Anda di halaman 1dari 3

Indikasi dan Kontraindikasi Pemberian Obat Secara Oral

Indikasi

1. Pada pasien yang tidak membutuhkan absorbsi obat secara cepat.

2. Pada pasien yang tidak mengalami gangguan pencernaan

Kontraindikasi

1. Pasien dengan gangguan pada system pecernaan, seperti kanker orall, gangguan menelan, dsb.

Indikasi dan Kontraindikasi Pemberian Obat Secara Supositoria

1. Melalui Vagina

Indikasi: klien dengan vagina yang kotor, radang, infeksi, dan persiapan tindakan bedah jalan lahir
(diberikan pada pasien dengan hymen yang sudah tidak utuh, dan tidak kontak seksual selama
pengobatan).

Kontra indikasi: menstruasi, perdarahan, KPD, placenta previa, partus preterm.

2. Melalui rektum

Indikasi: gangguan defekasi, membersihkan colon, gangguan pernafasan.

Kontraindikasi: klien dengan pembedahan rectal.

Indikasi dan Kontraindikasi Pemberian Obat Secara Topikal

Indikasi

1. Pada pasien dengan mata merah akibat iritasi ringan

2. Pada pasien radang atau alergi mata

3. Infeksi saluran napas

4. Otitis media (radang rongga gendang telinga)

5. Infeksi kulit

Kontrak indikasi

1. Pada penderita glaukoma atau penyakit mata lainnya yang hebat, bayi dan anak. Kecuali dalam
pengawasan dan nasehat dokter
2. Hipesensitivitas

3. Diare, gangguan fungsi hati dan ginjal

4. Pada pasien ulkus

5. Individu yang atopi (Hipersensitivitas atau alergi berdasarkan kecenderungan yang ditemurunkan)

Indikasi dan Kontraindikasi Pemberian Obat Secara Parenteral/Injeksi

1. Intra Kutan

Indikasi dan Kontra Indikasi- Indikasi : bisa dilkakukan pada pasien yang tidak sadar, tidak mau bekerja
sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, tidak alergi. Lokasinya yang ideal
adalah lengan bawah dalam dan pungguang bagian atas. – Kontra Indikasi : luka, berbulu, alergi, infeksi
kulit

2. Sub Kutan

– Indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama, karena tidak
memungkinkan diberikan obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang,
otot atau saras besar di bawahnya, obat dosis kecil yang larut dalam air.

– Kontra indikasi : obat yang merangsang, obat dalam dosis besar dan tidak larut dalam air atau minyak.

3. Intra Vena

– indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak
memungkinkan untuk diberikan obat secara oral dan steril.

– kontra indikasi : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau menimbulkan endapan
dengan protein atau butiran darah.

4. Intra Muskular

– indikasi : bisa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak
memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut,
tonjolan tulang, otot atau saras besar di bawahnya.
– kontra indikasi : Infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saraf besar di
bawahnya.

Daftar Pustaka
Anonim. 2012. Pengobatan Secara Oral. Dari : http://kumpulan-
askep3209.blogspot.com/2012/06/pengobatan-secara-oral.html?m=1. Diakses pada 16 Februari 2020
pukul 21.00 WITA.

Kostania, Gita. 2014. Pemberian Obat melalui Vagina dan Rectum. Dari :
https://www.google.com/amp/s/oshigita.wordpress.com/2014/05/07/pemberian-obat-melalui-vagina-
dan-rectum/amp/. Diakses pada 16 Februari 2021 pukul 21.34 WITA.

Supardi, Muji. Pemberian Obat Secara Parenteral. Dari :


https://www.academia.edu/30392436/PEMBERIAN_OBAT_SECARA_PARENTERAL. Diakses pada 16
Februari 2021 pukul 22.00

Anda mungkin juga menyukai