Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN STUDY CONTEXTUAL

Agrowisata Kebun Teh Wonosari Lawang Malang


Perusahaan PT Perkebuan Nusantara XII Wonosari

Oleh :
1. Diena Aden Masykur (06)
2. Muhammad Ilham Mahrudin Zamzam (07)
3. Hanafi Yahya Dinka P. (08)
4. Lukman Hakim M. Noor (09)
5. M. Habib Hilal Hamdi (10)

SMA DARUL ‘ULUM 2 UNGGULAN BPPT JOMBANG


CAMBRIDGE INTERNATIONAL SCHOOL ID 113
PONDOK PESANTREN DARUL ‘ULUM, PETERONGAN, JOMBANG

LAPORAN STUDY CONTEXTUAL 1


DAFTAR ISI

1. LATAR BELAKANG........................................................... 3

2. TUJUAN KUNJUNGAN...................................................... 4

3. ALUR KEGIATAN............................................................... 5

4. PEMBAHASAN.................................................................... 6
5. PENUTUP............................................................................ 19

LAPORAN STUDY CONTEXTUAL 2


LATAR BELAKANG

Kota merupakansuatusistemjaringankehidupanmanusiadengankepadatanpenduduk yang


tinggidanmemiliki strata sosialekonomi yang
heterogensertamemilikikecenderungankehidupan yang materialistis.  Kota
itusendirimemilikifungsisebagaitempatbermukim, bekerjadanrekreasi. Olehkarenaitu,
kotamemilikifasilitas-fasilitasumum yang disediakanuntukmasyarakat yang ada di
kotatersebut. Salah satu kota yang dikenal di Indonesia adalah kota Malang. Tidak sedikit
yang tahu bahwa Malang memiliki kebun teh yang luas dan pemandangan yang indah di
sekitar pegunungan yang memiliki nuansa sejuk sehingga menarik para pengunjung.
Perkebunan teh merupakan salah satu aspek dari sektor pertanian yang menguntungkan di
Indonesia. Produk teh di Indonesia terdiri dari dua macam yaitu teh hitam dan teh hijau.
Perbedaan kedua macam teh tersebut disebabkan oleh perbedaan cara pengolahan. Dalam
proses pengolahan teh hitam memerlukan proses oksidasi enzimatis sedangkan teh hijau tidak
memerlukan proses oksidasi enzimatis.
Kebun teh ini disebut dengan kebun teh wonosari yang dikenal kebun teh lawang, Malang.
Di tempat wisata ini kita dapat menikmati hijaunya teh dan jalan-jalan di pabrik yang
mengolah pucuknya teh yang menghasilkan rasa tinggi. Area perkebunan teh Wonosari ini
masuk ke Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari dan Desa Wonorejo, Kecamatan Lawang,
Kabupaten Malang dengan ketinggian 1200 m diatas permukaan laut dengan luas 714,43 ha.
Perkebunan ini pertama kali didirikan pada tahun 1875 – 1919 oleh NV. Cultur Maatschappy
Lawang yang kemudian dilanjutkan oleh Perusahaan Perkebunan Maatschappy Wonosari.
Kebun Wonosari merupakan salah satu kebun milik PT Perkebunan Nusantara XII (Persero)
yaitu pertamakali pada tahun 1996 yang biasa disingkat dengan nama PTPN XII yang
mengelolah 2 jenis teh yaitu teh camellia sinensis dari china dan teh camellia asanela dari
india. Yang menghasilkan 1000 ton/tahunnya.
Kami menyusun laporan ini sebagai salah satu syarat terselesaikannya Pembelajaran
Semester 1 di Unit Pendidikan SMA Darul ‘Ulum 2 Unggulan BPPT Jombang Cambridge
International School ID 113, serta memberikan kepada kita wawasan lebih terutama pada
budidaya teh yang sangat menguntungkan.

LAPORAN STUDY CONTEXTUAL 3


TUJUAN KUNJUNGAN

Tujuan dari kegiatan ini yaitu belajar. Namun, terdapat satu perbedaan dibandingkan
dengan kegiatan sehari – hari kami, yaitu lokasinya yang berada di alam bebas, bukan di
dalam ruangan. Ini merupakan salah satu cara untuk menghilangkan kejenuhan kami. Selain
itu tujuan kami melakukan penelitian ini yaitu agar lebih banyak mengetahui tentang teh,
sejarah perkembangan teh, pemilihan, perawatan, dan penanaman teh yang baik, jenis jenis
teh, khasiatnya dari teh, kandungan dari teh, proses pembuatan teh, dan ingin merasakan
seperti apa rasa teh kelas dunia.

LAPORAN STUDY CONTEXTUAL 4


ALUR KEGIATAN

A. Waktu dan Tempat Kegiatan

Pada hari Rabu, 25 November 2015, Kami berkumpul pada jam 06.00 WIB
diAkademi Keperawatan (AKPER) UNIPDU, Pondok Pesantren Darul ‘Ulum
Peterongan, Jombang. Kegiatan ini dilakukan selama 1 hari. Tempat tempat yang kami
kunjungi antara lain (sebagai tempat berkumpul pra keberangkatan); Agrowisata
Kebun Teh Wonosari Lawang, Malang; Masjid Cheng Ho, Pandaan, Pasuruan; Wisata
Kuliner Bakpao Telo, Pandaan, Pasuruan; dan Masjid Jami’ Mojosari, Mojokerto.

B. Jadwal Kegiatan
1. Pra-Keberangkatan

Kami berkumpul disamping Akademi Keperawatan (AKPER) UNIPDU, Pondok


Pesantren Darul ‘Ulum, Peterongan, Jombang, pukul 06.00 pada hari Rabu, 25 November
2015. Kami berkumpul disini untuk menyiapkan diri, absensi, pembagian bus dan sarapan.
2. Keberangkatan

Kami berangkat pukul 06.30 menuju Malang menggunakan seragam PDH lengkap dengan
atributnya. Perjalanan dilalui dengan 3 unit bus yang ditumpangi oleh seluruh siswa kelas X,
Guru Pendamping atau Wali Kelas X, beberapa KAMTIB dan juga Pimpinan.
3. Perjalanan

Kami memulai perjalanan pada pukul 06.30 diawali dengan pembacaan doa sebelum
berpergian, doa naik kendaraan, dan doa menuntut ilmu. Waktu yang dibutuhkan untuk
melalui Jombang-Malang +/- 2,5 – 3 jam.

4. Agrowisata Kebun Teh Wonosari, Lawang, Malang

Kami tiba di Tempat Study Contextual pertama yaitu, “Agrowisata Kebun Teh Wonosari,
Lawang, Malang” pada pukul 09.00 WIB. Kami disambut oleh seorang Pemandu Tour
Perkebunan Teh Wonosari, yaitu Bapak Budi Wahyu N. yang juga menjelaskan secara
singkat sejarah dari Pabrik Teh CTC Wonosari, proses pembuatan teh mulai dari teknik
pemetikan yang baik hingga pengemasan dan pengeksporan teh.
Lalu, dilanjutkan oleh penjelasan dari Ibu Ika sembari tour berkeliling pabrik dan
Perkebunan teh yang dimiliki oleh pihak Pabrik Teh CTC Wonosari yang terkenal akan hasil
tehnya yang terbaik di Indonesia saat ini, dan hasil olahannya yaitu Teh Rolass.
Kemudian dilanjutkan dengan ISHOMA dengan mencicipi makan siang dan hasil
produksi teh hitam terbaik kualitas ekspor, dan berbelanja souvernir untuk keluarga dirumah.
Susasana perkebunan yang cukup rindang dan berhawa sejuk tersebut ternyata membuat kami
betah untuk berlama – lama di sana. Namun karena seluruh kegiatan sudah terjadwal, kami
terpaksa meninggalkan tempat ini walaupun masi terbesit keinginan untuk barada di sini

LAPORAN STUDY CONTEXTUAL 5


selama beberapa saat. Akhirnya kami kembali menuju bus masing – masing dan bersiap - siap
untuk melanjutkan perjalanan ke Masjid Cheng Ho yang berlokasi di Pandaan, Pasuruan.

5. Masjid Cheng Ho, Pandaan, Pasuruan

Kami tiba di Masjid Cheng Ho pada pukul 15.00 untuk melaksanakan kunjungan dan
sholat dhuhur dan ashar. Kami sangat terkesan ketika melihat sebuah bangunan megah di
depan kami. Sebuah masjid dengan arsitektur khas China yang cukup unik. Interior masjid
juga tak kalah apiknya jika dibandingkan dengan eksteriornya. lalu kami bisa bebas memilih
tempat yang kita inginkan untuk menyantap makan sore, membeli oleh-oleh, dan cinderamata
sekaligus berganti baju.

6. Wisata Kuliner Telo, Pandaan, Pasuruan

Kami juga sempat mampir di Wisata Kuliner Telo, Pandaan Pasuruan pada pukul 16.30
WIB. Jalan kaki kami pilih untuk menuju ke sana, karena tempat yang tidak terlau jauh dari
Masjid Cheng Ho. Kami mencicipi Bakpao Telo, Bakpia Telo, Mie Ayam Telo secara
percuma. Selain itu, kami juga membeli beberapa jenis olahan telo lainnya sebagai cemilan di
bus untuk perjalanan pulang dan oleh oleh.

7. Perjalanan Pulang

Kami mengakhiri perjalanan Study Constextual pada pukul 18.00. Kami mekukan
Briefing sebelum pulang, Doa naik kendaraan, Doa Sebelum Perjalanan, Doa Akhir pelajaran,
dan Absensi Siswa. Selepas pulang, kami singgah di Masjid Jami’ Mojosari, Mojokerto pada
pukul 20.00 WIB untuk melaksanakan sholat Maghrib dan Isya’, dan makan malam.Lalu,
kami melanjutkan perjalanan pulang kami, dan akhirnya dapat selamat sampai tujuan pada
pukul 21.00 WIB dan kembali ke asrama masing masing.

Tabel 3.1 Agenda Kegiatan


Wakt
Tempat Keterangan
u
Sarapan, Berkumpul untuk Absensi,
AKPER UNIPDU, PP. Darul Ulum 06.00
Pembagian Bus,dan Keberangkatan
Agrowisata Kebun Teh Wonosari 09.00 Pembelajaran Study Constetual
Masjid Cheng Ho dan Wisata Kuliner Istirahat, Makan, Sholat Dhuhur dan
15.00
Telo Ashar
Masjid Jami’ Mojosari 20.00 Istirahat, Sholat Maghrib dan Isya’

Pondok Pesantren Darul ‘Ulum 21.00 Pulang

LAPORAN STUDY CONTEXTUAL 6


PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Teh

Teh pertama kali ditemukan pada sebuah daerah di kerajaan Jepang. Pada saat itu sang
Kaisar hendak meminum air yang dimasak terlebih dahulu. Namun, tak disangka ada sehelai
daun jatuh diatasnya. Setelah dicicipi, terasa sangat sedap. Semenjak saat itu, teh mulai
dikenal, dan dibudidayakan.

B. Sejarah Pabrik Teh CTC Wonosari

Pada tahun 1910, Belanda mendirikan perkebunan di


daerah Malang. Perkebunan itu memperkembangbiakkan
tanaman Kina sebagai tanaman obat obatan (TOGA).
Namun, karena ketidak cocokan suhu, dan keadaan, maka
tumbuhan kina diganti dengan tumbuhan teh.
Gambar 4.1 Agrowisata Wonosari Pada tahun 1945,
pemerintah Indonesia menasionalisasikan
pabrik pabrik Belanda. Salah satunya yaitu Pabrik
Teh Belanda yang kemudian bergabung dengan BUMN Perkebunan Nusantara 12, dan
Nusantara 12. Sekarang, perkebunan ini bernama Agrowisata Perkebunan Teh Wonosari,
yang dikelola oleh pihak Pabrik Teh CTC Wonosari atau yang lebih terkenal dengan Teh
Rolass.

C. Jenis Jenis Teh

Jenis jenis teh yang dikembangbiakkan di


perkebunan ini antara lain teh jenis Camelia
assamicadanCamelia sinensis.Camelia
assamicamerupakan jenis teh yang berasal
dari India. Penyebaran teh ini sangat pesat
Gambar 4.2 Jenis jenis teh
November 2015

dikalangan dunia. Teh ini dapat sampai di


Indonesia berkat para pedagang India yang bermukim dan menjual teh jenis ini di Indonesia.
Sedangkan, teh jenis Camelia sinensisadalah teh yang berasal dari Dataran Tinggi China. Teh
yang mengandung berbagai khasiat ini berhasil sampai di Indonesia setelah Invansi China ke
Indonesia, hingga saat ini kita dapat melihat banyaknya orang China yang tinggal di
Indonesia. Perpindahan kependudukan mereka ke Indonesia disebabkan faktor alam
diIndonesia yang sangat mendukung perekonomian mereka. Perbedaan dari jenis Camelia
assamica dan Camelia sinensis antara lain yaitu:
1. Pada Camelia sinensislebar daun lebih kecil dari padaCamelia assamica.
2. Pada Camelia sinensiswarna daun lebih terang dari padaCamelia assamica.

LAPORAN STUDY CONTEXTUAL 7


3. PadaCamelia sinensiswarna teh yang dihasilkan lebih pekat dari padaCamelia
assamica

Varietas yang dihasilkan dari kedua jenis diatas antara lain:


a. Teh Hitam (Black Tea)

Varietas ini merupakan perpaduan dari teh jenis Camelia sinensis


dan Camelia assamica. Teh varietas ini membutuhkan kelembaban
dan temperatur untuk proses fermentasi. Penyebab warna hitam dari
teh ini berasal dari proses fermentasi secara alami pada tempat yang
tertutup dan terjaga kesterilannya.
Disebut juga sebagai teh merah oleh bangsa Cina, Jepang dan
Korea. Merupakan jenis teh yang paling populer dan sering
dikonsumsi di Asia, termasuk Indonesia. Teh hitam lebih lama
mengalami proses oksidasi dibanding teh-teh lainnya. Jenis teh ini
memiliki aroma kuat dan bisa bertahan lama jika disimpan dengan Gambar 4.3 Teh Hitam
baik. Teh ini dijual dengan harga sekitar Rp. 10.000,- November 2015

b. Teh Hijau (Green Tea)

Varietas ini merupakan perpaduan antara teh jenis Camelia


sinensis dan Camelia assamica. Teh varietas ini tidak membutuhkan
kelembaban dan temperatur untuk proses fermentasi. Penyebab warna
hijau dari teh ini berasal dari terjaganya keaslian dan kealamiannya
pada tempat yang terjaga kesterilannya.
Jenis teh ini adalah yang paling populer di Cina dan Jepang. Juga
dianggap sebagai teh yang paling bermanfaat bagi kesehatan, terutama
karena khasiatnya melawan kanker. Teh ini diperoleh dari pucuk daun
teh segar yang mengalami pemanasan dengan uap air pada suhu tinggi
Gambar 4.4 Teh Hijau
November 2015

c. Teh Putih (White Tea)

Varietas teh ini merupakan hasil dari pucuk teh muda Camelia
sinensis yang masih mengandung serbuk putih serta getah yang
menjadi aroma khas dari teh putih. Dari kedua faktor itu juga yang
menyebabkan rasa khas teh putih yang mengandung banyak manfaat.
Dibuat dari pucuk daun teh paling muda yang masih dipenuhi bulu
halus. Teh putih tidak mengalami proses fermentasi, hanya diuapkan
dan dikeringkan.Daun teh putih setelah dikeringkan tidak berwarna
hijau tapi berwarna putih keperakan dan jika diseduh berwarna lebih
pucat dengan aroma lembut dan segar. Teh ini dijual dengan harga
10g=Rp.30.000,- 1kg=Rp3.000.000 Gambar 4.5 Teh Putih
November 2015
LAPORAN STUDY CONTEXTUAL 8
D. Kandungan dan Khasiat Teh

Kandungan dari teh antara lain:


1. Flouride
2. Asam amino L-theanine (memperkuat imune tubuh)
3. Antik oksidan (Polifenol – 10 kali lipat dibanding sayuran, flavonoid)
4. Quercetin, kaempfrol, dan myricetin (mencegah pengapuran pembuluh darah)
5. Cafein 40 mg percangkir
Khasiat yang terkandung dari teh antara lain:
a. Teh Hitam (Black Tea)

Teh hitam mengandung antioksidan yang tinggi, sehingga baik bagi penderita Diabetes.
Tiga cangkir teh hitam setiap hari dipercaya dapat menurunkan resiko penyakit
kardiovaskuler seperti penyakit jantung, menurunkan kadar kolesterol, hipertensi, dan stroke.
Karena zat flavonoid quercetin, kaempfrol, dan myricetin dalam teh yang dapat mencegah
kerusakan pembuluh darah akibat oksidasi kolesterol, mempengaruhi kadar hormon stress.

b. Teh Hijau (Green Tea)

Teh hijau mengandung kalori yang rendah dan polifenol sehingga baik digunakan sebagai
diet alami. Jenis teh ini adalah yang paling populer di Cina dan Jepang. Juga dianggap sebagai
teh yang paling bermanfaat bagi kesehatan, terutama karena khasiatnya melawan kanker. Teh
ini diperoleh dari pucuk daun teh segar yang mengalami pemanasan dengan uap air pada suhu
tinggi

c. Teh Putih (White Tea)

Teh putih mengandung antioksidant yang tinggi sehingga baik digunakan untuk
menurunkan tekanan darah. Proses produksi teh putih ini terdiri atas dua tahap, yakni
penguapan dan pengeringan. Terkadang teh putih juga difermentasi dengan sangat ringan.
Tanpa adanya pelayuan, penggilingan dan fermentasi ini membuat penampilannya nyaris tak
berubah. Teh yang dihasilkan pun berwarna putih keperakan. Ketika dihidangkan, teh putih
memiliki warna kuning pucat dan aroma yang lembut dan segar. Teh ini merupakan yang
paling lembut di antara semua jenis teh. Untuk memproduksi teh putih juga tidak bisa
dilakukan sembarangan. Diklaim mempunyai manfaat terbaik dari semua jenis teh.
Manfaatnya yaitu menekan sel kanker, mencegah obesitas, menangkal radikal bebas lebih
baik dari jenis teh lain, mencegah penuaan, mencegah masalah kulit, melangsingkan tubuh.

LAPORAN STUDY CONTEXTUAL 9


Proses Pembuatan Teh

a. Penanaman Teh

Teh diperoleh dari pengolahan daun tanaman teh (camellia sinensis) dari familia Theaceae
Tanaman ini dapat tumbuh subur di daerah tanaman tropic dan subtropik dengan menuntut
cukup sinar matahari dan curah hujan sepanjang tahun, untuk dapat tumbuh dengan baik, teh
memiliki beberapa criteria untuk syarat tumbuh.
Tanaman teh dapat tumbuh sampai ketinggian sekitar 6-9 m. Di perkebunan-perkebunan
tanaman teh dipertahankan hanya sampai sekitar 1 meter tingginya dengan pemangkasan
secara berkala. Ini dilakukan untuk memudahkan pemetikan daun dan agar diperoleh tunas-
tunas daun teh yang cukup banyak.
Tanaman teh membutuhkan iklim yang lembab, Dan tumbuh baik dengan temperatur
diantara 10-30oC pada daerah curah hujan dan ketinggian 600-200 dpl. Tanaman teh di
perkebunan ditanam secara berbaris dengan jarak tanam satu meter. Tanaman teh yang tidak
dipangkas akan tumbuh kecil setinggi 50–100 cm dengan batang tegak dan bercabang-cabang.

LAPORAN STUDY CONTEXTUAL 10


Cara penanaman yang dilakukan pekebunan teh Wonosari Malang

1. Biji

Perkebunan teh Wonosari Malang banyak menggunakan teknik menanam biji karena
menghasilkan kualitas teh yang lebih bagus meskipun sampai masa panen memerlukan waktu
7 tahun.

2. Stek batang

Perkebunan teh Wonosari Malang juga menggunakan teknik penanaman stek batang
walaupun banyak menggunakan teknik biji. Stek batang untuk menyeimbangan pertumbuhan
teh di perkebunan dengan masa sampai panen memerlukan waktu 3 tahun.

Jarak tanam yang digunakan di perkebunan teh Wonosari bervariasi, karena lahan di
perkebunan ini tidak merata, ada sebagian lahan yang datar dan ada pula lahan yang
menjulang, jarak tanam yang di gunakan menyesuaikan keadaan lahannya. Jarak tanam antar
barisan adalah 1m, sedangkan jarak dalam baris adalah 0,5m/50cm.

b. Pemetikan

Pemetikan adalah pemungutan hasil pucuk tanaman teh yang memenuhi syarat-syarat
pengolahan. Pemetikan berfungsi pula sebagaiusaha membentuk kondisi tanaman agar
mampu berproduksi tinggi secara berkesinambungan. Teh di hasilkan dari pucuk-pucuk teh
yang paling pucuk yang dipetik dengan siklus 7 sampai 14 hari sekali. Hal ini bergantung dari
keadaan tanaman masing-masing daerah, karena dapat mempengaruhi jumlah hasil yang
diperoleh. Cara pemetikan daun selain mempengaruhi jumlah hasil teh, juga sangat
mempengaruhi mutu teh yang dihasilkan. Cara pemetikan daun teh dibedakan menjadi dua
yaitu pemetikan halus dan cara pemetikan kasar. Kegiatan pemetikan yang memerlukan
karyawan yang jumlahnya paling besar yaitu 300 yang di bagi di setiap blok. masih banyak
ditemui hasil pemetikan yang hanya mengejar target tanpa memperhatikan tata cara
pemetikan yang benar. Apalagi menghadapi musim hujan yang produksinya lebih banyak dari
pada musim kemarau maka akan dibutuhkan lebih banyak lagi karyawan. Hal ini
menyebabkan perlunya pengawasan dan pembinaan yang lebih intensif dalam pelaksanaannya

Jenis Pemetikan Jenis pemetikan yang dilakukan dalam satu daur pangkas terdiri dari :
a) Pemetikan Jendangan
Pemetikan jendangan ialah pemeikan yang dilakukan pada tahap awal setelah tanaman
dipangkas untuk membentuk bidang petik agar tanaman mempunyai potensi produksi yang
tinggi. Biasanya pemetikan jendangan dilakukan 6-10 kali petikan.
b) Pemetikan Produksi

LAPORAN STUDY CONTEXTUAL 11


Pemetikan produksi dilakukan terus-menerus dengan daur petik tertentu dan jenis petikan
tertentu sampai tanaman dipangkas kembali. Pemetikan produksi yang dilakukan menjelang
tanaman dipangkas disebut ”pemetikan gendesan”, yaitu memetik semua pucuk yang
memenuhi syarat untuk diolah tanpa memperhatikan daun yang ditinggalkan.

Jenis Petikan Yang dimaksud dengan jenis petikan ialah macam pucuk yang dihasilkan dari
pelaksanaan pemetikan. Jenis petikan dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :

a. Petikan halus, apabila pucuk yang dihasilkan terdiri dari pucuk peko(p) dengan satu
daun atau pucuk burung (b) dengan satu daun yang muda (m), biasa ditulis dengan
rumus p+1 atau b+1m.
b. Petikan medium, apabila pucuk yang dihasilkan terdiri dari pucuk peko dengan dua
daun, tiga daun muda, serta burung dengan satu, dua daun atau tiga daun muda.
c. Petikan kasar, apabila pucuk yang dihasilkan terdiri dari pucuk peko dengan empat
daun atau lebih, dan pucuk burung dengan beberapa daun tua.

Analisis Hasil Petikan

Untuk mengetahui pelaksanaan pemetikan pada suatu waktu tertentu, baik cara maupun
hasilnya, apakah sudah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki, maka perlu melakukan
pemeriksaan pucuk yang dihasilkan pada waktu tersebut. Pemeriksaan pucuk serupa ini
biasanya disebut analisis hasil petikan yang dilakukan setiap hari. Analisis hasil petikan terdiri
dari dua macam yaitu:

a. Analisis petik ialah pemisahan pucuk yang didasarkan pada jenis pucuk atau rumus
petik yang dihasilkan pemetikan yang telah dilakukan dan dinyatakan dalam bentuk
persen.
b. Analisis pucuk ialah pemisahan pucuk yang didasarkan pada bagian muda dan tua
daun yang dinyatakan dalam persen. Pucuk dianggap rusak apabila pada pucuk
tersebut terdapat daun-daun yang rusak seperti tersobek, terlipat, dan terperam.
Pemetikan dari lahan dengan ketinggian 1200 m diatas permukaan laut. Agar
mendapatkan hasil terbaik, waktu yang digunakan adalah pada saat pagi hari. Sejak pukul
05.00 hingga 15.00 pada area yang berbeda. Hasil pemetikan yang paling baik adalah pada
saat musim kering atau kemarau. Formula yang digunakan untuk teknik pemetikan ialah

Teknik Peco:
1. Peco + 3 daun muda
2. Peco + 2 daun muda
3. Burung Cadi + 2 daun muda
4. Lurung tua
5. Lembar Muda

LAPORAN STUDY CONTEXTUAL 12


Gambar. 5.1 Teknik Pemetikan Teh
November 2015

Gambar 5.2 Pemetikan Teh yang Baik dan Benar


November 2015

c. Penimbangan

Setelah dikumpulkan oleh para pemetik teh, kemudian teh yang berhasil terkumpulkan
ditimbang dengan timbangan gantung di kebun, sekaligus pembagian upah kerja yang akan
diterima oleh pekerja tergantung banyaknya hasil pemetikan teh yang didapatkan.
Penimbangan dilakukan sebanyak 2 kali, yang pertama ketika di kebun, yang ke dua
penimbangan dilakukan pada saat daun teh tiba di Pabrik.

d. Penyetoran ke Pabrik

Penyetoran ke pabrik langsung dilakukan setelah pemetikan, agar menjaga kesegarannya.


Penyetoran dilakukan pada saat pagi hari, tepat selepas pemetikan. Penyetoran diakukan

LAPORAN STUDY CONTEXTUAL 13


menggunakan truk yang dilapisi dengan single terpal, dan double terpal diatasnya guna
menjaga agar daun teh terlindung dari sinar matahari langsung.

e. Pelayuan

Proses ke dua yaitu daun teh petikan diletakan di bak penampung berkapasitas 700 kg
per bak yang dilengkapi dengan blower yang berfungsi agar daun menjadi layu serta untuk
mengurangi kandungan air yang terbawa oleh daun. Daun Teh dilayukan dengan melakukan
pemanasan selama 8-12 jam agar kadar air yang terkandung berkurang 65-70 persen.
Pemanasan dilakukan dengan mengalirkan udara panas dengan temperatur 200  –  27 0C. Hal
ini dilakukan agar Daun teh dapat digiling dengan baik. 6 jam pertama daun teh di bolak-
balik, pembalikan ini bertujuan agar pelayuan daun teh tersebut merata. Kemudian setelah
dilayukan daun-daun teh dibawa ke mesin GLS (Green Leaf Sirter) dengan kapasitas mesin
1050 Kg.

Gambar 5.3 Proses Pelayuan Teh


November 2015

f. Penggilingan

Selanjutnya, daun teh yang telah di sortasi dari rantingnya masuk pada tahap
penggilingan. Pada tahap ini, daun teh digiling untuk memecah sel-sel daun (pemecahan
serat). Pemecahan daun teh disesuaikan dengan kebutuhan atau permintaan pasar. daun teh
ada yang digiling kasar dan ada yang digiling sampai menjadi serbuk. Mesin yang digunakan
adalah CTC.

Gambar 5.4 Proses Penggilingan Teh


November 2015

LAPORAN STUDY CONTEXTUAL 14


g. Fermentasi

Daun teh yang telah digiling disimpan pada tempat atau ruangan khusus yang bersih dan
bebas bau. Dimasukkan ke mesin CFU. selama 60-90 menit dengan kelembaban ruangan min
95% dengan suhu 19-20 0C. Pada tahap ini, daun teh dibiarkan mengalami oksidasi. Tujuan
dilakukan fermentasi adalah untuk memperoleh citarasa yang alami seperti rasa, warna, dan
aroma.

Gambar 5.5 Proses Fermentasi pada Teh


November 2015

h. Pengeringan

Proses pengeringan pada proses oksidasi di hentikan menurunkan kadar air dengan lama
pengeringan 18-20 menit.yang bertujuan untuk menyeterilkan daun teh dan menghentikan
proses fermentasi. Nantinya pada surtasi pengelompokan mutu teh partikel berat jenis, sesuai
keinginan pasar. Kemudian dilakukan pengujian kadar air agar kualitas teh menjadi baik.

i. Pengemasan

Untuk setiap jenis mutu dilakukan pengemasan untuk mempertahankan kadar air dalam
bentuk paper sack dengan ukuran 120x70x20 kemudian di simpan berbentuk palet dalam 20
sack/paket.

Gambar 5.6 Pengemasan


November 2015

LAPORAN STUDY CONTEXTUAL 15


j. Pengiriman

Pengiriman dilakukan sistem Dilevery Order menggunakan alat angkut yang kering,
bersih, dan bebas dari bau-bauan.

k. Pemasaran

Pada saat penyortiran kualitas, kualitas daun teh yang terbaik lebih di arahkan untuk
ekspor sedangkan kualitas yang terburuk atau hanya tinggal ampas saja di arahkan untuk
produksi dalam negeri. Sehingga teh yang sering dikonsumsi oleh masyarakat indonesia
hanyalah daun teh yang sudah menjadi ampas produksi dan khasiatnya sudah sangat sedikit
dibandingkan dengan kualitas daun teh untuk di ekspor.

UNIT Pemasaran

Penyimpanan dan Pengepakan Penyimpanan dan pengemasan mutlak dilakukan


mengingat teh yang baru dihasilkan belum  bisa langsung di pasarkan. Selain jumlahnya
masih sedikit, teh yang baru disortasi masih perlu didiamkan agar kelembaban teh bisa
terkontrol. Proses ini terutama hanya untuk menjaga aroma teh yang harum.
Pengemasan teh hijau dilakukan dengan bahan pembungkus kantong kertas yang
didalamnya dilapisi aluminium foil. Untuk memasarkannya teh hijau biasa dikemas dalam
kantong kertas atau kantong plastik dengan ukuran kemasan bervariasi. Tujuan pengemasan
teh adalah:
a. Melindungi produk dari kerusakan.  
b. Mepermudah transportasi.
c. Efisien dalam penyimpanan di gudang
d. Dapat digunakan sebagai alat promosi

E. Benalu Tea, Jasmine Tea, Rosella Tea

a. Benalu Tea
Benalu tea merupakan sebuah olahan teh berbahan dasar benalu, yaitu tanaman yang
merupakan hama tersendiri bagi tanaman teh. Namun, oleh penduduk sekitar Pabrik PT PN
XII (persero) dioah menjadi produk teh yang bermanfaat, dan dapat menambah pendapatan.
b. Jasmine Tea
Jasmine tea adalah olahan teh yang berbahan dasar teh dengan mutu rendah (low quality),
namun oleh PT PN XII (persero) diberi perisa dan aroma melati sehingga menjadi teh melati
yang nikmat.
c. Rosella Tea
Rosella tea adalah sebuah olahan teh yang berbahan dasar bunga rosella. Rosella diolah
menjadi teh beraroma bunga, bercitarasa tinggi dan memilik banyak khasiat.

LAPORAN STUDY CONTEXTUAL 16


Informasi Tambahan tentang Perkebunan Teh Wonosari

Setelah mengalami panen teh, tumbuhan teh yang telah di panen di biarkan hingga
megering yang nantinya dimanfaatkan untuk pupuk selama 4 bulan sampai masa panen
kembali. Kemudian pekerja di pabrik yaitu 100 dan 150 di Agrowisata. Dan juga hama
banyak di temui ulat dengan berbagai macam jenis begitu pula dengan penyakit yang sering di
temui yaitu cacar daun teh.

a. b.

Gambar 6.1 a. Pengeringan Pohon Teh, b. Pohon Teh yang Terkena Hama

LAPORAN STUDY CONTEXTUAL 17


Penutup

A. Simpulan
1. Jenis teh yang ditanam di PTPN 12 adalah Camelia assamica dan Camelia
sinensis.Camelia assamica merupakan jenis teh yang berasal dari India, dan
teh jenis Camelia sinensis adalah teh yang berasal dari Dataran Tinggi China.
2. Beberapa jenis teh yang diproduksi adalah teh hijau (Green Tea), teh hitam
(Black Tea), teh putih (White Tea).
3. Proses pembuatan teh sebagai berikut: penanaman teh, pemetikan daun teh,
penimbangan, pelayuan, penggilingan, pengeringan, pengemasan, pengiriman,
dan pemasaran.
4. Teknik pemetikan daun teh di PTPN 12 ada lima, yaitu: Peco + 3 daun muda,
Peco + 2 daun muda, Burung Cadi + 2 daun muda, Lurung tua, Lembar Muda.
5. Setiap empat tahun sekali di PTPN 12 diadakan penggundulan teh, agar dapat
menghasilkan daun teh baru yang berkualitas.

B. Saran

1. Untuk Agrowisata Wonosari, Malang


a. Sebaiknya fasilitas yang tersedia disana dapat digunakan sebaik baiknya sehingga
tidak akan terbuang percuma, dan pihak konsumen dapat terpuaskan
b. Sebaiknya Tour Guide atau Pemandu yang menjelaskan memiliki wawasan yang lebih
luas sehingga siswa siswi yang dipandu dapat faham atas apa yang disampaikan, dan
dapat puas atas pertanyaan yang disampaikan.
c. Sebaiknya Tour Guide dapat lebih ramah terhadap para pengunjung.

2. Untuk siswa-siswi SMA Darul ‘Ulum 2 Unggulan BPPT Jombang


a. Sebaiknya laporan ini dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran sebaik
baiknya dan bermanfaat bagi banyak orang.

LAPORAN STUDY CONTEXTUAL 18

Anda mungkin juga menyukai