Anda di halaman 1dari 41

Perhitungan PPh Terutang Wajib

Pajak Orang Pribadi


Anggota Kelompok
01 IDA BAGUS KADE DIVA JATI DARMA K
190753110

NI PUTU LARASATI WIDYANTI DEWI


02 1907531168

I DEWA AGUNG AYU DHARMAYUNI


03 1907531197
1. Menghitung Pajak Penghasilan Wajib Pajak
Orang Pribadi

2. Wajib Pajak Orang Pribadi yang semata-mata


menerima Penghasilan dari Pekerjaan

3. Wajib Pajak Orang Pribadi yang semata-mata


menerima Penghasilan yang Bersifat Final

4. Wajib Pajak Orang Pribadi yang semata-mata


menerima Penghasilan dari Menjalankan Usaha

5. Wajib Pajak Orang Pribadi yang semata-mata


menerima Penghasilan dari Pekerjaan bebas

6. Wajib Pajak Orang Pribadi yang semata-mata


menerima Penghasilan dari luar negeri

7. Wajib Pajak Orang Pribadi yang semata-mata


menerima Penghasilan dari Berbagai Sumber
Pokok Bahasan
8. Wajib Pajak Orang Pribadi Luar Negeri
Menerima Penghasilan dari Indonesia

9. Perhitungan Pajak Penghasilan Wajib


Pajak Orang Pribadi Lainnya

Pokok Bahasan
1. Menghitung Pajak Penghasilan Wajib
Pajak Orang Pribadi

• Pajak penghasilan yang terutang dihitung dengan mengalikan


tarif tertentu terhadap dasar pengenaan pajak.

• Dalam pembahasan Pajak Penghasilan, dasar pengenaan


Cara Biasa
pajak biasa disebut dengan Penghasilan Kena Pajak (PKP).

• PKP merupakan dasar penghitungan untuk menentukan


besarnya PPh yang terutang.

• Dalam penentuan besarnya penghasilan kena pajak WP dalam Perhitungan


negeri dilakukan dengan dua cara Tertentu
2. Wajib Pajak Orang Pribadi yang Semata-
mata Menerima Penghasilan dari Pekerjaan

1. Perhitungan PPh untuk Pegawai Tetap

2. Perhitungan PPh untuk Pegawai Tidak


Tetap
2.1 Perhitungan PPh untuk Pegawai
Tetap

Pegawai tetap adalah Contoh Kasus


pegawai yang menerima atau
memperoleh penghasilan
dalam jumlah tertentu secara
teratur, termasuk anggota
dewan komisaris dan anggota Tommy Hakim berkerja di Universitas Nusantara.
dewan pengawas, serta Ia memperoleh gajin sebulan berupa gaji pokok
pegawai yang bekerja Rp. 6.000.000. Tommy Hakim membayar uang
berdasarkan kontrak. pensiun sebesar Rp. 100.000. Tommi sudah
menikah, tetapi belum mempunyai anak.
Penyelesaian Perhitungan
2.2 Perhitungan PPh untuk Pegawai Tidak
Tetap

Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga


Kerja Lepas menurut peraturan
Direktur Jenderal Pajak No. PER-
16/PJ/2016 adalah pegawai yang
hanya menerima penghasilan
apabila pegawai yang bersangkutan
bekerja, berdasarkan jumlah hari
bekerja, jumlah unit hasil pekerjaan
yang dihasilkan atau penyelesaian
suatu jenis pekerjaan yang diminta
oleh pemberi kerja.
Contoh Kasus

• Upah Satuan

Rukmana berstatus menikah dan tanpa


tanggungan. Ia bekerja di perusahaan elektronik
dengan upah satuan. Pada September 2016,
Rukmana bekerja selama 25 hari dan mengerjakan
50 unit barang dengan upah per unit Rp 225.000
Penyelesaian Perhitungan
3. WPOP yang semata-mata menerima
penghasilan yang Bersifat Final

Contoh Kasus
Dalam hal terkait wajib pajak
orang pribadi yang mana
menerima penghasilan yang
bersifat final contohnya bunga
Sebagai ilustrasi, Pak Kelik menyimpan uang di
deposito, hadiah undian, uang
Bank AAA dalam bentuk deposito sebesar
pesangon yang dibayarkan
Rp500.000.000 dengan tingkat bunga 8% per
sekaligus
tahun. Atas deposito tersebut, Pak Kelik
menerima bunga setiap bulannya sebesar
Rp40.000.000.
Penyelesaian Perhitungan
Penghasilan berupa Uang Lapisan Penghasilan Bruto Tari

Pesangon dianggap dibayarkan f


sekaligus dalam hal sebagian atau Uang Pesangon < Rp 50.000.000 0%
seluruh pembayarannya Uang Pesangon diatas Rp 50.000.000 s.d. Rp 100.000.000 5%
dilakukan dalam jangka waktu Uang Pesangon diatas Rp 100.000.000 s.d. Rp 500.000.000 15%
paling lama 2 (dua) tahun Uang Pesangon diatas Rp 500.000.000 25%
kalender. Berikut Tarif PPh Pasal
21 atas penghasilan berupa Uang
Pesangon yang bersifat Final. Contoh Kasus

Pada Juli 2019, PT Palangan membayar uang pesangon kepada


pegawai yang telah purna tugas. Denia mendapat pesangon
senilai Rp300.000.000 yang dibayarkan sekaligus oleh
perusahaan. Bagaimana perhitungan pajak pesangon Denia?
Penyelesaian Perhitungan
4. Wajib pajak orang pribadi yang semata-mata
menerima penghasilan dari Menjalankan Usaha

Dalam kenyataannya
wajib pajak orang pribadi Contoh Kasus
tak selalu bekerja sebagai
pegawai baik itu di
pemerintahan maupun di
pihak swasta. Adakalanya
wajib pajak orang pribadi Tuan Akbar (TK/0) memiliki usaha
memperoleh penghasilan
perdagangan batik yang diberi nama
dari kegiatan usaha yang
mereka lakukan
Perdana Batik. Adapaun berikut ini adalah
data penghasilan, biaya / pengeluaran yang
boleh dikurangkan dan perhitungan PKP dan
PPh yang terutang.
Penyelesaian Perhitungan
5. Wajib pajak orang pribadi yang semata-mata
menerima penghasilan dari Pekerjaan bebas

Contoh Kasus
Dalam hal terkait wajib pajak
orang pribadi yang mana
menerima penghasilan dari
pekerjaan bisa dilihat pada Dr. Abdul Gopar, Sp.JP merupakan dokter spesialis
contohnya dokter, notaris jantung yang melakukan praktik di Rumah Sakit
maupun akuntan. Harapan Jantung Sehat dengan perjanjian bahwa atas
setiap jasa dokter yang dibayarkan oleh pasien akan
dipotong 20% oleh pihak rumah sakit sebagai bagian
penghasilan rumah sakit dan sisanya sebesar 80% dari
jasa dokter tersebut akan dibayarkan kepada dr. Abdul
Gopar, Sp.JP pada setiap akhir bulan. Selain praktik di
Rumah Sakit Harapan Jantung Sehat dr. Abdul Gopar,
Sp.JP juga melakukan praktik sendiri di klinik
pribadinya. dr. Abdul Gopar, Sp.JP telah memiliki NPWP.
Contoh Kasus

Pada tahun 2016, jasa dokter yang dibayarkan pasien dari praktik dr. Abdul Gopar,
Sp.JP di Rumah Sakit Harapan Jantung Sehat adalah sebagai berikut :
Penyelesaian Perhitungan
6. Wajib pajak orang pribadi yang semata-
mata menerima penghasilan dari luar negeri

Pajak penghasilan pasal 24 UU No. Contoh Kasus


36 Tahun 2008 ialah bagian yang
mengatur terkait wajib pajak orang
pribadi yang menerima penghasilan
dari luar negeri. Pada dasarnya, PPh Amalia (TK/0) yang berdomisili di Surabaya,
pasal 24 ini merupakan pajak yang memperoleh dan menerima penghasilan neto tahun
dibayar atau terutang di luar negeri 2016 dengan rincian:
atas penghasilan dari luar negeri • Di negara A, menerima penghasilan berupa
yang diterima atau diperoleh Wajib sewa sebesar Rp 200.000.000 (tariff pajak yang
Pajak dalam negeri. berlaku 40%).
• Di negara B, menerima kerugian usaha sebesar
Rp 100.000.000 (tariff pajak yang berlaku 25%).
• Di dalam negeri, memperoleh laba usaha
sebesar Rp 200.000.000.
Penyelesaian Perhitungan
• Kredit pajak luar negeri diperbolehkan (PPh Pasal 24) adalah
Rp 32.658.960 atau sebesar PPh maksimum sesuai perbandingan
penghasilan. Jumlah ini diperbolehkan dengan membandingkan
perhitungan total PPh terutang, PPh maksimum dikreditkan sesuai
perbandingan penghasilan dan PPh terutang atau dibayar di luar negeri.
Kemudian dipilih nilai terendah dari ketiganya.
7. Wajib Pajak Orang Pribadi yang semata-mata
menerima penghasilan dari Berbagai Sumber

Prinsip ekonomi menyatakan keinginan Contoh Kasus


manusia tidak terbatas. Dalam upaya
memenuhi keinginan yang tak terbatas
itu, manusia sering mencari penghasilan
Tuan Hakim (K/2) mempunyai kantor Konsultan Pajak.
dari berbagai sumber. Banyak
Peredaran bruto dari pekerjaan bebas selama setahun
karyawan yang sekaligus memiliki
sebesar Rp 2.000.000.000. Biaya/ pengeluaran yang
usaha sampingan.
tercatat selama setahun terdiri atas gaji sebesar Rp
600.000.000, biaya/ pengeluaran lain diantaranya sewa
kantor, biaya transportasi dan biaya lainnya sebesar Rp
500.000.000. Penghasilan neto dari pekerjaan sebagai
pegawai tetap di Universitas Pancasila sebesar Rp
120.000.000 setahun.
• Penjelasan : WP Hakim adalah WP orang pribadi dengan
peredaran usaha tidak melebihi Rp 4.800.000.000, tetapi
memperoleh penghasilan dari pekerjaan bebas.
Penyelesaian Perhitungan
8. Wajib Pajak Orang Pribadi Luar Negeri
Menerima Penghasilan dari Indonesia

Adapun ketentuan yang terkait yaitu PPh 26


bersifat final. Tarif tersebut dengan tetap Contoh Kasus
memperhatikan ketentuan yang diatur dalam
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B).
Dalam hal pegawai dengan status wajib pajak
luar negeri memperoleh gaji sebagian atau
seluruhnya dalam mata uang asing, harus Mr. Geoferry menerima honorarium
terlebih dahulu dikonversi dalam mata uang sebesar Rp 100.000.000 dari Hotel
rupiah, sebelum PPh dihitung.
melia Yogyakarta. Honorarium
tersebut diperoleh sehubungan jasa
konsultasi yang telah diberikannya.
PPh pasal 26 = 20% x Penghasilan Bruto
Penyelesaian Perhitungan
9. Perhitungan Pajak Penghasilan Wajib Pajak
Orang Pribadi Lainnya

1. Perhitungan Pegawai Tetap yang Menerima


Penghasilan Lain Yang Tidak Tetap

2. Perhitungan Wajib Pajak Orang Pribadi Berhenti


Bekerja pada Tahun Berjalan
1. Perhitungan Pegawai Tetap yang Menerima
Penghasilan Lain Yang Tidak Tetap

• Dihitung PPh Pasal 21 atas penghasilan teratur yang


disetahunkan ditambah dengan penghasilan tidak teratur berupa
tantiem, jasa produksi, dan sebagainya.

• Dihitung PPh Pasal 21 atas penghasilan teratur yang


disetahunkan tanpa tantiem, jasa produksi, dan sebagainya.

• Selisih antara PPh Pasal 21 menurut penghitungan angka 1 dan


angka 2 adalah PPh Pasal 21 atas penghasilan tidak teratur
berupa tantiem, jasa produksi, dan sebagainya.
Contoh Kasus

Joko Qurnain (tidak kawin) bekerja di PT Qolbu


Jaya dengan gaji sebesar Rp 5.000.000 sebulan.
Pada Juli 2016, Joko menerima bonus sebesar Rp
10.000.000. Setiap bulannya, Joko membayar iuran
pensiun ke Dana Pensiun yang pnediriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan sebesar Rp
60.000.
Penyelesaian Perhitungan
3. PPh Pasal 21 atas bonus
Rp 589.000- Rp 114.000 = Rp 475.000
2. Perhitungan Wajib Pajak Orang Pribadi
Berhenti Bekerja pada Tahun Berjalan

• Hal tersebut terjadi karena pada bulan dimana pegawai berhenti


bekerja terdapat penghitungan PPh Pasal 21 yang berbeda
dengan bulan-bulan lainnya. Maka pegawai memiliki hak atas
kelebihan pemotongan tersebut.

Contoh Kasus
Arip Marwanto yang berstatus belum menikah tercatat sebagai pegawai
di PT Mahakam. Sejak 1 Oktober 2016, ia berhenti bekerja di
perusahaan tersebut. Gaji Arip Marwanto setiap bulan sebesar Rp
7.500.000 dan ia membayar iuran pensiun kepada dana pensiun yang
pendiriannya telah mendapat persetujuan menteri Keuangan sejumlah
Rp 100.000 setiap bulan.
Penyelesaian Perhitungan
Catatan : Kelebihan pemotongan PPh Pasal 21 sebesar Rp 548.750 dikembalikan oleh PT Mahakam
kepada yang bersangkutan pada saat pemberian bukti pemotongan PPh Pasal 21
SESI DISKUSI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai