Gangguan Anxiety Kelompok 4
Gangguan Anxiety Kelompok 4
ANXIETY(KECEMASAN)
Dosen pengampu :
Oleh :
Abiwardhani (19.04.006)
1A Pekerja Sosial
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala rahmat, nikmat, serta hidayah – Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Pengetahuan dan Pemahaman Gangguan Anxiety (Kecemasan) dengan
tuntas dan tanpa halangan apapun. Dan semoga segala kegiatan kita senantiasa dalam
lindungan dan ridho dari – Nya. Aamiin.
Terima kasih kami ucapkan kepada para pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada ibu Carolina Nitimiharjo yang telah
membimbing saya dalam penyusunan makalah ini.
Mohon maaf bila dalam makalah ini masih terdapat kesalahan atau
kekurangan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
membangun demi perbaikan kualitas penulisan karya ilmiah kami selanjutnya.
Dan terakhir, semoga dengan adanya makalah ini menambah wawasan, baik
pada diri kami atuapun para pembaca akan pembagian logika.
dialami yaitu TTH dengan prevalensi sebesar 69% pada laki-laki dan 88%
pada wanita (Asosiasi Medika Brasil, 2013).
Penelitian di Indonesia tepatnya di poliklinik bagian neurologi FK
USU/RS H Adam Malik Medan, penderita TTH mencapai 78%, sedangkan
di
bagian Neurologi FK UNPAD/RS Hasan sadikin mencapai 65% (Sjahrir,
2008).
Seseorang yang cemas memiliki kecenderungan untuk merasa tegang
dan kesulitan untuk rileks. Kontraksi otot yang terus menerus dikarenakan
adanya rasa tegang mengakibatkan terganggunya aliran darah ke otot.
Gangguan aliran darah ini menyebabkan asam laktat terakumulasi dan
terlepasnya beberapa substansi penghasil nyeri pada kejadian TTH (Koji,
2002).
Penelitian `Steven, et al. menyatakan bahwa TTH memiliki hubungan
dengan gangguan mood dan kecemasan (Steven, 2006). Penelitian dengan
metode cross sectional yang dilakukan Ettore, et al,. mendapatkan hasil
berbeda dalam penelitiannya, kecemasan lebih banyak di jumpai pada pasien
migren kronis daripada TTH (Ettore, 2010). Penelitian Stephen D, TTH
tidak
berhubungan dengan kecemasan terutama TTH tipe episodik (Stephen,
1993).
Data epidemiologis mengenai hubungan kecemasan dengan
tension-type headache sangat bermanfaat dalam penatalaksanaan TTH baik
di klinik maupun di masyarakat luas. Penelitian mengenai hal tersebut belum
dilakukan di RSUD DR. Moewardi Surakarta.
Latar belakang tersebut menunjukan penelitian hubungan kecemasan
dengan tension-type headache masih mengalami kontroversi, sehingga
penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut di RSUD DR. Moewardi
Surakarta.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Psikologi Abnormal?
2. Apa yang dimaksud dengan kecemasan?
3. Criri-ciri dari kecemasan?
4. Jenis-jenis dari kecemasan?
5. Faktor-faktor dari kecemasan?
6. Dampak yang ditimbulkan dari kecemasan?
7. Penanganan dari gangguan kecemasan?
1.3. Tujuan
Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang menyebabkan kecemasan dan
untuk memberikan pengetahuan tentang masalah kecemasan yang dialami
oleh seseorang karena kecemasan merupakan suatu masalah jika kecemasan
tersebut bersifat terlalu dan sebagai pekerja social yang profesional kita akan
mendapatkan klien yang memiliki permasalahan yang bersangkutan dengan
jiwa klien atau salah satunya adalah sebagai contoh kecemasan yang terlalu
mendalam yang menimbulkan ketakutan dalam pribadi klien sehingga salah
satu tujuan kita mempelajari materi ini adalah sebagai bekal pengetahuan
kita untuk ke depan.
BAB II
PEMBAHASAN
4. Gangguan Fobia
Penanganan fobia dilakukan dengan pendekatan psikoanalisis, pendekatan
behavioral, pendekatan kognitif serta pendekatan biologis.
5. Gangguan Stress Kaut / Gangguan Stress Pasca Trauma
Penanganan gangguan ini dilakukan dengan debriefing stress insiden kritikal,
pendekatan kognitif dan behavioral, pendekatan psikoanalisis serta pendekatan
biologis.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kecemasan adalah rasa takut atau khawatir pada situasi yang sangat
mengancam karena adanya ketidakpastian dimasa mendatang serta ketakutan bahwa
sesuatu yang buruk akan terjadi. Kecemasan tersebut ditandai dengan adanya
beberapa gejala yang muncul seperti kegelisahan, ketakutan terhadap sesuatu yang
terjadi dimasa depan, merasa tidak tenteram, sulit untuk berkonsentrasi, dan merasa
tidak mampu untuk mengatasi masalah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya adalah, kecemasan timbul karena individu melihat adanya bahaya yang
mengancam dirinya, kecemasan juga terjadi karena individu merasa bersalah karena
melakukan hal-hal yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani.
Adanya berbagai macam kecemasan yang dialami individu dapat menyebabkan
adanya gangguan-gangguan kecemasan seperti gangguan kecemasan spesifik yaitu
suatu ketakutan yang tidak diinginkan karena kehadiran atau antisipasi terhadap
objek atau situasi yang spesifik. Sehingga dapat menyebabkan adanya dampak dari
kecemasan yang berupa simtom kognitif, yaitu kecemasan dapat menyebabkan
kekhawatiran dan keprihatinan pada individu mengenai hal-hal yang tidak
menyenangkan yang mungkin terjadi. Individu tersebut tidak memperhatikan
masalah-masalah real yang ada, sehingga individu sering tidak bekerja atau belajar
secara efektif, dan akhirnya dia akan menjadi lebih merasa cemas.
3.2. Saran
JIka kecemasan adalah rasa takut atau khawatir pada situasi yang sangat
mengancam karena adanya ketidakpastian dimasa mendatang serta ketakutan
bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Maka dalam mengatasi situasi tersebut
perlu adanya faktor pendorong agar kecemasan tersebut dapat hilang.
DAFTAR PUSTAKA
http://psikologi45.blogspot.com/2011/03/pengertian-psikologi-abnormal.html
https://eprints.uny.ac.id/9709/2/BAB%202%20-07104244004.pdf