Anda di halaman 1dari 10

JURNAL PRAKTIKUM FITOKIMIA 20211

“Isolasi”

Rabu, 20 Oktober 2020

Dilaporkan Oleh:

Nama : Hasnia Pratiwi

NIM : 182210101124

Bagian Biologi Farmasi Fakultas Farmasi

Universitas Jember

2020
I. TUJUAN
I.1 Pada akhir praktikum diharapkan mahasiswa dapat memahami dan dapat
melakukan isolasi flavonoid dari daun ketela pohon berikut analisis kualitatif
golongan senyawa tersebut dengan metode kromatografi lapisan tipis.
I.2 Mahasiswa mengetahui langkah-langkah isolasi, mampu melakukan isolasi kafein
dari daun teh dan mengidentifikasi isolat yang diperoleh
I.3 Mahasiswa diharapkan dapat memahami prinsip dan melakukan isolasi piperin
dari Piperis nigri fructusatau Piperis albi fructus beserta analisis kualitatif hasil
isolasi dengan metode kromatografi lapisan tipis.
I.4 Setelah mengikuti praktikum, diharapkan mahasiswa dapat memahami prinsip
isolasi minyak atsiri dan dapat mengerjakan isolasi beserta identifikasinya dengan
kromatografi lapis tipis

II. ALAT DAN BAHAN


II.1 Alat

II.1.1 Isolasi Glikosida Flavonoid dari Daun Ketela Pohon (Manihot


Utillissimapohl)

1. Panic infus 6. UV 366 nm


2. Corong buchner 7. Chamber
3. Lemari es 8. Botol semprot
4. Erlenmeyer 9. Timbangan analitik
5. Vortex

II.1.2 Isolasi Kafein dari Daun Teh

1. Beaker glass 7. Lampu spiritus


2. Hot plate 8. Botol semprot
3. Corong pisah 9. UV 254 nm
4. Rotavapor 10. Chamber
5. Cawan porselin 11. Timbangan analitik
6. Corong gelas

II.1.3 Isolasi Piperin Dari Fructus Piperis Nigri Atau Albi


1. Soxhlet 7. Eksikator
2. Batu didih 8. Kapur tohor
3. Penangas air 9. Botol semprot
4. Glass wool 10. UV 254 nm
5. Lemari es 11. Chamber
6. Oven 12. Timbangan analitik

II.1.4 Isolasi Minyak Atsiri dari Rimpang Jahe

1. Timbangan analitik 4. Vial


2. Destilator stahl 5. Chamber
3. Batu didih

II.2 Bahan
II.2.1 Isolasi Glikosida Flavonoid dari Daun Ketela Pohon (Manihot Utillissima
pohl)

1. Simplisia Manihot 5. Silica gel F254


utilissima Pohl 6. Asam asetat 15%
2. Kertas saring 7. Larutan rutin dalam
3. Air metanol 50 %
4. Methanol-air 8. Ammoniak

II.2.2 Isolasi Kafein dari Daun Teh

1. Simplisia Camelia sinensis 6. Kertas saring


2. Aquadest 7. Etanol
3. Natrium karbonat 8. Silica gel F254
4. Asam sulfat 10% 9. Larutan kafein dalam
5. Kloroform metanol

II.2.3 Isolasi Piperin Dari Fructus Piperis Nigri Atau Albi


1. Piper nigrumatau Piper 6. Diklorometana
album 7. Etil asetat
2. Kertas saring 8. Larutan sampel dan larutan
3. Etanol 96% standar piperin
4. KOH-etanolik 10% 9. Nisaldehid asam sulfat
5. Silica gel F254

2.2.4 Isolasi Minyak Atsiri dari Rimpang Jahe

1. Simplisia rimpang Zingiber 4. Benzena


officinale 5. Etil asetat
2. Air 6. Larutan vanilin dalam asam
3. Silica gel F254 sulfat pekat

III.
III. METODE
III.1 Isolasi Glikosida Flavonoid dari Daun Ketela Pohon (Manihot Utillissima pohl)
3.1.1 Isolasi

Ditimbang 40 gram serbuk bahan, dimasukkan dalam panci infus dan ditambahkan 240 ml
air. Didihkan selama 30 menit.

Campuran disaring melalui corong buchner sehingga diperoleh filtrat yang jernih dan
dipindahkan ke dalam erlenmeyer 250 ml yang bersih.

Diimpan dalam lemari es selama 1minggu,sehingga terbentuk kristal amorf putih


kekuningan.

Dituangkan sebagian besar larutan jernih dengan hati-hati agar kristal tidak ikut tertuang,
kemudian kristal yang ada pada dasar erlenmeyer disaring melalui kertas saring yang telah
ditara.

Jika masiha da kristal yang menempel pada dasar erlenmeyer dibilas dengan air suling dan
dituangkan bilasan ke kertas saring, cuci kristal dengan 10 ml air es.

Kertas saring dikeringkan bersama endapan pada suhu 50℃, kemudian ditimbang untuk
memperoleh rendemen dari hasil yang didapat.

3.1.2 Identifikasi

Diambil sedikit padatan dengan ujung spatel kecil, dilarutkan dalam 2 ml campuran
metanol-air sama banyak, divorteks hingga larut.

Larutan siap dianalisis secara kualitatif dengan kromatografi lapis tipis dengan kondisi
sebagai berikut:

Fase diam silica gel F254, fase gerak asam asetat 15 %, cuplikan larutan sampel dan
pembanding larutan rutin dalam metanol 50 %. deteksi dengan uap amoniak, dibawah sinar
tampak dan UV 366nm

Setiap kali dideteksi, bercak flavonoid yang terlihat ditandai dengan sebuah titik di sebelah
kanan dan kirinya.

Dicatat dan bandingkan harga Rf, sertawarna yang terbentuk.


3.2 Isolasi Kafein dari Daun Te

3.2.1 Isolasi

Sebanyak 20 gram daun teh yang telah dihaluskan dimasukkan kedalam beaker glass 500
ml, kemudian tambahkan 100 ml aquades dan 5 gram Natrium Karbonat

Campuran tersebut selanjutnya dipanaskan selama 20 menit sambil diaduk-aduk (apabila


volume berkurang tambahkan air)

Campuran tersebut kemudian disaring dalam keadaan panas

Filtrat yang diperoleh dibiarkan dingin, setelah dingin tambahkan larutan asam sulfat 10%
hingga pH netral

Filtrat netral yang diperoleh selanjutnya dimasukkan dalam corong pisah dan ditambah
dengan kloroform(CHCl3) sama banyak

Dikocok dan diamkan beberapa saat hingga diperoleh dua fase

Fase CHCl3 (bagian bawah) dikumpulkan,sedangkan fase air ditambahkan CHCl3 seperti pada
prosedur diatas.

Fase kloroform yang diperoleh dikumpulkan dan diuapkan dengan penguap putar
(rotavapour) hingga volume kurang lebih 10 ml.

Hasil rotavapor dikumpulkan dan ditambah air panas sedikit (± 1 ml), dan disimpan dalam
lemari es hingga terbentuk kristal kafein((±1 minggu)
3.2.2 Pemurnian (cara sublimasi)

Kafein dimasukkan ke dalam cawan porselin kecil, ditutup dengan kertas saring yang diberi
lubang, dan terakhir ditutup dengan corong gelas terbalik yang lubangnya disumbat dengan
kapas dan dilengkapi dengan kertas saring berbentuk kerucut

Kemudian cawan dipanasi dengan api kecil (lampu spiritus) pelan-pelan selama 10 menit,
dan didinginkan selama 15 menit

Corong dibuka, maka akan didapatkan kristal kafein berbentuk jarum yang akan menempel
dibawah kertas saring dalam cawan

Hasil ditimbangdan diidentifikasi dengan KLT

3.2.3 Identifikasi

Diambil sedikit padatan dengan ujung spatel kecil, dilarutkan dalam kloroform

Larutan siap dianalisis secara kualitatif dengan kromatografi lapis tipis dengan kondisi
sebagai berikut:

a.Fase diam : Silica gel F254


b.Fase gerak : CHCl3: Etanol (9,5 : 0,5)
c.Cupilkan: larutan sampel dan pembanding larutan kafeindalam metanol
d.Deteksi: UV 254nm

Dicatat dan bandingkan harga Rf yang diperoleh serta warna yang terbentuk
3.3 Isolasi Piperin Dari Fructus Piperis Nigri Atau Albi

3.3.1 Isolasi

Ditimbang 30 gram serbuk merica, dimasukkan ke dalam alat penyari Soxhlet yang telah
dipasang kertas saring, kemudian ditambahkan etanol 96% paling sedikit sebanyak 2 kali
sirkulasi (± 120ml)

Jangan lupa untuk ditambahkan batu didih

Penyarian dilakukan selama 2 jam dengan kecepatan 6-8 sirkulasi per jam

Setelah dingin, dipisahkan sari dari bagian yang tidak terlarut dengan penyaringan melalui
kertas saring

Filtrat yang diperoleh diuapkan diatas pemanas air sampai kering atau konsistensi kental

Kemudian ditambahkan 10 ml KOH-etanolik 10% sambil diaduk-aduk sehingga timbul


endapan

Setelah mengendap, dipisahkan sari dari bagian yang tidak larut melalui glass wool

Sari jernih yang didapat didiamkan dalam almari es sampai hari praktikum yang akan
datang, atau sampai pembentukan kristal optimal
3.3.2 Pemurnial

Kristal yang timbul dipisahkan, dicuci dengan etanol 96% (dingin) dan dikeringkan dalam
almari pengering pada suhu 40 C selama 30-45 menit kemudian disimpan dalam eksikator
yang dilengkapi kapur tohor

Kristal yang diperoleh ditimbang dan diidentifikasi dengan KLT

3.3.3 Identifikasi

Diambil sedikit padatan dengan ujung spatel kecil, dilarutkan dalam etanol

Larutan siap dianalisis secara kualitatif dengan kromatografi lapis tipis dengan kondisi
sebagai berikut:

a.Fase diam : Silica gel F254


b.Fase gerak : Diklorometana : Etil asetat (75 : 25)
c.Cupilkan: larutan sampel dan larutan standar piperin
d.Deteksi: UV 254nm, disemprot dengan anisaldehid asam sulfat dan dipanaskan 110 C
selama 10 menit

Dicatat dan bandingkan harga Rf yang diperolehserta warna yang terbentuk


3.4 Isolasi Minyak Atsiri dari Rimpang Jahe

3.4.1 Isolasi

Ditimbang 15gram serbuk jahe, dimasukkan ke dalam labu destilasi stahl kemudian
ditambahkan air sebanyak 300 mL dan batu didih

Dihubungkan labu dengan pendingin dan alat penampung berskala

Didihkan labu dengan pemanasan yang sesuai selama 3 jam atau sampai minyak atsiri
terdestilasi secara sempurnadan tidak bertambah lagi dalam bagian penampung berskala

Jika sejumlah volume minyak atsiri tertampung dalam bagian penampung berskala,
pencatatan dapat dilakukan dengan pembacaan sampai 0,1 mL, dan volumeminyak atsiri
ditentukan untuk setiap 100 garam serbuk kering

Kemudian minyak atsiri ditampung yang diperoleh dalam vial.

4.4.2 Identifikasi

Kromatografi lapis tipis :

a.Fase diam: Silica gel F254


b.Fase gerak: Benzena: Etil asetat (9,5 : 0,5)
c.Cuplikan: Minyak atsiri hasil destilasi
d.Deteksi: Larutan vanilin dalam asam sulfat pekat (muncul beberapa noda berwarna ungu,
merah, coklat)

Anda mungkin juga menyukai