Anda di halaman 1dari 8

PENENTUAN BEBAN KERJA DAN KONSUMSI OKSIGEN PADA PENGOPERASIAN ALAT

PENGUPAS KULIT ARI KEDELAI ORBAPAS


(DETERMINING THE WORK LOAD AND OXYGEN CONSUMPTION IN OPERATION SOYBEAN
DEHULLER ORBAPASj

Galol S.A.Falah'), Palupl Aryanli'), Wahyunanlo A. Nugroho'), dan La C. Hawa')

llPeneltti Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat


JI. Raya Karangploso. PO. Box. 199. Malang
Telp: 0341 - 491447, Fax: 0341 - 485121

'IAlumni Jurusan Keteknikan Pertanian FTP-Unibraw. Malang.


'}Pengajar Junusan Keteknikan Pertanian FTP-Unibraw. Malang.

Diterima: 22 Desember 2010; Dlsetuiui : 8 April 2011

ABSTRAK

Operator menupakan bagian yang sangat penting dalam menjalankan alat dan mesin pertanian. Oleh karena
itu perlu dilakukan penelitian tenlang penentuan beban kerja dan konsumsi oksigen agar alat dan mesin dapat
disesuaikan dengan operatornya. Penelilian dilakukan di laboratorium mekanisasi dan rekayasa pada Balai
Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang, sejak bulan Oktober 2009 sampai Juni 2010.
Pengukuran denyut janlung dan konsumsi oksiqen dilakukan pada 15 operator yang mengoperasikan alat Orbapas.
Tujuan dari penelitian ini, untuk mengetahui beban kerja operator, mengklasifikasikan beban kerja dengan
membandingkan dengan beban kerja standar serta mengetahui tingkat konsumsi oksigen. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rata-rata hasil pengukuran denyut nadi kerja sebesar 128,15 denyul/meni!. Pada rentang ini
pengoperasjan Orbapas untuk mengupas kulil ari biji kedelai dikategorikan sebagai pekerjaan bera!. Sedangkan
rala-rata hasil perhitungan konsumsi oksiqen menunjukkan nilai 1,57 Iiter/menit yang juga dikategorikan sebagal
pekerjaan bera!. Dari hasil penelitian tersebut dapat disarankan untuk memodifikasi Orbapas agar beban ke~a
operator lebih rinqan.

Kala kuncl : Orbapas, kedelai, denyut jantung, beban kerja, konsumsi oksigen

ABSTRACT

Operator is important part in running the equipment and agricultural machinery. Therefore it needs to observe
and determine the work load and oxygen consumption for equipment and machinery that can be customized with the
operator. The experiment was conducted in the laboratory of mechanization engineering in Indonesian Legumes and
Tuber Crops Research Institute Malang, from October 2009 to June 2010. Measurement of heart rate and oxygen
consumption performed on 15 operators who operate Orbapas. The purpose of this study was to determine the worl<
load of operators by comparing it with a standard, and determine the level of oxygen consumption. The results
showed that the average working heart rate noted at 128.15 beatslmin. In this range Orbapas operation are
categorized as heavy work. While the average of oxygen consumption is 1.57 liters/min and also classified as heavy
work. From the results it can be suggested to modify the Orbapas.

Key words: Orbapas, soybean, hear beat, work load

PENDAHULUAN manusia yang menjalankan alat dan mesin


dengan lingkungan kerjanya. Dengan tujuan
Dalam menjalankan suatu alat dan mesin agar tercipta desain sistem manusia-mesin yang
perlanian, operator merupakan bagian yang terpadu sehingga efektivitas dan efisiensi kerja
paling penting. Oleh karena itu perancangan alat bisa tercapai secara optimaL Pengukuran beban
dan mesin berkaitan erat dengan aspek-aspek kerja dan konsumsi oksiqen merupakan bagian

Vol. IX, No.1, April 2011 ~ 49


~".,. ~

" 'cil/iJr~}, _ •
~~ ';:c-~7

dan ilmu ergonomi yang ditekankan pada pertumbuhannya, sehingga pada lahan sawah
penelitian tentang kemampuan dan' tadah hujan banyak petani yang
keterbatasan manusia secara fisik maupun membudidayakannya (Lamina,1989).
mental psikologis dan interaksinya dalam sistem Untuk mengetahui kesesuaian alat
manusia-mesin yang integral (Herodian, 1994). pengupas kulit an kedelai (Orbapas) dengan
Ergonomi adalah salah satu cabang ilmu operator yang mengoperasikannya, maka pertu
yang mempelajan hubungan antara operator, dilakukan penelitian tentang beban kerja dan
alat atau mesin yang dioperasikan dan konsumsi energi dan operator yang
lingkungan kerjanya. Ergonomi berasal dari mengoperasikan alat tersebut. Dengan
Bahasa Yunani yaitu ergon (bekerja) dan nomos melakukan penelitian tersebut diharapkan dapat
(peraturan I pengetahuan) yang mengakui dipergunakan untuk menganalisa suatu alat dan
kapabilitas dan keterbatasan manusia dalam mesin apakah sudah sesuai dengan
penanganan secara manual. Ergonomi sangat operatomya. Dengan kata lain, dapat melakukan
berkaitan dengan karakteristik manusia secara modifikasi untuk memperkecil beban kerja
fisik dan psikis/mental (Moens, 1978). tambahan pada operator, termasuk
Setiap pekerjaan merupakan beban bagi kelelahannya dan bahkan dapat meningkatkan
operator yang mengoperasikan suatu alat atau hasil keluaran pekerjaan serta produktivitasnya.
mesin. Beban tersebut dapat berupa beban fisik
maupun mental (Tarwaka, 2004). Beban kerja
adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh METODE PENELITIAN
tul -uh manusia dan berat ringannya beban kerja
sangat mempengaruhi konsumsi energi (Salim, Waktu dan Tempat
2002). Selain itu beban kerja juga dapat berupa
beban yang dnenma pekerja untuk Penelitian ini dilakukan pada bulan
menyelesaikan pekerjaannya seperti Oktober 2009 sampai Januari 2010 di
mengangkat, mendororig, mencangkul, bertari, Laboratorium Mekanisasi dan Rekayasa Balai
memikul, mendayung dan lain-lain. Sehingga Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan
beban kerja dapat dikatakan sebagai beban fisik Umbi-umbian, Desa Kendalpayak, Kecamatan
maupun non fisik yang ditanggung oleh pekerja Pakisaji, Kabupaten Malang serta Laboratorlum
untuk menyelesaikan pekerjaanya (Depkes RI, Teknik Prosessing Hasil Pertanian Jurusan
2003). Keteknikan Pertanian, Fakultas Teknologi
Balai Penelitian Tanaman Kacang- Pertanian, Universitas Brawijaya.
kacangan dan Umbi-umbian (Balitkabi) telah
merancang alat pengupas kulit ari kedelai Alat dan Bahan
(Orbapas) untuk mendukung program
pernerintah yaitu ketahanan pangan khususnya Alat-alat yang digunakan dalam penelitian
kedelai (Balitkabi,· 2009), namun belum tru, antara lain Orbapas, alat tensiometer,
dilakukan pengukuran beban kerja dan oxygen analyzer, timbangan, meteran roll,
konsumsi energinya. Kedelai merupakan bahan ember, kamera dan stopwatch.
pangan yang banyak mengandung protein
nabati dan bermantaat untuk meningkatkan nilai Objek Penelitian
gizi yang harganya te~angkau. Kedelai juga
merupakan sumber makanan yang lengkap, Objek penelitian ini adalah operator laki-
mengandung karbohidrat, lemak, protein, laki yang berusia antara 19-23 tahun sebanyak
vnamin dan mineral seperti kalsium, asam folat, 15 operator.
kalium serta besi. Selain itu, protein yang
dikandung kedelai terdiri dari beberapa asam Parameter yang Diamati
amino essensial yang sangat dipertukan bagi
kesehatan. Kedelai juga sangat baik untuk Dalam penelitian ini paramater yang diamali
mendukung pertumbuhan dan perkembangan adalah:
anak (Tariqan, 2009). Di Indonesia tanaman Suhu badan dan Iingkungan
kedelai Glycine max (L.) merupakan tanaman Pengukuran denyut jantung
semusim yang biasa diusahakan pada musim Volume O2 (oksigen)
kemarau, karena tanaman tersebut tidak banyak
memertukan air dalam jumlah besar untuk
50 ... Vol. IX, No.1, April 2011
-,,~-i';;;
.- -~',,::$-t
>';:~:if

(4r-----

5/---
L
6;------..

Keterangan:
1. Hopper
2. Ruang silinder pengupasan
3. Engkol
4. Stabilizer I roda gila
5. Kipas
6. Wadah keluaran kedelai
7. Rangka
8. Penampung kedelai terkupas

Gambar 1. AlaI pengupas kulil ari kedelai Orbapas (Balilkabi, 2009)

Pengamatan dan Pengukuran dengan dua pengamatan yaitu volume udara


yang dikeluarkan dan pernafasan per satuan
1. Pengukuran Denyut Jantung waktu dan konsentrasi O2 pada udara hasil
perna/asan. Volume udara diukur dengan gas
Pengukuran denyut jantung dilakukan meter. Respirometer adalah alat yang
dengan menggunakan alat tensiometer. Alat ini digunakan mengukur konsumsi oksigen,
di letakkan pada pergelangan tangan lalu dihubungkan pada mouth piece dengan saluran
ditempelkan pada dada sejajar dengan jantung. pipa plastik.
Frekuensi denyutjantung langsung dapat dibaca Pada saluran tersebut terdapat katup
pada display dengan satuan denyut nadi per pemasukan. Katup ini mengatur masuknya
menit atau bit per menit. Nilai denyut jantung udara ke gas meter dan menghambat atau
yang terukur akan berubah (terjadi kenaikan menahan mengalir udara balik kembali. Mouth
mulai perlakuan sampai pada nilai denyut nadi piece dan katup ditempelkan sedemikian rupa
yang konstan). Pengukuran yang dipergunakan pada muka subjek sehingga mulut dan hidung
adalah pada saat nilal denyut nadi yang objek tertutup rapat. Konsentrasi O2 diukur
konstan. dengan Oxigen analyser. Sampel oksigen yang
diukur merupakan oksigen hasil pema/asan.
2. Pengukuran Konsumsi Oksigen Sampel diambil pada waktu frekuensi denyut
(oxygen uptake) jantung objek mencapai nilai konstan dan
dimasukkan dalam rubber houses. Sebagian
Oxigen uptake (02 ) diukur dengan teknik kontrol konsentrasi O2 Iingkungan ditetapkan
tidak langsung. Pengukuran O2 dilakukan sebesar 21%. Dengan perbedaan konsentrasi
Vol. IX, No.1, April 2011 ~ 51
--~~
' ..z I ', '
"

O2 lingkungan dan hasil pernafasan maka terdapat selisih yang hamplr sama yaitu sebesar
volume udara pernafasan dapat dihitung dari 35,40 untuk nilai denyut jantung istirahat dan
volume O2 yang dikonsumsi tubuh, denyut jatung saat kerja masing-masing
operator. Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa
rata-rata hasil pengukuran denyut nadi saat
HASIL DAN PEMBAHASAN istirahat adalah 92,75 dan denyut nadi saat
bekena adalah 128,15. Hasil pengukuran denyut
Uji Klnerja Orbapas jantung masing-masing operator dapat
digllmbarkan grafik Gambar 2.
Pengujian alat Orbapas dilakukan pada 15
orang operator yang mengoperasikan alat. Tabel 1, Hasil pengukuran denyut nadi
Pengoperasian alat Orbapas dimulai pada pukul
09,00 hingga pukul 13,00, Sebelum pengukuran, ONI ONK
operator melakukan proses pemanasan dengan Umur
No .Nama (Oenyut (Oenyul/
mengoperasikan alat selama 10 menit, (Thn)
IMenit) Menit)
kemudian diberikan waktu untuk istirahat selama
10 menit. Setelah istirahat pekerjaan dilakukan 1 Adika 23 93,33 127,66
kembali dengan mengupas kulit art kedelai 2 Buyung 23 94,33 124,66
sebanyak tiga kali. Waktu istirahat ini berfungsi 3 Oarwis 23 96,33 132,66
untuk memulihkan kembali kondisi tubuh
sebelum kemudian bekerja kembali. 4 Fanani 23 95,33 139,66
Pada saat proses pengoperasian, 5 Fatoni 23 88,66 126,33
dilakukan pengukuran denyut jantung dari 6 Firman 23 94,66 126,33
masing-masing operator dengan penggunaan
alat tensiometer digital. Begitu juga setelah 7 Furkhan 23 98,33 126,66
proses pengoperasian dilakukan pengukuran 8 Gusyairi 25 94,33 128,33
kembali denyut [antunq dari masing-masing 9 Isnan 19 88,66 128,33
operator. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
10 Mahfud 23 84,33 128,66
berapa jumlah denyut nadi per menit selama
mengoperasikan alat. Kondisi Iingkungan pada 11 Oldi 23 97,66 121,33
saat uji kine~a alat akan berpengaruh terhadap 12 Parmin 30 92,33 130,66
kinerja dari para operator yang mengoperasikan 13 Rahman 23 92,33 134,66
alat. Alat Orbapas diletakkan dalam ruangan
yang bersuhu lingkungan mencapai 29° C. 14 Sukiman 32 89,33 122,66
15 Yusuf 23 91,33 123,66
Pengukuran Denyut jantung Rata-rata 23,9 92,75 128,15
Keterangan :
Untuk mengetahui denyut jantung masing- ONI :: denyut nadiistirahat
masing operator dilakukan pada saat istirahat ONK = clenyut nad; kelja
dan kerja. Sebelum mengukur denyut jantung
saat bekerja, operator harus melakukan Pada grafik Garnbar 2 menunjukkan
pemanasan terlebih dahulu yaitu dengan besarnya ONI dan ONK dari masing-masing
melakukan pengupasan dengan orbapas operator. Menurut Christian (1989), besamya
selama lima menit. Hal inj dilakukan agar denyut deny-ut jantung saat bekerja dapat dijadikan
jantung operator lebih stabil, sehingga sebagai pedoman yang menyatakan apakah
pengukuran lebih akurat. Pengukuran denyut suatu peksnaan tersebut ringan atau berat.
jantung dapat dijadikan sebagai tolok ukur untuk Berdasarkan hasil pengukuran besamya ON!'.
mengetahui beban kerja pada pekerjaan yang dari masing-masing operator, sebagian besar
dilakukan. Semakin berat beban kerja maka menunjukkan nilai antara 128-140 denyutlmenit.
jantung akan bekeria lebih keras dan lebih cepat Pada rentang ini pekenaan mengupas
untuk memompa darah sehingga denyut jantung kulit ari kedelai dapat dinyatakan sebagai
akan semakin cepat. Pengukuran denyut pekerjaan berat, frekuensi denyut jantung untuk
jantung dilakukan terhadap 15 orang operator, beban kerja berat yaitu antara 125-150 denyutl
Alat yang djgunakan untuk mengukur denyut menit sesuai klasifikasi tingkat ke~a (Cristian,
jantung adalah pulsemeter. 1989).
Berdasarkan pengukuran denyut jantung
pada saat penelitian dapat diketahui bahwa

52 ~ Vol. IX, No.1, April 2011


160 "

140
-i 120
~ 100
Z. 80 - I-- - I-- - I-- - I-- - I-- - I-- I--

I: 20
-
-
-
I--
I--
I-
-
-
-
I--
I--
I- -
- I--
-
-
I--
I-
-
-
-
I--
I--
I--
-
-
-
I--
'---

-
-
-
-
I--
I--
I-
I--
'---
-
o ~ e,- ~ L,- -r-' ~ -r-r- L,- ~ ~ ~ L,- ~

~ s: .. i'''' ""
,.<' ,§',.,~.,#' ;f'. .b
§' '§T
~ ~... (So ~.f' ~~ ~~' ~.!" (:,,,4' ~ ~~

operator

.ONI .ONKIBeat/menlt)

Gambar 2. Grafik denyut jantung pada masing-masing operator

Besarnya denyut jantung operator 2. Faktor Internal


dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal.
Menurut Rodahl (1989), bahwa secara umum Faktor internal beban kerja adalah faktor
hubungan antara beban kerja dan kapasitas yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri
kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sebagai akibat adanya reaksi ,dari beban kerja
sangat komplek, baik faktor internal maupun eksternal. Reaksi tersebut i dikenal dengan
eksternal. strain. Secara ringkas faktor internal meliputi:
a. Faktor somatis, yaitu jenis kelamln, urnur,
1. Faktor Eksternal ukuran tubuh, kondisi kesehatan dan
status gizi.
Faktor eksternal adalah beban kerja yang b. Faktor psikis, yaitu motivasi, persepsl,
berasal dari luar tubuh pekerja meliputi: kepercayaan. keinginan dan kepuasaan.
a. Pertama. tugas-tugas tasks. Tugas ada
yang bersifat fisik sepertl, tata ruang kerja, Pengukuran Konsumsi Okslgen
stasiun kerja, alat dan sarana kerja,
kondisi kerja. sikap kerja dan alat bantu Untuk mengetahui beban kerja operator
kerja. Tugas juga ada yang bersifat dapat juga diketahui dengan melakukan
rnental seperti, kompleksitas pekerjaan pengukuran konsumsi oksigen pada saat
dan tanggung jawab terhadap pekerjaan. operator melakukan pekerjaan. Konsumsi
b. Kedua, organisasi kerja. Organisasi kerja oksigen merupakan pengukuran beban kerja
yang mempengaruhi beban kerja misal, yang dilakukan dengan mengukur energi yang
lamanya waktu kerja, waktu istirahat, kerja dikeluarkan energi expendicture melalui asupan
bergilir. sistem pengupahan. kerja rnalarn, oksigen selama bekerja. Pengukuran konsumsi
musik kerja, tugas dan wewenang. oksigen dilakukan dengan bantuan alat oxygen
c. Ketiga. lingkungan kerja. Lingkungan kerja analyzer. Konsumsi oksigen berhubungan
yang dapat mempengaruhi beban kerja dengan adanya proses oksidasi atau
adalah yang tenmasuk dalam beban pembakaran dalam tubuh. Berdasarkan hasil
tambahan akibat lingkungan kerja. perhitungan besarnya konsumsi energi masing-
Misalnya saja lingkungan kerja fisik masing operator menunjukkan nilai yang hampir
(penerangan. kebisingan, getaran seragam yaitu pada rentang 1.566.
mekanis). lingkungan kerja kimiawi (debu, Berdasarkan klasifikasi kerja (Tabel 2) Christian
gas pencemar udara), lingkungan kerja (1989) konsumi oksigen pada rentang 1.5-2.0
biologis (bakteri, virus dan parasit) dan dikategorikan sebagai pekerjaan berat.
lingkungan kerja psikologis (penempatan
tenaga kerja).

Vol. IX. No.1. April 2011 ~ 53


,---"-,, -
• ,~'",':~'f':;11;1 'A.' I
":-if'

Tabel 2. Kategori beban kerja menurut Cristian, 1989.

Konsumsi Konsumsi Konsumsi


Tingkat Denyut jantung
kerja energi dalam 8 jam energi Oksigen per menit
(kkal) (kkaUmenit) (Umenit)
Istirahat < 720 < 1,5 < 0,3 60-65
Sangat ringan 768 -1.200 1,5 - 2,5 0,3- 0,5 65-75
Ringan 1.200 - 2.400 2,5 - 5,0 0,5-1,0 75-100
Sedang 2.400 - 3.600 5,0-7,5 1,0- 1,5 100 -125
Berat 3.600 - 4.800 7,5 -10,0 1,5-2,0 125 -150
Sangat berat 4.800 - 6.000 10,0 -12,5 2,0-2,5 150-180


Konsumsi oksigen berkenaan dengan Orbapas juga dapat berpengaruh terhadap
adanya proses pembakaran dalam tubuh. beban kerja.
Dimana dalam seliap reaksi pembakaran
diperlukan adanya O2 untuk menguraikan zat- Tabel 3. Hasil pengukuran konsumsi oksigen,
zat makanan. Hasil pembakaran zat-zat berat dan tinggi badan
makanan dalam reaksi pembakaran, selanjutnya
akan dimanfaatkan oleh tubuh sebagai energi Konsumsi
untuk melakukan kerja, berdasarkan hasil Berat Tinggi
No Nama oksigen
pengamatan konsumsi oksigen dari masing- badan badan
(liter/menit)
masing operator menunjukkan nilai konsumsi
oksigen cukup linggi. Hal ini disebabkan karena 1 Adika 1,52 65 163
dalam prosespemutaran engkol dibutuhkan 2 Buyung 1,52 70 165
energi yang cukup besar. 3 Darwis 1,51 56 165
Tubuh memerlukan pasokan zat-zat 4 Fanani 1,55 58 175
makanan serla konsumsi oksigen yang cukup 5 Fatoni 1,53 66 170
besar untuk menunjang kebutuhan energi yang 6 Firman 1,54 66 166
besar. Menurut Sastrowinoto (1985), pada 7 Furkhan 1,53 56 169
waktu bekerja pengeluaran energi meningkat 8 Gusyairi 1,48 60 1~5
maka makin besar gerakan otot. 9 Isnan 2,07 165
65
Faktor lain yang mempengaruhi besarnya
10 Mahfud 1,53 71 170
konsumsi oksigen yaitu suhu Iingkungan.
Sernakin tinggi atau semakin panas suhu 11 Oldi 1,54 65 169
Iingkungan maka kebutuhan konsumsi oksigen 12 Parmin 1,54 60 169
cukup besar. Hal ini sesuai pernyataan 13 Rahman 1,53 56 164
Sastrowinoto (1985) yaitu pada waktu 14 Sukiman 1,59 66 167
melakukan pekerjaan fisik yang berat di 15 Yusuf 1,51 51 164
Iingkungan panas, maka darah akan mendapat Rata-rata 1,57 62,07 167,07
beban tambahan, karena harus membawa O2
kebagian otot yang sedang bekerja. Disamping Frekuensi denyut jantung dapat
itu darah juga harus membawa panas dari meningkat dikarenakan suhu ruangan yang
dalam tubuh ke permukaan kulit. kurang nyaman, hal ini merupakan beban
Pada Tabel 1 tampak bahwa denyut tambahan yang berupa panas pada Iingkungan
jantung rata-rata 128,15. Berdasarkan besar
sehingga beban kerja juga berat.
denyut jantung berada pnda tingkat beban kerja
fisik, yaitu frekuensi denyut jantung untuk beban Menurut Heredian (1994), denyut jantung
kerja berat antara 125-150 denyutlmenit di mempunyai korelasi yang linggi dengan
kategorikan beban kerja berat. Sedangkan penggunaan energi (konsumsi oksigen) tetapi
konsumsi oksigen pada Tabel 3, menunjukkan dengan denyut jantung lidak hanya dipengaruhi
bahwa rata-ratanya sebesar 1,57 liter/menit. oleh beban fisik, melainkan dipengaruhi beban
Dari kedua pengukuran tersebut kerja mental. Tingkat beban kerja yang di alami
menunjukkan bahwa untuk mengoperasikan operator tergolong dalam lingkat kerja berat
Orbapas sama-sama termasuk dalam kategori untuk mengklasifikasikan tingkat kerja yang di
kerja berat. Selain itu kondisi lingkungan atau alami operator maka digunakan parameter
suhu . ruangan pada saat pengoperasian lingkat beban kerja (Wanders, 1978).

54 ~ Vol. IX, No.1, April 2011


Tabel 4. Hasil pengukuran denyut jantung dan objektif, yaitu dengan metode langsung dan
perhitungan daya (kkal!menit) . tidak langsung. Pada Penelitian ini
menggunakan metode langsung dan tidak
Denyut Energi langsung karena untuk mengetahui
No Nama perbandingan keakuratan hasil perngukuran
Jantung (kkal/menit)
1 Adhika 122.66 4.256 beban kerja.
Metode pengukuran secara langsung
2 Buyung 124.66 4.185 dilakukan dengan mengukur besarnya konsumsi
3 Darwis 127.66 4.105 oksigen yang dimanfaatkan oleh tubuh.
4 Fanani 132.66 4.139 Pengukuran dengan metode ini dilakukan
5 Fatoni 126.33 4.110 dengan bantuan alat oxygen analyzer, yang
dapal mengukur seberapa asupan oksigen
6 Firman 139.66 4.173
selama bekerja. Konsumsi oksigen
7 Furkhan 134.66 3.861 dikalegorikan sebagai metode pengukuran
8 Gusyairi 130.66 4.179 langsung, l<arena berhubungan langsung
9 Isnan 128.33 4.129 dengan konsumsi energi yang dihasilkan.
10 Mahfud 126.33 4.178 Berdasarkan hasil pengamatan nilai konsumsi
oksigen rata-rata 1,566 liter! menit.
11 Oldy 121.33 4.129 Energi bagi manusia bekerja merupakan
12 Parmin 123.66 4.092 hasil dari proses melabolisme yang terjadi di
13 Rahman 128.33 3.913 dalam tubuh. Oksigen yang dikonsumsi oleh
,4 Sukiman 128.66 4.007 tubuh, dimanfaatkan dalam proses pembakaran
15 Yusuf di dalam tubuh. Sebagaimana lazimnya setiap
126.66 4.317
rekasi pembakaran diperlukan oksigen untuk
Rata - rata 128.15 4.118 proses oksidasi. Oksigen ini akan membantu
menguraikan zat-zat makanan yang sebagian
Berdasarkan Tabel 4 lingkat beban kerja besar mengandung karbon, sehingga terjadi
fisik yang dialami operator untuk mengupas kulit proses oksidasi. Hasil dari proses pembakaran
ari kedelai rata-rata berada pada tingkat beban berupa panas, dimana panas inilah yang
kerja fisik yang sedang (Tabel 5. Wanders. berfungsi sebagai energi untuk melakukan kerja.
1978». Hal ini berbeda dengan hasll yang Pengukuran beban fisik secara langsung
diperoleh pada Tabel 2 menurut kategori dan tidak langsung memiliki perbedaan dalam
Cristian (1989) yang termasuk kerja berat. Hal cara pengukurannya. Dinilai dari segi
ini dimenunjukkan bahwa perhitungan daya keakuratannya, metode langsung atau dengan
untuk beban kerja fisik terdapat perbedaan pengukuran konsumsi energi dinyalakan lebih
unluk operator khususnya orang Indonesia. valid dan akurat, karena berhubungan secara
Kondisi ini juga dipengaruhi oleh suhu di langsung dengan konsumsi energi. Meskipun
Iingkungan tempat kerja, penerangan yang metode dengan menggunakan asupan oksigen
kurang (intensitas cahaya sedikit) dan lebih akurat, namun hanya dapat mengukur
konsentrasi pikiran. untuk waklu kerja yang singkat dan diperlukan
peralatan yang cukup mahal (Tarwaka, 2004).
Tabel 5. Tingkat beban kerja fisik (Wanders.1978) Di sisi lain, pengukuran melalui konsumsi
oksigen pada dasarnya tidak akan banyak
Tingkat kerta Energi dipengaruhi oleh perbedaan karakteristik
(kkallmenit) individu manusia yang diukur, namun alat
Istirahat < 1.563 pengukurannya sendiri akan sedikit
Ringan 1.563-2.292 mengganggu objek (orang) yang sedang
diamati, seperti masker yang harus dipakai
Sedang 2.292-4.583 dapal mengganggu proses pernafasan, jika
Berat >4.583 tidak dipasang dengan sempurna, dan peralatan
ukur yang dipasang dipunggung bisa dianggap
Metode Pengukuran Langsung dan Tidak tertalu berat sehingga dapat berpengaruh
Langsung lerhadap kebebasan gerak operator.

Astrand dan Rodahl (1971).


mengemukakan bahwa penilaian beban kerja
dapat dilakukan dengan dua metode secara
Vol. IX. No.1. April 2011 ~ 55
KESIMPULAN Salim, E. 2002. Green Company Pedoman
Pengelo/aan Lingkungan, Keselamatan,
1. Hasil pengukuran rata-rata denyut nadi dan Kesehatan Ketia. Jakarta: Astra
kerja operator, sebagian besar International.
menunjukkan nilai antara 128,15
denyutlmenit, pada rentang ini pekerjaan Rodahl, K. 1989. Textbook of work Physiology.
mengupas kulit ari kedelai dapat USA: Hill. Book Company.
dinyatakan sebagai pekerjaan bera!.
Sastrowinoto. 1989. Meningkatkan Produktivitas
2. Hasil pengukuran dan perhitungan rata- Kerja. Jakarta.
rata konsumsi oksigen operator
menunjukkan nilai 1,57 Iiter/menit yang Tarigan, I. 2009. Manfaat Kedelai bagi
juga aikategorikan pekerjaan bera!. Kesehatan.
http://www.mediaindonesia.comlmediahid
3. Perlu modifikasi pada alat Orbapas up1>ehatlindex.php/read/2009/04/27/1106/
khususnya pada panjang engkol dan 3/Manfaat-Kedelai-bagi-Kesehatan
penambahan transmisi pada sistem diakses tgl 6 - 1 -2011.
penggeraknya agar silinder dapat
digerakkan dengan ringan. Tarwaka. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan,
Kesehatan Kerja, dan Produktivitas.
4. Perlu modifikasi sistem penggerak dengan Surakarta.
menggunakan pedal kaki seperti sepeda
atau dengan penggerak motor Iistrik agar Wanders, A.1978. Pengukuran Energy da/am
kerja operator lebih ringar. dan nyaman. Strategi Mekanisasi Pertanian. Nuffic the
LWH IPB. Bogor.

DAFTAR PUSTAKA

Astrand, P. and K. Rodahl., 1971. Texbook of


Work Physiology. USA:HiII Book
Company.

Balitkabi. 2009. Alat Pengupas Kulit Siji Kedelai


Orbapas. Balai Penelitian Kacang-
kacangan dan Umbi-umbian : Malang.

Cristian.1989. Ergonomi Kesehatan dan


Kese/amatan Kerja. Jakarta.

Depkes RI. 2003. Modul Pe/atihan bagi


Fasilitator Kesehatan Kerja. Jakarta.

Herodian, S. 1994. Pedoman Praktikum


Ergonomika Academic Development of
the Graduate Program. The Faculty of
Agricultural Engineering and Technology.
IPB. Bogor.

Lamina. 1989. Kedelai dan Pengembangannya.


CV. Simplex. Jakarta.

Moans, A. 1978. Strategi Mekanisasi Pertanian.


Departemen Mekanisasi Pertanian IPB
Bogor dan Agricultural Engineering
University, Wageningen. Bogor.
Indonesia.

56 ~ Vol. IX, No.1, April 2011

Anda mungkin juga menyukai