut. Adapun variabel yang termasuk ke dalam kuadran 4 yaitu
ketersediaan perdagangan dan jasa.
Berdasarkan grafik Diagram Cartesius konsep Urban Heritage pada Gambar 9, dapat
dijelaskan beberapa variabel yang termasuk ke dalam setiap kuadran, dengan penjabaran
setiap kuadran yaitu :
1) Kuadran 1 : Kuadran Prioritas Utama (Concentrate These)
Merupakan kuadran dengan penanganan prioritas utama, memiliki tingkat kepentingan
yang tinggi, namun secara eksisting masih belum memenuhi kepuasan masyarakat. Adapun
variabel yang termasuk kuadran 1 yaitu ketersediaan jaringan telekomunikasi.
2) Kuadran 2 : Lanjutkan Prestasi (Keep Up The Good Work)
Merupakan kuadran dengan tujuan mempertahankan tingkat kepuasan yang telah
didapatkan sebelumnya, dengan mengedepankan tingkat kepentingan. Adapun variabel
yang termasuk dalam kuadran 2 yaitu ketersediaan sarana kesehatan, ketersediaan sarana
peribadatan, kondisi sarana penunjang kawasan, serta ketersediaan prasarana listrik.
3) Kuadran 3 : Prioritas Rendah (Low Priority)
Merupakan kuadran dengan tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan yang rendah.
Hal ini menunjukkan bahwa variabel dalam kuadran ini memiliki prioritas penanganan
yang rendah. Adapun variabel yang termasuk dalam kuadran 3 yaitu variabel citra dan
daya tarik kawasan, ketersediaan sarana pendidikan, serta ketersediaan prasarana sanitasi.
4) Kuadran 4 : Kuadran Berlebihan (Possible Overkill)
Merupakan kuadran dengan tingkat kepuasan yang tinggi, dalam arti memiliki kondisi
yang sangat baik, tetapi, bukan menjadi kepentingan yang utama bagi masyarakat yang
menggunakan variabel tersebut. Adapun variabel yang termasuk ke dalam kuadran 4 yaitu
ketersediaan perdagangan dan jasa, kondisi prasarana penunjang kawasan, jumlah produk
atau atraksi wisata, serta kondisi kenyamanan lingkungan di kawasan permukiman
Kampung Pandeyan.
Berdasarkan penjabaran dari analisis pembobotan, Skala Likert, hingga hasil analisis
kuadran dan diagram Cartesius, didapatkan hasil strategi pengembangan kawasan
permukiman di Kampung Pandeyan yaitu sebagai berikut :
1. Penambahan dan optimalisasi perbaikan kualitas kelengkapan jaringan transportasi
(Halte, jalur sepeda, dan pedestrian) di kawasan permukiman Kampung Pandeyan.
2. Penambahan akses sarana transportasi berupa bus wisata menuju kawasan
Kampung Budaya Pandeyan.
3. Penambahan jenis sarana pendidikan berupa SMP dan SMA di Kampung Pandeyan
4. Optimalisasi pelayanan sarana pendidikan berupa perbaikan fisik bangunan dan
layanan pendidikan di kawasan Kampung Pandeyan.
5. Perbaikan beberapa sarana kesehatan di lingkup RT dan RW di kawasan
permukiman Kampung Pandeyan.
6. Optimalisasi keterjangkauan sarana peribadatan berupa perawatan bangunan dan
kelengkapan prasarana berupa jalur pedestrian dan jalur ramah difabel di sekitar
sarana peribadatan di Kampung Pandeyan
7. Peningkatan secara umum kualitas mengenai ketersediaan, keamanan, kenyamanan,
kebersihan, dan keterjangkauan sarana di Kampung Pandeyan
8. Optimalisasi berupa pengelolaan dan perawatan sarana umum penunjang kegiatan
di kawasan Kampung Pandeyan.
9. Peningkatan aspek kelembagaan berupa koordinasi tingkat lingkungan (RT dan
RW) dengan kelompok pengelola Kampung Budaya Pandeyan.
10. Peningkatan inovasi berupa penambahan atraksi atau produk wisata di wilayah
Kampung Pandeyan.
11. Penambahan fasilitas berupa RTH, dengan mengedepankan kepentingan area hijau
di kawasan permukiman Kampung Pandeyan.
12. Pemeliharaan kondisi dan ketersediaan jaringan jalan di kawasan permukiman
Kampung Pandeyan.
13. Peningkatan kualitas bangunan dengan sistem RTH Privat di area padat bangunan
di kawasan Kampung Pandeyan.
14. Pengelolaan jaringan jalan dan keterjangkauan akses menuju kawasan permukiman
Kampung Pandeyan
15. Pengawasan terhadap kegiatan masyarakat yang berkaitan dengan kegiatan budaya
dan wisata di Kampung Pandeyan
16. Optimalisasi pengelolaan sarana dan prasarana penunjang kegiatan masyarakat di
Kampung Pandeyan
17. Mengadakan pelatihan terhadap UMKM yang ada di Kampung Pandeyan dalam
menunjang kegiatan perdagangan dan jasa di kawasan Kampung Pandeyan.
18. Pengembangan daya tarik melalui optimalisasi dan peningkatan intensitas kegiatan
wisata di Kampung Budaya Pandeyan.
19. Pengelolaan ciri khas berupa landmark, tugu, serta beberapa bangunan bersejarah di
kawasan kampung Pandeyan
20. Peningkatan inovasi dan kualitas berupa penambahan atraksi atau produk wisata di
wilayah Kampung Pandeyan.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil observasi dan analisa pengolahan data, dijelaskan bahwa wilayah
Kampung Pandeyan yang terletak di Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, telah
ditetapkan sebagai Kampung Rintisan Budaya dan Wisata dari Dinas Pariwisata Kota
Yogyakarta, melalui Dokumen Rencana Strategis Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta,
dengan memenuhi segala aspek dalam perwujudan kawasan Kampung Rintisan Budaya
dan Wisata. Selanjutnya, kawasan Kampung Pandeyan memiliki beberapa ciri khas dari
kawasannya, antara lain yaitu memiliki atraksi dan produk wisata yang bervariasi, seperti
gelaran Bakdho Kupat, Karawitan, Wayang Kulit, Gamelan, hingga kesenian tarian adat
dan Jathilan.
Berdasarkan hasil pengolahan data melalui Analisis Delphi, didapatkan hasil
bahwa tidak semua variabel dalam konsep Eco Settlement dan Urban Heritage mencapai
konsensus pada setiap stakeholder yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun hasil dari
pengambilan konsensus di tiap stakeholder memunculkan variabel baru, yaitu ketersediaan
layanan transportasi dan pelestarian kebudayaan di lingkungan Kampung Pandeyan.
Selanjutnya, ditinjau dari hasil analisis IPA mengenai penentuan strategi pengembangan
kawasan permukiman Kampung Pandeyan, dijelaskan bahwa terdapat beberapa strategi
yang terbagi atas 4 kuadran yang berbeda, dengan rincian kuadran pertama merupakan
kuadran dengan penanganan strategi prioritas, berupa penambahan sarana pendidikan,
peningkatan kualitas lingkungan secara privat dan komunal, hingga opttimalisasi
pelayanan dari ketersediaan sarana dan prasarana penunjang kegiatan di kawasan
Kampung Pandeyan.
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan dari penelitian ini, didapatkan rekomendasi
mengenai penelitian ini yaitu peningkatan konsensus terhadap kondisi lingkungan
Kampung Pandeyan yang menjadi salah satu prioritas strategi pengembangan kawasan
permukiman Kampung Pandeyan. Selanjutnya, diharapkan hasil dari penelitian ini mampu
menjadi bahan pertimbangan dalam pelaksanaan pengembangan kawasan permukiman
Kampung Pandeyan.

5. DAFTAR PUSTAKA
Agustina Maharani, Sheilla; Adi Prasetyo, Bagus; Tisnawati, Endah. 2017. SINAU
SINAMBI NGABUDAYAN : PERENCANAAN KAMPUNG PANDEYAN
SEBAGAI PUSAT WISATA, SENI DAN BUDAYA DI KOTA YOGYAKARTA.

Candra Wardina Sari, Serlina; Samsuri; Wahidin, Darto. 2018. Penguatan


Kewarganegaraan Ekologis Untuk Mewujudkan Ketahanan Lingkungan (Studi di
Kampung Gambiran, Kelurahan Pandeyan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta,
Daerah Istimewa Yogyakarta).
Carissa Putri, Mangesti; Junita Koesoemawati, Dewi; Trisiana, Anita. 2019. Analisis
Kepuasan Pelanggan Terhadap Sarana Prasarana dan Lokasi Perumahan Menggunakan
Metode Quality Function Deployment (Studi Kasus Perumahan Griya Pesona Karangrejo
Banyuwangi).
Dokumen Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pariwisata Provinsi D.I.Yogyakarta Tahun
2017-2022

Hadi, Wisnu. 2019. MENGGALI POTENSI KAMPUNG WISATA DI KOTA


YOGYAKARTA SEBAGAI DAYA TARIK WISATAWAN.

Setyawati, Arti; A. Tisnawati, Endah. 2018. TELAAH POTENSI KAMPUNG SEBAGAI


DASAR PERANCANGAN PUSAT KEBUDAYAAN KAMPUNG PANDEYAN.

Sri Suryani, Anih. 2012. TANTANGAN IMPLEMENTASI KONSEP ECO-


SETTLEMENT DALAM UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 2011 TENTANG
PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN.

Junita Koesoemawati, Dewi. 2016. Social Cohesion of Pendalungan Community and


Urban Space Integration in Jember.

Kusuma Wardani, Yanuar; Herwangi, Yogi; Sarwadi, Ahmad. 2018. Peran Struktur Sosial
Dalam Pembangunan Sarana Prasarana Permukiman Perkotaan.

Anda mungkin juga menyukai