Anda di halaman 1dari 6

Jawaban

1) Perbedaan Magnesium Sulfat Anhidrat dengan Magnesium sulfat heptahidrat ?


Magnesium Sulfat merupakan salah satu garam anorganik yang mengandung unsur
magnesium, sulfur dan oksigen, dengan rumus kimia MgSO4. Magnesium sulfat ini
termasuk senyawa ionik karena terdapat ikatan antara logam magnesium dengan spesi
non logam sulfat. Rumus kimia magnesium sulfat adalah MgSO4 (anhidrat), dan
MgSO4.xH2O (bentuk terhidrat). Magnesium sulfat dapat berupa molekul monohidrat,
heptahidrat, atau anhidrat.
Magnesium sulfat bersifat polar, bentuk anhidratnya sangat higroskopik atau
memiliki kemampuan menyerap molekul air dengan baik, oleh karenanya senyawa
magnesium sulfat biasa didapati dalam bentuk hidrat dengan struktur kristal monoklin.
Sifat higroskopik juga menyebabkan sulit untuk ditimbang secara akurat, sehingga
bentuk hidrat lebih dipilih dalam sediaan larutan (misalnya, dalam sediaan medis).
Bentuk anhidrat umumnya tidak stabil di alam, terhidrasi membentuk epsomit. MgSO4
umumnya dapat dijumpai dalam garam epsomite yakni MgSO4.7H2O. Magnesium sulfat
(MgSO4) yang sering disebut dengan garam Inggris/ garam Epsom yang dapat dijumpai
dalam bentuk magnesium sulfat heptahidrat (MgSO4.7H2O) merupakan salah satu
produk industri.
Magnesium sulfat kering, yang mengandung 62 hingga 70% MgSO4 dan setara
dengan hidrasi sekitar 2 hingga 3 air, dibuat dengan memanaskan heptahidrat hingga
sekitar 25% beratnya hilang. Magnesium sulfat anhidrat mengandung tidak kurang dari
99,0% dan tidak lebih dari 100,5% MgSO4. Magnesium sulfat heptahidrat terutama
ditujukan untuk digunakan dalam produk air kemasan sebagai penambah rasa, namun
juga digunakan sebagai nutrisi pengganti garam, minuman ringan berkarbonasi,
minuman olahraga dan minuman air yang difortifikasi dan sebagai bantuan fermentasi
dalam produksi bir. Magnesium sulfat heptahidrat memiliki rasa pahit, asin, dan dingin.
Sedangkan, tidak ada penggunaan magnesium sulfat anhidrat atau magnesium sulfat
monohidrat yang ditemukan dalam makanan. Magnesium sulfat adalah garam magnesium
yang memiliki sulfat sebagai counterion. Ia memiliki peran sebagai antikonvulsan, obat
kardiovaskular, penghambat saluran kalsium, anestesi, agen tokolitik, obat anti-aritmia,
analgesik dan pupuk.
Magnesium sulfat anhidrat memiliki berat molekul 120,366 g/mol sedangkan
pada magnesium sulfat heptahidrat memiliki berat molekul sebesar 246,47 g/mol.
Densitas untuk magnesium sulfat anhidrat dengan magnesium sulfat yang mengandung
hidrat memiliki data yang berbeda. Densitas magnesium sulfat anhidrat ialah 2,66
gram/cm3 , sedangkan magnesium sulfat heptahidrat adalah 1,68 gram/cm3
Begitu pula untuk nilai titik lebur magnesium sulfat, pada tekanan 1 atm
magnesium sulfat anhidrat memiliki nilai titik lebur 1124 °C, magnesium sulfat
heptahidrat nilai titik leburnya ialah 150 °C. Magnesium sulfat ialah garam yang mudah
larut dalam air panas. Kelarutan magnesium sulfat anhidrat dalam air bersuhu 0 °C ialah
sebesar 26,9 gr/100 ml H2O. Magnesium sulfat anhidrat juga dapat larut pada air bersuhu
20 °C sebesar 25,5 gr/100 ml H2O. Sedangkan magnesium sulfat heptahidrat memiliki
kelarutan sebesar 71 gr/100 ml H2O pada suhu 20 °C
Sumber :
1. Febri Yuliani*1, Rahadian Zainul. Analisis Termodinamika Molekul Magnesium
Sulphate (MgSO4).
2. Yoko Kawamura, Ph.D. MAGNESIUM SULFATE Chemical and Technical
Assessment. 63rd JECFA

2) Sediaan MgSo4 20% ?


Secara umum bentuk sediaan MgSO4 yaitu bentuk kapsul atau bubuk (garam Epsom),
cairan infus yang diberikan secara intramuscular, serta dalam bentuk vial untuk
pemberian intravena. Sediaan MgSO4 20 % yaitu dalam bentuk cairan infus yang
terdapat didalamnya heptahidrat 200 mg/ml.
Sumber :

1. Hicks MA, Tyagi A. Magnesium Sulfate. [Updated 2020 May 8]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554553/
2. Magnesium Sulfate 20% w/v solution for infusion - Summary of Product Characteristics
(SmPC) - (emc) [Internet]. Medicines.org.uk. 2021 [cited 16 January 2021]. Available
from: https://www.medicines.org.uk/emc/product/10132/smpc#gref
3) Cara Kerja MgSO4 dalam mekanisme channel
Sebagai penghambat kalsium menyebabkan vasodilatasi arteriol dan mencegah
vasospasme. NMDA merupakan reseptor glutamate, yaitu reseptor ligand gated yang
tersusun dari beberapa subunit yang membentuk saluran kation nonselective dan co
agonist asam amino glycine. Kekhusuan reseptor NMDA terletak pada kemampuan
memasukkan ion Ca2+ dan adanya ion MG2+ esktraseluler yang menutup celah
tersebut pada keadaan hiperpolarisasi membrane. Aktivitas reseptor NMDA akan
meningkat dengan berkurangnya konsentrasi magnesium di ekstraseluler
Efek relaksan Magnesium sulfat in vitro dan in vivo pada kontraktilitas uterus
manusia telah banyak dilaporkan. Karena magnesium adalah antagonis kalsium, ia
menurunkan konsentrasi kalsium intraseluler dan menghambat proses kontraksi. Pada
tahun 2002, meta-analisis berdasarkan 881 pasien tidak membuktikan adanya manfaat
pemberian Magnesium sulfat dibandingkan penggunaan plasebo pada persalinan
prematur. Saat obat melewati plasenta, ada kekhawatiran tentang keamanan janin.
Peningkatan risiko kematian perinatal dan efek samping neonatal termasuk gangguan
neurologis dan metabolik dilaporkan dalam beberapa uji coba menggunakan
pengobatan Magnesium sulfat dengan dosis tinggi Ini juga dapat mempengaruhi
sistem neuromuskuler ibu. Lebih dari konsentrasi serum 9 mg / dL, terdapat risiko
toksisitas tinggi yang mengakibatkan depresi pernapasan dan hilangnya refleks. Tidak
ada bukti lagi yang merekomendasikan obat ini sebagai agen tokolitik lini pertama.
Namun, ketika diberikan profilaksis dengan dosis rendah, dilaporkan memiliki efek
neuroprotektif neonatal dalam percobaan multisenter acak tetapi efek ini harus
dikonfirmasi di masa depan pada penelitian terkontrol acak besar.

Sumber :
1. Corinne Jeanne Amelie Catherine Hubinont. Prevention of Preterm Labour: 2011
Update on Tocolysis. Article  in  Journal of Pregnancy · November 2011
4) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2011 dan organisasi internasional lainnya
merekomendasikan dua regimen dari MgSO4 yaitu regimen Pritchard dan regimen
Zuspan. Regimen Pritchard adalah regimen yang didominasi intramuskular (IM)
dimana diberikan dosis awal 4gram secara IV dan 5 g IM pada kedua bokong dosis
pemeliharaan 5 g IM setiap 4 jam 19. Rejimen ini populer di rangkaian terbatas
sumber daya di mana pemberian magnesium sulfat secara IV mungkin tidak dapat
dilakukan. Untuk kelemahannya yaitu pasien akan merasa lebih nyeri dan resiko
infeksi yang tinggi. regimen Zuspan, yang diberikan sebagai dosis awal 4 g IV diikuti
dengan pemberiaan IV secara terus menerus 1 g / jam, lebih umum digunakan di
negara berpenghasilan tinggi. Tak satu pun dari rejimen rejimen lain, yang didasarkan
pada studi farmakologis respons-paparan standar. Akibatnya, regimen dosis
magnesium sulfat yang optimal tidak diketahui.3,4
Sumber :

1. Pratt J, Niedle P, Vogel J, Oladapo O, Bohren M, Tunçalp Ö et al. Alternative


regimens of magnesium sulfate for treatment of preeclampsia and eclampsia: a
systematic review of non‐randomized studies. Acta Obstetricia et Gynecologica
Scandinavica. 2015;95(2):144-156.
2. WHO 2011, available:
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/44703/9789241548335_eng.pdf;jsess
ionid=80E75E8D7B6E2271B2A674D2DA440A79?sequence=1
5) Berapa batas usia kehamilan yang boleh diberikan MGSO4 ?
Magnesium sulfat memiliki efek neuroprotektor yang mencegah terjadinya cerebral
palsy pada bayi premature akibat terjadinya persalinan premature. Pemberian magnesium
sulfat berdasarkan usia kehamilan yang memiliki efek terbesar masih diperdebatkan. Karena
faktor perinatal dan neonatal lebih menonjol dalam etiologi cerebral palsy di bayi prematur,
intervensi segera sebelum persalinan lebih efektif di awal kehamilan. Konsep ini didukung
oleh data dari Rouse et al. menunjukkan penurunan yang signifikan dalam jumlah cerebral
palsy sedang atau berat yang terjadi pada bayi oleh perempuan yang diberikan MgSO4 pada
usia kehamilan kurang dari 28 minggu (RR 0,45;95% CI 0,23-0,87), tetapi tidak pada
mereka yang diberikan MgSO4 pada usia antara 28 dan 31 minggu kehamilan. Data dari
Knight dan Rouse dkk. yang berasal dari subkelompok wanita dengan usia kehamilan
kurang dari 28 minggu, dan data Crowther et al. yaitu wanita usia kehamilan minggu ke-29
atau kehamilan yang lebih rendah menunjukkan penurunan yang signifikan pada cerebral
palsy sedang atau berat (RR 0,55;95% CI 0,35–0,88). Costantine et al. melihat uji coba
tersebut yang membahas outcome pada usia kehamilan kurang dari 34 minggu dan
menyimpulkan bahwa jumlah yang diperlukan untuk mengobati pada usia kehamilan kurang
dari 30 minggu adalah 46 (95% CI 26–187) dan meningkat menjadi 56 (95% CI 34–164)
sebelum usia kehamilan 32–34 minggu.
Dalam pedoman praktik klinis yang dikeluarkan oleh University of Adelaide,
menyimpulkan bahwa magnesium sulfat harus dipertimbangkan pada wanita dengan usia
kehamilan kurang dari 30 minggu, diskusi mereka berpendapat bahwa manfaat telah diamati
pada kehamilan yang lebih lanjut, namun efek terbesar kemungkinan terjadi pada kehamilan
paling awal dan keterbatasan sumber daya membuat batas atas 30 minggu merupakan
pilihan pragmatis.
Pedoman untuk neuroprotektor yang dikeluarkan di dua negara yang berpartisipasi dalam
EPICE, Inggris Raya dan Belgia pada Juli 2014. Dalam kedua pedoman tersebut, MgSO4
sangat dianjurkan untuk pelindung saraf bagi wanita yang mengalami kelahiran prematur
segera sebelum usia kehamilan 32 minggu. Tidak ada panduan yang jelas mengenai batas
atas usia kehamilan yang boleh diberikan MgSO4, namun berdasarkan FDA tidak
merekomendasikan pemberian MgSO4 di trimester pertama karena efek samping yang dapat
ditimbulkan. FDA mengidentifikasi 18 kasus yang dilaporkan dalam Sistem Pelaporan
Kejadian Merugikan FDA yang menggambarkan kelainan kerangka pada neonatus yang
terpapar MgSO4 di dalam rahim. MgSO4 diberikan kepada ibu untuk tocolysis pada
kehamilan. Durasi rata-rata pajanan MgSO4 dalam rahim adalah 9,6 minggu (kisaran 8-12
minggu) dan perkiraan rata-rata total dosis ibu yang diberikan adalah 3.700 gram. Seri kasus
yang dipublikasikan menjelaskan neonatus yang mengalami kelainan tulang yang
berhubungan dengan osteopenia; beberapa berkembang beberapa patah tulang yang
melibatkan tulang rusuk dan tulang panjang. Berdasarkan kasus literatur ini, masuk akal
bahwa kelainan tulang pada neonatus berhubungan dengan pajanan MgSO4 dalam rahim
yang berkepanjangan. Osteopenia dan patah tulang dapat terjadi akibat hipermagnesemia,
yang pada gilirannya menyebabkan hipokalsemia pada janin yang sedang berkembang.

Sumber :
1. Zaida Rahman, Asadul Mazid Helal. Facts about magnesium sulphate. Journal of enam
medical collage. 2014. Vol 3 (3)
2. Magnesium Sulphate to Prevent Cerebral Palsy following Preterm Birth. Scientific
Impact Paper No. 29 August 2011

6) Apa perlu diberikan dosis ulangan apabila terjadi PPI?

MgSO4 dapat menjadi terapi tokolitik dimulai dengan dosis awal 4-6 gr secara intravana
yang diberikan selama 15-30 menit dan diikuti dengan dosis 2-4 gr/jam selama 24 jam.
Menurut literature review oleh Elliot, pemberiaam MgSO4 ini dapat menurunkan angka
kematian ibu dan bayi. MgSO4 merupakan obat yang bersifat akut bukan kronis, sehingga
apabila pemberian telah dihentikan maka untuk pemberian selanjutnya akan menunjukkan
efikasi yang kurang baik. Selain itu tidak banyak bukti ilmiah mengenari pemberian MgSO4
pada PPI berulang. 5,6

Sumber

1.  [Internet]. Jogc.com. 2021 [cited 16 January 2021]. Available from:


https://www.jogc.com/article/S1701-2163(16)34886-1/pdf
2. Elliott JP, Morrison JC, Bofill JA. Risks and Benefits of Magnesium Sulfate Tocolysis in
Preterm Labor (PTL). AIMS Public Health. 2016 May 30;3(2):348-356. doi:
10.3934/publichealth.2016.2.348. PMID: 29546168; PMCID: PMC5690360

Anda mungkin juga menyukai