Oleh :
1. Diena Aden Masykur (06)
2. Muhammad Ilham Mahrudin Zamzam (07)
3. Hanafi Yahya Dinka P. (08)
4. Lukman Hakim M. Noor (09)
5. M. Habib Hilal Hamdi (10)
1. LATAR BELAKANG........................................................... 3
2. TUJUAN KUNJUNGAN...................................................... 4
3. ALUR KEGIATAN............................................................... 5
4. PEMBAHASAN.................................................................... 6
5. PENUTUP............................................................................ 19
Tujuan dari kegiatan ini yaitu belajar. Namun, terdapat satu perbedaan dibandingkan
dengan kegiatan sehari – hari kami, yaitu lokasinya yang berada di alam bebas, bukan di
dalam ruangan. Ini merupakan salah satu cara untuk menghilangkan kejenuhan kami. Selain
itu tujuan kami melakukan penelitian ini yaitu agar lebih banyak mengetahui tentang teh,
sejarah perkembangan teh, pemilihan, perawatan, dan penanaman teh yang baik, jenis jenis
teh, khasiatnya dari teh, kandungan dari teh, proses pembuatan teh, dan ingin merasakan
seperti apa rasa teh kelas dunia.
Pada hari Rabu, 25 November 2015, Kami berkumpul pada jam 06.00 WIB
diAkademi Keperawatan (AKPER) UNIPDU, Pondok Pesantren Darul ‘Ulum
Peterongan, Jombang. Kegiatan ini dilakukan selama 1 hari. Tempat tempat yang kami
kunjungi antara lain (sebagai tempat berkumpul pra keberangkatan); Agrowisata
Kebun Teh Wonosari Lawang, Malang; Masjid Cheng Ho, Pandaan, Pasuruan; Wisata
Kuliner Bakpao Telo, Pandaan, Pasuruan; dan Masjid Jami’ Mojosari, Mojokerto.
B. Jadwal Kegiatan
1. Pra-Keberangkatan
Kami berangkat pukul 06.30 menuju Malang menggunakan seragam PDH lengkap dengan
atributnya. Perjalanan dilalui dengan 3 unit bus yang ditumpangi oleh seluruh siswa kelas X,
Guru Pendamping atau Wali Kelas X, beberapa KAMTIB dan juga Pimpinan.
3. Perjalanan
Kami memulai perjalanan pada pukul 06.30 diawali dengan pembacaan doa sebelum
berpergian, doa naik kendaraan, dan doa menuntut ilmu. Waktu yang dibutuhkan untuk
melalui Jombang-Malang +/- 2,5 – 3 jam.
Kami tiba di Tempat Study Contextual pertama yaitu, “Agrowisata Kebun Teh Wonosari,
Lawang, Malang” pada pukul 09.00 WIB. Kami disambut oleh seorang Pemandu Tour
Perkebunan Teh Wonosari, yaitu Bapak Budi Wahyu N. yang juga menjelaskan secara
singkat sejarah dari Pabrik Teh CTC Wonosari, proses pembuatan teh mulai dari teknik
pemetikan yang baik hingga pengemasan dan pengeksporan teh.
Lalu, dilanjutkan oleh penjelasan dari Ibu Ika sembari tour berkeliling pabrik dan
Perkebunan teh yang dimiliki oleh pihak Pabrik Teh CTC Wonosari yang terkenal akan hasil
tehnya yang terbaik di Indonesia saat ini, dan hasil olahannya yaitu Teh Rolass.
Kemudian dilanjutkan dengan ISHOMA dengan mencicipi makan siang dan hasil
produksi teh hitam terbaik kualitas ekspor, dan berbelanja souvernir untuk keluarga dirumah.
Susasana perkebunan yang cukup rindang dan berhawa sejuk tersebut ternyata membuat kami
betah untuk berlama – lama di sana. Namun karena seluruh kegiatan sudah terjadwal, kami
terpaksa meninggalkan tempat ini walaupun masi terbesit keinginan untuk barada di sini
Kami tiba di Masjid Cheng Ho pada pukul 15.00 untuk melaksanakan kunjungan dan
sholat dhuhur dan ashar. Kami sangat terkesan ketika melihat sebuah bangunan megah di
depan kami. Sebuah masjid dengan arsitektur khas China yang cukup unik. Interior masjid
juga tak kalah apiknya jika dibandingkan dengan eksteriornya. lalu kami bisa bebas memilih
tempat yang kita inginkan untuk menyantap makan sore, membeli oleh-oleh, dan cinderamata
sekaligus berganti baju.
Kami juga sempat mampir di Wisata Kuliner Telo, Pandaan Pasuruan pada pukul 16.30
WIB. Jalan kaki kami pilih untuk menuju ke sana, karena tempat yang tidak terlau jauh dari
Masjid Cheng Ho. Kami mencicipi Bakpao Telo, Bakpia Telo, Mie Ayam Telo secara
percuma. Selain itu, kami juga membeli beberapa jenis olahan telo lainnya sebagai cemilan di
bus untuk perjalanan pulang dan oleh oleh.
7. Perjalanan Pulang
Kami mengakhiri perjalanan Study Constextual pada pukul 18.00. Kami mekukan
Briefing sebelum pulang, Doa naik kendaraan, Doa Sebelum Perjalanan, Doa Akhir pelajaran,
dan Absensi Siswa. Selepas pulang, kami singgah di Masjid Jami’ Mojosari, Mojokerto pada
pukul 20.00 WIB untuk melaksanakan sholat Maghrib dan Isya’, dan makan malam.Lalu,
kami melanjutkan perjalanan pulang kami, dan akhirnya dapat selamat sampai tujuan pada
pukul 21.00 WIB dan kembali ke asrama masing masing.
Teh pertama kali ditemukan pada sebuah daerah di kerajaan Jepang. Pada saat itu sang
Kaisar hendak meminum air yang dimasak terlebih dahulu. Namun, tak disangka ada sehelai
daun jatuh diatasnya. Setelah dicicipi, terasa sangat sedap. Semenjak saat itu, teh mulai
dikenal, dan dibudidayakan.
Varietas teh ini merupakan hasil dari pucuk teh muda Camelia
sinensis yang masih mengandung serbuk putih serta getah yang
menjadi aroma khas dari teh putih. Dari kedua faktor itu juga yang
menyebabkan rasa khas teh putih yang mengandung banyak manfaat.
Dibuat dari pucuk daun teh paling muda yang masih dipenuhi bulu
halus. Teh putih tidak mengalami proses fermentasi, hanya diuapkan
dan dikeringkan.Daun teh putih setelah dikeringkan tidak berwarna
hijau tapi berwarna putih keperakan dan jika diseduh berwarna lebih
pucat dengan aroma lembut dan segar. Teh ini dijual dengan harga
10g=Rp.30.000,- 1kg=Rp3.000.000 Gambar 4.5 Teh Putih
November 2015
LAPORAN STUDY CONTEXTUAL 8
D. Kandungan dan Khasiat Teh
Teh hitam mengandung antioksidan yang tinggi, sehingga baik bagi penderita Diabetes.
Tiga cangkir teh hitam setiap hari dipercaya dapat menurunkan resiko penyakit
kardiovaskuler seperti penyakit jantung, menurunkan kadar kolesterol, hipertensi, dan stroke.
Karena zat flavonoid quercetin, kaempfrol, dan myricetin dalam teh yang dapat mencegah
kerusakan pembuluh darah akibat oksidasi kolesterol, mempengaruhi kadar hormon stress.
Teh hijau mengandung kalori yang rendah dan polifenol sehingga baik digunakan sebagai
diet alami. Jenis teh ini adalah yang paling populer di Cina dan Jepang. Juga dianggap sebagai
teh yang paling bermanfaat bagi kesehatan, terutama karena khasiatnya melawan kanker. Teh
ini diperoleh dari pucuk daun teh segar yang mengalami pemanasan dengan uap air pada suhu
tinggi
Teh putih mengandung antioksidant yang tinggi sehingga baik digunakan untuk
menurunkan tekanan darah. Proses produksi teh putih ini terdiri atas dua tahap, yakni
penguapan dan pengeringan. Terkadang teh putih juga difermentasi dengan sangat ringan.
Tanpa adanya pelayuan, penggilingan dan fermentasi ini membuat penampilannya nyaris tak
berubah. Teh yang dihasilkan pun berwarna putih keperakan. Ketika dihidangkan, teh putih
memiliki warna kuning pucat dan aroma yang lembut dan segar. Teh ini merupakan yang
paling lembut di antara semua jenis teh. Untuk memproduksi teh putih juga tidak bisa
dilakukan sembarangan. Diklaim mempunyai manfaat terbaik dari semua jenis teh.
Manfaatnya yaitu menekan sel kanker, mencegah obesitas, menangkal radikal bebas lebih
baik dari jenis teh lain, mencegah penuaan, mencegah masalah kulit, melangsingkan tubuh.
a. Penanaman Teh
Teh diperoleh dari pengolahan daun tanaman teh (camellia sinensis) dari familia Theaceae
Tanaman ini dapat tumbuh subur di daerah tanaman tropic dan subtropik dengan menuntut
cukup sinar matahari dan curah hujan sepanjang tahun, untuk dapat tumbuh dengan baik, teh
memiliki beberapa criteria untuk syarat tumbuh.
Tanaman teh dapat tumbuh sampai ketinggian sekitar 6-9 m. Di perkebunan-perkebunan
tanaman teh dipertahankan hanya sampai sekitar 1 meter tingginya dengan pemangkasan
secara berkala. Ini dilakukan untuk memudahkan pemetikan daun dan agar diperoleh tunas-
tunas daun teh yang cukup banyak.
Tanaman teh membutuhkan iklim yang lembab, Dan tumbuh baik dengan temperatur
diantara 10-30oC pada daerah curah hujan dan ketinggian 600-200 dpl. Tanaman teh di
perkebunan ditanam secara berbaris dengan jarak tanam satu meter. Tanaman teh yang tidak
dipangkas akan tumbuh kecil setinggi 50–100 cm dengan batang tegak dan bercabang-cabang.
1. Biji
Perkebunan teh Wonosari Malang banyak menggunakan teknik menanam biji karena
menghasilkan kualitas teh yang lebih bagus meskipun sampai masa panen memerlukan waktu
7 tahun.
2. Stek batang
Perkebunan teh Wonosari Malang juga menggunakan teknik penanaman stek batang
walaupun banyak menggunakan teknik biji. Stek batang untuk menyeimbangan pertumbuhan
teh di perkebunan dengan masa sampai panen memerlukan waktu 3 tahun.
Jarak tanam yang digunakan di perkebunan teh Wonosari bervariasi, karena lahan di
perkebunan ini tidak merata, ada sebagian lahan yang datar dan ada pula lahan yang
menjulang, jarak tanam yang di gunakan menyesuaikan keadaan lahannya. Jarak tanam antar
barisan adalah 1m, sedangkan jarak dalam baris adalah 0,5m/50cm.
b. Pemetikan
Pemetikan adalah pemungutan hasil pucuk tanaman teh yang memenuhi syarat-syarat
pengolahan. Pemetikan berfungsi pula sebagaiusaha membentuk kondisi tanaman agar
mampu berproduksi tinggi secara berkesinambungan. Teh di hasilkan dari pucuk-pucuk teh
yang paling pucuk yang dipetik dengan siklus 7 sampai 14 hari sekali. Hal ini bergantung dari
keadaan tanaman masing-masing daerah, karena dapat mempengaruhi jumlah hasil yang
diperoleh. Cara pemetikan daun selain mempengaruhi jumlah hasil teh, juga sangat
mempengaruhi mutu teh yang dihasilkan. Cara pemetikan daun teh dibedakan menjadi dua
yaitu pemetikan halus dan cara pemetikan kasar. Kegiatan pemetikan yang memerlukan
karyawan yang jumlahnya paling besar yaitu 300 yang di bagi di setiap blok. masih banyak
ditemui hasil pemetikan yang hanya mengejar target tanpa memperhatikan tata cara
pemetikan yang benar. Apalagi menghadapi musim hujan yang produksinya lebih banyak dari
pada musim kemarau maka akan dibutuhkan lebih banyak lagi karyawan. Hal ini
menyebabkan perlunya pengawasan dan pembinaan yang lebih intensif dalam pelaksanaannya
Jenis Pemetikan Jenis pemetikan yang dilakukan dalam satu daur pangkas terdiri dari :
a) Pemetikan Jendangan
Pemetikan jendangan ialah pemeikan yang dilakukan pada tahap awal setelah tanaman
dipangkas untuk membentuk bidang petik agar tanaman mempunyai potensi produksi yang
tinggi. Biasanya pemetikan jendangan dilakukan 6-10 kali petikan.
b) Pemetikan Produksi
Jenis Petikan Yang dimaksud dengan jenis petikan ialah macam pucuk yang dihasilkan dari
pelaksanaan pemetikan. Jenis petikan dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
a. Petikan halus, apabila pucuk yang dihasilkan terdiri dari pucuk peko(p) dengan satu
daun atau pucuk burung (b) dengan satu daun yang muda (m), biasa ditulis dengan
rumus p+1 atau b+1m.
b. Petikan medium, apabila pucuk yang dihasilkan terdiri dari pucuk peko dengan dua
daun, tiga daun muda, serta burung dengan satu, dua daun atau tiga daun muda.
c. Petikan kasar, apabila pucuk yang dihasilkan terdiri dari pucuk peko dengan empat
daun atau lebih, dan pucuk burung dengan beberapa daun tua.
Untuk mengetahui pelaksanaan pemetikan pada suatu waktu tertentu, baik cara maupun
hasilnya, apakah sudah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki, maka perlu melakukan
pemeriksaan pucuk yang dihasilkan pada waktu tersebut. Pemeriksaan pucuk serupa ini
biasanya disebut analisis hasil petikan yang dilakukan setiap hari. Analisis hasil petikan terdiri
dari dua macam yaitu:
a. Analisis petik ialah pemisahan pucuk yang didasarkan pada jenis pucuk atau rumus
petik yang dihasilkan pemetikan yang telah dilakukan dan dinyatakan dalam bentuk
persen.
b. Analisis pucuk ialah pemisahan pucuk yang didasarkan pada bagian muda dan tua
daun yang dinyatakan dalam persen. Pucuk dianggap rusak apabila pada pucuk
tersebut terdapat daun-daun yang rusak seperti tersobek, terlipat, dan terperam.
Pemetikan dari lahan dengan ketinggian 1200 m diatas permukaan laut. Agar
mendapatkan hasil terbaik, waktu yang digunakan adalah pada saat pagi hari. Sejak pukul
05.00 hingga 15.00 pada area yang berbeda. Hasil pemetikan yang paling baik adalah pada
saat musim kering atau kemarau. Formula yang digunakan untuk teknik pemetikan ialah
Teknik Peco:
1. Peco + 3 daun muda
2. Peco + 2 daun muda
3. Burung Cadi + 2 daun muda
4. Lurung tua
5. Lembar Muda
c. Penimbangan
Setelah dikumpulkan oleh para pemetik teh, kemudian teh yang berhasil terkumpulkan
ditimbang dengan timbangan gantung di kebun, sekaligus pembagian upah kerja yang akan
diterima oleh pekerja tergantung banyaknya hasil pemetikan teh yang didapatkan.
Penimbangan dilakukan sebanyak 2 kali, yang pertama ketika di kebun, yang ke dua
penimbangan dilakukan pada saat daun teh tiba di Pabrik.
d. Penyetoran ke Pabrik
e. Pelayuan
Proses ke dua yaitu daun teh petikan diletakan di bak penampung berkapasitas 700 kg
per bak yang dilengkapi dengan blower yang berfungsi agar daun menjadi layu serta untuk
mengurangi kandungan air yang terbawa oleh daun. Daun Teh dilayukan dengan melakukan
pemanasan selama 8-12 jam agar kadar air yang terkandung berkurang 65-70 persen.
Pemanasan dilakukan dengan mengalirkan udara panas dengan temperatur 200 – 27 0C. Hal
ini dilakukan agar Daun teh dapat digiling dengan baik. 6 jam pertama daun teh di bolak-
balik, pembalikan ini bertujuan agar pelayuan daun teh tersebut merata. Kemudian setelah
dilayukan daun-daun teh dibawa ke mesin GLS (Green Leaf Sirter) dengan kapasitas mesin
1050 Kg.
f. Penggilingan
Selanjutnya, daun teh yang telah di sortasi dari rantingnya masuk pada tahap
penggilingan. Pada tahap ini, daun teh digiling untuk memecah sel-sel daun (pemecahan
serat). Pemecahan daun teh disesuaikan dengan kebutuhan atau permintaan pasar. daun teh
ada yang digiling kasar dan ada yang digiling sampai menjadi serbuk. Mesin yang digunakan
adalah CTC.
Daun teh yang telah digiling disimpan pada tempat atau ruangan khusus yang bersih dan
bebas bau. Dimasukkan ke mesin CFU. selama 60-90 menit dengan kelembaban ruangan min
95% dengan suhu 19-20 0C. Pada tahap ini, daun teh dibiarkan mengalami oksidasi. Tujuan
dilakukan fermentasi adalah untuk memperoleh citarasa yang alami seperti rasa, warna, dan
aroma.
h. Pengeringan
Proses pengeringan pada proses oksidasi di hentikan menurunkan kadar air dengan lama
pengeringan 18-20 menit.yang bertujuan untuk menyeterilkan daun teh dan menghentikan
proses fermentasi. Nantinya pada surtasi pengelompokan mutu teh partikel berat jenis, sesuai
keinginan pasar. Kemudian dilakukan pengujian kadar air agar kualitas teh menjadi baik.
i. Pengemasan
Untuk setiap jenis mutu dilakukan pengemasan untuk mempertahankan kadar air dalam
bentuk paper sack dengan ukuran 120x70x20 kemudian di simpan berbentuk palet dalam 20
sack/paket.
Pengiriman dilakukan sistem Dilevery Order menggunakan alat angkut yang kering,
bersih, dan bebas dari bau-bauan.
k. Pemasaran
Pada saat penyortiran kualitas, kualitas daun teh yang terbaik lebih di arahkan untuk
ekspor sedangkan kualitas yang terburuk atau hanya tinggal ampas saja di arahkan untuk
produksi dalam negeri. Sehingga teh yang sering dikonsumsi oleh masyarakat indonesia
hanyalah daun teh yang sudah menjadi ampas produksi dan khasiatnya sudah sangat sedikit
dibandingkan dengan kualitas daun teh untuk di ekspor.
UNIT Pemasaran
a. Benalu Tea
Benalu tea merupakan sebuah olahan teh berbahan dasar benalu, yaitu tanaman yang
merupakan hama tersendiri bagi tanaman teh. Namun, oleh penduduk sekitar Pabrik PT PN
XII (persero) dioah menjadi produk teh yang bermanfaat, dan dapat menambah pendapatan.
b. Jasmine Tea
Jasmine tea adalah olahan teh yang berbahan dasar teh dengan mutu rendah (low quality),
namun oleh PT PN XII (persero) diberi perisa dan aroma melati sehingga menjadi teh melati
yang nikmat.
c. Rosella Tea
Rosella tea adalah sebuah olahan teh yang berbahan dasar bunga rosella. Rosella diolah
menjadi teh beraroma bunga, bercitarasa tinggi dan memilik banyak khasiat.
Setelah mengalami panen teh, tumbuhan teh yang telah di panen di biarkan hingga
megering yang nantinya dimanfaatkan untuk pupuk selama 4 bulan sampai masa panen
kembali. Kemudian pekerja di pabrik yaitu 100 dan 150 di Agrowisata. Dan juga hama
banyak di temui ulat dengan berbagai macam jenis begitu pula dengan penyakit yang sering di
temui yaitu cacar daun teh.
a. b.
Gambar 6.1 a. Pengeringan Pohon Teh, b. Pohon Teh yang Terkena Hama
A. Simpulan
1. Jenis teh yang ditanam di PTPN 12 adalah Camelia assamica dan Camelia
sinensis.Camelia assamica merupakan jenis teh yang berasal dari India, dan
teh jenis Camelia sinensis adalah teh yang berasal dari Dataran Tinggi China.
2. Beberapa jenis teh yang diproduksi adalah teh hijau (Green Tea), teh hitam
(Black Tea), teh putih (White Tea).
3. Proses pembuatan teh sebagai berikut: penanaman teh, pemetikan daun teh,
penimbangan, pelayuan, penggilingan, pengeringan, pengemasan, pengiriman,
dan pemasaran.
4. Teknik pemetikan daun teh di PTPN 12 ada lima, yaitu: Peco + 3 daun muda,
Peco + 2 daun muda, Burung Cadi + 2 daun muda, Lurung tua, Lembar Muda.
5. Setiap empat tahun sekali di PTPN 12 diadakan penggundulan teh, agar dapat
menghasilkan daun teh baru yang berkualitas.
B. Saran