Anda di halaman 1dari 18

Small Group Discussion

Isu dan Tren dalam Penelitian Keperawatan Komunitas di Dunia dan


Indonesia
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas
I

Dosen : Fatma S. Ruffaida, S. Kep, Ners, M. N. S

Disusun Oleh Kelompok 5


DEVI SUMARYANI 1910913320014
HENDITA RISTANIA 1910913320017
IDZA NUR RAYYAN UKHTI SHOLEHAH 1910913220032
IRIANA CONTESA 1910913320009
LAILA MUNADA 1910913320002
MIRA DAMAYANTI 1610913320020
MUHAMMAD SYARIF 1910913310010
MUHAMMAD TAUFIQUR RIZKY AL FARID 1910913310019
NAZWA HABIBAH 1910913120006
SITI RAHMAH 1910913220025
SRI MARLENA 1910913220033
PAHMI RAHMAN 1910913310022
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Mata Kuliah : Keperawatan Komunitas I
Dosen Pengampu : Fatma S. Ruffaida, S. Kep, Ners, M. N. S
Anggota Kelompok : Devi Sumaryani 1910913320014
Hendita Ristania 1910913320017
Idza Nur Rayyan Ukhti Sholehah 1910913220032
Iriana Contesa 1910913320009
Laila Munada 1910913320002
Mira Damayanti 1610913320020
Muhammad Syarif 1910913310010
Muhammad Taufiqur Rizky Al Farid 1910913310019
Nazwa Habibah 1910913120006
Siti Rahmah 1910913220025
Sri Marlena 1910913220033
Pahmi Rahman 1910913310022

Banjarbaru, 22 Februari 2021


Dosen Pengajar

Fatma S. Ruffaida, S. Kep, Ners, M. N. S


NIP. 19870215 2019032015

II
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga Makalah
Issue dan tren dalam Penelitian Keperawatan Komunitas di Dunia dan Indonesia
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas I ini dapat selesai
tepat dengan waktu. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas dari Ibu Fatma S. Ruffaida, S. Kep, Ners, M. N. S pada mata
kuliah Keperawatan Komunitas I.
Terimakasih kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga Makalah ini dapat tersusun dengan baik
dan rapi. Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun
demi terciptanya Makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

III
DAFTAR ISI

SAMPUL ........................................................................................................... 1
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. II
KATA PENGANTAR ..................................................................................... III
DAFTAR ISI .................................................................................................. IV
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 5
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 6
1.3 Tujuan ................................................................................................. 6
BAB II ISI ..........................................................................................................7
2.1 Pengertian Isu dan Tren Keperawatan Komunitas ........................... 7
2.2 Contoh Isu dan Tren Keperawatan Komunitas ................................. 7
2.3 Peran dan Fungsi Perawat Komunitas sebagai Peneliti .................... 9
2.4 Manfaat Isu dan Tren Penelitian ........................................................ 9
2.5 Isu dan Tren dalam Penelitian Keperawatan Komunitas di Indonesia
dan Dunia ..................................................................................................... 10
BAB III ARTIKEL JURNAL PENELITIAN YANG RELEVAN DENGAN
ISU DAN TREN DALAM PENELITIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI DUNIA DAN INDONESIA ........................................................................ 15
3.1 Artikel Jurnal 1 ................................................................................. 15
3.2 Artikel Jurnal 2 ................................................................................. 15
3.3 Pembahasan ....................................................................................... 15
3.4 Perbandingan .................................................................................... 16
BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 18

IV
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbicara mengenai kesehatan tentunya kita tidak terlepas dari definisi
klasik WHO tentang kesehatan yaitu “Keadaan sempurna baik fisik, mental dan
sosial dan tidak sedang menderita sakit atau kelemahan”. Mengapa WHO
memasukkan istilah sosial? Sosial berarti “Hidup bersama dalam kelompok dengan
situasi yang saling membutuhkan satu dengan yang lain” (Effendi & Makhfudli,
2009).
Kesehatan yang optimal bagi setiap individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat merupakan tujuan dari keperawatan, khususnya keperawatan
komunitas, yang lebih menekankan kepada upaya peningkatan kesehatan dan
pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan dan keperawatan, dengan tidak
melupakan upaya-upaya pengobatan dan perawatan serta pemulihan bagi yang
sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi pemulihan terhadap penyakit
(Effendi & Makhfudli, 2009).
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan, serta memberikan bantuan melalui intervensi
keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan
kesehatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Perawat sebagai orang
pertama dalam tatanan pelayanan kesehatan, melaksanakan fungsi-fungsi yang
sangat relevan dengan kebutuhan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Sehat secara sosial merupakan hasil dari interaksi positif di dalam komunitas.
Kesehatan manusia berubah-ubah bergantung pada stressor yang ada dan
kemampuannya untuk mengatasi masalah serta memelihara homeostasis. Setiap
manusia mempunyai rentang yang terdiri dari dua kutub yaitu keadaan sehat
optimal dan keadaan sakit (Effendi & Makhfudli, 2009).
Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya
sebagai wujud kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia
baik dalam tingkatan preklinik maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan
keilmuannyamaka keperawatan dituntut untuk peka terhadap perubahan-

5
perubahan yang terjadi dilingkungannya setiap saat. Keperawatan komunitas
sebagai cabang ilmu keperawatan juga tidak terlepas dari adanya berbagai
perubahan tersebut, seperti teknologi alatkesehatan, variasi jenis penyakit dan
teknik intervensi keperawatan. Adanya berbagai perubahan yang terjadi akan
menimbulkan berbagai tren dan isu yang menuntut peningkatan pelayanan asuhan
keperawatan (Effendi & Makhfudli, 2009).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana isu dan tren keperawatan komunitas?
2. Bagaimana contoh isu dan tren keperawatan komunitas?
3. Bagaimana peran dan fungsi perawat komunitas sebagai peneliti?
4. Apa saja manfaat isu dan tren penelitian?
5. Bagaimana isu dan tren dalam penelitian keperawatan komunitas di
Indonesia dan dunia?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana isu dan tren keperawatan komunitas.
2. Untuk mengetahui contoh isu dan tren keperawatan komunitas.
3. Untuk mengetahui peran dan fungsi perawat komunitas sebagai peneliti.
4. Untuk mengetahui manfaat isu dan tren penelitian.
5. Untuk mengetahui isu dan tren dalam penelitian keperawatan komunitas
di Indonesia dan dunia.

6
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Isu dan Tren Keperawatan Komunitas
Isu dalam keperawatan komunitas adalah suat peristiwa atau kejadian yang
dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi ada masa mendatang atau sesuatu yang
sedang dibicarakan oleh banyak orang namun belm jelas faktanya yang
menyangkut tentang keperawatan komunitas. Sedangkan tren dalam keperawatan
komunitas adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa
tren juga dapat diartikan sebagai salah satu gambaran ataupun informasi yang
terjadi pada saat ini yang biasanya sedang popular dikalangn masyarakat yang
menyangkut tentang keperawatan komunitas (Fhirawati, et al., 2020).
2.2 Contoh Isu dan Tren Keperawatan Komunitas
Berikut ini adalah contoh isu dan tren yang ada di lingkup keperawatan
komunitas (Febriana, 2017):
1. Pengaruh politik terhadap keperawatan professional
Keterlibatan perawat dalam politik sangat terbatas. Walaupun
secara individu ada beberapa nama seperti F.Nightingale, Lilian Wald,
Margaret Sunger, dan Lavinia Dock telah mempengaruhi dalam pembuatan
di berbagai bidang nampaknya perawat kurang di hargai sebagai kelompok.
Gerakan wanita telah memberikan inspirasi pada perwat mengenai masalah
keperawatan. Strategi spesifik pengintegrasian peraturan public dalam
kurikulum keperawatan, sosialisasi dini, berpartisipasi dalam organisasi
profesi, memperluas lingkungan praktik klinik, dan menjalankan tempat
pelayanan kesehatan.
2. Pengaruh perawat dalam aturan dan praktik keperawatan
Prospek keperawatan komunitas dimasa yang akan dating
cenderung semakin berkembang dan dibutuhkan dalam system pelayanan
kesehatan pemerintah. Peran perawat kesehatan masyarakat sangat
dibutuhkan dalam mengatasi sebagai masalah kesehatan yang terjadi di
masa yang akan datang karena mengikuti perubahan secara keseluruhan.
Dampak perubahan tersebut dapat berpengaruh pada peran yang dilakukan
perawat.

7
3. Puskesmas Idaman
Puskesmas Idaman adalah Puskesmas dengan pelayanan kesehatan
bermutu yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan serta memberi
pelayanan yang sesuai dengan standart operating procedure (SOP)
pelayanan kesehatan. Sebagai pelayanan masyarakat, akan berusaha untuk
selalu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
harapan pelanggan, oleh karena itu Puskesmas Idaman juga merubah
paradigma dari “Puskesmas yang mengatur Masyarakat” menjadi
“Puskesmas yang memenuhi harapan Masyarakat”.
Komponen–komponen perubahan dalam masyarakat, yaitu
(Khoirunnisa & Hardiansyah, 2017):
1. Pertambahan penduduk. Pertambahan penduduk secara cepat (population)
dan perubahan dalam gambaran penduduk, diantaranya perubahan dalam
komposisi usia, penyebarannya, dan kepadatan penduduk kota besar.
2. Transisi penyakit. Perubahan pola penyakit atau transisi penyakit yaitu
perubahan penyakit menular ke penyakit degenerative, seperti penyakit
jantung, kanker, depresimental dan ansietas, stroke, peningkatan
kecelakaan, alkoholisme, dan yang akhir-akhir ini marak adalah
penyalahgunaan narkotika.
3. Perkembangan industrialisasi serta perubahan kondisi social.
Perkembangan industrialisasi serta perubahan kondisi social yang cepat
dengan di sertai perubahan-perubahan sikap, niali, gaya hidup, kondisi
lingkungan, kelompok-kelompok masyarakat baru, masalh individu, dan
masyarakat.
4. Meningkatnya pengetahuan masarakat sebagai pelayanan kesehatan akan
meningkatkan juga harapan mereka terhadap mutu pelayanan keperawatan
dan kesehatanpola pelayanan kesehatan yang baru akan meningkatkan
pencpaian kesehatan bagi semua orang pada tahun 2000.
5. Kurang tenaga medis menyebabkan pelimpahan tanggung jawab atau
wewenang pada perawat.

8
6. Masyarakat akan menjadi rekan kerja dalam pelayanan kesehatan
masyarakat. Banyak pelayanan yang akan dilaksanakan di luar rumah sakit,
misalnya pelayanan pada rehabilitasi, kesehatan jiwa, dan lain-lain.
2.3 Peran dan Fungsi Perawat Komunitas sebagai Peneliti
Perawat perlu dilibatkan dalam penelitian tentang penyediaan perawatan
Kesehatan yang efisien dan hemat biaya. Perawat memiliki peran penting untuk
menyelidiki modalitas pengobatan yang peka budaya, pendidikan kesehatan,
pencegahan penyakit, dan faktor-faktor untuk mengubah perilaku. Promosi
Kesehatan dan pencegahan penyakit tentunya lebih hemat biaya jika dibandingkan
dengan pengobatan kuratif. Perawat kesehatan komunitas dalam peranannya
sebagai peneliti perlu menyelidiki, mengembangkan dan mengevaluasi efektivitas
promosi Kesehatan dan pencegahan penyakit khususnya yang ada dikomunitas
(Pakpahan, 2020).
Menurut Kemenkes RI, (2019) tentang Undang-undang Nomor 38 Tahun
2014 Pasal 31, dalam menjalankan tugasnya sebagai peneliti keperawatan, perawat
berwenang untuk (Pakpahan, 2020):
1. Melakukan penelitian sesuai dengan standar dan etika.
2. Menggunakan sumber daya pada fasilitas pelayanan kesehatan atas izin
pimpinan.
3. Menggunakan pasien sebagai subjek penelitian sesuai dengan etika profesi
dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2.4 Manfaat Isu dan Tren Penelitian
Riset atau penelitian adalah suatu kegiatan yang sangat penting dalam
keperawatan. Menurut Hamid dan Brockopp & Tolsma dengan riset keperawatan
akan diperoleh manfaat (Suprajitno, 2016):
1. Menyelesaikan masalah keperawatan dan pengembangan atau menvalidasi
teori.
2. Memberikan fakta yang berasal dari pelayanan keperawatan.
3. Menerapkan hasil riset untuk meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan
keperawatan.
4. Mengevaluasi mutu pelayanan dan asuhan keperawatan.

9
5. Mengembangkan pengetahuan ilmiah yang menjadi landasan praktik
keperawatan.
6. Sebagai kunci untuk menyediakan pelayanan yang tepat sesuai kebutuhan
manusia.
7. Proses yang memungkinkan banyak pertanyaan muncul dalam praktik
keperawatan sehari-hari dapat dijawab.
8. Memberikan data yang mencatat efektifitas dan kualitas asuhan
keperawatan.
2.5 Isu dan Tren dalam Penelitian Keperawatan Komunitas di Indonesia
dan Dunia
1. Telenursing
Perkembangan yang sangat pesat dibidang teknologi informasi
berdampak terhadap dunia kesehatan, dimana penggunaan teknologi
informasi dapat dimanfaatkan sebagai sarana dalam mendukung
perkembangan pelayanan kesehatan. Perawat semakin dituntut untuk
professional dan mengedepankan perkembangan teknologi dibidang
kesehatan, termasuk dalam pemanfaatan teknologi informasi dibidang
kesehatan terutama pelayanan keperawatan, dimana pasien/klien yang
membutuhkan asuhan keperawatan dapat berasal dari berbagai kalangan
dalam “dunia maya” (cybernet), dapat terakses pelayanan keperawatan
jarak jauh (Telenursing) dimanapun ia berada (Maulana, 2020).
Telenursing adalah suatu model sistem pelayanan keperawatan
yang diberikan dari jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi dibidang
informasi karena keterbatasan fasilitas maupun geografis atau karena
tujuan efektifitas dan efisiensi yang memungkinkan pasien untuk tidak
harus datang ke tempat-tempat pelayanan kesehatan. Trend keperawatan
Indonesia di Tahun 2020 diharapkan sudah mampu mengaplikasikan
inovasi ini nantinya (Maulana, 2020).
Model pelayanan ini memberikan keuntungan antara lain (Maulana,
2020):
1) mengurangi waktu tunggu dan mengurangi kunjungan yang tidak
perlu,

10
2) mempersingkat hari rawat dan mengurangi biaya perawatan,
3) membantu memenuhi kebutuhan kesehatan,
4) memudahkan akses petugas kesehatan yang berada di daerah yang
terisolasi,
5) berguna dalam kasus-kasus kronis atau kasus geriatik yang perlu
perawatan di rumah dengan jarah yang jauh dari pelayanan
kesehatan,
6) mendorong tenaga kesehatan atau daerah yang kurang terlayani
untuk mengakses penyedia layanan melalui mekanisme seperti :
konferensi video dan internet.
Sebagai suatu sistem tentunya tidak luput dari kekurangan, antara
lain tidak adanya interaksi langsung perawat dengan klien yang akan
mengurangi kualitas pelayanan kesehatan. Kekawatiran ini muncul karena
anggapan bahwa kontak langsung dengan pasien sangat penting terutama
untuk dukungan emosional dan sentuhan terapeutik. Sedangkan
kekurangan lain dari telenursing ini adalah kemungkinan kegagalan
teknologi seperti gangguan koneksi internet atau terputusnya hubungan
komunikasi akibat gangguan cuaca dan lain sebagainya sehingga
menggangu aktifitas pelayanan yang sedang berjalan, selain itu juga
meningkatkan risiko terhadap keamanan dan kerahasiaann dokumen klien
(Maulana, 2020).
2. Mobile Health (mHealth)
a. Pengertian
Mobile Health (mHealth) merupakan inovasi dalam bidang
kesehatan yang berguna membuat perubahan perilaku dan
mempromosikan terkait manajemen kesehatan diluar perawatan di
rumah sakit. Perawat bisa memanfaatkan mHealth dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan. Pelayanan yang efisien, efiktif dan berkualitas bisa
didapatkan dengan mHealth. Menggunakan mHealth dapat
memberdayakan pasien menjadi aktif berkontribusi dalam pengobatan
dengan meningkatkan kesadaran perawatan diri dalam

11
mengoptimalkan kesehatan sehingga pembiayaan kesehatan dapat
diminimalkan (Arjuna & Sukihananto, 2019).
Pengembangan mobile health pada pasien TB Paru dalam
tatanan keperawatan komunitas yang merupakan tindak lanjut asuhan
keperawatan setelah pasien dirawat di rumah sakit atau didiagnosa
TB Paru. Tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh kuman Mycrobacterium tuberkolusis pada
saluran pernafasan bagian bawah. Penentu keberhasilan penatalaksanaan
terapi tuberkulosis salah satunya adalah kepatuhan pasien terhadap terapi
yang diberikan. Upaya yang dapat dilakukan dalam peningkatan
pengobatan agar patuh yaitu dengan pelayanan kesehatan
menggunakan teknologi informasi kesehatan. Harapannya pasien mampu
menyelesaikan pengobatan secara tuntas sehingga dinyatakan sembuh
(Arjuna & Sukihananto, 2019).
b. Aplikasi Mobile Health pada Tuberkulosis
Penemuan Kasus Deteksi pada kasus TB bisa menggunakan mobile
phone. Pengembangan terkait sistem skrining TB laten (latent tuberculosis
infection/LTBI) dengan biaya murah, akurat dan efektif dengan
menggunakan enzim linked aptamers. Deteksi menggunakan alat ini lebih
cepat dibandingkan mengguna uji pewarna asam. Sistem LTBI
menggunakan sistem dot-blot yang memiliki kualitas yang tinggi. Dalam
pengujian bakterinya hanya membutuhkan waktu 5 jam sehingga
efisien. Sistem ini sudah dikembangkan lewat aplikasi android dengan
menggunakan camera mobile phone dalam analisis kolorimetri (Arjuna
& Sukihananto, 2019).
Mobile Health diharapkan mampu mengatasi permasalahan
kesehatan yang memiliki akses pelayanan kesehatan yang jauh. Mobile
health bisa menjadi alternatif dan menekan pembiayaan bagi pasien
terutama pasien yang menderita penyakit kronis maupun menular
sepeti TB Paru yang harus mendapat monitoring dari petugas kesehatan
secara berkesinambungan. Menurut Britto penggunaan mobile health bisa
meningkatkan kepatuhan rencana asuhan keperawatan dari 53% menjadi

12
94%, mengurangi pengeluaran dana dan meningkatkan efisiensi tenaga
kesehatan. Antara pasien dan tenaga kesehatan sama- sama
menguntungkan (Arjuna & Sukihananto, 2019).
Di negara-negara maju seperti di Amerika, mHealth sangat
berkembang pesat karena pendekatan yang berorientasi pada konsumen,
kenyamanan, privasi, dan nilai utilitas yang mereka tawarkan kepada
konsumen baik. Mobile health juga muncul sebagai tren yang sukses
dengan pendidik kesehatan karena ruang lingkup dan fleksibilitas
yang ditawarkannya untuk mengatur, mengintegrasikan dan
memberikan informasi berjalan dengan baik. Hal ini bisa diterapkan pada
pasien dengan penderita TB Paru sehingga bisa menjaga kenyamanan dan
privasi mereka (Arjuna & Sukihananto, 2019).
c. Potensi Pengembangan Mobile Health di Indonesia
Mobile health merupakan pengembangan dari E-health yang
diterapkan sejak tahun 1985 di Indonesia. Sejak tahun 2014 e-health
berkembang dalam bentuk mobile health. Awalnya e-health digunakan
dalam mengkomunikasikan terkait informasi medis tentang kesehatan
mental pada pasien di Provinsi Aceh melalui email (Arjuna &
Sukihananto, 2019).
M-Health memiliki kesempatan untuk dikembangkan menjadi
layanan bagi pasien TB Paru untuk meningkatkan kualitas pelayanan
dirumah. Aplikasi mobile health yang diluncurkan PT Otsuka indonesia
tahun 2017 adalah aplikasi “Sembuh TB” yang sekarang baru di uji
cobakan di beberapa rumah sakit (Arjuna & Sukihananto, 2019).
Mobile Health yang menggunakan smartphone sebagai
medianya sangat mudah dditerapkan dan sudah beredar luas di
masyarakat. Mobile health bisa diterapkan oleh perawat komunitas
yang berada ditatanan primer dalam pelayanan kesehatan di
masyarakat.Dengan wilayah kelolaan yang banyak sedangkan SDM
yang minim dan belum bisa.Mengcover semuanya. Sehingga hadirnya
mHealth bisa menjadi alternatif dalam memberikan asuhan

13
keperawatan jarak jauh dan bisa memonitor pasien yang butuh controling
(Arjuna & Sukihananto, 2019).

14
BAB III
ARTIKEL JURNAL PENELITIAN YANG RELEVAN DENGAN ISU DAN
TREN DALAM PENELITIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI
DUNIA DAN INDONESIA
3.1 Artikel Jurnal 1
Judul Jurnal : Global Qualitative Nursing Research
Judul : “We Tie Up the Loose Ends”: Homecare Nursing in a
Changing Health Care Landscape
Volume :5
Tahun : 2018
Penulis : Line Melby, Aud Obstfelder, dan Ragnhild Helles
3.2 Artikel Jurnal 2
Judul : Potensi Layanan Home Care di RS UMM di Dasarkan pada
Analisa Kasus Penyakit, Ekonomi, dan Sosial Masyarakat
Volume :7
Nomor :1
Tahun : 2016
Penulis : Yoyok Bekti Prasetyo, Thontowi Djauhari, dan Sri
Sunaringsih Ika Wardojo
3.3 Pembahasan
Pada 2 jurnal yang telah dianalisis, ada beberapa poin penting yang harus
diambil oleh perawat kesehatan terutama mengenai perawat homecare.
Berdasarkan pembahasan yang telah kami baca, poin penting dari kedua jurnal ini
adalah perawatan homecare yang merupakan perawatan jangka panjang dan harus
diprioritaskan karena perawatan yang dilakukan di tempat tinggal pasien, terutama
pada pasien dengan kasus-kasus penyakit degeneratif yang memerlukan perawatan
yang relatif lama. Penting untuk berfokus bahwa perawat homecare juga harus
trampil dan fleksibel dalam melaksanakan perawatan dan adaptif terhadap suatu
perubahan karena perawat sebagai pengasuh pasien dengan cara berkolaborasi
dengan paramedis lain. Pekerjaan secara klinis ini harus memberikan pelayanan
yang aman dan menyeluruh karena perawat memegang peran terhadap pasien
apalagi dalam lingkup homecare ini. Hal ini berimplikasi pada pendidikan

15
keperawatan umtuk dikembangkan karena akan menjadi semakin banyak
kompetensi yang dibutuhkan baik dikota maupun rumah sakit, dan praktik
semacam ini harus lebih dihargai karena sangat penting dalam menyediakan
perawatan yang berkualitas tinggi terhadap perawatan dirumah pasien.
3.4 Perbandingan
Perbedaan antara kedua jurnal yang sebelumnya sudah diringkas yaitu pada
artikel 1 yang berjudul “We Tie Up the Loose Ends”: Homecare Nursin gin a
Changing Health Care Landscape, jurnal ini lebih membahas tentang cara
perawatan yang baik dalam homecare dan berfokus pada penggunaan kolaborasi
untuk merawat pasien yang memburuhkan perawatan rumah dan rumah sakit.
Salah satunya tentag bagaimana perawat mengatasi dan bereaksi terhadap
perubahan sistem. Sedangkan pada arikel 2 yang berjudul “Potensi Layanan
Homecare di RS UMM didasarkan pada Analisa Kasus Penyakit, Ekonomi dan
Sosial Masyarakat”, pada bagian ini membahas tentang layanan homecare berbasis
ekonomi dan sosial, yang dimana homecare sebagai produk dalam bentuk jasa
dengan stratrgi pemasaran sosial seperti (tempat pelayanan, harga jasa pelayanan
produk yang ditawarkan, dan promosi kesehatan) yang akan berdampak positif
pada masyarakat, karena pada dasarnya homecare adalah prioritas layanan utama
bagi pasien yang membutuhkan perawatan jangka panjang.

16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Isu dalam keperawatan komunitas adalah suatu peristiwa atau kejadian
yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi ada masa mendatang atau sesuatu
yang sedang dibicarakan oleh banyak orang namun belm jelas faktanya yang
menyangkut tentang keperawatan komunitas. Tren dalam keperawatan komunitas
adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa tren juga
dapat diartikan sebagai salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi pada
saat ini yang biasanya sedang popular dikalangan masyarakat yang menyangkut
tentang keperawatan komunitas.
Pospek keperawatan komunitas dimasa yang akan datang cenderung
semakin berkembang dan dibutuhkan dalam system pelayanan kesehatan
pemerintah. Peran perawat kesehatan masyarakat sangat dibutuhkan dalam
mengatasi sebagai masalah kesehatan yang terjadi di masa yang akan datang
karena mengikuti perubahan secara keseluruhan. Perkembangan yang sangat pesat
dibidang teknologi informasi berdampak terhadap dunia kesehatan, dimana
penggunaan teknologi informasi dapat dimanfaatkan sebagai sarana dalam
mendukung perkembangan pelayanan kesehatan.
4.2 Saran
Semakin pesatnya perkembangan di bidang teknologi, perawat semakin
dituntut untuk professional dan mengedepankan perkembangan teknologi dibidang
kesehatan, termasuk dalam pemanfaatan teknologi informasi dibidang kesehatan
terutama pelayanan keperawatan, dimana pasien/klien yang membutuhkan asuhan
keperawatan melalui penelitian keperawatan.

17
DAFTAR PUSTAKA
Arjuna, A. & Sukihananto, S., 2019. Mobile Health Upaya dalam Meningkatkan
Keberhasilan Pengobatan Pasien Tiberculosis.. Citra Delima: Jurnal Ilmiah
STIKES Citra Delima Bangka Belitung, 2(2), pp. 89-94.
Effendi, F. & Makhfudli, 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktek Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Febriana, . D. V., 2017. Konsep Dasar Keperawatan. s.l.:Anak Hebat Indonesia.
Fhirawati, F. et al., 2020. Konsep Dasar Keperawatan. s.l.:Yayasan Kita Menulis.
Khoirunnisa, R. & Hardiansyah, F., 2017. Makalah Trend dan Issue dalam
Keperawatan. s.l.:Politeknik Kesehatan Kemenkes Jambi.
Maulana, I., 2020. Telenursing sebagai Trend dan Issu Pelayanan Keperawatan
Indonesia di Tahun 2020.
Pakpahan, M., 2020. Keperawatan Komunitas. s.l.:Yayasan Kita Menulis.
Suprajitno, 2016. Pengantar Riset Keperawatan. s.l.:Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.

18

Anda mungkin juga menyukai