Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH CLINICAL EXPOSURE III

“ASBESTOSIS”

KELOMPOK 4

Nanda Halim Purnama (010171190067)


Helena Padilah (01071190239)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang sudah memberikan kasih dan rahmat
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “asbestosis”
dan juga memberikan kesempatan kepada kami untuk memperluas wawasan yang lebih baik.

Mengenai tujuan dari makalah yang sudah kami buat adalah untuk menyelesaikan tugas
Clinical Exposure yang dibimbing langsung oleh dr. wendy selaku pembimbing dalam kelas
Clinical Exposure pada semester 4. Dan dari makalah ini juga, tujuan kami adalah untuk
memperluas pengetahuan kami dan juga para pembaca.

Kami berterima kasih kepada dr.wendy selaku pembimbing, karena sudah memberikan kami
kesempatan untuk memperluas wawasan dan pengetahuan yang lebih luas.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami rangkai jauh dari kata sempurna, maka dari itu
kami membutuhkan kritik dan saran agar kami dapat mengevaluasi sekiranya yang kurang.

Jakarta, 10 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................
1.1 Latar belakang...............................................................................................................
1.2 Rumusan masalah.........................................................................................................
1.3 Tujuan............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................
2.1 Asbes..............................................................................................................................
2.1.1 Definisi Asbes.............................................................................................................
2.2 Asbestosis.......................................................................................................................
2.2.1 Pengertian...................................................................................................................
2.2.2 Patofisiologi................................................................................................................
2.2.3 Faktor resiko dan Gejala............................................................................................
2.2.4 Komplikasi..................................................................................................................
2.2.5 Pemeriksaan dan Diagnosis........................................................................................
2.2.6 Terapi dan Pencegahan..............................................................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................................
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Asbes merupakan bahan serat atau fiber yang kebanyakan masyarakat Indonesia
gunakan. Biasanya masyarakat Indonesia menggunakan asbes untuk keperluan bahan industri
bangunan yaitu pembuatan atap rumah. Asbes yang memiliki bentuk seperti lembaran yang
tipis dan bergelombang dan juga memiliki ukurang yang kecil dan juga besar.
Dapat dipahami bahwa alasan penggunaan asbes yang cukup banyak di Indonesia
adalah dengan harga yang cukup terjangkau, sehingga membuat semua kalangan masyarakat
mampu untuk membelinya dan sangat mudah untuk menemukannya di toko bangunan. Selain
itu, asbes yang tidak terlalu berat dan dikatakan cukup ringan dan juga mudah untuk dipasang
karena masyarakat sudah tidak perlu menggunakan penyangga untuk pemasangannya adalah
alasan mereka untuk membeli asbes.
Seiring berjalannya waktu, penggunaan asbes oleh masyarakat Indonesia semakin
banyak dan rata-rata hampir seluruh daerah memilih untuk memakai asbes. Dan masyarakat
tidak menghiraukan kesehatan mereka dalam penggunaan asbes. Bahan-bahan berbahaya dari
asbes itu sendiri dapat menyebabkan suatu penyakit bagi masyarakat dan perlu penanganan
lebih lanjut.
Oleh karena beberapa sebab yang sudah dijabarkan tersebut, penulis membuat
makalah berjudul “Asbestosis”. Dengan tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk
menyadarkan kepada masyarakat bahwa penggunaan asbes secara berlebih akan
menyebabkan suatu penyakit yang dinamakan Asbestosis, sehingga dengan ini kami sebagai
penulis berharap kepada pembaca menyadari bahaya penggunaan asbes dan memulai untuk
melakukan tindakan dan cara pencegahannya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan sebelumnya, untuk mengetahui lebih
detail untuk makalah ini, maka kami menyertai rumusan masalah pada makalah ini:
a. Pengertian Asbes
b. Pengertian dan penjelasan tentang Asbestosis
c. Pengaruh Asbes dengan kesehatan

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari Asbes
b. Untuk mengetahui pengertian dan penjelasan mendalam tentang Asbestosis
c. Untuk mengetahui pengaruh Asbes dengan kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Asbes
2.1.1 Definisi Asbes
Asbes adalah nama lain dari mineral silikat yang berserat secara alami yang berada
tepat di alam. Ada tiga jenis asbes utama yaitu, yang pertama krisotil biasa disebut asbes putih,
yang kedua krokidolit biasa disebut asbes biru, dan yang ketiga amosit biasa disebut asbes
coklat.
Apabila asbes dipengaruhi oleh suhu yang panas, zat kimia, atau yang dikombinasikan
dengan substansi lain, maka warna asbes dapat berubah. Asbes adalah suatu komponen umum
yang biasanya digunakan dalam berbagai hal seperti pabrik, industri, bangunan, dan
konstruksi. Asbes juga dapat memproduksi lebih dari 3.000 produk oleh daya tahannya atau
seperti tahan terhadap api dan dapat juga bisa untuk di isolasi.

2.2 Asbestosis
2.2.1 Pengertian
Asbestosis merupakan suatu gangguan pernapasan manusia yang dapat disebabkan
karena menghirup serat asbes dalam jangka waktu yang lama, dapat juga ditandai dengan
nafas pendek yang disebabkan karena ada pembentukan jaringan parut dan adanya kerusakan
pada jaringan paru-paru yang dapat menurunkan fungsi pada paru.
Asbestosis dapat disebabkan karena debu abses. Apabila terhirup oleh manusia serat
abses ini akan mengendap didalam paru-paru dan dapat juga mempengaruhi parenkim
jaringan paru-paru dapat menjadi jaringan parut. Abses yang dihirup ini dapat menyebabkan
penebalan pada pleura. Terjadinya apabila sudah jangka panjang pada paparan asbes nya,
contoh nya seperti pada pertambangan.
Asbestos ini yaitu terdiri dari serat silikat mineral yang isinya komposisi kimiawi yang
berbeda-beda. Asbes ini merupakan mineral yang bisa juga dijadikan seperti wol ini berasal
dari produk alam mineral yang telah diketahui dapat tahan terhadap panas dan juga korosi,
tidak dapat meneruskan arus listrik, tahan juga terhadap asam kuat, serat yang kuat juga
fleksibel, gampang untuk digunakan bersama dapat juga digunakan secara luas di dalam
pembangunan dan pabrik industri.
Ada lima jenis kristal debu asbestosis yang pertama Chrysotile, yang kedua Crocidolite,
yang ketiga Anthophyllite, yang keempat Tremolite, dan yang kelima Actinolite. Paling banyak
digunakan adalah asbestos golongan chrysotile, karena serat nya yang panjang dan juga yang
paling kuat diantara yang lainnya. Asbestos memang tidak lagi dipakai sebagai penyekat, zat
ini merupakan zat yang masih menjadi sorotan orang-orang karena adanya bahaya yang
berasal dari bangunan atau pembangunan yang sekatnya ini masih menggunakan asbestos.
Sumber
2.2.2 Patofisiologi
Serat atau zat-zat dari bahan asbes yang terhirup oleh manusia akan menempel atau
bisa disebut terdeposisi di paru-paru, yang tepatnya di bronkus yang dimana dari percabangan
bronkus yang utama sampai di bagian bronkiolus dan juga alveolus. Serat atau zat dari
asbestos akan menyebabkan inflamasi pada sel di sekitarnya yaitu sel epitel yang mana
makrofag atau sistem imun akan bekerja untuk menyerang serat atau zat dari asbestos tersebut.
Beberapa dari serat asbes akan memasuki ke jaringan interstitium yang dimana secara
penetrasi oleh makrofag. Makrofag yang sudah rusak atau tidak berfungsi lagi akan
mengeluarkan ROS atau Reactive oxygen species yang dimana ROS tersebut menyebabkan
kerusakan pada jaringan dan sitokin-sitokin meliputi TNF atau Tumor Necrosis Factor,
metabolit asam arakidonat yang sudah mulai untuk menyebabkan inflamasi pada daerah
alveoli dan juga Interleukin 1. Sel yang terganggu yaitu sel epitel yang terganggu sebelumnya
akan mengakibatkan pengeluaran sitokin.
Asbestosis yang terinhalasi lebih parah akan mengakibatkan kerusakan yang parah
juga, termasuk inflamasi dari alveolus akan lebih parah dan juga dapat menyebabkan
kerusakan jaringan yang lebih parah.

2.2.3 Faktor resiko dan Gejala


Faktor resiko pada pekerja Penambang asbes, Penggiling asbes, Ahli mekanik dan
pesawat terbang, Pekerja konstruksi bangunan, Pekerja yang biasanya memperbaiki penyekat
yang terbuat dari asbes, Ahli elektronik, orang yang bekerja di perkapalan yang fatal
menyebabkan terapi tidak lagi efektif, Operator mesin uap, Pekerja di jalan kereta api,
Kontraktor konstruksi, Teknisi seperti (pemanasan, ventilasi atau telekomunikasi, Pengecat
dan dekorator, Pengawas bangunan, Pekerja pemeliharaan bangunan).
Gejala biasa yang dialami seperti, sesak nafas merupakan gejala utama dari asbestosis
awalnya hanya akan merasakan sesak saat bekerja tapi semakin lama akan semakin
merasakan sesak saat beristirahat. Gejala selanjutnya yaitu, seperti batuk serta nyeri dada
dapat memperburuk penyakit juga dapat mengalami seperti batuk kering serta merasakan nyeri
dibagian dada yang rasanya hilang timbul. Gejala terakhir biasanya dialami oleh penderita
yang lebih lanjut dapat terjadi deformitas jari atau biasa disebut clubbing finger.
2.2.4 Komplikasi
Pasien dengan asbestosis akan mempunyai resiko lebih tinggi untuk perkembangan
kondisi yang lebih serius, pleural disease merupakan salah satu komplikasi dari penyakit
asbestos dengan penebalan di dinding yang menutupi paru-paru atau bisa disebut dengan
pleura. Mesothelioma merupakan kanker yang berdampak pada lapisan yang melapisi dinding
paru-paru atau pun abdomen dan juga ada kanker paru-paru sebagai salah satu komplikasi
dari penyakit asbestosis. Jika pasien seorang perokok, maka merokok juga menjadi peluang
terjadinya kanker paru yang lebih meningkat.
2.2.5 Pemeriksaan dan Diagnosis
Asbestosis merupakan suatu penyakit yang untuk dilakukannya pemeriksaan cukup
terbilang sulit, hal tersebut beralasan karena untuk asbestosis memiliki tanda dan gejala yang
serupa dengan penyakit sakura pernapasan yang lainnya. Maka dari itu di perlukan
pemeriksaan penunjang yang bertujuan untuk menegakkan diagnosis dari asbestosis tersebut.
1. Foto toraks
Pada asbestosis terdapat corak radio opak yang berlebih di jaringan paru-paru. Jika
tidak diberikan penanganan foto toraks bisa terlihat seperti honeycomb
2. Spirometri
Pemeriksaan spirometri bertujuan untuk melihat kondisi atau fungsi paru-paru pada
pasien. Dengan konsep pengukuran berapa banyak udara yang masuk ke paru-paru, tes
ini dapat berfungsi untuk mengukur hitungan udara yang berpindah ke aliran darah.
3. CT-Scan
Pemeriksaan ini bertujuan untuk pemeriksaan awal yang dapat mendeteksi apakah
adanya asbestosis atau tidak.
2.2.6 Terapi dan Pencegahan
Tidak ada terapi yang dapat menghilangkan efek asbes pada alveoli. Terapi biasanya
hanya fokus pada pencegahan penyakit yang dapat memperburuk dan juga untuk mengurangi
gejala dari asbes. Pada pasien yang mengalami gangguan pada pernapasan akan diberikan
obat inhaler, atau oksigen tambahan yang dapat mengurangi sesak nafas, obat ini merupakan
obat yang dapat mengurangi sekresi pada jalan pernapasan dan dapat mengurangi rasa nyeri,
ketika gejala nya sangat besar akan dipertimbangkan lagi untuk transplantasi pada paru-paru
nya.
Pencegahan
A. Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupakan pencegahan yang dapat mengurangi faktor resiko
seblum terjadi terserangnya suatu penyakit. Pencegahan primer merupakan pencegahan
penyakit yang semakin hari semakin bertambah buruk dapat juga mencegah penyakit
yang sudah menetap. Apabila sebelumnya sudah di diagnosis perlu mendapatkan
pencegahan primer tersier agar untuk mencegah suatu penyakit ini yang akan
bertambah buruk, mencegah juga penyakit supaya tidak dapat menetap di dalam tubuh
manusia.
B. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder tersier merupakan pencegahan yang melakukan deteksi dini
penyulit dan deteksi dini pajanan zat bisa menumbuhkan penyakit. pemeriksaannya
dilakukan kepada orang yang bekerja yang terpajan zat beresiko tinggi dapat
menimbulkan terjadinya gangguan kesehatan. Pemeriksaannya dilakukan saat pertama
bekerja dan sampai seterusnya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manfaat dari bahan asbes untuk insulasi panas di bidang teknik yang mempunyai
potensi berbahaya pada kesehatan tubuh manusia. Ketika mendapatkan terpaan dari
temperatur yang tinggi secara terus menerus dalam waktu yang lama bisa membuat rapuhnya
bahan insulasi yang panas, kemudian serat-serat asbes yang awalnya terikat secara kuat di
dalam matrix ini ada bahan insulasi untuk mempermudah lepasnya dan dapat diemisikan ke
lingkungan. Serat asbes yang terhirup oleh manusia melalui sistem pernafasan dan juga
pengendapannya telah terjadi didalam paru-paru manusia. Dapat memicu yang menimbulkan
kanker paru jenis mesothelioma yang parah atau bisa dibilang mematikan. Oleh sebab itu
perlu melakukan pemeriksaan rutin agar ketahanan bahan insulasi yang panas ini dan juga
yang mengandung serat asbes dapat memastikan apabila bahan insulasi ini tidak rapuh dan
tidak dapat untuk mengemisikan serat asbes kepada lingkungan. Ada juga personil yang
terlibat dalam secara langsung didalam perawatan pipa yang panas berinsulasi dari bahan
asbes harus diberikan pemahaman terhadap bahaya dari inhalasi serat asbes yang diberikan
proteksi secara keseluruhan untuk menghindari dari buruk nya dampak inhalasi serat asbes ini
yang melalui sistem pernafasan manusia.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK555985/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK304374/
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JKS/article/viewFile/3250/3065
http://perdoki.or.id/pdf/26.pdf
https://www.euro.who.int/__data/assets/pdf_file/0015/123072/AQG2ndEd_6_2_asbestos.PD
F
https://pubs.usgs.g
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/1982
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/89581/F.%20K_Makalah_Rony%20
P_Asbestosis%20dengan%20Segala%20Permasalahannya.pdf?sequence=1&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai